BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah “Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk
memaparkan
hasil
pengumpulan data, menganalisis
dan
mengkomparasi data yang didapat dengan teori yang relevan. Unit analisis pada penelitian ini adalah non individu yaitu PR dari Yayasan Puteri Indonesia dan wartawan Media Indonesia. Berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat ditarik simpulan: 1. Ruang lingkup pekerjaan PR Yayasan Puteri Indonesia antara lain hubungan media (Identity-Media), publisitas (Publication & Publicity), mengadakan kegiatan yang memiliki nilai berita sehingga menghasilkan publisitas (Event), pengiriman informasi kepada publik melalui press release, newsletter, berita dan lain-lain (News). Serta tak ketinggalan yaitu menjaga citra seorang Puteri Indonesia yang mencakup cara berkomunikasi, penampilan, pengetahuan dan bersikap. Hal ini tidak hanya dilakukan pada juara Puteri Indonesia tetapi kepada semua Finalis Puteri Indonesia termasuk tim chaperone (asisten puteri Indonesia)
137
138 dalam kegiatan- kegiatan yang diikutinya dalam usahanya untuk menciptakan awareness dari masyarakat terhadap Puteri Indonesia. Yang menjadi publik dari Yayasan Puteri Indonesia terdiri dari Masyarakat (digolongkan dalam masyarakat umum dan komunitas), Karyawan perusahaan (pendiri, pengurus, karyawan dan karyawati serta chaperone), Media (pers, radio dan televisi), konsumen dan pemasok (pengguna jasa Puteri Indonesia), investor (sponsor dan designer), pemimpin opini (LSM dan pemerintah).
2. Bentuk-bentuk kegiatan media relations Yayasan Puteri Indonesia yaitu : konferensi pers, press tour, keterangan pers, wawancara pers, liputan media dan media gathering. Dari kegiatan diatas ada yang dilakukan secara formal dan informal. Kegiatan yang dilakukan secara formal adalah konferensi pers dan press tour dengan ciri kegiatan tersebut terencana, sengaja dirancang, bahasa yang digunakan bersifat formal, dan dengan kondisi dan suasana formal. Kegiatan yang dilakukan secara informal seperti keterangan pers, wawancara pers, resepsi pers dan liputan media dengan ciri kegiatan terencana tetapi tidak memakan banyak waktu, kondisi dan suasana informal, serta terjadi pendekatan secara informal antara PR dengan wartawan. Dari keenam bentuk kegiatan media relations, yang paling dominan diselenggarakan adalah liputan media dan media gathering. Liputan media karena hal tersebut mudah dilakukan dan tidak membutuhkan persiapan yang rumit, dan dalam kegiatan tersebut PR dan wartawan dapat melakukan kontak secara informal sehingga lebih akrab. Sedangkan media gathering dilakukan setiap usai kegiatan yang dihadiri oleh Puteri Indonesia yang masih berkaitan
139 dengan kegiatan Mustika Ratu, misalnya pada saat roadshow maupun launching product Mustika Ratu ataupun konferensi pers mengenai peristiwa atau kegiatan penting yang berhubungan dengan personal Puteri Indonesia. Seluruh kegiatan media relations YPI diatas bertujuan untuk membina hubungan antara YPI dengan media agar YPI khususnya Puteri Indonesia mendapatkan publisitas positif yang dapat meningkatkan citra positif masyarakat terhadap Puteri Indonesia.
3.
Pada kegiatan media relations yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat pendekatan media relations. Pendekatan media relations yang diterapkan oleh YPI dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia yaitu pendekatan secara formal (kontak formal) dan pendekatan secara informal (kontak informal). Kontak formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dirancang seperti konferensi pers dan press tour. Kontak informal dilakukan melalui kegiatan yang bersifat informal seperti keterangan pers, wawancara pers, liputan media dan media gathering serta kontak informal atas inisiatif personal PR YPI seperti hunting foto bareng, nonton bareng dan lain-lain.
