BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era teknologi saat ini , kemajuan dibidang pembangunan sangatlah berkembang dari waktu kewaktu terutama dari desain arsitektur yang sangat modern dan unik pada setiap bangunannya, bukan hanya dari bentuk bangunan tetapi juga dari tata lahan yang digunakan dalam membangun suatu bangunan, hal inilah yang akan membuat bangunan menjadi suatu karya yang sangat unik dan berbeda dari bangunan-bangunan yang ada sebelumnya. Membangun bangunan di lahan berkontur sebetulnya lebih menguntungkan karena secara visual dapat memanfaatkan arah pandang yang lebih leluasa dan dengan ketinggian yang ada dapat memanfaatkan udara serta sinar matahari dapat diatur dengan baik. Apalagi bila kita membangun bangunan bertingkat biasanya dengan memanfaatkan kemiringan lahan topografi tanah serta garis konturnya. Salah satu bentuk tapak yang memiliki potensi besar jika diolah dengan baik adalah tapak yang berada pada lahan yang berada di lerengan. Hal ini disebabkan karena tapak berkontur memerlukan perlakuan khusus dalam pengolahannya. Padahal disisi lain dengan lahan yang berkontur dan memiliki kemingan sangat menguntukan dalam mengatasi dan mengatur pengolahan air. Di banyak tempat faktor lahan berkontur menjadi sesuatu yang menguntungkan bila diolah dengan benar. Tetapi sebaliknya, jika tidak diolah dengan benar lahan berkontur ini dapat menjadi penghambat dalam merancang sebuah bangunan yang berorientasi horizontal dan dapat juga menyebabkan bencana alam.Tetapi tidak semua perencanaan pembangunan akan mendapatkan permukaan tapak yang rata, kadang kita dihadapkan dengan kondisi tapak yang berkontur. Baik kontur yang landai atau kontur terjal bakan mungkin perencanaan pembangunan di atas bukit. Dan kita sebagai perencana haru dapat memanfaatakan kondisi kontur yang seekstrim apapun guna mendapatkan hasil rancangan bagus dan mempunyai nilai lebih walau dengan tapak yang sulit.Dan lebih lanjut peneliti akan melihat bagaimana membangun dan pengolahan lahan berkontur serta tahapan yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi lahan terutama yang berkaitan dengan melihat topografi secara keselurhan, pengolahan kontur dengan cut and fill, penanganan masalah di lerengan/ kontur miring pada penentuan rancangan dan pembuatan pondasi, pencegahan erosi, jalur jalan, dan peletakan bangunan.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Syarat untuk bisa lulus dalam mata kuliah 2. Dapat memahami lebih banyak mengenai bangunan modern dengan lahan berkontur, dalam hal ini yaitu bangunan sekolah yang ada di dalam negeri maupun yang ada diluar negeri. Manfaat : 1. Membantu menambah wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa pada jurusan arsitektur 2. Dapat menjadi inspirasi dalam pembuatan karya-karya berikutnya.
BAB II ISI 2.1 Definisi Membuat desain bangunan sipil khususnya bangunan sekolah adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan sebagai start awal seorang arsitektur apabila proses pencarian lahan yang berhubungan dengan kondisi lahan dengan kontur yang berbeda. Proses dalam
pembangunan dapat dilakukan dalam berbagai metode tahapan yang disesuaikan dengan budget terhadap kebutuhan ruang-ruang yang difungsikan terlebih dahulu. Tahapan dapat dimulai dari proses pondasi, konstruksi, dinding sekat pengisi dan detail-detail finishing yang nantinya akan memperindah bangunan tersebut.Berikut beberapa contoh bangunan sekolah yang dibangun dilahan dengan kontur yang berbeda yang terdapat didalam Negeri (Indonesia) dan diluar Negeri.
