BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata mempunyai peran yang cukup strategis dalam pembangunan perekonomian terutama dalam meningkatkan penerimaan
Devisa, pendapatan asli daerah (PAD) dan
masyarakat, memberikan peluang dan kesempatan bekerja hingga akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari situ terlihat bahwa sektor pariwisata mampu untuk mendongkrak laju perkembangan ekonomi suatu daerah melalui usaha-usaha yang termasuk dalam industri pariwisata. Dampak ekonomi bagi destinasi wisata bisa berupa pendapatan berupa pajak, sumber mata pencaharian, penyerapan tenaga kerja, multiplier-effect, pemanfaatan fasilitas pariwisata, bersama dengan masyarakat lokal dan sebagainya1 pariwisata merupakan suatu sistem seperti jaring laba-laba yang saling terkait antara satu bidang dengan bidang yang lainnya, tetapi dapat dilihat bahwa kunci penggeraknya adalah wisatawan yang datang ke suatu daerah tersebut. Peran wisatawan sangatlah penting bagi penggerak bidang yang lain seperti ekonomi suatu daerah. Menurut bapak Arianto sebagai kepala bidang promosi dan pariwisata kota Surabaya, mengatakan bahwa pariwisata dapat menunjang sektor pendapatan daerah dan mampu untuk mengatasi masalah kemiskinan. Pariwisata memang mempunyai kemampuan untuk menyerap tenaga kerja di suatu daerah sehingga mampu untuk mengurangi jumlah kemiskinan di suatu daerah. 1.1.1 Perkembangan Pariwisata di Surabaya Sektor pariwisata di daerah merupakan suatu sektor yang penting di dalam pembangunan daerah karena mampu memberikan pendapatan yang signifikan bagi daerahnya2. Di era otonomi daerah masa kini, setiap daerah sudah bisa mengatur sendiri PAD yang di hasilkan dari sektor pariwisata di daerahnya, sehingga sektor pariwisata menjadi peran yang sangat penting dan strategis untuk pembangunan di daerahnya. Kini 1 2
Pengantar ilmu pariwisata : 2009 hal 184 Arianto, kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota surabaya
1
daerah-daerah di Indonesia dituntut harus mampu mengolah dan mengembangkan sektor pariwisatanya untuk menaikkan pendapatan asli daerah nya. Surabaya memiliki daya tarik wisata yang berpotensial menyedot pengunjung mancanegara maupun dalam negeri. Pariwisata di Surabaya meliputi beberapa jenis.
Wisata Religi
Wisata kota
Taman kota
Sarana olah raga
Wisata kuliner
Cagar Budaya
Wisata sejarah
Wisata belanja
Wisata kesehatan
(a)
(b)
(c)
Gambar 1.1 (a) Gedung peninggalan kolonial, (b) Taman kota, (c) Mall di kota Surabaya sumber : Pribadi
Selain tempat-tempat pariwisata, Surabaya juga memiliki banyak event acara yang digelar setiap tahunnya. Event-event pariwisata ini selalu diadakan oleh pemerintah kota Surabaya setiap tahunnya. Beberapa event acara yang diadakan oleh pemerintah Surabaya adalah Cross Culture, Soerabaya Joeang, Shoping Festival, dan masih banyak lainnya. Surabaya juga memiliki banyak bangunan cagar budaya bekas kolonial Belanda yang masih terlihat aslinya, gedung-gedung peninggalan kolonial ini merupakan daya tarik bagi
2
wisatawan asing terutama dari negeri Belanda yang sering melakukan napak tilas untuk mengenang leluhurnya. Bahkan menurut pengakuan Officer TIC, Mahardhika mengatakan pengunjung mancanegara nomor satu adalah dari Belanda3. Surabaya juga memiliki TOP FIVE
obyek daya tarik wisata bagi wisatawan
mancanegara yang telah diriset oleh Dinas Pariwisata kota Surabaya, peringkat pertama adalah House of Sampoerna, kedua adalah Jembatan Merah, ketiga adalah Tugu Pahlawan dan museum Bawah tanahnya, Keempat adalah Monumen Kapal Selam, kelima adalah kondisional yang bisa dibagi menjadi wisata religi, heritage, dan keluarga.4
(a)
(b)
Gambar 1.2 (a) Festival Surabaya Cross Culture (b) Surabaya shoping festival sumber : google image search
kota Surabaya juga mempunyai kelebihan di beberapa sektor yang mampu mendukung pariwisata terutama untuk mendatangkan wisatawan mancanegara, kelebihan itu antara lain : -
Surabaya memiliki bandara udara dan pelabuhan dengan standar international sehingga memudahkan wisatawan luar negeri untuk datang ke Surabaya5
-
kota Surabaya terletak di tengah-tengah antara Yogyakarta – Bromo – Bali, sehingga kota Surabaya menjadi transit yang sesuai bagi wisatawan.6
-
kota Surabaya memiliki cagar budaya yang banyak dan masih baik, ini merupakan daya tarik bagi wisatawan asing 7
3 4 5 6
Wawancara dengan Mahardhika August, Officer TIC Kota Surabaya 6 Mei jam 10.45 Ibid wawancara Mahardhika Wawancara dengan Bapak Arianto, Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surabaya Ibid wawancara Bapak Arianto
3
Jumlah kunjungan wisatawan Nusantara di Kota Surabaya realisasi
target capaian 7,230,202
7,017,011
1,988,423
1,504,894
2006
2,194,867
2,288,755
1,990,222
1,730,628
2007
2008
2009
Grafik 1.1 jumlah kunjungan wisatawan domestik di kota Surabaya sumber : BAPPEKO kota Surabaya
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Kota Surabaya realisasi
135.636
152.818
target capaian
142.417 137.274
149.537
154.866 157.013
19.559
2006
2007
2008
2009
Grafik 1.2 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di kota Surabaya sumber : BAPPEKO kota Surabaya
Terlihat pada grafik di atas bahwa jumlah pengunjung yang datang ke Surabaya untuk berwisata mengalami kenaikan di setiap tahun, yang terlihat jelas bahwa kedatangan wisatawan asing yang mengalami kelonjakan pada tahun 2008 ke 2009. Tetapi kenaikan ini masih dibawah target capaian yang direncanakan oleh pemerintah. Sedangkan pada grafik wisatawan Nusantara mengalami lonjakan yang signifikan pada tahun 2007 menuju 2008. 7
Op cit wawancara Mahardhika
4
alasan yang mempengaruhi kenaikan tingkat pengunjung pariwisata kota Surabaya ini karena, Fasilitas dan pelayanan dari daya tarik obyek wisata di Surabaya semakin baik dan profesional dari beberapa obyek wisata yang sudah on service dan layak dijual. Surabaya telah memperbaiki sejumlah sektor untuk menarik minat wisatawan mancanegara dan domestik. "Ini terlihat dari perbaikan di beberapa situs yang berpotensi di Surabaya hingga perbaikan toilet umum, yang terlihat sepele padahal menjadi gambaran bagaimana suatu daerah memperlakukan turisnya,"8 Meskipun jumlah wisatawan domestik yang datang ke Surabaya mengalami kenaikan, tetapi bila dibandingkan dengan Jakarta yang memiliki karakteristik jenis kota yang hampir sama dengan Surabaya, ternyata Surabaya masih dibawah kota Jakarta, untuk lengkapnya akan dibahas pada bagan di bawah ini. Tabel 1.3 perbandingan antara Kota Surabaya dengan Jakarta sumber : Surabaya dalam angka 2010, BAPPEKO Kota Surabaya jumlah wisatawan domestik dan mancanegara, Jakarta dalam angka 2010, Tingkat penghunian kamar Hotel 2009. Perbandingan jumlah kunjungan wisman & wisnu, RLMT, dan jumlah wisman melalui pintu masuk bandara tahun 2009
Surabaya
Jakarta
Jumlah kunjungan wisatawan Domestik
7.230.202
14.962.253
Jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara
154.866
1.451.914
Rata-rata lama menginap Tamu domestic dan tamu asing
1,83
2,12
Juanda Surabaya 40.585
Soekarno-Hatta + Halim Perdana Kusuma Jakarta 1.449.652
Jumlah wisatawan mancanegara melalui pintu masuk Bandara
8
Walikota Bambang DH, dikutip dari http://cetak.kompas.com/read/2008/08/21/1526321/target.kunjungan.wisata.ditingkatkan..
5
Tabel 1.4 daftar jumlah pengunjung pada Daya tarik Obyek Wisata di kota Surabaya tahun 2009 sumber : pariwisata jawa timur dalam angka 2009 Perbandingan jumlah kunjungan wisman & wisnu, RLMT, dan jumlah wisman melalui pintu masuk bandara tahun 2009
Objek Lokasi Kebun Binatang Surabaya
Pengunjung tahun 2009 1.153.037
Pantai Ria Kenjeran
663.597
THP Knejeran
556.790
Taman Hiburan Rakyat
27.161
Museum Mpu Tantular
22.317
Joko Dolok
392
Museum Kapal Selam
16.167
Taman Remaja
445.380
Tugu Pahlawan
70.230
Masjid Ampel
1.382.644
Masjid Akbar
20.679
Makam WR.Supratman
585
Makam Dr.Soetomo
767
Masjid Cheng Ho
8.353
Ciputra Water Park
208.424
Monjaya
24.554
Taman Prestasi
13.411
Loka Jaya Crana
20.002
House Of Sampoerna
63.192
Dari tabel diatas terlihat bahwa Surabaya masih bisa meningkatkan lagi jumlah kunjungan wisman maupun wisnu nya, selain itu, Surabaya masih mempunyai obyek daya tarik wisata maupun event seni budaya yang masih sepi pengunjung, ini dikarenakan informasi yang diberikan oleh pemerintah kota Surabaya kepada calon pengunjung kota Surabaya kurang dan tidak menarik, ini dikuatkan oleh RPJM kota Surabaya halaman 157
6
bagian pariwisata yang mengatakan bahwa belum optimalnya usaha promosi seni, budaya lokal dan pariwisata, terbatasnya akses informasi event seni, budaya lokal dan pariwisata. pernyataan itu juga dikuatkan oleh hasil kuesioner9 yang menyatakan bahwa yang dirasa kurang dalam pariwisata kota Surabaya adalah 31% responden menjawab informasi mengenai tempat-tempat yang menarik kurang dan 31% menjawab promosi kurang menarik. Selain itu hasil wawancara10 dengan Ofiicer TIC, Mahardhika dan Cak Surabaya Rizki Aprilian .juga mengatakan bahwa promosi yang kurang menarik dan kurang lengkap adalah masalah utama yang dihadapi oleh pariwisata kota Surabaya. 1.1.2 Promosi melalui media Internet Produk pariwisata adalah produk jasa/layanan yang berarti produk yang ditawarkan tidak berbentuk seperti barang nyata yang bisa kita temui dalam pengertian produk yang bisa dilihat dan dipajang dipasar, toko, atau tempat penjualan lainnya. Produk layanan pariwisata bersifat intangible. Salah satu solusi untuk membantu pemasar pariwisata adalah dengan membuat berbagai sarana informasi mengenai jenis produk pariwisata yang ditawarkan guna meningkatkan tangibility produk tersebut.11 kota Surabaya memang telah melakukan usaha promosi pariwisatanya antara lain : 1. membuat brosur dan leaflet setiap tahunnya. Brosur dan leaflet ini disebarkan melalui pameran pariwisata dan rak-rak yang diletakkan di bandara dan stasiun. 2. Mengikuti Pameran Pariwisata di luar negeri seperti di Singapore, China, Uni eropa. 3. Membuat website sebagai media promosi digital 4. Iklan di majalah Garuda 5. Membuat PDF event acara setahun berjudul Semarak Surabaya.
9
Kuesioner dibagikan kepada 100 responden yang berdomisili di luar kota Surabaya
10
Log cit wawancara dengan Mahardhika dan Cak Rizki Aprilian, sebagai wakil 2 cak Surabaya tahun 2009 :tanggal 6 mei 2010 11 Pengantar Ilmu pariwisata, Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc. hal.155
7
Gambar 1.3 website pariwisata Surabaya. Sparklingsurabaya.com sumber : Sparklingsurabaya.com
Disbudpar Surabaya mengatakan bahwa promosi yang dilakukan terkendala dana12, sehingga membutuhkan kerja sama dengan pihak swasta untuk promosinya, hal itu pun menurut pemerintah masih sangat susah dilaksanakan. Menurut kuisioner AIO yang telah dilakukan oleh peneliti terbukti bahwa promosi yang dapat menjangkau masyarakat secara efektif adalah melalui media internet (sumber : berdasarkan riset kegiatan waktu luang sebesar 59% melakukan kegiatan waktu luangnya menggunakan internet ) Pariwisata kota Surabaya sebenarnya mempunyai website utama yang memberikan informasi tentang parwisata kota Surabaya, situs pariwisata kota Surabaya tersebut memakai domain sparklingsurabaya.com, tetapi menurut riset yang dilakukan peneliti13, menyatakan bahwa 53% dari 100 orang responden tidak pernah membukanya, hal ini
dikarenakan
mereka
tidak
pernah
mendapat
informasi
adanya
website
Sparklingsurabaya.com dari media lain. Responden juga menyatakan tampilan situs tersebut masih belum menarik perhatian (62% responden). Berdasarkan wawancara dengan bapak Arianto kepala bidang promosi pariwisata kota Surabaya, Mahardhika Officer TIC kota Surabaya,
12 13
8
dan
Cak
Rizki
Aprilian
Juga
menyatakan
bahwa
tampilan
situs
Hasil weawancara dengan Ibu Inusyamsiah sebagai KASI Bidang Promosi pariwisata DISBUDPAR. Hasil kuisioner peneliti terhadap 100 responden pengunjung kota Surabaya
Sparklingsurabaya.com tersebut belum menarik. Kebanyakan juga wisatawan mancanegara mengetahui melalui website Lonelyplanet.com daripada situs sparklingsurabaya.com14. Perkembangan pengguna Internet di Indonesia juga semakin berkembang setiap tahun, berdasarkan beberapa artikel mangatakan bahwa dalam lima tahun terakhir pengakses internet naik 8% menjadi 20% dari jumlah penduduk Indonesia15 ini juga membuktikan bahwa media internet semakin banyak digunakan dan menjadi alat promosi yang efektif menjangkau masyarakat luas. 1.2 Identifikasi masalah 1. Kurang layaknya kondisi prasarana dan sarana penunjang dalam mendukung potensi seni, budaya lokal dan pariwisata. menurut kuisioner yang disebar peneliti juga menyatakan bahwa fasilitas tempat pariwisata di Surabaya kurang begitu baik (19% responden dari 100 orang). Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah kota Surabaya hal 157 dan kuisioner peneliti. 2. Kurangnya perlindungan benda-benda dan kawasan cagar budaya secara memadai Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah kota Surabaya hal 157 3. Belum optimalnya partisipasi dan koordinasi dari berbagai pihak dalam mendukung seni, budaya lokal dan pariwisata dan masih rendahnya paritisipasi masyarakat dalam mendukung seni, budaya lokal dan pariwisata Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah kota Surabaya hal 157 4. Pelayanan yang diberikan kepada wisatawan belum sesuai dengan standar yang sudah ada. ini berkaitan dengan SDM kota Surabaya yang termasuk tenaga ahli di bidang kepariwisataan belum memenuhi kuota yang dibutuhkan. Sumber : wawancara dengan Bapak Arianto Kepala Bidang Promosi pariwisata kota Surabaya. 5. Anggaran dari pemerintah pusat kota Surabaya yang jauh dari anggaran yang direncanakan oleh Bidang promosi Pariwisata kota Surabaya, hal ini juga diperkuat
14 15
Buku tamu TIC Kota Surabaya, dan wawancara dengan Officer TIC, Mahardhika August Investor daily Indonesia, Kamis, 9 Desember 2010
9
dari pernyataan Officer TIC mahardhika yang menyatakan bahwa anggaran dari pemerintah yang lebih atas selalu kurang. Sumber : wawancara dengan Bapak Arianto Kepala Bidang Promosi pariwisata kota Surabaya dan Officer TIC kota Surabaya Mahardhika August. 6. Event-event potensial dan obyek daya tarik wisata yang mampu menyedot pengunjung, belum bisa menyedot secara optimal para pengunjung wisatawan lokal maupun luar negeri. Ini dikarenakan Informasi maupun promosi yang diberikan kepada calon pengunjung oleh dinas pemerintah kurang lengkap dan tidak menarik. ini dikuatkan oleh RPJM kota Surabaya halaman 157 bagian pariwisata yang mengatakan bahwa
belum optimalnya usaha promosi seni, budaya lokal dan
pariwisata, terbatasnya akses informasi event seni, budaya lokal dan pariwisata. pernyataan itu juga dikuatkan oleh hasil kuesioner yang menyatakan bahwa yang dirasa kurang dalam pariwisata kota Surabaya adalah : 31% responden menjawab informasi mengenai tempat-tempat yang menarik kurang dan 31% menjawab promosi kurang menarik. Selain itu hasil wawancara
dengan Officer TIC,
Mahardhika dan Cak Surabaya Rizki Aprilian .juga mengatakan bahwa promosi yang kurang menarik dan kurang lengkap adalah masalah utama yang dihadapi oleh pariwisata kota Surabaya. Sumber : hasil wawancara dengan Officer TIC,hasil wawancara dengan Cak Rizki Aprilian, hasil kuesioner peneliti, dan Rencana pembangunan Jangka Menengah Surabaya 7. Media promosi Website tidak efektif karena banyak calon pegunjung yang tidak pernah membuka situs tersebut dikarenakan situs Sparkling Surabaya tersebut kurang menarik dan tidak pernah update dengan informasi terbaru. menurut riset yang dilakukan peneliti16, menyatakan bahwa 53% dari 100 orang responden tidak pernah membukanya hal ini dikarenakan mereka tidak pernah mendapat informasi adanya website Sparklingsurabaya.com dari media lain, responden juga menyatakan tampilan situs tersebut masih belum menarik perhatian (62% responden). Berdasarkan wawancara dengan bapak Arianto kepala bidang promosi pariwisata
16
Hasil kuisioner peneliti terhadap 100 responden pengunjung kota Surabaya
10
kota Surabaya, Mahardhika Officer TIC kota Surabaya, dan Cak Rizki Aprilian Juga menyatakan bahwa tampilan situs Sparklingsurabaya.com tersebut belum menarik. Sumber :hasil Kuisioner peneliti, hasil wawancara dengan Officer TIC, hasil wawancara dengan Cak Rizki Aprilian,buku tamu TIC kota Surabaya. 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana merancang Website promosi pariwisata kota Surabaya yang menarik dan lengkap bagi wisatawan lokal, dan wisatawan mancanegara. 1.4 Batasan Masalah
Peneliti tidak mengkaji masalah sarana prasarana obyek daya tarik wisata yang kurang begitu baik
Peneliti tidak mengkaji kurangnya perlindungan dan pengawasan benda-benda dan kawasan cagar budaya secara memadai
Peneliti tidak mengkaji Belum optimalnya partisipasi dan koordinasi dari berbagai pihak dalam mendukung seni, budaya lokal dan pariwisata dan masih rendahnya paritisipasi masyarakat dalam mendukung seni, budaya lokal dan pariwisata.