4. Bentuk pendekatan media relations YPI dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia terdiri dari 4 yaitu: memberikan informasi yang update, lengkap serta benar kepada wartawan sebelum mereka meminta informasi, selalu terbuka terhadap wartawan dalam memberikan informasi serta memberikan kemudahan jika wartawan kesulitan dalam mendapatkan informasi segera, membangun kontak pribadi untuk mengenal lebih jauh sosok wartawan dan PR YPI selalu
140 siap dimana dan kapanpun jika dibutuhkan oleh wartawan untuk mencari berita seputar isu yang beredar.
Dari bentuk pendekatan diatas, yang paling sering dilakukan oleh pihak PR YPI adalah membangun kontak pribadi, dimana PR sering melakukan kontak dengan wartawan walaupun hanya sekedar menanyakan kabar ataupun isu-isu terhangat yang sedang diberitakan. Tak hanya itu, terkadang hubungan pertemanan itu berlanjut di luar kantor dengan makan siang bersama, atau hanya sekedar nonton bareng. Pendekatan tersebut dilakukan untuk memperkokoh hubungan yang selama ini telah tercipta, artinya tidak hanya menghubungi wartawan pada saat ada peliputan saja, melainkan memanfaatkan waktu senggang untuk tetap menjalin
kontak sekalipun hanya menanyakan kabar saja. Namun sangat
disayangkan bentuk pendekatan kontak pribadi ini hanya diterapkan kepada wartawan media tertentu saja, padahal dapat dilihat bahwa wartawan yang berhubungan dengan PR YPI sangatlah banyak sehingga dari hal ini terlihat bahwa PR YPI tidak menjangkau semua media yang ada. 5. Strategi yang dijalankan oleh PR YPI dalam menjalankan pendekatannya dimana PR YPI lebih menekankan pada pendekatan secara personal dengan wartawan, antara lain sebagai berikut: menjalin hubungan dengan melakukan kegiatan informal di luar jam kerja kantor seperti makan siang ataupun nonton bareng, berusaha menambah list wartawan untuk memperluas jaringan, mengirimkan souvenir dan gift kepada wartawan setiap mereka datang meliput. Dimana empat strategi tersebut lebih menekankan kepada rasa saling menghargai, memahami
141 dan menghormati antara PR dan wartawan.agar menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan diluar hubungan pertemanan dan persahabatan.
6. Media monitoring untuk mengukur publisitas Puteri Indonesia 2010, Puteri Indonesia Lingkungan Hidup 2010 dan Puteri Indonesia Pariwisata 2010 pada bulan November 2010 sampai Maret 2011 didapat hasil bahwa publisitas tidak stabil dan konsisten setiap bulannya ditandai dengan kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan. Dari observasi penulis, media monitoring mengalami penurunan yang signifikan dikarenakan kekurangan sumber daya manusia YPI untuk melakukan klipping sebagai bahan dari perhitungan media monitoring, sehingga kegiatan tersebut vakum dalam 2 bulan dan berjalan kembali pada bulan Februari 2011. Kegiatan yang diikuti oleh Puteri Indonesia tidak semuanya menghasilkan publisitas, karena sebagian wartawan menghasilkan publisitas tersebut dengan content kegiatan yang dihadiri, bukan fokus pada publisitas Puteri Indonesia. Disini dapat dilihat bahwa peran PR sangat penting untuk menciptakan suatu kegiatan yang bisa menciptakan publisitas Puteri Indonesia, dan peran media relations
pun dibutuhkan, agar media tidak hanya mempublisitaskan
kegiatan/acara saja tetapi juga mengambil fokus pada Puteri Indonesia baik mengenai kehadirannya dalam kegiatan/acara tersebut ataupun diminta pendapat mengenai hal lain. Dari semua publisitas hanya terdapat 5 publisitas yang ditempatkan di halaman depan media cetak, sisanya ditempatkan di halaman dalam media cetak dan di
