BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu indikator kemajuan serta penunjang perkembangan perekonomian suatu Negara. Perkembangan pasar modal suatu negara tidak akan lepas dari perkembangan perekonomian Negara tersebut. Pasar modal juga sebagai salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat. Selain itu, lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang memiliki kelebihan dana dengan peminjam selaku pihak yang membutuhkan dana. Pada saat ini, memang industri pasar modal Indonesia sedang mengalami berbagai tekanan. Tetapi untuk melihat perkembangan pasar modal, investor tidak bisa hanya melihat dalam jangka pendek. Hal itu dikarenakan sifatnya yang berfluktuatif, ada kalanya mengalami kenaikan dan ada kalanya pula mengalami penurunan. Selama sepuluh tahun terakhir, pasar modal telah menunjukkan peningkatan kinerja yang baik serta telah memberikan kesempatan bagi para pemodal asing dan domestik untuk melakukan investasi. Salah satu kelebihan pasar modal adalah kemampuannya dalam menyediakan modal jangka panjang dan tanpa batas. Dengan demikian untuk membiayai investasi dengan proyek jangka panjang dan memerlukan modal besar, sudah selayaknya para pengusaha menggunakan dana-dana dari pasar modal. Sedangkan untuk membiayai investasi jangka pendek, seperti kebutuhan modal kerja dapat digunakan dana-dana dari perbankan. Pertumbuhan investasi di suatu negara dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara maka semakin baik pula tingkat pendapatan masyarakat. Salah satu besaran umum untuk mengukur kinerja suatu pasar modal yaitu kenaikan harga saham. 1
2
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan kondisi bisnis yang baik diharapkan dapat meningkatkan harga saham. Indeks harga saham merupakan salah satu indikator utama pergerakan harga saham. Indonesia memiliki lembaga pasar modal yaitu Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa indeks sektoral. Terdapat sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI. Salah satu sektor tersebut adalah sektor properti dan real estate. Sektor properti merupakan indikator penting untuk menganalisis kesehatan ekonomi suatu negara.Industri properti juga merupakan sektor yang pertama memberi sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian sebuah negara (Santoso, 2005). Sektor property sebagai salah satu portofolio lain yang bisa dipilih investor. Properti dan Real Estate merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati untuk investasi jangka panjang serta property merupakan aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan, oleh karena itu perusahaan property dan real estate mempunyai struktur modal yang tinggi. Menurut Departemen Riset Finance Today menilai secara fundamental, sektor properti di Indonesia masih tergolong prospektif karena permintaan properti lebih tinggi dibandingkan ketersedian (supply). Saat ini selisih antara permintaan dan penawaran (backlog) perumahan mencapai 15 juta unit dengan pertambahan backlog baru tiap tahun mencapai 400.000 unit. Selain itu, kenaikan harga tanah biasanya selalu mengikuti inflasi, kalau tidak di atas inflasi. Adanya kenaikan inflasi menjadi sekitar 9% dari sebelumnya diperkirakan 5% berpotensi mendorong kenaikan harga tanah lebih tinggi lagi. Ini pada akhirnya berpotensi membuat aset perusahaan properti, seperti cadangan tanah (land bank), gedung perkantoran dan mal terdorong menjadi lebih tinggi. Alhasil jika disesuaikan dengan pelemahan yang ada sekarang, maka harga saham properti sekarang akan semakin atraktif karena nilai buku per lembar saham (price to book value/PBV) berpotensi
menjadi
lebih
tinggi
dari
sebelumnya.
http://www.bakrie-
brothers.com/mediarelation/detail/3219/sektor-properti-paling-prospektif
3
Kondisi melemahnya nilai tukar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa minggu terakhir menyebabkan indeks harga saham gabungan anjlok, meski kembali menguat beberapa hari terakhir yaitu 297 poin (2,64 persen) ke level Rp 10.935 per dolar Amerika Serikat.(Kamis, 29 Agustus 2013).Menurut Ketua Umum DPP Real EstateIndonesia (REI) Setyo Maharso, dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pasar properti tak akan terkena imbas gejolak dan tekanan ekonomi yang terjadi saat ini. Permintaan properti yang saat ini masih tinggi, serta kenaikan BI Ratedinilai tidak akan mengganggu pasarterutama untuk segmen kelas menengah ke atas. Menurut Executive Officer Lippo Homes Ivan Budiono, mengungkapkan bahwa mengenai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, tidak akan berpengaruh banyak. Sebab, selama ini, perusahaan selalu mendatangkan bahan baku lokal.Impor hanya dilakukan jika barang yang dicari membutuhkan kualitas tinggi dan tidak tersedia di Indonesia. Secara keseluruhan, Ivan mengungkapkan, besaran komponen impor dalam suatu proyek properti mungkin hanya sekitar 10%. Oleh karena itu, ia mengungkapkan pelemahan nilai tukar tidak akan berpengaruh banyak terhadap harga.http://m.news.viva.co.id/news/read/440462naiknya-suku-bunga-bi-dan-nasib-bisnis-properti GRAFIK 1.1 INDEKS PASAR SEKTOR PROPERTI AGUSTUS 2012-AGUSTUS 2013
Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasipasar/indekspasar.aspx, 6 SEPTEMBER 2013, 01:02PM
4
Terlihat pada grafik diatas, bahwa Indeks pasar sektor properti selama satu tahun yaitu Agustus 2012-Agustus 2013 mengalami kenaikan yang cukup menakjubkan. Pada akhir bulan Mei, industri sektor properti memegang puncaknya yang cukup tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena derasnya investor asing yang masuk pasar property di Indonesia tahun ini. Pada awal bulan juni indeks yang dimiliki industri ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya faktor makro ekonomi yaitu BI rate. BI Rate yang semula berada di level 5,75% sejak Februari 2012 hingga Mei 2013 dinaikkan 25 basis poin (0,25%) pada Juni 2013 menjadi 6%. BI lalu kembali menaikkan BI Rate pada bulan Juli sebesar 0,5% menjadi 6,5%. Dalam tiga bulan terakhir (per 2 September 2013) saham sektor konstruksi, properti dan real estate menurun paling tajam yaitu minus 29,%. Saham sektor keuangan yang turun 23,48% menjadi sektor kedua yang penurunannya paling tajam dalam tiga bulan terakhir. Urutan ketiga dan keempat yaitu saham sektor pertambangan turun 21,85%
dan
sektor
industri
dasar
dan
kimia
yang
minus
18,26%.
http://www.katadata.co.id/1/1/news/ini-sektor-saham-yang-turun-palingparah/461/ Secara umum, Indonesia merupakan salah satu pasar properti dengan stimulus permintaan domestik paling kuat di Asia Pasifik. Negara ini juga didominasi oleh pemain Nasional yang semakin gencar melakukan ekspansi membangun properti ke seluruh penjuru wilayah. Menurut Jones Lang LaSalle, Indonesia terus menarik minat investor asing yang ingin merealisasikan strategi bisnis mereka. Potensi pertumbuhannya sangat kuat dan prospek ekonomi yang solid menghasilkan
iklim
investasi
yang
positif.
http://properti.kompas.com/read/2013/07/18/1543455/Pasar.Properti.Indonesia.Di dominasi.Permintaan.Domestik Ambil contoh saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Pada penutupan perdagangan Selasa (14/5), harga saham ini ditutup Rp 1.430 per saham, yang merupakan level tertingginya. Posisi ini bertahan hingga penutupan perdagangan
5
Rabu. Dengan demikian, investor yang memegang saham CTRA sejak awal tahun sudah mengantongi cuan sekitar 78,75%, ini belum termasuk dividen. Para analis memandang sektor properti memang tengah dikelilingi banyak sentimen positif. Pertama, kenaikan daya beli masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong pembelian properti juga meningkat. Apalagi, permintaan rumah tinggi di Indonesia memang masih tinggi. Kedua, suku bunga Indonesia masih rendah. Bank Indonesia (BI) sampai saat ini masih mempertahankan suku bunga pada level 5,75%. Rendahnya tingkat bunga mendorong pembelian properti dengan pembiayaan perbankan atawa kredit pemilikan rumah (KPR). Ketiga, emiten di sektor properti rata-rata berhasil membukukan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif. Bahkan, pertumbuhannya bisa lebih dari 100%. PT Bumi Serpong Damai Tbk, misalnya, berhasil mencetak kenaikan laba bersih sebesar 369% di kuartal pertama tahun ini. http://investasi.kontan.co.id/news/saham-saham-sektor-properti-pilihan-analis Di Indonesia terdapat beberapa penguasa properti dan real estate yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Berikut sepuluh para penguasa pasar properti berdasarkan besaran nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) per 31 Maret 2013 : TABEL 1.1 NILAI KAPITALISASI PASAR 10 BESAR PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE MARET 2013 No.
