BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi fakultas
kedokteran
yang
mempelajari
tubuh
di
manusia
berdasarkan sistem organnya, mulai dari keadaan normal hingga
penyakit-penyakitnya.
Di
program
studi
ini,
mahasiswa diajarkan tentang cara mengeksplorasi keluhan pasien, melakukan pemeriksaan, mendiagnosa, menangani pasien
baik
secara
farmakologis,
dan
farmakologis
cara
mencegah
maupun
penularan
non
penyakit.
Pada akhirnya, pendidikan kedokteran akan melahirkan dokter-dokter
muda
yang
belum
memilih
spesialisasi,
atau disebut juga dokter umum. Dokter umum merupakan Dokter
Layanan
Primer
(DLP)
yang
dalam
era
Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) ditempatkan sebagai fondasi sistem pelayanan kesehatan dan harus tersedia merata di seluruh
tanah
air
(Pengurus
Besar
Ikatan
Dokter
Indonesia, 2013). Dalam proses belajar-mengajar, fakultas kedokteran membutuhkan berlangsung
acuan
supaya
terarah.
proses
Oleh
pembelajaran
karena
itu,
dapat
digunakan
kurikulum yang sesuai dengan proses belajar mengajar di 1
2
dunia kedokteran. Kurikulum yang sekarang diterapkan di berbagai fakultas kedokteran di Indonesia, khususnya di Universitas
Gadjah
Mada
adalah
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi (KBK) dengan strategi pembelajaran Problem Based
Learning
(PBL)
(FK
UGM,
2010).
Sedangkan
kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa kedokteran sudah
diatur
oleh
Konsil
Kedokteran
Indonesia
(KKI)
melalui Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). SKDI merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan primer.
SKDI
pertama
kali
disahkan
oleh
Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi
(KBK).
SKDI
juga
menjadi
acuan
dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Dalam SKDI sudah ditentukan area kompetensi yang harus dicapai oleh calon dokter umum untuk menangani pasien. Kompetensi tersebut dicapai pada saat menempuh studi
sebagai
mahasiswa
kedokteran
melalui
berbagai
kegiatan perkuliahan, praktikum, melatih keterampilan klinis, dan juga saat menjalani program sebagai dokter muda di rumah sakit akademik. Selain itu, mahasiswa kedokteran
bisa
juga
terlibat
dalam
kegiatan
Kuliah
3
Kerja
Nyata
(KKN)
yang
diselenggarakan
oleh
universitas. KKN
diawali
di
Universitas
Gadjah
Mada
dan
dilaksanakan sejak tahun 1971 hingga sekarang (Lembaga Penelitian Seiring
dan
Pengabdian
dengan
Kepada
berjalannya
Masyarakat,
waktu,
2013).
kegiatan
KKN
mengalami perbaikan dan perkembangan, hingga kegiatan yang sampai saat ini masih dijalankan. Peran mahasiswa fakultas kedokteran dalam kegiatan ini adalah seperti dokter keluarga, yang kemudian menyelesaikan masalah kesehatan
di
Kompetensi
Dokter
mahasiswa
fakultas
digunakan
masyarakat,
sebagai
sesuai
Indonesia
(SKDI).
kedokteran, wadah
untuk
dengan
Standar
Sehingga,
kegiatan menemukan
KKN
bagi ini
kasus-kasus
kesehatan di masyarakat yang belum sempat dituntaskan pada masa pendidikan sebagai dokter muda. Setiap
mahasiswa
kedokteran
harus
memahami
dan
memenuhi kompetensi sesuai dengan SKDI. Apabila capaian kompetensi
dokter
umum
masih
belum
memenuhi
standar
minimal sesuai dengan yang tercantum pada SKDI, maka dikhawatirkan dapat terjadi kekacauan sistem kesehatan di Indonesia. Pada awal Januari tahun 2014 Indonesia akan mulai menerapkan
JKN.
Penerapan
JKN
menyebabkan
perubahan
4
fundamental
pada
berbagai
aspek
yang
terkait
dengan
industri kesehatan di tanah air. Profesi dokter sebagai tulang juga
punggung
akan
sistem
memasuki
pelayanan
era
baru
kesehatan
(Pengurus
nasional
Besar
Ikatan
Dokter Indonesia, 2013). Melalui sistem ini, tugas pokok dan fungsi DLP menjadi
lebih
jelas.
