BAB I KINERJA 1.1. Peningkatan Diversifikasi Produk Ekspor Partisipasi Kemendag pada
Pekan mode Indonesia Fashion Week ( IFW ) telah dilaksanakan
Indonesia Fashion Week 2015 pada tanggal 26 Februari – 1 Maret 2015 bertempat di Jakarta Convention Center Jakarta yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan PT. Kerabat Dyan Utama (Radyatama). Ini merupakan tahun ke-4 Kementerian Perdagangan
memberikan
dukungan
penuh
terhadap
penyelenggaraan IFW. IFW dibuka secara resmi pada tanggal 26 Februari 2015 secara bersama oleh Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Pariwisata, Ketua Dewan Perwakilan Daerah, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif. Pembukaan IFW juga dihadiri oleh Dirjen PEN, Sekjen KUKM, para eselon I instansi terkait, media, serta pelaku dan pecinta fashion. Penyelenggaraan tahun ini mengangkat tema “Fashionable People Sustainable Planet“ yang menekankan industri fashion dapat selaras dengan upaya penyelamatan lingkungan hidup.
Pembukaan Indonesia Fashion Week (IFW) 2015
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
1
Pada penyelenggaraan di tahun ini, jumlah brand fashion yang ditampilkan mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Terdapat 405 brand fashion yang berpartisipasi pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 453 brand (pada tahun 2013), 512 brand (pada tahun 2014), dan mencapai 747 brand di tahun 2015. Selain itu, terdapat 2.522 jenis produk pakaian jadi karya 230 desainer tanah air yang ditampilkan dalam 32 fashion show pada IFW 2015. IFW 2015 juga mengangkat sektor busana muslim di mana para desainer dan merek busana muslim diberi perhatian khusus
agar
semakin
memperkuat
sisi
bisnisnya
guna
mewujudkan target Indonesia sebagai kiblat busana muslim di Asia bahkan dunia. Ragam kreasi dan tren busana muslim melalui panggung parade runway serta menyediakan zona pameran khusus busana muslim yang menampung 160 booth pakaian muslim.
Menteri Perdagangan didampingi Dirjen PEN mengunjungi stand yang ada di IFW 2015 (gambar kanan).
Selain pameran dan peragaan busana, IFW 2015 juga diisi oleh sejumlah kegiatan pendukung lainnya, diantaranya business matching, seminar dan mini talkshow. Berdasarkan laporan penyelenggaraan, jumlah pengunjung mencapai 101.641 orang, dengan jumlah buyer sebanyak 200 orang dari 127 perusahaan, baik lokal dan internasional. Adapun pembeli internasional berasal dari 17 negara, yaitu Malaysia, India, Taiwan, Perancis, RRT, Singapura, Thailand, Sri Langka, Jerman, Amerika Serikat,
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
2
Swedia, Arab, Turki, Meksiko, Korea Selatan, Jepang, dan Belanda. Beberapa produk yang paling diminati buyer adalah womens casual (22%), mens casual (14%), alas kaki (12%), shawl & scarf (10%), tas (10%), fesyen muslim & assesoris (10%), serta perhiasan (8%). Pada penyelenggaraan di tahun 2015, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasioanl (Ditjen PEN) berpartisipasi pada zona khusus produk muslim di Hall Cendrawasih dengan memfasilitasi 40 dari 160 booth yang terdapat di zona tersebut. Pelaku usaha yang difasilitasi merupakan pelaku fesyen anggota APPMI dimana sebagian telah mengikuti workshop program pengembangan merek oleh Ditjen PEN. Adapun total hasil penjualan retail atau business to customer di paviliun Kemendag selama 4 hari penyelenggaraan IFW 2015 mencapai 2,079 miliar rupiah. Berdasarkan pengamatan, secara keseluruhan perhelatan mode IFW 2015 dinilai cukup berhasil menampilkan karya terbaik desainer fesyen Indonesia khususnya fesyen muslim dengan keunikan dan ciri khasnya. IFW diharapkan menjadi ajang bagi lebih banyak desainer lokal untuk berkolaborasi dengan industri manufaktur pakaian jadi, baik domestik maupun internasional untuk menguasai pasar Indonesia dan ASEAN.
Partisipasi pada Equator
Sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif di lndonesia, film
Film Expo (EFX) 2015
menjadi salah satu sektor bisnis yang menjanjikan dan media yang efektif untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia, yang pada akhirnya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lndonesia. Oleh karena itu, diperlukan suatu ikon perfilman Indonesia yang mampu mengangkat nama Indonesia di mata dunia. Equator Film Expo (EFX) 2015 merupakan kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan di lndonesia dan dirancang untuk menjadi event industri perfilman menjadi event industri terbesar di Indonesia dan terkemuka di wilayah Asia Tenggara. Penyelenggaraan EFX 2015 adalah platform baru untuk memfasilitasi, mengembangkan, dan menghubungkan bisnis film Indonesia dengan industri film regional dan internasional di seruruh
Ditjen PEN
dunia.
Kementerian
Perdagangan
mendukung
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
3
penyerenggaraan EFX 2015 sebagai alat promosi Indonesia kepada dunia-internasional, guna membangun dan memperkuat nation branding Indonesia. Salah
satu
rangkaian kegiatan
dalam
EFX
2015
adalah
penyelenggaraan EFX Film Forum pada tanggal 27 - 30 Maret 2015, yang diselenggarakan di Kantor Kedutaan Besar Perancis di Jakarta dan Auditorium Kementerian Perdagangan. Kegiatan EFX Film Forum yang mengangkat tema France in Focus ini menampilkan para pembicara dari industri perfilman Perancis melalui seminar, workshop, maupun Focus Group Discussion (FGD) mengenai penulisan naskah cerita, teknik akting, strategi pengembangan industri perfilman, serta pemasaran dan penjualan film. Kegiatan EFX Film Forum yang diadakan Kementerian Perdagangan di Auditorium Kementerian pada tanggal 30 Maret 2015 bertepatan dengan Hari Film Nasional, merupakan kegiatan FGD dengan mengangkat topik strategi pengembangan industri perfilman lndonesia yang bertujuan untuk: Mendapatkan
informasi
yang
akurat
tentang
strategi
pengembangan industri film di Perancis dari para stakeholder yang terkait. Memperoreh pandangan dan masukan terkait perkembangan industri film di Indonesia. Merumuskan
langkah-langkah
kebijakan
dalam
rangka
memajukan industri film Indonesia, demi mewujudkan citacita untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat industri film terbaik di dunia. Didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, kegiatan ini dibuka oleh Kepala Ekonomi Kreatif (BEKRAF), dengan menampilkan para narasumber dari industri perfilman Perancis, yaitu: Julien Ezanno dari Central National du Cinema (CNC), yang memaparkan pengembangan industri di Perancis (Cultural Diversity in Action: the French Model). CNC merupakan suatu badan di bawah Kementerian Kebudayaan dan Komunikasi, Perancis, namun memiliki kewenangan yang terpisah dan
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
4
independen dari segi finansial. CNC memiliki tanggung jawab dalam menyusun regulasi; mendorong pertumbuhan industri film, penyiaran, video, multimedia; dan industri teknis lain yang terlibat, mempromosikan dan mendistribusikan produk film dan televisi kepada seluruh target audience; serta memelihara dan mengembangkan film-film kuno sebagai warisan budaya. Nicolas
Brigaud
-
Roberi
dari
UNIFRANCE,
yang
memaparkan tentang ekspor dan promosi film Perancis (The Role of Private Sectors). UNIFRANCE adalah lembaga swasta yang
bergerak
di
bawah
pengawasan
CNC,
yang
beranggotakan produser film, eksportir, agen penjualan, sutradara, aktor, penulis cerita, dan agen pencari bakat. Lembaga ini bertanggung jawab untuk mempromosikan filmfilm Perancis ke seluruh dunia, termasuk dari sisi penjualan dan distribusi. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh UNIFRANCE adalah pemilihan festival internasional yang akan diikuti, hingga peluncuran film Perancis di berbagai negara. Pendampingan dari UNIFRANCE bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada film itu sendiri. Franck Priot, produser film Perancis, memaparkan strategi promosi suatu negara sebagai lokasi produksi film (Tourism and
Filmed
Entertainment:
Exploring
Synergies
and
interactions). Kemala Atmojo dari Badan perfilman Indonesia (BPl), yang memaparkan situasi, tantangan, dan potensi industri film Indonesia. BPl merupakan lembaga perfilman di Indonesia yang bertugas untuk menyelenggarakan festival film di dalam negeri;
mengikuti
festival
film
di
luar
negeri;
menyelenggarakan pekan film Indonesia di luar negeri; mempromosikan Indonesia sebagai lokasi pembuatan film asing; memberikan masukan untuk kemajuan perfilman; melakukan
penelitian
dan
pengembangan
perfilman;
memberikan penghargaan; dan memfasilitasi pendanaan pembuatan film tertentu yang bermutu tinggi.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
5
Para peserta EFX Film Forum berasal dari Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, BEKRAF, Kedutaan Besar Perancis di Jakarta, pemerintah DKI Jakarta, pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi, pengurus BPI, Asoasiasi Produser Film
Indonesia (APROFI), dan Gabungan
Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI). Adapun pembahasan dalam forum tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Strategi Pengembangan Film di Perancis Berdasarkan hasil penelitian di Perancis, 61% turis yang berwisata ke Perancis adalah karena keindahan tempattempat yang diperlihatkan melalui film atau serial TV. Oleh karena itu, para pelaku industri perfilman di Perancis bekerjasama dengan para pelaku bisnis pariwisata dan pemerintahnya, yaitu dengan mempromosikan daerah-daerah menarik di negaranya melalui film-film yang diproduksinya maupun media lainnya. Hal dapat menarik minat para pembuat film internasional datang ke tempat-tempat tersebut untuk dijadikan lokasi syuting. Strategi pengembangan film di Perancis telah dimulai sejak tahun 1946, yaitu sejak didirikannya CNC sebagai lembaga pemerintahan di Perancis, yang secara khusus menangani perfilman. Peran yang dilakukan oleh CNC yaitu dengan membangun pasar industri film yang diatur (regulated market). Langka-langkah yang telah dilakukan diantaranya:
- Pembatasan (kuota) masuknya film-film asing khususnya Hollywood, dengan memprioritaskan penayangan film-film berkonten lokal baik di stasiun televisi maupun bioskop. Di Perancis,
minimal
merupakan
film
60% Eropa
film-film
yang
ditayangkan
di
40%
didalamnya
mana
merupakan film berbahasa Perancis.
