BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan
manusia
untuk
selalu
memperoleh
melatarbelakangi kemajuan teknologi komunikasi massa. teknologi
komunikasi
massa
dibuat
untuk
informasi
Sesuai fungsinya,
membantu
manusia
dalam
penyebaran berbagai informasi secara cepat, serempak, kepada khalayak seluas-luasnya. massa
pertama,
Media cetak menjadi perkembangan teknologi komunikasi disusul
mengawali perkembangan
penemuan media
gelombang
elektronik
elektromagnetik
seperti radio
yang
dan televisi,
kemudian media semakin berkembang dengan adanya media online internet. Semakin berkembangnya teknologi komunikasi massa mengakibatkan semakin mudah khalayak untuk mendapatkan informasi.
Media cetak yang
berkembang lebih dulu, diramalkan akan berakhir dalam beberapa tahun lalu. Namun sampai saat ini media cetak masih diminati khalayak sehingga masih eksis di kalangan masyarakat. Surat kabar merupakan salah satu media cetak yang berkembang di Indonesia.
Dalam mempertahankan eksistensinya, surat kabar dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu faktor visual dan verbal. Faktor visual meliputi segala macam yang berkaitan dengan perwajahan,
seperti permainan gambar
maupun warna pada halaman. Sedangkan faktor verbal meliputi kemampuan redaksi untuk menyusun kata maupun kalimat yang efektif dan komunikatif.
Penulisan teras berita merupakan salah satu hal yang diperhatikan redaksi dalam penerbitan suatu berita.
Teras berita yang efektif dan
komunikatif menarik minat khalayak untuk terus membaca berita.
Seperti
diungkapkan Darsono & Muhaemin (2012: 58) dilihat dari upaya wartawan menarik minat pembaca, maka jelas, teras berita merupakan bagian terpenting kedua setelah judul berita. Teras berita merupakan paragraf pertama dalam struktur penyajian berita di media massa.
Teras berita biasanya memuat berita penting dari
berita dan memuat unsur 5W 1H.
Teras berita menjadi perhatian utama
setelah judul, sebab teras berita sebagai pengarah berita yang merupakan salah satu faktor pertimbangan pembaca untuk mengikuti berita itu atau tidak. Teras berita, dalam bahasa inggris, selain disebut lead, juga dikenal dengan istilah intro.
Terlepas dari istilah yang digunakan, yang dimaksud
dengan teras berita adalah bagian berita yang terletak pada alinea atau paragraf pertama. Menurut
Dono
Darsono
& Enjang Muhaemin dalam bukunya
“Secangkir Peristiwa di Mata Wartawan” (2012) menyebutkan bahwa teras berita merupakan bagian dari komposisi atau susunan berita. posisi antara judul berita dengan tubuh berita.
Berada pada
Teras berita mempunyai tiga
tujuan utama: 1. Memancing minat pembaca 2. Menyajikan fakta terpenting yang diberitakan 3. Membuat jalan pembuka agar informasi lain mudah tersajikan
Setiap berita memiliki teras berita. Namun teras berita yang menjadi perhatian pertama pembaca adalah teras berita pada headline atau berita utama.
Headline menurut Romli (2008: 52) diartikan sebagai berita utama
atau berita yang dianggap penting dan paling menarik bagi pembaca. Ditempatkan di halaman depan surat kabar dengan judul ditampilkan secara mencolok, berukuran besar atau lebih besar dari judul berita lain, dan dicetak tebal. Headline atau berita utamaterdapat dalam setiap rubrik, disajikan dengan font judul berukuran besar, agar pembaca fokus membaca berita tersebut. Headline menjadi fokus utama pembaca dalam menikmati berita yang disajikan, sehingga teras berita yang paling mempengaruhi pembaca untuk meneruskan bacaan adalah teras berita pada headline. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan penulisan teras berita, di antaranya meliputi frekuensi jenis teras berita yang digunakan, penggunaan jenis teras berita kaitannya dengan isi berita, serta pertimbangan redaksi dalam menggunakan jenis teras berita tertentu. Berdasarkan jenisnya, Sumadiria (2008: 128) membagi teras berita menjadi 12 jenis. Yaitu who lead (teras berita siapa), what lead (teras berita apa), when lead (teras berita kapan), where lead (teras berita dimana), why lead (teras berita mengapa), how lead (teras berita bagaimana), contrast lead (teras berita kontras), quotatian lead (teras berita kutipan), question lead (teras berita pertanyaan), descriptive lead (teras berita pemaparan), naratif lead (teras berita bercerita) dan exclamation lead (teras berita menjerit).
Dalam penggunaan teras berita, memiliki kekhasan.
Harian Umum Radar Banten
Hal ini diperoleh
berdasarkan
studi pendahuluan
mengenai penggunaan jenis teras berita pada Harian Umum tersebut. Teras berita pada headline rubrik Radar Serang Harian Umum Radar Banten banyak menggunakan teras berita apa (what lead). Seperti dalam tiga headline rubrik Radar Serang dalam 3 edisi berturut-turut yaitu edisi 10-13 Januari 2013 sebagai berikut: SERANG - Mutasi pejabat yang bakal dilakukan Walikota Tb Haerul Jaman dinilai sarat muatan politis. Ini lantaran mutasi yang dilakukan menjelang pilkada dianggap hanya untuk mengakali penggunaan APBD demi pemenangan incumbent Jaman. (Edisi 10 Januari 2013) Dalam teras berita di atas, Redaksi mendahulukan kata “mutasi” yang
tergolong
kepada
unsur
apa,
sehingga
dikelompokkan ke dalam teras berita apa.
teras
berita
tersebut
Begitu juga teras berita pada
headline rubrik Radar Serang edisi berikutnya, yaitu pada tanggal 11 Januari 2013 sebagai berikut: SERANG - Berkas pergantian antar-waktu (PAW) anggota DPRD Banten Aden Abdul Khaliq hingga kini belum diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Hal itu terjadi lantaran masih tertahan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banten. Usai ditandatangani Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin, berkas tersebut langsung diserahkan ke KPU Banten. “Sudah saya serahkan beberapa waktu lalu. Kalau di saya prinsipnya tidak mempersulit, ketika sudah disampaikan dari partainya (DPD I Golkar Banten) langsung saya tanda tangan,” kata Aeng Haerudin kepada RadarBanten, Kamis (10/1). (Edisi 11 Januari 2013) Seperti pada edisi 10 Januari 2013, Redaksi Harian Umum Radar Banten dalam headline rubrik Radar Serang menuliskan teras berita diawali oleh unsur apa, yaitu “Berkas pergantian antar-waktu” sehingga teras berita
edisi 11 Januari juga dikelompokkan ke dalam jenis teras berita apa. Tidak hanya dalam dua edisi berturut–turut, pada tanggal berikutnya, teras berita yang dituliskan juga diawali oleh unsur apa, yaitu pada edisi tanggal 12 Januari 2013 sebagai berikut: SERANG - Pengumuman mutasi pejabat Pemprov Banten hingga Jumat (11/1) belum ada kepastian. Padahal semula, Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) merencanakan mutasi paling lambat akan dilakukan pada pekan kedua Januari. Rencananya, pengumuman mutasi sekaligus pelantikan pejabat Pemprov Banten bakal dilakukan pekan ketiga atau pekan depan. Pengunduran ini dilakukan lantaran Sekda Banten Muhadi terjebak macet di Jalan Tol Tangerang-Merak saat akan pulang dari Bandung untuk menjalani tugas, Kamis (10/1). “Ya memang untuk pelantikan pejabat eselon II tidak bisa dilakukan pekan ini. Kemungkinan pekan depan. Saya menugaskan Pak Sekda ke Bandung hari Rabu dan kemarin (Kamis 10/1) enggak bisa sampai di Serang akibat terjebak macet dan banjir di tol,” kata Gubernur Ratu Atut Chosiyah kepada wartawan usai meninjau banjir di Tol Tangerang-Merak, Jumat (11/1). (Edisi 12 Januari 2013) Kekhasan Radar Banten dalam penggunaan jenis teras berita menjadikan ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Tidak hanya mengenai frekuensi atau jumlah
penggunaan jenis teras berita dalam headline rubrik Radar Serang, peneliti juga menganalisis kaitan penggunaan jenis tertentu dengan isi berita dan bagaimana proses redaksi dalam pertimbangannya menggunakan jenis teras berita tertentu. Penggunaan jenis teras tertentu kaitannya dengan isi berita dapat diperoleh dari analisis yang akan dilakukan peneliti, yaitu bagaimana isi berita mempengaruhi penggunaan jenis tertentu dalam pemberitaan.
Dari
hasil analisis akan diperoleh bagaimana penggunaan jenis teras berita dipengaruhi oleh isi dalam pemberitaan. Penerbitan suatu berita tertentu pasti berdasarkan pertimbangan redaksi.
Dalam hal ini, peneliti akan mengunggap bagaimana proses
penentuan penggunaan jenis teras berita pada headline rubrik Radar Serang Harian Umum Radar Banten edisi Januari 2013, sehingga jenis teras tertentu lebih sering digunakan daripada teras berita lainnya. Ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian di Harian Umum Radar
Banten,
tidak
terlepas
dari eksistensi harian
umum tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari staf pemasaran, Harian Umum Radar Banten tersebar di berbagai Kota dan Kabupaten di Provinsi Banten. Meliputi Kota Cilegon, Kabupaten dan Kota Tangerang, Kabupaten dan Kota Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
Hal tersebut menjadikan
Harian Umum tersebut dikelompokkan ke dalam media cetak Regional. Pers Regional menurut Sumadiria (2008: 42) berkedudukan di ibu kota provinsi. Ibu Kota Provinsi Banten terletak di Serang. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi ketertarikan peneliti untuk meneliti penggunaan jenis teras berita pada headline rubrik Radar Serang yang menampilkan kejadian atau peristiwa yang terjadi di Kabupaten maupun Kota Serang. Adapun
mengenai
konsep
dalam
penelitian
ini
penggunaan, teras berita, dan Harian Umum Radar Banten.
di
antaranya Penggunaan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu; pemakaian.
Berbeda dengan pemakaian,
kata penggunaan dianggap lebih tepat untuk disandarkan kepada teras berita. Penggunaan berasal dari kata guna yang berarti faedah, manfaat atau fungsi. Sedangkan kata pemakaian berasal dari kata pakai yang dapat berarti mengenakan. Teras
berita
berarti paragraf pertama dalam penyajian berita.
Beberapa istilah yang sama dan sering digunakan adalah lead atau intro. Namun, dalam penelitian ini peneliti menggunakan istilah teras berita, karena teras berita dianggap lebih tepat digunakan untuk penelitian pada berita media cetak surat kabar.
Istilah teras berita lebih sering digunakan untuk media
cetak, berbeda dengan media massa lain seperti radio siaran maupun televisi yang lebih sering menggunakan istilah lead atau intro. Harian umum Radar Banten merupakan suatu perusahaan media yang bergerak dalam penyebaran informasi melalui surat kabar.
Harian umum
Radar Banten merupakan media regional yang menyebarkan informasi secara berkala (setiap hari) dan berada di bawah naungan Jawa Pos. Terdapat beberapa alasan dilakukannya penelitian ini, di antaranya teras berita menjadi sesuatu diperhatikan pembaca dan menjadi daya tarik pembaca untuk meneruskan bacaan atau tidak, karena teras berita tersaji di awal berita.
Teras berita pada headline lebih diperhatikan pembaca karena
menjadi fokus utama pembaca.
Radar Banten dipilih menjadi objek
penelitian ini karena harian tersebut tersebar di Provinsi Banten dan eksistensinya tidak pudar di tengah persaingan dengan media lokal yang terbit di Banten.
Berdasarkan alasan di atas, maka dianggap penting dilakukannya penelitian mengenai penggunaan jenis teras berita, serta pertimbangan redaksi dalam menentukan jenis yang digunakan dalam pemberitaan.
Karena itulah
peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai penggunaan teras berita pada Harian Umum Radar Banten yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah-masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut: 1.
Bagaimana frekuensi jenis teras berita yang digunakan dalam headline rubrik Radar Serang pada Harian Umum Radar Banten edisi bulan Januari 2013?
2.
Bagaimana penggunaan jenis teras berita dalam kaitannya dengan isi berita pada headline rubrik Radar Serang pada Harian Umum Radar Banten edisi bulan Januari 2013?
3.
Bagaimana
pertimbangan
redaksi dalam menentukan penggunaan
jenis teras berita dalam pemberitaan headline rubrik Radar Serang pada Harian Umum Radar Banten edisi bulan Januari 2013? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui frekuensi jenis teras berita yang digunakan dalam headline rubrik Radar Serang pada Harian Umum Radar Banten edisi bulan Januari 2013
2. Mengetahui penggunaan jenis teras berita dalam kaitannya dengan isi berita pada headline rubrik Radar Serang pada Harian Umum Radar Banten edisi bulan Januari 2013 3. Mengetahui pertimbangan redaksi dalam menentukan penggunaan jenis teras berita dalam pemberitaan headline rubrik Radar Serang pada Harian Umum Radar Banten edisi bulan Januari 2013 D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini memiliki dua kegunaan meliputi kegunaan secara teoritis dan praktis. 1. Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan mengenai teori dalam penggunaan teras berita di lapangan sehingga dapat
memberi
kontribusi
bagi
khazanah
pengetahuan
Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik mengenai pengunaan teras berita selain buku-buku panduan dalam penulisan berita. 2. Secara praktis Secara panduan
dalam
praktis
penelitian
keterampilan
ini diharapkan
menulis
bagi
dapat
menjadi
wartawan
maupun
mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik sebagai wartawan di masa depan.
Selain itu, penelitian ini dapat menambah literatur penelitian,
khususnya
yang berkaitan dengan kejurnalistikan atau penelitian
lanjutan mengenai permasalahan ini.
E. Kerangka Pemikiran Penulisan berita di media massa sangat mempengaruhi minat khalayak dalam memabaca surat kabar selain faktor visual perwajahan. Setiap bagian teks di dalamnya selalu dipertimbangkan sebelum disebarluaskan. Sebuah berita biasanya disajikan dengan struktur piramida terbalik. Teras berita, mendapat perhatian khusus karena sangat berdampak pada minat baca khalayak. Dalam Kamus Jurnalistik: Daftar Istilah Penting Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi, Asep Syamsul M. Romli (2008) mengartikan teras berita sebagai paragraf pertama berita, biasanya berisi fakta paling penting, dengan mengedepankan salah satu unsur 5W+1H. Sedangkan menurut Santi Indra Astuti dalam bukunya Jurnalisme Radio Teori dan Praktik (2008), lead adalah mahkotanya berita.
Lead tidak sekadar pembuka berita, tetapi juga
merupakan daya tarik bagi berita untuk diikuti terus oleh khalayaknya. Teras berita harus berisi pokok-pokok isi berita, karena itulah teras berita ditulis dengan rumus 5W1H.
5W1H merupakan singkatan dari unsur-
unsur berita: what (apa), where (di mana), when (kapan), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Artinya, di dalam teras berita, harus ada informasi yang menjawab pertanyaan: 1. Apa peristiwa/kejadian/kenyataan yang diberitakan? (unsur what) 2. Di mana peristiwa/kejadian/kenyataan itu terjadi? (unsur where) 3. Kapan peristiwa/kejadian/kenyataan itu terjadi? (unsur when)
4. Siapa pelaku, dalang, korban, atau orang yang terlibat di dalamnya? (unsur who) Keterangan: Unsur who ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu: a. institution who, yakni unsur who yang berupa institusi atau lembaga; b. individual who, yakni unsur who yang berupa perseorangan/individu; c. plural who, yakni unsur who yang berupa kelompok orang. 5. Mengapa peristiwa/kejadian/kenyataan itu terjadi? (unsur why) Keterangan: Unsur why adalah unsur yang berupa informasi tentang
penyebab,
motivasi,
atau
latar
belakang
terjadinya
suatu
peristiwa/kejadian/kenyataan. 6. Bagaimana
kronologi
peristiwanya,
bagaimana
caranya,
bagaimana
akibatnya, bagaimana proses kejadiannya? (unsur how) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyusun Pedoman Penulisan Berita yang isinya antara lain sebagai berikut. a. Teras berita ditempatkan di paragraf pertama dan harus mencerminkan pokok terpenting berita. b. Teras berita tidak lebih dari 45 kata dan sebaiknya tidak lebih dari 3 kalimat. c. Hal-hal yang tidak begitu mendesak hendaknya dimuat dalam tubuh berita. d. Unsur why dan how diperjelas dalam tubuh berita, tidak dalam teras berita. Berdasarkan pedoman yang sudah disepakati oleh PWI tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur what, where, when, dan who itu wajib ditulis dalam teras berita, tidak boleh dalam tubuh berita. Unsur why dan how yang dirasa
sangat penting, menarik, dan berkaitan erat dengan pokok berita ditulis dalam teras berita, sedangkan unsur why dan how yang tidak terlalu penting harus diuraikan dalam tubuh berita. Berdasarkan unsur yang mengawalinya, teras berita terbagi menjadi bermacam-macam. tersebut.
Terdapat
perbedaan
pendapat
mengenai
pembagian
Sumadiria (2008) membagi jenis teras berita menjadi 12 bagian,
sedangkan Dono Darsono dan Enjang Muhaemin membagi jenis teras berita menjadi 16 macam. Dalam penelitian ini akan digunakan jenis teras berita berdasarkan pendapat Dono Darsono dan Enjang Muhaemin, karena dianggap lebih komprehensif. Jenis tersebut antara lain: Teras berita apa (what lead), teras berita siapa (who lead), teras berita kapan (when lead), teras berita dimana (where lead), teras berita mengapa (why lead), teras berita bagaimana (how lead),
teras
berita
ringkasan
(summary
lead),
teras berita menjerit
(exclamation lead), teras berita kontras (contrast lead), teras berita kutipan (quotatian lead), teras berita pertanyaan (question lead), teras berita pemaparan (descriptive lead), teras berita bercerita (naratif lead), teras berita parody (parody lead), teras berita epigram (epigram lead), dan teras berita sapaan (direct address lead). (Dono Darsono dan Enjang Muhaemin, 2012: 60) Perbedaan penggunaan jenis teras dalam pemberitaan tidak terlepas dari pertimbangan redaksi. Pertimbangan penonjolan nilai berita tertentu dan visi misi suatu harian diduga menjadi salah satu pertimbangan redaksi dalam
menentukan jenis teras berita. Seperti yang dikatakan Enjang Muhaemin dan Dono Darsono (2012) bahwa ketika wartawan memilih teras berita apa (what lead), berarti ia telah mempertimbangkan secara matang bahwa unsur apa memiliki nilai berita jauh lebih kuat dibanding unsur lainnya. F. Langkah – Langkah Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Peneliti
menggunakan
pendekatan
kualitatif
dengan
metode
analisis deskriptifuntuk mengetahui teras berita yang digunakan pada Harian Umum Radar Banten.
Penelitian deskriptif memaparkan situasi atau
peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat, 1997: 24) Analisis
deskriptif adalah analisis yang diarahkan untuk memecahkan
masalah dengan cara memaparkan dan menggambarkan apa adanya hasil penelitian.
Lebih menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah
(naturalistic setting) dan praktiknya peneliti terjun ke lapangan untuk menjaga keaslian gejala yang diamati. Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif untuk memaparkan penggunaan teras berita Harian Umum Radar Banten.
