BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1
Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia Karakteristik transportasi Indonesia dihadapkan pada kualitas pelayanan
yang rendah, dan kuantitas atau cakupan pelayanan yang terbatas. Laporan World Economic Forum 2008-2009 menunjukkan bahwa kurangnya ketersediaan infrastruktur merupakan permasalahn kedua terbesar setelah inefisiensi birokrasi pemerintah bagi pelaku bisnis dalam melakukan usaha di Indonesia. Diukur dari sisi kualitas infrastruktur secara keseluruhan, Indonesia hanya menempati peringkat ke-86 dari 134 negara yang diteliti.1 Begitu pula berdasarkan Laporan World Economic Forum terkini (20112012), perkembangan infrastruktur Indonesia berada pada peringkat ke-76. Saat ini transportasi yang layak dan efektif sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Meningkatnya kebutuhan orang untuk berpindah tempat dan memindahkan barang dengan cepat dari satu tempat ke tempat yang lain harus diimbangi dengan peningkatan kualitas transportasi. Saat ini alat transportasi yang dipakai tidak hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhan mobilitas saja akan tetapi juga menuntut kenyamanan, keamanan, dan kelayakan dari transportasi itu sendiri. Berdasarkan data yang didapat dari laporan akhir Bappenas diatas diperoleh kesimpulan bahwa kondisi sarana dan prasarana transportasi di Indonesia berada di kondisi tidak layak. Tabel 1. 1 Perbandingan Kualitas Pilar Infrastruktur Negara Asean Tahun 2009-2011
Sumber : Competitiiveness Global Report 2011-2012
1
Laporan Akhir 2012 Kementrian PPN/Bappenas Republik Indonesia
2
Dari tabel diatas dapat dilihat jika terjadi peningkatan pada infrastruktur umum di Indonesia, namun Indonesia masih tertinggal dari negara-negara di Asean seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Namun kondisi angkutan darat di Indonesia masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Singapura, baik dari segi teknologi, sistem, maupun pelayanan. Ketidaklayakan pada prasarana angkutan darat salah satunya adalah pada bidang transportasi umum yakni Terminal Bus. Terminal Bus merupakan prasarana transportasi untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Walaupun semakin banyak jenis transportasi umum yang ditawarkan, namun bus masih memiliki banyak penggemar. Terminal Bus juga merupakan salah satu sumber pendapatan suatu daerah melalui retribusi.
1.1.2
Interpretasi Terminal Bus Sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki pola pikir bahwa terminal
merupakan lingkungan yang tidak baik. Pola pikir ini terbangun dari seringnya terjadi kriminalitas dan ketidaknyamanan penumpang dalam terminal. Terminal bus kerap menjadi pusat premanisme, vandalisme, dan juga kriminalisme. Terminal bus di Indonesia sangat dekat dengan pengertian tempat mangkal padahal menurut Morlok (2005) terminal adalah prasarana untuk angkutan jalan raya guna untuk mengatur kedatangan pemberangkatan pangkalannya kendaraan umum serta memuat atau menurunkan penumpang atau barang. Terminal merupakan fasilitas publik yang penting karena berfungsi untuk melindungi penumpang yang naik dan turun bus dari panas dan hujan, menyediakan tempat tunggu yang nyaman, dan juga memfasilitasi moda angkutan. Terminal juga dianggap sebagai tempat yang tidak nyaman bagi penggunanya, hal ini sering diakibatkan oleh desain terminal yang tidak aksesibel. Ruang tunggu yang tidak terawat serta jauh dari tempat berhentinya bus, tidak adanya fasilitas untuk penyandang cacat, sirkulasi parkir kendaraan umum yang
3
tidak teratur, serta sirkulasi keluar masuk bus yang tidak lancar merupakan alasan munculnya pendapat bahwa terminal bukan tempat yang aksesibel.