- Pemerintah Perancis bekerjasama dengan para pelaku industri perfilman lokal untuk mendorong produksi film Perancis, dengan menampilkan jenis film (genre) yang lebih variatif seperti drama, komedi, animasi, laga, dan lain-lain, sehingga penonton film di Perancis memiliki banyak pilihan
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
6
dari produk-produk lokal yang ada. - Pemeliharaan dan pengembangan film-film kuno sebagai warisan budaya yang merupakan elemen penting dalam industri perfilman. - Dari segi pembiayaan, pemerintah Perancis menyediakan hibah dan pinjaman lunak bagi seluruh aktivitas perfilman seperti proses produksi, penyelenggaraan festival, dana bagi
asosiasi
dan
kerjasama
multilateral.
Sumber
pembiayaan berasal dari pajak, terutama pajak bioskop sebesar 11%. Selain itu, terdapat regulasi agar pelaku bisnis bioskop, video dan rumah produksi dapat menyisihkan keuntungannya dalam memproduksi film lokal. Peraturan ini bertujuan untuk mengembangkan film lokal dan membatasi masuknya film-film asing. Pihak swasta melalui UNIFRANCE yang ditunjuk langsung oleh CNC, memiliki peranan yang penting dalam kemajuan industri film Perancis. Secara garis besar, CNC dan UNIFRANCE memiliki kesamaan visi dan misi. Yang membedakan adalah CNC merupakan konseptor, sedangkan UNIFRANCE adalah pelaksana mengingat keanggotaannya memiliki akses yang sangat luas kepada seluruh pelaku film dunia, penyelenggarapenyelenggara festival film internasional bahkan kontak dengan importir/jaringan bioskop di berbagai negara. 2. Perkembangan Industri Perfilman Indonesia Perkembangan industri film di Indonesia masih jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan Perancis. Jumlah film lokal yang dihasilkan setiap tahunnya belum terlalu banyak dan masih didominasi oleh film-film asing, sehingga kontribusinya terhadap GDP Nasional juga masih kecil. Berdasarkan data dari Direktorat Pengembangan Industri Perfilman, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2014, selama 10 tahun terakhir (2005-2014), jumlah film asing yang dibuat di Indonesia meningkat dari 65 menjadi 157 film. Dari jumlah tersebut, terdapat 2 (dua) film cerita TV seri dari Singapura dan Malaysia, 2 (dua) film cerita layar lebar dari Singapura dan
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
7
Rusia, drama TV dari Jepang, 4 (empat) reality show dari Korea Selatan, Belgia, dan USA, serta 147 tim film dokumenter dari berbagai negara. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa film makers yang mengadakan syuting di Indonesia didominasi dari Asia dan Eropa. Selain itu, potensi Indonesia belum terlalu dilirik dunia untuk syuting film layar lebar. Hampir serupa dengan Perancis, para pelaku yang terlibat dalam industri perfilman di Indonesia terdiri dari lembaga pemerintahan yaitu BEKRAF, dengan lembaga swastanya adalah BPl, dan Asosiasi Independen lainnya seperti APROFI, Persatuan Produser Film Indonesia (PPFl), GPBSI dan lndonesian Film Director Club (IFDC), serta pihak-pihak swasta lainnya seperti rumah-rumah produksi dan komunitas-komunitas film. 3. Pengembangan Industri Perfilman di Indonesia Menurut Julien Ezzano, untuk menghadapi masuknya film-film asing ke Indonesia, upaya yang perlu dilakukan tidak harus berupa pembatasan kuota film impor, namun cukup dengan regulasi yang tegas dan jelas dari Pemerintah Indonesia dalam pengembangan industri film lokal itu sendiri, misalnya yang telah dilakukan pemerintah Perancis adalah penerapan pajak, dan mewajibkan pemilik stasiun TV dan pengusaha bioskop untuk menginvestasikan keuntungannya dalam pembuatan film-film lokal bermutu. Sementara itu, Nicolas Brigaud-Robert menekankan pada peningkatan peran serta pihak swasta profesional yang juga sangat penting, mengingat pemerintah memiliki keterbatasan akses kepada publik maupun pasar. Sebagai
langkah
awal,
pemerintah
Indonesia
dapat
berpartisipasi dalam berbagai penyelenggaraan festival film internasional, maupun mengadakan kontes film internasional di dalam negeri, yang secara tidak langsung akan menambah database kontak pelaku kreatif film di dunia. Strategi pengembangan industri film di Perancis telah diimplementasikan sejak tahun, 1946 yaitu pada saat CNC berdiri. Apabila Indonesia ingin mengambil contoh yang lebih dekat, maka strategi pengembangan industri film di Korea merupakan salah satu yang direkomendasikan. Pemerintah
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
8
Korea telah melakukan pembaruan dalam industri film sejak 10 tahun yang lalu, dan kini Korea telah menjadi salah satu pusat industri film terbaik dunia. Salah satu langkah yang dilakukan Korea adalah pembatasan masuknya film-film asing. Bahkan di beberapa tempat pemutaran film (bioskop), terdapat kebijakan untuk tidak menayangkan film asing sama sekali. Pemerintah Korea juga intensif melakukan promosi pariwisata melalui internet, dengan target utama para produser film dunia. Acara EFX Film Forum 2015 ditutup secara resmi oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, yang menekankan bahwa kegiatan ini sangat baik untuk mengembangkan industri perfilman Indonesia hingga ke kancah global. OIeh karena itu, diperlukan adanya tindak lanjut yang nyata baik berupa pertemuan yang lebih mendalam maupun kerjasama antara Indonesia dan Perancis.
1.2. Peningkatan Kerja Sama Pengembangan Ekspor Rapat Pembahasan
Rapat pembahasan dilakukan pada tanggal 20 dan 27 Maret 2015,
Secondment of Official pada
bertujuan untuk membahas penempatan pejabat untuk posisi
ASEAN – Korea Center (AKC)
Deputy Head of Development Planning and General Affairs pada ASEAN-Korea Center (AKC) untuk perode tahun 2015-2017. Posisi jabatan sebagai Deputy Head of Development Planning and General Affairs perode tahun 2015-2017 seharusnya diisi oleh pejabat dari Kamboja. Namun, pada sidang ke-7 AKC bulan Februari 2015 yang lalu, perwakilan dari Kamboja menyatakan bahwa pemerintah Kamboja tidak dapat menempatkan pejabatnya untuk posisi tersebut, sehingga Sekretaris Jenderal AKC menawarkan kepada Indonesia untuk menggantikan posisi Kamboja. Sebagai informasi, Indonesia dijadwalkan untuk menempati posisi sebagai Deputy Head of Development Planning and General Affairs Unit untuk periode tahun 2018-2020. Rapat dipimpin oleh Direktur KPE dan dihadiri oleh perwakilan Direktorat P2C, Direktorat P2E, Direktorat Mitra Wicara dan Antar Kawasan Kemenlu, Direktorat Pengembangan Promosi BKPM dan Direktorat Anggaran I Kemenkeu.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
9
Dalam rapat, perwakilan Dit. P2C menyampaikan bahwa pada tahun 2009-2011, Indonesia juga sudah pernah mendapat giliran untuk menjadi Head of Culture and Tourism di AKC, yang rencananya akan diisi oleh pejabat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun hal ini tidak dapat terlaksana karena bertentangan dengan peraturan Kemenkeu yang menyatakan bahwa tidak memperbolehkan penggunaan anggaran negara untuk penugasan pejabat Indonesia pada organisasi internasional. Penempatan pejabat di luar negeri harus memperjuangkan kepentingan nasional, sedangkan penempatan pejabat Indonesia pada Sekretariat AKC akan bertugas untuk kepentingan negaranegara lainnya yang tergabung dalam AKC. Perwakilan Direktorat Mitra Wicara dan Antar kawasan memaparkan, bahwa penempatan pejabat Indonesia di organisasi internasonal sudah dilakukan oleh Kemenlu dengan menempatkan pejabat di Sekretariat ASEANChina Centre (ACC). Penempatan tersebut menggunakan formasi pegawai KBRI Beijing, sehingga secara administratif pejabat tersebut merupakan bagian dari pejabat pada KBRI Beijing, meskipun sehari-hari bekerja untuk kepentingan ACC. Selanjutnya disampakan pula bahwa kontribusi Indonesia pada Secondment Official AKC juga telah diatur dalam pasal 10 dari Memorandum of Understanding (MoU) antara para anggota ASEAN dan Republic of Korea yang ditandatangani pada KTT ASEAN ke- 11 di Malaysia, yang menyatakan bahwa pembiayaan yang ditanggung oleh negara-negara ASEAN adalah gaji, biaya asuransi dan biaya lain yang diperlukan untuk menyewa staf yang berasal dari negara ASEAN tersebut. MoU tersebut telah diratifkasi oleh Indonesia melalui Perpres RI No. 65 tahun 2008 tentang Pengesahan MoU.
Rapat Koordinasi
Rapat dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2015 di ruang rapat
Pembahasan Rencana
Serayu Jl. Lapangan Banteng Timur no. 2-4, Jakarta Pusat tersebut
Pembangunan Inkubator
dipimpin oleh Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri,
Wirausaha Indonesia di JAFZA
Inovasi
Teknologi
Koordinator
Bidang
dan
kawasan
Perekonomian
Ekonomi, dengan
Kementerian dihadiri
oleh
perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Perdagangan dan
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
10
Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI). Tujuan rapat adalah membahas
perkembangan
rencana
pembentukan
inkubator
wirausaha Indonesia di Jebel Ali Free Zone Area (JAFZA), dimana pembentukan inkubator tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke kawasan Timur Tengah dan Afrika melalui pengembangan diversifikasi pasar dan produk. Pada rapat perkembangan persiapan dan koordinasi hal-hal yang harus
dipersiapkan
guna
mendukung
kelancaran
proses
pembentukan inkubator wirausaha Indonesia sebagai berikut: a. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional
(DJPEN)
dengan JAFZA, Working Arrangement antara Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Dubai dengan JAFZA, dan Lease Agreement antara ITPC Dubai dan JAFZA. Pada
pembahasan,
perwakilan
Direktorat
KPE,
DJPEN
menjelaskan bahwa: -
DJPEN telah membahas ketiga draf perjanjian tersebut dengan
instansi
terkait,
yaitu
dengan
Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, AIBI, dan internal Kementerian Perdagangan; -
Counterdraft
MoU
dan
Working
Arrangement
telah
dikirimkan ke JAFZA pada tanggal 27 Februari 2015. Pihak JAFZA
telah
menyatakan
persetujuannya
terhadap
counterdraft MoU DJPEN, sementara untuk counter draft Working Arrangement saat ini masih dalam tahapan pembahasan di internal JAFZA; -
Sementara untuk counterdraft Lease Agreement saat
ini
berada pada tahapan pembahasan antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri. Counterdraft tersebut
segera
dikirimkan
ke
pihak
JAFZA
pada
kesempatan pertama setelah difinalisasi. b. Seleksi Peserta Inkubasi -
Pendaftaran peserta inkubasi akan dilaksanakan secara terbuka melalui sistem online maupun melalui undangan yang dikirimkan oleh Tim Inkubator Wirausaha Indonesia JAFZA.
