BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak di keluarkannya UU SISDIKNAS tahun 2003, sekolah mulai melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan pada satuan pendidikan terkait. Peningkatan kualitas itu dilakukan pada semua lini penyelenggara pendidikan. Tidak terkecuali sekolah-sekolah swasta termasuk SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin, Kabupaten Jepara. Salah satu upaya dalam peningkatan kualitas itu dilakukan melalui peningkatan kualitas guru yang tercermin pada kinerja guru dalam melakukan tugas-tugas profesional keguruan, agar guru-guru serius melakukan upaya peningkatkan kualitas pelaksanaan tugas maka kinerja mereka harus dinilai secara izidental maupun secara periodik. Hal ini menjadi salah satu tugas utama kepala sekolah melalui kegiatan supervisi. Peningkatan kualitas kinerja guru diberi penghargaan melalui program sertifikasi. “Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat untuk guru yang telah memenuhi standart kopetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk menentukan kelayakan guru dalam menentukan tugas sebagai agen pembelajar
dan mewujudkan tujuan nasional, meningkatkan proses dan
mutu hasil pendidikan, meningkatkan martabat guru, meningkatkan profesionalitas guru dan meningkatkan kesejahteraan guru”1.
1
: http://www.shvoong.com/social-sciences/education/2025330-pengertian-dan-prosedursertifikasi/#ixzz1JPAh1xkN
1
Sertifikasi guru tidak dapat dilakukan kepada semua guru, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat – syarat itu seperti kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV, pengalaman mengajar minimal enam tahun, umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi, bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam nonakademik, dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala sekolah, dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh kepala cabang dinas dan kepala dinas pendidikan, dan berbagai syarat lain. Permendiknas nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk portofolio yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagi guru dalam interval waktu tertentu. Setelah diberlakukan program sertifikasi guru dikalangan guru-guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin, Kabupaten Jepara, ternyata hanya dua orang guru dari 12 orang guru yang lolos sertifikasi. Untuk lolos sertifikasi terdapat empat aspek dari 10 aspek yang terkait dengan peran kepala sekolah dalam melakukan supervisi yaitu : 1. Pendidikan dan pelatihan 2. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran 3. Penilaian dari atasan dan pengawasan
2
4. Keikutsertaan dalam forum ilmiah2 Empat aspek diatas merupakan hal-hal yang terkait dengan peran kepala sekolah dalam melakukan supervisi. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam usaha memajukan sekolah yang di pimpinnya, hal ini karena kepala sekolah adalah seorang yang profesional dalam organisasi sekolah, yang mengatur sumber daya yang ada dalam organisasi dan bekarjasama dengan para guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan sekolah dalam mengadakan perubahan. Demikian halnya dengan kepala sekolah SMP BOPKRI 5 Kedung penjalin yang selalu berusaha meningkatkan mutu dan kualitas terhadap sekolah yang dipimpinnya. Salah satu cara yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas adalah dengan supervisi. “Supervisi adalah usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu supervisi sebagai bantuan bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar untuk membantu peserta didik agar lebih baik dalam belajar.”3 Dalam pelaksanaan supervisi, kepala sekolah bertindak sebagai supervisor, yang artinya kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi contoh kepada guru dan karyawannya di sekolah. Kedudukan kepala sekolah sebagai supervisor sangat penting peranannya dalam memajukan dan mengembangkan pendidikan. Pelaksanaan program dan kegiatan sekolah untuk mencapai
2
Indonesia, Peraturan Mentri Pendidikan No. 18 Pasal 2:3 Tahun 2002 Sagala, Syaiful 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, Alfa Beta, Bandung. Hal. 88 3
3
kualitas yang diinginkan perlu mendapatkan pengawasan yang sungguhsungguh oleh kepala sekolah, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dan para guru dapat meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang guru di SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin, diperoleh informasi bahwa kepala sekolah sudah melakukan supervisi, namun tidak semua guru di sekolah tersebut di supervisi oleh kepala sekolah, supervisi dilakukan 2 kali dalam satu tahun. Supervisi dilakukan dengan memeriksa rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), mengingatkan para guru yang sering datang terlambat agar datang tepat pada waktunya, memeriksa administrasi, menegur guru yang datang tidak tepat waktu. Kepala sekolah juga selalu mengingatkan para guru agar meningkatkan kualitas mengajar dengan cara menggunakan media yang menarik, agar para peserta didik bisa memahami materi yang telah diberikan oleh guru. Kepala sekolah selalu memberi bantuan dan dorongan kepada para guru dan staf lain agar mereka dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Kepala sekolah juga memberikan saran-saran atau intruksi tentang bagaimana melaksanakan unit pengajaran. Berdasarkan latar belakang di atas gejala problematis yang ditemukan adalah : 1. SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin Kabupaten Jepara berdiri sejak tahun 1964, itu berarti SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin
4
Kabupaten Jepara sudah berpengalaman, tetapi dari 12 orang guru, ternyata hanya dua orang yang lolos setifikasi. 2. Ada guru yang mengatakan kualitas supervisi kepala sekolah masih tergolong rendah. 3. Sementara itu ada pula guru yang menganggap bahwa supervisi hanya dilakukan sebagai formalitas dan dianggap sebagai kegiatan pelengkap atau rutinitas yang perlu dilakukan di dunia pendidikan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : “ Seberapa jauh kadar pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah atas kinerja guru menurut penilaian guru di SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011” 1.3 Tujuan Penelitian 1. Ingin mengetahui kadar pelaksanaan supervisi kinerja guru oleh kepala sekolah di SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin Kabupaten Jepara, menurut penilaian guru 1.4 Signifikansi 1.4.1
Signifikansi Teori
Penelitian ini dapat mengkaji pendapat dari tim dosen UPI (2009) yang menjelaskan bahwa suatu pengajaran sangat bergantung pada kemampuan mengajar guru, maka kegiatan supervisi menaruh perhatian utama pada peningkatan kemampuan profesional guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
5
1.4.2
Signifikansi Praktis Penelitian ini berguna bagi: a. Kepala Sekolah Sebagai bahan masukan atau input bagi guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin Kabupaten Jepara agar mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah. b. Sekolah Memberi dorongan para guru untuk meningkatkan kinerjanya dengan melalui supervisi kepala sekolah yang nantinya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
1.4.3
Keterbatasan
1. Keterbatasan Masalah ; kinerja guru dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepribadian dan dedikasi, pengembangan profesi, kemampuan mengajar, antar
hubungan
dan
komunikasi,
hubungan
dengan
masyarakat,
kedisiplinan, iklim kerja. Penelitian ini hanya dibatasi pada pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru terutama kemampuan mengajar guru. 2. Keterbatasan waktu. Penelitian ini hanya dibatasi pada periode tahun ajaran 2010/2011. Pertimbangan memilih tahun ajaran periode tersebut karena pada periode tersebut tidak terjadi pergantian kepala sekolah
6