Peneliti tidak mengkaji pelayanan yang diberikan kepada wisatawan belum sesuai dengan standar yang sudah ada.
Peneliti tidak mengkaji anggaran dari pemerintah pusat kota Surabaya yang jauh dari anggaran yang direncanakan oleh bidang promosi pariwisata kota Surabaya.
Peneliti membatasi untuk mengkaji masalah pada website yang digunakan sebagai media promosi pariwisata kota Surabaya yang kurang lengkap dan kurang menarik.
1.5 Tujuan Perancangan 1. menguatkan image daya tarik obyek wisata yang potensial di Surabaya sehingga semakin dikenal dan diharapkan meningkatkan jumlah pengunjung 2. memberikan pandangan baru media promosi yang berkembang di Indonesia khususnya Surabaya.
11
1.6 manfaat penelitian 1. Manfaat bagi user Sebagai usaha untuk memperkuat image pariwisata di kota Surabaya sehingga mampu untuk menaikkan pengunjung dari sektor pariwisata di kota Surabaya yang semakin membaik. 2. Institusi Merupakan sebuah wujud sumbangsih pemikiran terhadap masyarakat, bangsa dan Negara 3. Ilmiah Sebagai rujukan referensi untuk penelitian selanjutnya, sebagai salah satu sumber masukan bagi penelitian yang akan datang. 1.7 Sistematika Penulisan 1. BAB I, Pendahuluan Menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan bagaimana peneliti membawa topik Website promosi Pariwisata kota Surabaya sebagai penelitian Tugas Akhir. 2. BAB II, Tinjauan Pustaka Berisi landasan teori dan definisi tentang layout, warna, gaya gambar dan psikologi remaja yang digunakan sebagai acuan yang selanjutnya dianalisis dan memperkuat tentang konsep desain Website 3. BAB III, Metode Penelitian Berisi tentang tahapan dan logika berpikir dalam mencari, mengolah, dan merumuskan data sebagai dasar dari penelitian Media Promosi pariwisata kota Surabaya yang dilakukan.
12
4. BAB IV, Konsep Desain Penentuan konsep desain yang akan digunakan berdasarkan penelusuran masalah yang ada. Analogi visualisasi konsep hingga penentuan kriteria desain yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan alternatif hingga terpilih desain final. 5. BAB V, Implementasi Desain Ketentuan desain yang telah terpilih serta aplikasinya pada media grafis yang ada. 6. BAB VI, Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran dengan memberikan jawaban atas permasalahan dan menjabarkan nilai-nilai baru yang ditemukan
13
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pariwisata Pariwisata merupakan konsep yang sangat multi dimensional, tak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai. Beberapa ahli mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : “ Tourism comprise the ideas and opinions people hold which shape their decisions about going on trips, about where to go (and where not to go) and what to do or not to do, about how to relate to other tourists, locals and service personnel. And it is all the behavioural manifestations of those ideas and opinions ” 17 “ The sum of the phenomena and relationships arising from the interaction of tourists, business, host governments, and host communities, in the process of attracting and hosting these tourists and other visitors ”18 “ Tourism comprises the activities of persons, travelling to and staying in place outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes”19 Definisi pariwisata memang tidak persis sama diantara para ahli, meskipun terdapat variasi batasan ada beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati di dalam batasan pariwisata, batasan tersebut adalah sebagai berikut20 :
17
Leiper, neil. 1990. Tourism systems: An Interdisiciplinary Perspective. Department of Management Systems, Business Studies Faculty, Masey University, Palmerston North, New Zealand. (dikutip dalam Richardson & Flicker, 2004: 6) 18 Macintosh, Robert W., Charles R. Goeldner, dan J.R Brent Ritcjie. 1995. Tourism: Principle, practices, philospies. (seven edition). New York: John Wiley dan Sons, Inc : hal 8 (dikutip dalam Pengantar Ilmu pariwisata, 2009: 45) 19 WTO. 1980. Social and cultural Impact of Tourist Movements. World Tourism Organization. Madrid: WTO (dikutip dalam Pengantar Ilmu pariwisata, 2009: hal.45)
15
1. Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas 2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, atau penghidupan di tempat tujuan. 3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu malam (24jam) di daerah yang dikunjungi Semua definisi yang diutarakan para ahli diatas mengandung beberapa unsur yang pokok yang sama yaitu : 1. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat lain; 2. Adanya unsur „tinggal sementara‟ di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya; dan 3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju21 (Richardson and Flucker 2004:5)
Mathieson dan Wall (1982) mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama yaitu 22 : 1. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata 2. A static element, yaitu singgah di daerah tujuan 3. A consequential element, atau akibat dari dua hal di atas (khususnya terhadap masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial, dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.
20
Prof.Dr.I Gde Pitana, M.Sc, dan I Ketut Surya Diarta,SP.,MA. 2009. Pengantar Ilmu pariwisata.Yogyakarta : Penerbit ANDI hal: 46 Richardson, John I dan Martin Fluker. 2004. Understanding and managing Tourism. Australia: Pearson Education Australia, NSW Australia. Hal :5 22 Mathieson, A. dan Wall, G. 1982. Tourism: Economic, Phisycal and Social Impacts. Harlow: Longman (dikutip dalam Pengantar Ilmu pariwisata, 2009: hal 45) 21
16
Pariwisata di ibaratkan sebagai jaring laba-laba yang saling terkait dari suatu sistem dengan sistem yang lain dan dari suatu bidang dengan bidang yang lain. Sebagai sebuah sistem yang saling terkait maka pariwisata mempunyai efek saling terkait. Bila terjadi perubahan pada subsistem, maka yang lain akan juga terpengaruh, dan dari semua sistem yang saling berkait itu, wisatawan adalah kunci utama jalannya sistem-sitem yang lain. 2.1.2 Promosi Promosi merupakan kegiatan komunikasi di mana organisasi penyelenggara pariwisata berusaha mempengaruhi khalayak dari mana penjualan produknya bergantung. Berbagai metode promosi dapat ditempuh oleh pemasar produk pariwisata, sehingga menjadi sangat penting untuk menetapkan tujuan promosi yang hendak dicapai terlebih dahulu23. Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan
tepat alat promosi manakah yang
dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Menurut Basu Swastha DM dan Irawan (1999)24, promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu prodak atau jasa. Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.25 Dalam mempromosikan produknya, daerah bisa memilih salah satu atau lebih dari bauran promosi Dalam konteks pemasaran daerah bauran promosi biasanya mencakup alatalat promosi berikut : Iklan (advertising), sales promotion, public relation dan publicity, personal selling, dan direct selling. Pilihan berbagai alat promosi tersebut tergantung pada karakteristik pesan dan target audiens yang ingin dicapai. Target audiens potensial dengan karakteristik yang berbeda disapa dengan media dan pesan yang berbeda pula.
23
Hermawan Kertajaya. 2005. Attracting tourist traders investor : strategi memasarkan daerah di era otonomi. Jakarta: MarkPlus&Co hal 135 24 Basu Swastha D.H dan Irawan. 2009. Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberty 25 Lamb, Hair, Mc-Daniel, (terjemahan Oetarevia), 2001, Pemasaran, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
17
Promosi meliputi semua alat-alat dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk. promosi merupakan suatu proses komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang produk / barang atau jasa dari penjual kepada para pembeli potensial (konsumen). Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar. Tabel 2.1 Kelebihan pemakaian internet
Internet
Sangat terseleksi, lebih interaktif, murah, jangkauannya sangat luas, bahkan bisa dikatakan tak terhingga.
Penggunanya masih sedikit di Negara tertentu
2.1.3 Media Interaktif Digital Masuknya teknologi multimedia membawa beberapa perubahan dalam komunikasi pemasaran. 26 Pertama, Komunikasi bersifat interaktif. Media interaktif memiliki kemampuan untuk berinteraksi, bertanya, dan merespon balik setiap sinyal yang diterima dari pemakainya. Jadi, sifat komunikasinya berlangsung dua arah antara mesin atau komponen dan manusia. Kedua, khalayak makin terpilah-pilah (demassification). Konsumen terpecah-pecah kedalam sejumlah segmen yang masing-masing memiliki selera berbeda. Mereka bisa dipilah-pilah menjadi kelompok-kelompok kecil yang homogen, namun tuntutannya makin beragam, sehingga pilihan produk yang tersedia juga bervariasi.
26
Ibid Drs. Hifni Alifahmi, M.Si : hal 118
18
Ketiga, yang paling drastis adalah sifat asynchronous, yakni kemampuan untuk menerima atau mengirim pesan kapan saja diperlukan. Pihak-pihak yang berkomunikasi tidak perlu hadir pada waktu yang bersamaan. Kita bisa menentukan sendiri waktu yang paling enak untuk berkomunikasi. Misalnya adalah kiriman surat elektronik (e-mail). Pesan bisa dikirim lewat komputer saat penerima sedang tidur. Setelah penerima bangun dapat membuka pesan itu, penerima dan pengirim bukan saja tidak perlu hadir pada waktu yang bersamaan, tetapi juga bisa memilih waktu yang paling nyaman untuk berkomunikasi.
2.1.4 Human Computer Interaction secara tradisional, HCI menawarkan teori dalam memahami bagaimana seseorang berinteraksi dengan sistem komputer dan teknologi baru. HCI mengandung sebagai hubungan antara psikologi dan ilmu komputer. Tujuan Utama HCI adalah meningkatkan interaksi antara user dan komputer dengan membuat sebuah sistem komputer lebih user-friendly, biasanya dengan meningkatkan kegunaan dari interface sistem komputer. secara khususnya, riset HCI berkutat dalam 27 :
Metode dan pendekatan untuk mendesain interface sistem komputer
Metode dan pendekatan untuk membangun dan memprogram interface sistem komputer
Metode dan mengevaluasi dan membandingkan kegunaan dari sebuah interface
Mengeksplorasi paradigma interaksi baru sebagai suatu evolusi teknologi
Merancang prediksi model dari interaksi user
Merancang teori deskriptif dari interaksi user.
