BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas berbagai
agama, etnis, dan budaya yang berbeda. Perbedaan itu juga termasuk perbedaan pikiran dan pandangan politik di dalam demokrasi yang sedang berkembang di Indonesia. Karena perbedaan itu, usaha untuk melawan diskriminasi sangat penting supaya semua warga negara Indonesia boleh berekspresi dan berpartisipasi dalam urusan negara tanpa perkecualian. Akan tetapi, karena masyarakat
Indonesia
beranekaragam,
definisi
diskriminasi
dan
jalan
sosial
yang
mengatasinya dapat diinterpretasikan secara luas. Pada
dasarnya
diskriminasi
merupakan
masalah
mengakibatkan pola relasi, interaksi dan komunikasi manusia menjadi terganggu. Perilaku diskriminatif ini sering kali tidak disadari oleh subjek atau orang yang menerima perlakuan diskriminasi tersebut dan oleh yang memperlakukan tindakan diskriminasi tersebut. Praktek diskriminasi merupakan tindakan diskriminasi merupakan tindakan yang mengkucilkan warga Negara untuk mendapatkan hak dan pelayanan kepada masyarakat dengan didasarkan warna kulit, golongan, suku, etnis, agama, bangsa, jenis kelamin dan sebagainya ( Liliweri, 2005;218 ).1 Diskriminasi pada dasarnya adalah penolakan atas HAM dan kebebasan dasar. Dalam Pasal 1 butir 3 UU No. 39/1998 tentang HAM disebutkan pengertian diskriminasi adalah “setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar 1
Setiadi, dkk.2009.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar..Jakarta:Kencana.hal 27
1
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan sosial lainnya”.2 Adapun pendapat lain dari Theodorson dalam Danandjaja( 2003 :2 ) mengatakan bahwa yang di maksud dengan diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap
perseorang,
kelompok,
berdasarkan
sesuatu,
biasanya
bersifat
kategorikal, atau keanggotaan kelas – kelas social.3 Dari devinisi -
devinisi tersebut menggambar bahwa suatu tindakan
masyarakat mayoritas terhadap masyarakat minoritas yang mengarahkan pada penindasan atau membatasi hak asasi sebagai manusia dan hal ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk dalam setiap aspek kehidupan. Diskriminasi ini tidak hanya terjadi pada peseorangan, namun diskriminasi ini juga terjadi pada kelompok – kelompok masyarakat,baik itu dari kelompok masyarakat mekanik ataupun masyarakat organik. Seperti halnya terjadi pada masyarakat Indonesia pada saat ini. Indonesia sering kali di identitaskan dengan keberadaan masyarakat yang majemuk, baik dalam bentuk suku, budaya dan agama. Bhinneka Tunggal Ika, demikian slogan yang dicengkeram oleh Garuda, burung lambang negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan kondisi seperti inilah maka prilaku diskriminasi masih sering terjadi di Indonesia.
2 3
https:// www.bambang rustanto DISKRIMINASI.htm di akses 5 desember 2014 https:// www.Diskriminasi terhadap minoritas - james danandjaja.htm di akses 22 Februari 2015
2
Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia sendiri diskriminasi sudah tidak lazim karena hal ini sudah terkontaminasi secara turun temurun tampa disadari oleh masyarakat Indonesia yang sejatinya melanggar hak setiap manusia yang dicatungkan dalam UUD 1945 Pasal 28I ayat (2) “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakukan diskrimiatif itu”. Adapun beberapa faktor terjadinya praktek diskriminasi adalah: a.
Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan.
b. Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah. c. Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi. Dari beberapa faktor yang telah di ungkapakan mengakibatkan diskriminasi terjadi dalam semua aspek kehidupan manusia. Macam – macam diskriminasi dalam keragaman masyarakat antara lain diskriminasi terhadap:
Suku,bangsa, ras dan gender
Agama dan keyakinan
Ideologi dan politik
Adat dan Kesopanan
Kesenjangan ekonomi
Kesenjangan sosial
3
A. Langkah - Langkah Kebijakan dan Hasil - Hasil yang Dicapai Beberapa ketentuan yang merupakan suatu upaya untuk menghapuskan tindakan diskriminasi, antara lain sebagai berikut :4 1. Diskriminasi terhadap perempuan perlu mendapatkan perhatian yang lebih mengingat khusus diskriminasi terhadap perempuan itu, Indonesia telah meratifikasi CEDAW dengan UU No. 7 tahun 1984, 2. Masih adanya pembedaan penggolongan dalam pencatatan sipil, khususnya bagi orang keturunan Cina, walaupun dalam akta kelahiran telah dicantumkan warga negara Indonesia, masih diperlukan penegasan kembali dengan surat bukti kewarganegaraan RI (SBKRI). Walaupun telah ada Keputusan Presiden tentang tidak diperlukannya SBKRI, dalam praktiknya hal tersebut masih saja terjadi. 3. Dengan diundangkannya UU No. 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, diharapkan agar aparat atau lembaga yang terkait dengan pelayanan, penempatan, dan pelindungan bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) dapat memberikan pelindungan dan pemenuhan HAM bagi buruh pekerja migran di luar negeri. 4. Langkah positif dalam upaya pelindungan buruh migran adalah telah ditandatanganinya Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Indonesia dan Malaysia. Penandatanganan itu mempunyai arti penting bagi upaya pelindungan migran Indonesia di Malaysia mengingat 90 persen buruh migran di Malaysia berasal dari Indonesia. 4
http://www.idlislamlib.com/CATATAN/ashghar3.html.2003 Islam and Human Rights. Di akses 19 Desember 2014
4
Masalah minoritas adalah masalah masyarakat yang umum dan menjadi fenomena universal dengan sumber perbedaannya pada, ras, bahasa, agama budaya, Negara asal, pekerjaan, pendapatan, kebiasaan dan sebagainya.Hubungan antara kaum mayoritas-minoritas sering menimbulkan konflik social yang di tandai oleh sikap subyektif berupa prasangka dan tingkahlaku yang tidak bersahabat.Ada sikap dari pengaruh rasial yaitu kaum mayoritas mengklaim adanya superior secara bilogi karena anggapan tentang nilai – nilai dari kaum minoritas. Dan adanya sikap hegemoni budaya, etnis dan kebiasaan dari kaum mayoritas kepada
kaum
minoritas. Diantaranya prilaku diskriminasi yang terjadi seluruh dunia sepeti halnya dasar apartheid yang pernah diamalkan di Afrika Selatan, enam juta Yahudi Eropa dibunuh oleh Nazi pada tahun 1940-an, dengan kedok “memurnikan” ras Eropa, lebih dari satu juta orang Amerika yang tinggal di Turki di bantai oleh orang Turki pada awal abad 20, demikian juga ribuan orang Arab di Zanzibar yang menginginkan kebebasan ( Sears, 1994, 146 ). Dalam keadaan yang lebih melampau pula, diskriminasi boleh membawa kepada tindakan langsung dan keganasan terhadap kumpulan sasaran, di Indonesia sendiripun terjadi banyak kasus diskriminatif salah satunya pada masyarakat etnis thionghoa di Jakarta pada masa orde baru termasuk Koran – Koran yang behasa cina, perilaku diskriminasi lainnya terjadi pada bentuk keyakinan / agama terjadi pada masyarakat Kristen di solo sejak tahun 1770-an, banyak di antaranya menimbulkan korban jiwa ( Sarlito, 2006 ), antara etnis Cina dengan etnis Bugis - Makassar yang berujung pada knflik kekerasan, kerusuhan antara Etnis Dayak dan etnis Madur, Kerusuhan
5
antar etnis Jawa dan etnis Cina dan Kerusuhan antar umat beragama di Maluku misalnya, dan masih banyak lagi pilaku diskriminasi yang di lakukan oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas di Indonesia. Satu lagi proses diskriminasi yang terjadi yang mungkin tidak disadari oleh berbagai kalangan, tepatnya pada lokai transmigrasi Desa Oi Saro Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Transmigrasi adalah bagian dari strategi pembangunan dengan untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk maka pemerintah pada masa orde baru mengeluarkan kebijakan transmigrasi yang sampai saat ini di berlakukan salah satunya di provinsi NTB kabupaten Bima. Di Lokasi Desa Oi Saro Kecematan Sanggar Kabupaten Bima inilah merupakan lokasi transmigrasi yang di tetapkan oleh pemerintah
pusat yang berlatar
belakang konflik. Pada tahun 1996 pemerintah merintis Lokasi transmigrasi di Desa Piong Kecematan Sanggar Kabupaten Bima pada waktu itu, kemudian berkembang pada tahun 2007 sebagai desa pemekaran menjadi Desa Oi Saro dengan berbagai bentuk diskriminasi seperti adanya penekanan konflik pada tahap pemilihan kepala Desa yang mengatakan, adanya perebutan jatah lokasi hunian di area depan jalan raya, dan pembagian jatah lahar garapan masyarakat transmigrasi mengingat pada waktu itu lahan yang berperan sebagai pelaksana adalah Camat Sanggar, Kepala Desa Piong, dan Tokoh masyarakat Desa Piong, dengan total jumlah kepala keluarga sebanyak 337 jiwa dan 145 KK dengan Pembagian 3 Blok hunian yaitu Blok A ( dusun Saro ), Blok B (dusun Manda ), dan Blok C ( dusun Pandan Wangi ). Setiap kepala keluarga diberikan jatah 1 rumah semi permanen, 2 hektar
6
tanah dan tambahan 1 ekor sapi dan sampai pada bulan 10 September 2014 hanya tersisa 856 jiwa dengan jumlah 301 KK,5 adapun bentuk lain dari diskriminasi di lokasi transmigrasi desa Oi Saro kecematan Sanggar yakni : adanya penekanan konflik terhadap masyarakat etnis local terhadap masyarakat pendatang yang menjadi hunian lokasi transmigrasi terhadap pemelihan kepala desa dengan penyebaran isu yang mengatakan rumah hunian dari setiap pendatang yakni etnis lombok akan dibakar, danpada jajaran struktural desa pun di dominasi oleh masyarakat lokal.
