1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangatlah bermacam-macam, dimulai dari kebutuhan
pokok
hingga
kebutuhan
tambahan.
Seiring
dengan
berkembangnya zaman, semua manusia selalu ingin meningkatkan kebutuhannya. Sebagai contoh kebutuhan pokok adalah sandang, pangan, dan papan sedangkan kebutuhan tambahan diartikan sebagai hiburan. Salah satu kebutuhan pokok selain sandang, pangan, dan papan adalah air. Kebutuhan akan air sangatlah penting bagi kehidupan sehari-hari. Air dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup karena tanpa air makhluk hidup akan mati. Di dalam tata kehidupan masyarakat, air memegang peranan penting untuk kebutuhan manusia. Sebagai contoh untuk keperluan rumah tangga seperti kebersihan diri dan menyiram tanaman atau irigasi. Dari kebutuhan diri tersebutlah air dimanfaatkan sebagai air minum demi memenuhi kebutukan metabolisme tubuh. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, pengertian air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
2
Untuk menjaga keseimbangan, tubuh orang harus kemasukan air kira-kira 2 liter tiap hari. Orang dapat bertahan hidup berminggu-minggu lamanya tanpa makanan, tetapi tanpa minum air hanya akan tahan 3 sampai 4 hari saja. Setiap saat ada sejumlah air yang keluar tubuh, dengan cara penguapan pada permukaan tubuh, pada waktu transpirasi, berpeluh, pada pernapasan, dan pada waktu buang air. Air menguap melalui pori kulit sekitar 500 CC selama satu hari, yang dikeluarkan oleh kelenjarkelenjar peluh kira-kira 1.000 CC, dan ini sangat tergantung pada temperatur setempat dan situasi orang, yang dikeluarkan sebagai uap pada pernapasan lebih kurang 300 CC, dan kecuali itu juga ada yang dikeluarkan pada waktu buang air untuk keperluan pembersihan tubuh dari bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam tubuh atau yang dipisahkan di dalam tubuh.1 Mengingat pentingnya air bagi kehidupan manusia, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air guna menjamin kualitas air untuk kehidupan bangsa Indonesia. Tujuan pengelolaan kualitas air adalah untuk menjamin kualitas air yang diinginkan sesuai dengan peruntukannya, sedangkan tujuan pengendalian air adalah untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air
1
Ruslan H Prawiro, 1988, “Ekologi Lingkungan Pencemaran”, penerbit Satya Wacana, Semarang, hlm. 66.
3
melalui upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air. 2 Dalam memenuhi kebutuhan terhadap air pada khususnya adalah air minum, banyak orang yang lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat praktis. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukan banyak orang dalam mencari dan memenuhi penghasilan untuk kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat inilah sering kali memunculkan beragam produk-produk baru yang secara praktis dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu dari produk praktis itu adalah produk air minum isi ulang. Munculnya air minum isi ulang kini lebih praktis, di dalam masyarakat sering disebut sebagai Air Minum Isi Ulang (AMIU) sedangkan produk dari air isi ulang dalam bentuk kemasan yang dikemas sedemikian rupa sering disebut sebagai Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Dengan adanya AMIU dan AMDK masyarakat telah banyak diuntungkan dari aspek ekonomis. Hal ini juga berbalik menguntungkan bagi pelaku usaha itu sendiri. Para pelaku usaha kini berlomba-lomba untuk menciptakan air minum isi ulang yang layak untuk dikonsumsi. Kemunculan Depot Air Minum di berbagai daerah dengan menawarkan harga yang terjangkau sangat membantu para konsumen untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan. Harga air minum isi 2
Sukanda Husin, 2009, “Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia”, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 63.