142 media online. Hal ini membuktikan publisitas lainnya belum layak untuk ditempatkan di halaman depan dari segi isi dan pesannya. Maka menjadi tugas PR YPI untuk membuat suatu publisitas yang layak untuk ditampilkan di halaman depan media cetak. Tetapi dari segi content (isi) semuanya mengandung unsur positif dalam bentuk liputan berita, artikel, profile dan foto. Dengan ini membuktikan bahwa kegiatan yang dirancang PR untuk publisitas Puteri Indonesia memiliki nilai positif serta hubungan PR dengan wartawan yang mempublisitaskan Puteri Indonesia terjalin dengan baik. Publisitas Puteri Indonesia dapat dibedakan berdasarkan beberapa jenisnya, yaitu: publisitas yang bersifat luas dan umum mencakup semua berita dan informasi yang dimuat di media massa. Berita dan informasi tersebut bukan atas inisiatif PR (bukan dikirim PR) , melainkan wartawan sendiri yang mencari dan menulisnya seperti publisitas yang dihasilkan dengan narasumber wartawan. Publisitas yang bersifat khusus (sempit) lahir bila berita dan informasi yang dimuat di media massa berasal dari PR yang dengan sengaja berinisiatif mengirim informasi kepada media massa. PR berfungsi sebagai sumber berita bagi media, misalnya press release. Kemudian dari kedua sifat publisitas diatas, dapat diturunkan beberapa jenis publisitas yaitu : publisitas lisan dan publisitas tulisan dimana dalam hal ini PR YPI telah melakukan kedua-duanya. Publisitas positif dan publisitas negatif, untuk publikasi bulan November 2010 sampai Maret 2011 yang didapat PR YPI adalah berunsur positif. Publisitas berdasarkan kejadian yang direncanakan dan
143 tidak direncanakan, dalam publisitas Puteri Indonesia bulan November 2010 sampai Maret 2011 selalu merupakan kejadian yang direncanakan. 7. Pendekatan media relations yang dilakukan oleh YPI dikategorikan baik, dilihat dari hasil evaluasi media monitoring bulan November 2010 – Maret 2011. Karena, media yang diundang baik media cetak (nasional dan lokal) maupun media online dalam kegiatan media relations semuanya menghasilkan publisitas tak terkecuali media yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut, karena PR berinisiatif mengirimkan press release melalui email dimana 89% publisitas yang dikeluarkan adalah bersumber dari Pers dan 100% mengandung tone positif. Tetapi yang sangat disayangkan adalah hanya 5 publisitas yang ditempatkan di halaman depan media cetak. Untuk itu peran PR sangat diperlukan dalam membuat kegiatan Puteri Indonesia yang layak untuk diletakkan di halaman depan media cetak. 8. PR YPI lebih memandang keuntungan publisitas dilihat dari publisitas sebagai sarana penyalur pesan yang akan disampaikan YPI tentang Puteri Indonesia kepada khalayak. Sedangkan kerugian publisitas bagi PR YPI lihat dari segi hasil publisitas itu yang akan berdampak pada citra Puteri Indonesia dan Yayasannya.
5.2 Saran Pada hasil publisitas Puteri Indonesia bulan November 2010 sampai Maret 2011 dapat dilihat peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan. Publisitas Puteri Indonesia tersebut berhubungan dengan kegiatan dan pendekatan media
144 relations yang selama ini telah dijalankan oleh pihak PR Yayasan Puteri Indonesia. Berdasarkan manfaat praktis dari penelitian ini bahwa dengan adanya penelitian ini, penulis sebisa mungkin dapat berkontribusi dalam memberi masukan yang nantinya berguna untuk kemajuan dimasa mendatang. Dapat penulis jelaskan melalui dua hal yaitu : 5.2.1 Saran Teoritis Saran teoritis berkaitan dengan konsep yang telah dijelaskan pada BAB II dengan data yang dihasilkan pada penelitian, sebagai berikut : 1. Tujuan media relations Yayasan Puteri Indonesia (YPI) berfokus pada pencapaian publisitas seluas mungkin dengan memperoleh tempat pemberitaan di media serta mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling percaya dan menghormati. YPI hanya mempunyai 3 (tiga) tujuan dari 5 (lima) tujuan yang dipaparkan oleh Wardhani (2008, hal1213). Sebaiknya YPI menambah 2 (dua) tujuan tersebut yakni untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan lembaga atau organisasi, dan untuk melengkapi data atau informasi bagi pimpinan lembaga atau organisasi bagi keperluan pembuatan penilaian (assessment)