1.2
Rumusan Masalah 1. Apakah Bentuk dari diskrimisi di Desa oi Saro Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima ? 2. Apa penyebab dari prilaku diskriminasi yang di lakukan oleh etnis lokal ?
1.3
Solusi 1. Adanya bentuk kontrol baik dari pemerintahan daerah maupun wilayah ( Pemerintah Kecamatan Sanggar) sebagai bentuk dari pengawasan program Transmigrasi. 2. Kebijakan
merekonstruksi
kembali
terkait
dengan
masyarakat
penghuni lokasi Transmigrasi di Desa Oi Saro Kecematan Sanggar )
5
Data kependudukan desa oi saro 10 september 2014. Di akses 7 desember 2014
7
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian secara umum adalah untuk menemukan,
untuk mengembangkan, maupun koreksi terhadap atau menguji kebenaran ilmu pengetahuan yang telah ada.6 Akan tetapi secara spesifik penelitan ini bertujuan untuk. a. Mengidentifikasi masalah diskriminasi masyarakat pendatang yang menghuni lokasi
transmigrasi di Desa Oi saro Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima. b. Mengetahui penyebab dari prilaku diskriminatif yang di lakukan masyarakat local terhadap masyarakat pendatang yang menghuni lokasi transmigrasi. 1.4.2
Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademik 1. Memperkaya kajian Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu kesejateraan social. 2. Sebagai refrensi kajian ilmu Sosial Politik yang berkaitan dengan realita diskriminasi etnis di Indonesia. b. Manfaat praktis 1. Menjawab permasalahan jumlah penghuni lokasi transmigrasi di Desa Oi saro yang semakin menurun.
6
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian. Malang. UIN-MALIKI PRESS.. 2010. Hal: 9
8
2. Sebagai bahan pertimbangan pemerintahan pusat dan daerah terkait dengan penempatan lokasi transmigrasi di Indonesia. 3. Sebagai persyaratan untuk memperoleh status sarjana Ilmu kesejahteraan Sosial. 1.5
Definisi Konseptual Devinisi Konseptual dalam penelitian ini nadalah menekankan pada
permasalahan yang diangkat peneliti, dengan mengemukakan pandangan umum atau pemahaman suatu konsep Diskriminasi Etnis. Untuk mempertegas kajian ini, maka perlu kiranya memberikan satu persatu pengertian tentang judul : 1.5.1
Diskriminasi Diskriminasi adalah aksi negative terhadap kelompok yang menjadi sasaran prasangka. Diskriminasi berhubungan dengan prangka karna seperti yang telah saya katakana pada bagian sebelumnya bahwa prasangka dapat menimbulkan tingkah laku negative kepada orang mendapat
prasangka
negative
itu,wujud
tingkah
laku
negative.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Diskriminasi juga berarti merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi
9
merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Diskriminasi berasal dari bahasa inggris yakni discrimination yang artinya „perbedaan perlakuan‟. Dalam bahasa Arab disebut dengan „tafriq‟ dan merupakan sifat tercela yang harus dihapuskan, apa lagi di Negara yang menganut sistem demokrasi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia
karangan
Purwodarminto,
diskriminasi
artinya adalah
perbedaan perlakuan terhadap sesama warga Negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya. Istilah diskriminasi kemudian meluas maknanya kepada segala bentuk pembedaan atas warga negara atas dasar suku bangsa dan ras antar negara (SARA). 1.5.2
ETNIS Menurut bahasa Kata etnik (ethnic) berasal dari bahasa Yunani “ethnos” , yang merujuk pada pengertian bangsa atau orang. Acap kali ethnos diartikan sebagai setiap kelompok sosial yang ditentukan oleh ras, adat istiadat, bahasa, nilai, dan norma budaya dan lain-lain, yang pada gilirannya mengindikasikan adanya kenyataan kelompok yang minoritas dan mayoritas dalam suatu masyarakat. Misalnya kita menyebutkan Eurocentric untuk menerangkan kebudayaan yang terpusat pada mayoritas etnik dan ras dari orang-orang Eropa; Chinacentric utnuk menyebutkan kebudayaan yang beroriantasi pada Cina; Jawacentric
10