Analisis dilakukan
terhadap teks berita juga suasana alamiah yang terjadi di Kantor Redaksi Harian Umum Radar Banten meliputi proses kerja Redaksi dalam pertimbangannya menggunakan jenis teras berita tertentu. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (Moloeng, 2007: 4), didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa katakata atau tertulis, atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik dari sebuah sampel ataupun populasi yang teramati sehingga analisis ini dianggap tepat untuk digunakan dalam penelitian, untuk mendeskripsikan penggunaan teras berita secara sederhana agar dapat dipahami dengan mudah, dengan penggambaran menggunakan tabel. 2. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif, berupa kata-kata yaitu teks berita dalam rubrik Radar Serang edisi Januari 2013. Data dalam bentuk teks digunakan untuk mengetahui penggunaan jenis teras berita dalam pemberitaan. Sedangkan berupa data hasil wawancara dengan informan digunakan untuk mengetahui pertimbangan redaksi dalam penggunaan jenis teras berita. 3. Sumber Data Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu: a. Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah berita headline yang ada di dalam Rubrik Radar Serang Harian Umum Radar Banten edisi Januari 2013.
Yaitu data yang digunakan untuk menjawab persoalan
mengenai penggunaan jenis teras yang digunakan dalam pemberitaan. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara dengan
informan.
Data
ini
digunakan
untuk
meneliti
tentang
pertimbangan redaksi dalam menentukan jenis teras berita tertentu dalam pemberitaan. 4. Informan Informan kunci dalam penelitian ini adalah Redaktur halaman pada Rubrik Radar Serang. Selain Redaktur halaman Radar Serang, informan yang mengetahui tentang segala yang berkaitan dengan pertimbangan redaksi dalam menentukan jenis teras berita tertentu dalam pemberitaan adalah Pemimpin Redaksi. Adapun untuk informan berikutnya dapat diketahui dari informan kunci. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan, membaca, dan memahami tulisan-tulisan dari setiap teks, kalimat dan makna yang terdapat pada lead berita Rubrik Radar Serang edisi Januari 2013, khususnya mengenai jenis teras berita. b. Wawancara Wawancara ini dilaksanakan kepada Hermansyah Komar selaku Redaktur Radar Serang dan Mashudi SH.
Selaku Pemimpin Redaksi
Harian Umum Radar Banten. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana pertimbangan redaksi dalam menentukan penggunaan suatu jenis teras berita tertentu.
6. Teknik Analisis Data Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis. Dalam
penelitian
ini,
analisis
bertujuan
untuk
menggambarkan
penggunaan teras berita yang digunakan pada headline rubrik Radar Serang di harian umum Radar Banten . Dalam analisis ini akan dipaparkan secara objektif bagaimana jenis teras berita tertentu digunakan sehingga sering muncul dalam pemberitaan, serta pertimbangan redaksi dalam memilih jenis teras tersebut. Dalam analisis deskriptif pada penelitian ini termasuk statistika deskriptif, sehingga tidak dilakukan perhitungan uji statistik. Hasil analisis ini dapat memberikan informasi yang baik untuk digunakan sebagai dasar pertimbangan pemilihan suatu jenis teras berita. Analisis data ini bertujuan untuk melakukan identifikasi mengenai penggunaan jenis teras berita yang terdapat pada berita dalam rubrik Radar Serang Harian Umum Radar Banten. Identifikasi tersebut kemudian berlanjut pada analisis mengenai bagaimana pertimbangan redaksi
dalam
menentukan penggunaan jenis teras tertentu. Langkah-langkah Analisis data yang penulis
rumuskan dalam
penelitian ini sebagai berikut: a. Pengumpulan data berita headline rubrik Radar Serang di Harian Umum Radar Banten edisi Januari 2013. b. Mengelompokkan kategori jenis teras berita dalam setiap edisi.
c. Melakukan analisis data dan melakukan interpretasi secara ilmiah, kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk tulisan. d. Menarik kesimpulan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS MENGENAI TERAS BERITA A. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication menurut asal katanya berasal dari bahasa latin Communicaten, dalam perkataan ini bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2003 : 9). Komunikasi menurut Everett M Rogers seperti yang dikutip Onong Uchjana Effendy adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (2000: 25). Sedangkan menurut Harnack dan Fest seperti dikutip Jalaluddin Rakhmat menganggap komunikasi sebagai “proses interaksi di antara orang untuk tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal”. (2003 :8) Jalaluddin
Rakhmat
juga
mengutip
pendapat Edwin Neuman yang
mendefinisikan komunikasi sebagai “Proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi kelompok yang berfungsi”. (2003 : 8) Menurut Carl I. Hovland, pengertian komunikasi adalah “Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat
dan
sikap”
(Effendy,
2003:10).
Komunikasi
(communication) adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol
untuk
menciptakan
dan
meninterpretasikan
makna
dalam
lingkungan mereka. (West dan Turner, 2008: 5) Saundra Hybels dan Richard L. Weafer II, dikutip liliweri mendefinisikan bahwa komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan dan tulisan, tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri atau menggunakan alat bantu di sekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan. (2007:3) Sementara menurut Stewart L. Lubis dan Sylvia Moss “Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih”. (Mulyana, 2001: 69). Untuk lebih jelasnya, para ahli memberikan batasan-batasan dan pengertian dari pengertian komunikasi, yaitu: 1. James AF. Stoner, dalam bukunya yang berjudul: Manajemen, menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. 2. John R. Schemerhorn cs. dalam bukunya yang berjudul : Managing Organizational Behaviour, menyatakan bahwa komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirimkan dan menerima simbol-simbol yang berati bagi kepentingan mereka. 3. William F. Glueck, dalam bukunya yang berjudul: Manajemen menyatakan bahwa komunikasi dapat dibagi dalam dua bagian utama, yaitu: a. Interpersonal Communications, komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia. b. Organizational Comunications, yaitu dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian informasi kepada orang banyak didalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungan. (Ardianto, 1997: 8)
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hampir semua ahli menyatakan bahwa komunikasi adalah proses terbentuknya suatu kegiatan antara dua orang atau lebih, dimana di dalamnya terdapat seorang (komunikator) yang memiliki, ide dan informasi untuk disampaikan kepada orang lain (komunikan), sehingga terciptanya suatu stimulus atau respon yang dapat menghasilkan keputusan dan tindakan yang berarti bagi yang membutuhkannya. c. Teori Komunikasi Mengenai pengertian teori, banyak yang mendefinisikan beragam. Teori adalah seperangkat dalil atau prinsip umum yang kait mengait (hipotesis yang diuji berulang kali) mengenai aspek-aspek suatu realitas. Definisi terssebut menerangkan bahwa teori berfungsi menerangkan, meramalkan/memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta secara sistematis. Dalam referensi lain dikatakan bahwa, secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut: Teori adalah abtraksi dari realitas. Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisidefinisi yang secara konseptual mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistematis. Teori terdiri dari asumsi-asumsi,
proposisi-proposisi,
dan aksioma-
aksioma dasar yang saling berkaitan. Teori terdiri dari teorema-reorema yakni generaliasi-generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris. Dari pengertianpengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya
merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tetang suatu fenomena. Menurut pengertian tersebut, teori memiliki dua ciri umum. Pertama, semua teori adalah ”abstraksi” tentang suatu hal. Dengan demikian teori sifatnya terbatas. Kedua, semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu sifatnya relatif dalam arti tergantung pada cara pandang si pencipta teori, sifat dan aspek hal yang diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan lingkungan di sekitarnya. Bedasarkan uraian diatas, secara sederhana dapat dikatakan bahwa Teori Komunikasi pada dasranya merupakkan ”Konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. peristiwa yang dimaksud, seperti yang dimaksud oleh Berger dan Caffe, mencakup produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang terjadi dalam kehidupan manusia. Teori komunikasi menjadikan kita lebih kompeten dan adiftif. Dengan mempelajari
teori
komunikasi
kita
dapat
memperoleh
pengertian
yang
memungkin-kan kita untuk beradaptasi dalam lingkungan yang kompleks. Menurut Littlejohn (1989), berdasarkan metode penjelasan sera cakupan objek pengamatannya, secara umum teori-teori komunikasi, dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok petama disebut kelompok ”teori-teori umum” (general theories). Kelompok kedua adalag kelompok ”teori-teori kontektual” (contextual theories). Ada empat jenis teori yang diklasifikasikan masuk kedalam kelompok teori-teori umum, yaitu teori-teori fungsional dan struktural, teori-teori behavioral
dan kognitif, teori-teori konvensional dan interaksional, serta teori-teori kritis dan interpretif. Sementara kelompok teori-teori kontektual terdiri dari teori-teori tentang
komunikasi
intrapersonal,
komunikasi
interpersonal,
komunikasi
kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Adapun penjelasan mengenai kelompok teori umum, sebagai berikut: a) Teori-Teori Fungsional dan Struktural Ciri dari jenis teori ini (meskipun istilah fungsional dan struktural barang kali tidak tepat) adalah adanya kepercayaan atau padangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada diluar diri pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari strukktur. Oleh karena itu cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yang berada diluar dirinya. b) Teori-Teori ”Behavioral” dan ”Kognitif” Teori-Teori ini memusatkan pengkajiannya pada diri manusia secara individual. Teori ini juga mengutamakan analisis variabel. Komunikasi, menurut pandanagn teori ini, dianggap sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berfikir. c) Teori-Teori Konvensional dan Interaksional Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun,
memelihara serta mengubah kebiasaan-
kebiasaan tertentu,termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi menurut teori ini dianggap sebagai alat perekat masyarakat. Teori ini melihat struktur sosial sebagai produk dan dari interaksi.
d) Teori-Teori Kritis dan Interpretatif Karakter secara umum dalam teori ini adalah. Pertama, pendekatan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. Kedua, makna atau ”meaning” merupakan konsep kinci pada teori ini. Pendekatan teori interpretatif
cenderung
menghindari
sifat-sifat
preskriftif
dan
keputusan-
keputusan absolut tentang fenomena yang diamati. Sementara teori-teori kritis cenderung menggunakan keputusan-keputusan yang absolut, preskriptif dan juga politis sifatnya. Penjelasan mengenai teori-teori kontektual, sebagai berikut: a) Intrapersonal Communication Adalah proses komunkasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang jadi pusat perhatian disini adalah bagaimana jalannya proses pengelolaan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syarat dan inderanya. Teori-teori intra pribadi
umumnya
membahas
mengenai
poses
pemahaman,
ingatan,
dan
interpresrasi terhadap simbol-simnbol yang ditangkap melalui panca indera. b) Interpersonal Communication Komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara lagsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatankegiatan seperti percakapan tatap muka, percakapan melalui telefon, surat menyurat, merpakan contoh dalam teori ini. c) Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok ini memofokuskan pembahasannya pada interaksi diantara oarng-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok
juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Teori ini antara lain membahas tentang dinamika
kelompok,
efisiensi dan efektivitas penyampaian informasi dalam
kelompok, pola dan bentuk komunikasi, serta pembuatan keputusan. d) Komunikasi Organisasi Kemunikasi organisasi menunjuk pada pola-pola dan bentuk dalam komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk
komunikasi formal dan informal, serta
bentuk-bentuk komunkasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. e) Komunkasi massa Komunikasi massa adalah media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak
yang
besar.
Proses
komunikasi massa
melibatkan
aspek-aspek
komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi
organisasi.
Pada
umumnya
memfokuskan
pada
hal-hal
yang
menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antar media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individual. d. Komunikasi Massa Istilah komunikasi massa sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat dan kebanyakan orang berpendapat bahwa komunikasi massa adalah sesuatu yang berhubungan dengan surat kabar, radio, televisi, atau film. Banyak pakar komunikasi yang mengartikan komunikasi massa dari berbagai sudut pandang, Onong Uchjana Effendy mengartikan komunikasi massa sebagai komunikasi melalui media massa modern, dan media massa ini adalah surat kabar, radio, film,
serta televisi.
Karena media itulah yang lazim digunakan dalam kegiatan
komunikasi massa. Dikutip Dan Nimmo, Charles Wright berargumentasi bahwa media massa menyajikan jenis khusus komunikasi yang melibatkan tiga perangkat kondisi khusus: sifat khalayak, pengalaman komunikasi dan komunikator (2000:169) Menurut
Gerbner
seperti dikutip
oleh Jalaluddin Rakhmat,
“Mass
communication is the technologically and institutionally flow of message in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam mayarakat industri). (2003:188) Komunikasi massa (mass communication) ialah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran
radio
dan
televisi yang
ditujukan
kepada umum dan film yang
dipertunjukan di gedung bioskop. (Effendy, 2000:79) Jalaludin Rakhmat mendefinisikan komunikasi sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak maupun elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. (Dewabrata, 2006:4) Sedangkan menurut Pawito, komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa, seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi (2008:16) Dengan kalimat yang lugas Bittner mengatakan, “Mass communication is messages communicated trough a mass medium to a large number of
people”(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang) (Rahkmat, 1991 : 188). Sedangkan menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) disebutkan; “Mass communication is aprocess where by mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen)”(Nurudin, 2003:11). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah salah satu bentuk penyampaian pesan dengan menggunakan media, dan si komunikator hanya menyampaikan pesan tanpa mengetahui siapa dan dari golongan mana pesan tersebut diterima. Tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses komunikasi massa. Ada kalanya proses komunikasi terjadi dengan menggunakan
media
massa
tetapi tidak
dapat dikatakan sebagai proses
komunikasi massa. Penerima pesan dalam komunikasi massa tidak hanya besar dalam jumlah, tetapi memiliki sifat yang berbeda, mereka terdiri atas orang-orang yang berbeda dalam segala hal, baik usia, jenis kelamin, tingkat sosial, jenis pekerjaan, agama, dan lain sebagainya. Dalam komunikasi massa terdapat juga ciri-ciri khusus yang, seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard Jr, dikaitkan dengan pendapat Devito, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya sebagai berikut : 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator, dengan kata lain perkataan komunikator tidak
mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan. 2. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga Yakni suatu institusi atau organisasi, oleh karena itu komunikatornya melembaga, mempunyai lebih banyak kebebasan. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Media ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri ini merupakan yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. 5. Komunikasi massa bersifat heterogen Komunikasi adalah khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen dalam keberadaannya secara terpecah-pecah, dimana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelaminnya, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman hidup, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya (Effendy, 1984 : 23-24). Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada komunikasi massa hanya berlangsung satu arah,
melembaga, pesan
menyangkut kepentingan umum dengan saluranna berupa media massa baik itu surat kabar, maupun elektronik pada saat yang bersamaan, dengan sasaran khalayak yang heterogen. Hanya dengan menggunakan media massa, proses komunikasi massa dapat dilakukan. A. Surat Kabar 1. Pengertian Surat Kabar Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 1361) disebutkan, bahwa surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas bertuliskan berita dsb; koran. Sementara itu Onong Uchyana Effendi menerangkan bahwa pers termasuk didalamnya surat kabar adalah lembaga kemasyarakatan (social institution) dan
merupakan subsistem lainnya, dengan demikian surat kabar tidak mandiri tapi mempengaruhi dan dipengaruhi sistem lainnya (Effendy, 1995:146). Dalam definisi lain ditemukan sebuah pengertian mengenai surat kabar yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbit secara teratur, bisa setiap hari atau seminggu satu kali. Surat kabar atau biasa disebut koran merupakan salah satu kekuatan sosial dan ekonomi yang cukup penting dalam masyarakat (Muhtadi, 1999:88). Keberadaan surat kabar saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan primer untuk mendapatkan informasi yang berhubungan mengenai kepentingan hidup, bagi pemerintah yang berkuasa surat kabar dianggap sebagai media pembentuk opini publik yang mampu mengumpulkan massa seluas-luasnya. Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya. Sementara pengertian surat kabar menurut Onong Uchjana Effendy adalah : “Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa/actual, mengenal apa saja di seluruh dunia yang mengandung nilai- nilai untuk diketahui khalayak pembaca”(Effendy, 1993 : 241). Pada awalnya surat kabar sering kali diidentikan dengan pers. Namun, karena pengertian pers sudah semakin luas, dimana televisi dan radio sekarang ini sudah dikategorikan sebagai pers juga, maka muncul pengertian pers dalam arti luas dan sempit. Dalam pengertian pers luas pers meliputi seluruh media massa, baik cetak maupun elektronik. Sedangkan dalam arti sempit, pers hanya melipui
media massa tercetak saja, salah satunya adalah surat kabar. Menurut Kurniawan Junaidi yang dimaksud dengan surat kabar adalah : “Sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak berupa lembaran berisi tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan serta diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum, isinya pun harus actual, juga harus bersifat universal, maksudnya pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan”(Effendy, 1993 : 105). Dari beberapa pengetian di atas, dapat disimpulkan bahwa surat kabar adalah sebuah lembaga penerbitan pers berupa lembaran cetak, memuat laporan yang terjadi di masyarakat secara periodik, bersifat umum dan mengandung nilainilai moral, etika dan lain-lain. 2. Fungsi Surat Kabar Pada jaman modern sekarang ini, surat kabar tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsi surat kabar sekarang meliputi berbagai aspek, yaitu : a. Menyiarkan informasi Adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan lain sebagainya. b. Mendidik Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implicit dalam bentuk berita, bisa juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan. c. Menghibur Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (Hard News) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang,
pojok, karikatur, tidak jarang juga berita mengandung minat insani (Human Interest) dan kadang-kadang tajuk rencana. d. Mempengaruhi Mempengaruhi adalah fungsinya yang keempat yakni fungsi mempengaruhi yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implicit terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. Fungsi mempengaruhi khusus untuk bidang perniagaan pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan (Effendy, 1986 : 122123).
Haris Sumadiria (2009:108) dalam bukunya menyebutkan lima fungsi utama pers yang bersifat universal. Dikatakan universal, karena di setiap Negara fungsi pers seperti itu akan mudah ditemukan, yakni informasi (to inform), edukasi (to educated), koreksi (to influence), rekreasi (to entertaint), mediasi (to mediated). a.
Informasi (to inform) Fungsi
pertama
dari
pers
adalah
informasi
yaitu
pers
mampu
menyampaikan informasi kepada masyarakat berupa informasi yang aktual, faktual,
dan menarik.
Keberadaan pers harus memenuhi rasa ingin tahu
masyarakat mengenai informasi yang diinginkan. Fungsi pers dalam menyampaikan informasi faktual merupakan salah satu fungsi yang sangat diperhatikan. Bahkan, Allah SWT berfirman dalam al-Quran Surat al-Hujurat ayat 6.
ُص ِب ُحوا َعلَى َما ْ ُص ْي ُبوا قَو ًما ِب َج َهالَ ٍة فَت ٌ اس ِ ق ِبنَ َبإ ٍ فَ تَ َب َّينُوا أَ ْن ت ِ ََيأ ُ ُّي َها الَّ ِذ ْي َن َءا َمنُوا ِإ ْن َجا َء ُك ْم ف ين َ فَعَلْتُ ْم نَا ِد ِم Wahai orang-orang yang Beriman, apabila datang seorang fasiq dengan membawa suatu informasi maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak
menimpakan musibah kepada suatu kaum karena suatu kebodohan, sehingga kalian menyesali perbuatan yang telah kalian lakukan (al-Hujurat: 6)
Ayat di atas telah cukup jelas memberikan gambaran kepada kita bagaimana menyikapi sebuah berita dari manapun asalnya tetap harus bersikap kritis dan berhati-hati, apalagi jika informasi itu datang dari orang fasik (Hikmat, 869-870).
Tidak
hanya jadi perhatian khalayak
untuk
berhati-hati dalam
menyikapi sebuah berita, tetapi pers dalam fungsinya menyebarkan informasi juga harus melakukan konfirmasi agar tidak terjadi penyebaran berita bohong yang menyesatkan. b.
Edukasi (to educated) Selain fungsi memberi informasi, pers memiliki fungsi yang cukup berat
yakni fungsi mendidik artinya informasi yang disebarkan haruslah bermuatan mendidik kearah yang lebih baik, sebagai media massa yang memiliki banyak peminat
tentunya
pembelajaran.
banyak
yang
Karakteristik
menggunakan
surat kabar sebagai media
surat kabar yang bisa didokumentasikan inilah
kemudian pers dapat dijadikan catatan sejarah mengenai peristiwa yang sedang terjadi pada waktu tersebut yang dapat dipelajari oleh generasi selanjutnya. c.