Ditjen PEN
Peserta
yang
mendaftar
diharuskan
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
untuk
11
memenuhi kriteria-kriteria yang akan disiapkan oleh tim seleksi pada kesempatan pertama; -
Pelaku usaha yang menjadi sasaran pada pembentukan inkubator ini adalah yang bergerak di bidang fashion muslim, produk halalan toyyiban, ban, perhiasan, dan kulit eksotis;
-
Peserta inkubator akan diseleksi oleh tim khusus, setelah dilakukannya sosialisasi terhadap pelaku usaha yang mendaftar tersebut dengan tahapan pemasukan terhadap profil perusahaan oleh peserta, evaluation desk profile oleh tim seleksi dan wawancara. Ditargetkan seluruh tahapan seleksi tersebut akan selesai pada pertengahan bulan April 2015.
c. Penetapan dan pengecekan lokasi inkubator di JAFZA d. Pembekalan peserta inkubasi e. Peresmian kantor inkubator
Senior Officials Meeting China - Penyelenggaraan pertemuan Senior Officials Meeting China ASEAN ASEAN Expo (SOM CAEXPO)
Expo (SOM CAEXPO) 2015 diselenggarakan pada tanggal 15 -17
2015
Maret 2015 lalu di Nanning, Guangxi, RRT. SOM CAEXPO 2015 dibuka dan dipimpin oleh Deputy Director General, Departement of Asian Affairs, Ministry of Commerce of China (MOFCOM), Mr. Liang Wentao, dengan didampingi oleh Director of the Department of International Trade Promotion of Thailand, Mr. Napadol Thongmee, selaku Country of Honor CAEXPO 2015 dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Sekretariat CAEXPO, Mr. Wang Lei. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan co-sponsor negara-negara anggota ASEAN. Tujuan SOM CAEXPO 2015 adalah untuk meningkatkan kerjasama strategis antara RRT dengan negara-negara ASEAN, serta penyampaian hasil evaluasi penyelenggaraan. Pertemuan diawali dengan paparan Deputy Director General, Department of Asian Affairs, Mnistry of Commerce of China (MOFCOM), Mr. Liang Wentao, mengenai pertumbuhan perekonomian ASEAN yang kini telah tumbuh menjadi salah satu mitra dagang terbesar RRT. Pemerintah RRT menyadari peran besar CAEXPO bagi peningkatan hubungan dagang tersebut sehingga mendorong kehadiran pimpinan negara
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
12
atau menteri berikut high-level delegates untuk dapat hadir pada CAEXPO 2015, serta memanfaatkan kesempatan ini agar dapat menarik sebanyak mungkin investor RRT ke negara-negara ASEAN. Selanjutnya, presentasi dari Sekjen Sekretariat CAEXPO yang menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung pembangunan “Jalur Sutra Maritim“ abad ke-21, pelaksanaan CAEXPO ke-12 memiliki beberapa tujuan, yaitu meningkatkan kerjasama Republik Rakyat Tiongkok (RRT) – ASEAN yang menguntungkan kedua belah pihak; memperluas kerjasama dan meningkatkan value chain bagi masing-masing negara; mendorong dan kerjasama ekonomi dan perdagangan serta mempererat kerjasama di bidang lainnya; sehingga dapat memperkuat dan meningkatkan citra beserta dampak positifnya. Beberapa poin penting yang dipaparkan oleh Sekjen Sekretariat CAEXPO antara lain sebagai berikut : -
Penyelenggaraan CAEXPO ke-12 akan mempertemukan para kepala negara dan menteri dari kedua belah pihak dalam kehadirannya di CAEXPO sebagai ketua delegasi. Meningkatkan kerjasama jangka panjang CAEXPO dengan semua negara, yang mencakup
bidang
perdagangan,
investasi,
pariwisata,
pelabuhan, logistik dan budaya serta bidang pemerintahan lain yang terkait dengan kondisi terkini masing-masing negara. -
Dalam
rangka
meningkatkan
co-sponsoring,
Sekretariat
CAEXPO akan menyelenggarakan Pameran China ASEAN Expo 2015 di Thailand pada tanggal 2 -4 April 2015 dan China ASEAN Expo 2015 di Indonesia pada tanggal 8 – 10 Mei 2015. Tahun berikutnya pameran serupa juga akan diselenggarakan di negara ASEAN lainnya. -
Dalam rangka meningkatkan kerjasama City of Charm yang diusulkan
oleh
masing-masing
negara
ASEAN,
Sekjen
Sekretariat CAEXPO mengimformasikan pada CAEXPO 2015, Hongkong akan menjadi City of Charm of China. Hongkong akan mengorganisir delegasi bisnis yang terdiri dari pelaku-pelaku usaha terkemuka untuk dapat melakukan kerjasama dengan pelaku usaha negara -negara ASEAN. Pavilion Hongkong akan menampilkan
Ditjen PEN
perkembangan
dan
potensi
perdagangan,
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
13
investasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan pariwisata. -
CAEXPO 2015 akan meluncurkan mekanisme Special Guest Country seperti tahun lalu yang bertujuan untuk memperluas kerjasama antara negara-negara ASEAN dan negara-negara anggota Regional Economic Cooperation Partnership (RECP) ASEAN Foreign Partners (AFP). Australia merupakan negara pertama sebagai Special Guest Country ada CAEXPO 2014 dan akan terus mengundang negara-negara RCEP AFP untuk menjadi tamu kehormatan pada setiap penyelenggaraan CAEXPO. Pada tahun ini, pemerintah Republik Korea telah memberikan konfirmasi untuk berpartisipasi dalam CAEXPO ke-12 sebagai Special Guest Country.
-
CAEXPO 2015 akan mempersiapkan secara kolektif CAEXPO Roundtable Meeting untuk kerjasama investasi, konferensi promosi ASEAN Industrial Parks, konferensi iklim investasi, serta seminar investasi lain selama pameran berlangsung. Mengundang perwakilan badan promosi atau investasi dari provinsi atau kota-kota utama di RRT. Selain itu, juga memfasilitasi kegiatan yang dilakukan antara kementerian terkait dengan badan promosi atau investasi.
-
Pavilion Commodity negara-negara ASEAN dibagi dalam beberapa kategori kelompok (zoning products) sebagai berikut:
ASEAN Brands Galleria, yang menampilkan 2 (dua) atau lebih perusahaan ASEAN dengan merek global;
Food & Agro – based products;
Furniture & Furnishing;
Arts and Crafts, Jewellery;
Consumer
Goods,
yang
menampilkan
produk-produk
deterjen, bath and shower products, facial n skincare products, kitchenware, serta household appliances;
Service Sectors, yang menampilkan tourist & leisure products, education, financial services dan lan-lain;
-
Raw Materials (Image Display).
