BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Tak terkecuali pada kehidupan sehari hari terdapat berbagai macam kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, diantaranya ada kebutuhan primer, skunder dan tersier. Banyak para pengusaha pengusaha baru yang muncul untuk mendirikan suatu bidang usaha. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia yang semakin banyak untuk dipenuhi, sehingga para pengusaha mencoba untuk menyediakan kebutuhan kebutuhan yang diperlukan oleh para konsumen untuk memperoleh laba. Para pengusaha menawarkan berbagai macam produk atau jasa yang beragam kegunaanya. Begitu banyaknnya penawaran yang dilakukan oleh para pengusaha, menyebabkan para konsumen lebih kritis dalam pemilihan suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Terlebih lagi untuk barang barang yang sifatnya adalah barang kebutuhan tersier. Seiringnya dengan banyaknya pengusaha baru yang bermunculan, para konsumen menuntut agar para pengusaha lebih memperhatikan strategi pemasarannya, tidak hanya sekedar memasarkan barang tetapi lebih dari itu yaitu menciptakan kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai dengan pengertian perilaku konsumen oleh Henry Faizal Noor (2007:247) kencenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi, untuk memaksimumkan kepuasannya. Sehingga pengusaha harus lebih memikirkan tentang strategi pemasarannya. Basu Swasta (2000:4) bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli pembeli potensial. Para pengusaha berusaha lebih keras untuk memahami apa yang menjadi keinginan dari konsumen sehingga pengusaha dapat mempertahankan pelanggannya. Selain itu dengan mengetahui perilaku konsumen saat ini para pengusaha dapat mempertahankan posisinya dalam dunia usaha. Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Dengan mengetahui perilaku konsumen dan memperhatikan strategi pemasaranya, pengusaha dapat meningkatkan eksistensinya dalam pasar. Strategi pemasaran yang dijalankan para pengusaha sangat bermacam macam. Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa yang dijual pada saat mereka membutuhkan atau memerlukannya serta memberikan kepuasan yang maksimal terhadap konsumen. Tugas pengusaha untuk memasarkan suatu produk terdiri dari beberapa aktifitas diantaranya yang tergabung dalam bauran pemasaran atau marketing mix yang dikemukakan oleh Philip Kotler (2002:24) yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Pengusaha harus memperhatikan secara cermat produk apa yang akan dipasarkan. Hal yang terpenting adalah penetapan harga oleh pengusaha yang akan ditetapkan untuk bersaing dipasarannya. Selanjutnya adalah pemilihan tempat sebagai salah satu pendukung dalam kegiatan pemasaran dimana tempat yang baik akan menentukan hasil yang diperoleh oleh pengusaha.
Selain itu yang terakhir adalah promosi, para konsumen akan mengetahui adanya produk yang dikeluarkan melalui promosi yang dilakukan oleh masing masing pengusaha. Konsumen akan mempertimbangakan ke empat hal tersebut sebagai dasar pertimbangan dalam pembelian. Penentuan konsumen dalam membeli suatu produk berbeda beda. Pembelian suatu produk jika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tidak akan memberikan kepuasan yang maksimal. Maka dari itu setiap konsumen akan melakukan proses keputusan pembelian dengan mempertimbangakan beberapa hal sebelum melakukan keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard (1994:31) konseptualisasi John Dewey mengenai perilaku proses keputusan sebagai pemecah masalah sangat berpengaruh. Pertimbangan peryataan Ajzen dan Fishoein ini : Pada umumnya .....manusia biasanya sangat rasional dan memanfaatkan secara sistematis informasi yang tersedia untuk mereka ..... orang mempertimbangkan
implikasi
dari
tindakan
mereka
sebelum
memutuskan untuk melibatkan diri atau tidak melibatkan diri dalam perilaku tertentu. Setiap konsumen memiliki keputusan pembelian untuk memenuhi segala kebutuhan. Banyak dari konsumen memilih keputusan yang kurang tepat sehingga akan ada penyesalan dikemudian harinya. Banyak hal yang ada dalam proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2002:185) proses keputusan pembelian model lima tahap terdiri dari pengenalan masalah, pencarian, evaluasi alternatif, keputusan membeli, perilaku sesudah pembelian.