Meskipun
begitu,
cakupan
kompetensi yang harus dikuasai DLP sangatlah banyak. Terlebih lagi dalam setting pelayanan JKN, sebenarnya DLP
mengemban
sistem
fungsi
pelayanan
sebagai
yang
gatekeeper
baru
yang
tidak
berorientasi
dari
sistem
dikenal
dalam
spesialis,
yaitu
kesehatan
(Pengurus
Besar Ikatan Dokter Indonesia, 2013). Salah
satu
kasus
kesehatan
yang
ditemukan
mahasiswa peserta KKN adalah common cold yang termasuk dalam
kategori
penyakit
menular
melalui
udara,
dan
termasuk infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Period prevalence ISPA berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan penduduk sebesar 25,0 persen. Lima provinsi dengan
ISPA
tertinggi
Papua,
Nusa
Tenggara
adalah Barat,
Nusa dan
Tenggara
Jawa
Timur
Timur, (Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Selain itu, common cold adalah sindrom infeksius yang
paling
umum
ditemui
di
manusia,
dan
merupakan
5
penyakit yang paling sering ditangani di praktek umum. Meskipun dengan
begitu, baik
menjelaskan
penyakit
ini
dan
sebagian
definisi
untuk
belum
besar kondisi
didefinisikan
textbook common
belum
cold
itu
sendiri (Amra et al., 2006). Ditambahkan
pula
dalam
jurnal
yang
sama,
bahwa
colds menimpa orang dewasa dua hingga tiga kali dalam satu tahun dan pada anak-anak lima hingga tujuh kali dalam
satu
tahun.
Hal
tersebut
menyebabkan
ketidakhadiran dalam bekerja dan sekolah menjadi beban ekonomi yang sangat besar (Amra et al., 2006). Common cold merupakan penyakit yang sering terjadi di
masyarakat,
masyarakat diabaikan
itu pula
namun sendiri betapa
cenderung maupun penting
diabaikan
DLP.
Selain
melakukan
oleh itu,
penegakan
diagnosa secara komprehensif dan diferensiasi penyakit ini
dengan
rhinitis
alergika
dan
influenza,
karena
memiliki kemiripan gejala khas, meskipun etiologi dan penatalaksanaan berbeda. standar
Apabila
penyakit lulusan
kompetensi
dalam
diantara dokter
ketiganya
umum
mendiagnosis
tidak dan
sangat memenuhi
melakukan
penanganan common cold, dikhawatirkan program JKN tidak dapat berlangsung secara maksimal dan perbaikan status kesehatan di Indonesia dikhawatirkan sulit tercapai.
6
Mengingat
pentingnya
peran
dokter
umum
sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia terutama di era JKN seperti sekarang, dan pentingnya kesesuaian capaian kompetensi dokter umum dengan SKDI, dan common cold yang sering terjadi di masyarakat dan memiliki gejala khas yang dapat membingungkan diagnosis dengan influenza
dan
rhinitis
alergika,
maka
pengkajian
tentang kesesuaian capaian lulusan dokter umum dengan SKDI sangat perlu untuk dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai Kesesuaian Capaian Kompetensi Mahasiswa Kedokteran dengan Standar Kompetensi
Dokter
Indonesia
Analisa
Laporan
Peserta
Kuliah Kerja Nyata di Kecamatan Jetis Periode FebruariMaret 2014. B. Pertanyaan Penelitian
Sejauh kasus
mana
common
Kecamatan
kesesuaian
cold,
Jetis,
yang
dengan
antara
hasil
merupakan Standar
penanganan
program
Kompetensi
KKN
di
Dokter
Indonesia? C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberi gambaran mengenai capaian kompetensi mahasiswa kedokteran yang menjalani program KKN di Kecamatan Jetis periode Februari hingga Maret 2014.
7
2. Untuk
memberi
gambaran
memperhatikan
capaian
tentang
pentingnya
kompetensi
mahasiswa
kedokteran. 3. Sebagai
bahan
pertimbangan
evaluasi
program
KKN
untuk mahasiswa kedokteran, terkait dengan paparan kasus yang ditemui mahasiswa KKN dan kesesuaiannya dengan SKDI. D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan
evaluasi
pertimbangan
capaian
secara
program
ilmiah
mahasiswa
terkait
kedokteran,
khususnya di Universitas Gadjah Mada. Diharapkan pula penelitian
ini
lanjutan
dapat
mengenai
memicu
dilakukannya
kesesuaian
capaian
penelitian kompetensi
mahasiswa kedokteran dengan SKDI. E. Keaslian Penelitian Sejauh mengenai
ini,
belum
kesesuaian
ada
penelitian
capaian
yang
kompetensi
mengkaji mahasiswa
kedokteran dengan yang terjadi di lapangan, baik di Universitas Gadjah Mada maupun di universitas lain di Indonesia