2.2 Ulasan Materi 2.2.1 Bangunan Sekolah Dilahan Berkontur di Indonesia 1. Sekolah Alam Ciganjur
Berawal dari keinginan untuk mengadakan sistem pendidikan yang lebih baik di Indonesia, sekolah alam hadir dengan ide segarnya. Konsep utama dari sekolah alam adalah sekolah yang menyenangkan untuk belajar dan bersahabat dengan alam. Sekolah alam memiliki pengalaman ruang yang beragam dan ruang-ruangnya berorientasi terhadap ruang luar sehingga mengajak penggunanya untuk beradaptasi dan bersahabat terhadap alam. Penataan bangunan terhadap kondisi lahan dan kebutuhan program ruang menjadi pertimbangan dalam perancangan ini.Permasalahan utama yang dihadapi yaitu bagaimana merancang sekolah alam yang mampu merangsang siswanya untuk belajar dan menerapkan prinsip keberlanjutan terhadap lingkungan. Selain dibutuhkan harmonisasi dalam mengkomposisikan sarana belajar mengajar, dibutuhkan pula harmonisasi dengan alam sebagai objek pembelajaran Isu sosial yang terkait dengan keberadaan tapak dari proyek sekolah alam ini adalah
fungsi yang berbatasan langsung dengan kawasan penduduk dan berada di daerah resapan air.Bangunan sekolah alam ini terdiri dari beberapa masa yang dikelompokkan dalam cluster sesuai dengan fungsinya.Pemintakatan utama terbagi menjadi area siswa playground dan taman kanak-kanak, area siswa sekolah dasar dan area siswa sekolah lanjutan tingkat pertama Pada cluster terdapat playground dan lapangan rumput yang berfungsi selain sebagai pengikat juga merupakan area rekreasi, belajar dan orientasi bagi siswa. Bangunan menggunakan konsep bangunan panggung sebagai respon terhadap lahan berkontur dan menggunakan bentuk organik sebagai respon terhadap perkembangan anak-anak sebagai pengguna utama dan merespon alam. Keseluruhan luas lantai bangunan sekolah alam ini sekitar 3500 m2 dengan orientasi ruang luar, harmonisasi sarana, bentuk organic.
2. Sma 1 jakarta selatan Fungsi Sekolah 3 lantai Luas tanah 10.000m², luas bangunan 6.200m² Lokasi Jl Cipayung, Jakarta Timur Arsitek Andra Matin Principal ArchitectI sandra Matin Ahmad Project Architect Rangga Indrajaya, Fandy Gunawan, Lina Madiyana
Sekolah dilengkapi dua lapangan basket. Di bawah lapangan basket outdoor, ada lapangan basket indoor dan ruang serba guna. Pemilik sebelumnya sudah memiliki sekolah untuk playgroup dan taman kanak-kanak di lokasi yang berbeda di daerah Jakarta Selatan. Sedangkan di lokasi yang baru, pemilik merencanakan membangun sekolah untuk kelas enam sekolah dasar (SD), SMP, dan SMA. Untuk tahap awal akan dibangun masing-masing tiga kelas.Arsitek berharap desain yang ditawarkan dapat merangsang kreativitas para siswa, karena para siswa dapat merasakan atmosfir sekolah yang berbeda dengan bangunan dan ruang-ruang kelas dari sekolah konvensional.Karena lahan yang tersita untuk bangunan cukup besar, maka arsitek mencoba menghadirkan lahan hijau yang tersita oleh bangunan ‘diangkat’
dan ‘dipindahkan’ ke atas. Sehingga, pengalaman perasaan akan ruang-ruang yang dihadirkan menjadi berbeda.Tribun di salah satu ujung kolam renang.Hal tersebut didukung dengan sirkulasi vertikal yang kebanyakan menggunakan ramp selain tangga. Siswa dari lantai dasar, ke lantai satu, dan ke lantai dua, akan merasakan seperti di lantai dasar dengan pemandangan kanan-kiri yang masih hijau.Kurikulum sekolah ini cukup unik. Mereka mendefinisikan kelas dalam ruang-ruang yang fleksibel. Kelas-kelas didesain dalam bentuk indoor dan outdoor dengan gubahan void-void yang dibentuk sekreatif mungkin.Rerumputan dan pepohonan yang cukup rindang akan menghadirkan suasana alam, bukan saja di bagian luar ruang tetapi juga di dalam ruang. Hal ini didukung dengan ketinggian yang berbeda dan banyaknya ruang transparan dengan menggunakan media kaca di sepanjang ruang-ruang kelas.Selain di roof garden, taman juga hadir di tengah-tengah bangunan yang di kelilingi ruang-ruang kelas,Sekolah ini memiliki standar