Konsumen dalam memperoleh kepuasan yang maksimal terlebih dahulu akan mempertimbangkan faktor faktor yang melatar belakangi dalam keputusan pembelian. Proses yang dilakukan konsumen dalam pembelian hingga memutuskan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang mendasarinya. Konsumen akan mempertimbangkan keunggulan keunggulan yang ada dalam suatu produk yang di tawarkan oleh pengusaha yang ada. Diantaranya adalah produk yang dikeluarkan, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen baik berupa makanan, barang peralatan rumah tangga ataupun obat obatan yang sesuai dengan konsumen butuhkan, harga adalah kesediaan konsumen untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar produk yang mereka butuhkan, keunggulan yang terdiri dari tempat yang strategis, dan kualitas produk yang ditawarkan, yang menjadi karakteristik yang menonjol yang dikeluarkan oleh suatu bidang usaha. Selain itu terdapat diskon ataupun potongan harga yang diberikan. Service atau pelayanan dimana pengusaha memberikan jasa berupa pelayanan untuk membuat konsumen merasa nyaman. Iklan dan promosi suatu hal yang dilakukan oleh pengusaha untuk memperkenalkan produk yang mereka tawarkan kepada konsumen agar diketahui secara luas. Konsumen lebih memilih suatu bidang usaha yang memberi
kemudahan kemudahan untuk
memperoleh produk yang dibutuhkan dengan cepat tanpa membuang waktu mereka terlalu lama. Tidak terkecuali pada para pengusaha yang bergerak dibidang perdagangan produk barang MLM (Multi Level Marketing). Menurut pengertian dari David Roller (1995) definisi atau pengertian Multi Level Marketing (MLM) adalah
sistem melalui mana sebuah induk perusahaan mendistribusikan barang atau jasanya. Lewat suatu jaringan orang - orang bisnis yang independen tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi di seluruh dunia. Orang-orang bisnis atau para wiraswatawan ini kemudian mensponsori orang-orang lain lagi, untuk membantu mendistribusikan barang dan jasanya, proses orang membantu orang ini bisa diteruskan
lagi
lewat
satu
atau
beberapa
tingkat
pemasukan.
(http://www.lepank.com/2012/08). Untuk bergabung dalam MLM para calon pengusaha harusnya mendaftarkan dirinya untuk menjadi anggota terlebih dahulu untuk mendapatkan hak hak anggota. Pengusaha pengusaha yang menjalankan bisnis ini berlomba lomba untuk menjual produk yang mereka jalankan. Hal ini dilakukan untuk meningkat kan omset mereka dan menambah pendapatan mereka untuk menaikan jabatan mereka dalam MLM. Tentunya konsumen akan semakin selektif dalam mempertimbangkan beberapa hal yang menjadi dasar dalam keputusan pembelian, untuk mecapai tingkat kepuasan yang maksimal. Kota Salatiga adalah kota yang sangat strategis karena terletak diantara dua kota besar yaitu Solo dan Samarang. Banyak pengusaha pengusaha yang menjalankan bisnis yang berbasis Multi Level Marketing (MLM) diantaranya MLM yang bergerak dibidang obat obatan seperti propolis, K- Link, MLM yang bergerak dalam bidang kecantikan yaitu Oriflame, Shopi Martin Paris serta MLM yang bergerak dalam bidang peralatan rumah tangga seperti Tupperware, Tulipware, More Life. Persaingan MLM di kota Salatiga mebuat para pengusaha mengadakan inovasi inovasi untuk menjalan kan bisnisnya agar tidak kalah dengan pesaing pesaingnya, dan mampu bertahan dalam penguasaan pasar.
Salah satunya bisnis MLM Tupperware, Tupperware adalah perusahaan yang telah lebih dari 70 tahun berkecimpung dalam pembuatan produk plastik bermutu. Produk tupperware terbuat dari bahan plastik berkualitas terbaik. Tidal mengandung zat kimia ber racun dan sudah memenuhi standart dari beberapa badan dunia seperti FDA (Food and Drug Administration) Amerika, European Food Safety Authority (Eropa), Japan Food Safety Commision(Jepang), sehingga selain aman digunakan berkali-kali untuk makanan dan minuman (Food Grade) juga ramah lingkungan karena produk Tupperware yang rusak bisa di daur ulang menjadi produk lain seperti bangku plastik, pot tanaman, tempat sampah, dll. (http://www.tupperware.co.id
/050209/0008/)
Produk-produk
Tupperware
dilindungi oleh "Tupperware Lifetime Guarantee" terhadap kerusakan seperti retak,
mengelupas
atau
sumbing
http://ermatupperware.blogspot.com/2010/04
karena hal
ini
penggunaan menjadi
normal.
salah
satu
keunggulan yang dimiliki oleh tupperware. Namun garansi tidak berlaku jika produk terkena gigitan tikus, atau produk rusak karena kesalahan pemakainya konsumen seperti terkena goresan, sayatan pisau, terbakar, meleleh karena terkena api secara langsung. Harga yang diberikan tupperware memang sebanding dengan kualitas yang diberikan. Harga yang ditetapkan tergolong mahal. Harga tempat makan saja bisa mencapai ratusan ribu rupiah, jika barang plastik biasa hanya berkisar puluhan ribu rupiah saja. Jika dibandingkan dengan produk lainnya tupperware memiliki harga yang lebih tinggi dibanding dengan produk plastik lainnya seperti Lion Star , MoreLife, dll.