Koreksi (to influence)
Pers sering dikatakan sebagai kekuatan keempat dalam sebuah pemerintahan setelah eksekutif, yudikatif dan legislatif. Dalam peran inilah pers memiliki fungsi sebagai koreksi atau memberikan pengaruh dan pengawasan untuk kegiatan dan kebijakan yang dilakukan oleh legislatif, yudikatif atau pun eksekutif. d.
Rekreasi (to entertaint)
Selain beberapa fungsi pers sebelumnya, pers memiliki fungsi yang tidak kalah penting yakni pers berfungsi sebagi media rekreasi, artinya pers harus mampu memberikan hiburan melalui informasi yang disajikan dalam produknya, sehingga pers
menjadi
bagian
dari masyarakat
yang
menyenangkan
bukan
justru
membebani masyarakat. e.
Mediasi (to mediated)
Sebagai fungsi lain pers mediasi atau perantara atau penghubung, pers dapat menjadi perantara untuk setiap informasi yang disajikan dalam satu wilayah kepada wilayah lain, dari rakyat kepada pemerintahnya dan sebagainya. Selain hal tersebut di atas surat kabar sebagai media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat seperti dikatakan Oetomo ; “Berbagai penelitian mengungkapkan orang mambaca surat kabar, hal itu merupakan sarana untuk hidup, pers menjadi perabot rumah tangga yang lebih dalam maknanya dari perabot meja dan kursi, pers menjadi sarana hidup sebab untuk hidup orang perlu mengetahui lingkungannya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, untuk masyarakat semakin luas, kompak serta pesatnya perkembangan pers menjadi sarana disamping berbagai media massa lainnya”(Rakhmat, 2003 : 47). Arti pentingnya surat kabar terletak
pada fungsi utamanya dalam
melengkapi berita bagi para pembacanya, sebagai agen perubahan sosial. Menurut Schramm surat kabar atau pers dapat melakukan peran-peran sebagai berikut : a. Pers dapat memperluas cakrawala pemandangan. Melalui surat kabar orang dapat mengetahui kejadian-kejadian yang dialami di negaranegara lain. b. Pers dapat memusatkan perhatian khalayak dengan pesan-pesan yang ditulisnya. Dalam masyarakat modern gambaran kita tentang lingkungan yang jauh diperoleh dari pers dan media massa lainnya, masyarakat menilai menggantungkan pengetahuan pers dan media massa.
c. Pers mampu meningkatkan aspirasi. Dengan penguasaan media, suatu masyarakat dapat mengubah kehidupan mereka dengan cara meniru apa yang disampaikan oleh media tersebut. d. Pers mampu menciptakan suasana membangun. Melalui pers dan media massa dapat disebarluaskan informasi kepada masyarakat, ia dapat memperluas cakrawala, pemikiran serta membangun simpati, memusatkan perhatian pada tujuan pembangunan sehingga tercipta suasana pembangunan yang serasi dan efektif (Mulyana, 2003 : 1718). Dengan demikian surat kabar telah membawa banyak perubahan pada kehidupan individu dan masyarakatlewat berita-berita dan artikel yang disajikan, serta iklan-iklan yang ditawarkan dengan berbagai bentuk dan tulisan yang menarik, cakrawala pandangan seseorang menjadi bertambah, sehingga dapat tercipta aspirasi untuk membenahi diri dan lingkungannya. 3. Karakteristik Surat Kabar Untuk
dapat
memanfaatkan
media
massa
secara
maksimal
demi
tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus mengetahui karakteristik dari media massa yang akandi gunakannya. disebut “printed mass media” memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut: a. Publisitas Pengertian publisitas ialah bahwa surat kabar diperuntukan umum; karenanya berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum (Effendi, 2006:154). Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya khalayak yang tersebar di berbagai tempat,karena pesan tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya. Dengan demikina, semua aktifitas manusia yang menyangkut kepentingan umum dan atau menarik
untuk umum adalah layak untuk di sebarkan. Pesan-pesan melalui surat kabar harus memenuhi criteria tersebut (Ardianto & Erdinaya, 2005:104-105). Sasaran atau khalayak surat kabar bersifat heterogen. Keheterogenan ini merujuk pada dimensi geografis dan psikografis. Geografis merujuk pada data administrasi kependudukan seperti jenis kelamin, kelompok usia, suku bangsa, agama, tempat tinggal dan sebagainya. Psikografis merujuk pada karakter, sifat kepribadian, adat istiadat dan sebagainya. Mengingat surat kabar ditujukan pada khalayak umum, maka isinya pun harus menyangkut kepentingan umum. b. Periodesitas Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya, misalnya harian, mingguan, dwi mingguan. Sifat periodesitas sangat penting dimiliki media massa,khususnya surat kabar (Ardianto & Erdianaya, 2005:105) Surat kabar yang terbit setiap hari pun harus konsisten dengan pilihannya, apa terbit setiap pagi atau setiap sore. Keteraturan terbit surat kabar sangatlah penting. Hal ini menunjukkan keprofesionalan surat kabar. Jika
sebuah
surat
kabar
sudah
memiliki
konsisitensi
dan
keprofesionalan dalam penerbitan, sudah dapat dipastikan akan meningkatnya pembaca yang berlangganan ke media tersebut, karena media dianggap konsisten dan bertanggung jawab dengan kewajibannya sebagai pemenuh kebutuhan khalayak. c. Universalitas
Universalitas sebagianciri lain dari surat kabar menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian diseluruh dunia dan tentang aspek kehidupan manusia. Universalitas berkaitan dengan kesemestaan isinya yang beraneka ragam dan berasal dari seluruh dunia. (Effendy, 2006:154) Surat kabar memuat berbagai macam berita mengenai kejadiankejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, agama, dan lain-lain. Kemudian lingkup kegiatannya bersifat lokal,
regional, nasional bahkan internasional. Jadi
meskipun bentuknya seperti surat kabar seperti media pers mahasiswa misalnya, tidak dapat disebut sebagai surat kabar karena isinya adalah seputar kampus yang bersangkutan saja, dan pesannya pun hanya untuk konsumsi mahasiswa atau para pengajar seperti dosen, oleh karena itu media seperti ini tidak dikatakan media massa. d. Aktualitas Aktualitas
menurut
kata
asalnya
berarti
“kini” dan
“keadaan
sebenarnya” (Effendy dalam Ardianto, 2007: 113). Kedua kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan berita, karena definisi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang. Aktualitas merujuk pada kecepatan penyampaian laporan mengenai suatu hal atau peristiwa kepada khalayak. kabar harian
Kekinian atau aktualitas surat
harus menyesuaikan diri dengan radio dan televisi yang
menyiarkan beritanya setiap jam. Untuk itu yang perlu ditekankan oleh surat kabar bukanlah unsur what, who, where, when dan how, karena itu sudah diketahui
masyarakat
melalui radio
atau
televisi.
Aspek
yang
harus
ditonjolkan oleh berita surat kabar adalah unsur why-nya. Hal atau suatu yang baru juga akan lebih menarik khalayak ketimbang sesuatu yang sudah lama atau usang, karena dengan sesuatu yang baru khalayak pun dapat berkembang dengan mengikuti perkembangan zaman. e. Terdokumentasikan Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita, artikel atau feature, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping (Ardianto, 2007: 113). Karakteristik khusus surat kabar yang tidak dimiliki media massa lain seperti
televisi
dan
radio
adalah
terdokumentasikan.
Maksud
terdokumentasikan yaitu, setiap berita, artikel, feature dan produk surat kabar lainnya tercetak dalam kertas. Dengan kata lain, semua itu terdokumentasikan sedemikian rupa. B. Berita 1. Pengertian Berita Haris Sumadiria (2005: 64) mengutip dari dari berbagai tokoh tentang pengertian bertia sebagai berikut: Definisi berita sendiri banyak sekali dikemukakan oleh para pakar, diantaranya Paul De Massenner dalam buku Here‟s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan
menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Doug Newsom dan James A. Wollert dalam Media Writing: News for the Mass Media, mengemukakan definisi sederhana tentang berita yaitu apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (1993:131), menyetujui pendapat yang dikemukakan oleh Mitchel V. Charnley yang mengatakan, news is the timely report of facts or opinion of either inters or impotance, or both, to a considerable number of people (berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk). Pengertian yang disampaikan oleh Haris Sumadiria dalam buku Jurnalistik Indonesia:Menulis Berita dan Feature (2005:65), mengatakan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet. Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran yang sederhana, seperti dilukiskan dengan baik oleh pakar jurnalisitik, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan
televisi.
Berita
menampilkan
fakta,
tetapi tidak
setiap
fakta
merupakan berita. Menurut Paul De Massenner dalam buku “Here‟s The News: Unesco Associate”, menyatakan : “News atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar”(Sumadiria, 2005:65). Sedangkan Charnley dan James M. Neal, menuturkan :
“Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak”(Errol Jonathans dalam Mirza, 2000:68-69; dalam Sumadiria, 2005:64). Sedangkan berita menurut Edward Jay Friedlander dkk, dalam bukunya “Exellence in Reporting”, mengatakan : “News is what you should know that you don‟t know. News is what has happened recently that is important to you in your daily life. News is what fascinates you, what excites you enough to say to a friend, „Hey, did you hear about...?‟ News is what local, national, and international shakers and moversare doing to affect your life. News is the unexpected event that, fortunately or unfortunately, did happened. Berita adalah apa yang harus anda ketahui dan yang tidak ketahui. Berita adalah apa yang terjadi belakangan ini yang penting bagi anda bagi kehidupan anda sehari-hari. Berita adalah apa yang menarik bagi anda, apa yang cukup menggairahkan anda untuk mengatakan kepada seorang teman,‟Hey, apakah kamu sudah mendengar....?‟ Berita adalah apa yang dilakukan oleh pengguncang dan penggerak lokal, nasional, dan internasional untuk mempengaruhi kehidupan anda. Berita adalah kejadian yang tidak disangka-sangka yang, untungnya atau sayangnya, telah terjadi“(Budyatna, 2006:39). Definisi-definisi dari beberapa pakar di atas, lebih banyak bertitik tolak dari dunia surat kabar. Kenyataan itu tidak salah, hanya tidak lengkap karena media massa tidak hanya merujuk kepada surat kabar, tetapi juga mencakup radio, televisi, film, dan bahkan juga sekarang ini internet. Dengan kata lain, berita tidak hanya merujuk pada pers atau media massa dalam arti sempit dan “tradisional”, melainkan juga pada radio, televisi, film, dan internet. Tak ada media tanpa berita, sebagaimana berita tanpa media. Berita telah tampil sebagai kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat modern di seluruh dunia. Menurut George Fox Mott dalam “New Survey of Journalism” (1958), mengatakan :
“Paling tidak terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan oleh para praktisi dan pengamat media massa. Kedelapan konsep itu meliputi : (1) berita sebagai laporan tercepat (news as timely reporting), (2) berita sebagai rekaman (news as record), (3) berita sebagai fakta objektif (news as objective fact), (4) berita sebagai interpretasi (news as interpretative), (5) berita sebagai sensasi (news as sensation), (6) berita sebagai minat insan (news as human interest), (7) berita sebagai ramalan (news as prediction), dan (8) berita sebagai gambar (news as picture)” (Effendy dalam Sumadiria, 2005:71-72). Berdasarkan pendapat ahli di atas, berita merupakan laporan tercepat tentang suatu kejadian yang disiarkan surat kabar, radio, televisi, maupun media on line internet mengenai opini ataupun berupa fakta-fakta objektif dalam merefleksikan suatu kejadian sehingga menimbulkan interpretasi pembaca yang selanjutnya akan timbul sebuah sensasi dari refeksivitas terhadap pesan yang di bawa media Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya “Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature”, mengatakan : “Berita dapat diklaifikasikan ke dalam dua kategori: berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news). Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka atau tertutup.sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan tidak diduga. Selebihnya, berita juga bisa dilihat menurut materi isinya yang bermacam-macam”(Sumadiria, 2005:65). Berita berat sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang mengguncang dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan. Sedangkan berita ringan, juga sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi,
seperti pesta
pernikahan bintang film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja.
Berdasarkan sifatnya, berita terbagi atas berita diduga dan berita tak terduga. Menurut AS Haris Sumadiria dalam buku “Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature”, mengatakan : “Berita diduga adalah peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti lokakarya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. Proses penanganan berita yang sifatnya diduga disebut making news. Artinya kita berupaya untuk menciptakan dan merekayasa berita (news engineering). Sedangkan berita tidak diduga adalah peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak direncanakan, tidak diketahui sebelumnya, seperti kereta api terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan, kapal tenggelam. Proses penanganan berita yang sifatnya tidak diketahui dan tidak direncanakan, atau sifatnya tiba-tiba itu, disebut hunting news. Orangnya disebut sebagai pemburu (hunter)“(Sumadiria, 2005:66). Berdasarkan materi isinya, menurut Haris, berita dapat di kelompokan ke dalam : 1. Berita 2. Berita 3. Berita 4. Berita 5. Berita 6. Berita 7. Berita 8. Berita 9. Berita 10. Berita 11. Berita 12. Berita 13. Berita 14. Berita insani
pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news) ekonomi (economic news) keuangan (financial news) politik (political news) sosial kemasyarakatan (social news) pendidikan (education news) hukum dan keadilan (law and justice news) olah raga (sport news) kriminal (crime news) bencana dan tragedi (tragedy and disaster news) perang (war news) ilmiah (scientific news) hiburan (entertaintment news) tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat (human interest) (Sumadiria, 2005:67).
Pada akhirnya pengetahuan dan pemahaman tentang klasifikasi berita, sangat penting sebagai salah satu pijakan dasar dalam proses perencanaan, peliputan, dan pelaporan serta pemuatan, penyiaran, atau penayangan berita. C. Jenis-Jenis Berita
Terdapat delapan jenis berita, Menurut AS Haris Sumadiria dalam buku “Jurnalistik Indonesia, Menulis berita dan Feature”, menjelaskan : a. Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan beritaberita langsung yang hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how (5W1H). b. Depth news report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan straight news report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengena itu sendiri. Jenis laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. Faktafakta yang nyata masih tetap besar. c. Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek berita menyeluruh mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga terlihat dengan jelas. d. Interpretative report lebih dari sekedar straight news dan depth news. Berita ini memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwaperistiwa kontroversial. Fokus laporan mengenai fakta. Dalam jenis ini, reporter menganalisis dan menjelaskan. Dan biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan mengapa. Pendeknya, berita interpretatif bersifat bertanya, apa makna sebenarnya dari peristiwa tersebut. e. Feature story yaitu penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya. Dengan menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan. f. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal dan aktual. Pelaporan mendalam dalam pers sering disajikan dalam rubrik khusus seperti: laporan utama, bahasan utama, fokus. g. Investigative reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun demikian, dalam laporan investigatif, para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan. h. Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum. Para pekerja editorial bukan bekerja untuk diri
sendiri, melainkan untuk sebuah surat kabar, majalah, atau stasiun radio. (Sumadiria, 2005:69-71). Dalam pembahasan di atas, diketahui bahwa terdapat delapan jenis berita, dimana setiap berita mempunyi tingakat kesulitan dalam proses pembuatannya. Dari yang paling mudah mendapatkan berita sampai yang paling sulit, dan kemampuan wartawan harus teruji dalam melakukan setiap peliputan baik peliputan sederhana untuk berita ringan sampai peliputan yang paling berat yakni investigatif untuk berita investigatif. D. Nilai Berita Nilai berita (News Value) merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita merupakan patokan berarti bagi reporter. Seorang reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus dilupakan dengan kriteria tersebut. Kriteria nilai berita juga sangat penting bagi para editor dalam mempertimbangkan dan memutuskan, mana berita terpenting dan terbaik untuk dimuat, disiarkan, atau ditayangkan melalui medianya kepada masyarakat luas. Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing (1980:6-17), menunjukkan kepada sembilan hal mengenai nilai berita. Beberapa pakar lain menyebutkan, ketertarikan manusiawi (human interest) dan seks (sex) dalam
segala dimensi dan manifestasinya, juga termasuk ke dalam kriteria umum nilai berita yang harus diperhatikan dengan seksama oleh para reporter dan editor media massa. (Sumadiria, 2005:80) Sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita, adalah : 1. Keluarbiasaan (unusualness) Dalam pandangan jurnalistik, berita bukanlah suatu peristiwa biasa. Berita adalah suatu peristiwa luar biasa (news is unusual). Untuk menunjukkan berita bukanlah suatu peristiwa biasa, Lord Northchliffe, pujangga dan editor di Inggris abad 18, menyatakan dalam sebuah ungkapan yang kemudian sangat populer dan kerap dikutip oleh para teoritis dan praktisi jurnalistik. Lord menegaskan (Mot, 1958 dalam Sumadiria, 2005:81), apabila ada orang digigit anjing maka itu bukanlah berita, tetapi sebaliknya apabila orang menggigit anjing maka itulah berita. Prinsip seperti itu hingga kini masih berlaku dan dijadikan acuan para reporter dan editor dimana pun. 2. Kebaruan (newness) Suatu berita akan menarik perhatian bila informasi yang dijadikan berita itu merupakan sesuatu yang baru. Semua media akan berusaha memberitakan
informasi
tersebut
secepatnya,
sesuai
dengan
periodesasinya. Namun demikian, satu hal yang perlu diketahui tentang barunya suatu informasi, yaitu selain peristiwanya yang baru, suatu berita yang
sudah lama terjadi, tetapi kemudian ditemukan sesuatu yang baru dari peristiwa itu, dapat juga dikatakan berita tersebut menjadi baru lagi. 3. Akibat (impact) Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Kenaikan harga bahan minyak (BBM), tarif angkutan umum, tarif telepon, bunga kredit pemilikan rumah (KPR), bagaimanapun sangat berpengaruh terhadap anggaran keuangan semua lapisan masyarakat dan keluarga. Apa saja yang menimbulkan akibat sangat berarti bagi masyarakat, itulah berita. Semakin besar dampak sosial, budaya, ekonomi atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya. Dampak suatu pemberitaan bergantung pada beberapa hal, yakni seberapa banyak khalayak yang terpengaruh, pmberitaan itu langsung mengena kepada khalayak atau tidak, dan segera tidaknya efek berita itu menyentuh khalayak media surat kabar, radio, atau televisi yang melaporkannya. 4. Aktual (timeliness) Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Secara sederhana aktual berarti menunjuk pada peristiwa yang baru atau yang sedang terjadi. Sesuai dengan definisi jurnalistik, media massa haruslah memuat atau menyiarkan berita-berita aktual yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam memperoleh dan menyajikan berita-berita atau laporan peristiwa yang aktual ini, media massa mengerahkan semua sumber daya yang dimilikinya mulai dari wartawan sampai kepada daya dukung
peralatan paling modern dan canggih untuk menjangkau nara sumber dan melaporkannya pada masyarakat seluas dan secepat mungkin. Aktualitas adalah salah satu ciri utama media massa. Kebaruan atau aktualitas itu terbagi dalam tiga kategori, yaitu : aktualitas kalender, aktualitas waktu dan aktualitas masalah. 5. Kedekatan (proximity) Berita
adalah
kedekatan,
yang
mengandung
dua
arti yaitu
kedekatan geogarfis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Semakin dekat suatu peristiwa yang terjadi dengan domisili kita, maka semakin terusik dan semakin tertarik kita untuk menyimak dan mengikutinya. Sedangkan kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita. 6. Informasi (information) Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian. Tidak setiap informasi mengandung dan memiliki nilai berita. Setiap informasi yang tidak memiliki nilai berita, menurut pandangan jurnalistik tidak layak untuk dimuat, disiarkan atau ditayangkan media massa. Hanya informasi yang memiliki nilai berita atau memberi banyak manfaat kepada publik yang patut mendapat perhatian media. 7. Konflik (conflict)
Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan.
