BAB 5 PENUTUP 5.1 1
KESIMPULAN Penelitian ini menginvestigasi keluasan pengungkapan risiko pada laporan tahunan 69 perusahaan non-keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015. Pengaruh ukuran perusahaan, tipe auditor, likuiditas, leverage, kompetisi, dan komisaris independen terhadap pengungkapan risiko juga diperiksa, dengan tipe industri dan profitabilitas sebagai variabel kontrolnya. Metode analisis konten dengan menghitung jumlah kalimat pengungkapan risiko digunakan untuk mendapatkan data pengungkapan risik, dengan pedoman model risiko yang dikembangkan ICAEW yang meliputi enam kategori besar risiko berikut: risiko keuangan; risiko operasional; risiko empowerment; risiko proses dan teknologi informasi; risiko integritas; dan risiko stratejik. Analisis regresi linear berganda dengan robust standard error digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan penelitian ini.
2
Sebanyak 5.486 kalimat pengungkapan risiko ditemukan, dengan nilai rata-rata 79,5 untuk tiap
laporan tahunannya. Perusahaan paling banyak mengungkapkan risiko
keuangan, lalu disusul oleh risiko operasional, risiko stratejik, risiko empowerment, risiko integritas, dan risiko proses dan teknologi informasi. 3
Penelitian ini menemukan bahwa variabel ukuran perusahaan dan
leverage
mempengaruhi pengungkapan risiko secara positif dan signifikan, mendukung penjelasan mengenai pengungkapan risiko yang didasarkan pada teori keagenan dan signaling theory. Sementara itu, variabel independen lain (tipe auditor, likuiditas, tingkat
45
kompetisi, dan komisaris independen) dan kedua variabel kontrol tidak memiliki pengaruh signifikan pada pengungkapan risiko. 4
Temuan ini menyediakan informasi mengenai keluasan pengungkapan risiko, baik sesuai kategorinya maupun secara keseluruhan. Informasi ini dapat digunakan regulator untuk dalam pengambilan kebijakan atau keputusan mengenai kecukupan informasi risiko dalam pasar modal. Pemegang saham juga dapat menggunakan informasi ini sebagai konteks dalam membaca laporan tahunan perusahaan, yang pada bagiannya akan membantu pemegang saham dalam pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan dapat menggunakan hasil temuan ini sebagai alat evaluasi dan benchmark kecukupan pengungkapan risiko dalam laporan tahunannya.
4.1
KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN Berikut adalah keterbatasan penelitian dan saran penelitian kedepannya: 1.
Penelitian ini menggunakan metode analisis konten yang bersifat subjektif untuk mengumpulkan data pengungkapan risiko. Hal ini dapat mempengaruhi reliabilitas hasil temuan penelitian. Untuk meningkatkan reliabilitas penelitian, simulasi pengumpulan data pengungkapan risiko dengan dua atau lebih pengumpul data independen dapat dilakukan. Penelitian ini tidak melakukan simulasi ini untuk mengecek reliabilitas dan replicability kata kunci, proses analisis konten dan decision rules. Untuk meningkatkan reliabilitas dan konsistensi kata kunci, proses analisis konten dan decision rules, penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan simulasi ini sebelum pengumpulan data dimulai.
2.
Penelitian ini menggunakan kalimat sebagai unit analisis, mengabaikan kegunaan dan kualitas pengungkapan risiko yang mungkin bervariasi pada tiap kalimat pengungkapan risiko. Penelitian pengungkapan risiko kedepannya dapat 46
mengembangkan suatu metode analisis dengan pedoman dan aturan yang dapat memfasilitasi terkumpulnya data mengenai kegunaan dan kualitas pengungkapan risiko perusahaan. 3.
Penelitian ini mengadopsi kata kunci sepenuhnya dari model risiko yang dikembangkan ICAEW, dengan sedikit modifikasi. Oleh karena itu, kata kunci yang dipakai dalam penelitian ini mungkin tidak mencerminkan kebutuhan pemegang saham lokal Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat memodifikasi lebih lanjut kata kunci ini agar lebih memfasilitasi kebutuhan pemegang saham lokal, atau mengembangkan seperangkat kata kunci baru.
