BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.1.1
Kesimpulan Hasil Analisa Kondisi Penerapan Healing Environment Hasil penelitian studi banding menyimpulkan bahwa rumah sakit-rumah sakit
terkemuka
di
Jakarta
mulai
memperhatikan
aspek
lingkungan
didalam
perancangannya, namun masih banyak aspek yang belum sesuai dengan aspek healing environment.
Adapun hasil perbandingan dari aspek-apek healing
environment tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 90. Perbandingan Penerapan Aspek Healing Environment pada Tiap Rumah Sakit Studi Banding Sumber: Olahan Penulis
99
100
Dari hasil perbandingan tersebut diketahui Brawijaya Women and Children Hospital merupakan rumah sakit ibu dan anak yang paling banyak menerapkan unsur healing environment dalam desainnya. Oleh karena itu penulis menjadikan Brawijaya Women and Children Hospital sebagai acuan dalam desain dengan memperbaiki beberapa aspek yang kurang. Penulis juga melakukan penelitian mengenai tingkat kepentingan aspek-aspek healing environment terhadap pasien dengan melakukan wawancara tertutup pada 30 narasumber yang merupakan pasien di ketiga rumah sakit tersebut. Hasil wawancara tersebut menghasilkan data sebagai berikut:
Gambar 91. Tingkat Kepentingan Aspek Healing Environment Terhadap Pasien Sumber: Olahan Penulis
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan aspek dukungan keluarga, kenyamanan, dan natural distraction adalah tiga hal paling penting dalam aspek healing environment. Oleh karena itu unsur family support, comfort, dan natural distraction harus diutamakan dalam desain RSIA.
5.1.2
Kesimpulan Hasil Analisa Penerapan Konsep Healing Environment Berdasarkan hasi penelitian studi banding ditemukan bahwa aspek healing
environment belum sepenuhnya diterapkan pada rumah sakit-rumah sakit ibu dan anak di Jakarta. Oleh karena itu penulis mencari solusi-solusi desain bagi rumah sakit ibu dan anak di Jakarta yang sesuai dengan konsep healing environment. Solusi
101
berdasarkan analisa lingkungan, manusia, dan bangunan adalah skematik site plan dan gubahan masa sebagai berikut:
Gambar 92. Skematik Site plan Sumber: Olahan Penulis
Berdasarkan skematik site plan, didapatkan hasil rancangan site plan rumah sakit ibu dan anak adalah sebagai berikut:
102
Gambar 93. Site plan Sumber: Olahan Penulis
Site plan dihasilkan dari hasil analisa lingkungan, manusia, dan bangunan. Lobby berada di area barat bangunan sesuai dengan enterance masuk, ruang kantor manajemen rumah sakit,dan restoran berada di sisi barat karena berhubungan langsung dengan Lobby, poliklinik dan UGD berada di sisi timur bangunan sesuai dengan enterance darurat bangunan. Sisi barat dan timur bangunan diberi buffer berupa vegetasi untuk mengatasi pencahayaan matahari langsung dan kebisingan dari jalan raya.
103
Gambar 94. Gubahan Masa Sumber: Olahan Penulis
Berdasarkan site plan dan gubahan masa tersebut, didapatkan bentuk bangunan sebagai berikut:
Gambar 95. Bangunan Hasil Rancangan Sumber: Olahan Penulis
Pada bangunan terlihat di disekeliling bangunan diberi sun-shading, hal ini selain berfungsi untuk mencegah radiasi matahari langsung juga sebagai pengharmonis irama bangunan dikarenakan bentuk dan posisi jendela yang berbedabeda. Lantai satu bangunan menggunakan dinding kaca sebagai materialnya untuk
104
memaksimalkan cahaya alami masuk ke dalam ruang-ruang vital seperti Lobby dan ruang tunggu. Healing garden berada mengelilingi sisi barat dan utara bangunan searah dengan posisi kamar rawat inap sehingga seluruh kamar rawat inap memiliki view menuju taman. Solusi bagi area-area vital dengan tingkat aktivitas yang tinggi yang ada pada rumah sakit ibu dan anak yaitu Lobby dan ruang tunggu, poli klinik, dan instalasi rawat inap. Adapun solusi desain interior sesuai dengan konsep healing environment pada area-area tersebut adalah sebagai berikut: Berdasarkan tingkat kepentingannya, ruang yang akan diterapkan konsep Healing Environment pada unsur-unsur interior ruangnya adalah Lobby, Poliklinik dan instalasi rawat inap pada rumah sakit ibu dan anak ini. a.