4
ulang pada Depot Air Minum memang lebih terjangkau bila dibandingkan dengan air minum isi ulang merek terkenal seperti Aqua, Ades, Aquaria, Nestle dan lain-lain. Selain menawarkan harga yang terjangkau Depot Air Minum juga menawarkan jasa layanan pesan antar ke rumah konsumen. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum, yang dimaksud dengan Depot Air Minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Sedangkan pengertian air baku dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (3) dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang sama yaitu bahwa Air baku adalah air yang belum diproses atau sudah diproses menjadi air bersih yang memenuhi persyaratan mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum untuk diolah menjadi produk air minum. Di kota Yogyakarta sendiri khususnya daerah Turi yang terletak di Kabupaten Sleman
perkembangan Depot Air Minum Isi Ulang
(selanjutnya disebut dengan DAMIU) telah berkembang dengan pesat. Selain air isi ulang ini memang sangat diminati oleh masyarakat faktor lain karena kondisi air sumur masyarakat di kawasan Turi semakin menipis, ada juga yang menggantungkan pada Perusahaan Daerah Air Minum (selanjutnya disebut dengan PDAM) yang tidak lagi berjalan dengan normal. Dengan kepraktisan dan kemudahan yang didapatkan oleh
5
masyarakat seringkali masyarakat kurang peduli dengan kualitas air minum yang dikonsumsi tersebutapakah sudah memenuhi standar mutu apakah belum. Standar mutu pada air minum sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat dan pengawasan kualitas air minum yang telah diganti dengan Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang ditulis lebih ringkas dengan menempatkan detail tata laksana pengawasan kualitas air minum dengan Permenkes tersendiri yaitu Permenkes Nomor 736/Menkes/Per/IV/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP. 3 Banyak DAMIU di Kabupaten Sleman yang tidak memiliki sertifikat higiene sanitasi. Dari 129 DAMIU yang ada hanya tiga yang sudah memiliki serifikat tersebut. Tujuan dari sertifikat higiene sanitasi adalah untuk menjaga kelayakan produk serta melindungi konsumen. Disamping itu adanya sertifikat tersebut bisa menjadi kontrol bagi
3
Pasal 4 ayat (1) Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
6
Pemerintah dalam hal kesehatan produk. Sertifikat tersebut juga untuk memacu pengusaha agar selalu menjaga kualitas produksinya. 4 Keberadaan Depot Air Minum di Kabupaten Sleman seperti yang diterangkan diatas, dengan berbagai tahapan proses seperti penyulingan air belum sepenuhnya menjamin kualitas air minum yang dihasilkan. Hal ini harus diimbangi dengan pemeriksaan dari Dinas Kesehatan atau instansi terkait untuk memeriksa kualitas serta kelayakan air minum secara berkala. Air minum tersebut harusbebas dari pencemaran bakteriologi yang mempengaruhi aspek kesehatan para konsumen. Berdasarkan Keputusan
Menteri
Perindustrian
dan
Perdagangan
Nomor
651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum, terdapat berbagai teknis pengawasan yang harus dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan terhadap kualitas air tersebut. Pemerintah harus melakukan perlindungan kepada konsumen dan juga pelaku usaha. Baik keduanya memiliki hak dan kewajiban yang harus dilindungi. Hubungan antara pelaku usaha dengan konsumen merupakan hubungan yang terus menerus dan berkesinambungan. Hubungan tersebut terjadi karena keduanya memang saling menghendaki dan mempunyai tingkat ketergantungan yang cukup tinggi antara yang satu dengan yang
4
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/02/13/njpi0b-banyak-depot-air-minum-disleman-tak-bersertifikat-higiene-sanitasi , Banyak Depot Air Minum di Sleman tak Bersertifikat Higiene Sanitasi oleh Julkifli Marbun, diakses 3 Desember 2014.
7
lain. Pelaku usaha sangat membutuhkan dan sangat bergantung pada konsumen sebagai pelanggan. Tanpa dukungan konsumen tidak mungkin pelaku usaha dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Sebaliknya kebutuhan konsumen sangat tergantung dari hasil produksi pelaku usaha.5 Perlunya perlindungan konsumen tidak lain karena lemahnya posisi konsumen dibandingkan posisi produsen. Proses sampai hasil produksi barang atau jasa dilakukan tanpa campur tangan konsumen sedikit pun. Tujuan hukum perlindungan konsumen secara langsung adalah untuk meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen. Secara tidak langsung, hukum ini juga akan mendorong produsen untuk melakukan usaha dengan penuh tanggung jawab. 6 Dalam memberikan perlindungan hukum bagi konsumen dengan cara intervensi negara untuk melindungi hak-hak konsumen dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Terhadap posisi tawar konsumen yang lemah tersebut, maka ia harus dilindungi oleh hukum. Hal itu dikarenakan salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan perlindungan (pengayoman)
kepada
masyarakat.
Perlindungan
hukum
kepada
masyarakat tersebut harus diwujudkan dalam bentuk kepastian hukum yang menjadi hak konsumen. 7
5
Abdul Halim Barkatullah, 2010, “Hak-Hak Konsumen”, Penerbit Nusa Media, Bandung, hal.14. Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2008, “Hukum Perlindungan Konsumen”, Sinar Grafika, Jakarta, hal.10. 7 Abdul Halim Barkatullah, 2010, “Hak-Hak Konsumen”, Penerbit Nusa Media, Bandung, hal.24. 6
8
Dalam hal pemenuhan terhadap perlindungan konsumen telah ada Undang-undang yang menjamin tentang kepastian hukum bagi konsumen itu sendiri yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, selanjutnya disebut dengan UUPK. Namun banyak konsumen yang belum terpenuhi hak-haknya oleh pelaku usaha. Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan mengkhususkan penelitian ini pada Depot Air Minum yang berada di daerah Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perlindungan konsumen dari pelaku usaha Depot Air Minum terhadap konsumen pengguna air isi ulang pada Depot Air Minum yang berada di daerah Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta? 2. Faktor-faktor apakah yang menjadi kendala dalam upaya untuk memberikan perlindungan hukum bagi konsumen pengguna air isi ulang pada Depot Air Minum yang berada di daerah Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta dan bagaimana cara mengatasinya? 3. Bagaimana upaya penyelesaian sengketa yang ditempuh konsumen apabila dirugikan oleh pelaku usaha Depot Air Minum?
