BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang sudah dilakukan adalah
gereja memiliki dua kebutuhan utama dalam hal akustik, yaitu musik dan speech. Kedua aktivitas tersebut memiliki kebutuhan Reverberation Time (RT) yang berbeda. Dalam hal tersebut dibutuhkan sesuatu yang dapat beradaptasi sesuai dengan kedua kebutuhan tingkat Reverberation Time (RT) tersebut, Reverberation Time (RT) dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu volume ruang, koefisien serap bunyi, dan luas permukaan. Dari hal tersebut terdapat hipotesis yaitu semakin besar volume ruang dan semakin kecil penyerapan ruang total maka Reverberation Time (RT) akan semakin panjang. Analisa dilakukan dengan menggunakan software Ecotect Analysis 2011 dan perhitungan menggunakan rumus Sabine. Analisa dilakukan dengan menguji hal-hal yang berpengaruh pada RT, yaitu pengujian pada volume ruang dan luas penyerapan total. Standar RT speech untuk gereja katolik adalah 0,5-1,4 detik, sedangkan standar RT musik untuk gereja katolik adalah 1,4-2,6 detik (Satwiko, 2003). Dari analisa yang telah dilakukan diterapkan ke dalam bentuk bangunan, Untuk ruang gereja, menurut teori sacred space, bagian narthex, nave, dan sanctuary menjadi 1 garis lurus.
63
64
Gambar 49. Teori Sacred Space
Dari analisa kebutuhan ruang maka diperoleh kesimpulan bahwa ruangan yang dibutuhkan adalah entrance, parkir, lobby, gereja, menara lonceng, goa Maria, pedestrian, taman, pastoran, dan pengurusan gereja, Dan dalam ruang gereja terdapat altar, sakristi, ruang ganti, pengakuan dosa, doa difosi, ruang perantara, ruang kontrol, paduan suara, dan area duduk umat, Peletakan bangunan mengikuti dari diagram bubble dan kebutuhan luasan ruang serta hirarki dalam gereja,
Gambar 50. Bubble Diagram Pada Tapak
65
Gambar 51. Peletakkan Ruang-Ruang Pada Tapak
Gambar 52. Denah Gereja
Gambar 53. Bentuk Massa
66 Untuk bentuk dari bangunan digambarkan menurut kisah Alkitab, dimana terdapat yang dinamakan Bukit Golgota, yaitu tempat Yesus disalibkan bersama dua orang lainnya, oleh karena itu, bangunan tebagi menjadi 3 dimana Yesus yang disalibkan di tengah sebagai pusat digambarkan sebagai Gereja itu sendiri, dan dua di kanan-kirinya sebagai pedamping digambarkan sebagai pelengkap dari Gereja itu sendiri. Bangunan dibentuk dengan dasar-dasar ayat Alkitab dimana berdasarkan Yohanes 14:2, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal, Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu, Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu,”, dalam ayat ini, diartikan bahwa “Di rumah Bapaku banyak tempat tinggal” berarti mengesankan tempat yang besar dan luas dan untuk orang banyak, kemudian “Jika tidak demikian maka aku akan menyatakannya kepadamu” berarti Janji Tuhan harus di kumandangkan, di ceritakam kepada orang-orang, bentukan arsitekturnya adalah bentuk menara bersalib uang tinggi supaya bisa dilihat dari jauh, dan banyak arah, dan “Tempat bagimu” artinya hanya orang-orang yang datang kepada Tuhan yang dapat tempat, untuk itu ruang dalam yang isinya banyak, di ekspresikan ke luar ruangan, dan di dalam rumah Bapa, sudah banyak tempat dan orang. Ekspresi luarnya adalah banyaknya pengulangan-pengulangan jendela. Terdapat 3 alternatif kombinasi material yang sebelumya telah dianalisa, dan dari ketiga alternatif tersebut, yang paling mendekati standar adalah alternatif pertama, dimana kombinasi material untuk dinding menggunakan beton, bata plester 40%, kayu 40%, dan kaca 20%, untuk lantai menggunakan keramik dan karpet, serta untuk langit-langit menggunakan gypsum.
BETON
BATA PLESTER KAYU
Gambar 54. Material Dinding
67 Dari analisa yang sudah dilakukan ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang sudah diduga sebelumnya terbukti benar. Serta untuk menghasilkan Reverberation Time (RT) untuk kondisi speech maka tinggi langit-langit 6 m untuk ruang sakral dan volume 6029,93 m3, maka Reverberation Time (RT) yang dihasilkan adalah sebesar 1,36 detik dan untuk menghasilkan Reverberation Time (RT) untuk kondisi musik maka tinggi langit-langit 8 m untuk ruang sakral dan volume 8057,4 m3, maka menghasilkan Reverberation Time (RT) sebesar 1,68 detik. Karena terdapat perbedaan kebutuhan volume ruang dalam 2 jenis kondisi, yatu speech dan musik, maka digunakan akustik adaptif untuk langit-langit, sehingga volume ruang dapat beradaptasi. Digunakan akustik adaptif dengan sistem struktur dinamik, dimana dimana struktur ini biasa digunakan untuk auditorium untuk konfigurasi langit-langit agar dapat memperoleh kondisi akustik yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan tingkat RT yang diinginkan. 5.2.
Saran Bagi para pembaca dan yang akan melakukan penelitian yang terkait,
diharapkan agar dapat melakukan pemahaman mengenai Reverberation Time beserta perhitungan-perhitungan rumus Sabine. Serta kemampuan dalam menggunakan software perlu diperhatikan karena akan sangat mempengaruhi hasil penelitian pada jenis ini, karena software menjadi alat utama.