4.
Jumlah faktor-faktor yang diselidiki penelitian ini sebagai variabel independen terbatas, sehingga model penelitian yang dikembangkan belum bisa menjelaskan sebagian besar dari pengungkapan risiko. Penelitian pengungkapan risiko kedepannya bisa menambahkan variabel independen lainnya, seperti kepemilikan pemerintahan (BUMN dan non-BUMN), untuk memperkuat kemampuan model penelitian memprediksi pengungkapan risiko dalam laporan tahunan.
5.
Penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk memastikan eksistensi pengungkapan risiko pada laporan tahunan perusahaan yang digunakan dan memastikan konsistensi penggunaan kata kunci, sehingga temuan penelitian mengenai keluasan pengungkapan risiko tidak bisa digeneralisasikan atau dibandingkan dengan praktek pengungkapan risiko negara lain. Untuk penelitian keluasan pengungkapan risiko kedepannya, penggunakan random sampling sebagai metode pengambilan sampel, pengembangan kata kunci dalam bahasa Indonesia, atau penelitian cross-country dapat dilakukan.
6.
Penelitian ini mengabaikan sifat-sifat pengungkapan risiko dalam mengumpulkan data pengungkapan risiko, seperti risiko moneter atau nonmoneter, risiko masa
47
lalu atau risiko masa depan, risiko buruk atau risiko baik. Peneliti menyarankan penelitian pengungkapan risiko kedepannya untuk memeriksa sifat-sifat pengungkapan risiko ini. 7.
Penelitian ini melakukan investigasi pengungkapan risiko pada perusahaan yang terdaftar pada BEI, kecuali perusahaan keuangan. Karena tipe operasi bisnis dan standar manajemen dan pengungkapan risiko perusahaan keuangan sangat berbeda dengan perusahaan yang berada pada industri lain, penelitian kedepannya dapat menginvestigasi pengungkapan risiko khusus pada laporan tahunan perusahaan keuangan. Untuk menambah literatur mengenai pengungkapan risiko perusahaan Indonesia, peneliti juga menyarankan agar penelitian pengungkapan risiko kedepannya yang fokus ke suatu industri yang spesifik, agar model risiko yang digunakan dapat disesuaikan dengan komponen risiko dalam industri tersebut
8.
Penelitian ini meneliti pengungkapan risiko hanya dari sudut pandang bidang akuntansi. Kedepannya, penelitian multi-disiplin dapat dilakukan terhadap pengungkapan risiko perusahaan untuk dapat mengajukan suatu pendekatan alternatif dalam menginvestigasi dan menjelaskan praktek pengungkapan risiko perusahaan.
9.
Investigasi pengungkapan risiko pada penelitian ini hanya terfokus pada pengungkapan risiko laporan tahunan 2014. Penelitian pengungkapan risiko yang menginvestigasi pengungkapan risiko pada rentang periode tertentu atau membandingkan pengungkapan risiko perusahaan pada dua atau lebih periode berbeda dapat menjadi tambahan literatur yang sangat bagus bagi bidang riset pengungkapan risiko perusahaan di Indonesia. Penelitian seperti ini juga dapat digunakan
untuk
melihat
pengaruh
kejadian-kejadian
tertentu
terhadap
pengungkapan risiko.
48
10. Penelitian ini menginvestigasi pengaruh enam faktor terhadap pengungkapan risiko perusahaan. Penelitian selanjutnya dapat menginvestigasi konsekuensi ekonomi dari pengungkapan risiko perusahaan. 11. Penelitian ini menginvestigasi pengungkapan risiko perusahaan pada laporan tahunan perusahaan, walau sebenarnya pengungkapan risiko dapat dilakukan perusahaan melalui berbagai media lainnya. Peneliti menyarankan agar penelitian pengungkapan risiko kedepannya meluaskan sumber data penelitian kepada media-media lain ini, seperti laporan interim, press release, situs web, atau prospektus.
49