Perusahaan
Nilai kapitalisasi pasar
1
Lippo Karawaci
Rp 29,539 triliun
2
Bumi Serpong Damai (BSD)
Rp 28,170 triliun
3
Alam Sutera Realty
Rp 20,042 triliun
4
Pakuwon Jati
Rp 17,819 triliun
5
Summarecon Agung
Rp 16,951 triliun
6
Ciputra Development
Rp 16,530 triliun
6
7
Agung Prodomoro Land
Rp 10,147 triliun
8
Duta Pertiwi
Rp 6,937 triliun
9
Modernland Realty
Rp 6,329 triliun
10
Ciputra Property
Rp 5,781 triliun
Sumber : http://properti.kompas.com/read/2013/04/05/14254984/Inilah.Rajaraja.Properti.Indonesia, 11 SEPTEMBER 2013, 08:23 PM Berdasarkan nilai kapitalisasi pasar diatas, perusahaan Lippo Karawaci sebagai salah satu pemain lama dalam bisnis properti ini menempati posisi pertama diantara perusahaan properti dan real estate yang lain, ditunjukkan dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 29,539 triliun. Berdampingan dengan pesaing yang sesuai dengan lininya adalah Bumi Serpong Damai (BSDE) sebagai salah satu pengembang kota mandiri terbesar di Indonesia tersebut, menempati posisi kedua yang menghasilkan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 28,170 triliun. Bila mengacu pada kinerja finansial BSDE, emiten ini memang menunjukkan kinerja yang cukup cemerlang. Sepanjang triwulan I 2013perusahaan BSDE membukukan lonjakan laba bersih sebesar 369,1%. Ini adalah rekor pertumbuhan tertinggi bagi BSDE dalam lima tahun terakhir. Laba bersih yang diperoleh sepanjang kuartal I 2013 sebesar Rp 1,24 triliun hampir setara dengan perolehan laba bersih sepanjang tahun 2012 sebesar Rp 1,29 triliun. Sedangkan Kuartal I 2013 Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan laba bersih Rp252 miliar atau naik sekitar 23%. Pendapatan perseroan PT Bumi Serpong Damai Tbk sepanjang triwulan I telah mencapai Rp 2,08 triliun atau 160% dibandingkan pendapatan yang diperoleh sepanjang triwulan I 2012. Pendapatan ini terutama ditopang oleh penjualan tanah dan bangunan, baik berupa rumah tinggal, ruko, bangunan industri dan bangunan strata title yang menyumbang sebesar 90 % dari total pendapatan. Dalam 20 tahun terakhir ini, anggota Grup Sinar Mas Land ini telah menjual sedikitnya 30 ribu unit, baik produk residensial maupun komersial di
7
BSD City. Hingga kuartal I 2013, cadangan tanah yang belum dikembangkan mencapai nilai Rp 7,46 triliun. Ini memberikan keleluasaan ruang gerak bagi BSDE untuk mengembangkan proyek-proyek yang ada maupun
yang
baru.http://www.katadata.co.id/1/1/news/mengapa-saham-bumi-serpong-palingmenguntungkan/256/. Berdasarkan performance yang dihasilkan oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk sangatlah cemerlang. Jika dilihat kiprahnya PT BSD Tbk baru ter-listing di BEI pada tahun 2008 atau sudah listing hampir 6 (enam) tahun didunia pasar modal. Berbeda dengan PT Lippo Karawaci Tbk yang sudah menjadi pemain lama dalam dunia properti dan real estate yaitu hampir 17 tahun lamaya. Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis bahwa sebagai pemain baru, PT Bumi Serpong Damai Tbk sudah dapat memberikan performance yang gemilang selama listing di BEI serta sebagai pemain baru pencapaiannya saat ini dapat menyaingi PT Lippo Karawaci Tbk yang sudah terkenal menjadi pemain lama pengembang kota. Berdasarkan latar belakang tersebutlah penulis tertarik memilih PT Bumi Serpong Damai Tbk untuk menjadi sample dalam penelitian ini. Berikut adalah harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk yang diukur menggunakan closing price : TABEL 1.2 Closing Price PT Bumi Serpong Damai Tbk 2008-2012 Closing Price
KET 2008 2009 2010 2011 2012
Rp Rp Rp Rp Rp
TW I 550 99 610 840 1,290
Rp Rp Rp Rp Rp
TW II 420 540 720 900 1,180