1.1.3
Pembangunan Terminal Terboyo Semarang Wachid Nurmiyanto, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang
mengatakan, pembangunan Terboyo butuh kajian mendalam. Tak hanya soal kajian fisik, tapi fungsi, pemanfaatan, nilai sosial-ekonomi-pelayanan publik dan kelanjutan ke depan. “Kajian juga harus menggapai soal keberadaan Terminal Mangkang. Karena fungsi Mangkang dengan keberadaan Terboyo masih belum jelas. Harus punya setting porsi dalam pengelolaan dua terminal tipe A tersebut,” 2 Pembangunan dengan anggaran 25 milyar tersebut harus dipikirkan dengan matang agar semua fungsi dan kebutuhan terminal dapat terpenuhi. Termasuk mengenai bencana banjir rob yang sering melanda kawasan Terboyo yang dapat merusak infrastruktur. Perlu dilakukan revitalisasi di semua terminal, diusulkan untuk penanggulangan masalah sementara dalam menghadapi banjir rob serta banjir hujan terkait jalan akses masuk Terminal Terboyo. Dalam rangka peningkatan manajemen transportasi, dinas perhubungan pada tahun 2013 telah menyusun DED pengurukan Terminal Terboyo yang akan dijadikan penanggulangan masalah sementara
dalam menghadapi rob dan banjir yang sering melanda kawasan
Terminal Terboyo. Namun yang menjadi masalah selanjutnya adalah seberapa tinggi pengurukan yang harus dilakukan dan sampai kapan masalah banjir rob ini dapat teratasi dengan cara pengurukan. Semarang memiliki 2 terminal tipe A, yakni Terminal Terboyo dan Terminal Mangkang. Jumlah penumpang di Terminal Terboyo mengalami peningkatan sebesar 187.464 orang (23%) dari 808.460 orang pada tahun 2012 menjadi 995.924 orang pada tahun 2013. Namun ada penurunan rit sebesar 33.927 rit (18%) yang mana pada tahun 2012 sebesar 184.101 rit menjadi 150.174 rit pada
2
http://berita.suaramerdeka.com/fungsi-terminal-terboyo-dan-mangkang-butuh-diperjelas/
4
tahun 2013.
3
Penurunan rit pada terminal Terboyo dikarenakan angkutan umum
enggan masuk terminal karena kondisi jalan akses terminal yang rusak. Berdasarkan data yang diterima Dinhubkominfo, pada hari menjelang lebaran tahun 2015 arus mudik lebaran yang melewati Terminal Terboyo sudah mencapai ribuan setiap hari. Para pemudik naik bus dari jalur barat, selatan, dan timur. Berdasarkan rekap petugas UPTD Terminal Terboyo, data bus datang pada H-7 dari jalur Barat 73 bus dengan penumpang 815 orang, Timur 174 bus dengan penumpang 1.754 orang, Selatan 182 bus dengan penumpang 1.718 orang. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan keberadaan Terminal Terboyo sangatlah penting terutama saat hari raya seperti Lebaran. Kendala operasional Terminal Terboyo akan menggangu aksesibilitas dan mobilitas didalam maupun antar kota.
1.1.4
Terminal Terboyo sebagai Terminal Tipe A Terminal tipe A berfungsi melayani kendaraan umum baik secara nasional
maupun internasional seperti angkutan antarkota antarprovinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota, dan angkutan pedesaan.4 Semarang memiliki dua terminal tipe A, yakni Terminal Terboyo dan Terminal Mangkang. Berbeda dengan Terminal Mangkang yang berada di jalan kolektor menuju kota, Terminal Terboyo berada di jalan arteri yang melingkari kota sehingga Terminal Terboyo lebih banyak menampung bus antar kota. Terminal Terboyo hingga saat ini masih menjadi terminal induk Kota Semarang.
3 4
KPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2013 Dinas Perhubungan
5
Gambar 1. 1 Terminal Terboyo Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015
1.2 Permasalahan Permasalahan utama yang terjadi pada perancangan Terminal Bus Terboyo Semarang adalah pada kebutuhan akan fasilitas terminal tipe A tidak secara keseluruhan terakomodasi. Permasalahan utama lainnya adalah penanggulangan masalah banjir rob yang dapat mengganggu aktivitas yang berlangsung di Terminal Terboyo.