Konflik
atau pertentangan
merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak akan pernah habis. Selama orang menyukai dan menganggap penting olah raga, perbedaan pendapat dihalalkan, demokrasi dijadikan acuan, kebenaran masih diperdebatkan, peperangan masih terus berkecambuk di berbagai belahan bumi, dan perdamaian masih sebatas angan-angan, selama itu pula konflik masih akan tetap menghiasi halaman surat kabar, mengganggu pendengaran karena disiarkan radio dan menusuk mata karena selalu ditayangkan di televisi. Ketika
terjadi perselisihan
antara
dua individu yang makin
menajam dan tersebar luas, serta banyak orang yang menganggap perselisihan tersebut dianggap penting untuk diketahui, maka perselisihan yang semula urusan individual, berubah menjadi masalah sosial. Disanalah letak nilai berita konflik. Tiap orang secara naluriah, menyukai konflik sejauh
konflik
itu
tak
menyangkut dirinya dan tidak
mengganggu
kepentingannya. Berita konflik, berita tentang pertentangan dua belah pihak atau lebih, menimbulkan dua sisi reaksi dan akibat yang berlawanan. Ada pihak yang setuju (pro) dan ada juga pihak yang kontra. 8. Orang Penting (news maker, prominence) Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor,
selebriti,
publik
figur.
Orang-orang
penting,
orang-orang
terkemuka, dimana pun selalu membuat berita. Jangakan ucapan dan
tingkah lakunya, namanya saja sudah membuat berita. Teori jurnalistik menegaskan, nama menciptakan berita (names makes news). Di Indonesia, apa saja yang dikatakan dan dilakukan bintang film, bintang sinetron, penyanyi, penari, pembawa acara, pejabat, dan bahkan para koruptor sekalipun, selalu dikutip pers. Kehidupan para publik figur memang dijadikan ladang emas bagi pers dan media massa terutama televisi.
Mereka
menabur
perkataan
dan
mengukuhkan
perbuatan,
sedangkan pers melaporkan dan menyebarluaskannya. Semua dikemas lewat sajian acara paduan informasi dan hiburan (information dan entertainment),
maka
jadilah
infotainment.
Masyarakat
kita
sangat
menyukai acara-acara ringan semacam ini. 9. Kejutan (suprising) Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba di luar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya. Kejutan bisa menunjuk pada ucapan dan perbuatan manusia. Bisa juga menyangkut binatang dan perubahan yang terjadi pada lingkungan alam, benda-benda
mati.
Semuanya
bisa
mengundang
dan
menciptakan
informasi serta tindakan yang mengejutkan, mengguncang dunia, seakan langit akan runtuh, bukit akan terbelah dan laut akan musnah. 10. Ketertarikan Manusiawi (human interest) Kadang-kadang suatu peristiwa tak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok orang, atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu masyarakat tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana
kejiwaan, dan alam perasaannya. Peristiwa tersebut tidak menguncangkan, tidak mendorong aparat keamanan siap-siaga atau segera merapatkan barisan dan tak menimbulkan perubahan pada agenda sosial-ekonomi masyarakat. Hanya karena naluri, nurani dan suasana hati kita merasa terusik, maka peristiwa itu tetap mengandung nilai berita. Para praktisi jurnalistik mengelompokkan kisah-kisah human interest ke dalam berita ringan, berita lunak (soft news). 11. Seks (Sex) Berita adalah seks; seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan menjadi sumber
berita.
Seks
memang
identik
dengan perempuan.
Perempuan identik dengan seks. Dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, selalu menyatu. Tak ada berita tanpa perempuan, sama halnya dengan tak ada perempuan tanpa berita. Di berbagai belahan dunia, perempuan dengan segala aktifitasnya selalu layak muat, layak siar, layak tayang. Segala macam berita tentang perempuan, tentang seks, selalu banyak peminatnya. Selalu dinanti dan bahkan dicari. Seks bisa menunjuk pada keindahan anatomi perempuan, seks bisa menyentuh masalah poligami. Seks begitu akrab dengan dunia perselingkuhan para petinggi negara hingga selebriti.
Dalam hal-hal
khusus, seks juga kerap disandingkan dengan kekuasaan. Seks juga sumber bencana bagi kedudukan dan jabatan seseorang. (Sumadiria, 2008:123-125)
Dikutip dari buku Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi dan Politik Media karya Eriyanto (2012:
123-12), secara umum, nilai berita digambarkan sebagai
berikut: Prominance
Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti pentingnya. Peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa yang dianggap penting. Kecelakaan yang menewaskan satu orang bukan berita, tetapi kecelakaan yang menewaskan penumpang satu bus baru berita. Atau kecelakaan pesawat terbang lebih dipandang berita dibandingkan dengan kecelakaan pengendara motor Peristiwa lebih memungkinkan disebut berita kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung unsure haru, sedih, dan menguras emosi khalayak. Peristiwa abang becak yang mengayuh dari Surabaya ke Jakarta lebih memungkinkan dipandang berita dibandingkan dengan peristiwa abang becak yang mengayuh becaknya di Surabaya saja. Peristiwa yang mengandung konflik lebih potensial disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang biasabiasa saja. Kerusuhan antara penduduk pribumi dan Cina lebih layak disebut berita dibandingkan peristiwa seharihari antarpenduduk pribumi. Berita mengandung peristiwa yang tidak biasa, peristiwa yang jarang terjadi. Seorang ibu yang melahirkan 6 bayi dengan selamat lebih disebut berita dibandingkan dengan peristiwa kelahiran seorang bayi. Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan dibandingkan dengan peristiwa yang jauh, baik dari fisik maupun emosi dengan khalayak.
Human Interest
Conflict/Controversy
Unusual
Proximity
E. Teras Berita 1. Pengertian Teras Berita Dalam Kamus Jurnalistik: Daftar Istilah Penting Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi, Asep Syamsul M. Romli (2008) mengartikan teras berita sebagai paragraf
pertama
berita,
biasanya
berisi
fakta
paling
penting,
dengan
mengedepankan salah satu unsur 5W+1H. Sedangkan menurut Santi Indra Astuti dalam bukunya Jurnalisme Radio Teori dan Praktik (2008), lead adalah mahkotanya berita. Lead tidak sekadar pembuka berita, tetapi juga merupakan daya tarik bagi berita untuk diikuti terus oleh khalayaknya. 2. Jenis Teras Berita Berdasarkan
unsur
yang
mengawalinya,
teras berita terbagi menjadi
bermacam-macam Sumadiria (2008: 128) membagi jenis teras berita menjadi 12 bagian, sebagai berikut: 1) Who lead (teras berita siapa) Teras berita siapa dipilih dengan pertimbangan unsur siapa atau pelaku peristiwa memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur yang lain. 2) What lead (teras berita apa) Teras berita apa dipilih dengan pertimbangan unsur apa atau peristiwa memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur yang lain. 3) When lead (teras berita kapan) Teras berita kanpa dipilih dengan pertimbangan unsur waktu peristiwa memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur yang lain. Pernyataan tentang waktu pada awal kalimat teras berita biasanya seperti pukul (jam-menit-detik), nama hari, pekan, bulan, tahun, windu, dasawarsa, abad.
4) Where lead (teras berita dimana) Teras berita dimana dipilih dengan pertimbangan unsur tempat peristiwa memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur yang lain. 5) Why lead (teras berita kenapa) Teras berita kenapa dipilih dengan pertimbangan unsur sebab atau peristiwa memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur yang lain. 6) How lead (teras berita bagaimana) Teras berita bagaimana dipilih dengan pertimbangan unsur bagaimana memiliki nilai berita (news value) yang lebih besar, kuat, atau lebih tinggi dibandingkan dengan unsur yang lain. 7) Contrast lead (teras berita kontras) Teras berita kontras banyak ditemukan pada berbagai peristiwa kriminal dan hukum. Cara untuk mengnalinya dengan memperhatikan isinya, apakah terdapat fakta atau perilaku yang berlawanan dengan seharusnya dilakukan oleh si pelaku peristiwa. 8) Quotation lead (teras berita kutipan) Teras berita kutipan harus memenuhi tiga syarat; 1. Perkataan langsung nara sumber yang dikutip dinilai sangat penting 2. Jelas, ringkas, dan tegas 3.
Mencerminkan watak pribadi, kebiasaan, atau gaya kepemimpinan nara sumber tersebut.
9) Question lead (teras berita pertanyaan) Syarat question lead pertanyaan yang dilontarkan nara sumber dinilai menarik atau penting, ringkas, dan tegas, dan mencerminkan karakter pribadi. 10) Descriptive lead (teras berita pemaparan) Sesuai dengan teori jurnalistik, pelukisan suasana dalam suatu peristiwa tertentu secara deskriptif dinilai lebih efektif dibandingkan dengan cara lain. 11) Narative lead (teras berita bercerita) Ditulis dengan mengikuti kaidah gaya penulisan cerita pendek. Teras berita jenis ini digolongkan ke dalam jurnalistik sastra. 12) Exlamation lead (teras berita menjerit) Teras berita menjerit, umumnya lebih banyak ditemukan pada peristiwa kriminal dan peristiwa bencana seperti gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, kecelakaan pesawat, kapal, feri, kereta api, bus. Berbeda dengan Sumadiria yang membagi teras berita ke dalam 12 jenis, Dono Darsono dan Enjang Muhaemin membagi jenis teras berita menjadi 16 macam. Adapun 4 tambahan jenis teras berita tersebut adalah: 1) Teras berita ringkasan (summary lead) Teras berita ringkasan adalah teras berita yang dipadatkan. Disebut juga teras berita yang menyimpulkan (congclution lead), karena di dalamnya berisi
kesimpulan atas apa yang diberitakan. (Dono Darsono & Enjang Muhaemin, 2012: 71) 2) Teras berita parody (parody lead) Teras berita parody adalah teras berita yang memanfaatkan judul lagu, peribahasa,
kata-kata mutiara,
atau judul film yang tengah ngetren, dan
digandrungi publik. (Dono Darsono & Enjang Muhaemin, 2012: 80) 3) Teras berita epigram (epigram lead) Teras berita adalah teras berita yang menggunakan sejenis sajak atau ungkapan pendek yang berisi sesuatu pikiran yang luhur atau menyenangkan sebagai sebuah sindiran tajam. (Dono Darsono & Enjang Muhaimin, 2012: 81) 4) Teras Berita Sapaan (direct address lead) Teras berita sapaan adalah teras berita yang menggunakan kata ganti orang pertama atau orang kedua pada kalimat pertama. Tujuannya agar pembaca merasa tersapa, dan dilibatkan. (ibid)
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Harian Umum Radar Banten 1. Sejarah Singkat Harian Umum Radar Banten Harian Radar Banten (selanjutnya disebut Radar Banten) merupakan satu dari tiga harian lokal yang terbit di Provinsi Banten. Terbit pertama kali pada tanggal 2 Juni 2000 dengan nama Harian Banten yang dikelola oleh PT Wahana Semesta Banten dan berada di bawah naungan Jawa Pos Group. Munculnya koran lokal seperti Radar Banten, adalah sebuah keniscayaan sejarah, seiring dibukanya kran kebebasan pers di Indonesia pasca runtuhnya Rezim Orde Baru, yang ditandai dengan disahkannya UU Pokok Pers No. 40 Tahun 1999. Fenomena
munculnya koran-koran lokal, ini juga dilandasi oleh
semangat Otonomi Daerah
sesuai dengan Undang-undang No. 22 tahun 1999
tentang pemerintahan daerah. Karena itu, pasca kebebasan pers ini, tak heran koran-koran lokal pun bermunculan di hampir seantero negeri, terutama dipelopori oleh industri-industri media yang telah eksis dan establish di dunia persuratkabaran tanah air. Sebut saja dengan Jawa Pos. Koran terbesar di Jawa Timur ini menjadi “raja” media dengan menerbitkan puluhan koran lokal di berbagai daerah di Indonesia. Kemunculan Harian Banten di provinsi ke-30 ini bersamaan dengan semangat yang menggelora dari masyarakat Banten untuk memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat dan menjadi provinsi sendiri. Apalagi, saat itu Harian Banten
tampil sebagai satu-satunya koran yang terbit di Kota Serang (cikal bakal ibukota Provinsi Banten kala itu). Sedangkan satu koran lagi, Radar Tangerang (juga berada di bawah manajemen Jawa Pos Group), sekalipun berada di wilayah Banten, namun terbit, komposisi berita dan peredarannya lebih terkonsentrasi di kawasan Tangerang. Karena itu, menjadi sebuah keniscayaan jika Harian Banten pada masamasa
awal terbitnya
banyak
mengangkat
berita-berita
seputar perjuangan
pembentukan Provinsi Banten. Berbagai peristiwa penting perjuangan masyarakat Banten hingga terealisasinya provinsi ke-30 ini berhasil direkam oleh para wartawan Harian Banten dan menjadi liputan-liputan menarik serta ditunggu masyarakat. Maka, tak heran bila nama Harian Banten langsung melekat di hati masyarakat Banten, sehingga kemudian manajemen mengambil motto Harian Banten sebagai “Koran Kebanggaan Warga Banten”. Untuk
mempercepat penerimaan masyarakat,
pada
masa-masa awal
terbitnya, Harian Banten banyak menyebar spanduk promosi yang bernada propagandis dan provokatif yang dikemas dalam bahasa setempat. Untuk wilayah Serang dan Kota Cilegon yang notabene masyarakatnya berbahasa Jawa-Banten, ditampilkan spanduk yang berbunyi “Aje Ngaku Wong Banten Lamun Ore Mace Harian Banten”. sedangkan di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Lebak yang notabene masyarakatnya berbahasa Sunda, tampill dengan spanduk berbunyi “Ulah Ngaku Urang Banten Lamun Teu Maca Harian Banten”. Sedangkan di wilayah
Tangerang
yang
masyarakatnya heterogen tampil dengan spanduk
“Jangan Ngaku Orang Banten Kalau Tidak Membaca Harian Banten.”
Kemunculan spanduk-spanduk tersebut, tentu saja mendapat beragam reaksi
dari
masyarakat.
Mulai
yang
memberikan
pujian
hingga
yang
mempertanyakannya karena bahasanya dianggap terlalu vulgar. Bahkan, seorang tokoh agama di Kota Serang sempat menelepon redaksi Harian Banten. Ia mempertanyakan mengapa Harian Banten membuat spanduk demikian. Kata dia, sebagai masyarakat yang berkultur religius, yang dibaca pertama kali adalah al-Qur‟an bukan koran. Jadi, mestinya kalimatnya diganti menjadi “Aje Ngaku Wong Banten Lamun Ore Mace Al-Qur‟an”. Reaksi masyarakat atas kemunculan spanduk-spanduk tersebut, terbukti mempercepat penetrasi Harian Banten, dengan oplah pada masa-masa awal terbitnya mencapai angka 5.000 eksemplar. Pada Mei 2003 Harian Banten berpindah kantor dari yang semula di Jalan Ahmad Yani No. 104 Serang, ke Jalan Letnan Jidun No. 7 Kapendean, Serang dan seiring dengan tumbuh pesatnya perkembangan perusahaan sekarang Radar Banten sudah memiliki gedung sendiri yang bernama Graha Pena Radar Banten yang beralamat di Jl. Kolonel Tb. Suwandi Lingkar Selatan Kota Serang. Sementara itu, seiring dengan pergantian struktur di manajemen, terhitung sejak 1 November 2004, Harian Banten dengan semboyan “Kebanggaan Warga Banten” resmi berubah menjadi Radar Banten dengan semboyan baru pula, “Aspirasi, Suara Hati dan Kebanggaan Banten”. Perubahan ini dilandasi oleh pertimbangan, antara lain: 1. Sebagai
strategi
manajemen
untuk
mereposisi
Harian
Banten
di
masyarakat. 2. Mengkuti tradisi nama, di mana koran anak-anak perusahaan Jawa Pos Group umumnya diawali dengan nama Radar. 3. Dari segi bisnis, nama Radar lebih „menjual‟ ketimbang nama Harian terutama di mata para biro iklan di Jakarta. Perubahan dari Harian Banten menjadi Radar Banten terbukti membawa angin segar. Radar Banten tampil sebagai market leader dengan oplah yang kini mencapai 40 ribu eksemplar setiap harinya (data terakhir Bagian Pemasaran). Begitu juga pendapatan iklannya, yang rata-rata per bulan mencapai angka di atas Rp 500 juta. Bahkan, pada periode pasca perubahan nama, Radar Banten sempat membukukan angka pendapatan iklan lebih dari Rp700 juta dalam satu bulan (data Bagian Iklan). Untuk ukuran koran lokal, pendapatan iklan sebanyak itu merupakan angka cukup fantastis. Kebijakan lain yang ditempuh oleh manajemen adalah perubahan perwajahan koran dan mempertegas pemberlakuan larangan bagi para wartawan untuk menerima uang atau barang berharga lainnya dari narasumber (dimuat di halaman depan Radar Banten). 2.
Visi dan Misi a. Visi Radar Banten Radar Banten dalam operasional aktivitasnya didasarkan pada visi berikut:
1. Visi Sosial Tampil menjadi koran lokal yang memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial-kemasyarakatan, serta mendorong dinamisasi dan percepatan pembangunan di Provinsi Banten. 2. Visi Bisnis Radar Banten sebagai koran yang probisnis. Radar Banten harus menjadi media paling efektif bagi para pebisnis di Banten maupun luar Banten dalam mengenalkan produk-produknya di masyarakat. Dengan
visi ini pula
Radar
Banten
mendorong
terwujudnya
masyarakat yang berjiwa entrepreneur (wirausaha). b. Misi Radar Banten Radar Banten dilahirkan untuk berkiprah dan berperanserta dalam pembangunan bangsa dan negara, khususnya di Provinsi Banten. Untuk menjalankan perannya itu, Radar Banten memiliki misi Aspirasi, Suara Hati dan Kebanggaan Banten, dengan penjabaran sebagai berikut: 1. Aspirasi Sebagai penyebar informasi, Radar Banten harus tampil menjadi koran
terpercaya
dan
berguna
bagi masyarakat,
menjadi media
penghubung yang baik bagi semua pihak, baik pemerintah dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, serta pihak-pihak lain.
2. Suara Hati Segala isi pemberitaan Radar Banten, harus mencerminkan suara hati masyarakat Banten. Karena itu,
wartawan dan karyawannya dituntut
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi sosial masyarakat, dan harus merasa sebagai bagian dari masyarakat Banten. 3. Kebanggaan Banten. Radar Banten sebagai salah satu koran lokal di Banten harus tampil menjadi koran kebanggaan warga Banten, dengan penyajian beritanya yang akurat, tepat, dan terpercaya, serta menaati kode etik jurnalistik dan sesuai dengan Undang-undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers. 3. Persebaran Wilayah dan Segmentasi Pembaca Perkembangan oplah koran dari hari ke hari mengalami kenaikan, dan berdasarkan data dari Bagian Pemasaran, saat ini oplah Radar Banten berada dalam kisaran angka 40 ribu eksemplar, dengan persebaran wilayah dan segmentasi pembaca sebagai berikut: a.
