BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dengan memerhatikan hasil analisa dan pembahasan di atas mengenai analisis pengaruh locus of control
internal, tipe perilaku B, pemenuhan harapan tingkat gaji
terhadap kepuasan kerja guru pada Institusi Pendidikan Sekolah Kristen Yusuf, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: •
Locus of control internal memiliki hubungan yang rendah dengan Kepuasan kerja guru Sekolah Kristen Yusuf. Dapat diartikan bahwa, saat ini Sekolah Kristen Yusuf harus memperbaiki Locus of control internal yang dimiliki guru. Karena Locus of control internal tidak memberikan sumbangan yang banyak terhadap kepuasan kerja guru.
•
Tipe perilaku B memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kepuasan kerja guru. Dapat diartikan bahwa, saat ini guru Sekolah Kristen Yusuf menuntut adanya rotasi tugas yang tepat. Karena tipe perilaku B memberikan sumbangan yang cukup banyak terhadap kepuasan kerja guru.
•
Pemenuhan harapan tingkat gaji memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kepuasan kerja guru. Dapat diartikan bahwa, saat ini guru Sekolah Kristen Yusuf menuntut adanya pemenuhan kebutuhan minimal secara individual dengan adil. Karena pemenuhan harapan tingkat gaji memberikan sumbangan yang cukup banyak terhadap kepuasan kerja guru.
•
Hubungan secara bersama-sama antara locus of control internal, tipe perilaku B, dan pemenuhan harapan tingkat gaji memiliki hubungan yang kuat terhadap kepuasan kerja guru. Artinya makin locus of control internal, makin kuat tipe perilaku B dan makin sesuai pemenuhan harapan tingkat gaji secara bersama-sama akan dapat meningkatkan kepuasan kerja guru. Dapat diartikan bahwa, apabila Sekolah Kristen Yusuf menerapkan
128
129 locus of control internal, tipe perilaku B, dan pemenuhan harapan tingkat gaji dengan baik maka ini dapat meningkatkan kepuasan kerja guru menjadi lebih baik lagi. •
Locus of control internal berpengaruh lemah dan berkontribusi signifikan terhadap kepuasan kerja guru yang diperoleh adalah 0.123. Jadi dapat dikatakan bahwa kontribusi dari variabel locus of control
internal adalah 12.3% dan sisanya sebesar
87,7% perubahan yang terjadi pada kepuasan kerja guru disebabkan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti. Dapat diartikan bahwa, dengan Sekolah Kristen Yusuf memiliki locus
of control internal yang rendah maka ini tidak akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kepuasan kerja guru Sekolah Kristen Yusuf. •
Tipe perilaku B berpengaruh kuat dan berkontribusi signifikan terhadap kepuasan kerja guru yang diperoleh adalah 0.584. Jadi dapat dikatakan bahwa kontribusi dari variabel tipe perilaku B adalah 58,4% dan sisanya sebesar 41,6% perubahan yang terjadi pada kepuasan kerja guru disebabkan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti. Dapat diartikan bahwa, dengan Sekolah Kristen Yusuf memiliki Tipe perilaku B yang baik maka ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kepuasan kerja guru Sekolah Kristen Yusuf.
•
Pemenuhan harapan tingkat gaji berpengaruh kuat dan berkontribusi signifikan terhadap kepuasan kerja guru yang diperoleh adalah 0.622. Jadi dapat dikatakan bahwa kontribusi dari variabel pemenuhan harapan tingkat gaji adalah 62,2% dan sisanya sebesar 37,8% perubahan yang terjadi pada kepuasan kerja guru disebabkan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti. Dapat diartikan bahwa, dengan Sekolah Kristen Yusuf memiliki pemenuhan harapan tingkat gaji yang baik maka ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kepuasan kerja guru Sekolah Kristen Yusuf.
