BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sistem informasi dibutuhkan setiap perusahaan guna menunjang visi, misi dan tujuan perusahaan. Sistem informasi yang terdiri dari sumber daya manusia, prosedur, data, perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan dirancang untuk memperoleh informasi akhir yang akurat dan aktual yang dapat digunakan manajemen puncak dalam membuat keputusan. Keputusan tersebut sangatlah diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kelangsungan perusahaan. Sebagai contoh, sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk mengubah suatu laporan keuangan menjadi suatu informasi yang dapat dipahami oleh seluruh karyawan yang bersangkutan. Di dalam dunia perbankan, keberadaan sistem informasi telah banyak memberikan kontribusi. Sistem informasi telah berhasil membantu perbankan dalam hal peminimalan penggunaan waktu dan tenaga sehingga perbankan dapat berorganisasi secara lebih efektif dan efisien. Selain itu, keterampilan pengguna juga menjadi salah satu pendukung keberhasilan sistem informasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa penerapan sistem informasi menjadi pilihan yang tepat bagi perbankan dalam mendukung pencapaian tujuan dan kelangsungan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya, berdasarkan observasi pendahulu, sistem informasi yang terdapat dalam dunia perbankan sama namun yang membedakan suatu informasi atau pun sistem informasi yang akan di hasilkan dan didapat adalah penggunaan metode, karakteristik, cakupan dari sistem tersebut dan investasi teknologi informasinya. Sebagai contoh, dari segi jaringannya, sistem informasi di bank swasta dengan bank pemerintah sudah bersifat online meskipun cakupannya berbeda. Dan yang sudah pasti baik bank swasta maupun pemerintah dalam penerapan sistemnya harus sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI). Perbedaan lain adalah sistem informasi bank swasta tidak berpusat di Indonesia melainkan berpusat di luar dan sudah bersifat online secara menyeluruh (tanpa batas), sedangkan bank pemerintah sistem informasinya berpusat di Indonesia dan langsung dikelola oleh pemerintah dan belum bersifat online secara menyeluruh. Sebagai contoh, di negara maju pengajuan kredit seseorang hanya dilakukan dengan membuka data historis calon debitur. Dari sana akan muncul berbagai data terkait pajak penghasilan, rekam jejak kredit, rekam jejak keterlibatan dengan kasus hukum dan data lainnya yang validitasnya terjamin. Jelas hal ini sangat mengurangi biaya perkreditan. Sebaliknya bank pemerintah masih sangat menggantungkan kepada hasil kunjungan langsung atau on the spot ke tempat calon nasabah.
Universitas Sumatera Utara
Semakin majunya suatu perbankan, sistem informasi yang diterapkan juga semakin canggih. Tetapi sistem informasi yang canggih juga tidak terlepas dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Lemahnya fungsi pengawasan internal, teknologi informasi, sumber daya manusia menjadi beberapa alasan terbukanya peluang kejahatan perbankan. Menurut Presiden Information Systems Audit and Control Association (ISACA) 2013, industri jasa keuangan termasuk perbankan harus mampu menerapkan tata kelola sistem teknologi informasi yang baik (good IT governance). Beliau member contoh untuk menjaga keamanan data perusahaan, data yang disimpan harus dalam keadaan terenkripsi. Selain itu, sistem teknologi informasi harus memiliki sistem cadangan yang siap untuk bekerja jika pada sistem utama terjadi masalah teknis atau ditimpa bencana alam. Dalam seminarnya, Tumbelaka (2013), juga berpendapat saat ini sistem keamanan perbankan Indonesia belum cukup baik karena masih memiliki celah keamanan. Kasus kejahatan perbankan banyak dilakukan oleh sumber daya manusia internal bank itu sendiri. Beliau member contoh sistem seleksi karyawan melalui tes psikologi harus dilakukan secara ketat sehingga terlihat gambaran calon karyawan memiliki kecenderungan bisa melakukan penipuan atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
Selain menimbulkan peluang kejahatan perbankan, semakin banyak dan
majunya
bank-bank
di
Indonesia
juga
menunjukkan
begitu
bergantungnya masyarakat Indonesia dengan dunia perbankan. Dalam penelitiannya, Ekowati (2010) menyatakan banyaknya bank yang ada di Indonesia, membuat pihak manajemen bank harus berpikir serius untuk mempertahankan eksistensinya. Jenis industri yang sama memaksa perbankan untuk bersaing ketat dengan perusahaan sejenis. Hal ini juga dialami oleh bank-bank swasta di Indonesia, karena keberadaan bank ini semakin menjamur. Persaingan antar bank-bank
