BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik, hal tersebut menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Penelitian ini mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh Tingkat Suku Bunga,Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Cash Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) dan Pertumbuhan Aktiva Produktif terhadap ROA (Return On Asset) sebagai proksi dari kinerja keuangan perbankan. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa sebagian besar hipotesis penelitian adalah ditolak, atau dengan kata lain tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan Suku Bunga SBI tidak mempengaruhi besarnya Return On Asset (ROA).
2. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai NPL tidak mempengaruhi besarnya Return On Asset (ROA) karena nilai Non Performing Loan (NPL) masih dibawah batas maksimum. 3. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkn bahwa variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Assets (ROA) . Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan nilai LDR akan meningkatkan ROA, sehingga kinerja keuangan akan semakin baik. 4. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Cash Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai CAR maka ROA yang diperoleh bank akan semakin besar, karena semakin besar CAR maka semakin tinggi kemampuan bank dalam menjaga timbulnya kerugian kegiatan usaha. 5. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh positif terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai BOPO maka nilai ROA tidak berpengaruh karena rata-rata nilai BOPO masih dibawah batas maksimum. 6. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan aktiva produktif berpengaruh negatif terhadap Return On Assets (ROA). Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan aktiva produktif tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROA selama variabel suku bunga,NPL,LDR,CAR dan BOPO bernilai konstan.
5.2 Saran Berdasarkan pada hasil pembahasan dan simpulan yang diperoleh dalam penelitian, dapat diberikan saran sebagai berikut : 1.
Bagi pihak manajemen bank dengan melihat variabel tingkat suku bunga dan pertumbuhan aktiva produktif maka manajemen bank dalam meningkatkan Return On Assets (ROA) diharapkan mampu menyalurkan kredit kepada masyarakat secara lebih luas dan lebih besar untuk menambah keuntungan dari pendapatan bunga kredit, serta meningkatkan simpanan pada bank lain yang memberikan suku bunga simpanan yang lebih tinggi agar keuntungan yang didapatkan dari kenaikan suku bunga dapat meningkatkan laba sehingga Return On Assets (ROA) juga ikut meningkat.
2.
Bagi pihak manajemen bank dengan melihat variabel Non Performing Loan (NPL) maka bank diharapkan lebih meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam menerapkan prosedur pemberian kredit agar jumlah kredit bermasalah yang diterima bank tidak mempengaruhi nilai Return On Assets (ROA) serta menjaga nilai NPL agar tetap stabil dan dalam batas aman.
3.
Bagi pihak manajemen bank dengan melihat variabel Loan to Deposit Ratio (LDR), maka pihak manajemen dalam usahanya untuk meningkatkan Return On Asset (ROA) diharapkan mampu meningkatkan Loan to Deposit Ratio (LDR), dan dapat menjaga besarnya Loan to Deposit Ratio (LDR) antara 85%-110% sesuai dengan standar yang digunakan oleh Bank Indonesia. Jika Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat, berarti Return On Assets (ROA)
juga meningkat, sehingga bank akan memperoleh keuntungan yang semakin tinggi pula. 4.
Bagi pihak manajemen bank dengan melihat variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) maka pihak manajemen dalam usahanya untuk meningkatkan Return On Asset (ROA) diharapkan mampu mampu menyediakan dana (modal) untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) suatu bank, maka semakin tinggi juga Return On Asset (ROA)-nya, karena semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian usahanya sehingga kinerja bank tersebut akan meningkat.
5.
Bagi pihak manajemen bank dengan melihat variabel BOPO (Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional), maka pihak manajemen dalam usahanya untuk meningkatkan Return On Asset (ROA) diharapkan mampu menjaga dan mengontrol besarnya BOPO, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan akan semakin efisien. Pergerakan rasio BOPO haruslah menjadi perhatian khusus agar perusahaannya selalu berada pada tingkat efisiensi yang bisa menghasilkan laba yang maksimal, sehingga kinerja yang dicapai akan meningkat.
6.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel seluruh BPR yang lebih luas populasinya di Propinsi Jawa Timur serta tidak terpaku pada salah satu BPR, sehingga hasil yang diperoleh dalam penelitian semakin baik.
7.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah jumlah variabel – variabel lain yang terkait dalam kinerja keuangan yaitu Return On Assets (ROA) dan menambah periode waktu penelitian lebih panjang , sehingga diperoleh hasil yang baik.