BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang dan Permasalahan Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan penduduk salah satunya
adalah menanggulangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), mulai dari tindakan pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), pendataan dan pengobatan (kuratif). Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan yang optimal, efektif dan efisien. Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas terdiri dari petugas medis dan paramedis. Petugas medis adalah dokter sedangkan paramedis adalah perawat kesehatan dan bidan. Perawat adalah ujung tombak tenaga pelayanan kesehatan di Puskesmas akan tetapi untuk menangani pasien secara langsung perawat harus bekerja sama dengan dokter, termasuk menangani penyakit DBD. Mengingat masih kurangnya tenaga dokter yang siaga di Puskesmas, terutama didaerah-daerah yang terpencil dalam suatu Kecamatan yang ada di Indonesia, maka besar kemungkinan pasien datang dengan suatu penyakit yang seharusnya segera ditangani, masih harus menunggu kedatangan dokter terlebih dahulu. Sehingga pasien tersebut tidak segera mendapatkan pelayanan meskipun ada tenaga perawat yang siaga. Akibatnya pasien akan terlantar, terlebih lagi bila pasien tersebut terkena penyakit DBD. Penyakit DBD apabila tidak segera mendapatkan pelayanan maka akan semakin parah bahkan mungkin berakibat fatal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka pemberdayaan perawat lebih lanjut sangat diperlukan. Tindakan perawat dalam pelayanan terhadap pasien dinamakan asuhan keperawatan (askep). Supaya meningkatkan pelayanan askep, diperlukan sebuah Sistem yang dapat digunakan sebagai alat bantu, dalam mempertimbangkan pelayanan dan tindakan yang akan diambil. Sistem yang dimaksud adalah Sistem Pakar askep. Sistem pakar yang akan dibangun berisi basis pengetahuan yang digunakan untuk menangani penyakit
1
2
DBD. Basis pengetahuan didapat dari seorang pakar (dokter spesialis) yang menangani penyakit DBD, dengan menggunakan sistem pakar ini, askep kedepannya dapat mengambil tindakan, berupa pelayanan kesehatan kepada pasien secara langsung. Sistem pakar ini dapat mewakili pakar atau dokter ahli yang menangani pada bidang penyakit DBD.
1.2.
Rumusan Masalah Rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana merancang dan
mengimplementasikan sistem pakar sebagai alat bantu askep dalam menangani penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Input berupa gejala-gejala penyakit dengan memanfaatkan metode pelacakan forward chaining dan algoritma Rete, serta mencari besarnya nilai kepercayaan dari gejala-gejala tersebut terhadap kemungkinan terkena penyakit DBD, digunakan metode Certainty Factor (CF).
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu perangkat lunak sistem
pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit DBD, menggunakan bahasa pemrograman Java dan library JESS (Java JESS framework). Harapannya adalah Sistem Pakar yang dibangun dapat membantu askep dalam mendiagnosa penyakit DBD dan dapat menemukan solusi, tanpa harus menunggu kedatangan pakar atau dokter spesialis terlebih dahulu.
1.4.
Batasan Penelitian
Batasan masalah yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah: a. Masukkan sistem hanya mempertimbangkan gejala-gejala yang timbul pada DBD adalah :
Demam tinggi 5-7 hari.
Perdarahan, terutama perdarahan bawah kulit; petekie, ekhimosis, hematoma.
Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.
Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi.
3
Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
Sakit kepala.
Pembengkakan sekitar mata.
Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening.
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary reffil time lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
b. Keluaran dari sistem ini akan memberikan informasi mengenai berapa tingkat resiko seseorang terkena penyakit DBD berdasarkan gejala-gejala yang dimiliki seseorang pasien yaitu: (1). Demam Dengue (DD), (2).Demam Berdarah Dengue-1 (DBD-1), (3).Demam Berdarah Dengue-2 (DBD-2), (4).Demam Berdarah Dengue-3 (DBD-3) dan (5).Demam Berdarah Dengue-4 (DBD-4). Serta memberikan informasi berupa cara penanganan secara umum berdasarkan tingkatan resiko DBD yang diderita pasien. c. Sistem ini digunakan untuk diagnosa pasien, yang memberi masukkan data pasien adalah perawat. d. Metode inferensi yang digunakan yaitu dengan metode forward chaining dan algoritma Rete serta metode Certainty Factor (CF) untuk menentukan tingkat keyakinan terhadap resiko penyakit DBD.
1.5.
Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan yang akan diteliti
diharapkan menghasilkan aplikasi sistem sistem pakar yang dapat memberikan manfaat berupa: a. Menjadi alat bantu askep dalam mendiagnosa penyakit DBD dengan nilai ketidakpastian. b. Perawat dapat mengetahui tingkat resiko terkena penyakit DBD pasien dengan nilai
ketidakpastian
berdasarkan
gejala-gejala
yang
dimiliki,
serta
mendapatkan informasi berupa cara penanganan secara umum. c. Dapat membantu kerja askep menjadi lebih efektive dan efisien dalam mendeteksi tingkat resiko penyakit DBD.
4
1.6.
Keaslian Penelitian Sejauh ini penelitian mengenai metode Forward Chaining dan algoritma
Rete juga dilengkapi dengan metode Certainty Factor (CF) untuk penyakit DBD sudah pernah dilakukan, akan tetapi sejauh pengamatan penulis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, belum ada peneliti yang mencoba membuat sistem pakar sebagai alat bantu untuk askep dalam mendiagnosa penyakit DBD dengan menggunakan Java JESS Framework serta untuk mencari besarnya nilai keyakinan dari gejala-gejala tersebut terhadap kemungkinan tingkat resiko pada penyakit DBD. Perbedaan dari penelitian yang telah ada antara lain : a. Basis pengetahuan yang digunakan terdiri dari tingkat resiko penyakit DBD, berupa gejala-gejala klinis maupun laboratoris yang dimiliki pasien dengan tingkat keyakinan terhadap masing-masing gejala DBD. b. Memberikan informasi berupa hasil diagnosa untuk menunjukkan tingkatan penyakit DBD dengan nilai keyakinan (CF) dan dapat memberikan saran dalam penanganan secara umum. c. Metode yang digunakan untuk memperoleh nilai keyakinan dalam diagnosis adalah metode Certainty Factor (CF) , yang mempunyai ciri dapat dirubah basis pengetahuannya sesuai dengan perkembangan. d. Tools yang digunakan untuk menyusun aplikasi adalah Java dan Jess Framework.
Perbedaan diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti menjamin keaslian penelitian ini dan dapat dipertanggungjawabkan.
1.7.
Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Melakukan studi pustaka Kegiatan mempelajari dokumentasi literatur dan teori yang berkaitan dengan penyakit DBD dan Metode Forward Chaining, Algoritma Rete dan metode
5
Certainty Factor (CF) berserta Java JESS Framework dari buku, jurnal, makalah dan internet. b. Pengumpulan bahan dan data Suatu kegiatan mencari, mengumpulkan data penunjang yang valid mengenai penyakit DBD serta cara penanganan penderita penyakit tersebut. Data yang dikumpulkan adalah data rekam medis yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan dokter atau perawat yang bertugas di Puskesmas dan rumah sakit. c. Analisis dan perancangan sistem 1. Akuisisi pengetahuan Tahap ini dilakukan proses pencarian data-data yang menjadi perumusan pengetahuan awal tentang diagnosa penyakit DBD, dengan melibatkan dokter umum dan dokter spesialis anak beserta perawat yang menangani penyakit DBD sebagai nara sumber. 2. Analisis Sistem Menganalisis penerapan pelacakan Forward Chaining dan Algoritma Rete serta metode Certainty Factor (CF) yang terkait dengan studi kasus. Dengan mencaari variabel-variabel yang ada dalam data rekam medis pasien yang mempengaruhi tingkat resiko penyakit DBD. 3. Desain dan Perancangan Sistem Pada tahap ini dilakukan pembuatan arsitektur sistem yang diinginkan, supaya mudah dimengerti dan mudah diimplementasikan serta mudah digunakan oleh user. Desain terdiri dari: •
Perancangan Unified Modeling Language (UML) yaitu merupakan aliran data yang menggambarkan bagaimana data diproses oleh sistem serta menggambarkan notasi-notasi aliran data di dalamnya.
•
Perancangan Basis Pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan untuk memahami serta menyelesaikan masalah, digunakan untuk penarikan kesimpulan dan merupakan hasil dari proses yang ditunjukan dalam UML. Pada perancangan basis pengetahuan sistem
6
pakar ini premisnya adalah gejala-gejala (klinis dan laboratoris), sedangkan konklusi adalah hasil dari diagnosa penyakit DBD. Sistem pakar ini memiliki lebih dari satu jenis gejala, sehingga gejala-gejala tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logika AND dan OR, jadi bentuk pernyataannya: o JIKA [gejala1] AND [gejala2] AND [gejala3] MAKA [tingkat resiko penyakit DBD].(bila gejala1, gejala2 dan gejala3 semua bernilai benar/true) o JIKA [gejala1] OR [gejala2] OR [gejala3] MAKA [tingkat resiko penyakit DBD]. (bila gejala1, gejala2 dan gejala3 bila ada salah satu atau lebih yang bernilai benar/true) •
Perancangan Mesin Inferensi merupakan otak dari sistem pakar, dikenal juga sebagai struktur kontrol atau interpreter rule (dalam rule berbasis sistem pakar). Dalam sistem ini menggunakan metode penalaran pelacakan maju (Forward Chaining) yaitu dari fakta-fakta berupa gejala-gejala yang diberikan user sebagai masukan ke sistem, kemudian ada proses perhitungan sampai ditemukan hasil akhir berupa tingkat resiko penyakit DBD dan nilai keyakinannya (CF).
•
Perancangan basis data adalah pembuatan tabel dan relasi antar tabel yang akan dirancang sebagai wadah penyimpanan data yang diperlukan oleh sistem, yaitu Entity Relationship Diagram (ERD).
d. Tahap Fasilitas Penjelasan Sistem Fasilitas penjelasan berfungsi memberi penjelasan kepada pasien bagaimana sistem menyimpulkan penyakit yang telah didiagnosa, memberikan hasil diagnosa beserta saran-saran yang diperlukan. e. Implementasi Aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi tingkat resiko penyakit DBD ini, mengutamakan pada proses pengolahan data dan diagnosa penyakit DBD. Pada implementasinya, menjelaskan tentang modul-modul yang ada yaitu: modul pengolahan data, yang digunakan untuk mengelola data gejala-gejala, data penyakit DBD, dan data rule (data aturan/kaidah). Serta modul yang
7
berikutnya adalah modul diagnosa, yaitu modul yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita serta nilai keyakinannya berdasarkan gejala-gejala yang dimasukan oleh pengguna/user. f. Pengujian Melakukan uji coba pada sistem yang telah selesai dibuat. Jika penerapan sistem sudah berjalan dengan baik, sistem dapat diimplementasikan secara nyata berfungsi untuk mendiagnosa penyakit DBD. Kemudian dilakukan pengujian keakuratan hasil diagnosa dengan pakar (dokter spesialis anak yang menangani penyakit DBD). g. Evaluasi dan perbaikan kesalahan Tahap ini akan mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam perangkat lunak yang dibuat.
1.8.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan berguna untuk memberikan gambaran
umum dari keseluruhan isi laporan, serta untuk mempermudah pembaca agar lebih jelas. Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN Bab 1 berisi Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang penelitian yang dirancang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab 2 berisi Tinjauan Pustaka, berisi tentang pemaparan hal-hal yang berkaitan serta pustaka yang dipakai pada waktu penelitian. Berisi tentang penelitian-penelitian sebelumnya dan perbedaan dengan penelitian yang sedang dilakukan. BAB III LANDASAN TEORI Bab 3 berisi Landasan Teori, yang merupakan pembahasan tentang teori dasar yang
berkaitan dengan penyakit Demem Berdarah Dengue
8
(DBD), sistem pakar, representasi pengetahuan, Forward Chaining, Algoritma Rete dan Certainty Factor (CF) yang merupakan mesin inferensi dari sistem pakar dan akan menjadi dasar dalam pemecahan masalah yang mendukung perancangan sistem ini. BAB IV ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM Bab 4 berisi berisi perancangan sistem pakar yang meliputi perancangan basis pengetahuan dan proses inferensi untuk menentukan diagnosa penyakit Demam Berdarah Dengue. Bab ini juga menguraikan tentang perancangan basis data, Unified Modeling Language (UML) dan antar muka (interface). BAB V IMPLEMENTASI Bab 5 berisikan cuplikan kode program (sourcecode) dan tampilan antarmuka program dari implementasi sistem yang telah dihasilkan. BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab 6 berisikan hasil akhir dari sistem pakar yang dibangun dan dilakukan pengujian terhadap sistem pakar yang telah dihasilkan dan disertai dengan penjelasan dari setiap keluaran proses, kemudian melakukan perbandingan hasil manual dengan hasil sistem pakar yang telah dibuat. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 berisi Kesimpulan dan Saran, dalam hal ini ada beberapa kesimpulan dari proses pengembangan sistem, baik pada tahap analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi sistem dan terutama pada analisis kinerja sistem serta saran-saran berdasarkan keterbatasan dan kekurangan yang ditemukan pada penelitian ini.