Selama pameran berlangsung, Sekretariat CAEXPO akan menyediakan jasa penerjemah dua bahasa/bilingual bagi
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
14
delegasi atau peserta pameran. Di samping itu, juga akan standby apabila sewaktu-waktu diperlukan. Chartered flight akan tetap disediakan untuk perjalanan ke Nanning dan ke-10 negara ASEAN, dan diharapkan tiba di Nanning 2 hari sebelum pembukaan CAEXPO serta sehari setelah pelaksanaan selesai. Jadwal detail penerbangan akan dirilis pada bulan Juli 2015. Co-organizer ASEAN diharapkan untuk berkoordinasi dengan Sekretariat CAEXPO terkait pendaftaran penerbangan serta prosedur terkait lainnya. Pada
sesi
terakhir,
negara-negara
anggota
ASEAN
diberi
kesempatan untuk memberikan masukan dan memaparkan perkembangan persiapan partisipasi pada CAEXPO 2015. Pada kesempatan
ini,
Indonesia
menyampaikan
perkembangan
hubungan perdagangan kedua negara dan mengkonfirmasi partisipasi tahun ini dengan mengisi Pavilion Commodity dengan total 100 booths di Hall 15 dengan area seluas 2.150 m², 2 (dua) booths dalam Pavillion Investment Cooperation. Untuk menyukseskan partisipasi Indonesia pada CAEXPO 2015 serta sebagai salah satu upaya memperbaiki defisit besar perdagangan Indonesia – RRT, perlu dilakukan koordinasi dan komunikasi secara intensif dengan pihak Sekretariat CAEXPO. Komunikasi dimaksud termasuk pemberitahuan daftar exhibition dan segala kelengkapan secara dini kepada pihak Sekretariat CAEXPO
serta
perlunya
back-up
data
exhibitor
sebelum
penyelenggaraan pameran agar permasalahan ID Card tidak terjadi, termasuk manual book sebagai referensi untuk melakukan persiapan-persiapan teknis terkait regulasi setempat. Program promosi investasi dirasakan begitu penting untuk meningkatkan nilai investasi RRT di Indonesia. Ditjen PEN akan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk melaporkan hasil pertemuan SOM serta meminta pihak BKPM agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam Pavillion of Investment Cooperation, CABIS. Selain BKPM, juga akan dilakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Riau untuk dapat berperan sebagai City of Charm.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
15
Penerimaan Misi Pembelian
Pada tanggal 22 - 25 Maret 2015, Delegasi Kamar Dagang dan
Delegasi KADIN Istanbul -
Industri Daerah lstanbul melakukan kunjungan bisnis ke Indonesia
Turki
untuk menjajaki kerjasama antar dua negara. KJRI lstanbul - Turki bekerja sama dengan Ditjen PEN, Kementerian Perdagangan menyelenggarakan kegiatan penerimaan misi pembelian delegasi lstanbul-Turki. Maksud dan tujuan kegiatan misi pembelian ini adalah: a. Memberikan gambaran umum mengenai potensi produk ekspor Indonesia bagi para importir negara Turki. b. Membantu mempertemukan kebutuhan para importir dengan produsen eksportir Indonesia sehingga terjadi kegiatan bisnis yang mendukung peningkatan ekspor. Delegasi yang hadir terdiri dari KADIN lstanbul, Turki yang dipimpin oleh Wakil Presiden KADIN lstanbul, Turki dan l4 pelaku usaha yang merupakan lmportir pada Kamar Dagang dan Industri Daerah lstanbul, Turki untuk produk Building materials and Construction, Aluminum, Marble and Granite, Underwear, Raw Material For Knitwear, Zipper, Leather and Fur Garment, Textile, Medical Drapes and Gowns, and Beauty Products. Dari Indonesia terdapat 42 perusahaan yang ikut berpartisipasi hadir dalam kegiatan penerimaan misi pembelian ini. Kegiatan diawali dengan sambutan Wakil Presiden Kamar Dagang lstanbul, Turki, Mr. Dusun Topchu yang menyampaikan bahwa Turki dan Indonesia mempunyai kemiripan budaya yang dapat menjadi modal untuk memperkuat kerjasama antar kedua negara. Kadin Turki memegang peranan penting terhadap perkonomian Turki. Anggota KADIN Turki berkontribusi sebesar 55% terhadap total perdagangan luar negeri negara tersebut. Selain di bidang perdagangan, kerjasama di bidang investasi menjadi salah satu sektor yang dapat ditingkatkan. Menurut data dari Turki, nilai investasi Turki ke Indonesia pada tahun 2014 mencapai 70 juta dollar. Direktur
Jenderal
Pengembangan
Ekspor
Nasional,
pada
kesempatannya, menyampaikan bahwa Turki merupakan salah satu mitra penting lndonesia dalam sektor perdagangan di
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
16
kawasan Eropa Tenggara. Total nilai perdagangan antara kedua negara pada tahun 2014 mencapai US$ 2,47 milyar. Nilai ekspor nonmigas lndonesia ke Turki pada tahun 2014 mencapai US$ 1,44 iuta. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama muslim, kedua negara dapat berkerjasama di sektor perdagangan untuk produk pakaian muslim dan makanan halal. Kedua produk ini memiliki potensi yang menjanjikan ditopang dengan konsumsi domestik yang cukup besar. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dari perwakilan BKPM yang menyampaikan potensi investasi di lndonesia yang bisa dikerjasamakan
dengan
pengusaha
Turki.
Berbagai
sektor
potensial di antaranya di bidang pembangkit tenaga listrik, industri tekstil, industri kimia, infrastruktur transportasi dan sektor maritim. Pemerintah Indonesia telah memberikan kemudahan kepada investor diantaranya dengan menerbitkan One Stop Service di bidang perizinan dan memberikan insentif fiskal untuk sektor tertentu. Presentasi dari perwakilan Kadin Turki menyampaikan mengenai potensi perekonomian Turki selama beberapa tahun terakhir dan agenda proyek pemerintah dan Kadin yang akan dilaksanakan pada tahun 2015. Selain itu disampaikan mengenai produk-produk hasil industri dalam negeri Turki yang menjadi produk unggulan ekspor. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan tanya jawab antara pelaku usaha Turki dan pelaku usaha Indonesia yang masing-masing ingin mengetahui lebih lanjut peluang bisnis bagi masing-masing
pihak.
Kedua
belah
pihak
menyatakan
antusiasmenya dalam kegiatan tanya jawab tersebut.
Dalam
kegiatan One on One Bussines Matching yang diselenggarakan kali ini dari 42 perusahaan yang hadir, tercatat sekitar 13 perusahaan mendapatkan respon positif dan akan menindaklanjuti minat dari pengusaha Turki tersebut. Kegiatan penerimaan misi pembelian merupakan sarana yang efektif dalam mempromosikan produk Indonesia ke pasar internasional. Diharapkan perwakilan Indonesia di luar negeri lebih sering menginisiasi kegiatan seperti ini. Para pelaku usaha lndonesia menyambut baik kegiatan penerimaan misi pembelian
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
17
sebagai upaya memperkenalkan secara langsung produk yang dihasilkan kepada buyer asing. Beberapa masukan yang diberikan oleh para pelaku usaha di antaranya:
Kegiatan misi dagang lebih sering dilaksanakan dari negaranegara baru yang belum banyak melakukan kerjasama perdagangan dengan eksportir Indonesia.
Pengusaha Indonesia mengharapkan buyer luar negeri yang datang dalam kegiatan misi pembelian lebih bervariasi terhadap minat produk Indonesia. Selain itu diharapkan jangka waktu kunjungan buyer lebih lama untuk dapat meninjau langsung proses produksi sehingga bisa meyakinkan buyer untuk membeli produk Indonesia.
Kementerian
Perdagangan
dapat
menjajaki
kerjasama
perdagangan dengan pengusaha Turki melalui partisipasi pameran dan misi dagang guna mempromosikan produk unggulan ekspor Indonesia. Dari pihak KBRI dan delegasi Turki juga menyampaikan dari Indonesia dapat mengadakan kunjungan balasan ke Turki dalam bentuk misi dagang.
1.3. Pengembangan Promosi dan Pencitraan Indonesia 1.3.1. Kegiatan Dalam Negeri Sosialisasi Kegiatan Promosi
Bandung, Jawa Barat
Ditjen PEN tahun 2015
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan bersinergi dengan Forum Ekspor Jawa Barat yang dihadiri sekitar 150 pelaku usaha dan perwakilan instansi terkait. Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk panel diskusi,
menghadirkan
narasumber
Dirjen
Basis
Industri
Manufaktur, Kemenperin; Sekretariat Ditjen Daglu Kemendag; Wakil Ketua Kadin Jawa Barat; Perwakilan Kanwil Ditjen Bea Cukai Jawa Barat; dan wakil Dit. Pengembangan Promosi dan Citra, Kemendag. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan mensosialisasikan program kegiatan promosi Ditjen PEN secara keseluruhan pada tahun 2015 kepada pelaku usaha dan pemangku kepentingan Provinsi Jawa Barat, sekaligus melakukan perekrutan peserta terhadap kegiatan promosi yang diprogramkan. Kegiatan diawali sambutan Dirjen Basis Industri Manufaktur,
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
18
Kemenperin sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, disampaikan beberapa hal, di antaranya: a. Kegiatan Forum Ekspor bertujuan memberikan informasi kepada seluruh stakeholder dan memfasilitasi para pelaku usaha yang berada di Jawa Barat, yaitu informasi terkait program,
dan
kebijakan
dari
sektor
perdagangan
dan
perindustrian. Dari kegiatan tersebut, diharapkan para pelaku usaha dapat mengembangkan dan meningkatkan usahanya terutama di forum internasional. b. Industri
manufaktur
menyumbang
terbesar
untuk
perekonomian Jawa Barat dengan produk utamanya produk elektronik, TPT, dan otomotif. Berdasarkan data BPS, nilai ekspor non-migas Jawa Barat pada tahun 2014 mencapai nilai Rp. 26,3 miliar, sedangkan nilai impor non-migas mencapai nilai Rp. 11,8 miliar. c. Jawa Barat direncanakan akan dikembangkan sebagai wilayah industri
produk
berbasis
industri
manufaktur.
Dengan
direncanakannya hal tersebut, diharapkan para pelaku usaha yang berbasis industri manufaktur akan lebih leluasa dalam meningkatkan kegiatan usahanya. Pemaparan pertama disampaikan oleh Dirjen Basis Industri Manufaktur, Kemenperin, yang menyampaikan bahwa penggunaan bahan bakar alternatif yang mampu meningkatkan efisiensi produksi perusahaan. Dengan menekan biaya produksi maka pelaku usaha dapat melakukan hal lain untuk meningkatkan kualitas dan inovasi produknya, serta infrastruktur pendukung produksi. Perwakilan Ditjen PEN menyampaikan seluruh program promosi tahun 2015 yang difasilitasi Ditjen PEN dan perwakilan di luar negeri, yaitu pameran dagang dalam dan luar negeri, misi dagang, dan buying mission. Selain pada kegiatan forum, sosialisasi kegiatan promosi Ditjen PEN juga dilaksanakan dengan kunjungan perusahaan pada tanggal 26 dan 27 Februari 2015 dengan rincian sebagai berikut: 1. Anggia Hand Made Merupakan UKM produk fashion handmade, dengan 25 orang tenaga kerja. Perusahaan ini aktif mengikuti pameran berskala
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
19
nasional dan internasional, seperti Moeslimah in style di Malaysia, pernah menjadi fashion designer representative untuk Indonesia, dan menjadi profil utama di majalah Italia “RENDEVOUZ” pada 2014. Pada saat dikunjungi, perusahaan tersebut menyatakan minatnya untuk berpartisipasi di TEI 2015. 2. PT. Goong ( Saung Angklung Ujo ) PT. Goong telah mematenkan angklung sebagai produk alat musik tradisional dan produk budaya di UNESCO. Pasar tetapnya Australia dan Korea Selatan, dengan nilai ekspor sebesar US$ 110.000 – 150.000 per tahun. Pada saat kunjungan, perwakilan perusahaan PT. Goong menyatakan keinginan untuk masuk pasar Eropa dan Amerika Serikat, dan mengharapkan dukungan Ditjen PEN. 3. Bandung Techno Park (BTP) Merupakan kawasan terpadu di kampus STT Telkom Bandung, yang terbentuk atas kerjasama PT. TELKOM dengan pihak kampus yang membuat kawasan terdiri dari tempat riset, desain dan perkantoran. Kegiatan riset dan desain BTP mencakup produk animasi dan sistem yang digunakan di aplikasi mobile, security, transportasi, dan peralatan rumah tangga. BTP telah berpartisipasi di CEBIT di Hannover dan Communic Asia di Singapura. Di kawasan ini, Kemenperind telah memfasilitasi 2 (dua) unit bangunan senilai Rp. 3 miliar. Pengelola kawasan, di saat kunjungan oleh tim Ditjen PEN menyatakan minat untuk berpartisipasi pada TEI 2015. Denpasar, Bali Sosialisasi
promosi
Ditjen
PEN
tahun
2015
dilaksanakan
bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali dengan mengundang kehadiran para UKM/pelaku usaha potensial yang ada di Bali, dan dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa perusahaan. Tujuan kegiatan untuk mensosialisasikan program promosi yang akan diikuti atau diselenggarakan oleh Ditjen PEN, baik di dalam maupun di luar negeri tahun 2015 sekaligus melakukan inventarisasi produk maupun perusahaan
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
20
baru yang akan diikutsertakan pada program promosi Ditjen PEN, juga melakukan perekrutan peserta untuk berpartisipasi pada Trade Expo Indonesia 2015. Kegiatan sosialisasi diselenggarakan tanggal 6 Maret 2015 bertempat di ruang rapat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali. Kegiatan dihadiri 18 peserta, terdiri dari perusahaan eksportir dan UKM yang berorientasi ekspor. Acara diawali dengan sambutan Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Prov. Bali, mewakili Kepala Disperindag Prov. Bali dan sekaligus membuka secara resmi kegiatan dimaksud. Dalam sambutannya, disampaikan pentingnya media promosi terutama pameran dagang dalam era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan tajam. Pelaku usaha diminta mampu menghasilkan produk yang memiliki keunggulan kompetitif dan inovasi desain sehingga mampu mendorong adanya cirri khas yang menjadi nilai unggul dan sekaligus dapat meningkatkan citra produk di mata pembeli domestik dan internasional. Pada sesi pertama, pemaparan dilakukan oleh Wakil Ketua Bidang Hubungan Kerjasama Ekonomi Internasional – KADIN Bali dengan topik “Peningkatan Ekspor melalui Pameran Dagang“. Dalam paparannya disampaikan sejumlah hal, di antaranya: - Ekspor non migas Prov. Bali merupakan ekspor industri kreatif turunan dari industri pariwisata, antara lain produk TPT, handicraft, fashion dan jewelry. - Tren ekspor Indonesia saat ini menurun dan juga dialami oleh Prov.