Human-computer interaction adalah sebuah studi, merencanakan, dan mendesain tentang bagaimana orang-orang dan komputer bekerja bersama sehingga kebutuhan seseorang tersebut terpuaskan dalam cara yang efektif 28
27 28
Shalep O’neil.2008. Interacive Media : The Semiotics of Embodied Interaction .London : Springer hal.28
Wilbert O. Galitz.2002. The Essential Guide to User Interface Design-An Introduction to GUI Design Principles and Techniques, Second Edition. Canada : John Wiley & Sons, Inc
19
(a) User Interface User interface adalah bagian dari sebuah komputer dan perangkat lunak yang bisa dilihat orang, dengar, menyentuh, berbicara, yang dapat mengerti atau diperintah. User interface pada dasarnya terdiri dari dua komponen: input dan output. Input adalah bagaimana seseorang mengkomunikasikan kebutuhan atau keinginan kepada komputer. Beberapa komponen umum adalah keyboard, mouse, trackball, one finger (untuk layar sentuh), dan satu suara (untuk instruksi suara). Output adalah bagaimana komputer menyampaikan hasil dari computations dan kebutuhan kepada user. Pada masa ini yang paling umum dari komputer output adalah display screen, diikuti oleh mekanisme yang mengambil keuntungan dari kemampuan auditory seseorang : suara dan bunyi. Penggunaan output indera penciuman dan peraba manusia di dalam desain interface masih sangat belum terjamah.29 Desain interface yang tepat akan menyediakan sebuah campuran desain input dan mekanisme output yang memuaskan kebutuhan user, kemampuan, dan limit di dalam kebanyakan jalur efektif yang memungkinkan. Interface yang bagus adalah yang tidak terlalu menarik perhatian, salah satunya mengijinkan user untuk fokus terhadap informasi dan tugas di tangan, bukan mekanisme yang biasanya memberikan informasi dan yang melakukan tugas. (b) Web User Interface Desain Web interface pada dasarnya adalah sebuah desain navigasi dan penyajian dari sebuah informasi. Web interface adalah tentang konten, bukan data. Desain interface yang tepat adalah sebagian besar masalah tentang menyeimbangkan struktur dan hubungan dari sebuah menu, konten dan dokumen yang berhubungan lainnya atau grafis dengan tepat. Tujuan dari desain tersebut adalah untuk membuat hirarki dari sebuah menu dan halaman sampai terasa natural, terstruktur dengan baik, mudah digunakan, dan terpercaya. Sebuah web
29
ibid wilbert hal 30
20
adalah lingkungan navigasi dimana orang-orang bergerak diantara halaman informasi, bukan sebuah lingkungan aplikasi. Juga termasuk kaya dengan lingkungan grafis.30 Desain Web interface juga semakin susah karena topik utamanya terkonsentrasi pada information architecture dan task flow, tidak keduanya yang mudah untuk distandarisasikan. Hal ini lebih susah karena ketersediaan dari berbagai macam tipe multimedia, dan dorongan dari banyak designer untuk menggunakan sesuaatu yang simple karena hal itu tersedia. Hal ini akan lebih susah karena user nya tidak jelas, dan peralatan para user sangat beragam pada dasarnya. (c) Prinsip dari desain user interface Sebuah interface harus menjadi perpanjangan dari seseorang. Maksudnya bahwa sistem dan software-nya harus bisa merefleksikan kemampuan seseorang dan respon terhadap kebutuhan khususnya. Seharusnya hal itu menjadi berguna, menyelesaikan dengan cepat beberapa tujuan bisnis dan lebih efisien dibanding dengan metode atau alat yang digunakan sebelumnya. User Interface juga harus mudah dipelajari, untuk orang yang ingin melakukan sesuatu, bukan ingin belajar melakukan sesuatu. Dan akhirnya, sebuah sistem harus mudah dan menyenangkan untuk digunakan, membangkitkan rasa kenyamanan dan bukannya rasa bosan dan frustasi. Ada beberapa prinsip secara umum dalam web user interface. Secara umum juga prinsip ini digunakan dalam Graphic User Interface dan Web User Interface. (d) Information Architect Sistem web dan grafis dipenuhi dengan orientasi menu. Banyaknya bentuk dan diaplikasikan dalam berbegai cara. Dalam sistem grafis biasanya digunakan untuk mendesain command, properties yang mengarah ke suatu objek, dokumen, dan layar. Saat dipilih, sebuah menu grafis akan mengarahkan menuju menu yang lain, menyebabkan timbul suatu layar baru. Atau langsung menyebabkan action yang akan dijalankan. Untuk menyelesaikan tujuan, sebuah sistem grafis memberikan bermacam style menu untuk dipilih. 30
Op.cit wilbert hal 35
21
Gambar 2.1 alur pencarian informasi pada website sumber : Steve Krug. 2000. Don‟t make me think! : a common sense approach to web usability hal 53
Mencari sesuatu pada suatu website dan mencari pada kehidupan nyata memiliki banyak kesamaan. Disaat sedang mengeksplor web, dalam beberapa cara serasa seperti bergerak dalam ruang fisik. Ada perbedaan antara mencari di kehidupan nyata dengan di situs web. Dua dari tujuan navigasi sudah sangat jelas : untuk membantu user menemukan apapun
22
yang dicarinya, dan memberi tahu dimana letak user. Yang ketiga adalah memberikan sesuatu untuk dipegang, sebagai suatu aturan, sangatlah tidak menyenangkan merasa hilang. Navigasi memberikan tanah pijakan dibawah kaki user dan memberikan pegangan tangan untuk pegangan, sehingga user merasa di atas tanah.31 2.1.5 Layout Website Any kind of publication has different layout requirements. However, it is inevitable that the layouts reflect the interpretation of the designer. Most publications are composed of text, imagesand captions and the task of the designer is to sift through the images to select those which best portray the essence of the content and possess the quality of becoming an icon. An icon is an image that expresses its content inthe most memorable way 32. Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya. Sedangkan layout adalah pekerjaannya. Namun definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri.33
31 32 33
Steve Krug. 2000. Don’t make me think! : a common sense approach to web usability hal 53 Vignelli, Massimo. 2011. The Vignelli Canon.New York : Digital pdf Book hal 81 Surianto Rustan, S.Sn. 2009. Layout dasar & penerapannya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama hal.0
23
(a) Elemen Visual Yang termasuk dalam kelompok elemen visual adalah semua elemen bukan teks yang kelihatan dalam suatu layout. Bisa saja dalam suatu layout hanya terdapat elemen visualnya sama sekali. Dokumen-dokumen yang diketik, isi halaman buku telepon atau kamus, biasanya tidak menggunakan elemen visual. Ada juga kebalikannya: hanya ada elemen visual tanpa elemen teks, misalnya pada iklan yang menggunakan strategi visualdriven. Adapaun beberapa elemen itu adalah34.
Foto
Artworks
Infografis
Garis
Inset
Foto Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi kesan sebagai „dapat dipercaya‟ Artwork Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi tertentu ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan bila memakai teknik fotografi. Artwork adalah segala jenis karya seni bukan fotografi baik itu berupa ilustrasi, kartun, sketsa. Grafik Informasi Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survei dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta dan lain-lain.
34
Op.cit surianto hal 27
24
Garis Garis merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain. Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat yang fungsional antara lain membagi suatu area, penyeimbang berat dan sebagai elemen pengikat sistem desain supaya terjaga kesatuannya. Inset Elemen visual berukuran kecil yang diletakkan di dalam elemen visual yang lebih besar. Fungsinya memberi informasi pendukung. Banyak terdapat pada informational graphic. Inset kadang juga disertai dengan caption maupun callouts. (b) Elemen Invisible Elemen-elemen yang tergolong sebagai invisible elements ini merupakan fondasi atau kerangka yang berfungsi sebagai acuan penempatan semua elemen layout lainnya. Selayaknya fondasi atau kerangka sebuah bangunan, elemen inilah yang dirancang terlebih dahulu oleh desainer, baru kemudian menyusul elemen-elemen teks dan visual. Dan sesuai dengan namanya, invisible elemen ini nantinya tidak akan terlihat pada hasil produksi. Invisible elemen ini terdiri dari margin dan Grid 35. Tujuan grid adalah untuk memberikan konsistensi pada layout, yang akan disediakan oleh jumlah semua elemen dalam desain. Gambar utama, gambar garis, dan inisial tebal, dapat menambahkan percikan ke halaman sebagai perangkat lain. Desain yang luarbiasa dapat dicapai tanpa menggunakan grid, tapi grid adalah alat yang sangat berguna untuk menjamin hasil.36 (c) Prinsip – Prinsip komposisi Desain Web Prinsip / pegangan utama sebuah desain adalah kualitas atau karakteristik bawaan dalam berbagai bentuk seni, seperti keseimbangan, keserasihan, kontras, konsistensi, variasi, ruang kosong dan gerak. Dengan prinsip - prinsip desain, diharapkan dapat menghasilkan
35 36
Iog.cit surianto hal 27 Vignelli, Massimo. 2011. The Vignelli Canon.New York : Digital pdf Book hal 81
25
desain yang baik dan efektif, yang kemudian menghasilkan desain yang mudah dibaca dan cepat dimengerti. Pembahasan prinsip desain diantaranya adalah37 : 1. Keseimbangan Keseimbangan adalah hasil susunan satu atau lebih elemen dari desain yang sama antara yang satu dengan lainnya. Ada dua jenis keseimbangan, yaitu : a. Keseimbangan Simetris (Formal) Keseimbangan simetris mempunyai elemen yang sama bobotnya pada dua sisi dari garis vertikal imajiner pada halaman web. Tata letak simetris ini menghasilkan desain yang statis dan berkesan formal, sederhana dan mudah dalam pembuatanya, tapi membosankan dan kurang menarik. b. Keseimbangan Asimetris (Informal) Keseimbangan asimetris mempunyai elemen yang tidak sama bobotnya pada dua sisi dari garis vertikal imajiner pada halaman web. Tata letak desainya menjadi lebih dinamis untuk memakai ruang yang masih kosong. 2. Kontras Kontras mudah dipahami yaitu dengan melihat dari dua objek yang berlainan, sehingga membuat kesan tampilan desain yang menonjol dan menarik perhatian. Pemberian kontras pada suatu objek haruslah kontras positif, karena jika kontras yang diberikan negatif, objek tersebut menjadi samar–samar atau tidak terlihat, terserap oleh background. 3. Konsistensi Konsistensi dapat membuat pengunjung merasa nyaman, karena menjelajah situs lebih mudah dan tidak membingungkan. Ketika pengunjung membuka suatu halaman situs yang konsisten, dia langsung tahu ke mana harus pergi dan dia tahu berada di mana. Konsistensi dapat diterapkan pada margin, tata letak, huruf, warna dan terutama navigasi. Dalam pembuatan navigasi harus sama antara satu halaman dengan halaman lain. Dan dalam penggunaan huruf sebaiknya gunakan satu sampai tiga jenis saja. Sedangkan dalam penggunan warna, gunakan tiga sampai empat warna, itu sudah cukup. Penggunaan grafik yang konsisten bisa menambah kecepatan penampilan halaman lainnya, karena ketika browser menampilkan grafik, browser akan menyimpan sementara (cache) informasi grafik tersebut pada harddisk. Konsistensi biasanya sangat efektif digunakan untuk membangun 37
Asep Herman Suyanto.2007. Step By Step Web Design Theory and Practices, Penerbit ANDI
26
brand suatu perusahaan. Dan brand itu bukan hanya logo, tapi sekumpulan atribut, yaitu logo, slogan, warna dan kualitas emosional yang diasosiasikan dengan perusahaan dan produk layanannya, atribut – atribut tersebut memberikan identitas dan kepribadian individu, organisasi atau perusahaan. 4. Ruang Kosong Ruang kosong biasanya disebut dengan ruang negatif, suatu istilah yang menggambarkan suatu ruang terbuka di antara elemen – elemen desain. Ini bisa di temukan di antara kata, paragraf, huruf dari teks, bisa juga diantara gambar dan elemen di halaman web. Ini membantu dalam mengarahkan mata pembaca dari satu titik ke titik lainnya. Ada beberapa teori prinsip layout salah satunya menurut Vinelli : “ Ultimately the most important device is the management of the white space in the layouts. It is the white space that makes the layout sing. Bad layouts have no space left for breathing – every little space covered by a cacophony of type-sizes,images, and screaming titles.38 ” 2.1.6 Syarat Tipografi yang Efektif Agar tipografi dapat menyampaikan pesan dengan baik, maka diperlukan adanya unsur-unsur yang dipenuhi dalam pembuatan atau pemakaian sebuah font, yakni : 1. Legible (jelas) Legibility adalah tingkat kejelasan suatu aksara. Tingkat ini tergantung pada tampilan bentuk fisik huruf itu sendiri, ukuran serta penataannya dalam sebuah naskah. Interval ruangan antara huruf atau kata memiliki dampak yang sangat berarti terhadap legibility. Susunan huruf yang terlalu rapat akan mngaburkan bentuk huruf, sedangkan yang terlalu renggang akan mempengaruhi kecepatan membaca.39
38
Ibid vignelli hal 81
39
Danton Sihombing, 2003, Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta : cetakan kedua, Gramedia Pustaka Utama. Hal 61
27
Gambar 2.2 : Legibilitas pda aksara dan bidang. Sumber : Danton Sihombing, 2003, Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta : cetakan kedua, Gramedia Pustaka Utama. Hal 61
2. Readible (terbaca) Readibility berada di tingkat kesua setelah legibility, Readibility adalah kemudahan dibaca atau disebut dengan keterbacaan, tingkatan seberapa mudah rangkaian aksara tersebut dibaca. Typeface yang memiliki keterbacaan paling baik jika ditampilkan dalam kondisi tertentu40. Contohnya : font Times New Roman adalah typeface yang ramping, tidak nyaman dibaca dibawah ukuran font dibawah 8 point.
Gambar 2.3 : Readibilitas dari bentuk aksara atau font Sumber : Pribadi
40
Ibid Adi Kusrianto hal75-76
28
Ada beberapa teori yang mengatakan tentang penggunaan tipografi untuk pembacaan. Tanda dari jenis teks yang baik adalah legibility dan readability. Legibility mengacu pada kejelasan : bagaimana membaca satu huruf dapat dibedakan dari yang lain. Readibility mengacu pada bagaimana suatu huruf berinteraksi untuk membangun kata-kata, kalimat dan paragraph.41 3. Memilih typeface dengan lebar karakter yang mirip. Untuk penampakan yang paling halus, sebuah karakter huruf harus memiliki lebar yang mirip. Membaca memiliki ritme alami; sebuah huruf seperti futura yang memiliki lebar karakter yang sangat beragam
Gambar 2.4 : lebar karakter Sumber : Before &after magazine.2005.what’s the right typeface for text:how to choose a typeface for clear, easy reading over long distances.Roseville : pdf book. Hal 3
4. Cari variasi di dalam berat stroke Bentuk huruf yang terbaik memiliki berat stroke yang bermacam, dimana membuat garis yang terpusat yang membantu mata membaca dengan halus. Hindari extremes stroke yang terlalu tipis dan macam modern styles terlalu banyak: pada resolusi tinggi mereka indah, stroke yang terlalu tipis hilang bila cahaya terlalu terang. 41
Before & after magazine.2005.what’s the right typeface for text:how to choose a typeface for clear, easy reading over long distances.Roseville : pdf book. Hal 2
29
5. hindari overlarge counters Counter adalah ruang kosong yang tertutup di dalam sebuah huruf. Hindari jenis huruf dimana counter terlalu besar di dalam relasi berat stroke. Contohnya di dalam jenis huruf avant garde, dimana ruang kosong di dalam huruf tersebut terlalu besar dan melambatkan orang yang membaca.
Gambar 2.5 : overlarge counter pada jenis huruf avant garde Sumber : Before &after magazine.2005.what‟s the right typeface for text:how to choose a typeface for clear, easy reading over long distances.Roseville : pdf book. Hal 5
30
2.2 Penelitian Terdahulu 2.2.1 Studi Eksisting (a) Sparklingsurabaya.com
Gambar 2.6: situs resmi pariwisata Kota Surabaya sumber: Sparklingsurabaya.com
Pembuat
: Surabaya Tourism Promotion Board
Ukuran
: 1263 x 982 pixel
Platform
: Web
Tahun pembuatan
: 2006
Keterangan singkat Website ini merupakan situs resmi dari Surabaya dengan brandnya Sparkling Surabaya, Website ini untuk menunjang promosi pariwisata kota Surabaya melalui media internet. Website ini berisi tentang informasi segala hal yang menarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Surabaya seperti event acara, tempat obyek wisata, tempat perbelanjaan, dan
31
lain-lain. Website ini dibentuk oleh STPB Surabaya pada tahun 2006 sampai sekarang masih dapat dibuka melalui alamat sparklingsurabaya.com. tetapi tidak terdapat banyak update yang diperbaharui.
Layout Penataan layout pada website sparklingsurabaya.com ini terdiri banner, link navigasi, judul topik, body text, dan artwork. Layout sparkling Surabaya, terlihat biasa saja dibanding kan dengan situs-situs yang lain. Terlihat sangat filantropis dengan komposisinya. Banner yang selalu terdapat diatas halaman situs memang dibuat untuk menarik perhatian pengunjung situs, tetapi ukurannya sangat tanggung,sedangkan elemen fotografi lainnya belum bisa menjadi satu dengan elemen body textnya. Elemen grafis yang menjadi sistem navigasi situs ini dirasa mengganggu banner yang ada, dan rasanya juga kurang efisien karena dibawahnya terdapat pula link navigasi yang lain. Elemen Tipografi Elemen tipgrafi pada situs ini sebenarnya sudah cukup memiliki daya baca (readibility) baik. Hanya saja jenis tipografi pada judul topik halaman jauh berbeda dengan logo brand nya, terlihat pada warna dan jenis font yang sangat berbeda dari logo brand Sparkling Surabaya sendiri. Elemen Warna Warna yang digunakan memang masih dalam satu analog hue, yaitu masih dominan warna hijau dengan dibagian bawah halaman situs terdapat warna biru. Warna Hijau juga terlihat mencolok pada bagian background situs, hijau memang warna dari Surabaya. Selain itu warna hijau mencerminkan ketenangan dan alam, sedangkan warna biru pada bagian bawah mungkin karena warna dari STPB sendiri yang membuat situs tersebut. Tetapi biru disini mencerminkan keintiman dalam koneksi dengan pengunjung situs. Yang disayangkan adalah warna background pada body text yang berwarna putih abu-abuan menghilangkan kesan ketenangan karena warna abu-abu adalah cenderung modern dan kesibukan.