Persebaran Wilayah: Kota Cilegon 30%, Kota Tangerang 9%, Kabupaten Serang 31%, Kabupaten Pandeglang 12%, Kabupaten Lebak 10%, Kabupaten Tangerang 8%
b. Segmentasi Pembaca: Jenis Kelamin : Pria 78% Wanita 22%
c. Usia Pembaca : 15-19 tahun 7%, 20-24 tahun 23% , 25-29 tahun 17%, 30-34 tahun 19%, 35-39 tahun 18%, 40-49 tahun 9%, dan di atas 50 tahun 7%. d. Pendidikan Pembaca :Universitas 14%, Akademi 8% Tamatan SLTA 43% Tamatan SLTP 17%, dan Lain-lain 8% e. Pekerjaan Pembaca : Pelajar/mahasiswa 9% Profesional 33% Karyawan biasa 11% Usahawan 35% Ibu Rumah Tangga 5% dan Lain-lain 7% f.
Pembelanjaan/Pengeluaran Per Bulan Pembaca Rp 1.500.000 - ke atas 20%, Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000 19% Rp 700.000 - Rp 1.000.000 23% Rp 500.000 - Rp 700.000 11% Rp 350.000 - Rp 500.000 10% Rp 200.000 - Rp 350.000 13% Di bawah - Rp 200.000 4%
4. Data Objektif Harian Umum Radar Banten Dalam suatu struktur organisasi diperlukan data-data yang objektif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keadaan objek yang dimaksud dalam
suatu
mempunyai
struktur
organisasi.
Harian
data-data
yang
objektif
Umum Radar untuk
Banten
menunjukkan
keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Data-data objektif yang telah disusun dan ditetapkan olah Harian Umum Radar Banten adalah sebagai berikut: a. Keterangan Umum: 1. Nama Surat Kabar
: Harian Umum Radar Banten
2. Badan Hukum
: Perseroan Terbatas
3. Motto
:
Aspirasi,
Suara
Hati
dan
Kebanggaan Banten 4. Haluan
: Independen
b. Keterangan Teknis: 1. Penerbitan
: Harian (7 kali Seminggu)
2. Bentuk Penerbitan
: Junior Broadsheet (American Style)
3. Waktu Penerbitan
: Pukul 01.00 WIB (Dini Hari)
4. Bahasa
: Indonesia
5. Jumlah Halaman
: 24 Halaman (Senin-Sabtu) 20 Halaman (Minggu)
c. Keterangan Ukuran: 1. Halaman Kertas
: 350 mm x 580 mm
2. Halaman Cetak
: 330 mm x 403 mm
3. Lebar Kolom Berita
: 42 mm
4. Lebar Kolom Iklan
: 42 mm
5. Jumlah Kolom Per-Halaman : 7 Halaman 6. Sistem Percetakan
: Offset Printing
d. Material yang digunakan
: Film dan Flat Negative
e. Sumber Berita
: Liputan Wartawan dan
JPNN f.
Penyebaran
: Kota Cilegon, Kota dan
Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak B. Penggunaan Jenis Teras Berita Kaitannya Dengan Isi Berita Berdasarkan unsur yang mengawalinya, Sumadiria membagi teras berita menjadi 12 macam. Sedangkan menurut Darsono dan Muhaemin, teras berita terbagi menjadi 16 macam. Berikut ini analisis penggunaan jenis teras berita
kaitannya dengan isi berita pada headline rubrik Radar Serang Harian Umum Radar Banten edisi Januari 2013: Edisi 2 Januari 2013 Gaji Gubernur Ratu Atut Chosiyah dalam sebulan mencapai Rp 216 juta. Gaji tersebut merupakan terbesar keenam se-Indonesia. Berdasarkan data Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), 10 besar gaji Gubernur terbesar berturut-turut antara lain, Jawa Timur Rp 642 juta per bulan, Jawa Barat Rp 603 juta per bulan, dan Jawa Tengah Rp 438 juta per bulan. Kemudian Gubernur Kalimantan Timur Rp 344 juta per bulan, Sumatera Utara Rp 327 juta per bulan, Gubernur Banten Rp 261 juta per bulan, Sulawesi Selatan Rp 213 juta per bulan, Sumatera Selatan Rp 185 juta per bulan, Kalimantan Selatan Rp 184 juta per bulan, dan Riau Rp 181 juta perbulan. Judul Utama
: Gaji Atut Rp 216 Juta
Judul Kecil
: Terbesar Keenam se-Indonesia
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Gaji Gubernur Ratu Atut Chosiyah (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: Teras Berita Apa (What Lead)
Keterangan isi
: Gaji Gubernur yang fantastis menjadi sorotan utama baik dari judul maupun teras berita. Gaji yang termasuk pada unsur “apa” menjadikan teras berita tersebut digolongkan ke dalam teras berita apa (what lead). Ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, “Gaji Gubernur” mengandung nilai berita keluarbiasaan (unusualness) sehingga menjadi perhatian orang. Dengan nilai fantastis yang mencapai 216
juta
perbulan sampai menduduki rangking keenam se-
Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 yang dikatakan Sekretaris Nasional (Seknas) Fitra, Uchok Sky Khadafi. Untuk gaji pokok, seorang Gubernur mendapatkan Rp 3 juta per bulannya, di tambah dengan tunjangan jabatan sebesar Rp 5,4 juta. Sehingga, total gaji yang diterima Gubernur mencapai Rp 8,4 juta per bulan. Tapi tak cuma itu, sebab Gubernur juga mendapat tambahan kocek dari tunjangan operasional. Tunjangan
tersebut
ditentukan
berdasarkan
klasifikasi
pendapatan asli daerah. Sehingga, total pendapatan yang diterima
oleh
Gubernur
Banten
lewat
tunjangan
operasional mencapai Rp 216 juta per bulannya. Jika total gaji yang diterima perbulan hanya berkisar Rp 8,4 juta per bulan, maka tunjangan operasional berdasarkan klasifikasi pendapatan asli daerah mencapai Rp 207,6 juta per bulan. Jumlah gaji yang fantastis juga dinilai mengandung unsur kejutan
(surprising)
karena jumlahnya yang di luar
dugaan. Meskipun ada unsur lain yang memiliki nilai berita,
seperti unsure “siapa” yang dalam berita ini
disebutkan
Gubernur
(prominence),
namun
yang
menjadi
orang
unsur
tersebut
dianggap
penting tidak
memiliki nilai yang lebih besar dari unsur “gaji”. Dari
teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa (what lead) digunakan ketika unsur tersebut memiliki nilai keluarbiasaan dan kejutan sehingga menarik perhatian khalayak. Edisi 3 Januari 2013 DPD Partai Gerindra Banten menarik dukungan politiknya dan keluar dari Koalisi Banten Bersatu yang mengusung Gubernur Ratu Atut Chosiyah dan Wakil Gubernur Rano Karno. Keputusan ini merupakan hasil rapat gabungan pengurus Partai Gerindra mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota yang digelar di Serang, Jumat (28/12). Judul Utama
: Kinerja Atut-Rano Dinilai Tidak Memuaskan
Judul Kecil
: Gerindra Keluar dari Koalisi
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: DPD Partai Gerindra Banten (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Teras Berita Siapa (Who Lead)
Keterangan isi
: DPD Partai Gerindra Banten yang merupakan unsur siapa ditempatkan di awal teras berita, sehingga DPD Partai Gerindra Banten menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, selain memiliki unsur
popularitas,
keterkenalan (prominence),
DPD Partai Gerindra ini memiliki nilai yang tinggi karena memiliki unsur konflik (conflict) dan memberikan kejutan (surprising).
Konflik
dalam
hal ini konflik
dengan
Gubernur dan wakilnya (Rano). Konflik tersebut terjadi lantaran
kecewaan
DPD
Partai
kepemimpinan Atut dan Rano
Gerindra
terhadap
selama setahun masa
jabatannya. Atut dianggap tidak menjalankan komitmen politik
menyangkut
delapan program Gerindra dalam
pembangunan Banten. Tak hanya itu, dalam kurun waktu setahun
pemerintahannya,
pembangunan
Banten
dinilai
mendapat rapor yang kurang memuaskan. Ketidakpuasan tersebut berdasarkan beberapa fakta dan data, yaitu tentang
kemiskinan,
pengangguran,
infrastruktur
tidak
baik, pembangunan yang tidak merata, pendapatan daerah tidak
mengalami
peningkatan
yang
signifikan,
serta
birokrasi yang buruk masih terjadi. Selain pernyataan kekecewaan
yang
menimbulkan
konflik,
DPD Partai
Gerindra juga memberikan pernyataan yang mengejutkan terkait keputusannya menarik dukungan politik dan keluar dari Koalisi Banten Bersatu. Dari teras berita ini dapat disimpulkan digunakan
bahwa ketika
teras unsur
berita siapa
siapa (who)
(who
lead)
memiliki
nilai
keterkenalan (prominence), memiliki konflik dengan pihak
tertentu (conflict) atau memberikan kejutan (surprising) yang tidak biasa. Edisi 4 Januari 2013 Guru madrasah se-Banten ancam boikot pemilihan umum (Pemilu) 2014. Hal ini terkait dengan rencana surat edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang larangan pemerintah daerah (pemda) memberi bantuan keuangan terhadap madrasah. Meski belum ada kejelasan terkait SE Mendagri tersebut, namun wacana tersebut ditanggapi serius oleh Kementerian Agama (Kemenag). Judul Utama
: Guru Madrasah Ancam Boikot Pemilu
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Guru madrasah se-Banten (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Teras Berita Siapa (Who Lead)
Keterangan isi
: Guru madrasah se-Banten ditempatkan di awal teras berita,
sehingga
Guru
madrasah
se-Banten
yang
merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Guru madrasah se-Banten ini memiliki nilai yang tinggi karena menimbulkan akibat dan memberikan kejutan. Akibat dalam hal ini akibat yang akan ditimbulkan jika benar
pemilihan umum (Pemilu) 2014 diboikot. Guru madrasah se-Banten ini juga dianggap memberikan kejutan, yaitu ancaman yang akan menimbulkan akibat yang akan menimbulkan permasalahan lanjutan. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan ketika orang tersebut sedang atau akan menimbulkan akibat yang berpengaruh terhadap masyarakat maupun kelompok tertentu atau memberikan kejutan baik itu kejutan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Meskipun kejutan tersebut hanya berupa ancaman, namun hal tersebut menyita perhatian khalayak. Edisi 5 Januari 2013 Nasib tenaga honorer kategori satu (K1) Pemprov Banten hingga kini belum mendapat kejelasan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banten untuk mendapatkan surat keputusan (SK) pengangkatan menjadi CPNS. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) hingga kemarin masih melakukan pengecekan ulang berkas atau quality assurance (QA) ke 781 honorer untuk mencegah adanya manipulasi data. Judul Utama
: Nasib Honorer K1 Belum Jelas
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Nasib tenaga honorer (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita Keterangan isi
: What Lead : Nasib tenaga honorer ditempatkan di awal teras berita, sehingga Nasib tenaga honorer yang merupakan unsur apa menjadikan
teras
berita
dalam
headline
berita
ini
digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Nasib tenaga honorer ini memiliki
nilai
yang
tinggi
karena
memiliki
unsur
informasi dan peristiwa yang aktual. Informasi dalam hal ini
informasi
mengenai
nasib
tenaga
kerja
honorer
tersebut, sedangkan peristiwa aktual yaitu ketidakjelasan nasib tenaga kerja honorer. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai informasi yang dianggap penting bagi seluruh maupun sebagian masyarakat dan menjadi peristiwa yang aktual atau masih terjadi di masyarakat. Edisi 6 Januari 2013 Korban penyalahgunaan narkoba baik oleh pemakai, pengedar, maupun bandar di Indonesia mencapai 3,8 juta jiwa. Jumlah tersebut memprihatinkan dan bisa mengancam generasi muda di masa yang akan datang. Sementara korban narkoba di Banten mencapai 166 ribu jiwa. “Sampai saat ini di Banten yang menjadi korban narkoba mencapai 166 ribu jiwa. Ini yang harus menjadi perhatian semua pihak,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten Kombes Pol Heru Februanto, Jumat (4/1) Judul Utama
: 166 Ribu Jiwa Korban Narkoba
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Sosial Masyarakat
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Korban Penyalahgunaan narkoba (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: Korban Penyalahgunaan narkoba ditempatkan di awal teras berita, sehingga Korban Penyalahgunaan narkoba yang merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Korban Penyalahgunaan narkoba ini memiliki nilai yang tinggi karena memiliki unsur yang luarbiasa dari segi jumlahnya yang mencapai 3.8 juta jiwa. Selain memilikin nilai keluarbiasaan,korban
penyalahgunaan
narkoba
ini
memiliki unsure kedekatan, disebutkan 166 ribu jiwa dari jumlah korban tersebut ada di Banten. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan ketika orang tersebut memiliki unsur yang luarbiasa atau memiliki unsure kedekatan dengan khalayak.
Edisi 7 Januari 2013 Para tenaga honorer kategori (K1) yang kini masih menunggu penetapan surat keputusan (SK) pengangkatan CPNS dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), waswas. Selain belum mendapat kejelasan kapan SK ke-781 honorer K1 turun, kuotanya dimungkinkan bisa berkurang jika quality assurance (QA) atau pengecekan ulang berkas oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan permasalahan. “Kalau tim audit (BPKP) menyampaikan ada berkas yang bermasalah dari 781 maka kuota honorer K1 bisa berkurang,” kata Kepala Biro Hukum dan Humas Kemenpan dan RB Gatot Sugiharto yang dihubungi, Minggu (6/1). Judul Utama
: Kuota Honorer K1 Berkurang
Judul Kecil
: DPRD Banten Siap Datangi BPKP
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Para tenaga honorer (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: Para tenaga honorer ditempatkan di awal teras berita, sehingga Para tenaga honorer yang merupakan unsur siapa menjadikan
teras
berita
dalam
headline
berita
ini
digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Para tenaga honorer ini memiliki
nilai
yang
tinggi
karena
memiliki
unsur
kedekatan karena terjadi di Provinsi Banten. Teras berita ini memberikan informasi tentang kondisi para tenaga
honorer, sehingga para tenaga honorer yang objek utama yang diberitakan karena kondisinya yang masih menunggu surat keputusan (SK) ditempatkan di awal teras berita. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan ketika orang/kelompok tersebut memiliki kedekatan dengan khalayak atau menjadi objek utama yang diberitakan karena keadaan tertentu yang dialaminya. Edisi 8 Januari 2013 Dalam waktu dekat dua pemerintah daerah yakni Pemprov Banten dan Pemkot Serang bakal melakukan mutasi pejabat. Ini dilakukan selain untuk penyegaran terhadap kinerja pejabat yang dianggap lemah, juga untuk mengisi kekosongan sejumlah struktur organisasi tata kerja (SOTK) baru. Judul Utama
: Mutasi Pejabat Mengancam
Judul Kecil
: Pemprov dan Pemkot Siap-siap
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Dalam waktu dekat (Unsur Waktu/Kapan)
Jenis Teras Berita
: When Lead
Keterangan isi
: “Dalam waktu dekat” ditempatkan di awal teras berita, sehingga “dalam waktu dekat” yang merupakan unsur waktu menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita kapan (when lead).
Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita
yang
dikandungnya,
karena
menunjukkan
keadaan yang aktual. Selain menunjukkan keadaan yang aktual, “dalam waktu dekat” juga memiliki nilai informasi, yaitu
informasi waktu.
Dari teras
berita
ini dapat
disimpulkan bahwa teras berita kapan digunakan ketika wartawan (pembuat berita) tersebut mengutamakan untuk menyampaikan informasi waktu, informasi waktu tersebut sudah pasti informasi waktu yang aktual. Edisi 9 Januari 2013 Meski gedung baru yang dibiayai APBD Banten sebesar Rp 4,7 miliar telah selesai dibangun, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten kembali meminta bantuan ke Gubernur Ratu Atut Chosiyah terkait kelengkapan peralatan. Permintaan tersebut secara langsung disampaikan dalam sebuah pertemuan tertutup pengurus PWNU Banten yang didampingi mantan Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi. Dalam pertemuan tersebut diketahui membahas juga rencana peresmian kantor PWNU Banten yang akan dilakukan antara 18 atau 19 Januari 2013 Judul Utama
: Setelah Gedung, PWNU Minta Mebeler
Judul Kecil
: 2013 Usulkan Hibah Rp 1,5 M
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Meski (Unsur Kontras)
Jenis Teras Berita
: Contrast Lead
: “Meski” ditempatkan di awal teras berita, sehingga
Keterangan isi
“meski” yang merupakan unsur kontras menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita kontras (conrast lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, “meski” memiliki nilai kontradiktif yang luarbiasa, yaitu ketidak pantasan sesuatu dalam hal ini pengurus PWNU Banten yang meminta bantuan Gubernur setelah gedung baru yang dibiayai APBD Banten sebesar Rp 4,7 miliar telah selesai dibangun. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita kontras digunakan ketika ada sesuatu hal yang tidak pantas yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu. Edisi 10 Januari 2013 Mutasi pejabat yang bakal dilakukan Walikota Tb Haerul Jaman dinilai sarat muatan politis. Ini lantaran mutasi yang dilakukan menjelang pilkada dianggap hanya untuk mengakali penggunaan APBD demi pemenangan incumbent Jaman. Judul Utama
: Jaman Akali SE Mendagri Mutasi Pejabat Berbau Politis
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Mutasi pejabat (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Mutasi pejabat ditempatkan di awal teras berita, sehingga mutasi pejabat yang merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya,
Mutasi pejabat ini memiliki nilai yang
tinggi karena memiliki unsur informasi dan peristiwa yang aktual. Informasi dalam hal ini informasi mengenai mutasi pejabat yang akan dilakukan Walikota Tb Haerul Jaman dinilai
sarat
muatan
politis.
Selain
memiliki
unsure
informasi, mutasi pejabat juga memiliki nilai kedekatan karena terjadi di Banten. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai informasi yang dianggap penting bagi seluruh maupun sebagian masyarakat dan menjadi peristiwa yang dekat sehingga dianggap penting bagi masyarakat. Edisi 11 Januari 2013 Berkas pergantian antar-waktu (PAW) anggota DPRD Banten Aden Abdul Khaliq hingga kini belum diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Hal itu terjadi lantaran masih tertahan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banten. Usai ditandatangani Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin, berkas tersebut langsung diserahkan ke KPU Banten. “Sudah saya serahkan beberapa waktu lalu. Kalau di saya prinsipnya tidak mempersulit, ketika sudah disampaikan dari partainya (DPD I Golkar
Banten) langsung saya tanda tangan,” kata Aeng Haerudin kepada RadarBanten, Kamis (10/1). Judul Utama
: Berkas PAW Aden Tertahan
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Berkas pergantian antar-waktu (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Berkas pergantian antar-waktu ditempatkan di awal teras berita,
sehingga
berkas
pergantian
antar-waktu
yang
merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Berkas pergantian karena
antar-waktu
ini memiliki nilai yang tinggi
memiliki unsur informasi dan peristiwa yang
aktual. Informasi dalam hal ini informasi mengenai berkas PAW Aden tersebut, sedangkan peristiwa aktual yaitu tertahannya berkas PAW Aden. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai informasi yang dianggap penting bagi seluruh maupun sebagian masyarakat dan
menjadi peristiwa yang aktual atau masih terjadi di masyarakat. Edisi 12 Januari 2013 Pengumuman mutasi pejabat Pemprov Banten hingga Jumat (11/1) belum ada kepastian. Padahal semula, Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) merencanakan mutasi paling lambat akan dilakukan pada pekan kedua Januari 2013. Rencananya, pengumuman mutasi sekaligus pelantikan pejabat Pemprov Banten bakal dilakukan pekan ketiga atau pekan depan. Pengunduran ini dilakukan lantaran Sekda Banten Muhadi terjebak macet di Jalan Tol Tangerang-Merak saat akan pulang dari Bandung untuk menjalani tugas, Kamis (10/1). “Ya memang untuk pelantikan pejabat eselon II tidak bisa dilakukan pekan ini. Kemungkinan pekan depan. Saya menugaskan Pak Sekda ke Bandung hari Rabu dan kemarin (Kamis 10/1) enggak bisa sampai di Serang akibat terjebak macet dan banjir di tol,” kata Gubernur Ratu Atut Chosiyah kepada wartawan usai meninjau banjir di Tol Tangerang-Merak, Jumat (11/1). Judul Utama
: Mutasi Pejabat Ditunda
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Pengumuman mutasi pejabat (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Pengumuman mutasi pejabat ditempatkan di awal teras berita,
sehingga
Pengumuman
mutasi
pejabat
yang
merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras
berita
ditinjau
dari
nilai
berita
yang
dikandungnya,
pengumuman mutasi pejabat ini memiliki nilai yang tinggi karena
memiliki unsur informasi dan peristiwa yang
aktual.
