BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman tersebut dapat dijadikan sebagai modal bagi pembangunan Nasional sekaligus bisa menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah itu sendiri. Perkawinan adalah peristiwa yang sangat penting, karena menyangkut tata nilai kehidupan manusia. Perkawinan merupakan tugas suci (sakral) bagi manusia untuk mengembangkan keturunan yang baik dan berguna bagi masyarakat luas. Hal ini sudah tersirat dan tersurat di dalam tata upacara perkawinan. Berbagai macam tata upacara adat yang berlaku diberbagai daerah adalah tatanan nilai-nilai luhur yang telah dibentuk oleh para tua-tua dan diturunkan dari generasi ke generasi. Karena itu upacara adat perkawinan merupakan serangkaian kegiatan tradisional turun temurun yang mempunyai maksud dan tujuan agar perkawinan selamat sejahtera dan mendatangkan kebahagiaan di kemudian hari. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan kemasyarakatan, banyak orang lalai dan tidak mengindahkan tradisi, sehingga orang kurang memahami tentang hal upacara. Sangat dikawatirkan upacara adat yang memiliki nilai luhur ini, secara berangsur akan hilang begitu saja oleh nilai-nilai budaya dari luar yang tidak sesuai 1
dengan kebudayaan Indonesia. Pada dasarnya pelaksanaan perkawinan dalam suatu masyarakat senantiasa bertolak pada pemahaman tata cara adat istiadat dan tujuan yang berbeda tentang pemahaman perkawinan itu sendiri (Thomas,1997: 9). Memilih pasangan merupakan masalah penting bagi orang yang hendak membangun rumah tangga, serta merupakan proses penting dalam kehidupan seseorang. hal inilah yang merupakan proses pertama sebelum mewujudkan hubungan yang lebih intim, dan menentukan dengan siapa orang itu akan hidup bersama. Dengan pemilihan pasangan yang tepat dapat menjamin kebahagiaan perkawinan dan kesejahteraan keluarga. Hampir semua masyarakat menganggap masalah perkawinan bukan hanya masalah pribadi yang melakukan perkawinan itu saja tetapi merupakan urusan keluarga. Perkawinan dapat terjadi bila pasangan pada umumnya sudah mengenali antar satu sama lain, mereka pasti dapat menemukan kesamaan, ketidaksamaan serta tahap keserasian masing- masing. selain saling mengenal secara pribadi setiap pasangan yang hendak menikah seharusnya mendapat restu dari orang tua. Meski setiap orang tua tidak dengan mudah merestui hubungan anaknya dengan pasangannya, tidak berarti restu dari orang tua tidak penting. Setiap orang tua pasti memiliki alasan-alasan tertentu dalam hal ini. Bagi pasangan yang belum mendapat restu seharusnya mereka terus mengusahakan supaya hubungan mereka direstui (Geertz 1983 : 59) .
