BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran akan pentingnya lingkungan dapat mewujudkan rasa tanggung jawab bagi warga sekolah dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Penerapan pengajaran yang berbasis lingkungan merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan lingkungan dalam menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya. Sekolah berwawasan lingkungan bukan hanya tampilan fisik sekolah yang hijau atau rindang, tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas pendidikan yang mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berwawasan lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berwawasan lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah. Salah satu untuk mewujudkan sekolah peduli dan berwawasan lingkungan yaitu melalui program Adiwiyata. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam
Universitas Sumatera Utara
kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif (KNLH, 2010). Pelaksanaan program Adiwiyata merupakan amanah UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, tepatnya pada pasal 65 butir (2) setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat (KNLH, 2008). Tindak lanjut dari UU No. 32 Tahun 2009 adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Secara aturan atau dasar hukum pelaksanaan, program Adiwiyata sudah seharusnya berjalan di semua sekolah. Terdapat empat aspek yang harus menjadi perhatian
sekolah
untuk
dikelola
dengan
cermat
dan
benar
apabila
mengembangkan program Adiwiyata antara lain; Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Secara terencana pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam program Adiwiyata yaitu 1) Kebijakan Sekolah yang Berwawasan
Lingkungan, 2)
Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3) Kegiatan Berbasis Parisipatif dan 4) Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan (Permen LH, 2013). Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, tujuan pemberian penghargaan Adiwiyata merupakan sebagai wujud apresiasi atas usaha yang telah dilakukan sekolah dalam upaya melaksanakan perlindungan dan
Universitas Sumatera Utara
pengeloaan lingkungan dalam proses pembelajaran, sebagai tanda bahwa suatu sekolah telah melaksanakan 4 (empat) komponen sekolah Adiwiyata dan sebagai dasar untuk pelaksanaan pembinaan program Adiwiyata yang harus dilaksanakan oleh pihak Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat. Pelaksanaan Program Adiwiyata dilakukan secara berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional serta tingkat Adiwiyata mandiri. Sekolah yang telah mencapai kriteria kabupaten/kota dapat diusulkan ke provinsi dan seterusnya ke nasional. Adiwiyata mandiri adalah sekolah Adiwiyata nasional yang berhasil membina 10 sekolah dengan kualifikasi sekolah Adiwiyata kabupaten/kota. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2012) bahwa sejak tahun 2006 sampai 2011 yang ikut berpartisipasi dalam program Adiwiyata baru mencapai 1.351 sekolah dari 251.415 sekolah ( SD, SMP, SMA, SMK) Se-Indonesia, diantaranya yang mendapat Adiwiyata mandiri : 56 sekolah, Adiwiyata : 113 sekolah, calon Adiwiyata 103 sekolah, atau total yang mendapat penghargaan Adiwiyata mencapai 272 sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se-Indonesia. Dari keadaan tersebut, sebarannya sebagian besar di pulau Jawa, Bali dan ibu kota provinsi lainnya, jumlah/kuantitas masih sedikit, hal ini dikarenakan pedoman Adiwiyata yang saat ini masih sulit diimplementasikan. Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup Kota Medan, sejak tahun 2013 sampai 2014 diketahui total jumlah sekolah Adiwiyata berdasarkan jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA sederajat di Kota Medan sebanyak 111 sekolah.
Universitas Sumatera Utara
Pada SD sebanyak 45 sekolah, SMP sebanyak 39 sekolah, dan SMA sederajat sebanyak 27 sekolah. Program Adiwiyata sudah berjalan pada sekolah-sekolah di Kota Medan, khususnya pada sekolah dasar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jenjang pendidikan yang mendapat penghargaan sampai Adiwiyata mandiri hanya sekolah dasar. Selain itu jumlah sekolah yang sudah mendapatkan Adiwiyata paling banyak juga diperoleh sekolah dasar, diantaranya Adiwiyata mandiri : 1 sekolah, Adiwiyata nasional : 3 sekolah, Adiwiyata provinsi : 8 sekolah dan Adiwiyata kota : 33 Sekolah. Data tersebut menunjukkan bahwa masih ada sekolah yang belum ikut serta dalam menjalankan program Adiwiyata di Kota Medan, serta masih kurangnya pengetahuan tentang upaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan program tersebut bagi masyarakat secara umum dan lingkungan sekolah secara khusus. Menurut hasil penelitian Rahmah (2014) tentang Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi pada SDN Manukan Kulon III/540 Kota Surabaya) menyatakan bahwa kebijakan tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibuat pemerintah melalui pendidikan akan terlaksana dengan baik dan mencapai penghargaan Adiwiyata. Namun, SDN Manukan Kulon III/540 dalam penerapan program sekolah Adiwiyata mengalami hambatan yang mana kurang kompak antar guru dalam menjalankan kegiatan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup serta adanya tahap renovasi yang merusak sebagian hasil dari kegiatan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Adam (2014) tentang Implementasi kebijakan kurikulum pendidikan lingkungan hidup pada program Adiwiyata Mandiri di SDN Dinoyo 2 Malang berjalan sesuai dengan ketentuan kebijakan yang telah dituangkan melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya terdapat payung hukum yang kuat dan memberikan komitmen dan konsekuensi bersama untuk tercapainya sebuah sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai upaya-upaya apa yang dilakukan sekolah untuk dapat mencapai Adiwiyata, terutama pada sekolah dasar.
1.2
Rumusan Masalah Pelaksanaan program Adiwiyata sudah seharusnya berjalan di semua
sekolah. Namun, masih ada sekolah yang belum menjalankannya serta masih kurangnya pengetahuan tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk melaksanakan program tersebut. Maka, yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya pencapaian Adiwiyata pada sekolah dasar di Kota Medan tahun 2015.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya apa yang
dilakukan sekolah dasar untuk mencapai penghargaan Adiwiyata di Kota Medan tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui upaya mengenai kebijakan berwawasan lingkungan yang dilaksanakan oleh sekolah dasar yang mencapai Adiwiyata di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui upaya mengenai pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan oleh sekolah dasar yang mencapai Adiwiyata di Kota Medan. 3. Untuk mengetahui upaya dalam kegiatan berbasis parisipatif pada sekolah dasar yang mencapai Adiwiyata di Kota Medan. 4. Untuk
mengetahui
upaya
pengelolaan
sarana
pendukung
ramah
lingkungan yang dilakukan pada sekolah dasar yang mencapai Adiwiyata di Kota Medan.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dilakukan adalah : 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk perbaikan kebijakan dalam mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah dicapai melalui program Adiwiyata. 2. Sebagai bahan masukan bagi sekolah lain yang belum mendapat Adiwiyata dan ingin menjalankan program Adiwiyata tersebut. 3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang upaya yang dilakukan sekolah dasar untuk mendapatkan Adiwiyata di Kota Medan tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara