BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak - pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak (Wijayanti, 2006: 2). Oleh sebab itu, laba menjadi pusat perhatian sekaligus memberikan sebuah sinyal tentang nilai perusahaan bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi dan pemerintah. Mengingat akuntansi keuangan berhubungan dengan komunitas bisnis yang sangat luas dan beragam, maka pelaporannya harus diatur. Di
Indonesia
akuntansi
dapat
dibagi
menjadi
dua
berdasarkan
kepentingannya, yaitu akuntansi fiskal dan akutansi komersial. Akuntansi fiskal adalah akuntansi untuk kepentingan pajak yang praktiknya diatur dalam aturan perpajakan di Indonesia. Sementara, akuntansi komersial adalah akuntansi untuk kepentingan bisnis, misalnya untuk kepentingan kreditor dan investor. Praktik akuntansi komersial diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dibuat oleh asosiasi profesi akuntan (Sulistiawan, 2011: 4). Informasi-informasi yang terdapat dalam laporan keuangan yang menjadi sumber pengambilan keputusan oleh para penggunanya seharusnya memberikan gambaran kinerja perusahaan yang seharusnya. Informasi keuangan dikatakan lebih berguna jika
1 Universitas Sumatera Utara
memenuhi kualifikasi relevan dan reliabel. Dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat memberi perbedaan dalam pengambilan keputusan, dan dikatakan reliabel jika informasi tesebut dapat diverifikasi serta mengungkapkan kebenaran serta bebas dari error dan bias. Namun, tidak jarang laporan keuangan itu menjadi tidak relevan dan reliabel karena adanya tindakan manipulasi informasi laporan keuangan yang dilakukan dengan menaikkan laba yang dilaporkan dengan praktik manajemen laba. Manajemen perusahaan melakukan hal tersebut untuk memaksimalkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan tampak baik bagi stakeholder perusahaan. Kebanyakan investor beranggapan bahwa laba yang tinggi mencerminkan kondisi perusahaan yang baik. Namun, mereka tidak mengetahui apakah informasi yang terkandung dalam laba tersebut mempunyai kualitas yang tinggi. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan sehingga akan berdampak pada kualitas dan nilai perusahaan. Di sisi lain semakin berkembangnya zaman dan meningkatnya globalisasi ekonomi di berbagai negara, fenomena manipulasi akuntansi mungkin telah banyak dilakukan dalam beberapa praktik-praktik bisnis oleh perusahaan. Upaya penghindaran pajak dari perusahaan global juga terjadi di berbagai negara di dunia. Bahkan khusus di Uni Eropa sendiri penghindaran pajak diperkirakan merugikan keuangan anggota Uni Eropa 1 triliun euro atau Rp 12.000 triliun di tahun 2012 (www.pajak.go.id). Dilansir dari situs bbc, terjadi protes besar-besaran pada awal tahun 2013 ini di Inggris, karena Google, Starbucks dan Amazon
2 Universitas Sumatera Utara
diberitakan membayar sedikit pajak, walaupun memiliki keuntungan besar di Inggris. Selanjutnya, pihak Starbucks menyetujui membayar pajak lebih banyak dari sebelumnya setelah dikritik banyak pihak. Sedangkan CEO Apple, Tim Cook telah diinterogasi oleh anggota parlemen Amerika Serikat mengenai miliaran dolar milik perusahaan mereka di Irlandia. Menurut professor etika bisnis dari Universitas Sint Gallen di Swiss, Florian /Wettstein menyayangkan perusahaan multinasional yang tidak jujur dalam membayar pajak. Perusahaan multinasional masih belum memahami bahwa kejujuran pajak merupakan bagian integral dari tanggung jawab perusahaan (www.satuharapan.com). Kejadian yang serupa terjadi pula di Indonesia, seperti kasus PT. Ades Alfindo yang terungkap tahun 2004, kasus PT. Indofarma tahun 2004, kasus PT. Perusahaan Gas Negara tahun 2006, kasus PT. Bank Lippo tahun 2002, kasus PT. Kimia Farma tahun 2002, dan masih banyak lagi (Sulistiawan, et al. 2011:53). Contoh lainnya pada kasus Enron tahun 2000 yang melaporkan pendapatannya lebih dari yang seharusnya dan dibenarkan oleh Arthur Andersen sebagai auditor eksternalnya. Adanya manipulasi pendapatan yang dilakukan nantinya juga dapat menguntungkan perusahaan dalam hal pajak yang harus dibayar oleh Enron, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa KAP yang bereputasi baik tidak melakukan suatu tindak kecurangan. Kasus ini menjadi perhatian karena akibatnya menjatuhkan reputasi Arthur Anderson . Laba merupakan salah satu tujuan perusahaan selain untuk dapat bertahan hidup (going concern). Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba dimasa depan (Djamaluddin, 2008: 55). Terkadang
3 Universitas Sumatera Utara
laba tidak dapat menggambarkan kinerja perusahaan karena adanya praktik manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen agar kinerja perusahaan terlihat baik. Laporan keuangan merupakan media komunikasi utama antara manajer perusahaan dengan stakeholders. Apalagi saat ini memang belum ada media informasi lain yang dapat dipakai kedua belah pihak untuk melakukan komunikasi bisnis. Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Untuk memfasilitasi tujuan tersebut, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Kriteria utama adalah relevan dan reliabel. Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan, dan informasi tersebut dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi bergantung pada informasi tersebut. Komponen penting dalam laporan keuangan yang sering dijadikan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan adalah laba dan nilai buku (Kusuma, 2006 : 5). Ghozali dan Chariri (2003: 349) menjelaskan bahwa salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share). Disamping itu, laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam pelbagai konteks (Belkoui, 1993: 271). Laba yang dilaporkan juga menjadi dasar dalam penetapan pajak. Sering kali terjadi perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal, yang dikarenakan
4 Universitas Sumatera Utara
perbedaan tujuan masing-masing dalam pelaporan laba. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba. Logika yang mendasarinya adalah adanya sedikit kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal. Sehingga perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi tentang management discretion akrual. (Djamaluddin, 2008: 56) juga menyatakan bahwa laba fiskal dapat digunakan sebagai benchmark untuk mengevaluasi laba akuntansi. Apabila angka laba diduga oleh publik sebagai hasil rekayasa manajemen, maka angka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas rendah, dan konsekuensinya adalah publik akan merespon negatif angka laba yang dilaporkan tersebut. Bagi pemerintah, dalam hal ini instansi pemerintah yang terkait adalah Direktorat Jenderal Pajak. Laba yang dilaporkan perusahaan menjadi dasar dalam penetapan pengenaan pajak. Oleh sebab itu, perusahaan menghitung dua versi laporan keuangan setiap tahunnya, yaitu laporan keuangan berdasarkan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan laporan keuangan yang dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku (Deviana, 2010: 2). Dari kedua versi laporan keuangan tersebut dapat menunjukkan adanya perbedaan dalam jumlah besarnya laba. Hal itu dikarenakan terdapat perbedaan perlakuan pengakuan dalam perhitungan laba menurut akuntansi (book income) dengan laba/penghasilan menurut pajak (taxable income) atau sering disebut dengan istilah book-tax differences
5 Universitas Sumatera Utara
Book tax differences yaitu perbedaan antara penghasilan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan penghasilan sebelum kena pajak menurut standar akuntansi keuangan. Peraturan perpajakan dan akuntansi mempunyai tujuan dan dasar penyusunan yang berbeda, sehingga muncul hampir disemua negara mengalami perbedaan tersebut (Martini dan Persada, 2009: 3). Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2011 masih menyelenggarakan pembukuan atau menyusun laporan keuangan komersial berdasarkan standar yang berlaku di Indonesia yaitu standar akuntansi keuangan, dan menyusun laporan keuangan fiskal berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Berasal dari hal tersebut kemudian muncul istilah laporan keuangan komersial (akuntansi) dan laporan keuangan fiskal. Laporan keuangan komersial bertujuan untuk menyajikan informasi yang terjadi selama periode tertentu, menilai kinerja ekonomi dan keadaan keuangan. Berbeda dengan laporan keuangan fiskal yang lebih bertujuan untuk menghitung jumlah pajak terutang, sehingga perbedaan dasar penyusunan dan tujuan kedua laporan keuangan tersebut mengakibatkan perbedaan penghitungan laba (rugi) terhadap suatu entitas. Perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk memenuhi kedua tujuan tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan hanya perlu menyelenggarakan pembukuan menurut akuntansi komersial. Namun, apabila perusahaan akan menyusun laporan keuangan fiskal, maka dilakukan rekonsiliasi terhadap laporan keuangan komersial tersebut. Koreksi fiskal atau penyesuaian fiskal merupakan istilah ketentuan pajak untuk menyatakan adanya perbedaan
6 Universitas Sumatera Utara
antara kaidah akuntansi atau komersil dan ketentuan pajak mengenai pembukuan dalam pengakuan penghasilan dan biaya dalam rangka perhitungan penghasilan kena pajak (Kiswara, 2009: 39). Hasil dari rekonsiliasi fiskal adalah perincian penyesuaian fiskal positif dan negatif, serta perbedaan tetap dan perbedaan temporer. Book tax differences terbentuk karena disebabkan oleh perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Perbedaan temporer terjadi karena terdapatnya perbedaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan fiskal dengan laporan keuangan komersial, dan perbedaan permanen yang terjadi karena terdapatnya pengaturan yang berbeda antara standar akuntansi keuangan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan (Martini dan Persada, 2009: 3). Terdapat sejumlah penelitian yang telah meneliti kemungkinan book tax differences menjadi sumber informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Penelitian tersebut memberi bukti bahwa adanya book tax differences menjadi indikasi terjadinya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan (Mills dan Newberry, 2001; Phillips et al., 2003; Tang, 2006; Ayers et al.,2008). Selain itu beberapa penelitian menyatakan bahwa book tax difference juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas laba terutama dalam kaitannya dengan persistensi laba (Hanlon, 2005: 7). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa book tax differences dapat memberikan informasi mengenai karakteristik laba perusahaan dan kinerja perusahaan di masa depan. Informasi tersebut diperoleh bukan hanya akibat adanya praktik manajemen laba yang dilakukan
7 Universitas Sumatera Utara
perusahaan, tetapi juga karena adanya perbedaan aplikasi antara ketentuan akuntansi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan fiskal berdasarkan Undang-Undang perpajakan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Jackson (2009) bahwa hubungan yang antara book tax differences dengan pertumbuhan laba tidak selalu disebabkan oleh manajemen laba, tetapi juga disebabkan oleh perlakuan transaksi ekonomi yang berbeda serta tarif pajak efektif yang berfluktuasi. Memahami hubungan antara perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal merupakan hal yang penting karena informasi tersebut dapat memberikan bukti mengenai kegunaan penghasilan kena pajak dalam menentukan nilai perusahaan (Jackson, 2009: 9). Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat book tax differences dalam memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang tercermin dalam perubahan laba. Dalam penelitian ini, book tax differences dibagi menjadi dua komponen, yaitu perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Pertumbuhan laba, diukur dari perubahan pada laba bersih akuntansi. Dalam penelitiannya, Jackson (2009) memisahkan pertumbuhan pada laba menjadi dua komponen, yaitu laba sebelum pajak dan beban pajak. Hal ini dikarenakan pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada laba sebelum pajak atau perubahan pada beban pajak penghasilan masa depan. Namun, dalam penelitian ini pertumbuhan laba yang akan diteliti dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya.