TW III Rp 300 Rp 640 Rp 960 Rp 870 Rp 1,130
TW IV Rp 95 Rp 880 Rp 900 Rp 980 Rp 1,100
Dilihat dari tabel diatas PT Bumi Serpong Damai Tbk (IDX: BSDE) tahun 2008-2012 mengalami penurunan serta kenaikan setiap triwulannya. Hal tersebut
8
menunjukkan bahwa harga saham yang dimiliki oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk mengalami sifat yang berfluktuatif. Pada tahun 2008 (triwulan I) PT BSD Tbk memiliki harga perdana yaitu sebesar Rp 550 dan memiliki penurunan hampir sebesar 6 kali lipat pada tahun yang sama yaitu menjadi Rp 95. Pada tahun 2009 (triwulan I) memiliki harga yaitu Rp 99 dan memiliki harga tertinggi pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp 880. Pada tahun 2010 harga PT Bumi Serpong Damai Tbk menurun menjadi Rp 610,
dan kembali menaik pada
triwulan II serta triwulan tiga yaitu Rp 720 dan Rp 960. Pada tahun yang sama triwulan ke IV harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk kembali turun menjadi Rp 900. Pada tahun 2011 (triwulan I) mengalami penurunan menjadi Rp 840, naik pada triwulan ke II menjadi Rp 900, turun kembali menjadi Rp 870 danpada triwulan ke IV mengalami kenaikan kembali menjadi sebesar Rp 980. Pada tahun 2012 triwulan I harga saham pada PT Bumi Serpong Damai Tbk mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 1,290, turun kembali menjadi Rp 1,180, turun kembali menjadi Rp 1,130, dan mengalami penurunan kembali Rp 1,100. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk pada tahun 2008-2012 mengalami sifat yang berfluktuatif. Prestasi yang telah diraih oleh perusahaan properti dan real estate tentunya tak lepas pula dari berbagai kebijakanyang diambil oleh para manajer masingmasing perusahaan dalam hal pendanaan perusahaan. Keputusan pendanaan dapat mencakup penggunaan modal sendiri ataupun menambahkan modal eksternal yang diperoleh
dari penggunaan
hutang diharapkan
perusahaan
dapat
meningkatkan pendapatannya. Menurut Walsh (2004:123), menyatakan bahwa : “Penggunaan hutang yang semakin tinggi akan meningkatkan profitabilitas, kemudian menaikan harga saham, sehingga meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar.” Sehubungan dengan kondisi yang terjadi dalam pengembangan usaha, terutama perusahaan go public memerlukan modal yang secara umum terdapat
9
dua bentuk sumber pembiayaan yaitu sumber pembiayaan internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Namun seiring degan perkembangan ekonomi serta tuntutsn pengembangan usaha, dana yang berasal dari dalam perusahaan tersebut tidak cukup untuk memnuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, perusahaan berusaha mencari tambahan dana yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur atau penerbitan saham. Pendanaan menggunakan saham (baik saham biasa atau saham preferen) merupakan pendanaan permanen bagi perusahaan.Pemegang saham baik saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock) adalah pemilik perusahaan. Pengambilan keputusan investasi dalam saham memerlukan pertimbanganpertimbangan,perhitungan-perhitungan dari analisis yang mendalam untuk menjamin keamanan dana yang diinvestasikan seta keuntungan yang diharapkan investor. Calon investor harus mengetahui keadaan serta prospek perusahaan yang menjual surat berharganya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajari dan menganalisis informasi yang relevan.Suatu informasi dikatakan relevan bagi investor jika informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang tercermin pada perubahan harga saham.Salah satu informasi yang dianggap relevan oleh para investor adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah salah satu informasi publik yang dapat digunakan untuk merevisi dan mendeteksi harga sekuritas seperti saham, obligasi, dan sekuritas lainnya. Dengan kata lain, pasar bereaksi terhadap pengumuman laporan keuangan. Reaksi tersebut ditunjukan dengan adanya perubahan harga dan volume perdagangan saham perusahaan yang melakukan pengumuman laporan keuangan.Peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan ditunjukkan oleh peningkatan harga saham.Perusahaan haruslah peka dalam memberikan keputusan, salah satunya kebijakan manajer dalam menentukan tingkat hutang dalam mendanai aktiva perusahaan.Kebijakan manajer memanfaatkan hutang untuk
mendanai
aktiva
perusahaan
disebut
leverage.Menurut
10
Purnomo(2002:276), kinerja operasional perusahaan yang mempengaruhi harga saham adalah rasio leverage. Rasio ini dipilih karena dalam perhitungan matematisnya berhubungan langsung dengan sekuritas saham. Perusahaan dalam memanfaatkan leverage melihat dari dua hal yaitu Rasio leverage dan Financial Leverage. Rasio leverage terdiri dari Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio. Financial Leverage diukur dengan Degree of Financial Leverage (DFL) yang dapat memberikan gambaran bahwa peningkatan leverage akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diberikan kepada pemegang saham. Pada prinsipnya leverage keuangan mengacu pada pengertian penggunaan asset dan sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuangan potensial bagi pemegang saham. Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah diuraikan diatas maka penulis akan mengadakan peneltian yang dituangkan dalam skripsi dengan mengambil judul : “PENGARUH DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP HARGA SAHAM PT BUMI SERPONG DAMAI TBK PERIODE 2008-2012”
1.2 Identifikasi Masalah Masalah utama yang biasa dikeluhkan oleh para investor adalah pergerakan harga saham yang berfluktuasi. Pergerakan harga saham menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Maka dari itu seorang investor perlu untuk meneliti serta menelaah terlebih dahulu dalam pembelian saham.Salah satunya adalah dengan menganalisis laporan keuangan termasuk degree of financial leverage. Investor menganggap bahwa informasi yang relevan dari laporan keuangan perusahaan dapat memprediksi serta mendeteksi harga saham. Sehingga investor akan mempunyai historis tentang resiko saham tersebut dan pengembalian saham-saham yang tersedia untuk investasi.
11
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membatasi masalah yang akan menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan tingkat degree of financial leverage pada PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012? 2. Bagaimana perkembangan tingkat harga saham pada PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012? 3. Bagaimana pengaruh degree of financial leverage terhadapharga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian a. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Degree of Financial Leverage terhadap Harga Saham PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012, dengan mengumpulkan informasi dan data, mengolah, menganalisis, dan menyimpulkannya guna membahas permasalahan yang teridentifikasi. b. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perkembangan tingkat degree of financial leverage pada PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012. 2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat harga saham pada PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012. 3. Untuk mengetahui pengaruh degree of financial leverageterhadap harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012.