Informasi
dalam
hal
ini informasi mengenai
pengumuman mutasi pejabat, sedangkan peristiwa aktual yaitu tertundanya mutasi tersebut. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai informasi yang dianggap
penting
bagi
seluruh
maupun
sebagian
masyarakat dan menjadi peristiwa yang aktual atau masih terjadi di masyarakat. Edisi 13 Januari 2013 DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Serang mewacanakan koalisi partai berbasis Islam jelang Pilkada Kota Serang. Guna mewujudkan hal tersebut, PPP terus mengintensifkan komunikasi dengan partai berbasis Islam seperti PAN, PKS, dan PKB. Bila terwujud koalisi ini, mereka bisa mencalonkan pasangan sendiri karena syarat minimal tujuh kursi dipenuhi. Kursi keempat partai berbasis Islam itu jika digabungkan berjumlah sembilan kursi. Terdiri dari PKS dengan tiga kursi, PAN tiga kursi, PPP dua kursi, dan PKB satu kursi. Judul Utama
: PPP Wacanakan Koalisi Islam
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: DPC Partai Persatuan Pembangunan (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: DPC Partai Persatuan Pembangunan ditempatkan di awal teras berita, sehingga DPC Partai Persatuan Pembangunan yang merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, selain
memiliki
popularitas
dan
dianggap
menjadi
seorang/kelompok penting di kalangan masyarakat karena memiliki
wewenang
Pembangunan
ini
khusus, memiliki
DPC nilai
Partai
yang
Persatuan
tinggi
karena
memberikan kejutan yaitu mewacanakan koalisi partai berbasis Islam jelang Pilkada Kota Serang. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan
ketika
orang/kelompok
tersebut
memiliki
wewenang khusus sehingga keberadaannya di kalangan masyarakat
menjadi
penting
dan
berpengaruh
serta
memiliki popularitas atau memberikan kejutan ide khusus yang
tidak
biasa.
Meskipun
kejutan
tersebut
tidak
dirasakan langsung oleh masyarakat pada umumnya dan hanya menjadi informasi saja. Edisi 14 Januari 2013 Kritik pedas disampaikan Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning terhadap Wakil Gubernur Rano Karno, yang tak lain kadernya
sendiri. Ia menilai, selama setahun kepemimpinannya dengan Gubernur Ratu Atut Chosiyah tidak ada perubahan berarti terhadap masyarakat Banten. Pihaknya merasa kecewa dengan kinerja pemerintahan Atut-Rano. “Kita merasa kecewa de gan si Doel yang tidak bisa menjalankan sejumlah tugas partai seperti trisakti Bung Karno dan trias dinamika partai,” kata Ribka yang menghubungi Radar Banten usai rapat internal DPD PDI Perjuangan Banten di Sekretariat Bappilu Kota Tangerang, Minggu (13/1). Judul Utama
: PDIP Kecewa Kinerja Si Doel
Judul Kecil
: Ancam Tarik Dukungan Koalisi Atut-Rano
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Kritik pedas (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Kritik pedas ditempatkan di awal teras berita, sehingga Kritik pedas yang merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam
teras
berita
ditinjau
dari
nilai
berita
yang
dikandungnya, Kritik pedas ini memiliki nilai yang tinggi karena
menjadi hal yang mengejutkan.
Menjadi hal
mengejutkan dalam hal ini karena kritik pedas tersebut ditujukan
kepada
Gubernur
dan
disampaikan
oleh
seseorang yang mengatasnamakan kelompok, yaitu Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning. Unsur ini
juga mengandung nilai konflik. Karena menjadi sesuatu hal yang tidak biasa disampaikan apalagi kepada seorang Gubernur. Dua tokoh yang berkonflik juga bukan orang biasa. Melainkan pihak-pihak yang popular dan memiliki wewenang. Namun meskipun Gubernur menjadi seorang yang mendapatkan kritikan pedas dan Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning menjadi pihak yang memberikan kritikan pedas, tidak menjadikan teras berita ini dikelompokkan menjadi teras berita siapa (who lead). Wartawan tidak mengedepankan Gubernur atau Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning di awal teras berita karena menganggap inti dari konflik tersebut adalah kritikan pedas yang dilontarkan. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai kejutan yang menarik perhatian khalayak karena menjadi unsur utama dalam konflik dua pihak. Edisi 15 Januari 2013 Setelah mendapat tudingan miring dari Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning seputar kinerjanya yang tidak maksimal, Wakil Gubernur Rano Karno angkat bicara. Merasa tak terima dengan tuduhan tersebut, Rano dengan kesal malah balik menantang Ribka yang juga anggota DPR tersebut agar pencabutan dukungan tidak sekadar wacana. “Jangan cuma akan (mencabut-red) tapi cabut dukungan secara resmi. Biar tahu kondisinya seperti apa,” kata pria yang akrab disapa si Doel ini usai rapat paripurna penyampaian hasil reses anggota DPRD Banten, Senin (14/1).
Judul Utama
: Si Doel Siap Mundur
Judul Kecil
: Tantang Ribka Cabut Dukungan Resmi
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Setelah mendapat tudingan miring (Unsur Waktu)
Jenis Teras Berita
: When Lead
Keterangan isi
: “Setelah mendapat tudingan miring” ditempatkan di awal teras berita, sehingga “Setelah mendapat tudingan miring” yang merupakan unsur waktu menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita kapan (when lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, karena menunjukkan keadaan yang aktual yaitu keadaan lanjutan dari konflik yang terjadi antara Gubernur dan Wagub dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning. Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa Ketua DPD
PDI
menyampaikan
Perjuangan kritik
Banten
pedas
Ribka
kepada
Tjiptaning
Gubernur
dan
wakilnya terkait kinerjanya yang tidak memuaskan. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita kapan digunakan ketika wartawan (pembuat berita) tersebut
mengutamakan atau
untuk
perkembangan
menyampaikan kasus
tertentu
informasi waktu, yang
sedang
berkembang. Edisi 16 Januari 2013 SDN Lopang Domba yang berada di Jalan Sama‟un Bakri, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang kebanjiran. Akibatnya, ratusan siswa dari kelas satu sampai enam terpaksa dipulangkan karena semua kelas bahkan ruang guru terendam air. Judul Utama
: SDN Lopang Domba Kebanjiran
Judul Kecil
: Ratusan Siswa Dipulangkan
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: SDN Lopang Domba (Unsur Tempat/Dimana)
Jenis Teras Berita
: Where Lead
Keterangan isi
: SDN Lopang Domba ditempatkan di awal teras berita, sehingga SDN Lopang Domba yang merupakan unsur tempat menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita dimana (where lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, SDN Lopang Domba ini memiliki nilai yang tinggi karena memiliki unsur kedekatan dengan khalayak.
memiliki nilai kedekatan
karena terjadi di Serang, tepatnya di Jalan Sama‟un Bakri,
Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang. SDN Lopang Domba ini juga merupakan unsur tempat yang memiliki nilai informasi. Informasi dalam hal ini informasi tempat berlangsungnya kejadian yaitu kejadian kebanjiran, yang mengakibatkan ratusan siswa dari kelas satu sampai enam terpaksa dipulangkan karena semua kelas bahkan ruang guru terendam air. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai informasi yang seluruh
maupun
sebagian
dianggap
masyarakat
penting dan
bagi
menjadi
peristiwa yang dekat sehingga dianggap penting bagi masyarakat. Edisi 17 Januari 2013 Gubernur Ratu Atut Chosiyah angkat bicara soal ancaman Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Banten, Ribka Tjiptaning, yang akan mencabut dukungan Koalisi Banten Bersatu. Usai rapat koordinasi bersama kepala daerah seBanten di Pendopo Gubernur, Atut malah mengaku heran terkait sikap PDI Perjuangan mencabut dukungan koalisi. Judul Utama
: Atut: Rugi Loh Keluar dari Koalisi
Judul Kecil
: Ribka Diminta Urusi Fraksi PDI Perjuangan
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Gubernur Ratu Atut Chosiyah (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: Gubernur Ratu Atut Chosiyah ditempatkan di awal teras berita,
sehingga
Gubernur
Ratu
Atut
Chosiyah yang
merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, selain memiliki
popularitas
dan
dianggap
menjadi
seorang/kelompok penting di kalangan masyarakat karena memiliki wewenang khusus, Gubernur Ratu Atut Chosiyah ini memiliki nilai yang
tinggi karena
memiliki unsur
konflik dan memberikan kejutan. Konflik dalam hal ini konflik dengan Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Banten, Ribka
Tjiptaning
karena
bermaksud
akan
mencabut
dukungan Koalisi Banten Bersatu. Gubernur Ratu Atut Chosiyah ini juga dianggap memberikan kejutan, yaitu pengakuannya
yang
merasa
heran
terkait sikap
PDI
Perjuangan mencabut dukungan koalisi. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan ketika orang/kelompok tertentu memiliki wewenang khusus sehingga keberadaannya di kalangan masyarakat menjadi penting dan berpengaruh serta memiliki popularitas, teras berita siapa juga digunakan ketika orang atau kelompok
tersebut
memiliki konflik
dengan
pihak
tertentu atau
memberikan kejutan yang tidak biasa baik dari apa yang dilakukannya maupun apa yang dikatakannya. Meskipun kejutan tersebut tidak dirasakan langsung oleh masyarakat pada umumnya dan hanya menjadi informasi saja. Edisi 18 Januari 2013 Sejumlah partai politik (parpol) di Banten mewaspadai adanya politisi kutu loncat demi tercapainya tujuan maju dalam pemilu legislatif (Pileg) 2014. Kekhawatiran terutama ditunjukkan oleh sejumlah parpol besar pasca-KPU menetapkan 10 dari 18 parpol yang lolos verifikasi faktual beberapa waktu lalu. Judul Utama
: Waspada Politisi Kutu Loncat
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Sejumlah partai politik (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: Sejumlah partai politik ditempatkan di awal teras berita, sehingga Sejumlah partai politik yang merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Sejumlah partai politik ini
memiliki
nilai
yang
tinggi
karena
memiliki
unsur
kedekatan karena berada dalam lingkup Provinsi Banten. Sejumlah partai politik juga memiliki nilai berita kejutan terkait kewaspadaannya terhadap politisi kutu loncat demi tercapainya tujuan maju dalam pemilu legislatif (Pileg) 2014. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan ketika orang/kelompok tersebut memiliki kedekatan dengan khalayak atau melontarkan wacana khusus yang mengejutkan. Edisi 19 Januari 2013 Gubernur Ratu Atut Chosiyah berjanji akan membenahi pembangunan di Banten setelah kritikan yang disampaikan sejumlah partai seperti PDI Perjuangan dan Partai Gerindra ramai menjadi sorotan. Atas kritikan yang dialamatkan terhadap pemerintahannya bersama Rano Karno sebagai Wakil Gubernur, Atut mengaku berterima kasih dan akan menjadi bahan introspeksi. “Pernyataan sejumlah partai yang pernah mencuat akan jadi introspeksi. Apabila dianggap tidak baik kinerja Ibu (Atut menyebut dirinya-red), itu (kritikan) akan menjadi bahan membenahi pembangunan. Tapi kritikan itu akan lebih baik jika disertai dengan solusi,” kata Atut dalam sambutan pelantikan pejabat eselon II di Pendopo Gubernur, Jumat (18/1). Judul Utama
: Kritik Harus dengan Solusi
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Gubernur Ratu Atut Chosiyah (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: Gubernur Ratu Atut Chosiyah ditempatkan di awal teras berita,
sehingga
Gubernur
Ratu
Atut
Chosiyah yang
merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, selain memiliki
popularitas
dan
dianggap
menjadi
seorang/kelompok penting di kalangan masyarakat karena memiliki wewenang khusus. Gubernur Ratu Atut Chosiyah ini
memiliki
nilai
yang
tinggi
karena
melontarkan
pernyataan
khusus
yaitu
terkait
janjinya
yang
membenahi
pembangunan
di
Banten.
Janji
akan
tersebut
dilontarkan setelah kritikan yang disampaikan sejumlah partai seperti PDI Perjuangan dan Partai Gerindra ramai menjadi sorotan.
Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang
manjadi sorotan terkait konfliknya dengan beberapa pihak memberikan sikap resminya yang mengaku berterima kasih atas kritikan pedas yang dilontarkan kepadanya dan akan menjadinya bahan introspeksi. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan ketika orang/kelompok
tertentu
memiliki
wewenang
khusus
sehingga keberadaannya menjadi penting dan berpengaruh
di kalangan
masyarakat,
yang
ketika orang/kelompok
tersebut memiliki konflik dengan pihak tertentu, dituntut untuk memberikan tanggapan resmi terkait hal tersebut. Karena tanggapan Gubernur dianggap biasa saja dan tidak mengejutkan,
maka
unsur
yang
memiliki nilai berita
tertinggi bukan terletak pada unsur apa (what) melainkan unsur siapa (who) Edisi 20 Januari 2013 Sejumlah warga di Kecamatan Kibin mengeluhkan tersendatnya distribusi air bersih dari instalasi pengolahan air bersih (IPA) Cijeruk. Sejak bencana banjir melanda, distribusi air sering mengalami gangguan sehingga merugikan pelanggan PDAM. Judul Utama
: Warga Kesulitan Air Bersih
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Sosial Kemasyarakatan
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Sejumlah warga di Kecamatan Kibin (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: Sejumlah warga di Kecamatan Kibin ditempatkan di awal teras berita, sehingga Sejumlah warga di Kecamatan Kibin yang merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam
teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Sejumlah warga di Kecamatan Kibin ini memiliki nilai yang tinggi karena memiliki unsur kedekatan karena terjadi di lingkup
Provinsi Banten.
Teras berita ini
menggambarkan keadaan yang dialami sejumlah warga di Kecamatan
Kibin
yang
mengeluhkan
tersendatnya
distribusi air bersih dari instalasi pengolahan air bersih (IPA) Cijeruk. Sejumlah warga di Kecamatan Kibin dalam teras berita ini menjadi objek utama yang diberitakan karena kondisinya yang mengeluhkan tersendatnya air bersih di kawasan mereka. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan ketika orang/kelompok
tersebut
memiliki
kedekatan
dengan
khalayak atau menjadi objek utama yang diberitakan karena keadaan tertentu yang dialaminya. Edisi 21 Januari 2013 Dana hibah pada APBD Kota Serang tahun anggaran 2012 tak terserap secara optimal. Dari alokasi anggaran sebesar Rp 18,48 miliar, hanya terserap 49,85 persen atau sebesar Rp 9,21 miliar. Judul Utama
: Dana Hibah Tak Terserap Optimal
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Dana hibah (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Dana hibah ditempatkan di awal teras berita, sehingga Dana hibah yang merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam
teras
berita
ditinjau
dari
nilai
berita
yang
dikandungnya, dana hibah ini memiliki nilai yang tinggi karena
memiliki
kedekatan
dengan
khalayak
karena
berasal dari dana APBD Kota Serang tahun anggaran 2012. Dana hibah ini juga mengandung unsur informasi penting
yang
mengejutkan
bagi
khalayak
karena
dilaporkan dana tersebut tak terserap secara optimal. Dari alokasi anggaran sebesar Rp 18,48 miliar, hanya terserap 49,85 persen atau sebesar Rp 9,21 miliar. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai kedekatan dengan khalayak serta bernilai informasi yang dianggap penting bagi seluruh maupun sebagian masyarakat. Edisi 22 Januari 2013 Jadwal mutasi ratusan pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemprov Banten kembali ditunda. Sebelumnya saat pelantikan pejabat eselon II di Pendopo Gubernur, Jumat (18/1), Gubernur Ratu Atut Chosiyah
merencanakan pelantikan 707 pejabat eselon III dan IV dilakukan Senin, (21/1). Judul Utama
: Penyerapan Anggaran Terhambat
Judul Kecil
: Mutasi Eselon III & IV Molor
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Jadwal mutasi ratusan pejabat (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Jadwal mutasi ratusan pejabat ditempatkan di awal teras berita,
sehingga Jadwal mutasi ratusan pejabat yang
merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Jadwal mutasi ratusan pejabat ini memiliki nilai yang tinggi karena
memiliki unsur informasi dan peristiwa yang
aktual. Informasi dalam hal ini informasi mengenai jadwal mutasi ratusan pejabat, sedangkan peristiwa aktual yaitu tertundanya kembali mutasi tersebut. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai informasi yang
dianggap
penting
bagi
seluruh
maupun
sebagian
masyarakat. Edisi 23 Januari 2013 Spanduk yang dipasang di SMPN 8 Kota Serang dinilai sarat dengan muatan politis. Pasalnya dalam spanduk tertulis motto pendidikan Kota Serang yang terkesan dipaksakan agar berkorelasi dengan Walikota Serang Tb Haerul Jaman. Bagi masyarakat yang belum tahu, spanduk tersebut bertuliskan “Dinas Pendidikan Kota Serang” pada baris pertama dan pada baris kedua tertulis “Pendidikan Sepanjang Jaman” yang terpampang jelas di depan sekolah yang terletak di Kecamatan Walantaka itu. Di samping kanan motto itu juga ada foto Walikota Serang Tb Haerul Jaman. Judul Utama
: Spanduk di Sekolah Jangan Bermuatan Politis
Judul Kecil
: Jaman Diminta Jangan Buat Kontroversi
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Spanduk (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Spanduk ditempatkan di awal teras berita, sehingga Spanduk yang merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam
teras
dikandungnya, karena
berita
ditinjau
Spanduk
memiliki
dari
nilai
berita
yang
ini memiliki nilai yang tinggi
kedekatan
dengan
khalayak
karena
terpasang di SMPN 8 Kota Serang. Spanduk juga dalam
berita
ini
memiliki
nilai
karena
dinilai
ketidaklaziman
ketidakpantasan syarat
dengan
atau muatan
politis. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai
kedekatan
dengan
khalayak
dan
mengandung
keanehan atau ketidaklaziman. Edisi 25 Januari 2013 Sebanyak 25 perusahaan di Banten tidak dikabulkan permohonannya untuk menangguhkan pemberlakuan upah minimum kota/kabupaten (UMK) 2013. Berdasarkan hasil rapat pleno Dewan Pengupahan Banten, Rabu (23/1), ada 25 perusahaan yang diusulkan untuk tidak dikabulkan permohonan penangguhannya oleh Gubernur. Judul Utama
: Penangguhan UMK Ditolak
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Sebanyak 25 perusahaan (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: Sebanyak 25 perusahaan ditempatkan di awal teras berita, sehingga sebanyak 25 perusahaan yang merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau
dari
nilai
berita
yang
dikandungnya,
sebanyak
25
perusahaan ini memiliki nilai yang tinggi karena memiliki unsur kedekatan karena terjadi di lingkup Provinsi Banten. Teras berita ini menggambarkan keadaan yang dialami Sebanyak 25 perusahaan tersebut, yaitu permohonannya untuk
menangguhkan
pemberlakuan
upah
minimum
kota/kabupaten (UMK) 2013 tidak dikabulkan. Dengan demikian sebanyak 25 perusahaan dalam teras berita ini menjadi
objek
utama
yang
diberitakan
karena
permohonannya tertolak gubernur. Teras berita ini juga menginformasikan diusulkan
untuk
bahwa tidak
sebanyak
25
dikabulkan
perusahaan permohonan
penangguhannya oleh Gubernur, berdasarkan hasil rapat pleno Dewan Pengupahan Banten, Rabu (23/1). Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan
ketika
orang/kelompok
tersebut
memiliki
kedekatan dengan khalayak atau menjadi objek utama yang diberitakan karena keadaan tertentu yang dialaminya. Edisi 26 Januari 2013 Kerugian akibat musibah banjir yang melanda delapan kabupaten/kota di Banten mulai didata. Berdasarkan hasil laporan sementara dari lima kabupaten/kota yang terkena banjir, kerugian mencapai Rp 66,21 miliar. Kerugian di Kabupaten Lebak mencapai Rp 14,87 miliar, Kabupaten Pandeglang Rp 25,79 miliar, Kabupaten Serang Rp 19,46 miliar, Kabupaten Tangerang Rp 5,88 miliar, dan Kota Serang Rp 196,34 juta. Judul Utama
: Kerugian Banjir Rp 66,21 M
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Bencana
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Kerugian (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Kerugian akibat musibah banjir ditempatkan di awal teras berita, sehingga kerugian akibat musibah banjir yang merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headlineberita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita
ditinjau
dari
nilai
berita
yang
dikandungnya,
kerugian akibat musibah banjir ini memiliki nilai yang tinggi yaitu memiliki kedekatan dengan khalayak karena kerudian akibat musibah banjir tersebut melanda delapan kabupaten/kota di Banten. Kerugian akibat musibah banjir ini
juga
mengejutkan
memiliki
unsur
bagi
khalayak
informasi dan
penting
mengandung
yang nilai
keluarbiasaan karena jumlahnya tidak sedikit. Berdasarkan hasil laporan sementara dari lima kabupaten/kota yang terkena
banjir,
kerugian mencapai Rp
66,21
miliar.