32
Elemen Foto Elemen foto pada situs sparkling Surabaya sebenarnya sudah memiliki estetika yang baik hanya saya penempatan pada kesluruhan layout yang kurang, karena elemen foto adalah elemen utama yang mampu memperlihatkan suasana sesungguhnya di dalam kota Surabaya tersebut. Bila meletakkan elemen ini kurang baik maka tidak bisa menarik perhatian pengunjung dengan daya potensi yang dimiliki kota Surabaya. Yang dirasa kurang adalah scale daripada image tersebut yang terlalu kecil untuk dilihat. Selain itu ada elemen artwork yang menutupi pada bagian banner diatas halaman situs. Juga ada beberapa image photography yang tidak memiliki tone warna yang sama, bila di banner foto memiliki tone hangat tetapi di lain sisi foto yang ditampilkan di sebelah body text sangat jauh berbeda tone warnanya. Art Work Art work memang sudah sesuai dengan sistem grafi logo brand, artwork yang dipakai hanyalah sistem grafis yang tetkesan tidak sunguh-sungguh dalam memakainya dalam elemen layout. Ukuran yang terlalu kecil dan tidak ada esensi khusus dalam penerapannya. Konten Informasi Informasi yang disajikan memang lengkap tetapi tidak efisien, karena situs ini terlalu mengungkap semua informasi yang ada, sehingga seperti sebuah etalase. Tidak bisa menyampaikan informasi yang dirasa bisa menarik perhatian dari wisatawan. Contohnya saja informasi cuaca dan kurs pada kanan digabung dengan iklan. Dari penggunaan space sudah terlihat bahwa hal itu menghabiskan space yang penting, dan informasi yang belum tentu dilihat oleh pengunjung situs. Informasi tentang tempat menginap harusnya bisa dimasukkan dalam pdf yang bisa di download secara lengkap. Bukan semua informasi disertakan sehingga komposisi bodytext menggeser elemen foto yang seharusnya bisa menarik perhatian
33
pengunjung. Bahasa yang dijasikan juga hanya memakai bahasa inggris, dan tak ada opsi untuk memilih bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Hirarki Hirarki pada situs sparkling Surabaya ini membingungkan, karena pada link navigasi utama yang berada pada banner adalah link utamanya yang akan dicari oleh pengunjung situs, tetapi berisi konten informasi yang tidak begitu dicari oleh pengunjung. Di dalam tourist attraction misalnya akan turun lagi menjadi topik shooping experience dan diturunkan lagi menjadi mall yang ada di Surabaya dan pasar tradisional. Tetapi dibawahnya terdapat link lagi yang terdiri dari golf course, family fun, art & culture, Religious Places, night life, Helath & leisure, Heritage, unique destination, beyond Surabaya. Hirarki nya sangat membingungkan, tidak bisa menarik perhatian dari pengunjung asing karena mereka lebih tertarik dengan bangunan bekas kolonial. Navigasi link dibawah bahkan lebih mencolok dibanding dengan link yang berada diatasnya, dan juga lebih mudah dipahami. Berarti di situs ini terjadi dua link yang menuju satu topik yang sama, sehingga menjadi pemborosan space. Search box pada hompage juga tidak berfungsi dengan baik.meskipun posisinya selalu berada di setiap halaman tetapi tidak bisa difungsikan dengan baik. Visual ergonomy Secara keseluruhan tampak bahwa penggunaan space dibuat hanya sebatas di tengah dan memakai sistem scrolldown kebawah. Padahal sebenarnya space yang yang bisa digunakan masih banyak di sisi samping kiri dan kanan, tetapi digunakan sebagai background yang menampilkan motif supergrafis tetapi tidak terlalu jelas berwarna hijau. Pengunjung harus melakukan scrolldown dulu untuk mengetahui informasi yang disajikan. Scroll down membuat lebih rumit dibandingkan dengan melihat satu halaman utuh. Disamping itu juga penggunaan space yang sebatas setengah layar dan memanjang kebawah mengurangi space untuk elemen foto dan body text dan akhirnya kedua elemen itu di korbankan menjadi ukuran yang lebih kecil dan susah dilihat detail terutama pada elemen foto nya. Iklan, informasi
34
cuaca dan informasi kurs di samping kanan juga mengurangi space dari fokus utama informasinya. Kesimpulan Secara keseluruhan website sparklingsurabaya.com ini tidak memiliki elemen yang cukup baik untuk menarik perhatian pengunjung wisatawan. Yang paling kurang adalah hirarki navigasi web dan perencanaan penggunaan space dari keseluruhan situs ini. Yang dirasa boros sehingga mengorbankan elemen lain yang sangat vital dan potensial menarik perhatian pengunjung seperti foto dan artwork.
35
2.2.2 Studi Komparator (a) VisitSingpore.com
Gambar 2.7: situs resmi pariwisata Singapore sumber: visitsingapore.com
Deskripsi singkat Visitsingapore.com merupakan official website yang dibuat oleh Singapore Tourism Board sebagai penunjang brand visit singapore sekaligus menjadi informasi bagi wisatawan yang akan datang berkunjung ke Singapore. Layout web Layout web pada situs ini di dominasi oleh elemen photography pada tampilan awal halaman utamanya. Elemen foto tersebut ditata dengan perbedaan pada besaran / skala dari masing-masing foto. Selain itu terdapat penjelasan diatas foto berupa elemen tipografi
36
berwarna putih agar dapat memberikan info pada link navigasi tersebut. Di bagian paling atas terdapat nvaigasi link utamanya yang mempunyai hirarki sendiri. Tetapi pada elemen fotografi dibawahnya merupakan daya tarik potensial yang dipunyai oleh Singapore, sehingga dibuat lebih mencolok dibanding dengan elemen yang lain. Komposisi yang rapat sangat terlihat sehingga pengunjung situs bagaikan tidak bernapas saat membaca informasi yang disajikan.
Gambar 2.8: Halaman culture & heritage visitsingapore.com sumber :visitsingapore.com/culture&heritage
Elemen Tipografi Memakai font sans serif, tak ada font yang memakai serif ataupun dekoratif, font yang digunakan disesuaikan dengan brand logo dari visit Singapore sendiri. Daya baca yang baik tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar untuk ukuran bodytext. Pada bagian navigasi link dibuat lebih besar agar menonjol dan menarik perhatian pengunjung.
37
Elemen Warna Warna pada situs ini dominan gelap akibat dari pemakaian warna hitam pada background. Pemakaian warna hitam ini mempunyai efek memberikan warna lain lebih kontras, sehingga memberikan efek menarik perhatian seperti lampu. Contohnya terlihat pada logo, navigasi link yang berwarna oranye dan biru, semua tampak lebih menyala dengan background lebih gelap. Kesan yang dicapai menjadi glamour dan mewah. Tetapi saying sekali pada bodytext yang berwarna putih, karena efeknya menjadi negative photo yang membuat capek bagi pembacanya, tetapi bodytext pada situs ini tidak terlalu banyak sehingga tidak pembaca tidak terlalu banyak melakukan kegiatan membaca. Elemen Fotografi
Gambar 2.9: Contoh fotografi dalam situs visitsingapore.com sumber :visitsingapore.com/culture&heritage
Elemen fotografi pada situs ini sangat dominan karena fotografi memiliki daya tarik pada komposisi warna nya. Warna-warna pada fotografi yang disajikan pada situs ini ditingkatkan saturasinya sehingga warna yang timbul lebih cerah dan sangat baik dipadukan dengan latar belakang gelap sehinga warna nya lebih kontras lagi.
38
Konten Informasi Konten informasi pada situs ini sangat lengkap mulai dari penyajian daya tarik wisata yang potensial sampai dengan perencanaan liburan disana. Pembagian informasi yang disajikan sangat baik dimana untuk wisatawan yang belum pernah berkunjung dan sedang menentukan liburan luar negerinya bisa melihat langsung daya tarik potensialnya, sedangkan bagi wisatawan yang sudah pernah datang disediakan pula informasi lengkap di dalam linklink lanjutannya. Hirarki Hirarki pada situs ini bisa dibilang membingungkan, walaupun navigasi utamanya berada pada bagian atas dari situs, tetapi bila di-scrolldown kebawah akan ditemui lebih banyak link-link yang lebih luas lagi. Link-link kecil ini sukar kembali kepada situs sebelumnya. Belum lagi elemen fotografi yang menjadi link yang terhubung ke dalam browse. Pengunjung terlalu diberi banyak pilihan link pada halaman awal sehingga bingung untuk menentukan apa yang ingin dilihat pertama kali. Sebenarnya navigasi link utama hanya dibagi menjadi tiga yaitu experience, browse, dan plan your trip. Terlalu banyak pilihan membingungkan pengunjung situs yang pertama kali datang. Ergonomi visual Penggunaan space pada situs ini di optimalkan dengan memberikan space kosong pada bagian kiri dan kanan layar, efek yang dihasilkan adalah layout terlihat rapat pada bagian tengah sehingga terlihat kokh, tetapi membuat pembaca seakan tidak diberi tempat bernapas saat membaca dan melihat keseluruhan. Font yang berwarna putih membuat capek pembacanya karena memberi efek negatif foto film dan membuat capek pembacanya. Scrolldown pada situs ini juga membuat semakin banyak informasi yang diberikan yang belum tentu pengunjung situs harus membacanya.
39
Kesimpulan Secara keseluruhan situs ini memiliki daya tarik pada elemen fotografinya, tetapi pada penyajian informasi dan hirarki masih membingungkan pembacanya, sebuah situs harus bisa memberikan awalan yang baik pada tampilan -nya. Secara keseluruhan memang menarik perhatian dengan permainan warna tetapi membingungkan untuk mencari informasi, karena terlalu banyak dan padat. (b) www.diesel.com/island Community
Gambar 2.10: Gambar homepage situs www.diesel.com sumber :diesel.com
Keterangan singkat Diesel.com merupakan sebuah situs tetang jeans. Situs ini memang tidak berhubungan langsung dengan pariwisata, tetapi tema yang diangkat pada situs ini adalah liburan di pulau khusus yang bernama Diesel island. Yang membedakan situs ini dengan
40
situs kebanyakan lainnya adalah situs ini memiliki interaktif dan mengemas informasi dalam bentuk yang berbeda. Pada awalan situs akan diputar sebuah video kenapa terdapat sebuah pulau bernama Diesel island, lalu dilanjutkan dengan galeri yang berisi fotografi dan video, selain itu juga terdapat halaman interaktif seperti etalase yang dapat dipilih oleh pengunjung situs untuk menjelajah pulau tersebut. Kesan yang ditampilkan pada situs ini sangat simple dengan memberikan informasi yang diperlukan. Layout Layout situs ini sangat simpel dan sangat didominasi oleh elemen fotografi. Mulai dari background sekaligus menjadi elemen fotografi yang membangun suasana website tersebut. Komposisi diatur sangat baik sehingga bisa memberi ruang yang cukup untuk elemen fotografi yang menjadi fokus utama daya tariknya. Selain itu layout memberikan ruang bernafas untuk pembacanya karena tidak terlalu padat, juga terdapat inset yang membuat layout terasa lebih leluasa dilihat.
Gambar 2.11 : Halaman island pada website diesel.com sumber :diesel.com
41
Elemen Tipografi Tipografi memakai keluarga Serif dan Sans serif. Kesan judul yang memakai Serif menambah kesan lama, dengan anatomi font yang kurus dan langsing bertujuan untuk tidak terlalu menutupi dari elemen fotografi. Elemen Fotografi Fotografi pada situs ini merupakan fokus utama karena mampu memberikan informasi yang jelas sesuai dengan tujuan pembuatan situs ini sebagai etalase produk. Tetapi cara mengemas dari elemen fotografi ini sangat bagus, karena dibuat interaktif. Melihat galeri produk dibuat seperti sedang berjalan-jalan di sebuah pulau dengan bermacam-macam model yang memamerkan produk DIESEL. Tone warna yang sepia seperti keluaran dari kamera lomo atau kamera lama menjadi tren warna foto beberapa tahun ini. Tone warna ini juga memberikan efek hangat dan semangat karena condong kearah merah/coklat. Hasil foto yang tidak terlalu tajam membuat kesan pemberontak sesuai dengan tema awal situs ini. Fotografi memakai medium shot dengan depth of field sempit, karena fokus memang ingin dikonsentrasikan kepada produknya. Konten Informasi Informsi yang disediakan cukup simple, hanya menunjukkan galeri dari produkproduk DIESEL dengan tema DIESEL ISLAND, untuk informasi lebih lanjut diberikan link navigasi yang mengarahkan ke situs lain yang lebih padat informasinya atau bisa langsung di download pdf yangaberisi booklet produk yang sedang dipromosikan. Konten informasi pada situs utamanya sangat mudah dipahami dan tidak membingungkan. Kelengkapan informasi yang lain di topang dengan situs lain atau pdf yang dapat di-download.
42
Gambar 2.12 : Contoh pergerakan interaktif dari halaman situs diesel.com, sumber :diesel.com
Hirarki Situs ini sangat mudah dipahami dimulai dengan awalan yang baik membawa suasana pengunjung untuk tetap tinggal dan mencari tahu lebih lanjut tentang situs tersebut. Selain pembagian utama situs ini hanya terdiri dari 5 navigasi link utama yang tidak terlalu banyak meiliki turunan lagi, sehingga tidak membingungkan pengunjung. Untuk sub navigasinya memberikan arahan menuju keseluruhan galeri produknya dan dimana tempat
43
memesan / membelinya. Hirarki dimulai dari kiri ke kanan memudahkan gaya baca kebanyakan masyarakat. Kesimpulan Situs ini memberikan informasi yang cukup dan mempunyai daya tarik dan inofatif bagi para pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut tetang produk fashion DIESEL. Simpel, inovatif, menarik dan efisien yang ditampilkan keseluruhan pada situs ini.