•
Locus of control
internal, tipe perilaku B, dan pemenuhan harapan tingkat gaji
berpengaruh dan berkontribusi signifikan sebesar 77,9% terhadap kepuasan kerja guru. Sedangkan sisanya sebesar 22,1% kepuasan kerja guru dapat diterangkan oleh variabel
130 lainnya yang tidak diteliti oleh penulis. Dapat diartikan bahwa, dengan Sekolah Kristen Yusuf locus of control internal, tipe perilaku B, dan pemenuhan harapan tingkat gaji yang baik maka ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kepuasan kerja guru Sekolah Kristen Yusuf. •
Pengaruh locus of control internal, tipe perilaku B, dan pemenuhan harapan tingkat gaji terhadap kepuasan kerja guru, maka digunakan analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut : Y = 0,600 + 0,559 X1 + 0,878 X2 + 0,719 X3 Dari persamaan regresi linier berganda diatas diperoleh nilai konstanta sebesar 0,600. Artinya, jika kepuasan kerja guru tidak dipengaruhi oleh ketiga variabel bebasnya locus
of control internal (X1), tipe perilaku B (X2), dan pemenuhan harapan tingkat gaji (X3), maka besarnya rata-rata kepuasan kerja guru akan meningkat 0,600. •
Besarnya pengaruh locus of control internal (X1) terhadap kepuasan kerja guru (Y) secara parsial adalah sebesar 8.9%. Sedangkan besarnya pengaruh tipe perilaku B (X2) terhadap kepuasan kerja guru (Y) secara parsial adalah sebesar 29.8%, dan besarnya pengaruh pemenuhan harapan tingkat gaji (X3) terhadap kepuasan kerja guru secara parsial adalah sebesar 39.2%. Jadi total keseluruhan pengaruh locus of control internal (X1) , tipe perilaku B (X2), dan pemenuhan harapan tingkat gaji (X3) terhadap kepuasan kerja guru (Y) secara bersama-sama adalah sebesar 77.9 %. penelitian juga membuktikan bahwa berdasarkan besarnya koefisien korelasi parsial, ternyata kekuatan hubungan antara pemenuhan harapan tingkat gaji dengan kepuasan kerja guru menempati peringkat pertama, kekuatan hubungan antara tipe perilaku B dengan kepuasan kerja guru menempati peringkat kedua, dan kekuatan hubungan antara locus
of control internal dengan kepuasan kerja guru menempati peringkat ketiga.
131 5.2 Saran Dengan memerhatikan hasil analisa, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka saransaran yang dapat diberikan kepada Sekolah Kristen Yusuf sehubungan dengan hubungan dan pengaruh antara locus of control internal, tipe perilaku B, pemenuhan harapan tingkat gaji terhadap kepuasan kerja guru di Institusi pendidikan Sekolah Kristen Yusuf yaitu: 1. Melibatkan guru Sekolah Kristen Yusuf secara langsung dalam setiap kegiatan administrasi dengan memberikan pekerjaan sesuai dengan porsinya sehingga timbul rasa keterikatan yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan kerja. Pimpinan harus menghargai setiap penampilan kerja dengan usaha inisiatif yang ditampilkan guru dengan lebih memperhatikan hasil kerja dan memberikan nilai tambah untuk penilaian guru yang akan dipertimbangkan dalam promosi jabatan atau prestasi kerja. Menyusun jenjang karir bagi guru sehingga semua guru dapat mengetahui peluang untuk promosi jabatan dan prestasi kerja. Dengan demikian guru terpacu untuk mengoptimalkan semua kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan tugas pekerjaan 2. Mengutamakan calon guru dengan tipe perilaku B pada proses perekrutan guru baru dengan memberikan serangkaian tes yang bersifat psikologis. Mengadakan rotasi posisi mengajar satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain atau jabatan guru secara berkala untuk menghindari kejemuan guru dalam bekerja. Menempatkan guru sesuai potensi yang dimilikinya serta menentukan batas-batas pekerjaan yang jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih atau menjadi beban antara sesama guru. 3. Membentuk tim untuk melakukan evaluasi perkembangan guru dan memberikan bantuan bagi guru yang mengalami kesulitan pada saat mengajar 4. Memberi masukan pada tim penyusun anggaran sekolah agar memberikan porsi anggaran yang lebih besar daripada yang berlaku selama ini untuk bidang pemeliharaan dan pengembangan sumber daya manusia. Memberikan penghargaan secara khusus
132 bagi guru, misalnya pemberian gelar guru teladan, dalam acara seremonial yang diadakan Sekolah setiap tahun seperti: Pensi (Pentas Seni dan Budaya) sehingga dapat memacu prestasi kerja guru. 5. Melibatkan secara adil dan merata guru dalam semua program kegiatan pengabdian masyarakat dan pendidikan yang dilakukan oleh Sekolah yang fungsinya membantu memberikan peluang bagi guru untuk memperoleh tambahan pendapatan di luar gaji tetap.