utnuk menjelaskan kebudayaan yang berorientasi pada Jawa, dan lainlain. Jadi, istilah etnik mengacu pada suatu kelompok yang sangat fanatik dengan ideologi kelompoknya, tidak mau tahu ideologi kelompok lain. Dalam perkembangannya makna ethnos berubah menjadi etnichos, yang secara harafiah digunakan untuk menerangkan keberadaan sekelompok “penyembah berhala” atau orang kafir yang hanya berurusan dengan kelompoknya sendiri tanpa peduli kelompok lain.7 Fredrick Barth Etnis adalah himpunan manusia karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa ataupun kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budaya.sedangkan menurut Hassan Shadily MA etnis atau suku bangsa
adalah segolongan rakyat yang masih
dianggap mempunyai hubungan biologis. Disisi lain Ensiklopedi Indonesia berpandangan Etnis berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota - anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi. Etnik sebagai satu kelompok manusia yang mempunyai ikatan kebudayaan yang banyak persamaan seperti persamaan agama, ras, mahupun asal usulnya. Kumpulan etnik yang sama berkongsi adat, bahasa, pakaian tradisional, makanan dan mempunyai hubungan sosial sesama mereka. Perkongsian nilai telah menghasilkan
7
https:/ / www _ GabrieLLa Erika Nishikawa.htm di akses 5 Desember 2014
11
identiti etnik tertentu yang secara tidak langsung membahagikan masyarakat dengan kumpulan etnik yang berbeza. Etnik juga didefinisikan sebagai: “An ethnic group is defined as a collectivity within a larger society having real or putative common ancestry, memories of a shared historical past, and cultural focus on one or more symbolic elements defined as the epitome of their peoplehood. Examples of such symbolic elements are: kinship patterns, physical contiguity, religious affiliation, language or dialect “8 "Sebuah kelompok etnis didefinisikan sebagai kolektivitas dalam masyarakat yang lebih besar memiliki keturunan nyata atau diduga umum, kenangan masa lalu sejarah bersama, dan fokus budaya pada satu atau lebih elemen simbolis didefinisikan sebagai lambang peoplehood mereka. Contoh unsur simbolik tersebut: pola kekerabatan, kedekatan fisik, agama, bahasa atau dialek " 1.6
Motode Penelitian Metode penelitian adalah serangkaian prosedur berupa cara yang
digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Sehingga, dalam keberlanjutanya menjadi satu kesatuan yang utuh dan konsisten antara metode yang digunakan dengan tekhnik-tehknik operasional dalam pengumpulan data, instrument penelitian, dan dalam hal analisis data. Untuk itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Utamanya adalah metode diskriptif, yang bisa dipahami sebagai serangkaian prosedur yang digunakan dalam upaya pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan obyek penelitian/ atau subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, nilai-nilai, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.9
8
http://www.slideshare.net/firdauskhalid96/konsep-konsep-asas-hubungan-etnik di akses 5 desember 2014 9 Syafri‟e YH, Yana. 2002. Proses Politik Terbentuknya Propinsi Banten. Skripsi tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Halaman: 32
12
1.6.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya ilmiah ini sesuai dengan permasalahan yang peneliti ketengahkan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif, dikutip dari pendapat Abercrombie, Hill, Turner menjelaskan penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang dicirikan oleh tujuan penelitian yang ingin memahami gejala-gejala yang tidak memerlukan kuantifikasi atau gejala-gejala yang tidak memungkinkan untuk diukur secara tepat atau kuantitatif.10 Sedangkan menurut Meleog penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak mengadakan perhitungan, dalam penelitian sosiologi ataupun antropologi sifat dan tujuan dari penelitian dapat menentukan pendekatan kualitatif.