8 Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari Penelitian Ginting (2009) yang menguji pengaruh perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap presistensi laba, menggunakan perusahaan manufaktur tahun 2005-2007. Alat statistik yang digunakan dalam /penelitiannya adalah uji regresi. Hasil temuan menunjukkan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal secara negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Sementara itu, penelitian Saputro (2011) yang menguji pengaruh book-tax differences terhadap pertumbuhan laba, menggunakan perusahaan manufaktur sektor tahun 2008-2010. Alat statistik yang digunakan dalam penelitiannya adalah uji regresi. Hasil temuan menunjukkan bahwa perbedaan temporer dan total booktax differences berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan. Perbedaan permanen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rosanti (2013) yaitu yang menganalisis dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh book tax differences terhadap perubahan laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008-2011). Dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa perbedaan temporer dan perbedaan permanen tidak berpengaruh terhadap perubahan laba akuntansi satu tahun kedepan. Dari uraian di atas dan banyaknya perbedaan hasil penelitian dari peneliti sebelumnya, sehingga saya tertarik untuk menguji kembali penelitian yang telah
9 Universitas Sumatera Utara
ada. Penelitian saya merupakan replikasi dari penelitian Rosanti (2013) Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan tahun yang lebih up-date yaitu tahun 2012 sampai tahun 2014. 2. Penelitian ini memasukkan variabel moderating arus kas operasi (operation cash flow). 3. Pada Penelitian ini menggunakan populasi dan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang banyak listing dan juga perusahaan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dan cepat. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan book tax differences dalam memprediksi laba di masa mendatang, diberi judul “ ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL (BOOK TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERUBAHAN LABA DENGAN ARUS KAS OPERASI SEBAGAI
VARIABEL
MODERASI
PADA
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.
10 Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah perbedaan permanen book tax differences berpengaruh terhadap perubahan laba? 2. Apakah perbedaan temporer book tax differences berpengaruh terhadap perubahan laba? 3. Apakah perbedaan permanen dan perbedaan temporer book tax differences berpengaruh secara simultan terhadap perubahan laba? 4. Apakah arus kas operasi mempengaruhi hubungan antara perbedaan permanen book tax differences terhadap perubahan laba? 5. Apakah arus kas operasi mempengaruhi hubungan antara perbedaan temporer book tax differences terhadap perubahan laba?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya , maka penelitian ini memilki tujuan untuk : 1. Memperoleh data dan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh dari perbedaan permanen book tax differences berpengaruh terhadap perubahan laba
11 Universitas Sumatera Utara
2. Memperoleh data dan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh dari perbedaan temporer
book tax differences berpengaruh terhadap
perubahan laba 3. Memperoleh data dan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh dari perbedaan permanen dan perbedaan temporer book tax differences berpengaruh secara simultan terhadap perubahan laba. 4. Memperoleh data dan bukti empiris bahwa arus kas operasi mempengaruhi hubungan antara perbedaan permanen
book tax
differences terhadap perubahan laba. 5. Memperoleh data dan bukti empiris bahwa arus kas operasi mempengaruhi hubungan antara perbedaan temporer
book tax
differences terhadap perubahan laba. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagi peneliti Dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain dan sarana berpikir secara ilmiah untuk penelitian yang selanjutnya. 2. Bagi kalangan akademik Dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual sebagai bahan pembelajaran dan menambah wawasan pengetahuan di bidang akuntansi dan perpajakan. 3. Bagi pemakai informasi akuntansi
12 Universitas Sumatera Utara
Dapat memahami nilai informatif dari book tax differences dalam memprediksi kinerja perusahaan pada masa depan serta mengetahui akibat-akibat
yang
mungkin
ditimbulkan
sehingga
dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam menggunakan informasi keuangan yang disajikan. 4. Bagi manajemen perusahaan Dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan masukan untuk kemajuan perusahaan terutama dalam penelitian dan analisa laporan keuangan.
13 Universitas Sumatera Utara