Bali
yang
mengakibatkan
terjadinya
gejala
deindustrialisasi industri kreatif. Solusi untuk memperbaiki penurunan ekspor tersebut antara lain kemudahan perijinan, penurunan
suku
bunga
kredit,
perbaikan
infrastruktur,
peningkatan SDM dan bantuan pemasaran melalui pameran dagang. - Perusahaan
disarankan
dapat
melakukan
cost
effective
marketing dengan mempertimbangkan pameran dagang dalam dan luar negeri yang akan diikuti, partisipasi pada Virtual Trade Show melalui online dan social media serta diharapkan adanya dukungan dan bantuan dari Kementerian, Disperindag
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
dan
21
institusi lainnya. Kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan pemaparan oleh perwakilan Direktorat Pengembangan Promosi dan Citra, Ditjen PEN yang menyampaikan informasi kegiatan dalam dan luar negeri yang akan diikuti oleh Ditjen PEN tahun 2015, misi dagang dan misi pembelian (buying mission) serta pendirian House of Indonesia yang merupakan salah satu kegiatan inisiasi baru Ditjen tahun 2015. Sosialisasi
juga
menyampaikan
informasi
dan
sekaligus
mengundang partisipasi pelaku usaha Bali pada the 30th Trade Expo Indonesia 2015, tanggal 21 – 25 Oktober 2015 di Jakarta. Kunjungan perusahaan dilaksanakan pada tanggal 4 dan 5 Maret 2015, dengan rincian sebagai berikut : a. PT. Bali Alus Merupakan perusahaan penghasil berbagai produk kosmetik dari bahan organik dengan kemasan yang menarik dan telah memenuhi ISO 9001. Produk perusahaan ini telah diekspor ke Jepang, Singapura, Malaysia, Australia dan beberapa Negara di Eropa. Perusahaan ini berharap dapat diikutsertakan pada pameran
khusus
spa
dan
kosmetik,
seperti
pameran
CosmoBeaute. b. Bali Tangi Perusahaan
ini
merupakan
salah
satu
pelopor
untuk
mengembangkan produk spa tradisional Bali yang sudah menembus pasar luar negeri disamping juga produknya digunakan di beberapa hotel dan salon di Bali. Produk perusahaan ini telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan selanjutnya akan mengembangkan terapi spa dan body massage dengan memberikan kepada calon terapis. c. CV. Protex Indo Sejak tahun 2003 sampai 2012, perusahaan ini merupakan distributor
produk
kecantikan
Jepang
dengan
brand
dimulai tahun 2012 telah memproduksi produk kecantikan di antaranya hair straight – rebounding, shampoo dan sabun wangi. Produk sabun mandi dengan brand “Lumei Hohanico“ telah
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
22
diekspor ke Jepang walaupun masih dalam jumlah terbatas hanya sebanyak 2.500 pcs. Perusahaan ini masih dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi ISO. Kendala yang dihadapi saat ini adalah tingginya bea masuk yang dikenakan untuk kemasan (pouch) produk hair straight yang masih harus diimpor dari RRT dan India. d. Putri Ayu Merupakan industri kerajinan tenun di Bali yang menghasilkan sekitar 2.000 meter kain tenun setiap bulan. Saat dikunjungi, perusahaan sedang membuat kain tenun pesanan dari Jepang dengan desain dari pembeli sebanyak 2.000 meter. Kesulitan yang dihadapi selama ini adalah SDM penenun semakin menurun dikarenakan minat kaum muda yang sangat rendah. e. Candra Collection Merupakan perusahaan yang memproduksi kerajinan alas kaki, dan sudah mengembangkan produknya ke berbagai negara antara lain Prancis, Spanyol, dan Belanda. Perusahaan ini berharap dapat diikutsertakan pada pameran dagang di luar negeri, seperti Tokyo International Gift Show serta Hong Kong Fashion Week 2015. f. Nikki Sri Boutique Perusahaan ini masih tergolong mikro yang menghasilkan produk pakaian jadi dengan menggunakan bahan tenun dan songket. Telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Business & Export Development Organization (BEDO) dan berharap dapat difasilitasi pada pameran dalam negeri. g. Utami Silver Produk yang dihasilkan adalah fine jewelry yang banyak diminati oleh pembeli luar negeri dari Rusia dan Jepang serta RRT. Pada tahun 2015, perusahaan ini difasilitasi oleh Ditjen PEN pada pameran Hong Kong International Jewelry Show 2015. Pekanbaru, Provinsi Riau Kegiatan
sosialisasi
dilakukan
bekerjasama
dengan
Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau dengan mengundang
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
23
para pelaku usaha potensial yang ada di sekitar Provinsi Riau yang diselenggarakan pada tanggal 26 Maret 2015 bertempat di ruang rapat Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Riau.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Provinsi Riau, Bapak Agung Mandahu dan dihadiri oleh sekitar 19 peserta yang terdiri dari perusahaan eksportir dan UKM yang berorientasi ekspor. Acara ini dilaksanakan dalam rangka mensosialisasikan program-program kegiatan promosi yang diikuti atau diselenggarakan oleh Ditjen PEN secara keseluruhan pada tahun 2015 kepada para pelaku usaha dan seluruh pemangku kepentingan yang ada di Provinsi Riau sekaligus melakukan perekrutan jika ada peserta kegiatan sosialisasi yang ingin ikut berparisipasi pada salah satu atau beberapa promosi yang telah diprogramkan. Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bapak DR. H.M Ramli yang sekaligus secara resmi membuka
kegiatan
dimaksud.
Pada
sambutannya,
beliau
menyampaikan pentingnya media promosi terutama pameran dagang khususnya, perusahaan yang berorientasi ekspor. Beliau juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Riau aktif melakukan pameran dagang baik dalam negeri maupun luar negeri. Tahun ini Provinsi Riau mendapat kehormatan untuk tampil sebagai City of Charm pada pameran CAEXPO 2015 di Nanning, Guangxi, RRT. Oleh karena itu, pemerintah daerah mengharapkan komitmen para eksportir Riau untuk dapat bergabung pada program tersebut. Pada kesempatan tersebut, disampaikan pula bahwa Provinsi Riau akan berupaya tampil optimal dan dipimpin langsung oleh Gubernur Riau. Pada sesi pemaparan oleh Kasubdit Penerapan Citra, Direktorat Promosi dan Citra, Ditjen PEN, telah disampaikan rincian informasi terkait program kegiatan promosi baik di dalam maupun di luar negeri yang difasilitasi oleh Ditjen PEN berikut perwakilan yang ada di LN (Atase Perdagangan dan ITPC). Pada kesempatan tersebut, diinformasikan pula mengenai program Buying Mission dan Trade Expo Indonesia (TEI). Disamping itu, Ditjen PEN juga mengharapkan komitmen pemerintah daerah Riau khususnya Disperindag Provinsi
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
24
Riau agar kerjasama di bidang promosi yang telah terjalin dengan sangat baik selama ini dengan provinsi Riau terus terjaga dan dapat ditingkatkan khususnya pada pameran CAEXPO 2015 dimana Provinsi Riau sebagai City of Charm. Kunjungan perusahaan dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Maret 2015, dengan rincian sebagai berikut: 1. KUB Melati Merupakan kelompok usaha penghasil berbagai jenis produk kerajinan dari berbagai bahan dasar berbagai kerajinan dari bahan daur ulang, hiasan dari kain perca dan rajut serta berbagai souvenir. Selama ini kelompok usaha aktif mengikuti pameran dalam negeri dan berpartisipasi pada TEI yang difasilitasi
oleh
Disperindag.
