Bab 8 Bidang Standarisasi Statistik bidang standarisasi ini akan menyajikan informasi data dan analisis dari hasil penerbitan sertifikat dari pengujian peralatan telekomunikasi. Penerbitan sertifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Standarisasi dari sisi jenisnya terdiri dari empat jenis yaitu sertifikat baru, sertifikat perpanjangan, sertifikat revisi dan sertifikat perpanjangan dan revisi. Sertifikat baru adalah sertifikat yang diterima untuk pengujian alat/perangkat yang baru pertama kali diuji. Sertifikat revisi adalah sertifikat yang dikeluarkan sebagai revisi atas sertifikat awal/baru jika terjadi kesalahan dalam penerbitan (data, detail teknis) atau ada perubahan pada sebagian komponen perangkat. Sertifikat perpanjangan adalah sertifikat yang diterbitkan atas perpanjangan pengujian dari alat yang sudah diuji sebelumnya dan masa basa berlaku sertifikat sudah habis sehingga perlu diperpanjang. Sertifikat perpanjangan dan revisi adalah sertifikat yang diterbitkan jika dalam proses perpanjangan sertifikat juga terjadi perubahan pada alat/perangkat telekomunikasi yang diperpanjang sertifikatnya sehingga diperlukan revisi data dalam perpanjangan sertifikatnya. Dari sisi jenis perangkat yang disertifikasi yang datanya disajikan, terdapat 5 (lima) jenis perangkat yaitu perangkat pelanggan (CPE) Kabel, perangkat pelanggan (CPE Nirkabel), perangkat transmisi, perangkat penyiaran dan perangkat sentral. Penyajian data sertifikasi juga akan menggambarkan distribusi jumlah perangkat yang disertifikasi menurut negara asal perangkat dan fluktuasi bulanan penerbitan sertifikat perangkat untuk masing-masing jenis sertifikat.
8.1. Ruang Lingkup Data standardisasi yang disajikan dalam laporan ini akan diuraikan secara terperinci dengan kurun waktu masing-masing data sebagai berikut: 1. Data penerbitan sertifikat baru pada tahun 2005 - Juni 2010 2. Data penerbitan sertifikat perpanjangan pada tahun 2006 - Juni 2010. 3. Data penerbitan sertifikat revisi pada tahun 2006 - Juni 2009. 4. Data penerbitan sertifikat perpanjangan sekaligus revisi pada tahun 2006 - Juni 2009.
5. Penerbitan sertifikasi menurut jenis sertifikat dan jenis perangkat tahun 2010 (sampai bulan Juni). 6. Penerbitan sertifikat bulanan menurut jenis sertifikat tahun 2009 - 2010 (sampai Juni) 7. Penerbitan sertifikat menurut jenis sertifikat dan negara asal perangkat 2010 8. Penerbitan sertifikat bulanan menurut negara asal perangkat 2010 Data sertifikasi standardisasi perangkat yang dipaparkan dalam laporan ini diperoleh langsung dari Direktorat Standardisasi Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Dalam penyajian data ini, tidak dipisahkan antara data sertifikasi untuk masing-masing jenis perangkat (terminal, transmisi dan sentral) mengingat semakin bervariasinya jenis perangkat yang diuji. Sehingga dalam penyajiannya digabung menjadi satu untuk masing-masing jenis sertifikat.
8.2
Konsep dan Definisi
Sub bab ini berisi definisi dari terminologi yang digunakan dalam penyajian data standardisasi agar dapat memberi interpretasi yang sama terhadap terminologi yang digunakan. 1) Alat telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam bertelekomunikasi. 2) Perangkat
telekomunikasi
adalah
sekelompok
alat
telekomunikasi
yang
memungkinkan bertelekomunikasi. 3) Sertifikasi adalah proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikat. 4) Sertifikat adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian tipe alat dan perangkat telekomunikasi terhadap persyaratan teknis dan atau standar yang ditetapkan. 5) Tipe alat dan perangkat telekomunikasi adalah merek, model atau jenis alat dan perangkat telekomunikasi yang mempunyai karakteristik tertentu. 6) Label adalah keterangan mengenai alat dan perangkat telekomunikasi yang berbentuk gambar, tulisan, atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang mengidentifikasikan informasi tentang alat dan perangkat yang telah bersertifikat.
7) Pengujian alat dan perangkat telekomunikasi adalah penilaian kesesuaian antara karakteristik alat dan perangkat telekomunikasi terhadap persyaratan teknis yang berlaku. 8) Persyaratan teknis adalah parameter elektris/elektronis yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
8.3.
Penerbitan Sertifikat
8.3.1. Perkembangan Penertiban Sertifikat Peralatan Penerbitan sertifikat perangkat telekomunikasi yang menunjukkan kecenderungan peningkatan dalam empat tahun terakhir rata-rata 53% per tahun dari tahun 2006 sampai 2009, cenderung menurun pada tahun 2010. Sampai dengan semester I tahun 2010, total jumlah sertifikat yang telah diterbitkan baru sebanyak 2107 atau baru 44% dari tahun sebelumnya.
Potensial penurunan terutama untuk sertifikat baru dan sertifikat revisi. Untuk sertifikat baru, sampai dengan semester I 2010, penerbitan sertifikatnya baru sebanyak 1823 atau 44,4% dibanding tahun sebelumnya. Sementara untuk sertifikat revisi baru sebanyak 51 buah atau hanya 17% dari tahun sebelumnya. Padahal untuk kedua jenis sertifikat tersebut, pertumbuhan penerbitannya dalam 4 tahun terakhir rata-rata mencapai 53,4% per tahun untuk sertifikat baru dan 165% per tahun untuk sertifikat revisi.
Tabel 8.1. Jumlah Penerbitan Sertifikat untuk masing-masing Jenis 2005 – Semester I 2010
Jenis Sertfikat Sertifikat Baru Perpanjangan Revisi Perpanjangan dan revisi Jumlah
2005 596 N.A
596
2006 1.207 119 70 4 1.400
2007 1.882 102 158 52 2.194
2008 3.551 55 56 40 3.702
2009 4.104 243 299 109 4.755
2010* 1823 166 51 67 2107
*) Sampai Juni 2010
Dari gambar 8.1 terlihat bahwa trend peningkatan jumlah sertifikat perangkat yang diterbitkan untuk semua jenis sertifikat. Peningkatan yang tinggi dalam penerbitan sertifikat perangkat telekomunikasi yang berlangsung dari 2006 sampai dengan 2009, belum
menunjukkan kelanjutan sampai dengan semester I tahun 2010 ini. Gambar 8.1 juga menunjukkan bahwa penerbitan sertifikat revisi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun meskipun penerbitan sertifikat paling banyak masih untuk sertifikat baru.
Dari sisi komposisi sertifikat menurut jenis, besarnya jumlah sertifikat baru yang dikeluarkan ini terlihat dari proporsi sertifikat baru yang jauh lebih besar dari tahun ke tahun dibanding jenis sertifikat lain. Gambar 8.2 menunjukkan bahwa proporsi penerbitan sertifikat baru mencapai lebih dari 86% setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2008, proporsi penerbitan sertifikat baru mencapai 95,6%. Hal ini menunjukkan tidak banyak dilakukannya revisi sertifikat atau perpanjangan sertifikat pada tahun 2008 karena hampir seluruh sertifikat yang dikeluarkan adalah sertifikat baru. Gambar 8.1. Perkembangan Jumlah Penerbitan Sertifikat untuk masing-masing Jenis 2006 – 2010 4500 4000 3500 3000 2500
2000 1500 1000 500 0 Sertifikat Baru
2006 1207
2007 1882
2008 3551
2009 4104
2010* 1823
Perpanjangan
119
102
55
243
166
Revisi
70
158
56
299
51
Perpanjangan dan revisi
4
52
40
109
67
*) Sampai Juni 2010
Gambar 8.2. Komposisi Sertifikat yang diterbitkan menurut Jenis sertifikat 2006 – 2010 (sampai Juni) 100% 80% 60% 40% 20% 0% Perpanjangan dan revisi
2006 0,3%
2007 2,4%
2008 1,1%
2009 2,3%
2010* 3,2%
Revisi
5,0%
7,2%
1,5%
6,3%
2,4%
Perpanjangan
8,5%
4,6%
1,5%
5,1%
7,9%
Sertifikat Baru
86,2%
85,8%
95,9%
86,3%
86,5%