1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna antara lain :
12
1. Bagi investor atau calon investor, dapat
memberikan informasi tentang
respon harga saham pada PT Bumi Serpong Damai Tbk melalui informasi relevan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan, sehingga penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan para investor atau pun calon investor dalam mengambil keputusan untuk investasinya di PT Bumi Serpong Damai Tbk. 2. Pihak lain/ masyarakat umum, sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dan juga memberikan kejelasan secara teoritis dan praktis ilmu pengetahuan dalam mengetahui kinerja pasar modal dengan melihat efisiensi pasar modal. 3. Penulis -
Dapat menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan terutama mata kuliah yang berkaitan dengan penelitian.
-
Dapat menambah ilmu, wawasan dan pengalaman khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hargasaham
-
Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen keuangan.
-
Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.5 Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih
13
para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, hargaharga
saham
mengalami
fluktuasi
baik
berupa
kenaikan
maupun
penurunan.Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain, harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. Dalam melakukan analisa pergerakan harga saham, investor memiliki alat analisis yang berbeda-beda.Terdapat berbagai alat analisis investasi saham, diantaranya yaitu faktor fundamental perusahaan dan faktor fundamental ekonomi. Menurut Dedhy Sulistiawan dan Lilliana (2007:8) mengungkapkan bahwa : ”Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan factor-faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha.Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya.Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat bunga, inflasi dan sejenisnya.” Teori diatas menjelaskan bahwa menganalisis sekuritas dapat melalui faktorfaktor internal dan faktor-faktor eksternal.Investor dapat menggunakan data-data keuangan untuk memprediksi harga saham.Data-data keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan tidak saja digunakan sebagai media untuk menilai prestasi dan kondisi suatu perusahaan, melainkan dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.Dalam laporan keuangan, Financial leverage biasanya menjadi salah satu bahan pertimbangan
14
bagi calon investor untuk menimbang resiko. Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Menurut Sartono (2001:157)leverageadalah : “Penggunaan asset dan sumber dana (source of funds) oleh pihak yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.” Menurut Keown, Scott, Martin and Petty(2001:375),mengungkapkan bahwa: “Financial leverage means financing position of the firms assets with securities bearing a fixed (limited) rate of return in hopes of increasing the ultimate return to the common stockholders.” Artinya : “Financial leverage adalah posisi keuangan suatu perusahaan yang memiliki jaminan modal dana permanen yang disertai beban tetap dengan harapan adanya kenaikan tingkat pengembalian yang tinggi untuk para pemegang saham.” Penggunaan leverage tidak akan lepas juga dengan yang namanya resiko. Semakin tinggi leverageakan semakin tinggi resiko yang dihadapi serta semakin tinggi pula tingkat return atau penghasilan yang diperoleh.Berikut berbagai peneliti terdahulu yang bersangkutan dengan kerangka pemikiran diatas:
15
TABEL 1.3 PENELITI TERDAHULU No
Peneliti
Penelitian Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Return On
1
Fatmawati
Equity (ROE) periode 2006-2010 (studi kasus pada perusahaan sektor property dan real estate di Bursa Efek Indonesia
Variabel
Model
Pada sektor property dan
Debt to Asset
real estate variabel DFL
Ratio (DAR), Degree of Financial Leverage (DFL),
Hasil
memiliki Regresi Berganda
sedangkan
tidak
(ROE)
yang
signifikan terhadap ROE,
memiliki
Return On Equity
pengaruh
variabel DAR pengaruh
yang
signifikan
terhadap
dan
Struktur
ROE.
Pengaruh Financial Leverage dan struktur kepemilikan institusional terhadap 2
Erna Diah Utami
harga saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham kompas 100 di Bursa Efek
Financial Leverage, Struktur kepemilikan institusional, harga saham
Regresi berganda, korelasi, dan determina si
DER
kepemilikan
institusional
berpengaruh
secara
signifikan terhadap harga saham.
