148
BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control Questionnaires (ICQ), observasi, inspeksi dokumen, dan reperforming terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Karang, peneliti menarik simpulan sebagai berikut: a. Fungsi SMK3 pada PT Pembangkitan Jawa-Bali Unit Pembangkitan Muara Karang cukup memadai menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). b. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Karang telah menerapkan SMK3 yang telah memiliki elemen-elemen yang lengkap, yaitu terdiri dari: 1) Penetapan kebijakan K3 dan menjamin komitmen 2) Perencanaan 3) Penerapan 4) Pengukuran dan evaluasi 5) Tinjauan ulang dan peningkatan pihak manajemen c. SMK3 yang diterapkan oleh PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Karang telah memenuhi 93% dari kriteria-kriteria audit SMK3 yang
149
terlampir pada lampiran 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 untuk tingkat pencapaian lanjutan. d. Pelaksanaan SMK3 telah dilakukan secara cukup efektif dan efisien yang dibuktikan dengan tercapainya target zero accident dan realisasi biaya yang selalu di bawah anggaran. e. Pelaksanaan SMK3 telah dilakukan sesuai dengan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
7.2
Keterbatasan
Selama penelitian berlangsung, peneliti membagi-bagi pertanyaan Internal Control Questionnaires (ICQ) dengan cara menyesuaikan dengan bidang masingmasing informan, hanya dua orang saja yang menjawab seluruh pertanyaan ICQ karena keterbatasan waktu.
7.3
Rekomendasi
Selama peneliti melakukan penelitian pada PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Karang, peneliti menemukan beberapa kekurangan dalam penerapan SMK3. Maka dari itu, peneliti memberikan rekomendasi yang mungkin dapat menjadi pertimbangan pihak manajemen perusahaan untuk memperbaikinya sehingga dapat meningkatkan efektivitas penerapan SMK3. a. Temuan
: Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) belum konsisten.
Rekomendasi : Untuk perlindungan terhadap kecelakaan, sebaiknya inspeksi atas penggunaan APD sesuai zona wajib ditingkatkan dan
150
apabila diperlukan, perusahaan memberlakukan sanksi bagi mereka yang melanggar. b. Temuan
: Pertemuan atau rapat rutin P2K3 belum konsisten.
Rekomendasi : Sebaiknya pertemuan atau rapat rutin P2K3 dilaksanakan secara rutin yaitu satu bulan sekali, sesuai dengan yang dituliskan
dalam
prosedur.
Hal
ini
bertujuan
untuk
pengembangan pada kebijakan dan prosedur pengendalian risiko kegiatan sehari-hari yang terkait dengan norma K3 dan permasalahan K3 yang terjadi di perusahaan cepat teratasi. c. Temuan
: Sistem izin kerja (safety permit) belum konsisten.
Rekomendasi : Untuk menghindari risiko yang fatal, setiap pekerjaan atau kegiatan perlu dibuatkan safety permit, karena safety permit sangat penting untuk pekerjaan atau kegiatan yang berisiko tinggi. d. Temuan
: Job Safety Analysis (JSA) belum konsisten.
Rekomendasi : Sebaiknya Job Safety Analysis (JSA) harus dibuat untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko suatu pekerjaan atau kegiatan seperti jenis pekerjaan, uraian langkah-langkah kerja, potensi kecelakaan atau bahaya, dan rekomendasi prosedur keselamatan. Hal ini sebagai syarat sebelum memulai kegiatan, bahwa hal tersebut sudah terpenuhi.
151
e. Temuan
: Adanya lock out system (LOTO) yang kosong.
Rekomendasi : Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada di dekat sarana dan peralatan produksi pada saat proses pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan, sebaiknya sistem LOTO ini perlu diperhatikan kembali. f. Temuan
: Masih terdapat potensi darurat yang belum dilakukan simulasi.
Rekomendasi : Sebaiknya juga dilakukan pelatihan dan simulasi pada bahaya atau bencana alam selain kebakaran seperti tumpahan bahan kimia dan kebocoran gas, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak dapat diperkirakan, sesuai dengan Instruksi Kerja (IK) yang telah dibuat. g. Temuan
: Belum adanya mobil ambulans.
Rekomendasi : Jika pertolongan pertama pada kecelakaan tidak berhasil dan harusnya dibawa ke rumah sakit, untuk mempercepat hal tersebut dalam hal transportasi maka diperlukan mobil ambulans. h. Temuan
: Ditemukan label peringatan bahaya pada bahan yang tidak terpasang dengan baik.
Rekomendasi : Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada di dekat bahan sarana produksi, sebaiknya label peringatan bahaya bahan tersebut terpasang
152
dengan baik agar terlihat dan dimengerti oleh tenaga kerja atau orang lain. i. Temuan
: Belum dilaksanakan pelatihan penyegaran untuk tahun 2015.
Rekomendasi : Sebaiknya pelatihan penyegaran dilaksanakan untuk seluruh karyawan, baik karyawan yang baru maupun pindahan dan karyawan tetap. j. Temuan
: ketidaksinkronan penyusunan Hazard Identification Risk Assessment and Control (HIRAC)
Rekomendasi : Untuk mengendalikan risiko K3, sebaiknya penyusunan HIRAC perlu diperhatikan kembali. k. Temuan
: Adanya suara bising yang ditimbulkan di lokasi ground floor.
Rekomendasi : Supaya tercipta lingkungan kerja yang nyaman, sebaiknya perlu dilakukan pemantauan atau evaluasi atas suara bising tersebut.