Peningkatan jumlah sertifikat yang diterbitkan sampai dengan tahun 2009 ini juga terlihat dari pertumbuhan penerbitan sertifikat tersebut menurut jenis sertifikat. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008 dimana secara total tumbuh mencapai 68,7%. Namun sebenarnya pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2008 hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah sertifikat baru yang meningkat tinggi (88,7%) dibanding tahun sebelumnya, sementara untuk sertifikat perpanjangan, revisi dan perpanjangan dan revisi sebenarnya menurun pada tahun tersebut. Gambar 8.3 menunjukkan pada tahun 2008 pertumbuhan untuk jenis sertifikat perpanjangan, revisi dan perpanjangan dan revisi justru negatif. Namun karena proporsi jumlahnya kecil, penurunan ini tidak signifikan dibandingkan dengan peningkatan pada jenis sertifikat baru. Dalam periode tahun 2006 sampai 2009, jumlah sertifikat yang diterbitkan rata-rata meningkat 51,3% per tahun dengan pertumbuhan untuk sertifikat baru mencapai 53,4% per tahun. Tabel 8.2. Pertumbuhan Penerbitan sertifikat menurut jenis sertifikat
Jenis Sertfikat Sertifikat Baru Perpanjangan Revisi Perpanjangan dan revisi Jumlah
2005 18,5%
18,5%
2006 102,5%
2007 55,9% -14,3% 125,7% 1200,0% 134,9% 56,7%
2008 88,7% -46,1% -64,6% -23,1% 68,7%
2009 15,6% 341,8% 433,9% 172,5% 28,4%
Gambar 8.3. Pertumbuhan Penerbitan Sertifikat Perangkat menurut Jenis Perangkat 1400% 1200% 1000%
Sertifikat Baru
800%
Perpanjangan
600% Revisi 400%
Perpanjangan dan revisi
200% 0% -200%
2005
2006
2007
2008
2009*
Jika dilihat dari komposisinya menurut jenis perangkat, penerbitan sertifikat baru pada tahun 2010 ini paling banyak adalah untuk perangkat jenis perangkat pelanggan (CPE) nirkabel, diikuti dengan perangkat transmisi. Sampai dengan semester I Tahun 2010, telah diterbitkan sertifikat baru untuk perangkat pelanggan (CPE) nirkabel sebanyak 1236 dan sertifikat baru untuk perangkat transmisi sebesar 369. Jenis perangkat yang paling sedikit penerbitan sertifikat baru-nya pada tahun 2010 adalah untuk perangkat Sentral yaitu hanya sebanyak 26 buah. Untuk sertifikat perpanjangan, paling banyak diterbitkan justru untuk perangkat transmisi yaitu sebanyak 11. Sementara untuk jenis perangkat pelanggan (CE) nirkabel, jumlah sertifikat perpanjangan yang diterbitkan sampai Juni 2010 hanya sebanyak 41 buah. Sedangkan untuk jenis sertifikat perpanjangan dan revisi, penerbitan paling banyak pada semester I tahun 2010 ini adalah untuk sertifikat perpanjangan dan revisi. Dari tabel 8.3 ini terlihat bahwa jenis perangkat yang paling sering adanya perpanjangan sertifikat adalah untuk perangkat transmisi, dan diikuti dengan perangkat pelanggan (CPE) Nirkabel. Sementara jenis perangkat yang pada saat perpanjangan sekaligus dilakukan revisi, paling banyak adalah untuk perangkat sentral.
Tabel 8.3. Penerbitan sertifikat menurut jenis sertifikat dan jenis perangkat Semester I 2010
Jenis Sertifikat Baru Perpanjangan Revisi Perpanjangan & revisi Total
Perangkat Pelanggan (CPE) Kabel
Perangkat Pelanggan (CPE) Nirkabel
Transm isi
Penyiar an
Sentral
107 1 1
1236 41 27
369 111 8
85 4 0
26 9 15
1823 166 51
9
4
118
1308
18 506
1 90
35 85
67 2107
Total
Komposisi penerbitan sertifikat menurut jenis sertifikat dan jenis perangkat seperti ditampilkan pada gambar 8.4 menunjukkan perbedaan proporsi yang cukup jelas antara sertifikat baru, perpanjangan, revisi serta revisi dan perpanjangan. Untuk sertifikat baru dan sertifikat revisi, proporsi terbesar adalah untuk jenis perangkat pelanggan (CPE) Nirkabel. Mengingat sertifikat baru proporsinya besar dibanding jenis sertifikat lain, maka secara total proporsi penerbitan sertifikat juga paling banyak untuk jenis perangkat pelanggan (CPE) nirkabel yaitu 62,1%. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa selama tahun 2010, jenis perangkat pelanggan (CPE) nirkabel adalah yang paling banyak masuk dan dilakukan standarisasi di Indonesia.
