BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Analisis Situasi Sampai saat ini kelompok tani rumput laut “Segara Merta Nadi” sebagai mitra
dalam kegiatan P2M ini memiliki anggota sebanyak 50 KK (kepala keluarga). Setiap KK dalam kelompok ini rata-rata memiliki lahan budidaya rumput laut seluas 3 – 4 ha, dimana menurut keterangan petani, setiap ha rata-rata dapat menghasilkan rumput laut kering sebanyak 200 Kg untuk sekali panen. Panen umumnya dilakukan setiap 40 – 45 hari. Pada saat hasil panen melimpah, setiap ha lahan bahkan dapat menghasilkan rumput laut kering sebanyak 300 Kg untuk sekali panen. Selama menggeluti usaha budidaya rumput laut, ternyata banyak permasalahan yang dihadapi oleh petani termasuk kelompok tani “Segara Merta Nadi”, dari permasalahan budidaya sampai masalah pemasaran. Permasalahan budidaya yang dihadapi adalah serangan penyakit (umumnya penyakit ice-ice) dan gulma yang biasanya muncul pada peralihan antara musim kemarau dengan musim hujan dan sebaliknya. Penyakit ini muncul akibat kondisi ekstrem, misalnya perubahan kadar garam atau kandungan nutrisi dalam air secara tiba-tiba. Tetapi, menurut keterangan petani, serangan penyakit ice-ice terjadi hanya 2-3 bulan dalam setahun, pada “sasih kelima” (November) dan “sasih kesanga” (Maret). Penyakit yang menyerang rumput laut memang sangat sulit dihindari, karena sangat sulit untuk mengontrol kondisi perairan laut. Namun, selama ini petani selalu melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak serangan penyakit terhadap tanaman mereka, antara lain dengan cara melakukan rolling lahan tanam dan pemanenan lebih awal. Usaha yang dilakukan ternyata dapat menyelamatkan hasil panen, walaupun hasilnya tidak sebanyak pada keadaan normal. Permasalahan lain yang sampai saat ini belum bisa diatasi dan sangat meresahkan petani rumput laut di Nusa Penida, termasuk kelompok tani “Segara Merta Nadi” adalah harga rumput laut yang kurang layak dan sering naik turun. Maklum saja, petani sampai saat ini masih memasarkan hasil panen mereka melalui pengepul. Petani secara langsung menjual hasil panen mereka kepada pengepul kecil yang ada pada masing-masing “banjar”, pengepul-pengepul kecil ini kemudian menjual rumput laut tersebut kepada pengepul yang lebih besar. Rentetan alur pemasaran rumput laut belum berhenti sampai di sini. Pengepulpengepul besar ini selanjutnya menjual barang dagangan mereka kepada pengepul yang lebih besar yang ada di Pulau Bali, dan menurut keterangan salah seorang pengepul, 1
pengepul besar yang ada di Pulau Bali ini kemudian menjual hasil panen rumput laut ke unit pengemasan yang ada di Pulau Jawa. Di unit inilah rumput laut tersebut dibersihkan dan dikeringkan kembali untuk selanjutnya dikemas dan dikirim/diekspor ke berbagai industri pengolahan rumput laut. Hal inilah yang menyebabkan harga rumput laut di tingkat petani sangat rendah. Disamping itu para pengepul ini sering mempermainkan harga rumput laut, karena para petani sangat tergantung dengan keberadaan mereka. Tanpa pengepul, petani tidak tahu harus kemana menjual hasil panen mereka. Pemasaran rumput laut hasil panen petani di Nusa Penida sebagian besar dalam bentuk rumput laut kering dengan kadar air sekitar 25%. Rumput laut yang baru dipanen secara langsung dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 – 3 hari sampai kering, kemudian siap dipasarkan. Pemasaran dalam bentuk basah hanya dilakukan untuk memenuhi permintaan terhadap bibit. Permintaan pasar terhadap rumput laut kering pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan berbagai industri pengolahan rumput laut baik di dalam maupun luar negeri. Pemasaran hasil panen umumnya dilakukan melalui pengepul yang ada di masing-masing daerah mereka.
1.2.
Identifikasi dan Perumusan Masalah Rumput laut yang dipasarkan oleh kelompok tani di Nusa Penida masih dalam
bentuk kering langsung yang relatif rendah kualitasnya. Keadaan lebih diperburuk oleh teknik pengeringan hasil panen yang kurang memperhatikan aspek kebersihan. Sebagian besar petani mengeringkan rumput laut tanpa dibersihkan terlebih dahulu, dan kadang kala kalau tempat penjemuran sudah penuh petani sering menjemur hasil panennya di atas pasir. Hal ini yang menyebabkan kualitas rumput laut kering yang dihasilkan menjadi rendah dan memicu terjadinya penurunan harga dan permintaan konsumen. Permasalahan ini sebenarnya berakar dari ketergantung petani pada pengepul dalam memasarkan hasil panen, serta kurangnya pengetahuan dan kemampuan mereka dalam mengolah rumput laut menjadi produk yang memiliki kualitas dan nilai jual lebih baik. Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani rumput laut di Nusa Penida maka, permasalahan pokok yang akan dicarikan solusi melalui kegiatan P2M ini adalah terkait kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani rumput laut dalam mengolah hasil panen menjadi bahan baku/produk yang lebih berkualitas.
2
1.3.
Tujuan Kegiatan Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini adalah sebagai berikut. 1) Meningkatkan wawasan dan pengetahuan kelompok tani rumput laut “Segara Merta Nadi” tentang pengolahan rumput laut menjadi produk/bahan baku berkualitas, yaitu karaginan kertas 2) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan kelompok tani rumput laut “Segara Merta Nadi” dalam mengolah rumput laut menjadi produk/bahan baku berkualitas, yaitu karaginan kertas
1.4.
Manfaat Kegiatan Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peserta sebagai berikut.
1) Masyarakat akan memperoleh wawasan serta pengetahuan tentang pengolahan rumput laut menjadi produk/bahan baku berkualitas, yaitu karaginan kertas. 2) Masyarakat akan memperoleh keterampilan dalam pengolahan rumput laut menjadi produk/bahan baku berkualitas, yaitu karaginan kertas. 3) Semangat dan gairah masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya dan pengolahan rumput laut akan meningkat.
3
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1 Kerangka Pemecahan Masalah Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahn mitra adalah dengan meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani rumput laut dalam mengolah hasil panen mereka menjadi bahan baku (raw material) yang memiliki kualitas dan nilai jual lebih baik, yaitu menjadi karaginan kertas. Karaginan kertas adalah salah satu hasil olahan rumput laut yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan rumput laut kering dan dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Produk karaginan kertas dapat dimanfaat menjadi bahan baku atau bahan tambahan bagi produk lain, seperti produk kosmetika, tekstil, serta berbagai produk minuman dan makanan. Pendekatan yang digunakan dalam rangka pemecahan permasalahan kelompok tani rumput laut “Segara Merta Nadi” sebagai mitra dalam kegiatan P2M ini ditunjukkan pada Tabel 2.1 di bawah.
Tabel 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah No 1
3
Permasalahan Kelompok tani “Segara Merta Nadi” belum mengetahui / memahami pengolahan rumput laut menjadi bahan baku/produk berkualitas Kelompok tani “Segara Merta Nadi” belum mampu mengolah rumput laut menjadi bahan baku/produk berkualitas
Akar masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Kurangnya informasi
1. Ceramah. 2. Dialog interaktif dengan masyarakat setempat
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
1. Ceramah dan diskusi didukung peralatan audiovisual. 2. Penyebaran brosur minyak secara enzimatis 3. Demonstrasi teknik pengolahan rumput laut menjadi bahan baku/produk berkualitas
4
2.2. Khalayak Sasaran Strategis Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah salah satu kelompok tani rumput laut di Nusa Penida, yaitu kelompok tani “Segara Merta Nadi” yang berlokasi di Desa Adat Nyuh Kukuh Kecamatan Nusa Penida. Pemilihan salah satu kelompok tani berdasarkan pertimbangan efektifitas program dalam rangka menumbuhkan suatu unit usaha masyarakat yang akan memicu pertumbuhan unit-unit usaha lainnya terkait pengolahan rumput laut.
2.3. Metoda Pelaksanaan Kegiatan Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan adalah sosialisasi, pelatihan dan pendampingan. Gabungan metode-metode tersebut diharapkan mampu meningkatkan wawasan, pemahaman dan keterampilan masyarakat tentang pengolahan rumput laut menjadi bahan baku/produk berkualitas yaitu karaginan kertas. Kegiatan akan diawali dengan sosialisasi teknologi pengolahan rumput laut, dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi. Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pengolahan rumput laut menjadi karaginan kertas, dilakukan dengan metode demonstrasi dan diskusi. Selanjutnya dilakukan pendampingan bagi peserta sehingga benar-benar mampu menguasai teknologi pengolahan rumput laut ini.
2.4.
Rancangan Evaluasi Evaluasi kegiatan P2M ini dilakukan terhadap proses dan produk kegiatan.
Evaluasi proses dilakukan terhadap variabel-variabel berikut : kehadiran peserta mengikuti kegiatan, semangat/antusiasme masyarakat mengikuti kegiatan, dan tanggapan/respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan. Kehadiran peserta diukur dengan absensi kegiatan,
kemudian
dinyatakan
dalam
bentuk
persentase
kehadiran
peserta.
Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan diukur selama kegiatan berlangsung dengan skala likert, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan dipersentasekan. Berdasarkan frekuensi (persentase) tersebut dilakukan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan tentang semangat/antusiame peserta mengikuti kegiatan. Tanggapan/respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan diukur di akhir kegiatan dengan angket tertutup menggunakan skala Likert (SS = sangat setuju, S = setuju, TT = tidak tentu, TS = tidak setuju,
STS
=
sangat
tidak
setuju).
Evaluasi
produk
dilakukan
terhadap
kemampuan/keterampilan peserta mengolah rumput laut menjadi produk karaginan kertas.
5
Evaluasi produk diukur dengan skala Likert, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi (dipersentasekan), dan hasilnya diinterpretasikan untuk memperoleh kesimpulan. Indikator yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut. 1. Kehadiran peserta mengikuti kegiatan lebih dari 85 % 2. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan baik 3. Kemampuan/keterampilan peserta mengolah rumput laut menjadi produk karaginan kertas baik 4. Tanggapan/respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan positif
6
BAB III HASIL DAN PELAKSANAAN
3.1. Hasil Kegiatan Kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Adat Nyuh Kukuh, Kecamatan Nusa Penida yang diselenggarakan pada Hari Selasa, 5 Nopember 2013 dimulai pada pukul 10.00 Wita. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Kelian Adat, yaitu I Gede Susila dan 16 orang perwakilan kelompok tani rumput laut. Secara umum kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memberikan hasil cukup memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi terhadap proses maupun produk kegiatan. Hasil evaluasi proses yang meliputi: kehadiran peserta mengikuti kegiatan, semangat/antusiasme masyarakat mengikuti kegiatan, dan tanggapan/respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan menunjukkan hasil baik. Hasil evaluasi produk karaginan kertas yang dihasilkan peserta cukup baik, namun kualitasnya perlu ditingkatkan melalui percobaan secara mandiri oleh peserta. Hasil penilaian terhadap parameter-parameter evaluasi ditunjukkan di bawah ini.
3.1.1 Kehadiran Peserta Peserta yang diundang dalam kegiatan ini berjumlah 16 orang dan yang bisa hadir dalam kegiatan juga 16 orang. Ini menandakan bahwa kehadiran peserta mengikuti kegiatan pelatihan sangat baik. (Absensi peserta ditunjukkan pada Lampiran).
3.1.2 Semangat/Antusiasme Peserta Mengikuti Kegiatan Semangat peserta mengikuti kegiatan pelatihan tergolong baik. Hal ini terlihat dari antusiasme dan aktivitas peserta mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir kegiatan. Data hasil penilaian terhadap semangat/antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan ditunjukkan pada Tabel 3.1 di bawah.
Tabel 3.1 Semangat/Antusiasme Masyarakat Mengikuti Kegiatan No
Aspek yang diamati
1
Perhatian peserta selama kegiatan berlangsung Keterlibatan peserta dalam kegiatan diskusi/penyuluhan Keterlibatan peserta dalam
2 3
Nilai Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Baik Kurang 7
4
5
kegiatan praktek/pelatihan Semangat peserta mengajukan pertanyaan terkait materi yang dilatihkan Kerjasama peserta selama kegiatan
3.1.3 Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kegiatan Tanggapan peserta terhadap kegiatan ini cukup baik. Data respon/tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan diperoleh melalui penyebaran angket tertutup menggunakan skala Likert. Data respon masyarakat ditunjukkan pada Tabel 3.2 di bawah.
Tabel 3.2 Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kegiatan P2M No 1
2
3
4
5
Pernyataan Masyarakat menyambut dengan baik kegiatan pengabdian dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan tentang teknologi tepat guna Masyarakat sangat senang dan semangat mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang diberikan memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat tentang teknologi tepat guna Kegiatan pelatihan yang diberikan meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah rumput laut menjadi karaginan kertas Pelatihan dan penyuluhan yang diberikan dapat dengan mudah dipahami
SS
S
N
%
N
%
10
62,5
5
31,25
14
87,5
2
12,5
14
87,5
2
12,5
13
81,25
2
12
75
3
Pendapat TT N %
1
6,25
12,5
1
6,25
18,75
1
6,25
TS N
%
STS N %
8
6
7
8
9
10
dan diikuti Teknologi yang diperkenalkan dan dilatihkan kepada masyarakat sederhana dan tepat guna Kegiatan pelatihan mendorong masyarakat untuk memulai menggunakan teknologi yang diperkenalkan. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan seperti ini sebaiknya terus dilakukan secara berkelanjutan Kegiatan penyuluhan dan pelatihan menyita waktu dan tenaga masyarakat dengan hasil yang tidak pasti Kegiatan pelatihan ini kurang bermanfaat bagi masyarakat
10
16
62,5
6
37,5
9
56,25
3
18,75
4
25
4
25
12
75
2
12,5
14
87,5
100
3.1.4 Kemampuan/Keterampilan Masyarakat Menerapkan Teknik yang Dilatihkan Kemampuan dan keterampilan peserta dalam mengolah rumput laut menjadi produk karaginan kertas dinilai dengan pedoman observasi. Aspek yang diamati untuk mengukur kemampuan/keterampilan masyarakat menerapkan teknologi yang dilatihkan seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Kemampuan/Keterampilan Masyarakat Menerapkan Teknologi yang Dilatihkan No
Aspek yang diamati Sangat Baik
1
2
Kemampuan dan keterampilan membuat karaginan kertas Kualitas karaginan kertas yang dihasilkan : a. Tekstur b. Ketebalan c. Warna
Baik
Nilai Cukup Kurang
Sangat Kurang
9
3
Kemampuan dan keterampilan membuat karaginan kertas
3.2 Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan P2M diawali dengan tahap sosialisasi. Pada tahap sosialisasi masyarakat diberikan wawasan mengenai teknologi dan prospek rumput laut dijadikan karaginan kertas. Sosialisasi dilakukan dengan pemba gian brosur yang berisi tentang cara pengolahan rumput laut menjadi karaginan kertas lalu ceramah dan diskusi. Pada tahap sosialisasi banyak dari masyarakat yang baru tahu bahwa rumput laut dapat dijadikan sebagai karaginan kertas dan banyak yang bertanya mengenai manfaat dan kegunaan dari pengolahan rumput laut menjadi karaginan kertas. Selain itu ada juga yang bertanya mengenai cara memasarkan produk karaginan kertas, apakah bisa dikonsumsi dan rumput laut jenis apa saja yang bisa dijadikan karaginan kertas? Pelatihan rumput laut menjadi karaginan kertas merupakan pengenalan kepada masyarakat petani rumput laut, bahwa hasil bumi yang mereka budidayakan bisa menjadi produk yang mempunyai nilai tinggi di pasaran. Mereka selama ini hanya mengetahui bahwa rumput laut kering yang selama ini dijual
digunakan sebagai makanan dan bahan kosmetika, tetapi belum terbayang
bagaimana mengolahnya. Karaginan kertas inilah nantinya menjadi bahan tambahan dalam makanan dan kosmetika. Karaginan kertas dapat dibuat dari rumput laut jenis apapun, hanya saja kondisi proses untuk optimalisasi hasilnya berbeda. Berdasarkan banyaknya pertanyaan yang diajukan dan hasil yang diperoleh dari data yang dihasilkan dari penyebaran angket, terlihat bahwa masyarakat sangat antusias dengan kegiatan pengabdian ini. Pada tahap pengenalan cara pembuatan karaginan kertas dari rumput laut, peserta banyak menanyakan mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam prosesnya. Ada beberapa bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan karaginan kertas, seperti KCl dan NaOH atau KOH. Masyarakat masih awam dengan bahan-bahan kimia tersebut serta bagaimana cara memperolehnya. Bahan-bahan kimia tersebut sebenarnya sangat mudah dicari di toko bahan kimia yang ada di Kota Denpasar. Bahan-bahan tersebut juga dibutuhkan sangat sedikit dibandingkan rumput laut yang digunakan. Setelah memperoleh penjelasan dari tim pelatih, akhirnya peserta mengetahui bahan-bahan tersebut serta cara memperolehnya. Selain itu banyak diantara mereka juga menanyakan proses pembuatan karaginan kertas, seperti berapa jam harus dipanaskan? Apa yang dilakukan setelah 10
penyaringan? Sebenarnya semua pertanyaan tersebut sudah ada di dalam brosur yang sudah dibagikan (Brosur yang dibagikan ke masyarakat terlampir). Semua tahapan dalam pembuatan karaginan kertas harus dalam kondisi panas, sebelum akhirnya akan mengental dan membentuk kertas sesuai dengan bentuk cetakan yang digunakan. Masyarakat sangat antusias dengan kegiatan ini juga terlihat dari keaktifan peserta dalam ikut serta membantu proses pemanasan rumput laut, bahkan mereka lebih aktif dengan melaksanakan teknik pembuatan karaginan kertas dengan
mengikuti prosedur dalam brosur yang sudah
dibagikan. Evaluasi kegiatan pelatihan dilakukan terhadap proses dan produk hasil kegiatan. Dari data hasil evaluasi, secara umum kegiatan pelatihan telah memberikan hasil yang cukup memuaskan dan bermanfaat bagi masyarakat. Keempat indikator keberhasilan yang dievaluasi,
meliputi:
kehadiran
peserta,
semangat/antusiasme
peserta,
kemampuan/keterampilan peserta menerapkan teknologi yang dilatihkan, dan respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan menunjukkan nilai cukup sampai sangat baik. Kehadiran peserta mengikuti kegiatan 100%. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1, dari lima aspek yang diamati rata-rata menunjukkan hasil baik. Respon/tanggapan peserta terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara umum sangat positif. Data pada Tabel 3.2 menunjukkan dari delapan pernyataan positif yang diberikan menggunakan skala Likert, sebagian besar mendapatkan tanggapan setuju sampai sangat setuju dari peserta, sedangkan dua pernyataan negatif mendapatkan tanggapan tidak setuju. Berdasarkan enam aspek yang diamati dengan skala Likert (Tabel 4.3) terkait dengan kemampuan/keterampilan peserta dalam membuat karaginan kertas, menunjukkan nilai cukup sampai sangat baik. Kualitas produk karaginan kertas yang dihasilkan berkisar dari baik hingga cukup dilihat dari parameter tekstur, ketebalan, dan warna. Hal tersebut termasuk sudah baik sebagai permulaan dalam membuat karaginan kertas. Peningkatan kualitas produk tentunya tidak terlepas dari pengalaman mereka yang nantinya terus mencoba pembuatan karaginan kertas. Pembuatan karaginan kertas pada prinsipnya sangat mudah dan murah untuk diterapkan sehingga, seiring waktu bila mereka telah mahir memproduksinya, akan lebih menguntungkan bila menjual rumput laut dalam bentuk produk karaginan kertas dibandingkan rumput laut kering yang biasanya hanya dijual Rp.3000,- /Kg. Bila hal ini terjadi maka, akan dapat meningkatkan nilai jual rumput laut dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
11
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa simpulan diantaranya sebagai berikut. 1) Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan sudah meningkatkan wawasan dan pengetahuan petani rumput laut di Desa Adat Nyuh Kukuh tentang pengolahan rumput laut menjadi produk/bahan baku berkualitas, yaitu karaginan kertas. 2) Perwakilan kelompok tani rumput laut di Desa Adat Nyuh Kukuh sudah mampu dan terampil dalam mengolah rumput laut menjadi produk/bahan baku berkualitas, yaitu karaginan kertas.
4.2 Saran Saran-saran yang dapat disampaikan antara lain sebagai berikut. 1) Pengurusan pajak terkait dengan dana pengabdian masyarakat sebaiknya dilakukan secara kolektif oleh pihak lembaga supaya lebih efektif dan efisien. 2) Kegiatan pengabdian sebaiknya dilakukan dalam beberapa tahun dan berkelanjutan sehingga bisa memastikan kemampuan masyarakat terhadap kegiatan pengabdian yang akan dilatihkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S., Kurnia, B., Istiqomah, 2001. Kandungan dan Kegunaan Rumput Laut, JUKNIS SERI : NO. 8 tentang Teknologi Budidaya Rumput Laut (Kappaphicus alvarezii). Tahun 2001, Hal 9-12. Anggadiredja, J.T., Zatnika, A., Purwoto, H., Istini, S., 2006. Rumput Laut. Cetakan I. Jakarta. Penebar Swadaya Anonim, 2003. Pesona Rumput Laut Sebagai Sumber Devisa. Departemen Kelautan dan Perikanan RI. (http://www.dkp.go.id/content.php?c=2685) Basmal, J. 2011. Pengolahan Rumput Laut Skala Rumah Tangga. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta Bubnis, W. A., 2000. Carrageenan. FMC Bio Polymer (http://www.fmcbiopolymer.com/portals/bio/content/DOCS/pharmaceuticals/pro blem%20solver/section%2013%20carrageenan.pdf) Meiyana, M., Evalawati, Prihaningrum, A., 2001. Biologi Rumput Laut, JUKNIS SERI : NO. 8 tentang Teknologi Budidaya Rumput Laut (Kappaphicus alvarezii). Tahun 2001, Hal 3–8. Stanley, N., TT. Production, Properties and Uses Of Carrageenan. FMC Coorporation, Marine Colloids Division, USA (http://www.fao.org/docrep/x5822E/x5822e05.htm) Yudistira, C., 2002. Terangkat dengan Rumput Laut. Tersedia http://www.kompas.com/kompas_cetak/0210/14/daerah/terra.26.htm
pada:
13
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
Pelatihan Pengolahan Rumput Laut Menjadi Karaginan Kertas Bagi Kelompok Tani Rumput Laut di Nusa Penida Made Vivi Oviantari, S.Si., M.Si. NIDN: 0005088004 I Nyoman Sukarta, S.Pd., M.Si. NIDN: 0006027609 Gede Agus Beni Widana, S.Si., M.Si. NIDN: 0006058002 Dr. rer. nat. I Gusti Ngurah Agung Suryaputra, S.T., M.Sc. NIDN : 0017127704 Ni Wayan Martiningsih, S.Si., M.Sc. NIDN : 0007038601
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha Nomor : 023.04.2.552581/2013, Tanggal 01 Mei 2013
JURUSAN ANALIS KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2013 14 i
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 1. Judul Program
: Pelatihan Pengolahan Rumput Laut Menjadi Karaginan Kertas Bagi Kelompok Tani Rumput Laut di Desa Adat Nyuh Kukuh, Nusa Penida
2. Ketua Pelaksana a) b) c) d) e) f) g) h) i) j)
Nama Lengkap Jenis Kelamin NIP Disiplin Ilmu Pangkat/Golongan Jabatan Fakultas/Jurusan Alamat Telp/Faks/Email Alamat Rumah
: : : : : : : :
Made Vivi Oviantari, S.Si., M.Si. Perempuan 198008052006042002 Ilmu Lingkungan Penata Muda Tk. I/IIIb Lektor FMIPA/Analis Kimia Jl. Udayana Singaraja 087863244919/
[email protected] : Perum Banyuning Lestari, Blok J1/7 Singaraja : -
k) Telp/Faks/Email 3. Jumlah Anggota Pelaksana 4. Lokasi Kegiatan
: 4 (Orang) :
a). Nama Desa b). Kecamatan c). Kabupaten/Kota d). Propinsi 5. Jumlah Biaya Kegiatan 6. Lama Kegiatan
: Balai Banjar Desa Adat Nyuh Kukuh, : Nusa Penida : Klungkung : Bali : Rp. 7.500.000 : 8 (delapan) bulan
Mengetahui:
Singaraja, 6 Nopember 2013
Dekan Fakultas MIPA
Ketua Pelaksana,
Prof. Dr. I. B. Putu Arnyana, M.Si. NIDN. 0031125821
Made Vivi Oviantari, S.Si., M.Si. NIDN. 00050880004
Mengetahui Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S.p NIDN. 0001015913 15 ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nyalah Laporan Pengabdian Pada Masyarakat dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) yang berjudul “Pelatihan Pengolahan Rumput Laut Menjadi Karaginan Kertas Bagi Kelompok Tani Rumput Laut di Desa Adat Nyuh Kukuh” ini dibuat sebagai bukti fisik bahwa kegiatan P2M tersebut sudah terlaksana. Laporan ini dimulai dengan analisis situasi yang menggambarkan potensi Desa Adat Nyuh Kukuh untuk dilaksankannya kegiatan P2M, disertai dengan perumusan masalah, tujuan kegiatan dan manfaat kegiatan (Bab I). Bab II berisikan tinjauan pustaka yang relevan dengan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian diikuti dengan materi dan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah (Bab III). Bab IV dan Bab V secara berurutan berisikan hasil yang diperoleh dan pembahasannya serta simpulan dan saran.
Akhir kata, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha, yang telah memberikan kepercayaan dan dana untuk terselenggarakannya kegiatan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kelian Adat Desa Nyuh Kukuh, Kecamatan Nusa Penida yang telah mengijinkan terselenggaranya kegiatan P2M ini, serta perwakilan kelompok rumput laut yang antusias mengikuti kegiatan seminar sekaligus pelatihan sampai selesai. Penulis menyadari “tidak ada gading yang tidak retak”, begitu juga dengan laporan ini. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Singaraja, 6 Nopember 2013
Jurusan Analis Kimia
16 iii
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
1.1
Analisis Situasi ........................................................................................
1
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah ......................................................
2
1.3
Tujuan Kegiatan ......................................................................................
3
1.4
Manfaat Kegiatan ....................................................................................
3
BAB II METODE PELAKSANAAN ..............................................................
4
2.1
Kerangka Pemecahan Masalah ...............................................................
4
2.2 Khalayak Sasaran Strategis .....................................................................
5
2.3
Metode Pelaksanaan Kegiatan ................................................................
5
2.4
Rancangan Evaluasi ................................................................................
5
BAB III HASIL DAN PELAKSANAAN ........................................................
7
3.1 Hasil Kegiatan ............................................................................................
7
3.2 Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................
10
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
12
4.1 Simpulan .....................................................................................................
12
4.2 Saran-saran .................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
17 iv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah .........................................................
4
Tabel 3.1 Semangat/Antusiasme Peserta Mengikuti Kegiatan .........................
7
Tabel 3.2 Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kegiatan P2M ...............
8
Tabel 3.3 Kemampuan/Keterampilan Masyarakat Menerapkan Teknologi yang Dilatihkan...............................................................
9
v 18
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Absensi Kegiatan Lampiran 2. Peta Lokasi Wilayah Mitra Lampiran 3. Organisasi Pelaksana Kegiatan Lampiran 4. Foto-foto Kegiatan P2M Lampiran 5. Brosur yang dibagikan ke masyarakat saat kegiatan P2M
vi 19
Lampiran 2. Peta Lokasi Wilayah Mitra
20
Lampiran 3. Organisasi Pelaksana
1. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap dengan Gelar
: Made Vivi Oviantari, S.Si., M.Si.
b. Golongan/Pangkat/NIP
: IIIb/Penata Muda Tk. I /198008052006042002
c. Jabatan Fungsional
: Lektor
d. Jabatan Struktural
:-
e. Fakultas/Jurusan
: MIPA/Analis Kimia
f. Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
g. Bidang Keahlian
: Kimia Lingkungan
h. Waktu untuk kegiatan ini
: 8 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana 1 a. Nama Lengkap dengan Gelar
: I Nyoman Sukarta, S.Pd., M.Si.
b. Golongan/Pangkat/NIP
: IIIb/Penata Muda Tk. I/197602062005011002
c. Jabatan Fungsional
: Lektor
d. Jabatan Struktural
:-
e. Fakultas/Jurusan
: MIPA/Analis Kimia
f. Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
g. Bidang Keahlian
: Kimia Fisika dan Organik
h. Waktu untuk Penelitian ini
: 6 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana 2 a. Nama Lengkap dengan Gelar
: Gede Agus Beni Widana, S.Si.
b. Golongan/Pangkat/NIP
: IIIa/Penata Muda/198005062006041002
c. Jabatan Fungsional
: Asisten Ahli
d. Jabatan Struktural
:-
e. Fakultas/Jurusan
: MIPA/Analis Kimia
f. Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
g. Bidang Keahlian
: Farmasi
h. Waktu untuk kegiatan ini
: 6 jam/minggu
4. Anggota Pelaksana 3 a. Nama Lengkap dengan Gelar
: Dr. rer.nat IGN Agung Suryaputra, S.T., M.Sc.
b. Golongan/Pangkat/NIP
: IIIa/Penata Muda Tk. I/197712172003121002 21
c. Jabatan Fungsional
: Asisten Ahli
d. Jabatan Struktural
:-
e. Fakultas/Jurusan
: MIPA/Analis Kimia
f. Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
g. Bidang Keahlian
: Kimia Kelautan
h. Waktu untuk Penelitian ini
: 6 jam/minggu
4. Anggota Pelaksana 4 a. Nama Lengkap dengan Gelar
: Ni Wayan Martiningsih, S.Si., M.Sc.
b. Golongan/Pangkat/NIP
: IIIa/Penata Muda/1986030720080122003
c. Jabatan Fungsional
: Asisten Ahli
d. Jabatan Struktural
:-
e. Fakultas/Jurusan
: MIPA/Analis Kimia
f. Perguruan Tinggi
: Universitas Pendidikan Ganesha
g. Bidang Keahlian
: Kimia Organik
h. Waktu untuk kegiatan ini
: 6 jam/minggu
22
Lampiran 4. Foto-foto Kegiatan P2M
23
Lampiran 5. Brosur yang dibagikan ke Masyarakat saat P2M
Teknik produksi karaginan kertas yang akan diterapkan pada mitra kegiatan P2M ini terdiri dari beberapa tahapan seperti dijelaskan di bawah ini.
1. Proses pencucian rumput laut Rumput laut disortasi, cuci, rendam dalam larutan KOH/NaOH, selanjutnya cuci hingga netral
2. Proses perebusan rumput laut Rumput laut kemudian dimasukkan ke dalam air bersuhu 95 – 98 oC (dengan rasio rumput laut : air sebesar 1 : 20 s/d 30) selama 3 jam, sambil diaduk .
3. Penyaringan filtrat Setelah perebusan selama 3 jam, cairan/filtrat rumput laut disaring menggunakan kain kasa.
24
4. Penjendalan jel karaginan Penambahan KOH/KCl 1% dari volume filtrat
5. Pemotongan gel karaginan Gel agar-agar diangkat dari kotan penjendalan untuk dipotong menggunakan pemotong agar-agar dengan ketebalan 8 mm.
6. Pengepresan gel karaginan
25
Setelah dipotong, gel karaginan dibungkus dengan kain blacu dan disusun di dalam alat pengepress statis dengan pemberat diberikan secar bertahap. Pengepresan dilakukan minimal 8 jam.
7. Penjemuran gel karaginan dan sortasi Gel karaginan yang sudah dipress kemudian diangkat dan lakukan pengeringan dengan matahari. Gel karaginan yang sudah kering kemudian disortasi
26