kualitas yang cukup tinggi sehingga dilengkapi dengan kolam renang dengan kualitas olimpic dengan ukuran 25mx50m. Di bawah lapangan basket outdoor, ada lapangan basket indoor, dan gedung serba guna.Sekolah dilengkapi dua lapangan basket. Di bawah lapangan basket outdoor, ada lapangan basket indoor dan ruang serba guna.Ruang-ruang kelas dibagi tiga zoning. Di bagian depan, ada kantor tata usaha dan administrasi. Di bagian kanan, bangunan serba guna yang dapat digunakan menjadi lapangan basket indoor. Sedangkan kelas-kelas ada di bagian belakang.Kurikulum sekolah ini cukup unik. Mereka mendefinisikan kelas dalam ruang-ruang yang fleksibel. Kelas-kelas didesain dalam bentuk indoor dan outdoor. Sehingga, desainnya dibuat sedemikian rupa dengan mengolah void-void yang dibentuk sekreatif mungkin—sedikit samar antar ruang dalam dan ruang luar. Ruang-ruang kelas outdoor dapat dimaksimalkan menjadi ruang-ruang kelas yang non formal. Seperti tribun kolam renang dan roof garden yang digunakan sebagai sarana bercocok tanam bagi para anak didik.Perpaduan yang cantik dimana bangunan menyatu dengan alam.Bangunan sekolah ini dirancang tiga lantai. Lantai pertama ada gedung serba guna, kolam renang, kantor pengelola, dan beberapa kelas. Lantai dua, tribun, kantor, ruang-ruang kelas, dan lapangan basket outdoor. Sedangkan di lantai tiga, selain ada ruang-ruang kelas didukung pula dengan roof garden.Roof garden menciptakan nuansa hijau dengan pemandangan yang lepas, memberi pengalaman ruang yang berbeda.Bangunan sekolah ini banyak menggunakan material lokal seperti beton ekspos dan batu bata merah.Material yang digunakan banyak yang berasal dari sekitar site, sehingga dari aspek biaya bisa lebih ekonomis. Memakai kerawang agar dapat menciptakan sirkulasi udara yang baik, mereduksi penggunaan bahan kimia pada bangunan seperti pengurangan cat pada dinding. Penggunaan roof garden pada bagian atas, dan memasukkan vegetasi sebagai elemen bangunan, bukan elemen pelengkap saja.
Apalagi materialnya bagus untuk diekspos. Selain itu, warna batu bata merupakan representasi dari warna brand sekolah ini.
2.2.2
Bangunan Sekolah Berkontur Diluar Negeri 1. Central Los Angeles High School (Amerika Serikat) Nama: Central Los Angeles High School Lokasi: Cesar E Chavez Avenue & Grand Avenue, Los Angeles, USA Fungsi: Bangunan Sekolah SMA Klien: The Los Angeles Unified School District Arsitek: Coop Himmelb(l)au Principal Architect: Wolf D Prix Luas Lahan: ±9,8 acre Luas Bangunan: 238.000 ft2 Jumlah Bangunan: 4 buah bangunan utama Jumlah Ruang Kelas: 64 buah Daya Tampung: 1.728 siswa Biaya: $ 232 juta
Kehadiran Sekolah Menengah Atas (SMA) yang unik ini kian menambah ikon dunia arsitektur di kota Los Angeles, USA, yang terus bermunculan dalam era belakangan ini. Di dalam radius 4 mil dari pusat kota ini, telah bermunculan karya-karya arsitek kenamaan dunia, seperti Arata Isozaki, Cesar Pelli, Helmut Jahn, Morphosis, I M Pei, Frank Gehry, Rafael Moneo, dan terakhir seorang arsitek kenamaan dari Austria bernama Wolf D Prix dengan studionya yang dikenal sebagai studio Coop Himmelb(l)au.Pada awalnya, di lokasi ini hanya akan di bangun sebuah sekolah SMA biasa yang diberi nama sebagai Central Los Angeles High School # 9. Firma awal yang ditunjuk oleh The Los Angeles Unified School District (LAUSD) adalah AC Martin pada tahun 2001. Firma ini awalnya mengerjakan desain awal (preliminary design) saja pada lokasi yang dahulunya merupakan lokasi pusat dari LAUSD.Dalam perjalanan waktu, terlibatlah seorang bilyuner dermawan (philanthropist) bernama Eli Broad. Ia yang mempengaruhi perubahan SMA dari sebuah sekolah menengah biasa menjadi sebuah Akademi Kesenian (Visual and Performing Arts High School). Dia pun setuju untuk mengeluarkan dana pribadinya untuk pengoperasian sekolah ini, walaupun tidak dia duga dari awal bahwa belakangan biaya konstruksi sekolah ini akan membengkak sedemikian rupa.
High School # 9 terletak di Cesar E Chavez Avenue dan Grand Avenue. Lokasi ini berada tepat di seberang The Cathedral of Our Lady of The Angels yang didesain oleh Rafael Moneo. Kedua lokasi ini hanya dibelah oleh Freeway 101. Luas lahan sekolah ini adalah sekitar 9,8 acre. Kompleks sekolah ini terdiri dari 4 buah bangunan utama yang mempunyai ruang kelas biasa dan juga ruang studio untuk Seni Rupa, Musik dan Sendra Tari (Dance). Peruntukan ruang-ruang ini telah ditentukan ketika AC Martin masih terlibat. Begitu juga lokasi aktifitas olah raga yang begitu luas di bagian selatan dari lokasi kampus ini.Tiga bangunan lain yang mempunyai bentuk tidak lazim juga terdapat di kampus ini. Ada yang berbentuk melengkung seperti bangunan karya Le Corbusier yang berfungsi sebagai perpustakaan, sebuah lobby sekolah yang berbentuk seperti diamond menghadap ke Grand Avenue dan sebuah bangunan menara yang paling spektakuler dan juga kontroversial. Menara ini mempunyai ketinggian 140 kaki menjulang di atas sebuah teater yang mempunyai kapasitas 950 tempat duduk.Menara ini dilingkari oleh ramp yang terbuat dari besi. Ramp ini melingkar membentuk abstraksi angka 9 yang merupakan representasi dari nomor sekolah ini. Semua bangunan di dalam kampus ini memakai sliding metal dengan warna monokrom. Jika kita sedang berkendaraan di freeway 101, maka menara sekolah ini, berikut menara gereja di seberangnya, telah membentuk sebuah landmark gerbang kedatangan di kota Los Angeles. Luas bangunan sekolah ini adalah 238.000 ft2 yang terdiri dari 64 buah ruang kelas di dalam tujuh bangunan yang berbeda. Sekolah ini akan menampung 1.728 siswa yang terbagi di dalam 4 disiplin ilmu yaitu Music, Theater, Sendra Tari (dance) dan Seni Visual (Visual Art). Setiap disiplin ilmu mempunyai studio, ruang administrasi, kelas, dan ruang kerja sendiri. Perpustakaan, kafetaria dan ruang olah raga merupakan daerah yang dipakai bersama.Pada awalnya proyek ini diperkirakan akan menghabiskan biaya $ 87 juta, namun pada akhirnya memakan biaya $ 232 juta! Banyak hal yang membuat pembiayaan membengkak. Masalah pertama adalah penundaan pekerjaan yang diakibatkan oleh telah ditemukannya pemakaman tua di site. Diduga pemakaman ini merupakan peninggalan dari masa perang Meksiko – Amerika, dimana ketika itu di lahan ini terdapat sebuah benteng militer yang bernama Fort Moore. Penemuan ini telah memakan waktu cukup lama di dalam melakukan ekskavasi dan pemindahan lokasi makam.Kedua adalah masalah desain bangunan itu sendiri. Untuk membuat gambar dokumen konstruksi saja, LAUSD harus mengeluarkan biaya $ 9,48 juta! Hal ini disebabkan oleh begitu kompleks dan uniknya sebuah desain dari Wolf D Prix. Hal yang belum pernah terjadi di dalam pengalaman LAUSD selama ini. Memang Wolf dibantu oleh sebuah firma yang cukup berpengalaman di dalam pengerjaan institusi sekolah yaitu HMC Architects. Namun di dalam perjalanan waktu, HMC juga mendapatkan banyak kendala di dalam mempersiapkan gambar kerjanya.Terakhir adalah masalah di dalam pelaksanaan