1.2.1
Permasalahan Umum
a. Kesan kumuh, kotor, dan tidak aman yang identik dengan terminal bus yang diakibatkan oleh perancangan yang kurang baik pada terminal – terminal bus di Indonesia. b. Kemacetan dan polusi udara yang memberikan dampak nyata bagi lingkungan sekitar akibat kurangnya perancangan pada sistem sirkulasi dan sistem filter polusi udara. c. Kebutuhan perpindahan menggunakan transportasi umum bus yang sangat tinggi di Semarang mengingat Semarang merupakan Kota Transit.
6
d. Pengguna jasa transportasi bus lebih memilih untuk tidak naik dari dalam terminal melainkan dari luar terminal dan bahu jalan sekitar terminal. e. Penurunan rit pada terminal Terboyo dikarenakan angkutan umum enggan masuk terminal karena kondisi jalan akses terminal yang rusak. 1.2.2
Permasalahan Khusus
a. Bagaimana pengembangan Terminal Terboyo Semarang sebagai terminal tipe A yang memenuhi standar kenyamanan, keamanan, dan aksesibel. b. Bagaiamana perancangan Terminal Bus Terboyo Semarang sehingga menjadi bangunan publik yang menarik dan dapat merubah citra terminal dalam hal fisik dan fungsi bagi masyarakat umum. c. Bagaimana merancang bangunan Terminal Bus Terboyo Semarang dengan pendekatan bangunan bebas banjir rob. 1.3 Tujuan 1.3.1
Tujuan Umum
Merancang Terminal Terboyo Semarang yang mampu memberi kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung. 1.3.2
Tujuan Khusus
Mengoptimalkan operasional terminal sekaligus menambah durabilitas infrastruktur dengan menghindarkan bangunan terminal dari bencana banjir rob. 1.4 Sasaran 1.4.1
Sasaran Umum
Sasaran yang akan dicapai dalam perancangan Terminal Terboyo Semarang ini adalah merumuskan konsep perancangan melalui : a. Menggunakan analisis SWOT terhadap site eksisting.
7
b. Melakukan studi terhadap tuntutan fasilitas dan kegiatan yang akan diwadahi terkait kenyamanan pengunjung, sirkulasi, dan kemudahan akses, serta pemenuhan fasilitas. c. Mengidentifikasi standar yang berhubungan dengan perancangan Terminal Bus Tipe A serta menganalisis segala kebutuhan dalam Terminal Bus. d. Menganalisis keinginan pengunjung terminal untuk meningkatkan ketertarikan pengunjung untuk menggunakan terminal serta meningkatkan nilai kepuasan pengunjung.
1.4.2
Sasaran Khusus
Dapat merumuskan perancangan Terminal Bus Terboyo Semarang sebagai terminal tipe A dengan pendekatan bangunan merespon banjir rob melalui : a. Studi preseden bangunan Terminal Bus di luar dan dalam negeri. b. Studi mengenai fenomena banjir rob yang terjadi di Semarang c. Studi mengenai sistem yang digunakan untuk bangunan merespon banjir rob.
1.5 Lingkup Pembahasan Penulisan ini membatasi pembahasan pada aspek arsitektural dan non arsitektural yang terkait dengan perancangan area terminal bus. Pembahasan Arsitektural meliputi sistem organisasi ruang bangunan, sistem zonasi, sistem utilitas, sistem sirkulasi pengguna di dalam dan luar bangunan, sistem kenyamanan bangunan, sirkulasi kendaraan umum maupun pribadi pada bangunan maupun disekitar bangunan, tata massa dan estetika. Pembahasan Non-Arsitektural meliputi sistem transportasi jalan, sistem tata perilaku kegiatan manusia, dan sistem konstruksi bangunan merespon banjir rob.