Indonesia periode 20072009 Pengaruh Financial Leverage dan return
3
saham terhadap harga
Aini Fadhillah
saham (Pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI
Regresi Financial
berganda,
Financial Leverage, Return
Leverage, Return
korelasi,
saham berpengaruh secara
saham, Harga
dan
saham
determina
periode 2006-2010)
Sumber : dikembangkan dari beberapa skripsi
si
simultan saham
terhadap
Harga
16
Berdasarkan teori dan hasil-hasil dari penelitian terdahulu, maka faktor yang di identifikasi yaitu Degree of Financial Leverage. Untuk itu akan dilakukan pengujian sejauh mana pengaruh variabel bebas tersebut terhadap harga saham. Sehingga kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Pasar Keuangan
Pasar Uang
Pasar Modal
Investasi
Fundamental Perusahaan
Fundamental Ekonomi
Laporan Keuangan
Tingkat inflasi, Tingkat suku bunga SBI
Rasio Likuiditas
Rasio Leverage
Rasio Profitabilitas
Harga Saham
Sumber : Data diolah Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
Rasio Rentabilitas
17
Gambar 1.2 Paradigma Penelitian
Degree of Financial Leverage (X)
Harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (Y)
Berdasarkan kerangka pemikiran serta paradigma penelitian diatas, maka penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut : “PENGARUH DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP HARGA SAHAM PT BUMI SERPONG DAMAI TBK PERIODE 2008-2012”. 1.6 Hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hubungan hal tersebut. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah ada atau tidaknya hubungan yang ditimbulkan oleh variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y) baik secara langsung maupun tidak langsung, serta untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Adanya pengaruh Degree of Financial Leverage yang signifikan terhadap Harga Saham PT Bumi Serpong Damai Tbk periode 2008-2012
1.7 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara peneliti dalam memilih model dan metode penelitian atas penelitian yang akan dilakukan. Menurut Sugiyono (2009:2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
18
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono (2009:29)
metode
deskriptif
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Sedangkan Masyhuri dan M. Zainudin (2009:45) mengemukakan bahwa verification adalah memeriksa benar atau tidaknya, apabila dilaksanakan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan, yang telah pernah dilaksanakan di tempat lain, dalam mengatasi masalah yang serupa dalam kehidupan.Dari pengertian tersebut
dapat
disimpulkan bahwa pengertian deskriptif dan verifikatif adalah penelitian yang berguna untuk menganalisis suatu hasil penelitian dan mengujinya apakah penelitian itu benar atau tidak tanpa melakukan perbaikan terhadap penelitian yang pernah dilakukan di tempat lain. Dalam mengadakan penelitian ini
penulis mengumpulkan data-data yang
mendukung dan relevan dengan topik permasalahan di atas. Selanjutnya penulis menggunakan data-data tersebut, sebagai bahan informasi untuk dianalisis sebagai dasar pemecahan masalah. Adapun teknik pengumpulan datanya yaitu melalui beberapa cara antara lain : (Nazir,2005:89) 1. Studi pustaka Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui cara-cara berikut : Mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Membaca buku-buku dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas untuk memperoleh data sekunder. Membaca sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan materi yang diteliti. Data diperoleh dimaksudkan untuk memperoleh suatu gambaran maupun landasan teoritis dalam merumuskan masalah dan menganalisis data atau informasi mengenai hasil penelitian.
19
2. Studi lapangan ( secara tidak langsung ) Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dari perusahaan yang diteliti untuk kemudian dipelajari, diolah dan dianalisis. Penelitian dilakukan secara tidak langsung terhadap sektor properti yaitu melalui penelitian laporanlaporan serta data-data sekunder yang sudah tersedia dan didokumentasikan berasal dari pojok bursa Universitas Widyatama, Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Bandung.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan PT Bumi Serpong Damai Tbk periode penelitian (2008-2012). Data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory 2008-2012 di Pojok Bursa Widyatama. Penelitian ini dilakukan di universitas Widyatama, yang berlokasi di Jalan Cikutra No 204 A Bandung 40125. Dengan waktu pelaksanaan penelitian dari bulan September 2013 sampai dengan November 2013.
20
Berikut adalah time schedule dari penelitian : Bulanan Aktivitas Pengumpulan Data Administrasi Pengajuan draft skripsi Revisi dan penyelesaian Bab I Penyelesaian Bab II Penyelesaian Bab III Pengolahan data dan Analisis Penyelesaian Bab IV-V Pengajuan skripsi Persiapan sidang Sidang
1
2
3