konstruksi. Mengingat desain yang kompleks, maka otomatis terjadi banyak revisi yang dilakukan, baik oleh arsitek maupun kontraktor. Di dalam perjalanan waktu, pembengkakan terus berlanjut. Dengan sendirinya setiap pengajuan biaya tambahan harus diajukan dahulu ke pihak LAUSD yang tidak lain adalah sebuah lembaga birokrasi.Seperti kita ketahui bahwa semua lembaga birokrasi dimanapun di dunia ini selalu mengambil keputusan yang cukup memakan waktu. Otomatis waktu pun telah menambah biaya yang akhirnya menuai kritikan dari masyarakat luas. Apalagi seperti kita ketahui bahwa Amerika Serikat sedang didera resesi yang cukup parah pada saat itu. Namun kesepakatan bersama pada akhirnya harus diambil untuk menuntaskan proyek ini demi sebuah ikon baru. Sebuah harga yang cukup mahal yang harus dibayar oleh segenap pihak termasuk seorang Eli Broad yang merogoh koceknya sebesar $ 5 juta demi penyelesaian proyek ini.Memang
belakangan ini banyak praktisi arsitektur di Los Angeles mencoba untuk mencari identitas kota yang sebenarnya. Seperti kita ketahui bahwa kota ini merupakan kota per-film-an dunia yang merupakan sebuah cabang seni yang begitu berkembang akhirakhir ini. Para praktisi arsitektur melihat bahwa disiplin seni yang satu ini dapat menjadi pintu pencarian jati diri sebuah kota. Maka tidak heran bahwa pergerakan dan perkembangan dunia arsitektur dunia banyak di mulai dari kota ini, dan kota ini juga banyak memikat para arsitek muda dunia untuk berkiprah dan bereksperimen di sebuah “laboratorium arsitektur” yang sangat luas. Kita di Indonesia hanya bisa merasakan dan meniru dampak dari hasil sebuah laboratorium tersebut. Di dalam sebuah percobaan tentunya biaya akan dikesampingkan demi sebuah hasil yang optimal. Apakah sebuah hasil percobaan dari arsitek Wolf D Prix yang datang jauh dari Austria bisa dikatakan berhasil? Hanya waktulah yang bisa menjawab. Apakah kita di Indonesia hanya menunggu dan meniru? Kita hanya bisa berharap suatu waktu kita pun dapat membuat sebuah “laboratorium arsitektur,” bukan hanya menikmati hasil sebuah laboratorium.[Houtman Lumban Gaol B Arch] 2. Green Roof Art School (Singapure)
Sekolah seni adalah sekolah di masa depan, mungkin kita bisa memilih belajar di bawah, atau di atas, sangat menakjubkan atap hijau di Sekolah Seni ini, Desain dan Media di Nanyang Technological University di Singapura . fasilitas lima lantai ini menyapu sudut berhutan kampus dengan, bentuk tumbuhan organik yang memadukan landscape dan struktur, sifat dan teknologi tinggi dan melambangkan kreativitas suatu bangunan. Kaca façade menyediakan kinerja tinggi selubung bangunan yang mengurangi solar gain dan panas beban sementara memungkinkan manfaat pandangan alam dan siang hari ke dalam ruang kreatif. Dinding kaca memberikan pertukaran visual antara ruangan dan keluar memungkinkan siswa dan guru untuk mengalami bangunan, pemandangan sekitarnya dan plaza interior sebagai ruang cairan. Disebarkan siang alam yang melimpah di seluruh studio dan ruang kelas, disaring melalui dedaunan sekitarnya.