Namun
seiring
dengan
meningkatnya kapasitas dan jumlah anggota, kelompok ini juga mulai melakukan promosi secara mandiri dan hasilnya sangat memuaskan. Saat ini, kelompok usaha sedang fokus untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan dari konsumen. 2. PT. Riau Crumb Rubber Factory PT. Riau Crumb Rubber Factory (PT. RICKY) didirikan pada tanggal 28 Februari 1969. Perusahaan ini mengolah karet mentah menjadi karet setengah jadi yang kemudian dikirim ke berbagai kota ke Indonesia maupun luar negeri untuk diolah menjadi produk jadi. Kapasitas produksi karet perusahaan ini telah mencapai lebih dari 20.000 ribu ton pertahun. Dengan kapasitas produk sebanyak itu perusahaan ini membutuhkan karyawan yang banyak. Terdapat ± 400 tenaga kerja di PT. RICKY. Selama ini telah menyuplai perusahaan ban terkemuka baik dalam negeri maupun luar negeri, antara lain Good Year. 3. PT. Rubber Wood Industries Indo Berdiri
pada
tahun
1996,
perusahaan
ini
awalnya
mempergunakan peluang untuk memanfaatkan sisa kayu karet yang telah menjadi sampah. Karet kayu yang diolah menjadi kayu batang mendapat permintaan yang cukup tinggi sebagai bahan baku furnitur di luar negeri, khususnya RRT. Namun
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
25
beberapa tahun ini ketersediaan kayu karet tersebut terbatas sehingga
perusahaan
mengalami
penurunan
produksi.
Sebelumnya PT. Rubber Wood mampu memiliki kapasitas sebanyak 1000 kubik per bulan namun saat ini mengalami penurunan hingga sebesar 600 kubik. Kayu karet tersebut juga telah mendapat sertifikat SVLK. Saat ini, PT. Rubber Wood hanya dapat memenuhi ekspor 25 kontainer per bulan ke RRT. 4. UD. Kembang Melati Merupakan produsen makanan tradisional yang dipasarkan di daerah Riau dan sekitarnya. CV Kembang Melati berdiri pada tahun 1987 dan telah memproduksi sebanyak 1000 kg per bulan. Sejak pertama kali berdiri. usaha ini merupakan usaha rumahan yang memproduksi kue bangkit khas Riau yang kemudian berkembang baik dari segi kapasitas maupun varian rasa makanan.
Partisipasi pada Indonesia
Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2015 pada tahun ini
Internasional Furniture Expo
adalah penyelenggaraan ke-2 dan merupakan pameran furnitur
(IFEX) 2015
tahunan berskala internasional dan berorientasi B-to-B. Pameran ini diselenggarakan oleh Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) bekerjasama dengan PT. Dyandra - UBM pada tanggal 12 – 15 Maret 2015 di JIExpo, Kemayoran. Pada penyelenggaraan tahun ini, tercatat sebanyak 700 peserta baik domestik maupun manca negara, yang berpartisipasi, antara lain: RRT, Turki, Malaysia, Italia, Taiwan, Belanda, Korea Selatan, Singapura dan Hongkong. Pada pameran ini, Paviliun Kementerian Perdagangan tampil dengan kontruksi special design menempati area seluas 130 m² di Hall B mengusung
tema “Trade with Remarkable
Indonesia“
dengan konsep gallery.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
26
Menteri Perdagangan memberikan sambutan pada Pembukaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX)2015
Pada partisipasinya, Ditjen PEN memfasiltasi 10 (sepuluh) perusahaan Indonesia, yaitu: 1. Basuki Lacasa (patung kuda, serta ukiran kayu jati untuk mebel dan tempat tidur); 2. PT. Evoline Furniture Industry (living furniture serta meja makan dan bar stool dari kayu); 3. PT. Ubin Kayu (flooring dari kayu); 4. PT. Sonindo Gemilang (kursi meja rotan alami); 5. PT. Mentar Usaha Makmur/Sunstrand (bahan baku rotan sintetis); 6. CV. Panelindo (furniture bambu dan panel); 7. PT. Kayindo Prima Ekspor (living furniture); 8. Sultan Agung Craft (petrified wood dan craft); 9. Mandaka (lampu dari kayu); dan 10. Kalingga Furniture (Gebyok jati dan kursi jati).
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
27
Presiden Republik Indonesia didampingi Menteri Perdagangan beserta Dirjen PEN mengunjungi stand pada Pameran IFEX 2015 Pelaksanaan IFEX 2015 dibuka secara resmi oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, di lantai 6, Ruang Semeru, Gedung Pusat Niaga, JIExpo dan dihadiri oleh Duta Besar perwakilan negara asing, buyers, Kementerian dan Instansi terkait, serta peserta pameran. Peresmian pameran IFEX ditandai dengan Presiden menyegel container yang berisikan produk furniture sebagai tanda produk siap untuk ekspor. Pameran ini berlangsung selama 4 (empat) hari mulai pukul 9.30 – 18.00 WIB selama pameran. Pengunjung yang hadir pada pameran ini dikenakan biaya Rp. 10.000,- per orang. Selain kegiatan pameran, diselenggarakan pula kegiatan pendukung lainnya seperti: Seminar, Designer Products Display, dan Buyer Night. Pada penyelenggaraan di tahun ini, visitor yang datang mencapai 8.000 orang yang berasal dari berbagai negara, antara lain Australia, Srilanka, Denmark, Italia, Perancis, Taiwan, Inggris, India, Meksiko, Malta, Mauritius, India, New Caledonia, Belanda, Persatuan Emirat Arab, Peru, Turki, Cile, dan Indonesia. Estimasi
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
28
hasil transaksi Paviliun Indonesa yang terjadi selama pameran sebesar USD 1.413.548,- dengan transaksi retail sebesar
USD
52.720,- dan Inqury potensial sebanyak inquiries. Transaksi terbesar diperoleh PT. Evoline Furniture Industry untuk produk royal table dan stool bar. Buyer yang tertarik dengan produknya berasal dari Filipina, Inggris, Afrika Selatan, Spanyol, Jerman, Belgia, Turki, USA, Italia, India, Lituania, Belanda, UAE, Peru. Selain booth untuk peserta, Ditjen PEN juga menyediakan booth informasi yang ditangani oleh Sekretariat Ditjen PEN yang berisi informasi mengenai Ditjen PEN, Berita Ekspor, Pelatihan Ekspor, Market and Products Intelligence dan lan-lain. Lokasi Paviliun Indonesia cukup strategis dan sempat dikunjungi oleh Presiden RI.
Booth informasi yang ditangani oleh Sekretariat Ditjen PEN yang berisi informasi mengenai Ditjen PEN ramai dikunjungi para peserta dan pengunjung pameran
Penerimaan Misi Pembelian
Buying mission sendiri merupakan salah satu skema promosi yang
Produk Furnitur dari Jerman
disediakan Kemendag untuk membantu dunia usaha dengan mendatangkan buyers ke Indonesia agar dapat melakukan kesepakatan atau transaksi dagang dalam rangka ekspor. Upaya ini merupakan kerjasama perwakilan Kemendag di luar negeri, Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
29
Pada tanggal 14 Maret 2015, telah dilaksanakan kegiatan penerimaan misi pembelian. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama
Ditjen
PEN
dengan
ITPC
Hamburg.
Adapun
perusahaan/buyer yang diterima dan didampingi dalam melakukan kerjasama dengan perusahaan Indonesia adalah
Index Living,
Gmbh., importir furnitur asal Jerman. Pada kunjungannya, perusahaan ini telah melakukan kontrak pembelian produk senilai USD 1.383.000 dengan 5 (lima) perusahaan furnitur Indonesia. Index Living, Gmbh merupakan importir dan retail store furnitur asal Jerman yang telah memiliki jejaring untuk memasarkan produk furnitur asal Indonesia ke seluruh Eropa. Perusahaan ini telah cukup lama menjalin kerjasama dengan perusahaan furnitur Indonesia. Salah satu pertimbangan utama untuk tetap mengimpor dari Indonesia adalah produk-produk Indonesia dianggap memiliki standar kualitas tinggi, ramah lingkungan, dan sesuai dengan preferensi konsumen di Jerman.
1.3.2. Kegiatan Luar Negeri Partisipasi pada Hongkong
Hongkong International Jewellery Fair merupakan salah satu
Jewellery Fair 2015
pameran perhiasan terbesar di dunia dimana setiap tahunnya selalu diikuti tidak kurang dari 2.000 peserta dari 43 negara dan sebanyak 40.000 buyers dari 140 negara selalu hadir dalam pameran ini. Partisipasi pada Hongkong International Jewellery Fair 2015 merupakan partisipasi pertama kalinya. Paviliun Indonesia menempati areal seluas 90 m² yang diisi oleh 10 (sepuluh) perusahaan, antara lain: 1.
Nahdi Jewellery (perhiasan perak)
2.
SSS Silver (perhiasan perak)
3.
Wira’s Silver (perhiasan perak)
4.
Letung Silver (shell and stone accessories)
5.
Artistica Jewellery (perhiasan perak)
6.
Dian Silver (perhiasan perak)
7.
Onie Craft (kerajinan dan perhiasan dari perak)
8.
SFG (perhiasan dari batu semi mulia)
9.
E.P.A Jewellery (perhiasan kalung dan anting)
10. Utami Silver (perhiasan perak)
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
30
Suasana pada Paviliun Indonesia di Hongkong International Jewellery Fair 2015
Pada pameran ini, Paviliun Indonesia berada di Hall 5 G tergabung dalam Group Pavillion, yang berisikan paviliun sejumlah negara antara lain Hongkong, Vietnam, Jerman, India, Israel, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Peru, Singapura, Afrika Selatan, Spanyol, Thailand, Turki, dan Inggris. Paviliun Indonesia tidak pernah sepi dari visitor dan calon buyer. Tercatat sekitar 1.350 orang yang mengunjungi Paviliun Indonesia selama penyelenggaraan pameran. Dalam kesempatan ini perusahaan Indonesia mendapatkan kehormatan untuk dilakukan wawancara oleh wartawan dari HKTDC dan UBN yaitu EPA Jewellery dan Letung Silver. Wawancara dilakukan di Paviliun Indonesia dengan pertanyaan-pertanyaan umum seputar pengalaman mengikuti pameran, produk yang ditampilkan dan apa yang diharapkan oleh perusahaan tersebut dalam pameran ini. Selama 5 (lima) hari kegiatan pameran, perusahaan yang tergabung dalam Paviliun Indonesia berhasil mengumpulkan transaksi dan kontrak dagang potensial sebesar USD 1,2 juta dan 45 permintaan hubungan dagang berbagai negara.