1.6 Metoda Pengumpulan Data Metoda yang digunakan untuk mendapatkan data informasi dalam membuat penulisan Pra Tugas Akhir ini dengan melakukan pengumpulan berbagai data baik
8
primer maupun sekunder dan sumber informasi yang kemudian dikelompokkan dan diolah. Data primer dan sekuder yang dimaksud antara lain : a. Data Primer 1)
Hasil Survei
Dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara di lapangan untuk mendapatkan data mengenai kondisi, aktivitas, suasana, dan fenomena yang biasa terjadi dalam Terminal Bus Terboyo Semarang. Selain itu pengamatan langsung digunakan untuk mengetahui potensi site eksisting, masalah atau ancaman, kelebihan dan kelemahan eksisting, aksesibilitas, kebutuhan, dan kapasitas dari Terminal Bus Terboyo Semarang. Wawancara dilakukan terhadap instansi terkait seperti UPTD Terminal Terboyo Semarang, Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, BAPPEDA, dan juga pengguna serta penduduk sekitar Terminal Terboyo Semarang. 2)
Studi Kasus
Melakukan studi komparasi terhadap beberapa bangunan transportasi untuk mendapatkan perbandingan desain perancangan yang terkait dengan sistem penanggulangan bencana banjir rob pada bangunan dengan cara observasi atau dengan informasi dari buku, artikel, dan internet. b. Data Sekunder Data sekunder didapat dengan cara studi literatur yang berasal dari buku, artikel, atupun internet untuk mengetahui standar acuan dasar, antara lain: 1) Studi Literatur mengenai Terminal Bus. 2) Studi Literatur mengenai karakteristik rob di Semarang. 3) Studi Literatur mengenai sistem bangunan merespon banjir rob. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan : Menjabarkan latar belakang, permasalahan, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, sistematika pembahasan, keaslian penulisan dan kerangka berpikir yang merupakan uraian tentang garis besar isi penulisan.
9
BAB II Tinjauan Teori : Menjabarkan teori-teori yang mendukung judul tugas akhir, antara lain teori mengenai bangunan terminal dan teori mengenai banjir rob. BAB III Tinjauan Khusus : Mengumpulkan dan melakukan analisis dari beberapa studi kasus didalam maupun diluar negeri. BAB IV Tinjauan Lokasi : Berisi tinjauan lokasi makro Terminal Bus Terboyo Semarang yakni Kota Semarang, area Terboyo, dan jalur-jalur yang terintegrasi dengan Terminal Terboyo. BAB V Analisis : Berisi analisis dari lokasi objek redesain Terminal Bus Terboyo Semarang. Menghadirkan data kualitatif dan kuantitatif dari hasil survey berupa data statistik, gambar, foto, hasil wawancara, dan data pendukung dari literatur maupun website resmi. Selanjutnya dibahas analisis dan rencana tindak lanjut permasalahan Terminal Bus Terboyo Semarang. BAB VI Pendekatan Konsep : Membahas paparan dari penyelesaian masalah berupa alternatif-alternatif yang akan dipakai sebagai acuan dalam membentuk konsep perancangan dan pengembangan Terminal Bus Terboyo Semarang. BAB VII Konsep Perancangan : Membahas rumusan konsep perancangan dan pengembangan Terminal Bus Terboyo Semarang sebagai terminal tipe A dengan pendekatan bangunan merespon banjir rob yang merupakan solusi dari permasalahan dan latar belakang pemilihan judul tugas akhir.
1.8 Keaslian Penulisan Dari pencarian yang dilakukan, terdapat beberapa tulisan pra-tugas akhir yang membahas tentang perancangan Terminal Bus Tipe A sebelumnya, namun belum terdapat penulisan mengenai redesain Terminal Terboyo dengan pendekatan bangunan merespon banjir rob. Berikut merupakan beberapa judul yang memiliki tema sejenis dengan tulisan ini yang terdapat pada perpustakaan Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada, yaitu:
10
Tabel 1. 2 Keaslian Penulisan
Nama Penulis
Judul
Keterangan
Tika Laras Kusuma
Terminal Penumpang
Perancangan terminal
Bus Kota Bekasi
tipe A dengan isu lokasi
Terminal Tipe A
terminal di tengah kota
Tengah Kota Dengan
dengan pendekatan
Konsep Efisien Atraktif
desain yang efisien dan atraktif.
Sinta Kusumaning
Redesain Terminal Tipe
Redesain Terminal
Putri
A Harjamukti Cirebon
dengan fokus desain
Penekanan Pada
pada organisasi ruang,
Kejelasan Organisasi
sirkulasi, serta
Ruang Serta Penertiban
aksesibilitas.
Jalur Sirkulasi dan Aksesibilitas Antar Perilaku Dalam Terminal Sumber : Analisis, 2015
11
1.9 Kerangka Pikir
Diagram 1. 1 Kerangka Pikir Sumber: Analisis, 2015
12