Untuk jenis sertifikat perpanjangan, proporsi terbesar adalah untuk jenis perangkat transmisi dengan proporsi mencapai 66,9% dari total sertifikat perpanjangan. Jenis perangkat ini paling sering melakukan perpanjangan sertifikat untuk keperluan penggunaannya, diikuti oleh sertifikat untuk jenis perangkat pelanggan (CPE) Nirkabel. Sedangkan untuk jenis sertifikat perpanjangan dan revisi, proporsi terbesar adalah untuk jenis perangkat Sentral yang mencapai 52,2% diikuti oleh jenis perangkat transmisi yang mencapai 26,9%.
Gambar 8.4. Komposisi Penerbitan Sertifikat Perangkat menurut Jenis Perangkat dan Jenis Sertifikat 100% 80% 60%
40% 20% 0% Sertifikat Baru 1,4%
Perpanjan gan 5,4%
Total
29,4%
Perpanjan gan&revisi 52,2%
Penyiaran
4,7%
2,4%
0,0%
1,5%
4,3%
Transmisi
20,2%
66,9%
15,7%
26,9%
24,0%
CPE Nirkabel
67,8%
24,7%
52,9%
6,0%
62,1%
CPE Kabel
5,9%
0,6%
2,0%
13,4%
5,6%
Sentral
Revisi
4,0%
Jika dibandingkan penerbitan sertifikat tahun 2009 dengan penerbitan sertifikat sampai semester I tahun 2010, menunjukkan tidak terdapat perbedaan komposisi yang signifikan dalam penerbitan sertifikat menurut perangkat. Pada tahun 2009 maupun sampai semester I tahun 2010, jenis sertifikat yang paling banyak diterbitkan adalah untuk perangkat pelanggan (CPE) Nirkabel. Secara implisit ini menunjukkan jenis perangkat pelanggan (CPE) nirkabel ini yang paling banyak masuk dan dilakukan standarisasi melalui pengujian perangkat dan di sertifikasi untuk dapat digunakan di Indonesia. Jenis perangkat berikutnya yang paling banyak disertifikasi adalah untuk jenis perangkat transmisi yang proporsinya berkisar 20%. Sementara jenis perangkat yang paling sedikit dilakukan sertifikasi adalah untuk jenis perangkat sentral. Dari gambar 8.5 terlihat bahwa proporsi perangkat Sentral yang sertifikasi hanya kurang dari 2% dari total sertifikat yang dikeluarkan pada tahun 2009 dan semester I 2010 dibanding jenis perangkat lainnya.
Gambar 8.5. Perbandingan Komposisi Penerbitan Sertifikat menurut Jenis Perangkat 2009-2010
100% 80%
60% 40% 20% 0% Sentral
2009 1,9%
2010* 1,4%
Penyiaran
4,0%
4,7%
Transmisi
19,4%
20,2%
CPE Nirkabel
67,6%
67,8%
CPE Kabel
7,1%
5,9%
8.3.2. Fluktuasi Penerbitan Sertifikat Bulanan Perbandingan penerbitan sertifikat bulanan seperti diperlihatkan oleh Tabel 8.4 menunjukkan bahwa penerbitan sertifikat cenderung tinggi pada bulan-bulan di awal tahun terutama untuk sertifikat baru. Pada empat bulan pertama tahun 2009, penerbitan sertifikat baru rata-rata mencapai 378 buah per bulan, sementara pada empat bulan ke-2 dan empat bulan terakhir, penerbitan sertifikat baru rata-rata hanya 324 buah dan 293 buah per bulan. Pada tahun 2010, terjadi sedikit pergeseran dimana penerbitan sertifikat baru cenderung tinggi pada bulan ke-3 sampai ke-6. Sehingga pada empat bulan pertama penerbitan sertifikat baru rata-rata hanya 299 buah per bulan.
Dari pola penerbitan sertifikat bulanan juga terdapat hal yang menarik dimana penerbitan sertifikat perpanjangan dan revisi cenderung tinggi pada bulan Maret. Pada tahun 2009, penerbitan sertifikat perpanjangan di bulan Maret mencapai 30 buah dan pada Maret 2010 mencapai 60 buah. Sementara untuk sertifikat revisi, penerbitannya pada bulan Maret 2009 mencapai 126 buah meskipun pada Maret 2010 hanya mencapai 7 buah. Bulan Juni juga menjadi bulan dengan penerbitan sertifikat yang relatif lebih besar dibanding bulan-buan lainnya untuk sertifikat perpanjangan, sertifikat revisi dan sertifikat perpanjangan dan revisi.