1.6.2
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan mengungkapkan keadaan yang sebenarnya untuk mendapatkan data-data dan informasi dari objek yang diteliti. Adapun lokasi penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkup Transmigrasi Desa Oi Saro Kecematan Sanggar Kabupaten Bima.
1.6.3
Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan hal penting dalam suatu penelitian .subyek dapat memberikan informasi, gambaran, dan data-data secara tepat dan benar sekaligus menjadi obyek penelitian. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah:
10
Abercrombie, Hill, dan Turner dalam Wisadirana (2005, h.11),
13
-
Kepala Kesbanglinmas Kabupaten Bima
-
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima
-
Camat Sanggar
-
Kepala Desa Oi saro
-
Tokoh
Masyarakat,
yakni
masyarakat
lombok
dan Tokoh
Masyarakat Lokal sebagai penghuni Lokasi Transmigrasi 1.7
Tehnik Pengumpulan Data Sebagai instrumen pengumpulan data adalah sebagai berikut : a)
Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis yang langsung terhadap gejala-gejala dan peristiwa yang diteliti11.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi partisipatoris yaitu peneliti ikut berpartisipasi atau terlibat langsung dalam diskriminasi yang di teliti.
b)
Interview atau Wawancara Interview atau wawancara dapat diartikan sebagai tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Menurut Muslimin (2002: 52) wawancara berfungsi sebagai: -
Deskripsi: informasi yang diperoleh dari wawancara bermanfaat dalam menetapkan pemahaman ke dalam lingkungan terbatas dan realitas sosial.
11
Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES, 1998, Hal: 34
14
-
Eksplorasi: adalah memberikan pemahaman dalam dimensidimensi yang belum tergali dari suatu topik.
c)
Dokumentasi Sedangkan, metode dokumentasi adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari data dan informasi melalui data-data dokumentasi tertulis yang berkaitan dengan diksriminasi pada penyelenggaraan transmigrasi di Desa Oi Saro Kecematan Sanggar Kabupaten Bima. Data dokumentasi yang dimaksud di tempatkan pada dua fungsi yaitu: pertama, data dokumentasi yang merupakan data hasil kutipan dari berbagai data yang didapat berkaitan dengan latar belakang lahirnya. Kedua, adalah data dokumentasi yang merupakan penjabaran dari penulis setelah melihat data dokumentasi dan komunikasi langsung dengan menentukan standar lembaran, sumber data dokementasi dan data komunikasi langsung, kutipan yang di ulas, dan ulasan peneliti.12
1.7.1
Tehnik analisa Data Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisa kualitatif, teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data yang didapat dari wawancara dengan responden. 13 Analisa data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan status uraian dasar Dengan analisa data peneliti berarti
12
Pitoyo, Joko. Op Cit. Hal : 29-30
13
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian. Malang. UIN-MALIKI PRESS.. 2010. Hal: 119
15
melakukan suatu proses pengolahan data, penyederhanaan, pembahasan serta menerjemahkan data atau hasil penemuan ke dalam kata-kata yang lebih rapi dan teratur sehingga mudah dipahami. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yang merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk menafsirkan data dan menginterpretasikan data yang didapat dari wawancara yang dilakukan dan juga data dokumentasi yang didapat. 14 Dengan tujuan mendeskripsikan pelaksanaan proses diskriminasi dalam program pelaksanaan transmigrasi yang di lakukan di desa Oi Saro. Adapun tahapan dalam menganalisis data ini adalah: a) Reduksi data Adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.Dengan demikian penulis menggunakan data reduksi bertujuan untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan mengatur data yang diperoleh dari hasil wawancara. b) Display Data Adalah
rakitan
organisasi
informasi
yang
memungkinkan
kesimpulan dapat dilakukan yang meliputi gambar atau skema, jaringan kerja keberkaitan dengan kegiatan kedalam table. Dengan demikian maksud peneliti melakukan display data bertujuan untuk
14
Pitoyo, Joko. Op.Cit hal 27
16
menyajikan data yang berkaitan dengan kegiatan kedalaman table sesuai dengan data yang diperoleh melalui dokumentasi. c) Pengambilan Keputusan Akhir dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan
dengar
suatu
masalah
yang
bobotnya
tergolong
komprehensif dan mendalam.
17