44
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Judul dan Sub Judul Perancangan Website sebagai media promosi pariwisata kota Surabaya 3.1.1 Definisi judul Perancangan ini dimaksudkan untuk merancang sebuah website beserta seluruh komponen pendukung sebagai media promosi pariwisata Surabaya melalui internet. Penjelasan lebih lanjut akan dibahas pada sub bab berikut. 3.1.2 Definisi Website Sebuah situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja; web site, site) adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) .WWW terdiri dari seluruh situs web yang tersedia kepada publik. Halaman-halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang menjadi "akar" (root), yang disebut homepage (halaman induk; sering diterjemahkan menjadi "beranda", "halaman muka"), dan biasanya disimpan dalam server yang sama. Tidak semua situs web dapat diakses dengan gratis. Beberapa situs web memerlukan pembayaran agar dapat menjadi pelanggan, misalnya, situs-situs berita, layanan surat elektronik (e-mail), dan lain-lain. 3.1.3 Definisi Promosi Promosi merupakan kegiatan komunikasi di mana organisasi penyelenggara pariwisata berusaha mempengaruhi khalayak dari mana penjualan produknya bergantung. Berbagai metode promosi dapat ditempuh oleh pemasar produk pariwisata, sehingga menjadi sangat penting untuk menetapkan tujuan promosi yang hendak dicapai terlebih dahulu42. Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan,
42
Hermawan Kertajaya. 2005. Attracting tourist traders investor : strategi memasarkan daerah di era otonomi. Jakarta: MarkPlus&Co hal 135
45
memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan
tepat alat promosi manakah yang
dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Menurut Basu Swastha DM dan Irawan (1999)43, promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu prodak atau jasa. Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pora calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.44 3.1.4 Definisi Pariwisata Pariwisata merupakan konsep yang sangat multi dimensional, tak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai. Beberapa ahli mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : Definisi pariwisata memang tidak persis sama diantara para ahli, meskipun terdapat variasi batasan ada beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati di dalam batasan pariwisata, batasan tersebut adalah sebagai berikut45 : Mathieson dan Wall (1982) mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama yaitu 46 : 4. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata 5. A static element, yaitu singgah di daerah tujuan 6. A consequential element, atau akibat dari dua hal di atas (khususnya terhadap masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial, dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan. 43
44
Basu Swastha D.H dan Irawan. 2009. Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberty Lamb, Hair, Mc-Daniel, (terjemahan Oetarevia), 2001, Pemasaran, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
45
Prof.Dr.I Gde Pitana, M.Sc, dan I Ketut Surya Diarta,SP.,MA. 2009. Pengantar Ilmu pariwisata.Yogyakarta : Penerbit ANDI hal: 46 46 Mathieson, A. dan Wall, G. 1982. Tourism: Economic, Phisycal and Social Impacts. Harlow: Longman (dikutip dalam Pengantar Ilmu pariwisata, 2009: hal 45)
46
Pariwisata di ibaratkan sebagai jaring laba-laba yang saling terkait dari suatu sistem dengan sistem yang lain dan dari suatu bidang dengan bidang yang lain. Sebagai sebuah sistem yang saling terkait maka pariwisata mempunyai efek saling terkait. Bila terjadi perubahan pada subsistem, maka yang lain akan juga terpengaruh, dan dari semua sistem yang saling berkait itu, wisatawan adalah kunci utama jalannya sistem-sitem yang lain. 3.2 Teknik Sampling 3.2.1 Target Audiens Dalam perancangan ini, target audiens yang dituju adalah: 1. Demografis Jenis Kelamin : Pria dan Wanita Analisa : target audiens pria dan wanita karena keduanya sama-sama mempunyai keampuan untuk menjadi wisatawan Usia : > 19 tahun Analisa : Orang dewasa awal biasanya berusaha menunjukkan kepada orang tuanya dan orang-orang dewasa lainnya bahwa dirinya bukan remaja lagi tetapi sudah sepenuhnya dewasa dengan hak- hak, keistimewaanya, serta tanggung jawab yang menyertainya. Hal ini menyebabkan timbulnya minat akan simbol-simbol yang mengungkapkan kedewasaan. Orang-orang dewasa awal lebih tertarik pada uang karena dapat memenuhi kebutuhan saat ini, daripada fungsi uang untuk hari depan. Orang beranggapan bahwa apabila ia dapat memiliki atau mengerjakan hal-hal yang dimiliki atau dikerjakan oleh orang-orang muda lainnya dari kelompok pilihannya, maka pemilikan atau kegiatan-kegiatan itu akan mempercepat penerimaan dalam kalangan itu
serta
memantapkan kedudukannya. Pada dasarnya, target yang dituju adalah mereka yang berencana untuk melakukan perjalanan wisata dan menyukai untuk berwisata di daerah urban Pekerjaan : segala pekerjaan
47
Analisa : Untuk jenis pekerjaan tidak menjadi pertimbangan dalam penentuan target audiens, penulis lebih mementingkan target audiens yang peduli akan kebutuhan untuk berwisata dan mempunyai budget yang‟cukup‟ untuk memenuhi kebutuhannya, entah itu dari orang tua (bagi yang belum bekerja) ataupun dari penghasilannya bekerja. 3.2.1.1 Populasi Demografi target Audiens : • Unisex ( Pria dan Wanita ) • Usia >19 tahun • Pengeluaran tiap bulan > Rp.1.000.000 • Tinggal di Kota sekitar Jawa timu & luar negeri (Australia, Jepang, Belanda, Jerman, Malaysia, Singapore) • SES B ke atas Psikografis: • Suka akan berwisata • Memiliki perhatian terhadap tempat pariwisata • Memiliki perhatian terhadap trend teknologi • Kebutuhan dalam pencarian informasi • Menyukai Surabaya dan kebudayaannya. • Simple, dan tidak suka kerepotan terutama dalam mencari informasi • Memiliki minat dalam hal baru Minat pribadi yang kuat pada masa remaja masih terbawa pada masa dewasa. Minat pribadi yang kuat dapat menyebabkan seseorang bersifat egosentris. Namun dengan bertambahnya tugas dan tanggung jawab di tempat kerja, di rumah, atau pada masa orang tua,minat egosentris biasanya sedikit demi sedikit berkurang dan minat sosial mulai berkembang. Dari pergaulan inilah nantinya yang akan mempengaruhi perkembangannya. Pada masa dewasa awal, orang-orang tertarik pada uang untuk memenuhi kebutuhannya saat ini, bukan untuk kebutuhan ke depannya. Untuk itulah,kebutuhan akan hiburan, fashion, traveling dan lainlain meningkat pada masa ini.
48
Karakteristik Target Audiens • Mempunyai kebutuhan akan berwisata • Kepedulian terhadap trend terutama internet • Ketertarikan terhadap kota Surabaya dan segala aspeknya. • Peka terhadap hal-hal yang berbau teknologi terutama internet • Mempunyai rasa ingin tahu lebih akan seluk beluk tujuan tempat pariwisatanya 3.2.2 Sampel 3.2.2.1 Jumlah Sampel Jumlah sampel adalah 100 orang yang terdiri dari usia dewasa , yaitu diatas 19 tahun yang tinggal di luar kota Surabaya
3.2.2.2 Teknik Sampling • Jumlah Responden : 100 orang. • Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan. • Usia : > 19 tahun. • Pendidikan : Perguruan tinggi dan sebagian sudah bekerja. 100 sumber kuisioner AIO kepada target segmen 3.3 Jenis Dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan sesuai adalah: 1. Data Primer Berdasarkan kebutuhan yang muncul dalam proses penelitian ini, adapun data primer yang diperoleh berasal dari : a. Kuisioner • Kuisioner 1 terhadap 100 responden sampel berusia remaja dan dewasa untuk mengerucutkan dan menampung pendapat responden mengenai masalah-masalah apa saja
49
yang muncul di dalam pariwista Kota Surabaya dan pengetahuan tentang media promosi yang telah dilakukan pemerintah Kota Surabaya. • Kuisioner 2 mengenai AIO terhadap 100 target segmen berusia >19 tahun untuk mengetahui segala
sesuatu yang mendukung tugas perancangan dari sisi gaya hidup
responden dan minatnya. Kuisioner 3 terhadap 100 responden berusia > 19 tahun berdasar pasar untuk mengetahui kriteria perancangan website dari kecenderungan pasar untuk memilih elemen-elemen dalam website yang menarik.
b. Depth Interview • Wawancara dengan Bapak Arianto selaku kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Untuk mengetahui perkembangan pariwisata kota Surabaya, target segmen, promosi yang sudah dilakukan, dan masalah yang dihadapi oleh bagian promosi.. • Wawancara dengan Cak Rizki Aprilian sebagai wakil 2 Cak Ning Kota Surabaya Untuk mengetahui masalah yang dihadapi Surabaya Tourism Promotion Board (STPB), dan media promosi apa saja yang telah dikeluarkan oleh STPB, dan masalah promosi yang dihadapi. Wawancara dengan Mahardhika August sebagai Officer TIC Kota Surabaya. Untuk mengetahui perkembangan pariwisata dan permasalahan yang dihadapi pariwisata kota Surabaya, serta untuk mengetahui lebih lanjut wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Surabaya. 2. Data Sekunder a. Buku Literatur Data yang berasal dari literatur dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian mengenai pariwisata ini. Adapun buku yang digunakan adalah segala buku mengenai pariwisata, media promosi, Komunikasi, GUI, estetika, psikologi warna, desain web
50
(layout, font, warna, foto) dan elemennya, buku-buku yang berhubungan dengan kota Surabaya b. Media massa cetak ( surat kabar, majalah ) & artikel berita internet Data penunjang berasal dari artikel yang berada di media massa cetak maupun artikel dari internet, c. Jurnal desain Data yang berasal dari jurnal desain dapat dijadikan bahan untuk penyusunan studi pustaka, adapun jurnal desain yang diambil adalah jurnal desain yang membahas tentang website dan elemen-elemen desain. d. Observasi perkembangan Pariwisata di Surabaya untuk studi eksisting. Observasi dengan mendatangi Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) seperti Mall, Monkasel, House Of Sampoerna dan pusat kantor TIC (Tourist Information Center).untuk mengetahui karakteristik pengunjung kota Surabaya dan untuk mengetahui perkembangan sarana, prasarana dan pelayanan yang ada. 3.3.2 Sumber Data Berikut ini merupakan sumber data dimana peneliti mendapatkan informasi untuk perancangan Website Sebagai media Promosi pariwisata kota Surabaya: 3.3.2.1 Data primer Berdasarkan kebutuhan yang muncul dalam proses penelitian ini, adapun data primer yang kami peroleh berasal dari: Kuisioner a. Kuisioner 1 terhadap 100 responden sample remaja dan dewasa dengan usia diatas 19 tahun, disebarkan di :
Taman Bungkul Surabaya, di Jl. Raya Darmo
Balai Pemuda Kota Surabaya, di Jl. Pemuda
Tugu pahlawan
Kebun Binatang Surabaya
Tunjungan plasa
51
b. Kuisioner 2 terhadap 100 responden sample remaja dan dewasa dengan usia diatas 19 tahun, disebarkan di :
Taman Bungkul Surabaya, di Jl. Raya Darmo
Balai Pemuda Kota Surabaya, di Jl. Pemuda
Tugu pahlawan
Kebun Binatang Surabaya
Despro ITS
2. Depth Interview
Wawancara dengan Ibu Inusyamsiah selaku Kasi Bidang promosi Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya yang bertempat di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Jl. Adityawarman pada tanggal 29 Maret 2011 jam 10.36
Gambar 3.1 Kepala Seksi Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya,Ibu Inusyamsiah
Wawancara Dengan Bapak Arianto selaku Kepala Bidang Promosi Disbudpar Kota Surabaya yang bertempat di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Jl. Adityawarman pada 01 April 2011 pukul 07.00
52
Gambar 3.2 Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya,Bapak Arianto
Wawancara Dengan Mahardhika August selaku Officer Tourist Infromation Center Kota Surabaya yang bertempat di balai pemuda Kota Surabaya Jl. Pemuda pada 6 mei jam 10.45
Gambar 3.3 Officer Tourist Information Center Kota Surabaya,Mahardhika August
Wawancara Dengan Cak Rizki Aprilian selaku wakil 2 Cak Surabaya tahun 2009 Kota Surabaya yang bertempat di balai pemuda Kota Surabaya Jl. Pemuda pada 6 mei jam 11.00
53
Gambar 3.4 Cak Surabaya
Rizki Aprilian, sebagai wakil 2 cak Surabaya tahun 2009
3.3.2.2 Data Sekunder
Studi literatur tentang pariwisata kota Surabaya yang didapat dari peminjaman buku di Perpustakaan daerah Jawa Timur, JL. Manyar Pumpungan 32 Surabaya Studi literatur tentang elemen desain.
Studi literatur tentang elemen desain yang didapat dari peminjaman buku di perpustakaan kampus Desain Produk ITS, teman dan beberapa merupakan koleksi pribadi peneliti.
Data dari internet berupa artikel berita yang diakses mulai bulan September 2010, berupa observasi perkembangan Pariwisata kota Surabaya. Selain itu juga untuk pengunduhan jurnal desain yang didapat dari digital library kampus Desain UK Petra Surabaya dan Ineternational Journal Design.
Observasi perkembangan pariwisata Kota Surabaya dan pencarian eksisting website yang menarik melalui TheFwa.com (Favorite Website Award) untuk studi eksisting, kompetitor dan komparator, mulai bulan Februari 2011.
54
Bagan 3.1 Kerangka Berpikir
55
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
56
BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1 Gambaran umum Pariwisata merupakan elemen yang penting dalam pembangunan suatu daerah, pariwisata memiliki kemampuan untuk menggerakkan roda perekonomian suatu daerah. Bahkan menurut bapak Ari sebagai kepala bagian promosi pariwisata Kota Surabaya mengatakan bahwa pariwisata mampu mengentaskan kemiskinan. Hal ini memang tidak sekedar suatu wacana saja tetapi dalam kenyataannya pariwisata memang saling berkaitan antara satu bidang dengan bidang yang lain, dan kuncinya adalah pada para pengunjung yang datang pada suatu daerah tersebut. Pengunjung yang datang pada suatu daerah tertentu mempunyai kebutuhan yang harus dipuaskan seperti tempat menginap, makan dan minum, transportasi, berbelanja, dan lain-lain, dengan begitu munculah suatu permintaan terhadap suatu daerah untuk menyediakan penawaran kepada pengunjung tersebut seperti hotel, rumah makan, taksi, toko-toko dan berarti juga penyerapan tenaga kerja penduduk lokal. Sehingga bisa dikatakan bahwa pariwisata mampu untuk memberikan kesejahteraan kepada masyrakat di suatu daerah bila dikelola dengan baik. Surabaya memiliki potensi dalam memberikan daya tarik bagi calon pengunjung luar negeri maupun dalam negeri. Surabaya memang kurang memiliki potensi daya tarik wisata alam seperti pegunungan maupun pantai, tetapi potensi yang dimiliki Surabaya dalam menarik pengunjung asing adalah gedung-gedung peninggalan kolonial yang masih sesuai aslinya dan ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah setempat.Gedung peninggalan kolonial ini memberikan daya tarik tersendiri terutama oleh pengunjung dari Negara belanda yang biasanya melakukan napak tilas ke Surabaya untuk mengenang maupun mengenal lebih jauh peradaban kolonial nenek moyangnya. Selain itu Surabaya memiliki letak strategis dan mudah dijangkau dari daerah manapun, letak Surabaya yang diapit oleh Yogyakarta, probolinggo (bromo), dan Bali menjadi tempat transit bagi turis asing yang ingin melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah tersebut. Bagi pengunjung dalam negeri, Surabaya memiliki daya tarik dalam bidang jasa dan perdagangannya, seperti mall dan tempat-tempat
57
grosir, tempat makan yang lengkap dan terjangkau. Diantara semuanya Surabaya memiliki keunggulan dalam banyaknya taman yang di perhatikan dengan baik oleh pemerintah daerah, dan Surabaya tidak sepadat kota Jakarta. Kenyamanan Surabaya masih bisa dirasakan walaupun Surabaya adalah kota modern dan terbesar kedua di Indonesia. Pada perancangan website sebagai media promosi pariwista Kota Surabaya ini, penulis bermaksud untuk membuat website yang mampu mempresentasikan kota Surabaya sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki informasi yang lengkap. Ada beberapa hal yang mendasari penulis untuk membuat penelitian ini, yaitu semakin bertambah nya jumlah pengunjung wisatawan asing maupun domestik, namun tetapi walaupun mengalami kenaikan, jumlah pengunjung masih dibawah target capaian khusus untuk wisatawan asing. Informasi yang tidak lengkap, kurang detail , dan kurang menarik menjadi penyebab datangnya pengunjung kurang maksimal. Oleh sebab itu perancangan media promosi ini diharapkan bisa menambah informasi yang belum diketahui oleh pengunjung dan meningkatkan jumlah pengunjung terutama pada obyek daya tarik wisata yang memiliki potensial tetapi belum maksimum menerima kunjungan tamu. 4.2 Deskripsi Perancangan Untuk proses pengerjaan desain, elemen layout, foto dan konten informasi akan menyesuaikan dengan hasil kuesioner, buku literature dan stakeholder yang berasal dari pemerintah daerah Kota Surabaya khususnya DInas pariwisata dan Kebudayaan Surabaya.. penyesuaian itu bertujuan untuk mengetahui selera pasar yang sesuai dengan target audiens,dan untuk mencari tahu konten informasi yang mampu menarik perhatian calon pengunjung. Kemudian ditampilkan dalam bentuk visual melalui media website 1. Komposisi elemen-elelemen visual website menentukan bentukan layout dengan komposisi yang disukai oleh target segemen dan mampu menjawab rumusan masalah yang telah ditulis pada awal bab : ada beberapa pengkategorian komposisi elemen layout pada suatu web yaitu : komposisi web dengan image fotografi dan teks yang hampir sama, komposisi gambar fotografi yang lebih mendominasi daripada teks, komposisi teks yang lebih banyak daripada gambar.