Rincian kerugian dari 66,21 miliar tersebut di Kabupaten
Lebak mencapai Rp 14,87 miliar, Kabupaten Pandeglang Rp 25,79 miliar, Kabupaten Serang Rp 19,46 miliar, Kabupaten Tangerang Rp 5,88 miliar, dan Kota Serang Rp 196,34 juta. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai kedekatan dengan khalayak serta bernilai informasi
yang
mengejutkan
dan
memiliki
nilai
keluarbiasaan. Edisi 27 Januari 2013 Seorang balita Adi Firmansyah (5), tewas terseret arus banjir di Kampung Ke jabang, RT/RW 07/03, Desa Kebuyutan, Kecamatan Tirtayasa. Putra dari pasangan Supendi dan Sumiyati itu terseret arus banjir ketika bermain di atas Jembatan Kejabang yang rusak berat. Judul Utama
: Balita Tewas Terseret Arus
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Human Interest
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Seorang balita (Unsur Siapa)
Jenis Teras Berita
: Who Lead
Keterangan isi
: Seorang balita ditempatkan di awal teras berita, sehingga seorang balita yang merupakan unsur siapa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita siapa (who lead). Dijadikan unsur
pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya,
seorang
balita
ini memiliki nilai yang
tinggi karena memiliki unsur kedekatan karena terjadi di lingkup Provinsi Banten. Tepatnya di di Kampung Ke jabang,
RT/RW 07/03, Desa Kebuyutan, Kecamatan
Tirtayasa. Teras berita ini menggambarkan keadaan yang dialami seorang balita
yang tewas terseret arus banjir.
Dengan demikian seorang balita bernama Adi Firmansyah ini menjadi objek utama yang diberitakan karena keadaan yang dialaminya yaitu tewas terseret arus banjir ketika bermain di atas Jembatan Kejabang yang rusak berat. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita siapa digunakan
ketika
orang/kelompok
tersebut
memiliki
kedekatan dengan khalayak atau menjadi objek utama yang diberitakan karena keadaan tertentu yang dialaminya. Edisi 28 Januari 2013 Tunjangan komunikasi intensif DPRD Kota Serang tahun ini naik 100 persen dibanding pada 2012 lalu. Besaran tunjangan komunikasi 2013 ini mencapai Rp 4,2 juta per orang per bulan atau dengan total sebesar Rp 2,26 miliar untuk 45 anggota dewan. Pada 2012 lalu tunjangan komunikasi ini hanya dialokasikan Rp 2,1 juta per anggota dewan per bulan. Judul Utama
: Tunjangan Komunikasi Dewan Naik 100 %
Judul Kecil
:-
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Tunjangan komunikasi intensif (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Tunjangan komunikasi intensif ditempatkan di awal teras berita,
sehingga
tunjangan
komunikasi
intensif
yang
merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headlineberita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita
ditinjau
dari
nilai
berita
yang
dikandungnya,
Tunjangan komunikasi intensif ini memiliki nilai yang tinggi yaitu memiliki kedekatan dengan khalayak karena terjadi kepada anggota DPRD Kota Serang. Tunjangan ini juga berjumlah fantastis, karena kenaikannya mencapai 100 persen dibanding pada 2012 lalu. Dengan demikian kenaikan tunjangan ini juga memiliki unsur keluarbiasaan. Padahal pada 2012 lalu tunjangan komunikasi ini hanya dialokasikan Rp 2,1 juta per anggota dewan per bulan. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai kedekatan dengan khalayak serta bernilai informasi yang mengejutkan dan memiliki nilai keluarbiasaan sehingga menarik minat baca khalayak.
Edisi 29 Januari 2013 Bantuan puso dari Kementerian Pertanian (Kementan) di Kecamatan Kasemen pada tahun 2012 ternyata disunat (dipotong). Potongan bervariasi, mulai dari Rp 1,4 juta hingga Rp 2,4 juta per petani. Padahal berdasarkan ketentuan Kementan, setiap petani yang sawahnya terkena puso mendapat bantuan Rp 3,7 juta untuk satu hektare lahan. Namun fakta di lapangan, para petani hanya mendapat bantuan Rp 1,05 juta hingga Rp 1,3 juta. Di Kecamatan Kasemen, bantuan yang diberikan Rp 2,3 miliar untuk 605 hektare lahan sawah yang mengalami gagal panen akibat terkena bencana puso. Pemotongan diketahui setelah adanya sejumlah aduan dari petani yang tidak mendapat bantuan padahal sawahnya gagak panen dan dari petani yang mendapat bantuan tapi tidak sesuai nominalnya. Judul Utama
: Bantuan Petani Disunat
Judul Kecil
: Potongannya hingga Rp 2,4 Juta per Hektare
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Bantuan puso (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Bantuan puso ditempatkan di awal teras berita, sehingga bantuan puso yang merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, bantuan puso dari Kementerian Pertanian (Kementan) ini memiliki nilai yang tinggi yaitu memiliki kedekatan dengan khalayak
karena
terjadi di wilayah
Provinsi Banten,
tepatnya di Kecamatan Kasemen. Bantuan puso dari Kementerian Pertanian (Kementan) ini juga memiliki nilai informasi
yang
mengejutkan
karena
ternyata
bantuan
tersebut disunat (dipotong). Potongan bervariasi, mulai dari Rp 1,4 juta hingga Rp 2,4 juta per petani. Padahal berdasarkan
ketentuan
Kementan,
setiap
petani yang
sawahnya terkena puso mendapat bantuan Rp 3,7 juta untuk satu hektare lahan. Namun fakta di lapangan, para petani hanya mendapat bantuan Rp 1,05 juta hingga Rp 1,3 juta. Dengan demikian bantuan puso ini menjadi suatu objek pemberitaan utama selain karena faktor kedekatan dengan khalayak,
bantuan puso ini juga termasuk ke dalam
informasi
yang
sehingga
penting,
menarik
luarbiasa
perhatian
dan
mengejutkan
khalayak.
Peristiwa
pemotongan ini juga tentu berpengaruh terhadap kehidupan sebagian masyarakat, yaitu para petani yang gagal panen. Hal tersebut dapat disimpulkan dari isi teras berita yang menyatakan bahwa pemotongan diketahui setelah adanya sejumlah aduan dari petani yang tidak mendapat bantuan padahal sawahnya gagal panen dan dari petani yang mendapat bantuan tapi tidak sesuai nominalnya. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan
ketika
peristiwa
tersebut
memiliki
nilai
kedekatan dengan khalayak karena berpengaruh terhadap kehidupan kelompok masyarakat tertentu serta bernilai informasi
yang
mengejutkan
dan
memiliki
nilai
keluarbiasaan. Edisi 30 Januari 2013 Bantuan pemerintah pusat ke pemerintah daerah (pemda) rawan terjadi penyelewengan. Hal ini terjadi lantaran lemahnya pengawasan pemda yang mendapatkan bantuan sehingga kerap dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Seperti kasus bantuan puso di Kecamatan Kasemen sebesar Rp 2,3 miliar yang terendus telah terjadi penyelewengan. Bahkan, saat ini kepolisian tengah melakukan penyelidikan adanya indikasi penyelewengan bantuan itu. Judul Utama
: Bantuan dari Pusat Rawan Diselewengkan
Judul Kecil
: Minim Pengawasan dari Pemda
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Bantuan pemerintah pusat (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita Keterangan isi
: What Lead : Bantuan pemerintah pusat ditempatkan di awal teras berita, sehingga bantuan pemerintah pusat yang merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Bantuan pemerintah pusat
ke pemerintah daerah (pemda) ini memiliki nilai yang tinggi yaitu memiliki kedekatan dengan khalayak karena terjadi di wilayah Provinsi Banten. Bantuan pemerintah pusat ke pemerintah daerah (pemda) diberitakan rawan terjadi
penyelewengan.
Dengan
demikian
bantuan
pemerintah ini menjadi objek utama pemberitaan karena mengandung informasi yang sangat penting. Dalam teras berita ini disebutkan kasus bantuan puso di Kecamatan Kasemen sebesar Rp 2,3 miliar terendus telah terjadi penyelewengan.
Hal tersebut terjadi lantaran lemahnya
pengawasan pemda yang mendapatkan bantuan sehingga kerap dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Dengan demikian bantuan puso ini menjadi suatu objek pemberitaan utama karena penting dan membutuhkan perhatian khusus baik dari khalayak maupun dari kalangan pemerintah karena menyangkut
kehidupan
sebagian
kelompok
masyarakat
tertentu. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras berita apa digunakan ketika peristiwa tersebut memiliki nilai
kedekatan
dengan
khalayak
karena
berpengaruh
terhadap kehidupan kelompok masyarakat tertentu serta bernilai
informasi
yang
penting
perhatian khalayak maupun pemerintah.
yang
membutuhkan
Edisi 31 Januari 2013 Progam listrik masuk desa (Prolisdes) dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Banten banyak dipungli. Program yang seharusnya gratis bagi masyarakat itu justru menjadi sasaran empuk oleh sejumlah oknum. Di Kampung Kemanisan Masjid, Desa Sukawana, Kecamatan Curug, oknum ketua RT berinisial SR malah meminta uang sebesar Rp 150 ribu kepada masyarakat yang menjadi target pemasangan sambungan lisdes. “Dalam pemasangan listrik kami diminta uang Rp 150 ribu oleh ketua RT, tapi saya juga belum memberikan karena tidak mempunyai uang untuk membayar. Jangankan buat bayar (pungli-red), makan juga susah,” kata Sartu, warga penerima lisdes di Desa Sukawana, Selasa (29/1). Judul Utama
: Prolisdes Dipungli Oknum Ketua RT
Judul Kecil
: 6.411 Rumah di Kota Serang Masih Gelap
Jenis Berita
: Straight News
Materi isi berita
: Politik
Klasifikasi berita
: Hard News
Model Penulisan
: Piramida Terbalik
Unsur Awal
: Progam listrik masuk desa (Unsur Apa)
Jenis Teras Berita
: What Lead
Keterangan isi
: Progam listrik masuk desa ditempatkan di awal teras berita, sehingga Progam listrik masuk desa yang merupakan unsur apa menjadikan teras berita dalam headline berita ini digolongkan ke dalam jenis teras berita apa (what lead). Dijadikan unsur pertama dalam teras berita ditinjau dari nilai berita yang dikandungnya, Progam listrik masuk desa ini memiliki nilai yang tinggi yaitu memiliki kedekatan dengan khalayak karena terjadi di wilayah Provinsi Banten tepatnya di Kampung Kemanisan Masjid, Desa Sukawana,
Kecamatan Curug. Progam listrik masuk desa diberitakan banyak dipungli. Dengan demikian bantuan pemerintah ini menjadi objek informasi
utama pemberitaan karena mengandung
yang
sangat
penting
karena
menyangkut
kepentingan kelompok masyarakat tertentu. Program yang seharusnya
gratis
bagi masyarakat itu justru menjadi
sasaran empuk oleh sejumlah oknum. Disebutkan bahwa ketua RT berinisial SR malah meminta uang sebesar Rp 150
ribu
kepada
masyarakat
yang
menjadi
target
pemasangan sambungan lisdes. Dengan demikian progam listrik masuk desa (Prolisdes) dari Dinas Pertambangan dan Energi
(Distamben)
pemberitaan
utama
Banten karena
ini menjadi suatu penting
dan
objek
membutuhkan
perhatian khusus baik dari khalayak maupun dari kalangan pemerintah. Dari teras berita ini dapat disimpulkan bahwa teras
berita
memiliki
nilai
berpengaruh tertentu
apa
digunakan
kedekatan
terhadap
serta
bernilai
ketika peristiwa tersebut dengan
khalayak
kehidupan kelompok informasi
yang
karena
masyarakat
penting
yang
membutuhkan perhatian khalayak maupun pemerintah. Hasil dari analisis yang telah dideskripsikan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teras berita pada media ini cenderung menggunakan beberapa jenis teras berita saja. Terlihat dari hasil analisis yang dipaparkan sebelumnya,
hanya 5 jenis teras berita yang digunakan. Yakni teras berita apa (what lead) yang kemunculannya sebanyak 14 kali dalam kurun waktu 29 hari/edisi. Hal ini menunjukkan bahwa nilai peristiwa atau issu yang berlangsung di kalangan masyarakat lebih dominan dimiliki oleh unsur apa “what”. Kaitannya dengan isi berita berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap teks teras berita headline rubrik Radar Serang Harian Umum Radar Banten Edisi Januari 2012, berkaitan dengan nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi faktor utama suatu unsur didahulukan dalam pemberitaan, sehingga mempengaruhi jenis teras berita yang digunakan. Teras berita apa (what lead) digunakan ketika unsur tersebut memiliki nilai keluarbiasaan. Keluarbiasaan (unusualness) dapat dilihat dari segi lokasi, waktu, jumlah, maupun dampaknya terhadap masyarakat, sehingga menarik perhatian khalayak. Seperti dalam teras berita edisi 2 januari 2013 sebagai berikut: Gaji Gubernur Ratu Atut Chosiyah dalam sebulan mencapai Rp 216 juta. Gaji tersebut merupakan terbesar keenam se-Indonesia. Berdasarkan data Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), 10 besar gaji Gubernur terbesar berturut-turut antara lain, Jawa Timur Rp 642 juta per bulan, Jawa Barat Rp 603 juta per bulan, dan Jawa Tengah Rp 438 juta per bulan. Kemudian Gubernur Kalimantan Timur Rp 344 juta per bulan, Sumatera Utara Rp 327 juta per bulan, Gubernur Banten Rp 261 juta per bulan, Sulawesi Selatan Rp 213 juta per bulan, Sumatera Selatan Rp 185 juta per bulan, Kalimantan Selatan Rp 184 juta per bulan, dan Riau Rp 181 juta perbulan. Ditinjau
dari
nilai
berita
yang
dikandungnya,
“Gaji
Gubernur”
mengandung nilai berita keluarbiasaan (unusualness) sehingga menarik perhatian orang. Dengan nilai fantastis yang mencapai 216 juta
perbulan sampai
menduduki rangking keenam se-Indonesia. Meskipun ada unsur lain yang memiliki nilai berita, seperti unsur “siapa” yang dalam berita ini disebutkan
Gubernur yang menjadi orang penting (prominence) di Provinsi Banten dan memiliki kedekatan (Proximity) dengan masyarakat Banten, tidak menjadikan teras ini didahului oleh unsur siapa (who), karena nilai berita
yang terkandung
dalam “gaji” dianggap lebih besar dari unsur “siapa”. Sebuah peristiwa layak dimuat di media massa karena mengandung satu atau lebih kriteria umum nilai berita. Seperti dalam teras berita di atas, selain memiliki nilai keluarbiasaan (unusualness), berita itu juga memiliki unsur kejutan (surprising) karena diluar dugaan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000, gaji pokok seorang Gubernur hanya Rp 3 juta per bulan, ditambah dengan tunjangan jabatan sebesar Rp 5,4 juta. Total gaji yang diterima perbulan hanya berkisar Rp 8,4 juta per bulan. Namun diluar dugaan, tunjangan operasional yang didapat Gubernur berdasarkan klasifikasi pendapatan asli daerah mencapai Rp 207,6 juta per bulan. Teras berita juga digunakan ketika unsur apa memiliki nilai informasi yang dianggap penting oleh seluruh atau sebagian khalayak. Informasi yang penting tersebut sudah pasti memiliki unsur aktualitas. Unsur apa didahulukan dalam penulisan berita juga bisa terjadi ketika suatu peristiwa memiliki unsur keanehan (ketidaklaziman) atau peristiwa yang memicu konflik. Unsur kegagalan juga menjadi salah satu unsur yang memilikin nilai berita. Salahsatu unsur apa yang didahulukan karena kegagalannya adalah pada teras berita edisi 31 Januari 2013, sebagai berikut: Progam listrik masuk desa (Prolisdes) dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Banten banyak dipungli. Program yang seharusnya gratis bagi masyarakat itu justru menjadi sasaran empuk oleh sejumlah oknum. Di Kampung Kemanisan Masjid, Desa Sukawana, Kecamatan
Curug, oknum ketua RT berinisial SR malah meminta uang sebesar Rp 150 ribu kepada masyarakat yang menjadi target pemasangan sambungan lisdes. “Dalam pemasangan listrik kami diminta uang Rp 150 ribu oleh ketua RT, tapi saya juga belum memberikan karena tidak mempunyai uang untuk membayar. Jangankan buat bayar (pungli-red), makan juga susah,” kata Sartu, warga penerima lisdes di Desa Sukawana, Selasa (29/1). Kegagalan dapat dilihat dari program listrik masuk desa yang banyak dipungli. Program yang seharusnya gratis bagi masyarakat, justru dimanfaatkan untuk
mendapatkan
keuntungan
oleh
sejumlah
oknum
yang
tidak
bertanggungjawab. Kegagalan ini dilihat dari pengawasan pemerintahan terhadap program yang berlangsung di masyarakat. Unsur kedua yang banyak muncul adalah unsur siapa “who” sehingga menjadikan teras berita muncul 11 kali dalam kurun waktu 29 edisi dengan jumlah persentase mencapai 37.93%. kemunculan teras berita who lead karena unsur “siapa” dituliskan di awal teras berita. Adapun alasan dimunculkannya unsur who di awal teras berita di antaranya karena unsur who tersebut memiliki unsur keterkenalan (prominence), menjadi subjek dari sebuah konflik dengan pihak
tertentu
(conflict),
menimbulkan
ketegangan,
memberikan
kejutan
(surprising) dengan melontarkan pernyataan yang tidak diduga, memiliki unsur kedekatan (proximity), atau mengalami keadaan yang menarik perhatian khalayak. Salahsatu teras berita yang menggambarkan unsur “who” yang menjadi subjek dari sebuah konflik dengan pihak tertentu adalah teras berita edisi 3 Januari 2013. Sebagai berikut: DPD Partai Gerindra Banten menarik dukungan politiknya dan keluar dari Koalisi Banten Bersatu yang mengusung Gubernur Ratu Atut Chosiyah dan Wakil Gubernur Rano Karno. Keputusan ini merupakan hasil rapat gabungan pengurus Partai Gerindra mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota yang digelar di Serang, Jumat (28/12).