Tabel 8.4. Penerbitan sertifikat bulanan menurut jenis sertifikat tahun 2009 dan Semester I 2010
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Baru 2009 371 356 335 453 348 305 308 337 247 332 287 308
2010* 297 242 344 316 269 355
Perpanjangan 2009 22 8 30 9 13 15 7 38 17 22 10 7
2010* 6 10 60 16 15 59
Revisi 2009 62 10 126 20 35 9 0 8 10 5 7 0
2010* 3 1 7 3 10 27
Revisi&Perpanjangan
2009 0 4 4 3 2 13 1 3 20 7 3 1
2010* 4 3 2 13 8 37
Perbandingan dalam penerbitan sertifikat bulanan antara tahun 2009 dan 2010 menunjukkan kecenderungan bahwa penerbitan sertifikat pada tahun 2010 lebih rendah dibanding tahun 2009. Untuk sertifikat baru misalnya, pada bulan Januari, Februari, April dan Mei jumlah penerbitan sertifikatnya pada tahun 2009 lebih besar daripada bulan yang sama tahun 2010 seperti ditunjukkan oleh gambar 8.6. Namun untuk bulan Juni, terjadi peningkatan signifikan dalam penerbitan sertifikat pada tahun 2010. Bukan hanya jumlah penerbitan sertifikatnya paling banyak dibanding bulan-bulan sebelumnya, namun dibanding bulan yang sama tahun 2009, untuk semua jenis sertifikat, penerbitan sertifikat pada bulan Juni 2010 lebih banyak. Peningkatan penerbitan sertifikat pada buan Juni 2010 diharapkan terus berlanjut pada bulan-bulan selanjutnya sehingga secara total produktivitas dalam menerbitkan sertifikat perangkat pada tahun 2010 tetap tinggi dan tidak menurun dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Jumlah penerbitan sertifikat secara
implisit
menunjukkan produktivitas dalam melakukan standarisasi dan sertifikasi terhadap perangkat-perangkat telekomunikasi yang masuk ke Indonesia.
Gambar 8.6. Perbandingan Penerbitan Sertifikat Bulanan menurut Jenis Sertifikat Semester I 2009 dan 2010 2009
2010*
RevPer
Revisi
Perpanjangan
Baru
RevPer
Revisi
Perpanjangan
Baru
RevPer
Revisi
Baru
Perpanjangan
RevPer
Revisi
Perpanjangan
Baru
RevPer
Revisi
Perpanjangan
Baru
RevPer
Revisi
Baru
Perpanjangan
500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
8.3.3. Penerbitan Sertifikat Menurut Negara Asal Penerbitan sertifikat perangkat telekomunikasi menurut negara asal perangkat ditunjukkan pada tabel 8.5. Dari tabel tersebut terlihat bahwa tipe perangkat telekomunikasi yang paling banyak mendapat sertifikat standarisasi sampai dengan semester I tahun 2010 adalah perangkat telekomunikasi dari China diikuti perangkat dari Amerika Serikat dan Jepang. Untuk sertifikat baru, sertifikasi perangkat untuk perangkat telekomunikas dari China mencapai 1001 buah, sementara sertifikasi perangkat telekomunikasi asal Amerika Serikat hanya 174. Secara total untuk semua jenis sertifikat, proporsi jumlah sertifikat untuk perangkat asal China ini mencapai 50,4%, sementara perangkat asal Amerika Serikat dan Jepang yang merupakan terbanyak kedua dan ketiga, proporsinya hanya mencapai 11,4% dan 4,9%. Meskipun penerbitan sertifikat baru paling banyak adalah untuk perangkat dari China, namun untuk jenis sertifikat perpanjangan, paling banyak justru untuk perangkat dari Amerika Serikat. Jumlah sertifikat perpanjangan untuk perangkat asal Amerika Serikat sampai semester I tahun 2010 mencapai 60 buah, sementara sertifikat perpanjangan untuk perangkat asal China hanya 23 buah. Sementara untuk sertifikat perpanjangan dan revisi, paling banyak adalah untuk perangkat telekomunikasi asal Swedia. Komposisi ini tidak