Melengkung atap hijau membedakan bangunan dari antara struktur lain di kampus, tapi garis antara lansekap dan bangunan kabur. Atap berfungsi ruang pertemuan informal, ide linear menantang dan persepsi aduk. Atap menciptakan ruang terbuka, melindungi bangunan, mendinginkan udara sekitarnya, dan panen air hujan untuk irigasi lansekap. rumput ditanam campuran dengan tanaman hijau asli untuk menjajah gedung dan obligasi ke pengaturan. Selesai sengaja baku untuk bertindak sebagai latar belakang untuk proyek-proyek seni, media, dan desain. dinding beton dan kolom, lantai semen-pasir screeded, pagar kayu, dan palet netral menentukan ruang interior, yang bervariasi dalam bentuk dan ukuran. Desain ini menakjubkan tampaknya menawarkan pengalaman baru di setiap elevasi atau sudut pandang, memenuhi maksud bahwa sekolah seni harus menginspirasi kreativitas.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan dan Saran Bahwa permukaan bumi tempat kita berpijak tidak semuanya rata. Ada beberapa daerah atau kawasan mempunyai lahan yang tidak rata, dalam istilah teknisnya sering dikenal dengan lahan berkontur. Permukaan lahan berkontur mempunyai kekurangan dan kelebihan untuk mendirikan bangunan. Bagi yang mengerti dalam mendesain bangunan,permukaan lahan berkontur merupakan potensi yang mempunyai kelebihan.Salah satu keuntungan lahan berkontur adalah dapat dengan mudah untuk sistem drainase. Sedangkan keuntungan lainya diantaranya; dapat dibuat bangunan split level, dan sistem raam. Kedua jenis rancangan ini menjadikan rumah nampak lebih dinamis.Banyak sistem dan bahan kontruksi yang dapat digunakan untuk mengatasi tanah berkontur, baik yang alami atau buatan. Yang terpenting penggunaannya harus tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan dari lahan. Bahan-bahan tersebut bisa pondai teras sering buatan dengan batu dan beton atau dengan teras sering dari bahan alami yaitu dari pohon dan rerumputan.Kelebihan lahan berkontur dapat membuat bangunan tingkat/ berlantai banyak terlihat tidak setinggi rumah di lahan yang datar. Karena sebagian lantai tertutupi oleh lahan yang lebih tinggi atau karena adanya bassement pada lantai yang dibawah lahan berkontur diatasnya. Tapi sebaliknya bila bangunan berada di lahan berkontur lebih tinggi dari jalan dan sekitarnya maka bangunan akan terlihat tinggi.Dari beberapa keuntungan yang ada, bahwa lahan berkontur jelas akan mendapatkan view lebih baik dari pada view di lahan datar, karena view akan lebih jelas disebabkan permukaan di lahan berkontur akan mendapatkan ketinggian yang dapat dimanfaatkan menjadi over view.bangunan yang dibangun di atas tanah berkontur akan sangat kaya kreasi ruang, mengingat pemanfaatan lahan di tanah berkontur menciptakan ruang yang dapat tersembunyi di antara ruang lainnya. Dari sisi teknis dan sisi non-teknis, secara visual bangunan yang hanya memiliki satu lantai agak membosankan, datar dan tidak ada bentuk atau sudut yang bisa diekspose dengan gaya unik dan mengasyikan . Sementara bangunan dengan tanah yang berkontur, anda bisa memodifikasi tiap ruangan yang disesuaikan dengan kontur tanah. Di samping itu bentuknya pun akan bertambah gaya.Bila kita mendapatkan lahan yang akan dibangun untuk sekolah termasuk lahan berkontur, kita harus cermat dalam mensikapinya karena dengan penanganan yang tepat lahan seperti ini lebih menguntukan.Dengan lahan yang berkontur, berarti lahan tersebut mempunyai kemiringan tertentu sehingga dapat digunakan untuk kemudahan menyalurkan air.Gunakan sistem dan bahan alami sehingga akan meminimalisasikan biaya pembanguan. Dan dengan pilihan bahan pada lahan miring yang alami, seperti pohon dan rumput sehingga lingkungan lebih asri dan lahan tersebut dapat menjadi resapan air hujan.Lahan berkontur yang mempunyai perbedaan ketinggian kontur yang signifikan dapat mengurangi ketinggian dari bangunan bertingkat, karena sebagian lantai akan berada di permukaan lahan yang lebih rendah.Demikian juga bila lahan berkontur yang kita rencakan berada lebih tinggi, maka bangunan akan menguntukan dari kedudukan tapak yang lebih rendah.Dari keuntungan kontur lebih
rendah atau lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai over view yang mengarahkan pada lingkungan tapak yang lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ar.itb.ac.id/digilib/?p=439 ( time searching:3/4 2016 11:17 PM) http://buildingindonesia.co.id/?p=523 ( time searching:3/4 2016 11:18 PM) http://buildingindonesia.co.id/?p=535 ( time searching:3/4 2016 11:21 PM) http://inhabitat.com/amazing-green-roof-art-school-in-singapore/ ( time searching:3/5 2016 18:56 PM) http://apid.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/2259/KAJIAN+PEMBANGUNA N+DI+LAHAN+BERKONTUR.pdf ( time searching:3/5 2016 7:00 AM)