58
2. Fotografi Fotografi berfungsi sebagai teaser kepada audiens sehingga bisa memberikan tangybility kepada calon pengunjung, apa yang akan didapatkannya bila akan berkunjung ke suatu tempat. Image fotografi bisa memberikan view yang sebenarnya kepada calon pengunjung. Tone warna pada suatu image fotografi berfungsi memberikan kesan yang diinginkan seperti kesan dramatis, kuno, modern, noir, dan sebagainya 3. Elemen visual Elemen visual memberikan bantuan kejelasan kepada elemen lain dan juga mepunyai fungsi untuk memberikan daya tarik dan kesan keseluruhan pada suatu website. Elemen visual bisa terbentuk melalui bentukan simpel hingga rumit, dengan warna-warna yang berbeda bisa menciptakan suasana keseluruhan suatu web hingga menarik perhatian calon pengunjung. 4. Font Pemilihan font yang paling diminati oleh target segmen, Font dalam website diklasifikasikan menjadi font serif, sans serif, hand writing, dan dekoratif. Font yang memiliki daya baca tinggi adalah font sans serif dan lebih terlihat modern, sedangkan font sans serif, dekoratif dan handwriting mencuri perhatian lebih baik bila menjadi Heading. 5. Hirarki Hirarki suatu website adalah hal yang sangat penting dalam suatu website karena memiliki fungsi untuk memberikan kenyamanan kepada audiens dalam menjelajah suatu website, dengan hirarki yang rumit dan membingungkan audiens maka ketidak nyamanan dan akhirnya audiens tidak akan berlama-lama dan segera meninggalkan website tersebut, efek jangka panjangnya adalah audiens tidak akan membuka lagi situs tersebut. 6. Multimedia Era website saat ini akan berubah dari web berbasis html maupun php menjadi web yang lebih bersifat interaktif dengan multimedia di dalamnya. Pengunjung situs lebih diberikan pengalaman ke indera lannya agar bisa lebih menarik perhatian dan memberikan informasi yang lebih lengkap dan jelas.nantinya selera
59
pasar akan memberikan keputusan akan dipakai atau tidaknya multimedia ini pada perancangan. 7. Fitur interaktif Website telah berkembang dari html based menjadi flash based yang memiliki fitur interaktif dan lebih mampu menarik perhatian pengunjung situs, interaktif memiliki daya tarik kepada pengujung situs, fitur ini nantinya akan berdasar pada maping yang telah dilakukan peneliti dan juga berdasar selera pasar yang diketahui melalui kuisioner.
4.3 Penelusuran Masalah Kota Surabaya telah banyak berubah menjadi lebih nyaman dan menjadi tempat tujuan wisata bagi para calon wisatawan. Hal ini bisa terjadi karena fasilitas yang ada sudah semakin baik dan keadaan kota telah dibuat menjadi lebih nyaman bagi wisatawan yang berkunjung, hal Ini juga didukung oleh tekad pemerintah. Terbukti bahwa kunjungan wisatawan yang datang ke Surabaya semakin naik setiap tahunnya, tetapi bila dibandingkan dengan Jakarta yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kota Surabaya, ternyata kota Surabaya masih di bawah nya, Selain itu juga banyak tempat Obyek daya tarik wisata yang berpotensi menyedot pengunjung masih sepi pengunjung. Dalam perancangan ini penulis menemukan permasalah dalam ranah desain, yang pada intinya adalah naiknya pengunjung membuat media yang menyertainya sudah tidak sanggup untuk mempresentasikan secara optimal daya tarik obyek daya tarik wisata Surabaya yang berpotensi untuk menarik pengunjung. Menurut hasil penelusuran masalah pariwisata melalui kuisioner, wawancara dan pencarian data sekunder terdapat beberapa masalah yaitu :
31% responden menjawab informasi mengenai tempat-tempat yang menarik kurang
31% responden menjawab promosi pariwisata Kota Surabaya kurang menarik.
Menurut RPJM kota Surabaya bagian pariwisata sub bagian tantangan dan masalah juga menyatakan belum optimalnya usaha promosi seni, budaya
60
lokal dan pariwisata. terbatasnya akses informasi even seni, budaya lokal dan pariwisata.
Menurut hasil wawancara dengan Officer TIC Mahardhika August juga menyatakan bahwa masalah terbesar pariwisata kota Surabaya pada promosi yang kurang lengkap dan kurang menarik.
Website pariwisata resmi kota Surabaya (sparklingsurabaya.com) ternyata tidak banyak memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung Kota Surabaya, berdasar hasil kuisioner dan wawancara mendalam penulusuran masalah pada media promosi pariwisata kota Surabaya menyatakan bahwa :
53% dari 100 orang responden pengunjung kota Surabaya tidak pernah membuka situs tersebut.
62% responden menyatakan tampilan situs tersebut masih belum menarik perhatian
Pernyataan dari Kepala Bidang dan Kasi Promosi DISBUPAR Kota Surabaya juga menyatakan bahwa tampilan dan kelengkapan isinya masih kurang.
Kenyataan nya situs website sparklingsurabaya.com tersebut tidak pernah mengalami update, dan menampilkan informasi yang tidak begitu dibutuhkan pengunjung, selain itu tampilan website yang kurang menarik perhatian pengunjung. Berdasarkan Riset kuisioner kegiatan waktu luang menyatakan bahwa kegiatan yang sering dilakukan adalah ber-internet, sehingga bila menyasar target segmen yang diinginkan akan lebih mengena bila melalui interet salah satunya adalah website. 4.4 Target Audiens Dalam merancang website yang mampu memberikan informasi yang lengkap serta menarik perhatian calon pengunjung potensial kota Surabaya. Target segmen yang dituju adalah dewasa awal dan akhir, dengan kriteria umur diatas 19 tahun baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri. Website ini ditujukan untuk dewasa yang tertarik untuk menjelajahi dan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan Kota Surabaya.
61
4.4.1 Segmentasi a. Demografis -
Usia
: diatas 19 tahun
-
Jenis Kelamin
: Laki-laki dan perempuan
-
Pendidikan : SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat,
-
Pengeluaran
-
Kelas sosial : SES B hingga A
: > 1.000.000 per bulan
b. Geografis Dalam perancangan website pariwisata kota Surabaya ini target yang utama adalah calon wisatawan mancaneara dan luar kota, target sekunder adalah masyarakat kota Surabaya sendiri. c. Psikografis -
Mempunyai keinginan berlibur di daerah yang tidak biasa dikunjungi
-
Memiliki ketertarikan terhadap kota Surabaya
-
Rasa haus akan informasi yang tinggi
-
Mempunyai keinginan berbelanja yang tinggi
-
Suka dengan keteraturan
-
Suka dengan peninggalan sejarah Dari segi psikografis, target audiens yang ditetapkan sedang berada dalam tahap
mencapai sebuah kematangan diri, dimana mereka bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dan menentukan pilihannya sendiri. Selain itu, audiens juga tergolong perduli dengan nilai historis pada perkembangan peradaban. Target audiens juga mempertimbangkan harga sebelum menentukan keputusannya. d. Karakteristik audiens tabel 4.1 Komposisi pengunjung Mancanegara di Surabaya
62
Australia Belanda
33 122
Belgia Inggris Italia
11 26 11
Jepang
36
Jerman Kanada
45 13
Malaysia Prancis
67 52
Singapura spanyol
14 15
Swedia Switzerland USA
10 12 19
Karakteristik Wisatawan Belanda Orang Belanda terkenal dengan pelitnya, tetapi bila dilihat lebih lanjut ternyata mereka tidak pelit tetapi lebih cenderung hemat dan perhitungan. Banyak idiom asing yang menyatakan bahwa istilah dutch itu untuk pelit, contohnya “I will give you a Dutch treat” yang berarti untuk bayar sendiri-sendiri. Bagi orang Belanda sendiri mereka adalah orangorang yang sangat perhitungan dan teratur dengan agenda yang selalu terjadwal dengan baik bahkan dalam pengeluaran kebutuhan, maka dari itu mereka cenderung hemat. Ada beberapa karakteristik lain tentang orang belanda : Secara umum, karakteristik orang Belanda adalah:
"Straightforward": mereka tidak sungkan-sungkan mengatakan opininya.
Kritis akan keadaan sekitar: cenderung suka komplain.
Suka membantu.
Cenderung tertutup (tidak ekstrovert): kecuali jika kita sudah kenal dekat dengan mereka. Jangan salah artikan jika mereka terkesan tidak ramah dengan kita
Individualistis:
berbeda
dengan
budaya
Indonesia
yang
cenderung
‟keroyokan‟.
Optimis dan pekerja keras: selalu mengutamakan persaingan
Tepat waktu: perlu diperhatikan karena budaya Indonesia yang cenderung "lelet". Mereka sangat menghargai waktu. Patut diperhatikan jika membuat janji dengan orang Belanda.
63
Sangat teratur: agenda selalu ada di tangan. Janji selalu ditepati.
"Work hard play hard": mereka sangat mengutamakan waktu luang saat weekend.
Menghargai orang lain: hormat terhadap orang lain, respektif terhadap pekerjaan orang lain.
Berikut ini adalah beberapa kebiasaan menarik dari masyarakat Belanda dan Rotterdam khususnya:
Menggunakan sepeda sebagai alat transportasi utama, baik di desa maupun di kota.
Makanan umum dan sehari hari masyarakat Belanda adalah: "patat" (kentang goreng), roti isi, "stampot" (kentang mash dengan daging dan brokoli), aneka macam snack seperti pastel, risoles, frikandel.
Hampir semua masyarakat Belanda (utamanya dari generasi muda) dapat berbicara bahasa Inggris.
Memulai percakapan dengan orang Belanda, Mulailah dengan topik tentang cuaca
Karakteristik Wisatawan Australia Australia dengan populasi penduduk sebesar 20.264.082 jiwa, diperkirakan sejumlah 4.802.000 warga Australia melakukan perjalanan ke negara lain pada tahun 2005. Destinasi yang umumnya dikunjungi oleh warga Australia antara lain New Zealand, Inggris Raya, dan Amerika Serikat. Periode perjalanan musim liburan yang dilakukan yaitu pada bulan September " Desember. Rata-rata lama kunjungan di negara tujuan berkisar antara 16-30 hari. Negara-negara di Asia dikunjungi oleh 35% dari jumlah wisatawan Australia. Dalam hal ini Indonesia menempati urutan pertama dalam menerima kunjungan wisatawan Australia dengan jumlah kunjungan ke pulau Bali sebesar 357.000 wisatawan pada tahun 2005. Karakteristik wisatawan Australia cukup berpendidikan (latar belakang perguruan tinggi), tingkat sosial-ekonomi yang cukup tinggi ( penghasilan rata-rata A$50.000 per tahun), dan merupakan pengguna komputer dan internet (66% di rumah dan 54% di sekolah atau kantor). Lebih jauh lagi, aktivitas wisata yang diminati wisatawan Australia antara lain belanja, mengunjungi kerabat, rekreasi, tour dalam kota dan situs-situs bersejarah. Studi ini
64
menemukan bahwa wisatawan Australia sangat menginginkan perjalanan wisata dimana mereka dapat merasakan originalitas budaya setempat. Karakteristik Wisatawan China Cina memiliki populasi mencapai 1,3 miliar jiwa. Pada tahun 2005, sebanyak 31 juta perjalanan ke luar negeri dilakukan oleh masyarakat Cina, dimana Cina adalah negara yang mengalami pertumbuhan wisatawan outbound terbesar di Asia. Wisatawan Cina cenderung beriwisata secara berkelompok dengan jumlah individu yang tidak kurang dari 3 dalam suatu kelompok. Selain itu, tur yang mereka jalani juga harus dikelola oleh Biro Perjalanan Wisata yang telah terdaftar secara hukum. Pada akhir tahun 2005, lebih dari 111 juta penduduk Cina sudah mengenal internet dan mencari informasi mengenai destinasi wisata melalui situs web yang menggunakan bahasa Cina yang dianggap lebih memudahkan mereka. Wisatawan Cina juga berpedoman pada ADS (Approved Destination Status) dalam menentukan negara tujuan wisatanya. Karakteristik Wisatawan Hongkong Hongkong memiliki sekitar 6,9 juta jiwa populasi. Sekitar 29% masyarakat Hongkong memiliki pendapatan rata-rata sebesar US$ 46.500 per tahun, dan 19% memiliki pendapatan rata-rata sebesar US$ 30.000. Kedua kelas masyarakat tersebut merupakan pasar potensial sebagai wisatawan outbound. Sekitar 3,5 juta perjalanan dilakukan oleh wisatawanwisatawan Hongkong menuju ke Cina untuk aktivitas wisata perjudian. Asia selatan dan tenggara juga termasuk destinasi populer bagi wisatawan Hongkong selain Asia Utara, Eropa, Amerika, Australia dan New Zealand. Wisatawan Hongkong melakukan perjalanan menuju destinasi Asia lainnya dengan durasi tinggal yang relatif singkat (tidak lebih dari lima hari). Karakteristik Wisatawan India India memiliki populasi penduduk sebanyak 1,1 miliar (16,7% dari populasi manusia di dunia). Perkembangan wisata outbound mencapai 15-20% per tahun. Terdapat lebih dari 28 juta warga India yang memiliki pasport sebagai wisatawan potensial. Profil wisatawan India sekarang ini lebih mengarah kepada grup keluarga dengan tujuan rekreasi keluarga
65
yang memiliki tingkat kesulitan yang rendah. Selain itu wisata konvensi menjadi salah satu bentuk aktivitas wisata potensial untuk dipasarkan bagi masyarakat India. Karakteristik Wisatawan Jepang Populasi penduduk Jepang berkisar antara 126 juta jiwa. Jepang memiliki pendapatan per kapita tertinggi di antara negara Asia lainnya yaitu sebesar US$ 34.189. Jepang memiliki 66 internasional airlines dengan tujuan ke berbagai negara di Asia. Motivasi perjalanan masyarakat Jepang lebih didominasi pada aktivitas wisata dan bisnis. Agustus dan September adalah periode wisata outbound tertinggi di Jepang. Masyarakat Jepang terbiasa akan standar higienis yang tinggi dengan lingkungan yang bersih. Selain itu, jenis makanan tradisional dan spa-therapy di Asia juga merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan Jepang. Lima atraksi wisata yang paling digemari wisatawan Jepang pada umumnya adalah keindahan alam, wisata belanja, kunjungan kebudayaan dan situs bersejarah, kunjungan museum, dan pameran kesenian. Karakteristik Wisatawan Korea Selatan Masyarakat Korea berjumlah sebanyak 48,8 juta jiwa, dimana 87% diantaranya hidup di daerah perkotaan. Kecenderungan masyarakat Korea untuk berwisata ke luar negeri disebabkan karena adanya peningkatan masa libur dan penyempitan masa kerja. Destinasi wisata yang sangat diminati masyarakat Korea pada umumnya adalah Cina(2.960.642), Jepang (1.739.424), Thailand (661.779), Philipina (481.397), dan Hongkong (344.393). Pemandangan alam dan keindahan budaya termasuk motivasi wisatawan Korea untuk mengunjungi negara-negara destinasi. Angka rata-rata durasi perjalanan wisata wisatawan Korea ke luar negeri adalah 8,8 hari, dimana 60% wisatawan Korea membeli paket wisata yang ditawarkan oleh BPW setempat. Secara umum perbandingan budaya barat dengan timur adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 : Perbedaan karakteristik wisatawan mancanegara dan domestik
66
Komposisi pengunjung Domestik potensial di Surabaya Tabel 4.3 : Komposisi pengunjung domestik di Surabaya
Bali
8
Bandung
15
Jakarta
63
Madura
1
Mojokerto
4
Sidoarjo
17
Surakarta
10
Yogyakarta
13
Lampung
11
Balikpapan
4
Kesimpulan Karakteristik Wisatawan Di Surabaya -
Mempunyai ketertarikan pada sejarah, ingin mengetahui lebih lanjut tentang sejarah terutama kolonialisme di asia tenggara. Haus akan informasi dan ingin melihat secara langsung bekas kolonialisme di Indonesia terutama jawa
-
Menyukai tujuan wisata yang jarang didatangi sebagai tempat pariwisata.