berbeda jauh dengan penerbitan sertifikat pada tahun 2009 dimana untuk sertifikat perpanjangan lebih banyak diberikan untuk perangkat telekomunikasi asal Amerika Serikat daripada China meskipun secara total, sertifikasi paling banyak dilakukan atas perangkat telekomunikasi asal China. Hal ini menunjukkan perangkat telekomunikasi asal Amerika Serikat lebih banyak memerlukan perpanjangan sertifikasi karena jenis perangkatnya. Tabel 8.5. Komposisi sertifikat menurut jenis sertifikat dan negara asal perangkat Semester I 2010
Negara Asal China USA Jepang Italia Swedia Taiwan Korea Selatan Malaysia Kanada Jerman Indonesia India Hungaria Meksiko Finlandia Thailand Hongkong Singapura Lainnya Total
Baru
Perpanjangan
Revisi
Revisi & Perpanjangan
Total
1001 174 74 68 27 58
23 60 28 7 1 2
20 2 0 4 15 2
18 5 2 3 27 1
1061 241 104 82 70 63
50 34 37 36 36 33 30 29 23 19 4 20 70 1823
1 8 2 2 2 0 0 0 1 4 16 0 9 166
0 0 2 2 0 0 2 1 0 0 0 0 1 51
2 2 1 2 0 0 0 0 3 0 0 0 1 67
53 44 42 42 38 33 32 30 27 23 20 20 81 2107
Besarnya perangkat telekomunikasi asal China yang disertifikasi dibanding perangkat telekomunikasi dari negara lain terlihat dari proporsi sertifikat menurut negara asal seperti yang ditunjukkan tabel 8.6 dan gambar 8.7. Dari tabel gambar tersebut terlihat bahwa untuk sertifikat baru yang mencerminkan perangkat telekomunikasi yang baru masuk Indonesia, lebih dari separuhnya adalah untuk perangkat asal China. Sementara sertifikat baru untuk perangkat dari negara-negara lainnya proporsinya kurang dari 10% dengan yang terbesar adalah Amerika Serikat (9,5%), Jepang (9,5%) dan Italia (3,7%).
Tabel 8.6. Proporsi sertifikat menurut jenis sertifikat dan negara asal perangkat Semester I 2010
Perpanjangan
Revisi
Revisi & Perpanjangan
Negara Asal
Baru
China USA Jepang Italia Swedia Taiwan Korea Selatan Malaysia Kanada Jerman Indonesia India Hungaria Meksiko Finlandia Thailand Hongkong Singapura Lainnya
54,9% 9,5% 4,1% 3,7% 1,5% 3,2%
13,9% 36,1% 16,9% 4,2% 0,6% 1,2%
39,2% 3,9% 0,0% 7,8% 29,4% 3,9%
26,9% 7,5% 3,0% 4,5% 40,3% 1,5%
2,7% 1,9% 2,0% 2,0% 2,0% 1,8% 1,6% 1,6% 1,3% 1,0% 0,2% 1,1% 3,8%
0,6% 4,8% 1,2% 1,2% 1,2% 0,0% 0,0% 0,0% 0,6% 2,4% 9,6% 0,0% 5,4%
0,0% 0,0% 3,9% 3,9% 0,0% 0,0% 3,9% 2,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,0%
3,0% 3,0% 1,5% 3,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 4,5% 0,0% 0,0% 0,0% 1,5%
Gambar 8.7. Proporsi Penerbitan Sertifikat menurut negara asal Semester I 2010
100%
80%
60%
40%
20%
0% Baru
Perpanjangan
Revisi
Revisi & Perpanjangan
Lainnya Singapura Hongkong Thailand Finlandia Meksiko Hungaria India Indonesia Jerman Kanada Malaysia Korea Selatan Taiwan Swedia Italia Jepang USA China
Sementara untuk sertifikat perpanjangan, proporsi terbesar adalah untuk perangkat asal Amerika Serikat (36%) diikuti perangkat asal Jepang (16,9%) dan China (13,9%). Sedangkan
untuk sertifikat revisi, sejalan dengan jumah sertifikat baru yang didominasi untuk perangkat asal China, sertifikat revisi paling banyak juga untuk perangkat asal China (39,2%) diikuti dengan perangkat asal Swedia (29,4%). Proporsi untuk sertifikat perpanjangan dan revisi paling besar adalah untuk perangkat asal Swedia sebesar (40,3%) diikuti dengan perangkat asal China sebesar 26,9%. Distribusi penerbitan sertifikat tiap bulan pada semester I tahun 2010 juga menunjukkan bahwa pada setiap bulannya paling banyak diterbitkan adalah untuk sertifikat asal China. Dari tabel 8.7 terlihat bahwa setiap bulannya dikeluarkan lebih dari 150 sertifikat untuk perangkat asal China keuali pada bulan Februari. Pada bulan Juni bahkan jumlah sertifikat yang diterbitkan untk perangkat asal China mencapai lebih dari 200 buah. Data ini menunjukkan bahwa setiap bulannya cukup banyak perangkat telekomunikasi asal China yang masuk dan disertifikasi. Tabel 8.7. Sebaran penerbitan sertifikat bulanan menurut negara asal perangkat Semester I 2010