secara
tepat
mengenai
situasi
atau
permasalah
yang
mempengaruhi keberhasilan kegiatan lembaga atau perusahaan. 2. Strategi PR YPI dalam memjalankan pendekatannya dengan wartawan lebih ditekankan pada rasa saling menghargai, memahami dan menghormati antar sesama. Perlu ditambahkan juga, menurut Jefkins (dalam Soemirat & Ardianto,
145 2005, hal124-125) menjelaskan prinsip umum dalam membina hubungan pers yang baik antara lain : memahami dan melayani media, membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya, menyediakan salinan yang baik, bekerjasama dalam penyediaan materi, menyediakan fasilitas verifikasi, dan membangun personal yang kokoh. Selain itu Cutlip & Center (dalam Ruslan, 2008, hal178) memaparkan upaya dalam pembinaan hubungan pers yang harmonis, antara lain : sikap saling menghargai, saling pengertian tentang peran, fungsi, kewajiban dan tugas sesuai dengan etika profesinya masingmasing, saling mempercayai akan peran untuk kepentingan bersama dan tidak untuk kepentingan sepihak dan sikap saling toleransi dari kedua belah pihak. 3. Dapat dilihat dari hasil publisitas Puteri Indonesia 2010 bulan November 2010 sampai Maret 2011 tidak stabil dan konsisten. Untuk itu perlu adanyanya cara untuk membangun publisitas. Julius Onggo (2005, hal93) menyatakan bahwa ada 6 cara membangun publisitas antara lain : bicara (bicara di tempat-tempat yang sesuai dengan target pasar
dan di majalah-majalan yang target
pembacanya sesuai dengan industri perusahaan), kirimkan artikel tulisan, hubungi bagian redaksi atau editor penerbit (menjalin hubungan), jadilah pembaca terlebih dahulu (sebagai pembelajaran untuk mengetahui cara penulisan yang diinginkan oleh redaksi tersebut), ikuti forum online, serta publisitaskan melalui e-zine.
146 5.2.2 Saran Praktis Saran praktis berhubungan dengan mengevaluasi pendekatan media relations dan publisitas Yayasan Puteri Indonesia. 1. Menambah relasi terhadap media dan menjangkau lebih luas media lokal, nasional maupun internasional dengan fokus pada target pasar YPI. 2. Pendekatan media relations dilakukan merata dan menyeluruh kepada semua media, tidak hanya kepada beberapa media saja. Dengan cara mengundang media secara bergantian apabila ada kegiatan yang hanya membutuhkan beberapa media. 3. Setiap bulannya melakukan evaluasi kegiatan dan pendekatan media relations. 4. Tersedianya sumber daya PR yang bertanggungjawab dalam klipping media sehingga hasil dari media monitoring dapat dinyatakan valid. 5. Mengevaluasi publisitas yang telah dihasilkan dengan melakukan media monitoring. 6. Merancang strategi untuk meningkatkan publisitas Puteri Indonesia dengan mengadakan kegiatan yang memiliki news value. Walaupun tidak adanya kegiatan, PR dapat membuat publisitas mengenai kehidupan pribadi Puteri Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap Puteri Indonesia. 7. Memanfaatkan website sebagai sarana untuk mempermudah wartawan mengakses dan memperoleh bahan untuk publisitas seperti press release dan foto-foto kegiatan.
147 8. Saran bagi peneliti berikutnya, dapat mengambil penelitian tentang EPR YPI dengan membahas mengenai website, facebook dan twitter sebagai sarana penyebaran informasi dari PR ke publik. Berdasarkan simpulan dan saran yang penulis uraikan diatas, penulis berharap dapat sejalan dengan manfaat penelitian penulis yaitu penelitian ini dapat memberikan masukan pada konsep dan teori yang relevan dengan media relations (manfaat teoritis) dan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi Yayasan Puteri Indonesia dalam mengevaluasi pendekatan media relations dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia (manfaat praktis).