1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung, sebagai sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia (Supadi, 2009). Kedelai dapat dikonsumsi langsung atau dalam bentuk olahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009). Kebutuhan kedelai setiap tahun terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Menurut Pusat Data Statistik dan Sistem Informasi (2013) terjadi peningkatan impor kedelai di Indonesia setiap tahunnya. Tahun 2011 Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 1.911.987 ton/ha dan meningkat pada tahun 2012 yakni sebanyak 2.128.763 ton/ha. Berikut ini adalah tabel perbandingan luas panen, produktivitas dan produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2011 sampai 2015. Tabel 1.1 Perbandingan Luas Lahan, Produktivitas dan Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2011-2015 Tahun Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Luas lahan (ha)
622.254
567.624
550.793
615.685
624.848
1,368
1,485
1,416
1,551
1,573
851.286
843.153
779.992
954.997
982.967
Produktivitas (ton/ha) Produksi (ton)
(Badan Pusat Statistik, 2015).
1 Pengaruh Pemberian Agensia..., Nurhayati, FKIP UMP, 2017
2
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa produksi kedelai pada tahun 2014-2015 meningkat. Pada tahun 2015 produksinya sedikit meningkat sebesar 982.967ton biji kering dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 954.997ton. peningkatan produksi kedelai terjadi karena kenaikan luas panen seluas 624.848 ha dan kenaikan produktivitas kedelai yaitu sebesar 1,573 ton/ha. Peningkatan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai secara nasional. Kebutuhan kedelai secara nasional mencapai 2,6 juta ton per tahun (Arifin, 2014). selain luas penanaman yang belum maksimal, produktivitas kedelai di Indonesia juga masih tergolong rendah yaitu rata-rata hanya 1,47 ton/ha. Idealnya produktivitas kedelai nasional dapat ditingkatkan hingga 2,5 ton/ha (Efendi, 2010). Untuk memenuhi kebutuhan kedelai secara nasional, Indonesia masih mengimpor dari negara lain. Ada beberapa penyebab rendahnya produktivitas tanaman kedelai di indonesia antara lain kesuburan tanah rendah, gangguan organisme pengganggu tanaman, cara budidaya kurang tepat karena keterbatasan sumberdaya manusia serta varietas yang jelek. Salah satu hambatan penting dalam peningkatan dan stabilisasi produksi kedelai di indonesia adalah serangan penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi (Safitri dkk, 2015). Penyakit karat menyebabkan daun kedelai bergejala menjadi kering dan rontok sebelum waktunya. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan P. pachyrhizi yang sangat merugikan petani, karena dapat menurunkan hasil hingga 90% (Sumartini, 2010). Oleh karenanya, penyakit karat harus dikendalikan. Cara pengendalian penyakit karat yang umum dilakukan adalah menggunakan
Pengaruh Pemberian Agensia..., Nurhayati, FKIP UMP, 2017
3
fungisida sintetik. Dampak negatif yang ditimbulkan bahan sintetik tersebut antara lain dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan mencemari lingkungan. Harus ada alternatif cara pengendalian penyakit karat yang lebih ramah lingkungan. Salah satu alternatif yang digunakan untuk pengendalian penyakit karat adalah dengan menggunakan agensia hayati. Penggunaan agensia hayati dimaksudkan mengaplikasikan mikroorganisme antagonis untuk mengendalikan penyebab penyakit karat. Penggunaan agensia hayati ini juga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan namun efeknya lebih lama. Hasil penelitian Aris (2013), menunjukkan bahwa aplikasi agensia hayati Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dengan konsentrasi 50 % dan 100 % terbukti efektif dalam menekan penyakit karat puru pada tanaman sengon (Paraserianthes falcataria). Sementara itu, pada penelitian Ruslan (2012), aplikasi agensia hayati bakteri antagonis Corynebacterium berhasil menekan serangan penyakit Kresek (Xanthomonas campestris pv. orizae) pada tanaman padi. Tanaman kedelai memiliki banyak varietas unggul yang telah dilepas oleh Balitkabi, diantaranya adalah beberapa varietas kedelai berumur sedang ( umur panen 85 hst). Beberapa varietas ini masih belum banyak diketahui ketahanannya terhadap
penyakit
karat
khususnya
pada
pengaplikasian
agens
hayati
Corynebacterium sp ( coryne) dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).
Pengaruh Pemberian Agensia..., Nurhayati, FKIP UMP, 2017
4
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Agensia Hayati Terhadap Intensitas Penyakit Karat Pada Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Umur Sedang di Dataran Rendah” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. a. Bagaimana respon beberapa varietas kedelai umur sedang terhadap penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai pada pemberian agensia hayati? b. Bagaimana pengaruh pemberian agensi hayati pada beberapa varietas kedelai umur sedang terhadap intensitas penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai di dataran rendah? c. Bagaimana pengaruh interaksi varietas kedelai umur sedang dan pemberian agensia hayati terhadap intensitas penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai di dataran rendah? 1.3 Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a. Respon beberapa varietas kedelai umur sedang
terhadap penyakit karat,
pertumbuhan dan hasil kedelai pada pemberian agensia hayati b. Pengaruh pemberian agensi hayati pada beberapa varietas kedelai umur sedang terhadap intensitas penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai di dataran rendah
Pengaruh Pemberian Agensia..., Nurhayati, FKIP UMP, 2017
5
c. Pengaruh interaksi varietas kedelai umur sedang dan pemberian agensia hayati terhadap intensitas penyakit karat, pertumbuhan dan hasil kedelai di dataran rendah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
pada
masyarakat khususnya petani tentang varietas kedelai yang lebih tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur karat serta memberikan alternatif cara pengendalian penyakit karat yang ramah lingkungan dengan agensia hayati, sehingga dapat menaikkan hasil kedelai dan meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
Pengaruh Pemberian Agensia..., Nurhayati, FKIP UMP, 2017