Negara
Januari Februari Maret
April
Mei
Juni
Total
China 183 129 210 157 172 211 1062 USA 20 13 61 49 41 57 241 Jepang 8 15 22 26 13 20 104 Italia 10 10 18 10 15 19 82 Swedia 1 0 7 11 4 47 70 Taiwan 12 10 10 13 9 9 63 Korea Selatan 4 11 11 14 4 9 53 Malaysia 9 5 8 3 8 11 44 Kanada 8 9 6 8 4 7 42 Jerman 2 4 7 11 2 16 42 Indonesia 7 1 8 10 3 9 38 India 5 11 4 6 5 2 33 Hungaria 9 8 6 0 3 6 32 Meksiko 8 4 4 6 1 7 30 Finlandia 6 2 4 9 3 3 27 Thailand 0 9 8 1 0 5 23 Hongkong 0 2 0 0 0 18 20 Singapura 8 2 3 1 0 6 20 Lainnya 10 11 16 13 15 16 81 TOTAL 310 256 413 348 302 478 2108 Perangkat telekomunikasi yag juga cukup banyak disertifikasi tiap bulannya pada semesteri I tahun 2010 ini adalah perangkat telekomunikasi asal merika Serikat, Jepang, Italia dan
Taiwan. Untuk perangkat telekomunikasi asal Amerika Serikat, pada bulan Maret sampai Juni bahkan lebih dari 40 sertifikat dikeluarkan tiap bulannya untuk perangkat asal Amerika Serikat. Disamping perangkat telekomunikasi dari luar negeri, tabel 8.7 juga menunjukkan terdapat sertifikasi perangkat untuk perangkat asal dalam negeri. Pada bulan Juni 2010 misalnya telah diterbitkan 9 sertifikat untuk perangkat asal Indonesia. Dalam semester I tahun 2010 ini, rata-rata diterbitkan 6 sertifikat untuk perangkat asal Indonesia. Besarnya proporsi penerbitan sertifikat perangkat asal China juga terlihat pada gambar 8.8. Dari gambar tersebut terlihat bahwa separuh dari total sertifikat perangkat yang diterbitkan adalah untuk perangkat asal China. Sementara sertifikat perangkat yang diterbitkan untuk perangkat dari negara-negara lainnya proporsinya tidak terlalu signifikan kecuali Amerika Serikat. Sertifikat standarisasi untuk perangkat yang masuk dari negara-negara Asia Tenggara, proporsinya juga tidak besar yaitu Malaysia hanya 2,1%, Indonesia 1,9%, Thailand 1,1% dan Singapura 0,9%. Gambar 8.8. Komposisi Penerbitan Sertifikat Standarisasi Perangkat menurut Negara Asal Italia; 3,9%
Swedia; Taiwan; 3,3% 3,0%
Jepang; 4,9%
Korea Selatan; 2,5% Malaysia; 2,1% Kanada; 2,0%
Singapura; 0,9% Jerman; 2,0%
Indonesia; 1,8% USA; 11,4%
India ; Hongkong; 0,9% 1,6% Lainnya; 3,8% Other; 11,1%
Thailand; 1,1% Hungaria; 1,5%
China; 50,4% Finlandia; 1,3%
Meksiko; 1,4%
8.4. Neraca Perdagangan Perangkat Telekomunikasi
Standarisasi perangkat menjadi sangat diperlukan ketika arus keluar dan masuk perangkat telekomunikasi dari dan ke Indonesia menunjukkan besaran yang tinggi, Dalam hal ini, sertifikasi untuk standarisasi diperlukan untuk memastikan bahwa perangkat yang masuk ke Indonesia layak untuk digunakan di wilayah Indonesia. Neraca perdagangan perangkat telekomunikasi yang menunjukkan arus keluar (ekspor) dan masuk (impor) perangkat telekomunikasi dari dan ke Indonesia memberikan gambaran tentang besarnya arus keluar dan terutama masuknya perangkat telekomunikasi ke Indonesia yang membutuhkan perhatian dari bidang standarisasi perangkat.