-
Menyukai berbelanja sebagai sarana hiburan, dan menyenangkan diri. Mengutamakan harga dan suka bersusah payah untuk mendapatkan harga termurah.
-
Suka dengan hal-hal yang sudah teratur dan tersedia,
-
Melakukan kegiatan bisnis dan berwisata dalam satu paket.kegiatan.
-
Wisatawan asing yang sedang melancong di Indonesia dan transit di Surabaya.
-
Suka untuk menjelajahi dan mencari tahu sendiri tempat yang menarik.
67
4.5 Konsep Desain 4.5.1
Audiens Demografis Usia : - > 19 tahun Pendidikan : - SD – SMP - SMA Jenis kelamin Responden - Laki-Laki. - Perempuan. Geografis - Bertempat tinggal di Surabaya dan sekitarnya (target sekunder). - Bertempat tinggal di luar Surabaya atau Indonesia (target primer) SES Kelas menengah hingga atas (SES B – SES A)
4.5.2 Produk / jasa Produk yang dihasilkan nantinya adalah sebuah website yang elemen-elemen di dalamnya dinilai mampu memberikan informasi yang lengkap dan menarik untuk target segmen dewasa usia diatas 19 tahun, dari segi tone penyampaian pesan dan elemen-elemen yang dikandungnya. Akan dibuat konten informasi tentang daya tarik pariwisata di kota Surabaya dalam perancangan ini dan dikemas menjadi satu website yang menyediakan informasi kepada calon pengunjung. selain itu sebagai strategi media maka akan dibuat sub website yang berisi informasi yang lengkap dan di link pada tempat-tempat pariwisata dengan sistem QR code. 4.5.3 Positioning Website ini nantinya akan dibuat berbeda dari kompetitor nya seperti website dari Jakarta dan singapura. Dengan teknik website flash based dengan interaktif yang akan
68
memberikan pengalaman berbeda dalam mencari informasi tentang pariwisata.
Meskipun
dalam karakteristik sebuah kota antara Surabaya – Jakarta – Singapura adalah sebagai pusat perbelanjaan dan modernitas, Surabaya memiliki perbedaan dalam penataan kota antara gedung bertingkat, jalan layang, dan gedung-gedung Kuno peninggalan sejarah. sehingga terlihat komposisi yang menarik antara modernitas dan heritage, selain itu Surabaya dikenal dengan etalase budaya Jawa Timur dimana artinya budaya-budaya yang berada di Jawa Timur seperti ludruk, Reog, karapan sapi dapat ditemukan di Surabaya tetapi hanya sebagai sekilas seperti melihat sebuah etalase. 4.5.4 Unique Selling Point Keunikan website ini adalah berasal dari konten dan tampilannya yaitu pariwisata Kota Surabaya adalah sebagai suatu kota modern tetapi di dalamnya memiliki heritage kuno yang masih ada hingga saat ini seperti gedung-gedung bekas peninggalan kolonial dan bukti peperangan 10 Nopember. Surabaya tidak hanya memiliki suatu pusat perdagangan dan jasa seperti pusat perbelanjaan dan MICE, tetapi juga tempat-tempat yang menarik yang bila di jelajahi lebih lanjut akan menemukan tempat maupun kuliner yang menarik. Surabaya juga berbeda diantara Jakarta yang penuh dengan gedung bertingkat modern, macet, dan polusinya, serta tata letak ruang kota yang masih lebih baik di Surabaya. 4.5.5 Visi Dapat mempresentasikan tempat-tempat potensial pariwisata di Surabaya dalam sebuah Website yang sesuai dengan target segmen yaitu calon pengunjung kota Surabaya, serta mampu memberikan informasi yang lengkap dan menarik bagi calon pengunjung kota surabaya 4.5.6 Misi
Merancang sebuah website yang menarik bagi calon pengunjung kota Surabaya
Menampilkan pariwisata kota Surabaya dalam suatu bentuk baru penyampaian informasi melalui website
Mentreatment ulang website yang telah ada maupun yang belum agar menambah attensi masyarakat terhadap pariwisata kota Surabaya
69
Menunjukkan citra baru kota Surabaya dalam dimensi pariwisata.
Memberikan pengalaman berbeda dalam mencari informasi di dalam website
4.5.7 User need
Dibutuhkan informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan penampilan kesenian budaya seperti karapan sapi dan Reog Ponorogo47. Karena informasi jadwal kurang bagi pengunjung.
Dibutuhkan foto yang menunjukan tempat wisata.
Informasi tentang tempat pariwisata di dalam kota, dan informasi tentang event acara yang rutin.
Dibutuhkan informasi tentang transportasi menuju tempat obyek yang menarik.
Dibutuhkan list lengkap tentang penyedia akomodasi di Surabaya, yang berisi alamat, jam, akses dan nomor telepon.
Calon wisatawan dari berbagai negara asal perlu diberikan informasi yang lengkap terutama tentang aksesibilitas, sarana dan prasarana pariwisata, serta objek dan daya tarik wisata yang dapat dilakukan (something to do), dapat dilihat (something to see), dan dapat dibeli (something to buy).
47
Berasal dari data Pengunjung TIC bulan Juni 2010
70
4.6 Keyword
71
4.6.1 Makna Denotasi Keyword pada perancangan ini dibagi menjadi tiga bagian yang saling terkait, dengan disatukan dengan symbol E.X.P dimana maksudnya adalah tiga huruf tersebut merupakan 3 bagian yang saling berkaitan, 3 bagian itu antara lain adalah : a. Explore : Kata Exploration dalam bahasa Indonesia adalah eksplorasi atau penjelajahan, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan) dan kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. b. Extra Ordinary menurut kamus Oxford dictionary extraordinary adalah : Very unusual or remarkable. Extra Ordinary bila dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai tempat yang tidak biasa dan memukau. c. Experience Menurut Kamus Oxford Dictionary experience adalah : Practical contact with and observation of facts or events, yang berarti kegiatan praktis melalui observasi terhadap suatu fakta atau event. Dalam bahasa Indonesia berarti experience adalah pengalaman sehingga bisa dimaksudkan sebagai pengalaman baru. 4.6.2 Makna Konotasi a.Explore Exploration atau eksplorasi dalam bahasa Indonesia disini memiliki makna sebagai berikut kota Surabaya memiliki banyak tempat menarik yang belum dapat informasi yang tersedia, Tempat-tempat itu dibutuhkan usaha untuk menjelajahi atau dalam bahasa Suroboyoan adalah “Blakrakan”, sehingga akan menemukan tempat-tempat yang menarik seperti itu
72
b. Extra Ordinary Tempat yang luar biasa atau tidak biasa, Surabaya memang tidak memiliki wisata alam yang dapat diandalkan, tetapi kota Surabaya memiliki potensi pariwisata buatan dan sejarah yang berkembang menjadi satu. karena Surabaya adalah kota jasa dan perdagangan modern yang memiliki bangunan-bangunan bertingkat yang tinggi menjulang tetapi di lain sisi terdapat banyak bangunan Kuno dan budaya yang masih terjaga keasliannya dan masih dipergunakan hingga saat ini.. Surabaya mengalami perkembangan pariwisata yang saling berkembang antara sejarah Kuno dan Modern tanpa saling merugikan. Selain itu Surabaya juga menyandang sebagai kota Pahlawan dimana perang 10 Nopember pernah terjadi, sejarah yang terukir ini menjadi potensi pariwisata bagi wisatawan mancanegara untuk terus mengenang pertempuran kemerdekaan antara Negara terjajah dengan Negara-negara kolonial. c. Experience Dengan berbagai keunggulan potensi pariwisata kota diatas para calon wisatawan yang akan datang berkunjung di janjikan akan mendapatkan sebuah pengalaman berwisata di dalam kota yang baru. Secara artian kota Surabaya memiliki positioning yang berbeda dengan Jakarta maupun Singapura. kota Kuno-Modern yang mempunyai banyak tempat-tempat menarik yang belum di ekspose sebelumnya. 4.7 Kriteria Desain 4.7.1 Bagan Kriteria Desain
73
Bagan 4.2 Kriteria desain sumber : Brainstorming
74
4.7.2 Penjabaran kriteria Desain Dari bagan kriteria desain tersebut, dapat kita ambil inti dari perancangan bertujuan membuat website pariwisata Kota Surabaya yang mampu merepresentasikan pariwisata di Surabaya untuk target segmen dewasa yang terdiri dari beberapa elemen, yaitu : (a) Komposisi layout Komposisi layout hasil dari kuisioner kriteria desain yang telah disebar menyimpulkan yang lebih menarik bagi pasar adalah layout seperti berikut :
Gambar 4.1 Elemen Website sumber : Brainstorming
Layout yang komposisinya lebih di dominasi dengan image fotografi dengan keterangan secukupnya.selain itu menurut pasar, website yang nyaman adalah website yang tidak mempunyai scroll down.atau hanya terdiri satu halaman saja. (b) Hirarki dan arsitektur informasi Menurut kajian literatur yang dilakukan hirarki yang baik adalah yang mempunyai navigasi yang mudah dimengerti dan tidak membingungkan oleh user. dengan pilihan navigasi yang tidak terlalu banyak maka akan memberikan kemudahan bagi user untuk memilih dan menjelajah suatu website.
75
“ Halaman ini sengaja dikosongkan ”
76
(c) Elemen Visual Elemen visual disini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
Elemen fotografi
Elemen tone warna fotografi
Elemen grafis
Elemen heading Font
Elemen font Body text
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti ada beberapa kriteria yang di nilai menarik oleh pasar I.
Elemen fotografi yang dinilai menarik untuk pariwisata adalah Jenis fotografi yang memakai Tone warna Normal
Gambar 4.2 elemen fotografi dengan tone warna normal sumber : Brainstorming
77
Selain itu untuk menunjukkan kata kunci experience dibutuhkan fotografi yang menunjukkan interaksi seorang atau beberapa wisatawan sedang berinteraksi dengan obyek wisata :
Gambar 4.3 elemen fotografi yang menunjukkan kata kunci experience sumber :Brainstorming
II.
Elemen grafis yang menjadi kriteria perancangan website ini adalah elemen grafis yang sesuai dengan logo pariwisata yang telah dirumuskan
Gambar 4.4 elemen grafis yang mengacu pada logo pariwisata sumber : Brainstorming
III.
Elemen Font sebagai Heading dan Body text Elemen yang dianggap menjadi salah satu unsur parameter menarik adalah font yang digunakan di dalam komposisi layout website. Elemen font yang dianggap menarik dan mempunyai daya baca tinggi.
78
Gambar 4.5 elemen font yang diminati pasar untuk heading dan body text sumber : Brainstorming
4.7.3 Konten Informasi Pariwisata Salah satu parameter daya tarik dari sebuah website adalah konten informasi yang disajikannya, peneliti telah membagi beberapa jenis pariwisata yang ada di keseluruhan Surabaya, Konten informasi juga berhubungan dengan parameter kelengkapan informasi web yang akan di perlihatkan kepada audiens. a. Rekomendasi wisata dan berita terbaru Rekomendasi wisata dibutuhkan oleh para pengunjung baru untuk mendapatkan rekomendasi tempat wisata maupun acara yang menarik di Surabaya. rekomendasi wisata ini dibagi menjadi : o
Cross Culture Festival
o
Atraksi Reog Ponorogo
o
Remo dan Ludruk
o
House Of Sampoerna
o
Patung Budha dan Sanggar agung
o
Monumen kapal selam
o
Kawasan Ampel
o
Pusat perbelanjaan
o
Karapan Sapi
o
Pawai ulang tahun Surabaya
79
o
Tugu Pahlawan & museum 10 Nopember
o
Kebun Binatang Surabaya
Kolom berita terbaru dibutuhkan untuk memberi informasi akan event-event yang akan digelar dalam jangka waktu dekat, sehingga wisatawan mendapatkan informasi yang jelas tentang event akan datang. b
Jelajah Peta Untuk mendapatkan kesan eksplorasi, maka pembentukan menu dibuat sedemikian rupa menyerupai sebuah peta kawasan Surabaya. User dapat memilih bagian kawasan yang memiliki jenis-jenis wisata nya sendiri. Dalam pemilihan kawasan wisata ini dibagi menjadi : -
Kawasan Surabaya Utara meliputi : Kawasan Ampel, Wisata Kelenteng kuno, Monumen Jalasveva Jayamahe, Museum Loka Jaya Srana, Pura Agung Jagat Karana, Jembatan Suramadu
-
Kawasan Surabaya Timur meliputi : Patung Budha empat wajah (Sanggar Agung), Pantai kenjeran lama, Karapan sapi, Festival Layang-layang, Makam Kuno Peneleh
-
Kawasan Surabaya Selatan meliputi : Taman bungkul Surabaya (car free day), Kebun Binatang Surabaya, Cross Culture Festival, Museum buku kuno Medayu Agung, Eco Mangroove, Masjid Al-Akbar.
-
Kawasan Surabaya Barat meliputi : Pasar ikan gunung sari, jalur bersepeda Citraland, Ciputra Waterpark, G-walk
-
Kawasan Surabaya Pusat meliputi : House of sampoerna, Jelajah bangunan tua, Tugu Pahlawan, museum kesehatan, pusat perbelanjaan, Taman Hiburan Rakyat, kesenian ludruk THR, Balai pemuda, Arca Joko Dolog, Toko eskrim Zangrandi, pawai Ulang Tahun Surabaya, Makam Dr. Soetomo
80
c
Download daftar akomodasi dan Brosur Untuk keperluan kelengkapan informasi yang jumlahnya terlalu banyak maka di kemas dalam bentuk pdf yang sewaktu-waktu dapat di-print oleh user dan dibawa dalam perjalanan berwisatanya. Konten yang termasuk dalam pdf download ini adalah : daftar list akomodasi di Surabaya dan Brosur digital.
4.8 Proses Desain 4.8.1 Logo Pariwisata Logo diperlukan untuk menurunkan sistem grafis yang akan dipakai dalam website untuk menambahkan kesan dan tujuan informasi yang diinginkan. a. Inspirasi dalam pembuatan logo
Gambar 4.6 Inspirasi dalam pembuatan logo Sumber : Penulis
Bidang geometri gedung – gedung dalam kota Surabaya. Kota Surabaya yang notabene sebagai kota terbesar kedua di indoensia, memiliki jumlah bangunan bertingkat yang cukup banyak, dengan bentukan-bentukan sudut dan geometri yang khas sebagai cerminan dari sebuah kota.