Lobby dan ruang tunggu Berdasarkan skematik ruang, didapatkan hasil desain Lobby dan ruang tungu
sebagai berikut:
Tabel 15. Hasil Analisa Lobby dan Ruang Tunggu
Desain
Sumber: Olahan Penulis
Tema Kesan Aspek Healing Environment
Playground Casual, mengasyikan, jauh dari kesan seram rumah sakit. Positive distractor
Penggunaan warna-warna dasar yang memberikan kesan ceria merah, kuning, biru, ungu dan hijau. Warna tersebut juga merupaka perpaduan warna
105
hangat dan dingin. Warna hangat memberikan energi dan semangat pada pasien sedangkan warna dingin menenangkan psikologis pasien.
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan mural pada dinding ruangan
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan furniture yang berwarna-warni
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan material alami kayu sebagai material dinding untuk memberi kesan hangat dan akrab pada ruang
Sumber: Olahan Penulis
Memberi area bermain untuk anak-anak Sumber: Olahan Penulis
106
b.
Poliklinik Berdasarkan hasil skematik desain pada poliklinik, maka dihasilkan hasil
desain poliklinik sebagai berikut: Tabel 16. Hasil Analisa Poliklinik
Desain
Sumber: Olahan Penulis
Tema Kesan Aspek Healing Environment
Shabby-chic Casual, mengasyikan, hangat, jauh dari kesan seram rumah sakit. Positive distractor
Skema warna warna salem hangat. Warna merasa lebih klinik dokter.
yang digunakan adalah yang merupakan warna ini digunakan agar pasien nyaman berada didalam
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan wallpaper bercorak feminine pada dinding ruangan Sumber: Olahan Penulis
c.
Instalasi Rawat Inap Instalasi rawat inap merupakan fasilitas utama lainnya pada rumah sakit ibu
dan anak dimana pasien tinggal untuk waktu yang cukup lama. Berdasarkan hasil skematik desain pada ruang-ruang instalasi rawat inap, dihasilkan hasil desain sebagai berikut:
107
1. Kamar VIP Pada kamar kelas VIP pasien, ketujuh unsur Healing Environment harus ada didalam ruang. Ruang yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Tabel 17. Hasil Analisa Kamar Kelas VIP
Desain
Sumber: Olahan Penulis
Tema Kesan Aspek Healing Environment
Feminine Casual, mengasyikan, hangat, jauh dari kesan seram rumah sakit. Reduction of Layout ruang yang sederhana dan sama errors pada tiap kelas kamar rawat inap Increasing safety and security
Sumber: Olahan Penulis
Lantai vynil agar tidak licin untuk mengurangi resiko jatuh
108
Enhancing control
Sumber: Olahan Penulis
Privacy Comfort
Menggunakan tempat tidur elektrik yang bisa diatur sendiri posisinya. Adanya pusat kontrol suhu dan pencahayaan di dekat tempat tidur Kamar hanya ditempati satu orang.
Penggunaan warna monotone pink pastel yang nyaman dipandang mata.
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan wallpaper dengan corak yang menarik perhatian dan tidak membosankan.
Sumber: Olahan Penulis
Pemberian unsur seni didalam ruang.
109
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan ceiling acoustic untuk meredam kebisingan didalam ruang.