Distributor menetapkan harga katalog dengan akumulasi 30%
yang akan menjadi laba langsung dari anggotanya. Selain itu kualitas produk yang di keluarkan tupperware sangat terjamin, dimana seal yang ketat menjaga makanan atau minuman tidak tumpah saat digunakan. Bahan yang digunakan menambah kualitas yang diberikan karena dapat dipergunnakan secara berulang serta aman untuk kesehatan karena tidak mengandung zat zat kimia yang beracun. Distribusi barang tupperware dengan sistem MLM hal ini ditujukan untuk melayani konsumen secara maksimal, dimana produk dipasarkan melalui distributor besar yang berlokasi dikota kota besar seperti Semarang, Magelang, Jakarta dsb. Persediaan barang di tempatkan pada General Manager (GM) dengan melakukan pembelanjaan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ada. Seorang GM akan melayani bawahannya dengan memasok barang barang yang di dapat dari distributor besar dan akan dipasarkan kepada menejer menejer bawahannya. Selanjutnya seorang menejer yang memiliki bawahan bawahan yang disebut dealer akan memasarkan produk ke tangan konsumen dan melayani konsumen secara langsung. Terlebih lagi seorang GM dapat langsung melayani konsumen Tupperware dengan membuka toko atau outlet yang dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk Tupperware. Promosi yang dilakukan Tupperware untuk menyebar luaskan produk kepada masyarakat luas melalui katalog katalog promo yang beredar setiap sebulan sekali, dan katalog reguler yang muncul setiap satu tahun sekali. Selain itu sekarang ini produk Tupperware juga di promosikan lewat stasiun televisi yang ada di Indonesia. Promosi yang dilakukan maka Tupperware akan semakin dikenal oleh konsumen secara luas, konsumen mengetahui produk produk terbaru
yang dikeluarkan sehingga konsumen Tupperware dapat melakukan pembelian sesuai dengan apa yang konsumen butuhkan. Dilain pihak dari hasil penelitian awal yang dilakukan pada konsumen yang telah melakukan pembelian di distributor
wilayah Magelang, dengan
mewawancara pengguna Tupperware yang ada di kota Salatiga 3 dari 10 orang mengatakan bahwa harga yang ditawarkan tidak terjangkau atau mahal. 5 dari 10 orang mengatakan bahwa diskon yang diberikan cukup besar yaitu diatas 30%. 4 dari 10 orang yang menggunakan tupperware mengatakan garansi yang diberikan tupperware terlalu lama. 3 dari 10 orang mengatakan bahwa untuk produk yang besar garansi nya tidak sesuai dengan yang dibeli pada awalnya dengan alasan produk tersebut tidak ada. 6 dari 10 orang mengatakan bau yang melekat pada produk tupperware sukar hilang. 8 dari 10 orang megatakan bahwa produk tuperware terbukti memeliki seal atau tutup yang ketat sehingga menjaga makanan yang ditaruh dalam produk tupperware tidak tumpah untuk produk yang berdesain bulat,namun untuk yang berdesain kotak makanan atau minuman masih sering merembas. 6 dari 10 orang mengatakan bahwa sangat aman menggunakan produk tupperware untuk kesehatan konsumen. 4 dari 10 orang mengatakan barang yang dipesan melalui penjual penjual Tupperware sangat lama terutama untuk barang barang promo bulanan.
B.
Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dapat diketahui adanya masalah yang dapat
diteliti, diantaranya faktor faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian produk Tupperware distributor wilayah Magelang di kota Salatiga diantaranya apakah faktor produk, harga, pelayanan dan promosi. C.
Rumusan Masalah Berdasarkan masalah penelitian diatas maka dapat dirumuskan sebagai
berikut: 1. Faktor faktor apa saja yang
paling dipertimbangkan konsumen
diantaranya produk, harga, pelayanan dan promosi untuk memilih produk Tupperware? 2. Bagaimana urutan prioritas
antara produk, harga, pelayanan ,
promosi berdasarkan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian? D.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Mengetahui faktor yang dipertimbangkan oleh
konsumen untuk
keputusan memilih produk Tupperware. 2. Mengetahui urutan prioritas faktor faktor tersebut berdasarkan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian.
E.
Signifikansi Penelitian 1. Signifikansi Teoritis Penelitian ini diharapkan akan mendukung teori marketing mix dari Philip Kotler kotler tahun (2002:24) yaitu bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat, promosi. Selain itu menurut Kotler dan Amstrong (2004 :442) dikutip dari Bob Foster (2008:50) keputusan pemasaran pedagang eceran terdiri dari keutusan pasar sasaran, keputusan ragam produk dan perolehan, keputusan pelayanan dan suasan toko, keputusan harga, keputusan promosi, keputusan tempat. Fandy Tjiptono( 2004:32) costumer service makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi, dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipresepsikan oleh pelanggan. Konsumen akan mempertimbangkan beberapa hal tersebut untuk melakukan keputusan pembelian dan mencapai kepuasan yang maksimal. 2. Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan bagi pengusaha yang menjalankan bisnis Tupperware
khususnya
untuk
mengembangkan
usahannya
sehingga dapat mempertahankan eksistensinya dan meningkatkan omset penjualan usahanya. Pengusaha dapat mengetahui faktor yang paling dominan, ketika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian.
F. Keterbatasan Penelitian 1. Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana maka penelitian ini hanya ingin mengetahui dari ke empat faktor yaitu produk, harga, layanan, dan promosi, yang dipertimbangkan oleh konsumen Tupperware. 2. Walaupun banyak usaha MLM yang berkembang dikota Salatiga tetapi obyek penelitian hanya dilakukan pada MLM Tupperware distributor Magelang.