Gambar 4.7 Inspirasi dalam pembuatan logo Sumber : Google.com
81
Surabaya yang berasal dari kata Suro dan Boyo yang saling bertarung satu sama lain, merupakan lambang yang sudah melekat pada kota Surabaya selama ratusan tahun, mempunyai makna pemberani, dan tidak pantang menyerah.
Gambar 4.8 Bentukan logo pertama Sumber : Penulis
b. Inspirasi kedua
Gambar 4.9 Inspirasi dalam pembuatan logo Sumber : Google.com
Pantulan cahaya yang mengenai gedung atau kaca yang lain membentuk bentukan segitiga dan bersudut, sedangkan spark ( Sparkling Surabaya ) merupakan lontaran cahaya yang biasanya berasal dari kembang api .
82
c. Hasil logo dari inspirasi kedua
Gambar 4.10 Bentukan dari Inspirasi kedua Sumber : Penulis
Dari dua hasil bentukan yang berasal dari inspirasi yang ditemukan oleh peneliti maka kedua bentukan itu lalu digabungkan.
Gambar 4.11 logo hasil gabungan dua bentukan Sumber : Penulis
83
4.8.2 Alternatif Tagline Logo
Gambar 4.12 Alternatif tagline logo Sumber : Penulis
4.8.3 Skema Warna
Gambar 4.13 Alternatif warna logo Sumber : Penulis
84
Warna dibutuhkan untuk memberi kesan yang diinginkan, untuk pariwisata Surabaya ingin dihasilkan kesan warna-warna Extraordinary. Warna-warna tersebut adalah warna-warna yang masih mengacu pada kota Surabaya sendiri.
Gambar 4.14 Warna dalam logo Sumber : Penulis
Abu-abu : berasal dari langit kota surabaya dan warna aspal, gedung-gedung lama, dan kepulan asap motor dan yang pasti modernitas, dan bermasa depan futuristik. Merah : menandakan semangat untuk bersuka ria seperti batu ruby Hijau : Surabaya kian tumbuh disertai taman-taman serta pemeliharaan tumbuhan yang hijau, serta hijau merupakan warna khas kota surabaya Biru : menandakan surabaya dekat dengan laut, kota pelabuhan yang terkenal sejak zaman dahulu Kuning : adalah warna lampu-lampu penghias indahnya kota Surabaya di malam hari.
85
4.8.4 Alternatif pembentukan logo
Gambar 4.15 Alternatif logo Sumber : Penulis
86
4.8.5 Proses layout (a) Sketsa
Gambar 4.16 Alternatif sketsa layout Sumber : Penulis
87
(b) Rough
Gambar 4.17 Alternatif rough layout Sumber : Penulis
88
4.8.6 Alternatif Homepage
Gambar 4.18 Alternatif homepage Sumber : Penulis
4.87 Fotografi (a) Foto stich Teknik foto stichting digunakan untuk melihat lokasi obyek wisata secara keseluruhan, hasil dari foto stichting memberi sudut pandang yang berbeda,
Gambar 4.19 Sumber foto untuk digabungkan Sumber : Penulis
89
Beberapa bagian foto diambil secara terpisah lalu di sambungkan (sticth) menjadi satu bagian menggunakan software photoshop secara manual (tidak dengan auto software). Maka hasil dari beberapa bagian yang telah disambungkan itu menjadi.
Gambar 4.20 hasil penggabungan foto stiching Sumber : Penulis
(b) Fotografi Efek foto sebatas penggunaan kedalaman gambar, dengan menambahkan atau mengurangi level, brightness dan contrast foto, tanpa diberikan efek foto yang lain yang membuat bentuk asli foto tersebut berbeda dengan yang asli
. Gambar 4.21 tone warna foto Sumber : Penulis
90
4.8.8 Font font yang digunakan adalah jenis font century gothic sebagai headline atau link
Untuk body text dipergunakan helvetica karena tingkat keterbacaan yang tinggi dan mempermudah user untuk membaca dengan efek invert.
91
“ Halaman ini sengaja dikosongkan ”
92
BAB 5 IMPLEMENTASI DESAIN 5.1. Layout Pada website pariwisata ini menggunakan layout yang didominasi oleh fotografi dengan keterangan secukupnya. Tujuan dari dominasi fotografi adalah agar user dapat menikmati dan melihat cuplikan dari tempat-tempat pariwisata di kota Surabaya. (a) Halaman awal
Gambar 5.1 Tampilan Halaman awal Sumber : Penulis
93
(b) Halaman Rekomendasi dan berita Pada halaman ini user akan langsung diberikan beberapa pilihan yaitu rekomendasi tempat wisata, dan kabar terbaru. Dengan begitu user lama maupun baru yang memiliki kebutuhan berbeda bisa langsung tercapai. Saat user yang belum pernah datang akan disodorkan pilihan rekomendasi tempat wisata yang ada, sedangkan bila hanya ingin melihat berita terbaru cukup langsung terlihat di sebelah kiri halaman. .
Gambar 5.2 Tampilan Halaman rekomendasi tempat wisata Sumber : Penulis
(c) Halaman jelajah peta Halaman ini memudahkan user dalam pencarian atau hanya sekedar ingin tahu lebih lanjut. Dan mencari melalui map dan region yang diinginkan
94
Gambar 5.3 Tampilan Halaman jelajah peta Sumber : Penulis
(d) Halaman detail obyek wisata Halaman obyek wisata mempunyai komposisi dengan gambar fotografi lebih mendominasi dibanding dengan text dan grafis.
Gambar 5.4 Tampilan Halaman detail obyek wisata Sumber : Penulis
95
(e) Halaman akomodasi
Gambar 5.5 Tampilan Halaman akomodasi Sumber : Penulis
5.2 Navigasi utama Navigasi utama yang mengontrol dan memudahkan user untuk pindah halaman ke yang di inginkan, navigasi ini selalu muncul di setiap halaman kecuali pada splash dan homepage, letaknya berada pada sisi kiri luar halaman yang bisa sliding in saat mouse di roll over pada sedikit bidang navigasi tersebut.
Gambar 5.6 Navigasi utama Sumber : Penulis
96
5.3 Fotografi
Gambar 5.7 Fotografi Sumber : Penulis
Penerapan Fotografi pada halaman web
Gambar 5.8 Penerapan Fotografi Sumber : Penulis
97
5.4 Warna Warna dibutuhkan untuk memberi kesan yang diinginkan, untuk pariwisata Surabaya ingin dihasilkan kesan warna-warna extraordinary, warna-warna tersebut adalah warna-warna yang masih mengacu pada kota Surabaya sendiri.
Gambar 5.9 Warna dalam logo Sumber : Penulis
Abu-abu : berasal dari langit kota surabaya dan warna aspal, gedung-gedung lama, dan kepulan asap motor dan yang pasti modernitas, dan bermasa depan futuristik. Merah : menandakan semangat untuk bersuka ria seperti batu ruby Hijau : Surabaya kian tumbuh disertai taman-taman serta pemeliharaan tumbuhan yang hijau, serta hijau merupakan warna khas kota surabaya Biru : menandakan surabaya dekat dengan laut, kota pelabuhan yang terkenal sejak zaman dahulu Kuning : adalah warna lampu-lampu penghias indahnya kota Surabaya di malam hari.
98
5.5 font Font yang digunakan adalah jenis font century gothic sebagai headline atau link
Untuk body text dipergunakan helvetica karena tingkat keterbacaan yang tinggi dan mempermudah user untuk membaca dengan efek invert
Implementasi font pada website
Gambar 5.10 Penerapan Font Sumber : Penulis
99
5.6 Elemen Grafis Pada perancangan ini dipergunakan elemen grafis dari turunan logo pariwisata, untuk mendapat ikatan antar halaman dan media yang lain.
Gambar 5.11 Penerapan Font Sumber : Penulis
5.7 Media Cetak Karena konten informasiyang dibutuhkan oleh user sangat banyak, maka untuk mengurangi kelebihan dan mengefisensikan informasi, maka beberapa informasi dilakukan melalui media cetak yang dapat di download pada website.
(a) (a) Gambar 5.12 Daftar list akomodasi Sumber : Penulis
100
(b)
(b) Gambar 5.13 Brosur Sumber : Penulis
101
(c)
(c) Gambar 5.14 Postcard Sumber : Penulis
5.8 Splash video Untuk memberi hirarki kedalam website, pengunjung website diberikan tampilan splash video agar menarik perhatian pengunjung situs untuk menjelajahi website lebih lanjut. Durasi video splash ini adalah 1 menit 10 detik. Video ini menggunakan background musik Pendulum – Showdown. Background musik tersebut dapat membangkitkan semangat untuk menjelajah lebih lanjut. Lebih lanjut video splash
ini berperan sebagai teaser bagi
pengunjung baru sekaligus memberitahukan what to say dari konsep perancangan ini yaitu extraordinary, explore, experience Surabaya.
102
Gambar 5.15 sequence dari Splash Video Sumber : Penulis
103
5.9 Rancangan Biaya Produksi
Programing Web
Rp. 5.000.000
Desain Rancangan
Rp. 5.000.000
Fotografi.
Rp. 2.500.000
Talent & Kostum
Rp. 10.000.000
Domain
Rp. 200.000
Hosting
Rp. 2.500.000
Maintance Web & update berita / tahun
Rp. 24.000.000
Cetak brosur Rp. 700 X 10.000
Rp. 7.000.000
Biaya Launching Website
Rp. 50.000.000 ------------------------------- + Total :
Rp. 106.200.000
5.10 Launching Kegiatan Launching merupakan hal krusial bagi sebuah produk baru, karena setiap produk baru yang akan dipasarkan selalu ada resiko gagal, namun bila produk itu sukses di apsar, maka sukses-sukses lainnya juga akan segera dipanen. Dengan Launching, sebuah produk baru akan memberikan pengenalan kepada konsumen, sehingga saat Launching, produk baru itu bisa terlihat stand out dan differentiate. (a) Pelaksanaan : 1 bulan sebelum pelaksanaan Festival Cross Culture. Waktu yang tepat merupakan salah satu kunci sukses nya sebuah Launching, maka dengan me-Launching website terlebih dahulu sebelum acara akbar dinas pariwisata kota Surabaya. Dengan begitu wisatawan akan diberi tindakan lanjutan setelah melihat promosi dari website ini, yaitu acara Cross Culture Kota Surabaya.
104
(b) Launching Support : Promosi melalui internet, Stasiun, Bandara, Terminal Expo, dan Launching bersama Stakeholder Promosi melalui Internet : - Pembuatan Account Facebook dan twitter (berkerja sama dengan layanan informasi lain via sosial network seperti : @infosurabaya, @RadioSSsurabaya @Detiknews @kaskus - Pembuatan Iklan flash dan disebarkan di beberapa situs blog, sosial network seperti : Facebook.com, Kaskus.us, Lonelyplanet.com Promosi melalui media cetak : -
Pembuatan artikel wisata Kota Surabaya di Koran dan majalah wisata, seperti Jawa Pos, Kompas, Travel Indonesia, artikel di Kaskus.us
Kerjasama dengan perusahaan swasta : -
Penempatan Automatic information corner di hotel-hotel di Surabaya, menempatkan website pada komputer di belakang taksi (Cipaganti)
Launching bersama Stakeholder : -
Acara Launching bersama Stakeholder akan diisi dengan penampilan kesenian dan musik dan diakhiri dengan makan bersama.
5.11 Beriklan di website Untuk menekan biaya maintance perbulan, maka diperlukan tambahan biaya dari pihak swasta yang ingin beriklan dalam website. Pihak swasta ini dapat beriklan pada website di halaman utama.
105
Gambar 5.16 Penerapan iklan pada website Sumber : Penulis
Setiap perusahaan yang ingin beriklan dapat menghubungi kontak yang telah diberikan dan dengan biaya seperti berikut : Tampilan ke-1 : - Rp.1.000.000 / 2minggu Tampilan ke-2 : - Rp.700.000 / 2minggu Tampilan ke-3 : - Rp. 450.000 / 2minggu Tampilan ke-4 : - Rp. 700.000 / 2minggu 5.12 Perkembangan media Selain diproduksi dalam betuk website, akan dibuat dalam aplikasi dalam media Playbook dan ipad.kedua bentuk media ini semakin berkembang di masa sekarang dan lebih handy bila di bawa kemana-mana.
106
(a)
(a) Gambar 5.17 Penerapan pada ipad Sumber : Penulis
Aplikasi promosi wisata Surabaya ini dapat diunduh melalui Apple Store dengan gratis. selain itu aplikasi ini nantinya akan diproduksi pada sistem android dan playbook . (b)
(b) Gambar 5.18 Penerapan pada Playbook Blackberry Sumber : Penulis
107
“ Halaman ini sengaja dikosongkan “
108
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berikut ini merupakan hasil-hasil penelitian yang didapat dan telah tercapai dalam riset dan implememtasi desain tentang Perancangan website sebagai media promosi pariwisata Kota Surabaya : 1. Surabaya
memiliki
banyak
potensi
dalam pariwisatanya
yang
belum
terpublikasikan dengan baik. Dengan bentuk media promosi yang tepat, Potensi pariwisata di kota Surabaya mampu didongkrak naik. 2. Dengan bentuk promosi pariwisata yang efektif juga akan memberikan gambar pariwisata yang kuat bagi Kota Surabaya sendiri. 3. Potensi keindahan kota Surabaya adalah pada saat malam hari, disaat banyak lampu penerangan yang berwarna warni menghiasi jalan dan gedung-gedung kota. 4. Perancangan website ini adalah untuk mempresentasikan pariwisata kota Surabaya dengan menarik dan lengkap. 6.2 Saran Berikut ini merupakan hasil-hasil dari penelitian yang belum dapat disempurnakan oleh penulis, juga beberapa inovasi atau rencana kedepan yang mungkin dapat dibuat. 1. Obyek wisata di kota Surabaya perlu banyak perhatian dalam fasilitas, penampilan, layanan dan kebersihan yang ada. Karena mayoritas obyek wisata yang ada pada list pemerintah daerah tidak memiliki standar layanan yang baik. sehingga tidak layak untuk dipresentasikan pada media promosi. 2. Tempat obyek wisata di kota Surabaya yang ada pada list pemerintah kota kebanyakan bukan khusus sebagai tempat obyek wisata, Sehingga saat wisatawan datang pada lokasi tersebut, mereka tidak merasa di area pariwisata.
109
3. Jaringan internet di Indonesia masih kalah jauh dengan jaringan internet dunia, sehingga kecepatan mengakses web dengan High Definition picture atau video tidak senyaman jaringan akses di luar negeri. Sedangkan hingga saat ini perkembangan web yang ada sudah pada pengembangan web high definition yang membutuhkan akses internet yang sangat cepat. 4. Teknisi yang ada di Indonesia belum mempunyai kemampuan memprogram web dengan sangat baik, terutama untuk web berbasis flash.Ditambah lagi program yang ada di Indonesia sampai saat ini tidak mendukung pembuatan web HD. 5. Pada perancangan web tersebut mampu dikembangakan lagi dengan media video dan interaksi yang lebih baik. Sehingga tampilan web bisa lebih menarik dan efek yang lebih halus. 6. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada perancangan website ini adalah (a) Konten isi pada website ini yang kurang kaya, dan cara penulisan yang lebih baik sehingga membuat user lebih tertarik lagi untuk membaca (b) Ukuran standar tampilan web. (c) Konten yang perlu ditambah (d) kualitas foto yang bisa lebih baik lagi. Dengan kehadiran website ini ditengah masyarakat, diharapkan Kota Surabaya dapat meningkatkan lagi kunjungan wisatawan sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian Masyarakat Surabaya..
110