1.4. Peningkatan Pelayanan Hubungan Dagang dan Informasi Ekspor Pelayanan Customer Service
Pelayanan informasi yang diberikan oleh Customer Service Centre
Centre
(CSC) terdiri dari permintaan hubungan dagang (trade inquiry), layanan pembeli luar negeri (business matching) dan konsultasi bisnis. Pelayanan permintaan hubungan dagang (trade inquiry) dan
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
31
business matching mencakup layanan hubungan dagang yang diterima baik secara langsung maupun melalui Atase Perdagangan atau ITPC, kantor Kedutaan Besar negara asing dan permintaan dari pembeli secara individu serta layanan Konsultasi Bisnis kepada eksportir yang mengunjungi langsung CSC. Seluruh pelayanan tersebut telah dilakukan pada bulan Maret 2015, dengan rincian sebagai berikut: 1.
Pelayanan Permintaan Hubungan Dagang (Trade Inquiry) Pelayanan hubungan dagang yang diterima Customer Service Center pada bulan Maret 2015 sebanyak 89 permintaan melalui CSC, terdiri dari 44 permintaan dari dalam negeri, dan 45 orang pengunjung luar negeri. Adapun permintaan hubungan dagang berasal dari importir/buyer luar negeri tersebut berasal dari 20 negara, yaitu Azerbaijan, Tiongkok, Mesir, Perancis, Jerman, HongKong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Mongolia, Maroko, New Zealand, Rusia, Singapura, Spanyol,
Taiwan, Turki,
Persatuan Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat. Permintaan hubungan dagang dari importir/buyer luar negeri tersebut,
berminat
produsen/eksportir
untuk
mendapatkan
Indonesia
dalam
kontak
rangka
dengan
mengimpor
produk-produk dari Indonesia. Adapun produk-produk dan informasi yang diminati oleh calon pembeli dari masing-masing negara asal adalah produk-produk: Accessories, Agriculture product, Animal Product, Building Material, Fishery, Furniture, Household, Mining, Paper & Paper Product, Processed Food and Beverages, Rubber products, Spices, Wood Product, Yarn,Tyres, Textile & Textile Products. Dari dalam negeri, yang berkunjung ke CSC dengan melihat-lihat contoh produk dan juga konsultasi bisnis, di samping itu juga telah diberikan informasi mengenai cara menjadi anggota Membership Service di CSC. 2.
Pengunjung Customer Service Centre (CSC) Jumlah pengunjung CSC pada bulan Maret 2015 sebanyak 17 pengunjung dari dalam dan luar negeri yang membutuhkan layanan berupa konsultasi bisnis dan pertemuan bisnis, dengan
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
32
rincian sebagai berikut: A. Layanan Konsultasi Bisnis Jumlah pengunjung CSC yang memerlukan informasi ekspor pada bulan Maret 2015 sebanyak 14 (empat belas) perusahaan. Pengunjung CSC membutuhkan informasi terkait dengan prosedur persyaratan untuk bisa ikut berpartisipasi di ruang CSC Kementerian Perdagangan yang berasal dari Jakarta, serta informasi daftar importir maupun data statistik. Selain pemintaaan informasi tersebut di atas pengunjung juga ingin mengetahui informasi tentang Membership Services. B. Business Matching Pengunjung CSC dari luar negeri pada bulan Maret 2015 sebanyak 3 (tiga) negara, antara lain: Mesir (Blue Ocean Co.), Arab Saudi, dan Nigeria (Linkupgroup). 1. Kunjungan buyer asal Mesir Mr. Ahmad Hassan dan Mr. Mohamed Ahmad dari perusahaan Blue Ocean Co., yang berminat mengimpor kertas fotocopy Indonesia yang dilakukan pada tanggal 16 dan 17 Maret 2015. Selain berminat mengimpor kertas fotocopy, buyer tersebut berminat pula dengan produk karet gelang (rubber bands). Telah dilakukan pertemuan pada tanggal 17 Maret 2015 dengan pihak Sinarmas, dan membahas kemungkinan melakukan impor kertas dari perusahaan tersebut. 2. Kunjungan buyer asal Arab Saudi, Mr. Talal Ali Redah Falemban dari perusahaan Abdul Latif Jameel, yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2015 melalui layanan Customer Service Center (CSC). Perusahaan menyatakan minatnya untuk mendirikan pabrik mebel di negaranya. Buyer tersebut juga dijadwalkan untuk melakukan kunjungan ke pameran IFFINA. 3. Kunjungan buyer asal Negeria Mr. ChidiNkemAruoma dari perusahaan Linkupgroup yang berminat mencari produk Indonesia, antara lain soap, coffee, stationery, fruit juice, beauty, healthy product, sugar free, baby
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
33
diapers. Kepada buyer tersebut telah disampaikan informasi tentang daftar eksportir produk yang dimintai. C. Permanent Trade Display (PTD) Pada periode Januari - Maret 2015, perusahaan yang memanfaatkan
ruang
pamer
(PTD)
sebanyak
56
perusahaan, dan peserta yang masih terpasang/display sebanyak 49 perusahaan. Terkait dengan kelengkapan dokumen, sebagian peserta PTD yang mendisplay di ruang CSC Kementerian Perdagangan telah melengkapi salinan SNI/BPOM, sedangkan yang lainnya sedang dalam tahap tindak lanjut pengadaannya dan dikomunikasikan dengan masing-masing perusahaan peserta. Kelengkapan dokumen tersebut merupakan tindak lanjut atas instruksi pimpinan bahwa perusahaan yang mendisplay produk di ruang CSC Kementerian Perdagangan harus menyertakan Fotokopi SPPT SNI atau sertifikat dari BPOM.
1.5. Pengembangan SDM melalui Diklat Ekspor Penyelenggaraan Program
Selama bulan Maret 2015, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Pelatihan
Ekspor Indonesia (BBPPEI) menyelenggarakan 13 angkatan pelatihan yang diikuti oleh 373 orang peserta dengan rincian sebagai berikut: a. Pelatihan “Prosedur Impor” (Jakarta, 10 - 13 Maret 2015). Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang peserta.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
34
b. Pelatihan “Manajemen Ekspor Impor Plus Simulasi” (Jakarta, 3 - 11 Maret 2015). Pelatihan ini diikuti oleh 18 orang peserta. c.
Pelatihan “Prosedur Ekspor” (Jakarta, 10 - 12 Maret 2015). Pelatihan ini diikuti oleh 21 orang peserta.
d. Pelatihan “Bagaimana Memulai Ekspor” (Jakarta, 17 - 19 Maret 2015). Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta. e.
Pelatihan “Bagaimana Memulai Ekspor” (Jakarta, 24 - 26 Maret 2015). Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta.
f.
Pelatihan “Desain Kompon Barang Jadi Karet (Specialty Rubber)” (Jakarta, 23 - 27 Maret 2015). Pelatihan ini diikuti oleh 26 orang peserta.
g.
Pelatihan “Prosedur Ekspor Plus Simulasi”(Jakarta, 24 -26 Maret 2015). Pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama antara PPEI dengan Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta dan diikuti oleh 49 orang peserta yang terdiri atas mahasiswa di UEU.
h. Pelatihan “Pemahaman Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000” (Semarang, 10 - 12 Maret 2015). Pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama antara PPEI dengan KADIN
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
35
Provinsi Jawa Tengah dan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri atas para pelaku usaha di daerah Provinsi Jawa Tengah. i.
Pelatihan “Prosedur Ekspor” (Pekalongan, 16 - 18 Maret 2015). Pelatihan yang diselenggarakan atas kerjasama antara PPEI dengan Disperindag. Kota Pekalongan ini diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri atas para pelaku usaha di Kota Pekalongan.
j.
Pelatihan “Bagaimana Memulai Ekspor” (Medan, 24 - 26 Maret 2015). Pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama antara PPEI dengan Universitas Sumatera Utara (USU) dan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri atas para mahasiswa di USU.
k. Pelatihan “Prosedur Ekspor” (Semarang, 10 - 12 Maret 2015). Pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama antara PPEI dengan Direktorat Kerjasama Pengembangan Ekspor (Dit. KPE) dan Disperindag. Provinsi Jawa Tengah serta diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri atas para pelaku usaha di Provinsi Jawa Tengah. l.
Pelatihan “Desain dan Mutu Produk Perhiasan Mutiara untuk Pasar Ekspor” (Mataram, 24 - 26 Maret 2015). Pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama antara PPEI dengan Dit. KPE dan P3ED Mataram serta diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri atas para pelaku usaha di Kota Mataram dan sekitarnya.
m. Pelatihan “Korespondensi, Negosiasi dan Kontrak Penjualan Ekspor hasil Industri Pertambangan” (Garut, 10 - 12 Maret 2015). Pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama antara PPEI dengan Disperindag Kabupaten Bandung dan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri atas para pelaku usaha di Kabupaten Bandung. Untuk tahun 2015 BBPPEI telah menetapkan target pelaksanaan diklat ekspor sebanyak 120 angkatan dengan target jumlah peserta sebanyak 4.045 orang. Total jumlah pelatihan yang telah terlaksana sejak awal Januari 2015 hingga akhir Maret 2015 adalah 22 angkatan dengan total jumlah peserta 575 orang. Dengan demikian realisasi jumlah angkatan diklat ekspor tahun 2015 telah mencapai 18,33%
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
36
dengan realisasi jumlah peserta diklat mencapai 14,22%. Pengembangan Kurikulum dan
Selama bulan Maret 2015 BBPPEI telah melaksanakan beberapa
Silabus
kegiatan terkait pengembangan kurikulum dan silabus pelatihan dengan rincian sebagai berikut: a.
Pada tanggal 23 Maret 2015, Tim Manajemen BBPPEI menyelenggarakan rapat presentasi untuk fasilitator yang akan membawakan materi baru atas nama Sdr. Victor Tulus Pangapoi Sidabutar yang membawakan materi “Identifikasi Potensi dan Kesiapan Ekspor” serta Sdri. Hikmatul Afifah Darojah yang membawakan materi “Prosedur dan Dokumen Ekspor”. Dari hasil presentasi dinyatakan bahwa kedua fasilitator tersebut telah memenuhi syarat untuk membawakan materi tersebut dalam diklat ekspor yang diselenggarakan oleh BBPPEI.
b. Pada tanggal 24 Maret 2015, Tim Manajemen BBPPEI menyelenggarakan rapat evaluasi diklat ekspor yang bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap berbagai aspek dalam beberapa diklat ekspor yang telah diselenggarakan oleh PPEI, baik yang berlangsung di Jakarta maupun di daerah. c.