swasta yang semakin ketat, juga
membuat pihak bank saling berebut nasabah ataupun calon nasabah dan untuk menjaring banyak nasabah, bank harus berusaha menawarkan produk-produk yang menarik, pelayanan yang prima, dan kemudahan pemberian kredit nasabah. Menurut observasi terdahulu, PT. Bank CIMB Niaga Tbk. merupakan bank swasta lokal yang menjadi pelopor masuknya Indonesia ke dalam dunia perbankan modern. PT. Bank CIMB Niaga Tbk. juga masih menjadi satusatunya
bank
swasta
yang
sangat
berkembang
dari
segi
sistem,
pengembangan inovasi dan produk. PT. Bank CIMB Niaga Tbk. merupakan merger dari PT Bank Niaga Tbk. dan PT Bank Lippo Tbk. Langkah merger dilakukan untuk memenuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) atau yang lebih dikenal dengan Kebijakan Kepemilikan Tunggal yang telah ditetapkan
Universitas Sumatera Utara
oleh Bank Indonesia. Merger ini merupakan yang pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Merger ini juga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara dan diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Saat ini, sistem informasi yang digunakan PT. Bank CIMB Niaga Tbk. adalah quickbook. Keunggulan quickbook dibandingkan software akuntansi yang lain adalah software ini memiliki fitur multi currency (support dengan banyak mata uang), format laporan sangat lengkap disertai grafik dan hasil analisa sehingga sangat membantu untuk melakukan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keuangan, fungsi reminder, multi departemen, multi gudang, payroll, multi cabang dengan fasilitas sinkronisasi yang sangat powerful dan kemampuan penggunaan digit angka yang banyak sehingga bisa digunakan pada perusahaan besar. Hal-hal ini tentu meningkatkan tingkat efisiensi kinerja perusahaan tersebut. Meningkatnya kinerja perusahaan yang didorong dengan adanya penggunaan sistem informasi tentu dapat meningkatkan kepuasan pengguna sistem informasi. Pengguna dikatakan puas jika pengguna paham dan mampu menggunakan sistem yang akan diterapkan sehingga mampu menghasilkan output yang diharapkan. Dukungan manajemen puncak menjadi salah satu faktor penunjangnya. Hal tersebut dapat dilihat melalui pengadaan pelatihan mengenai penggunaan sistem sebelum pengguna diberikan kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
dalam menggunakan sistem terseebut, adanya pembagian kerja yang membantu setiap pengguna untuk dapat fokus dalam pekerjaan masingmasing, adanya keterlibatan antara manajemen puncak dengan karyawan lain dalam menghadapi persaingan. Kepercayaan yang diberikan kepada pengguna menimbulkan sikap terlibat dan terikat sehingga pengguna dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab terhadap diri sendiri, kelompok dan perusahaan. Kepuasan pengguna tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem informasi akuntansi tersebut baik, atau dapat dikatakan kepuasan pengguna berbanding lurus dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Pentingnya kepuasan pengguna sistem informasi membuat banyak peneliti melakukan penelitian dan diskusi mengenai hal ini. Penelitian yang dilakukan oleh Rusdi dan Megawati (2007) menunjukkan adanya pengaruh positif dan negatif antara ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi terhadap kepuasan pengguna sistem informasi dan penggunaan sistem informasi. Penelitian Almilia dan Briliantien (2007) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dan tidak signifikan antara ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (SIA) pada PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara”. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (SIA) pada PT. CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara?”
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (SIA) pada PT. CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara. .
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menyempurnakan sistem informasi akuntansi guna meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Sumatera Utara.
2.
Untuk menambah pengetahuan tentang rumusan masalah yang akan dibahas, sehingga dapat di peroleh gambaran yang lebih jelas sistem informasi akuntansi baik secara teori maupun secara praktik.
3.
Sebagai bahan referensi dan pertimbangan dalam melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara