1
BAB I PE DAHULUA
1.1
Latar Belakang Departemen Sosial RI (1995)1 menyatakan anak jalanan adalah anak yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup seharihari di jalanan baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan dan di tempattempat umum lainnya. Kecenderungan semakin meningkatnya jumlah anak jalanan merupakan fenomena yang harus segera ditangani agar anak jalanan ini tidak menimbulkan masalah sosial baru. Data terakhir (2008) yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa anak jalanan Indonesia berjumlah 154.861 jiwa. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA, 2007), hampir separuhnya, yakni 75.000 anak jalanan berada di Jakarta. 2 Terdapat banyak faktor yang menjadikan alasan anak-anak turun ke jalan dan menjadi anak jalanan. Salah satu alasannya adalah dilatarbelakangi oleh adanya kemiskinan keluarga, konflik keluarga, dan motivasi anak untuk bekerja atau ingin mencari pengalaman (Krismituhu, 2006). Selain itu, masalah makro seperti perubahan ekonomi, sosial, dan budaya meskipun bernilai positif turut pula membawa dampak yang tidak menguntungkan bagi anak. Anak tidak dapat memperoleh hak-haknya secara memadai karena kesibukan orang tua dan juga dan akibat ketidakberdayaan orang tua dalam mencari kehidupan ekonomi keluarga. Adanya anak jalanan menimbulkan permasalahan lain yang harus dihadapi baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun anak jalanan sendiri. Suhartini (2008), mengelompokkan permasalahan anak jalanan tersebut meliputi gangguan kesehatan dan keselamatan jiwa, kekerasan fisik maupun psikologi, serta kriminalitas. Perubahan karakter (perilaku) cenderung terjadi sehingga anak menjadi lebih agresif. Perilaku agresif anak jalanan tersebut diduga akan mendorong timbulnya konflik sosial yang berakibat pada ketidakstabilan
1 2
Departemen Sosial 2005, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Jalanan, Jakarta Suwardi 2009, Fenomena Anak Jalanan, Dalam http://www.isei.or.id/page.php?id=5okt075 (diakses tanggal 29 April 2010)
2
keamanan yang menimbulkan keresahan masyarakat serta dapat pula berimplikasi pada terganggunya kegiatan operasional perusahaan. Selama ini penanganan sosial anak jalanan sudah diupayakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Penanganan yang dilakukan antara lain dalam bentuk Rumah Singgah. Namun pembinaan yang diterapkan selama ini dari berbagai konsep yang ditawarkan belum dapat berjalan optimal seperti yang diharapkan. Hal ini ditegaskan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (2003:1-2) dalam Astutik (2004) bahwa ada beberapa hal yang memerlukan penyempurnaan diantaranya mekanisme perencanaan program yang
masih terpusat, kualitas
implementasi pelayanan, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menggali sumber pengembangan Rumah Singgah dan pengembangan alternatif program pelayanan yang lebih responsif terhadap kebutuhan anak jalanan. Perencanaan yang terpusat kurang memberikan jaminan ketepatan pelayanan akan kebutuhan anak jalanan, serta kurang memberikan peluang akan partisipasi masyarakat. Akibatnya, pelayanan hanya bersifat reaktif dan tidak berkelanjutan. Menurut pernyataan salah seorang pekerja sosial yaitu Bapak Ali Kohar, Kelurahan Duren Sawit (Jakarta Timur) adalah salah satu daerah yang rawan pengeksploitasian terhadap anak. Pengeksploitasi terbesar datang dari keluarga terdekat anak-anak jalanan sendiri, yaitu orang tua, paman, bibi, kerabat, atau tetangga. Anak-anak dipaksa mencari uang di jalan untuk disetorkan kepada pengeksploitasi.3 Sebagai ungkapan perhatian dan tanggung jawab terhadap permasalahan anak tersebut, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, khususnya divisi Bogasari Flour Mills turut memberikan perhatiannya terhadap permasalahan tersebut melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan Bogasari Flour Mills menyadari pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan. Hal tersebut terlihat dari transformasi CSR Bogasari yang mengalami perkembangan dari masa lalu hingga saat ini, dimana tidak hanya sekedar “kewajiban dan kepedulian” perusahaan untuk membantu melainkan sudah lebih peka terhadap keberadaan dan partisipasi dari masyarakat dengan sifat memberdayakan. Bogasari juga memiliki departemen khusus terkait dengan CSR
3
Sholekhudin 2010, Bengkel Wirausaha anak-anak Jalanan, INTISARI Mind Body & Soul edisi khusus Februari Volume.10.Hal. 88
3
yaitu departemen kemitraan yang bertugas menjalankan program-program yang berkaitan dengan CSR. Sukada et al (2007) mendefinisikan CSR sebagai upaya manajemen yang dijalankan oleh entitas bisnis untuk mencapai suatu pembangunan yang berkelanjutan berdasarkan keseimbangan pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif di setiap pilar. Rumah Singgah merupakan wujud implementasi program CSR yang dilakukan oleh PT. Bogasari Flour Mills. Zulfadli (2004), mendefinisikan Rumah Singgah sebagai suatu wahana yang dipersiapkan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Pendekatan Rumah Singgah ini dipilih karena pemberdayaan harus dilakukan secara intensif sehingga anak-anak lebih dapat diperhatikan dan diawasi. Selain itu, Rumah Singgah ini dapat pula dijadikan rumah tinggal bagi anak-anak yang tidah memiliki rumah tinggal. Selanjutnya, Rumah Singgah ini kemudian diberi nama Rumah Sahabat Anak Puspita. Rumah Sahabat Anak Puspita yang terletak di jalan Tegal Amba, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur didirikan sejak tahun 1999 oleh Bapak Ali Kohar bekerjasama dengan PT. Bogasari Flour Mills atas dasar kepercayaan antara kedua belah pihak. Saat ini, Rumah Sahabat Anak Puspita menampung sekitar 70 orang anak, mulai dari anak usia TK, SD, SMP, hingga SMA. Programprogram pemberdayaan yang telah dilakukan meliputi kegiatan pendidikan informal, beasiswa pendidikan formal, pelatihan yang diarahkan pada peningkatan softskill, pelatihan kewirausahaan, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang juga dilakukan dengan prinsip kekeluargaan. Pada masa awal terbentuknya, Rumah Singgah ini hanya berfungsi sebagai tempat tinggal para anak jalanan. Siang hari mereka mengamen dan malamnya pulang ke Rumah Singgah tersebut. Suasana anak jalanan masih kental dirasakan sebab penampilan mereka masih seperti anak jalanan pada umumnya dengan rambut yang dicat warna-warni, memakai anting-anting, dan lusuh. Lambat laun, dengan program-program pemberdayaan yang dirancang oleh pendiri Rumah Singgah tersebut perilaku anak jalanan sedikit demi sedikit berubah. Mereka
4
sudah tidak bekerja di jalan dan penampilan mereka pun berubah seperti umumnya anak-anak yang lain. Fakta-fakta mengenai permasalahan anak jalanan telah dikemukakan di atas. Pemberdayaan anak jalanan sangat penting dilakukan. Oleh sebab itu, akan sangat menarik apabila kita mengkaji sejauhmana program rumah singgah mampu memberdayakan anak jalanan melalui perubahan perilaku.
1.2
Perumusan Masalah Mencermati apa yang telah diuraikan di latar belakang masalah, maka
yang menjadi perumusan masalah dalam skripsi ini adalah: 1.
Bagaimana implementasi CSR Rumah Singgah PT. Bogasari Flour Mills?
2.
Bagaimana pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan di Rumah Sahabat Anak Puspita?
3.
Bagaimana perubahan perilaku anak jalanan serta sejauhmana tipologi keluarga menentukan perubahan tersebut?
1.3
Tujuan Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan penulisan
skripsi ini adalah untuk: 1.
Menganalisis implementasi Rumah Singgah sebagai bentuk CSR berdasarkan prinsip pengembangan masyarakat
2.
Mengkaji pemberdayaan anak jalanan di Rumah Singgah
3.
Menganalisis perubahan perilaku anak jalanan menurut tipologi keluarga
1.4
Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
khususnya serta umumnya bagi para peminat studi yang dijadikan topik penulisan untuk menambah informasi dan pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bagi penulisan terkait. Secara lebih rinci, penulisan ini memiliki kegunaan/manfaat diantaranya yaitu:
5
1.
Bagi peneliti Bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai implementasi CSR dalam bentuk program Rumah Singgah serta bagaimana pemberdayaan yang dilakukan di Rumah Singgah yang merupakan bentuk CSR, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian
2.
Bagi anak jalanan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data sehingga anak-anak jalanan menyadari apa yang mereka butuhkan sehingga menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka
3.
Bagi Rumah Singgah Manfaat dari hasil penelitian ini dapat pula dijadikan masukan bagi perbaikan-perbaikan pemberdayaan yang dilakukan terhadap anak jalanan
4.
Bagi masyarakat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang program CSR yang dilakukan PT. Bogasari Flour Mills sebagai upaya untuk mengatasi masalah anak jalanan
5.
Bagi Perusahaan Perusahaan yang terkait dengan penelitian ini dapat menggunakan hasil penelitian sebagai masukan dan pertimbangan terhadap implementasi program CSR yang dilakukan terhadap pemberdayaan anak jalanan melalui Rumah Singgah