2
Jodoh tidak mengenal usia, agama, pekerjaan, warna kulit, ataupun suku. Perbedaan seperti apapun tidak menjadi masalah. Apalagi di zaman yang serba modern ini. Teknologi sudah bisa menjembatani meski jaraknya terlampau ribuan kilo meter. Dalam suatu perkawinan biasanya ditandai dengan adanya upacaraupacara keagamaan untuk mendukung proses perkawinan tersebut. Upacara adalah sistem aktivitas atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi di dalam masyarakat yang bersangkutan, atau dengan kata lain suatu kegiatan pesta tradisional yang diatur menurut tata adat atau hukum yang berlaku di dalam masyarakat dengan tujuan memperingati peristiwa sesuai dengan ketentuan data yang bersangkutan. Tiap suku bangsa atau suatu kelompok masyarakat akan mempunyai berbagai macam corak khas ritual atau upacara adat sendiri yang tentunya berbeda dengan upacara adat dari daerah lainnya. Biasanya tata cara pelaksanaannya dilakukan berdasarkan pada nilai-nilai dan aturan-aturan yang sesuai dengan kebudayaan itu sendiri. Perkawinan di kalangan suku Timor mempunyai keunikan tersendiri yang kesemuannya diselenggarakan sendiri yang ditandai dengan surat menyurat antara si laki–laki dan wanita yang bersangkutan , akan tetapi segenap keluarga dari kedua belah pihak. Yang dimulai dengan acara 3
perkenalan sampai pada tahap perkawinan. Masalah yang menjadi pendorong utama Penelitian Tata Cara Perkawinan Suku Timor dan Nilai-Nilai yang terkandung Didalamnya adalah karena Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya belum dapat sepenuhnya melayani data dan informasi yang terjalin dalam adat dan upacara perkawinan. Sedangkan data dan informasi itu sangat berguna bagi kepentingan pelaksanaan kebijakan kebudayaan, penelitian maupun masyarakat. Di samping itu terdapat pula beberapa hal lain, yang mendorong penelitian ini. Adapun hal-hal itu adalah sebagai berikut : Pertama, karena adat dan apacara perkawinan akan tetap ada dalam suatu masyarakat berbudaya. Walaupun dalam batasan waktu dan ruang akan mengalami perubahan-perubahan ia akan terus merupakan unsur budaya yang dihayati dari masa ke masa. Sebab utama ialah karena adat dan upacara perkawinan, mengatur dan mengukuhkan suatu bentuk hubungan yang sangat esensial antar manusia yang berlainan jenis. Kedua, karena adat dan upacara perkawinan merupakan unsur budaya yang dihayati dari masa ke masa, di dalamnya terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang sangat luas dan kuat, mengatur dan mengarahkan tingkah-laku setiap individu dalam suatu masyarakat. Ketiga, di dalam membina kesatuan bangsa adat-adat dan upacara perkawinan memegang peranan penting. Terjadinya perkawinan campuran, baik antar suku bangsa maupun daerah, akan mempercepat proses kesatuan bangsa dalam wujudnya yang sempurna. Keempat, dalam membina keluarga yang bahagia lahir batin, perlu diketahui dan dihayati nilai-nilai luhur dari 4
tujuan dan tata krama hidup berumah- tangga, sebagaimana dilukiskan pada simbol-simbol serta tata krama dalam adat dan upacara perkawinan. Dalam tata upacara perkawinan suku Timor mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang belum dimengerti dan dipahami dalam suatu perkawinan. Perkawinan biasanya dilaksanakan sesuai dengan hukum dan peraturan agama yang dianut secara penuh. Dengan demikian tata upacara perkawinan suku Timor merupakan perpaduan dari unsur sifat, karakteristik, kepercayaan dan agama, yang kesemuannya saling menopang satu sama lain, sehingga terciptalah “manusia yang berbudi Luhur”. Penelitian tentang upacara perkawinan pada suku Timor ini tentunya sangat menarik, karena di dalam kondisi jaman yang selalu bergerak menuju arah perubahan modern dan serba maju, aktivitas perkawinan yang bernuansa tradisional maupun modern tersebut masih
tetap terjaga dan dilaksanakan dengan setia oleh
masyarakat setempat
5
A. Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan adalah: Bagaimanakah tata cara
perkawinan suku Timor dan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya? B. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : untuk mendeskripsikan tata cara perkawinan suku Timor dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya C. Signifikansi 1. Signifikansi Akademis Dengan adanya upaya pengembangan pelestarian adat istiadat merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Selain itu dapat membantu memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung didalam perkawinan suku Timor kepada seluruh masyarakat dan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan pengetahuan sejarahl lokal. 2. Signifikansi Praktis Dari hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi masyarakat di Timor untuk mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam perkawinan. Penanaman nilai-nilai budaya pada generasi muda merupakan upaya untuk meningkatkan ketahanan budaya dan sekaligus 6
sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa, sehingga dapat memperkuat jati diri bangsa dalam rangka menghadapi pengaruh globalisasi.
7