11
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua
gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Upaya awal penerapan sistem profit dan loss sharing tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara non konvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir. Setelah dua rintisan awal yang cukup sederhana itu, bank Islam tumbuh dengan sangat pesat (Antonio, 2001). Dipicu oleh UU No.10 tahun 1998, yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system, bank-bank konvensional yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka unit usaha syariah. Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi para staffnya. Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah. Pangsa pasar bagi bank syariah dapat dibagi menjadi 3 segmen yaitu: Pertama, masyarakat yang secara absolut menolak bunga sehingga mereka tidak memanfaatkan jasa bank konvensional (nasabah emosional). Kedua, masyarakat yang memanfaatkan baik jasa bank syariah maupun bank konvensional (nasabah nasional). Ketiga, masyarakat yang hanya menggunakan jasa bank konvensional (Khairunisa, 2001). Namun, jumlah orang yang fanatik terhadap agama jauh lebih sedikit dibanding segmen pasar yang mengambang (floating market). Pasar yang mengambang ini umumnya akan mencari perbankan yang dapat memberi return lebih tinggi (Karim , 2005).
12 Potensi terbesar bank syariah terdapat pada segmen floating market, yang mempunyai ciri lebih menunjukan aspek financial benefit dibandingkan aspek syariah. Bagi segmen floating market, ketertarikan dan kemauan untuk bertransaksi dengan bank syariah sangat ditentukan oleh layanan dan keuntungan yang ditawarkan. Segmen pasar ini akan bertransaksi dengan bank syariah jika bank syariah memberikan layanan dan keuntungan minimal sama atau bahkan lebih dibandingkan bank konvensional (Karim, 2005). Bank syariah dalam pengembangannya tidak hanya berlandaskan pada aspek legalitas melalui keberadaan undang-undang dan keunggulan nilai-nilai moral semata yang diaplikasikan dalam operasi perbankan syariah, tetapi juga harus berdasarkan pada market driven. Bank syariah dapat berkembang baik bila mengacu kepada demand masyarakat akan produk yang menguntungkan dan jasa bank syariah. Sesuai dengan tugasnya dalam menghimpun dana masyarakat, bank syariah dan bank konvensional berupaya untuk memperoleh dana dari masyarakat sebesar-besarnya sebagai modal untuk menjalankan usahanya. Sehingga menyebabkan persaingan antara bank syariah dan bank konvensional. Perbankan syariah mengharamkan sistem bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibatnya adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang (Antonio, 2001). Investasi merupakan usaha yang dilakukan mengandung risiko dan mengandung unsur ketidakpastian. Sebaliknya, pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki risiko karena adanya persentase suku bunga tertentu yang diterapka berdasarkan besarnya modal (Karim, 2005). Menyimpan uang di bank syariah termasuk kategori investasi. Besar-kecilnya perolehan return tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai pengelola dana (Wiroso, 2005). Oleh karena itu, bank syariah tidak hanya sekedar menyalurkan uang, bank syariah harus terus-menerus berusaha meningkatkan return on investment yang berupa pendapatan bagi hasil, sehingga lebih menarik dan lebih memberikan kepercayaan bagi pemilik dana (Iman Hilman, 2003). Sudah seharusnya return dalam bagi hasil dapat memberikan suatu daya saing terhadap sistem bunga konvensional mengingat saat ini tingkat suku bunga masih
13 merupakan faktor penentu utama dalam pengambilan keputusan bisnis. Hal ini berarti bahwa pada saat tingkat suku bunga tinggi, masyarakat lebih tertarik untuk mengorbankan konsumsinya guna menambah jumlah tabungannya. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH PENDAPATAN BAGI HASIL DAN SUKU BUNGA TERHADAP SIMPANAN MUDHARABAH”
1.2
Identifikasi Masalah Mengacu kepada hal-hal di atas yang melatarbelakangi penelitian ini, maka
penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada pada penelitian kali ini kepada hal-hal sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara pendapatan bagi hasil dengan simpanan mudharabah pada PT Bank Jabar Syariah Tbk. 2. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara suku bunga dengan simpanan mudharabah pada PT Bank Jabar Syariah Tbk. 3. Bagaimana pengaruh yang signifikan antara pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap simpanan mudharabah pada PT Bank Jabar Syariah Tbk.
1.4
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari, menganalisa dan menyimpulkan tentang pengaruh pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap simpanan mudharabah pada PT Bank Jabar Syariah Tbk.
1.4.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara pendapatan bagi hasil dengan simpanan mudharabah pada PT Bank Jabar Syariah Tbk. 2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara suku bunga dengan simpanan mudharabah pada PT Bank Jabar Syariah Tbk.
14 3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap simpanan mudharabah pada PT Bank Jabar Syariah Tbk.
1.5
Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengharapkan dapat digunakan oleh
semua pihak berkepentingan. Adapun pihak-pihak yang kiranya akan dapat menggunakan hasil penelitian ini adalah: 1. Penulis a. Memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep pengaruh pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap simpanan mudharabah. b. Diharapkan dapat memperluas dan memperkaya akan pengetahuan pengaruh pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap simpanan mudharabah.
2. Perusahaan a. Dapat memberikan informasi tambahan mengenai pengaruh tingkat bagi hasil dan suku bunga terhadap simpanan mudharabah. b. Sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan
yang berhubungan
dengan kelangsungan aktivitas operasional bank tersebut. 3. Pihak Lain Diharapkan dapat membantu menambah pengetahuan dan pemahaman informasi, terutama mengenai sejauhmana pengaruh pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap simpanan mudharabah.
1.5
Kerangka Pemikiran Lahirnya UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan pada bulan November 1998
yang merupakan penyempurnaan terhadap UU No.7 tahun 1992 beserta peraturanperaturan pendukungnya memberikan ketegasan dan peluang yang cukup besar bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Undang-undang ini, juga menjadi indikasi prinsip syariah dalam bidang perbankan, disamping prinsip atau sistem konvensional yang telah lama ditetapkan dalam perbankan nasional.
15 Bank dan Bank umum didefinisikan dalam UU perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 1ayat 1 dan 3 tentang perubahan pokok perbankan sebagai berikut: “Bank adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkannya
kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.”
“Bank pada umum adalah bank yang melakukan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.”
Dari definisi di atas ,bank umum dalam menjalankan usahanya secara umum berfungsi menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik, bank berfungsi sebagai; a. agent of trust (kegiatan berdasarkan kepercayaan), b. agent of development (memperlancar kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi), c. agent of service (menawarkan berbagai jasa).
Adapun pengertian bank syariah dalam UU No. 10 tahun 1998 adalah: “Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip islam (bagi hasil) yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya.” Hal senada juga dikemukakan oleh AASIFI (Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institution). “Bank Islam adalah suatu lembaga yang didirikan dengan konsep bagi hasil atas keuntungan dan kegiatan sesuai dengan konsep Islam (Syariat Islam).”
16 Berdasarkan definisi tersebut, prinsip utama opersasional bank syariah adalah prinsip syariah, yaitu yang bersumber pada Al-Quran dan Al-Hadits. Kegiatan operasonal bank harus memperhatikan perintah dan larangan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul Muahmmad SAW. Larangan terutama berkaitan dengan kegiatan bank yang dapat diklasifikasikan sebagai riba dalam berbagai bentuknya,tidak mengaku konsep time value of money serta memperkenalkan konsep uang sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan. Larangan terhadap adanya riba tersebut tercermin dalam AlQuran Surat Al-Imran ayat 130, yaitu:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank berdasarkan prinsip syariah tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang digunakan atau dititipkan oleh suatu pihak. Penentuan imbalan terhadap dana yang dipinjamkan maupun dana yang disimpan di bank berdasarkan pada prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing), jual beli atau prinsip syariah lainnya. Pangsa pasar bagi bank syariah dapat dibagi menjadi 3 segmen yaitu: Pertama, masyarakat yang secara absolut menolak bunga sehingga mereka tidak memanfaatkan jasa bank konvensional (nasabah emosional). Kedua, masyarakat yang memanfaatkan baik jasa bank syariah maupun bank konvensional (nasabah nasional). Ketiga, masyarakat yang hanya menggunakan jasa bank konvensional (Khairunisa, 2001). Namun, jumlah orang yang fanatik terhadap agama jauh lebih sedikit dibanding segmen pasar yang mengambang (floating market). Pasar yang mengambang ini umumnya akan mencari perbankan yang dapat memberi return lebih tinggi (Karim , 2005). Potensi terbesar bank syariah terdapat pada segmen floating market, yang mempunyai ciri lebih menunjukan aspek financial benefit dibandingkan aspek syariah. Bagi segmen floating market, ketertarikan dan kemauan untuk bertransaksi dengan bank syariah sangat ditentukan oleh layanan dan keuntungan yang ditawarkan. Segmen pasar ini akan bertransaksi dengan bank syariah jika bank syariah memberikan layanan dan
17 keuntungan minimal sama atau bahkan lebih dibandingkan bank konvensional (Karim, 2005). Sifat usaha bank syariah dapat digolongkan menjadi tiga kegiatan sebagaimana halnya bank konvensional, yaitu menghimpun dana (finding) penyaluran dana (leading) dan pemberian jasa. Kegiatan penghimpunan dana merupakan kegiatan pokok yang dapat dilihat pada sisi pasiva neraca di bank. Bank syariah dapat menghimpun dana dari masyarakat menyediakan bentuk simpanan yang meliputi giro berdasarkan prinsip wadiah atau tabungan berdasarkan prinsip mudharabah. Kegiatan penyaluran dana merupakan kegiatan pokok bank yang dapat dilihat dari sisi aktiva neraca bank. Bank syariah melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli berdasarkan murabahah istisna, ijarah, salam dan jual beli lainnya. Pinjaman bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah musyarakah dan bagi hasil lainnya berdasarkan prinsip hiwalah, rahn, qardh dan sebagainya (Antonio, 2001). Bagi hasil atau profit sharing ini dapat diartikan sebagai sebuah bentuk kerjasama antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola atau mudharib, dan nantinya akan ada pembagian hasil sesuai dengan persentase jatah bagi hasil (nisbah) sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Mudharabah ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mudharabah muthlaqah, yaitu bagi hasil yang bersifat tidak terbatas (unrestricted), dan mudharabah muqayyadah, yaitu bagi hasil yang bersifat terbatas (restricted). Untuk mudharabah muthlaqah, pihak pengelola yaitu pihak bank memiliki otoritas penuh untuk menginvestasikan atau memutar uangnya. Sedangkan untuk mudharabah muqayyadah, pemilik dana memberi batasan kepada pihak pengelola. Misalnya, adalah jenis invetasi, tempat investasi, serta pihak-pihak yang diperbolehkan terlibat dalam investasi (Antonio, 2001). Menyimpan uang di bank syariah termasuk kategori investasi. Besar-kecilnya perolehan return tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai pengelola dana (Wiroso, 2005). Oleh karena itu, bank syariah tidak hanya sekedar menyalurkan uang, bank syariah harus terus-menerus berusaha meningkatkan return on investment yang berupa tingkat bagi hasil, sehingga lebih menarik dan lebih memberikan kepercayaan bagi pemilik dana (Iman Hilman, 2003).
18 Sudah seharusnya return dalam bagi hasil dapat memberikan suatu daya saing terhadap sistem bunga konvensional mengingat saat ini tingkat suku bunga masih merupakan faktor penentu utama dalam pengambilan keputusan bisnis. Hal ini berarti bahwa pada saat tingkat suku bunga tinggi, masyarakat lebih tertarik untuk mengorbankan konsumsinya guna menambah jumlah tabungannya. Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan tingkat suku bunga dilakukan oleh Nilam Nur Azizah (2006) Universitas Padjajaran juga melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Suku Bunga terhadap Simpanan Mudharabah”. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa antara Tingkat Bagi Hasil dan Suku Bunga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Simpanan Mudharabah. Sedangkan penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil dan Suku Bunga terhadap Simpanan Mudharabah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara pendapatan bagi hasil dengan simpanan mudharabah, untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara suku bunga dengan simpanan mudharabah, dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang signifikan antara pendapatan bagi hasil dan suku bunga terhadap simpanan mudharabah. Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. “Semakin tinggi pendapatan bagi hasil yang diberikan bank syariah, akan semakin besar pula minat masyarakat untuk menanamkan dananya di bank syariah”. 2. “semakin tinggi suku bunga bank konvensional, akan menurunkan minat masyarakat untuk mengadopsi bank syariah, yang akhirnya akan menurunkan jumlah simpanan di bank syariah”.
1.6
Metodelogi Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode
deskriptif verifikatif. Metode deskriptif verifikatif yang digunakan oleh penyusun yaitu metode studi kasus, yaitu suatu penelitian yang lingkup atau wawasan dari materi yang diteliti terbatas, akan tetapi data atau informasi materi yang sempit tadi merupakan informasi yang mendalam karena terbatasnya materi, maka hasil dari penelitian studi kasus atau kesimpulan studi kasus hanya berlaku terbatas pada kasus tadi.
19 Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (field research) Penelitian lapangan yang dimaksudkan untuk mendapatkan bahan melalui suatu badan yang memiliki data dan informasi, penelitian yang dilakukan pada kantor bank syariah, untuk memperoleh data keuangan yang telah dipublikasikan atas bank syariah yang mengacu pada laporan keuangan dan informasi lain yang diperlukan guna mendukung data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan, dengan cara mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis dan hasil tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analitis atas data yang diperoleh dalam studi lapangan sehingga menghasilkan kesimpulan serta saran untuk memecahakan masalah yang ada.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada PT Bank Jabar Syariah Tbk. Jalan Pelajar
Pejuang 45 No.54, Bandung dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan selesai.