9
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa hal mengenai tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui pelaksanaan perlindungan konsumen dari pelaku usaha Depot Air Minum terhadap konsumen pengguna air isi ulang pada Depot Air Minum yang berada di daerah Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta; b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala dalam upaya untuk memberikan perlindungan hukum bagi konsumen pengguna air isi ulang pada Depot Air Minum yang berada di daerah Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta dan cara mengatasinya; dan c. Untuk mengetahui upaya penyelesaian sengketa yang ditempuh konsumen apabila dirugikan oleh pelaku usaha Depot Air Minum. 2. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data dan informasi mengenai objek penelitian tersebut yang diperlukan dalam menyusun penelitian hukum dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
10
D. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian dapat diketahui setelah melakukan penelusuran terhadap berbagai penelitian yang pernah dibuat di Perpustakaan Fakultas Hukum UGM, database perpustakaan lainnya dan Internet. Berdasarkan penelusuran peneliti, ada beberapa penelitian yang meneliti tentang perlindungan
konsumen
terkait
perlindungan
terhadap
konsumen
pengguna DAMIU, yaitu: 1. Skripsi oleh Titis Ayu Widowati P, Fakultas Hukum UGM, pada tahun 2010
dengan
Judul
“Perlindungan
Konsumen
Pengguna
Jasa
Perusahaan Daerah Air Minum Kulon Progo Ditinjau dari Undangundang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus PDAM Kulon Progo)” dengan fokus pembahasan mengenai penerapan Pasal 4, 5, 6, dan 7 terkait dengan hak dan kewajiban pelanggan PDAM dan pelaku usaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dalam kasus PDAM serta upaya-upaya penyelesaian yang dilakukan terhadap pelanggan PDAM yang dirugikan. 2. Skripsi oleh Puspa Wikansari, Fakultas Hukum UGM, pada tahun 2012 dengan Judul “Perlindungan Hukum Konsumen Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Yogyakarta” dengan fokus pembahasan mengenai pelaksanaan perlindungan konsumen dari pelaku usaha Depot Air Minum terhadap konsumen pengguna air isi ulang pada Depot Air Minum yang berada di wilayah Kota Yogyakarta, serta
11
upaya yang dapat dilakukan oleh konsumen apabila dirugikan oleh pihak pelaku usaha Depot Air Minum. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan peneliti lakukan karena kajian hukum dan/atau landasan yuridis yang dipakai berbeda. Landasan hukum yang dipakai oleh penelitian ini lebih menekankan pada persetujuan prinsipil yang diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 705/MPP/Kep/II/2003 tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum dalam Kemasan dan Perdagangannya, sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memakai aturan hukum yang lebih spesifik yang mengatur tentang depot air minum secara langsung yaitu Keputusan
Menteri
Perindustrian
dan
Perdagangan
No
651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum, serta pengaturan tentang pengawasan pemeliharaan kualitas air minum yang diatur dalam Permenkes No. 736/Menkes/Per/IV/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan kualitas Air Minum. 3. Skripsi oleh Fatimah Indra, Fakultas Hukum Universitas Andalas, pada tahun 2011 dengan Judul “Penerapan Standar Mutu Air Minum Isi Ulang Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Konsumen Di Kota Padang” dengan fokus pembahasan mengenai penerapan standar mutu pada air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air di kota Padang, upaya Dinas Kesehatan di Kota Padang dalam pembinaan dan pengawasan kualitas air minum isi ulang serta bentuk perlindungan
12
hukum bagi konsumen yang dirugikan akibat kelalaian penerapan standar mutu kualitas air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air. Berdasarkan pengamatan peneliti, penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dari dua penelitian tersebut. Pertama, peneliti tidak meneliti kasus yang subjeknya adalah Perusahaan Daerah, yang kedua memang benar peneliti akan meneliti pada DAMIU namun lokasi yang dipilih berbeda serta dalam penelitian yang dilakukan peneliti nantinya tidak hanya mengungkap fakta yang terjadi pada konsumen namun juga akan meneliti peningkatan mutu kualitas air minum isi ulang itu sendiri. Peneliti juga akan mengungkapkan faktor penghambat yang menjadi kendalan dalam perlindungan konsumen khususnya konsumen air minum DAMIU. Berdasarkan pengamatan peneliti, penelitian tentang perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna air minum isi ulang di daerah Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta sampai saat ini belum pernah ada. Akan tetapi apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian yang sama atau sejenis, maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya.
E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk kepentingan akademis maupun kepentingan praktis, yaitu: 1. Kegunaan Akademis
13
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu hukum dan bagi
hukum
perlindungan
konsumen
pada
umumnya,
serta
memberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang informasi yang
diperlukan
bagi
masyarakat
sebagai
konsumen
yang
menggunakan jasa DAMIU agar tidak dirugikan oleh para pelaku usaha dan konsumen bisa dilindungi hak-haknya. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai konsumen yang dalam kehidupan sehari-hari menggunakan dan mengkonsumsi air minum isi ulang yang berasal dari Depot Air Minum. Serta penelitian ini diharapkan bisa memberikan kejelasan yuridis terhadap pembangunan Depot Air Minum yang lebih baik lagi.