Neraca perdagangan perangkat telekomunikasi Indonesia dalam lima tahun terakhir menunjukkan keseimbangan perdagangan (balance of trade) yang awalnya positif dengan kecenderungan selisih (gap) yang semakin kecil sampai akhirnya menjadi negatif sejak tahun 2008. Sampai dengan tahun 2007, perdagangan perangkat telekomunikasi Indonesia sebenarnya masih surplus dimana ekspor perangkat telekomunikasi baik nilai maupun beratnya masih lebih besar daripada impornya seperti ditunjukkan tabel 8.8. Dengan kata lain, neraca perdagangan perangkat elekomunikasi Indonesia sampai dengan tahun 2007 berada dalam posisi yang positif.
Namun memasuki tahun 2008 nilai ekspor perangkat telekomunikasi dari Indonesia ini sudah lebih kecil dari nilai impor perangkat telekomunikasi dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, meskipun berat ekspornya masih lebih tinggi daripada impornya. Pada semester I tahun 2010, nilai maupun berat impor perangkat telekomunikasi ini juga lebih besar dari impornya. Bahkan untuk nilai impornya memiliki selisih yang cukup besar dengan nilai ekspor perangkat telekomunikasi. Impor yang terus meningkat ini secara implisit menunjukkan kegiatan pengujian perangkat dan penerbitan sertifikasi perangkat yang akan semakin terus meningkat. Serbuan perangkat telekomunikasi asal impor yang semakin deras membuat standardisasi perangkat menjadi semakin penting untuk menjamin kelayakan dan keamanan dari perangkat telekomunikasi tersebut untuk digunakan.
Tabel 8.8. Ekspor dan Impor Perangkat Telekomunikasi 2005-2010
Ekspor
Impor
2005
Nilai (US$) 916.903.299
Berat (kg) 76.963.926
Nilai (US$) 203.358.918
Berat (kg) 28.281.079
2006
912.615.463
63.646.802
209.462.317
22.769.222
2007
791.072.473
61.144.702
664.248.080
18.671.184
2008
1.044.207.325
55.282.207 1.130.915.894
20.398.992
2009
1.886.732.217
42.314.730 2.503.657.803
48.611.492
13.555.499
14.853.406
2010**
541.761.117
952.338.261
*) berasal dari jenis barang dengan HS code 8517110000 s/d 8517691000, 8525600000 s/d 8528711000, 8571901010, dan 8443313000 s/d 8443324000 **) Sampai dengan kuartal I Tahun 2010
Kecenderungan peningkatan impor oini juga terlihat dari trend pertumbuhan ekspor dan impor perangkat telekomunikasi di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Pertumbuan ekspor baru menunjukkan nilai positif pada tahun 2008 dan bahkan pertumbuhan berat ekspornya baru positif pada tahun 2010. Sementara pertumbuhan impor sudah menunjukkan angka yang positif sejak tahun 2006 dengan besaran pertumbuhan yang jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan ekspor. Pertumbuhan ekspor dari Maret 2009-Maret 2010 misalnya hanya 37,1% sementara pertumbuahan impornya mencapai 92,7%. Dengan tren kecenderungan seperti demikian, diperirakan impor perangkat ini akan terus semakin meningkat dan meninggalkan ekspornya. Apalagi Indonesia merupakan pasar yang sangat potensia untuk pernagkat telekomunikasi karena jumlah penduduk yang besar, geografis yang luas dan tersebar serta berbentuk kepulauan dan trend gaya hidup yang relatf tinggi. Permintaan terhadap perangkat telekomunikasi juga cenderung tinggi yang memerlukan dukungan perangkat telekomunikasi lainnya.
Impor yang terus meningkat ini mencerminkan serbuan perangkat telekomunikasi asal impor yang semakin deras membuat standardisasi perangkat menjadi semakin penting untuk menjamin kelayakan dan keamanan dari perangkat telekomunikasi tersebut untuk digunakan
Gambar 8.9. Trend Pertumbuhan Ekspor dan Impor Perangkat Telekomunikasi 2006-2010 250% 200%
150% 100% 50% 0% -50%
2.006
2.007
2.008
2.009
2010*
Nilai Ekspor (US$)
-0,5%
-13,3%
32,0%
80,7%
37,1%
Berat Ekspor (kg)
-17,3%
-3,9%
-9,6%
-23,5%
58,7%
Nilai Impor (US$)
3,0%
217,1%
70,3%
121,4%
92,7%
Berat Impor (kg)
-19,5%
-18,0%
9,3%
138,3%
42,9%
*) Dihitung year on year dari Maret 2009 ke Maret 2010