Pada tanggal 27 Maret 2015, Tim Manajemen BBPPEI menyelenggarakan pertemuan guna membahas penyusunan makalah
standar
untuk
materi
“Marine
Cargo”
dengan
menghadirkan Sdr. Antoni Tampubolon (praktisi), Sdr. Darojat Yogi Chandra (praktisi), dan Sdr. Tommy Ariansyah (praktisi) sebagai narasumber. d. Pada
tanggal
31
Maret
2015
Tim
Manajemen
BBPPEI
menyelenggarakan pertemuan guna membahas penyusunan makalah standar untuk materi “Kebijakan, Prosedur dan Dokumen Impor” dengan menghadirkan Sdr. Sukiman Aldin dan Sdr. Dwi Wahyono sebagai narasumber.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
37
Kegiatan Lain
Dalam
upaya mendukung pelaksanaan kegiatan diklat yang
diselenggarakan, BBPPEI juga terlibat dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan lainnya yang masih terkait dengan tugas pokok dan fungsi BBPPEI, di antaranya adalah sebagai berikut: a.
Pada tanggal 4 dan 6 Maret 2015 Tim Manajemen Balai Besar PPEI menyelenggarakan rapat manajemen guna membahas beberapa hal sebagai berikut: - Pelaksanaan pelatihan ekspor di daerah yang berlokasi di hotel. - Rencana penyelenggaraan kegiatan Trade Expo Indonesia (TEI) Tahun 2015. - Permasalahan
yang
dihadapi
oleh
masing-masing
Bidang/Bagian di Balai Besar PPEI.
b.
-
Draft struktur organisasi Balai Besar PPEI.
-
Calon penerima penghargaan Satya Lancana Karyasatya.
-
Penampilan gedung BBPPEI.
Pada tanggal 5 Maret 2015 perwakilan Tim Manajemen BBPPEI menghadiri kegiatan Seminar Makro UMKM bagi binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang diselenggarakan di Auditorium Astra Management Development Institute, Jakarta.
c.
Pada tanggal 17 - 19 Maret 2015, BBPPEI menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (TOT) yang diikuti oleh para fasilitator diklat ekspor BBPPEI.
d.
Pada tanggal 25 Maret 2015, Tim Manajemen BBPPEI menyelenggarakan rapat persiapan Trade Expo Indonesia (TEI) Tahun 2015. Tujuan dari memperoleh
usulan
konsep
rapat tersebut adalah bentuk
Trade
Forum
untuk yang
merupakan bagian dari TEI. Hasil dari rapat ini akan disampaikan dalam pertemuan dengan unit-unit terkait lainnya dalam rapat persiapan penyelenggaraan TEI Tahun 2015. e.
Terkait dengan rencana pembangunan Jakarta Regional Design Center (JRDC), pada saat ini gambar kerja telah selesai dibuat dan konsultan sedang dalam proses pembuatan Rencana Kerja Syarat (RKS) dan Bill of Quantity (BQ) yang akan disampaikan pada minggu ketiga bulan April 2015. Pada minggu ketiga bulan April
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
38
2015 ini akan dilaksanakan juga pengajuan dokumen lelang ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kementerian Perdagangan RI. Proses lelang akan memakan waktu tiga minggu. Untuk Facade (Bagian Depan), saat ini konsultan sedang membuat gambar perencanaan dan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperkirakan akan selesai pada tanggal 16 April 2015. Dokumen lelang akan diserahkan ke ULP Kementerian Perdagangan RI pada minggu ke empat bulan April 2015. Kegiatan renovasi akan dimulai pada bulan Juni 2015 dan direncanakan berakhir pada bulan September 2015.
1.6. Kegiatan Penunjang Partisipasi Ditjen PEN pada
Agrinex 2015 merupakan pameran agribisnis tahunan yang
Pameran Agrinex 2015
melibatkan berbagai kementerian terkait pebisnis, media massa dan berbagai komunitas pencinta produk agribisnis lokal. Pada tahun ini, Agrinex 2015 mengusung tema “Kedaulatan Pangan Indonesia“. Tujuan penyelenggaraan Agrinex adalah dalam rangka mendukung pemerintah membangun ketahanan pangan dan kesejahteraan pelaku agribisnis lokal. Pada Agrinex 2015, selain menempati stand informasi, ditampilkan 7 (tujuh) peserta mitra binaan Ditjen PEN masing-masing dengan produk kopi, coklat, ayam olahan, rendang, tepung olahan, kue non terigu, dan saus sambal. Agrinex 2015 dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, bersama dengan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir. Dalam sambutannya, Menteri PUPR mengungkapkan ada 5 (lima) hal yang harus dilakukan demi terlaksananya swasembada pangan, yakni penyediaan bibit yang baik, pupuk yang baik, cara penanaman, penyuluhan, dan pengairan. Sementara Menristek Dikti, dalam sambutannya menyatakan bahwa pangan Indonesia telah siap menghadapi persaingan MEA 2015. Strategi untuk menciptakan ketahanan dan kedaulatan pangan dilakukan dengan berinovasi agar produk bias memiliki nilai tambah.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
39
Selain pameran produk UKM, pada Agrinex 2015 juga terdapat sejumlah kegiatan yang merupakan rangkaian acara, antara lain talkshow, demo peserta, display produk diversifikasi pangan, rumah horti, Focus Group Discussion (FGC), dan games seputar agribisnis. Pada penyelenggaraan di tahun 2015, jumlah peserta yang berpartisipasi
pada
Agrinex
mencapai
320
perusahaan
dan
melibatkan 10 (sepuluh) kementerian, antara lain; Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Koperasi
dan
UKM,
Kementerian
Kesehatan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu, turut pula berpartisipasi beberapa Pemerintah Daerah, BUMN, Perbankan Indonesia, APINDO, Kadin Indonesia, dan sejumlah perusahaan swasta. Selama pameran berlangsung, total transaksi dagang yang diperoleh oleh 7 (tujuh) binaan Ditjen PEN sebesar Rp. 9.392.000,-.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
40
BAB II PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT 2.1 Kendala, Isu dan Permasalahan Rapat Koordinasi
Terkait dengan persiapan pembangunan inkubator wirausaha
Pembahasan Rencana
Indonesia di JAFZA, tim inkubator diharapkan dapat melakukan
Pembangunan Inkubator
pengecekan terhadap lokasi kantor inkubator Indonesia di JAFZA,
Wirausaha Indonesia di
sebelum kantor tersebut diresmikan.
JAFZA
Selain itu, untuk persiapan pelaku usaha, pembekalan akan dilaksanakan oleh Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) selama ± 2 (dua) minggu sebelum keberangkatan peserta ke JAFZA. Pada pembekalan tersebut, peserta akan mendapatkan penjelasan mengenai hak dan kewajiban peserta inkubator, dan hal-hal lainnya yang perlu dipersiapkan oleh peserta sebelum keberangkatannya ke JAFZA. Kantor Inkubator Wirausaha Indonesia diharapkan dapat dilakukan oleh Presiden RI pada minggu ke-2 (dua) bulan Mei 2015, di sela-sela kunjungan Presiden RI ke Persatuan Emirat Arab.
Partisipasi pada Indonesia
Penataan produk pada saat pameran disesuaikan dengan konsep
Internasional Furniture Expo
gallery agar terlihat menarik. Namun, kekurangan dari penataan
(IFEX) 2015
display dengan konsep gallery ini yaitu para peserta membawa produk lebih banyak dari yang sudah ditentukan sehingga produk tidak muat untuk didisplay sedikit dipaksakan dan cukup menyita waktu untuk penataan terbaik.
2.2 Tindak Lanjut Penyelesaian Rapat Koordinasi
Ditjen PEN akan melakukan koordinasi internal, khususnya antara
Pembahasan Rencana
Direktorat KPE dan BBPPEI berkenaan dengan pembekalan pelaku
Pembangunan Inkubator
usaha yang akan difasilitasi menjadi peserta inkubator wirausaha.
Wirausaha Indonesia di JAFZA
Selain itu, Ditjen PEN juga akan berkoordinasi dengan kementerian terkait melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Direncanakan akan dilakukan sosialisasi mengenai program ini pada bulan April 2015.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
41
Partisipasi pada Indonesia
Pada pameran, Ditjen PEN akan terus berupaya melakukan edukasi
Internasional Furniture Expo
kepada pelaku usaha, terutama dalam hal penataan display produk
(IFEX) 2015
sehingga menarik minat buyers.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
42
BAB III PENUTUP
Selama bulan Maret 2015, kegiatan Ditjen PEN secara umum mencakup kegiatan-kegiatan antara lain berupa Kegiatan Partisipasi Kemendag pada Indonesia Fashion Week 2015, Partisipasi pada Equator Film Expo (EFX) 2015, Rapat Pembahasan Secondment of Official pada ASEAN – Korea Center (AKC), Rapat Koordinasi Pembahasan Rencana Pembangunan Inkubator Wirausaha Indonesia di JAFZA, Senior Officials Meeting China - ASEAN Expo (SOM CAEXPO) 2015, Penerimaan Misi Pembelian Delegasi KADIN Istanbul - Turki, Sosialisasi Kegiatan Promosi Ditjen PEN tahun 2015, Partisipasi pada Indonesia Internasional Furniture Expo (IFEX) 2015 di Jakarta International Expo, Penerimaan Misi Pembelian Furnitur dari Jerman, Partisipasi pada Hongkong Jewellery Fair 2015, Partisipasi Ditjen PEN pada Pameran Agrinex 2015, pelayanan informasi melalui Trade Inquiry dan penerimaan kunjungan buyer melalui CSC, serta peningkatan SDM melalui beberapa program diklat ekspor. Dengan demikian, sepanjang bulan Maret 2015, selain beberapa aktivitas promosi dan misi dagang, kegiatan Ditjen PEN banyak menunjukkan aktivitas persiapan, pembahasan dan pengembangan kerja sama bagi pelaksanaan kegiatan untuk bulan berikutnya, yang tidak lain bertujuan supaya berkinerja lebih baik sesuai dengan tugas dan fungsinya, serta secara tidak langsung memajukan Kementerian Perdagangan. Ditjen PEN menyadari bahwa dalam pelaksanaan sejumlah kegiatan pada bulan Maret 2015 ini masih menemui beberapa kendala yang diharapkan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya nanti dapat dilakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan, sehingga semua kegiatan di tahun 2015 dan tahun yang akan datang dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang telah direncanakan dengan optimal.
Ditjen PEN
Laporan Bulanan Periode Maret 2015
43