Sumber: Olahan Penulis
Menggunakan material-material alami untuk memberikan kesan hangat dan akrab pada ruang. Family support
Sumber: Olahan Penulis
Memberikan keluarga.
area
khusus
Natural Distraction
Sumber: Olahan Penulis
untuk
110
Memberikan view pribadi berupa taman pada tiap kamar. Sumber: Olahan Penulis
2. Kamar Kelas I Pada kamar kelas I pasien, ketujuh unsur Healing environment harus ada didalam ruang. Ruang yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabel 18. Hasil Analisa Kamar Kelas I
Desain
Sumber: Olahan Penulis
Tema Kesan Aspek Healing Environment
Feminine Casual, mengasyikan, hangat, jauh dari kesan seram rumah sakit. Reduction of Layout ruang yang sederhana dan sama errors pada tiap kelas kamar rawat inap Increasing safety and security
Sumber: Olahan Penulis
Lantai vynil agar tidak licin untuk mengurangi resiko jatuh
111
Enhancing control
Sumber: Olahan Penulis
Privacy
Menggunakan tempat tidur elektrik yang bisa diatur sendiri posisinya. Adanya pusat kontrol suhu dan pencahayaan di dekat tempat tidur Kamar ditempati dua orang namun diberikan pembatas berupa partisi gypsum untuk memisahkan pasien dan menjaga privasi antar pasien.
Comfort
Penggunaan warna monotone cokelat yang nyaman dipandang mata.
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan wallpaper dengan corak yang menarik perhatian dan tidak membosankan.
112 Sumber: Olahan Penulis
Pemberian unsur seni didalam ruang.
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan ceiling acoustic untuk meredam kebisingan didalam ruang.
Sumber: Olahan Penulis
Menggunakan material-material alami untuk memberikan kesan hangat dan akrab pada ruang. Family support
Sumber: Olahan Penulis
Memberikan area khusus untuk keluarga. Natural Distraction
Sumber: Olahan Penulis
Memberikan view pribadi berupa taman pada tiap kamar. Sumber: Olahan Penulis
113
3. Kamar Kelas II Pada kamar kelas I pasien, ketujuh unsur Healing environment harus ada didalam ruang. Ruang yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Tabel 19. Hasil Analisa Kamar Kelas II
Desain
Tema Kesan Aspek Healing Environment
Feminine Casual, mengasyikan, hangat, jauh dari kesan seram rumah sakit. Reduction of Layout ruang yang sederhana dan sama errors pada tiap kelas kamar rawat inap Increasing safety and security
Sumber: Olahan Penulis
Lantai vynil agar tidak licin untuk mengurangi resiko jatuh
114
Enhancing control
Sumber: Olahan Penulis
Privacy
Menggunakan tempat tidur elektrik yang bisa diatur sendiri posisinya. Adanya pusat kontrol suhu dan pencahayaan di dekat tempat tidur Kamar ditempati tiga orang namun diberikan pembatas berupa partisi gypsum untuk memisahkan pasien dan menjaga privasi antar pasien.
Comfort
Penggunaan warna monotone biru yang nyaman dipandang mata.
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan wallpaper dengan corak yang menarik perhatian dan tidak membosankan.
115
Sumber: Olahan Penulis
Pemberian unsur seni didalam ruang.
Sumber: Olahan Penulis
Penggunaan ceiling acoustic untuk meredam kebisingan didalam ruang.
Sumber: Olahan Penulis
Menggunakan material-material alami untuk memberikan kesan hangat dan akrab pada ruang. Family support
Sumber: Olahan Penulis
Memberikan area khusus untuk keluarga.
116
Natural Distraction
Sumber: Olahan Penulis
Memberikan View pribadi berupa taman pada tiap kamar. Sumber: Olahan Penulis
5.2
Saran Penelitian ini baru membahas mengenai penerapan aspek healing
environment dalam perancangan rumah sakit ibu dan anak sesuai dengan aspek healing environment menurut E.R.C.M Huisman, E. Morales, J. van Hoof, dan H.S.M Kort (2012) dalam jurnal Healing environment: A review of the impact of physical environmental factors on users yang kemudian menjadi dasar penelitian dan studi banding penulis. Namun penelitian ini baru berdasarkan pada observasi bangunan rumah sakit ibu dan anak. Untuk selanjutnya karena penelitian ini juga terkait dengan psikologis ibu dan anak, seharusnya akan mucul aspek-aspek baru yang didapatkan melalui penelitian tentang psikologis ibu dan anak terhadap rumah sakit. Sehingga data-data yang didapatkan lebih tepat sasaran.