DPD Partai Gerindra Banten menjadi unsur who yang diutamakan dalam penulisan teras berita karena menjadi subjek dari sebuah konflik dengan pihak tertentu (conflict). Konflik dalam hal ini konflik dengan Gubernur dan wakilnya (Rano). Konflik tersebut terjadi lantaran kecewaan DPD Partai Gerindra terhadap kepemimpinan Atut dan Rano selama setahun masa jabatannya. Atut dianggap tidak menjalankan komitmen politik menyangkut delapan program Gerindra dalam pembangunan Banten. Tak hanya itu, dalam kurun waktu setahun pemerintahannya, pembangunan Banten dinilai mendapat rapor yang kurang memuaskan. Selain memiliki unsur konflik, DPD Partai Gerindra Banten juga memiliki nilai kejutan (surprising) karena keputusannya menarik dukungan. Teras berita terbanyak ketiga dalam kemunculannya di edisi 2-31 Januari 2013 adalah teras berita kapan (when lead). Teras berita kapan sudah pasti mendahulukan unsur waktu dalam penulisan teras berita. Seperti dalam waktu dekat, sebelum atau sesudah, dll. Teras berita kapan muncul di dua edisi. Yaitu edisi 8 dan 15 Januari 2013. Alasan digunakan teras berita kapan adalah untuk menggambarkan aktualitas peristiwa tertentu karena sedang atau akan terjadi. Seperti dalam teras berita edisi 8 Januari sebagai berikut: Dalam waktu dekat dua pemerintah daerah yakni Pemprov Banten dan Pemkot Serang bakal melakukan mutasi pejabat. Ini dilakukan selain untuk penyegaran terhadap kinerja pejabat yang dianggap lemah, juga untuk mengisi kekosongan sejumlah struktur organisasi tata kerja (SOTK) baru. Dalam teras berita tersebut, disampaikan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dalam waktu dekat, yaitu peristiwa mutasi pejabat. Meskipun tidak disebutkan secara langsung kapan mutasi pejabat itu akan dilakukan, tetapi
keterangan waktu “dalam waktu dekat” menunjukkan peristiwa yang penting bagi sebagian khalayak tersebut akan terjadi. Berbeda dengan keterangan waktu dalam teras berita edisi 8 Januari, teras berita
15
Januari
lebih
menggambarkan
peristiwa
yang
aktual
terkait
perkembangan kasus tertentu. Yaitu ketegangan yang memicu konflik antara dua belah pihak. Teras berita tersebut sebagai berikut: Setelah mendapat tudingan miring dari Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning seputar kinerjanya yang tidak maksimal, Wakil Gubernur Rano Karno angkat bicara. Merasa tak terima dengan tuduhan tersebut, Rano dengan kesal malah balik menantang Ribka yang juga anggota DPR tersebut agar pencabutan dukungan tidak sekadar wacana. “Jangan cuma akan (mencabut-red) tapi cabut dukungan secara resmi. Biar tahu kondisinya seperti apa,” kata pria yang akrab disapa si Doel ini usai rapat paripurna penyampaian hasil reses anggota DPRD Banten, Senin (14/1). Keterangan waktu dalam teras berita ini adalah kata “setelah”. Setelah mendapat tudingan miring dari Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning seputar kinerjanya yang tidak maksimal, Wakil Gubernur Rano Karno angkat
bicara.
Hal
ini
menunjukkan
ketertarikan
khalayak
mengetahui
perkembangan aktual mengenai konflik yang sebelumnya diberitakan. Teras berita ke-empat yang digunakan dalam pemberitaan edisi 2-31 Januari 2013 adalah unsur teras berita dimana. Kemunculannya hanya sekali dengan jumlah persentase 3.45%. unsur dimana didahulukan dalam pemberitaan tentu dengan pertimbangan khusus. Yaitu memiliki unsur kedekatan secara geografis dengan khalayak. Seperti digambarkan dalam teras berita edisi 16 Januari 2013 sebagai berikut:
SDN Lopang Domba yang berada di Jalan Sama‟un Bakri, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang kebanjiran. Akibatnya, ratusan siswa dari kelas satu sampai enam terpaksa dipulangkan karena semua kelas bahkan ruang guru terendam air. Memiliki nilai kedekatan (proximity) secara geografis yaitu dengan warga serang, khususnya warga yang bermukim di Jalan Sama‟un Bakri, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang. Teras berita terakhir yang muncul dalam pemberitaan adalah teras berita contrast. Teras berita contrast sangat jarang ditemukan dalam pemberitaan. Teras berita ini didahului oleh unsur kontradiktif, yaitu kata “meski”. Seperti dalam teras berita edisi 9 Januari 2013 sebagai berikut: Meski gedung baru yang dibiayai APBD Banten sebesar Rp 4,7 miliar telah selesai dibangun, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten kembali meminta bantuan ke Gubernur Ratu Atut Chosiyah terkait kelengkapan peralatan. Permintaan tersebut secara langsung disampaikan dalam sebuah pertemuan tertutup pengurus PWNU Banten yang didampingi mantan Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi. Dalam pertemuan tersebut diketahui membahas juga rencana peresmian kantor PWNU Banten yang akan dilakukan antara 18 atau 19 Januari
Unsur meski digolongkan ke dalam unsur kontradiktif yang menjadikan teras berita ini termasuk jenis teras berita contrast karena meski sebagai kata awal memicu
kontradiksi
pada
kalimat
selanjutnya.
Hal
ini
menunjukkan
ketidakpantasan dalam hal ini pengurus PWNU Banten yang meminta bantuan Gubernur setelah gedung baru yang dibiayai APBD Banten sebesar Rp 4,7 miliar telah selesai dibangun. Seperti tidak puas dengan menghabiskan dana APBD sampai Rp 4,7 miliar, pengurus PWNU Banten meminta bantuan kembali untuk kelengkapan peralatan.
Tidak ditemukan jenis berita lain selain yang telah disebutkan di atas. Seperti teras berita mengapa (why lead), teras berita bagaimana (how lead), teras berita ringkasan (summary lead), teras berita menjerit (exclamation lead), teras berita kutipan (quotatian lead), teras berita pertanyaan (question lead), teras berita pemaparan (descriptive lead),
teras berita bercerita (naratif lead), teras berita
parody (parody lead), teras berita epigram (epigram lead), dan teras berita sapaan (direct address lead). Masing-masing frekuensi kemunculan dengan angka 0, dengan jumlah persentase 0% C. Frekuensi Penggunaan Jenis Teras Berita Headline Rubrik Radar Serang Dari hasil analisis di atas dapat dideskripsikan menggunakan tabel sebagai berikut: Data Tabel Frekuensi Hasil Analisis Penggunaan Jenis Teras Berita Headline Rubrik Radar Serang Edisi 2-31 Januari 2013 No.
Jenis Teras Berita
Frekuensi
Persentase
1.
Teras berita apa (what lead)
14 Berita
48.27 %
2.
Teras berita siapa (who lead)
11 Berita
37.93%
3.
Teras berita kapan (when lead)
2 Berita
6.90%
4.
Teras berita dimana (where
1 Berita
3.45%
0 Berita
0%
0 Berita
0%
0 Berita
0%
lead) 5.
Teras berita mengapa (why lead)
6.
Teras berita bagaimana (how lead)
7.
Teras berita ringkasan
(summary lead) 8.
Teras berita menjerit
0 Berita
0%
1 Berita
3.45%
0 Berita
0%
0 Berita
0%
0 Berita
0%
0 Berita
0%
0 Berita
0%
0 Berita
0%
0 Berita
0%
29 Berita
100%
(exclamation lead) 9.
Teras berita kontras (contrast lead)
10.
Teras berita kutipan (quotatian lead)
11.
Teras berita pertanyaan (question lead)
12.
Teras berita pemaparan (descriptive lead)
13.
Teras berita bercerita (naratif lead)
14.
Teras berita parody (parody lead)
15.
Teras berita epigram (epigram lead)
16.
Teras berita sapaan (direct address lead)
JUMLAH
Tabel di atas menunjukkan jenis teras berita pada headline rubrik Radar Serang hanya menggunakan lima jenis, yaitu what lead, who lead, where lead, when lead dan contrast lead. Dari segi kemunculannya, teras berita apa (what lead)
muncul sebanyak 14 dengan persentase 48.27 %. Sedangkan teras berita
siapa (who lead) muncul sebanyak 11 dengan persentase 37.93%. Teras berita kapan (when lead) hanya muncul sebanyak dua kali dengan persentase 6.90%. Teras berita dimana (where lead) dan teras berita kontras (contrast lead) masingmasing muncul satu kali dengan persentase masing-masing 3.45%. teras berita selain disebutkan di atas tidak muncul sekalipun dalam headline radar Serang edisi 2-31 Januari 2013, sehingga angka frekuensi 0 dengan persentase 0%. Adapun penggunaan jenis teras berita dilihat dari materi isi berita menurut Sumadiria terbagi kepada 14, yaitu berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news), berita ekonomi (economic news), berita keuangan (financial news), berita politik (political news), berita sosial kemasyarakatan (social news), berita pendidikan (education news), berita hukum dan keadilan (law and justice news), berita olah raga (sport news), berita kriminal (crime news), berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news), berita perang (war news), berita ilmiah (scientific news), berita hiburan (entertaintment news) dan berita tentang aspekaspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (human interest) Tabel Rincian Penggunaan Jenis Teras Berita Ditinjau dari Materi Isi Berita Jenis Teras berita What Lead
Materi isi Berita Politik
Edisi 2 Januari 2013 5 Januari 2013 10 Januari 2013 11 Januari 2013 12 Januari 2013 13 Januari 2013
21 Januari 2013 22 Januari 2013 23 Januari 2013 28 Januari 2013 29 Januari 2013 30 Januari 2013 31 Januari 2013
Who Lead
Bencana
26 Januari 2013
Politik
3 Januari 2013 4 Januari 2013 7 Januari 2013 14 Januari 2013 17 Januari 2013 18 Januari 2013 19 Januari 2013 6 Januari 2013 20 Januari 2013
Sosial Masyarakat
25 Januari 2013
Human Interest
27 Januari 2013
Where Lead
Bencana
16 Januari 2013
When Lead
Politik
8 Januari 2013 15 Januari 2013
Contrast Lead
Politik
9 Januari 2013
Dari tabel di atas dapat disimpulkan penggunaan jenis teras berita apa (what lead) banyak digunakan dalam berita berisi materi politik, yaitu sebanyak
12 berita. Sedangkan dalam materi bencana hanya sebayak satu berita, yaitu pada edisi 26 Januari. Berita politik juga banyak ditampilkan menggunakan jenis teras berita siapa (who lead) yaitu sebanyak 8 berita. Selain menampilkan berita politik, jenis teras berita siapa juga digunakan ketika memberitakan tentang sosial masyarakat sebanyak 2 berita dan human interest 1 berita pada edisi 27 Januari. Teras berita kapan (when lead) yang muncul dalam dua berita, seluruhnya bermuatan materi politik. Begitu juga contrast lead, muncul dalam satu berita yag bertemakan politik. Sedangkan where lead digunakan dalam berita bermateri isi bencana, yaitu edisi 16 Januari 2013. D. Pertimbangan Redaksi Dalam Menentukan Jenis Teras Berita Teras berita merupakan unsur terpenting kedua setelah judul. Teras berita berfungsi untuk menngambarkan isi berita secara keseluruhan dengan memuat di dalamnya unsur 5 W +1H. Hal tersebut senada dengan perkataan Aditya Ramadhan, seorang wartawan dalam rubrik Radar Serang. “Lead sangat penting diperhatikan dalam penulisan berita. Dilihat dari strukturnya saja, menjadi nomer dua setelah judul. lead diperhatikan para wartawan karena lead menjadi bagian yang diperhatikan pembaca. Ketika lead dinilai tidak bagus, itu berarti awal kegagalan penyampaian berita. Lead yang bagus, sudah sepantasnya menggambarkan keseluruhan isi berita” Beberapa hal berkaitan dengan penggunaan teras berita. Salahsatunya mengenai jenis teras berita. Namun berdasarkan hasil wawancara, penggunaan jenis teras berita tidak diutamakan. Hal tersebut disimpulkan dari wawancara dengan Redaktur rubrik Radar Serang, Hermansyah Komar. “Pertimbangan Redaktur dalam proses menerbitkan suatu berita lebih kepada segi cover both side dan nilai berita yang terkandung pada berita
disesuaikan dengan kebutuhan pembaca. eksistensi kita juga berdasarkan minat baca khalayak. Kalau tidak ada pembaca maka kita tidak akan bertahan lama. Pertimbangan mengenai jenis teras berita yang digunakan, itu diserahkan sepenuhnya kepada wartawan” Hal
utama
yang
menjadi
pertimbangan
khusus
wartawan
dalam
menuliskan teras berita adalah dari issu yang akan dimunculkan dan kandungan nilai berita di dalamnya. “Yang dipersiapkan saat menulis berita adalah issu yang akan diangkat. Sedangkan pertimbangan dalam pemilihan jenis lead, tidak ada pertimbangan khusus. Mungkin itu insting kita sebagai jurnalis. refleks begitu saja. Ketika liputan di lapangan, wartawan pasti sudah bisa mengira-ngira lead apa yang akan dipakai disesuaikan dengan issu yang akan diangkat. Tanpa harus berpikir terlalu lama. Terus tergantung nilai beritanya juga. Yang memiliki nilai berita sudah pasti ditempatkan di awal” Nilai berita menjadi unsur yang sangat mempengaruhi dalam pemilihan jenis teras berita. Seperti digambarkan Rostina yang juga selaku wartawan di rubrik Radar Serang. “Pertimbangan mendahulukan unsur tertentu dalam pemberitaan adalah news valuenya. Jadi begini, misal kita meliput soal kunjungan Jokowi ke waduk Pluit, karena sosok Jokowi lebih menonjol, maka kita pake Lead Who. Kalo ngeliput soal kebakaran beda lagi yg dipake pasti lead what atau why.” Tidak ada acuan khusus dan tidak ada peraturan khusus dalam pemilihan jenis teras berita yang digunakan. Seperti dikatakan Aditya Ramadhan dan diamini Rostina. “Selama ini wartawan hanya ditugasi untuk meliput berita dan melaporkannya dalam bentuk tulisan berita. Ketika keesokan harinya terbit, itu berarti berita itu dinilai bagus oleh redaktur.”
Tidak ada batasan khusus berapa kali teras berita tertentu muncul dalam pemberitaan. Selama unsur tersebut memenuhi criteria nilai berita, maka unsur tersebut akan ditempatkan di awal. “Sampai saat ini penggunaan jenis lead tidak begitu diperhatikan. Jenis tertentu bisa muncul sampai sepekan berturut-turut, selama nilai berita terpenuhi itu bisa saja terjadi” ujar Aditya. Yang mempengaruhi keberagaman jenis lead menurut Rostina terletak pada jenis berita. Semakin beragam jenis berita, maka semakin beragam jenis teras berita yang digunakan. “…Lead tertentu hanya digunakan pada jenis berita tertentu pada klasifikasi berita tertentu. Seperti lead deskrptif atau naratif, biasanya hanya digunakan dalam jenis berita feature dan softnews” Berbeda dengan Rostina yang menyatakan jenis teras berita yang banyak mempengaruhi penggunaan jenis teras berita, Aditya berpendapat struktur berita lah yang paling signifikan. “Struktur berita piramida terbalik sudah tentu memuat unsur 5W+1H, salah satu dari unsur-unsur tersebut sudah tentu berada di awal dan menjadikan 5 teras berita itu sering lebih sering digunakan.”
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil penelitian
dan
pembahasan
yang
berkaitan dengan
penggunaan teras berita pada headline rubrik Radar Serang Harian Umum Radar Banten, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Frekuensi kemunculan jenis teras berita dalam kurun waktu 2-31 januari 2013, jenis teras berita apa (what lead) sebanyak 14 dengan persentase 48.27 %. Sedangkan teras berita siapa (who lead) sebanyak 11 dengan persentase 37.93%. Teras berita kapan (when lead) hanya muncul sebanyak dua kali dengan persentase 6.90%. Teras berita dimana (where lead) dan teras berita kontras (contrast lead) masing-masing muncul satu kali
dengan
persentase
masing-masing
3.45%.
teras
berita
selain
disebutkan di atas tidak muncul sekalipun dalam headline radar Serang edisi 2-31 Januari 2013, sehingga angka frekuensi 0 dengan persentase 0%. 2. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan jenis lead kaitannya dengan isi berita ditentukan pada unsur yang ada di awal teras berita. Suatu unsur tertentu ditempatkan di awal teras berita ketika unsur tersebut memiliki satu atau lebih kriteria nilai berita.
Jenis teras berita apa (what lead) digunakan ketika unsur apa memiliki (surprising),
nilai
berita
kedekatan
keluarbiasaan (proximity),
(unusualness),
memicu
konflik,
kejutan memiliki
keanehan atau ketidaklaziman, berpengaruh terhadap kehidupan kelompok masyarakat atau peristiwa yang membutuhkan perhatian khusus.
Jenis teras berita siapa (who lead) digunakan ketika unsur who memiliki nilai keterkenalan (prominence), memiliki konflik dengan pihak
tertentu
(conflict),
memberikan
kejutan
melontarkan pernyataan berupa ancaman
(surprising),
yang menimbulkan
akibat yang berpengaruh terhadap masyarakat atau mengalami keadaan tertentu yang tidak biasa.
Jenis berita kapan (when lead) digunakan ketika unsur waktu memiliki nilai informasi aktual yaitu peristiwa sedang atau akan berlangsung.
Jenis
ini
juga
digunakan
untuk
menjelaskan
perkembangan kasus tertentu yang sedang terjadi.
Unsur Where digunakan ketika peristiwa terjadi di dekat khalayak memiliki unsure kedekatan (proximity)
Unsur kontras digunakan di awal kalimat ketika suatu peristiwa berlawanan
hendak
ditonjolkan.
Biasanya
berupa
prilaku
ketidakpantasan yang dilakukan seseorang/kelompok. 3. Pertimbangan redaksi mengenai penggunaan teras berita terletak pada pertimbangan issu yang memiliki unsur kriteria umum nilai berita (news value). Tidak ada pertimbangan khusus mengenai jenis tertentu untuk digunakan sebagai lead, kerena penggunaan jenis lead tidak mendapat perhatian
khusus.
Pertimbangan
redaktur
dalam
hal
ini
hanya
memperhatikan dari segi cover both side dan nilai berita yang terkandung pada berita disesuaikan dengan kebutuhan pembaca. B. Saran Setelah melakukan penelitian di lapangan dengan berbagai masalah dan halangan serta kekurangan yang terdapat dalam proses awal hingga akhir. Maka sebagai bahan pertimbangan bagi beberapa pihak, peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa penggunaan teras berita berkaitan dengan nilai berita dan jenis berita. Peneliti menyarankan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan teras berita pada rubrik yang di dalamnya terdapat jenis berita yang bermacam-macam. 2. Peneliti menyarankan kepada pihak lembaga untuk lebih meningkatkan lagi kualitas
serta
fasilitas
agar
dapat
menunjang
kemampuan
menulis
mahasiswa. Bagi pihak jurusan 3. Peneliti
juga
menyarankan
kepada
pihak
Radar
Banten
untuk
mempertahankan sekaligus meningkatkan kualitas penulisan teras berita.