BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Malnutrisi prosnosis klinis
semakin
penting
pasien
Meskipun
yang
diketahui dapat
penderita
faktanya
mempengaruhi
penyakit
malnutrisi
sebagai
tidak
hati
faktor keluaran
tahap
lagi
akhir.
termasuk
di
dalam klasifikasi Child-Pugh, adanya hal tersebut harus diwaspadai lain,
para
seperti
klinisi
asites
sama
dan
halnya
komplikasi
ensefalopati
hati.
yang
Nutrien
yang tidak adekuat, status hipermetabolik pada sirosis, berkurangnya absorpsi
kapasitas
nutrien
sintetik
adalah
hati,
alasan
dan
kerusakan
utama
gangguan
keseimbangan metabolik pada penyakit hati tahap akhir. Identifikasi pasien yang mengarah ke status malnutrisi dengan metode yang sederhana dan mudah merupakan hal yang penting untuk penyediaan bantuan tambahan nutrisi bagi
yang
membutuhkannya.
Berdasar
pada
European
Society for Clinical Nutrition and Metabolism, metode seperti
Subjective
Global
Assessment
dan
parameter
antropometrik bisa diandalkan dalam penilaian status
nutrisi
pada
penderita
sirosis
(Tsiaousi,
et
al.,
2008). Berbagai
macam
mekanisme
disadari
berkontribusi
kepada malnutrisi pada sirosis : asupan makanan yang buruk, malabsorpsi, peningkatan kehilangan protein di usus,
sintesis
protein
rendah,
gangguan
pembentukan
substrat, dan hipermetabolisme. Banyak dari hal ini tidak
dimengerti
secara
penuh.
Pada
penyakit
hati
tingkat lanjut, pasien-pasien sering mangalami asupan makanan yang buruk. Jenis makanan yang direkomendasikan mungkin tidak disukai atau karena restriksi natrium diperlukan perifer.
sebagai Distorsi
(dysgeusia) atau
yang
atau
dari
dapat
mempunyai
asites
penurunan
berhubungan
magnesium,
mungkin
kontrol
dengan
dianalisis
pengaruh
dan
edema
sensasi
rasa
defisiensi
seng
dengan
terhadap
baik
malnutrisi
dan pada
pasien sirosis (O’Brien dan Williams, 2008 ). Ada
banyak
faktor
yang
membingungkan
di
dalam
evaluasi status nutrisi pasien-pasien dengan sirosis. Banyak
dari
penanda
bukan
merupakan
malnutrisi
parameter
yang yang
biasa
dipakai,
berguna
untuk
memprediksi malnutrisi di populasi pasien ini. Berat badan,
sebagai
contoh,
bukan
merupakan
indikator
malnutrisi yang bisa diandalkan, dikarenakan asites dan
edema yang akan meningkatkan pengukuran berat, dan juga lean body mass juga tereduksi. Juga, banyak dari tes laboratorium nutrisi,
yang
lebih
merupakan
tidak
bisa
penanda
tipikal
status
untuk
pasien
diandalkan
dengan sirosis. Contohnya, konsentrasi albumin dan pre albumin bisa menjadi rendah dikarenakan rendahnya level sintesis,
bukan
karena
status
nutrisi
yang
buruk.
Parameter yang lain harus digunakan di dalam evaluasi pasien-pasien ini. Metode yang biasa digunakan adalah antropometri. Pengukuran antropometrik termasuk tebal lemak triceps dan lingkar lengan atas, yang menilai simpanan
lemak
bukannya
dan
tanpa
antropometri,
massa
otot
masalah.
termasuk
skelet.
Metode
Keterbatasan
reproduksibilitas
ini
potensial buruk
antar
pengamat dan overestimasi nilai ini dikarenakan thirdspacing dari cairan tubuh (Henkel dan Buchman, 2006). Karena kadar
itu,
seng
penulis
serum
tertarik
penderita
melihat
sirosis
hati
hubungan dengan
parameter antropometrik tebal lemak trisep, sehingga di kemudian pemberian penderita.
hari
dapat
asupan
seng
mengetahui berdasarkan
penting status
tidaknya nutrisi
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah menjadi: Apakah ada hubungan antara kadar seng serum dan parameter
antropometrik
tebal
lemak
trisep
pada
penderita sirosis hati ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan hubungan
penelitian
antara
kadar
ini
adalah
untuk
mengetahui
seng
serum
dengan
parameter
antropometrik tebal lemak trisep pada penderita sirosis hati.
D. Keaslian Penelitian Penelitian
terkait
hubungan
antara
kadar
seng
dengan status nutrisi pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain : 1. Indrarti (2007) yang meneliti status nutrisi pada penderita sirosis hati 2. Triwikatmi
dan
Nurdjanah
(2008)
yang
meneliti
tentang kadar seng serum penderita sirosis hati berdasarkan skor Child-Turcotte-Pugh.
3. Darmayani
dan
Nurdjanah
(2011)
yang
meneliti
korelasi kadar seng serum dan kualitas hidup pada penderita sirosis hati. Beda
penelitian
ini
dengan
penelitian
sebelumnya
adalah pada penelitian ini, status nutrisi diukur menggunakan
parameter
antropometrik
tebal
lemak
tentang
teori
trisep.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis Hasil
penelitian
dapat
menambah
status nutrisi, terutama pengukuran antropometrik bagi
penulis.
dibutuhkan
Jika
dalam
di
kemudian
aktivitas
di
hari
ilmu
lingkungan
ini
kerja
penulis, maka penulis dapat menggunakannya dengan baik. 2. Bagi pasien Hasil penelitian akan memberi masukan pertimbangan tentang penambahan suplemen seng oral, khususnya dalam memperbaiki status nutrisi penderita sirosis hati. 3. Bagi institusi Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan perlunya penambahan suplemen seng untuk penderita
sirosis
hati
serta
sebagai
prediksi
awal
malnutrisi dalam penatalaksanaan sirosis hati di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 4. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian akan menambah wawasan pengetahuan tentang hubungan kadar seng serum dengan status nutrisi
penderita
sirosis
hati
yang
dapat
dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.