BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi
perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada masa remaja masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan yang terus berlanjut menuju kondisi somatik, seksual dan psikologi yang lebih matur. Perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi secara spontan, tetapi melalui proses pertumbuhan yang cepat setelah menstruasi pertama (menarche). Pada akhir masa kanak-kanak sebenarnya terjadi yaitu pada masa menjelang kedatangan masa remaja (Addy, 2009 ). Salah satu yang sangat ditekankan bagi perempuan yang tengah mengalami menstruasi adalah pemeliharaan kebersihan diri. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 2 sampai 3 kali sehari atau setiap 4 jam sekali, Membasuh vagina dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) secara hati-hati dan berulang-ulang dengan menggunakan air bersih, memilih celana dalam dari bahan alami (katun) dan tidak ketat sehingga dapat menyerap keringat, menggunakan pembalut yang bersih dan berbahan yang lembut, menyerap dengan baik serta tidak membuat alergi dengan baik pada celana dalam, cukur rambut kemaluan secara rutin/berkala agar tidak banyak ditumbuhi bakteri, setelah mandi atau buang air, vagina harus dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab (PKBI DIY, 2007).
Kebersihan menstruasi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Windayanti (2007) bahwa seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang cukup akan cenderung mengabaikan kesehatan reproduksi dan pada akhirnya ia akan memiliki tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Dengan kata lain karena tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang kesehatan reproduksi maka seseorang akan mudah berperilaku yang membahayakan kesehatan alat-alat reproduksinya. Maka seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memilih perilaku yang tepat, artinya perilaku tersebut akan mampu mempertahankan kualitas atau kondisi kesehatan reproduksinya. Jika terkait dengan menstruasi maka yang akan dipilih adalah bagaimana pengetahuan remaja pada saat menstruasi. Sekitar 75% wanita didunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak seumur hidup sekali dan sebanyak 45% wanita mengalami keputihan dua kali atau lebih sedangkan pada kaum wanita yang berada di Eropa angka keputihan sebesar 25% .. Penelitian yang pernah dilakukan di Asia Selatan, di daerah Bengal Selatan tentang tingkat pengetahuan kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi dari 160 anak perempuan didapatkan 67,5% memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 97,5% tidak mengetahui tentang kebersihan alat reproduksi pada saat menstruasi dan terdapat banyak terjadi keputihan pada remaja tersebut. Khusus di Indonesia data yang ada dari wanita yang mengalami keputihan sulit untuk di dapat, hal ini di karena bahwa banyak wanita yang tidak memperhatikan kebersihan alat kelamin saat mereka mengalami menstuasi (Indarti, 2008)
Penelitian Widyantoro (Mohammad, 2006) mengenai hygeine menstruasi pada perempuan pengunjung rumah sakit di Subang dan Tangerang mengungkapkan bahwa sebagian besar (77.5 % di Tangerang dan 68.3 % di Subang) mempunyai status higienitas menstruasi yang buruk. Dalam hal higienitas individu, masih terdapat responden yang salah dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan (20.1 % pada hari biasa dan 19.8 % pada saat menstruasi). Itu menunjukkan perilaku vulva peduli especally di remaja dan pada kenyataannya remaja tidak bisa memperhatikan cara merawat organe cara yang baik feminin dan kurang memperhatikan tujuan dari vulva dibersihkan, sehingga kasus infeksi banyak terjadi pada remaja tersebut (Rifka, 2007). Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 orang remaja menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengganti pembalut selama 4 jam sekali, sering memakai celana dalam yang ketat, membasuh vagina dengan sembarangan ( dari belakang ke depan), keputihan yang berlebihan, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut, dan berdasarkan informasi dari puskesmas ada remaja mengeluh datang berobat dengan keluhan remaja tersebut mengalami keputihan yang berlebihan. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian bagaimana pengetahuan dan sikap remaja terhadap tindakan vulva hygene saat mensturasi di Desa Toba II Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Tahun 2012.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah:
‖Adakah Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Mensturasi Terhadap Tindakan Vulva Hygeine Saat Mensturasi Di Desa Toba II Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Nagojor Tahun 2012‖. 1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja terhadap tindakan vulva
hygene saat mensturasi Di Desa Toba II Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Tahun 2012. Tujuan Khusus
1.3.2 a)
Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang mensturasi terhadap tindakan vulva hygeine Di Desa Toba II Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Tahun 2012.
b) Untuk mengidentifikasi sikap remaja tentang mensturasi terhadap tindakan vulva hygeine di desa Toba II Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi Tahun 2012. 1.4
Manfaat Penelitian a) Bagi Perawat Maternitas
:
Penelitian ini dapat memberikan wacana
berpikir yang lebih positif tentang pengetahuan dan sikap remaja terhadap tindakan vulva hygeine saaat mensturasi. b) Bagi Orangtua
: Penelitian ini dapat memberikan gambaran
informasi dan masukan untuk orang tua mengenai pengetahuan vulva hygeine saat remaja putri mereka mengalami mensturasi.
c) Bagi Remaja
: Penelitian ini dapat menjadi ilmu pengetahuan
remaja atau bahan masukan informasi agar remaja dapat menjaga kebersihan alat kelamin saat mengalami mensturasi.