BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
5.1.1
Hasil Pengamatan Berdasarkan penelitian terhadap tiga objek rumah sakit kanker, yaitu Rumah
Sakit Kanker Dharmais, MD Anderson Children Cancer Center dan Children Hospital of Philadelphia didapatkan hasil perbandingan aspek healing environment sebagai berikut :
Gambar 55. Diagram perbandingan aspek healing environment pada rumah sakit kanker anak
Berdasarkan hasil diagram tersebut, terlihat bahwa Children Hospital of Philadelphia menggungguli semua aspek dibanding Rumah sakit Kanker Dharmais dan MD Anderson Children Cancer Center, sehingga
Children Hospital of
Philadelphia dapat dijadikan acuan untuk Perancangan Rumah Sakit Kanker Anak. Rumah sakit Dharmais merupakan Rumah sakit yang paling rendah menerapkah prinsip healing environment sehingga diperlukan proses redesign untuk memperbaiki hal-hal yang belum diterapkan. Untuk mengetahui aspek mana yang paling mempengaruhi proses pemulihan pasien, dapat dilihat pada diagram berikut.
83
84
Gambar 56. Diagram perbandingan aspek healing environment
Aspek yang paling mempengaruhi adalah adalah Comfort baru kemudian Family Support, Privacy, dan Enhancing Control. Tetapi pada Rumah sakit kanker Dharmais, aspek yang paling dibutuhkan untuk menjawab permasalahan di Rumah sakit kanker Dharmais adalah aspek comfort dan Family Support. Kedua aspek tersebut sangat perlu diperhatikan untuk menciptakan healing environment di Rumah Sakit Kanker Dharmais
5.1.2
.
Hasil Novelty Kriteria desain Healing Environment oleh Huisman dan Morales (2012)
dalam jurnal Building and Environment, telah dianalisa terhadap tiga objek rumah sakit kanker, yaitu Rumah Sakit Kanker Dharmais, MD Anderson Children Cancer Center dan Children Hospital of Philadelphia . Namun hasil penelitian belum mencakup aspek anak di dalam kriteria desain tersebut. Kriteria Healing Environment yang dimaksud oleh Huisman dan Morales (2012) adalah prinsip desain pada rumah sakit umum, belum mengarah pada pengguna khusus, yaitu pasien anak yang berusia 0-14 tahun. Peneliti melakukan beberapa wawancara terhadap 10 narasumber yang merupakan orang tua dari pasien anak pada rumah sakit kanker Dharmais. Responden yang berjumlah 10 orang tersebut diberi pilihan faktor-faktor yang dapat mengoptimalkan penyembuhan pasien dan kebutuhan ruang berdasarkan dengan faktor healing environment. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut.
85
Gambar 57. Diagram Kebutuhan Ruang
Aspek diatas seluruhnya ditambahkan dalam kriteria desain perancangan rumah sakit anak. Aspek-aspek tersebut bisa menjadi faktor healing environment berdasarkan sudut pandang orang tua pasien anak. Kriteria terbagi healing environment
dalam 4 faktor, yaitu Enhancing
controls, privacy, comfort, family support dan tambahan Children Aspect from Parents Points of View, faktor-faktor tersebut tidak dapat berdiri sendiri untuk menghasilkan suatu lingkungan binaan yang baik untuk mengoptimalkan proses penyembuhan dan pemulihan anak. Aspek anak yang muncul dari preferensi orang tua tersebut dikelompokkan pada 4 faktor lingkungan terapetik sebagai berikut: Faktor Comfort
Play room
Healing Garden
Perpustakaan
Faktor Privacy
Single Patient room
Faktor Family support
Family lounge
Ruang Tunggu pendamping
86
Gambar 58. Perbandingan Faktor Healing Environment Menurut Preferensi Orang Tua Pasien Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat aspek dalam faktor tersebut yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap proses pemulihan pasien anak, aspek tersebut adalah aspek Enhancing Control. Kontrol pasien terhadap kondisi di dalam ruang tidak terlalu mempengaruhi kondisi pasien. Pada penerapan aspek privacy juga tidak dapat sepenuhnya di terapkan pada Rumah sakit Dharmais karena rumah sakit ini milik Pemerintah sehingga harus mengikuti peraturan mengenai pembagian kelas ruang rawat inap. Permasalahan tersebut dapat di atasi dengan menyediakan sekat-sekat pemisah antar bed pasien. Kriteria-kriteria seperti inilah yang harus dipilah hingga diaplikasian pada desain rumah sakit yang dirancang. Penerapan Aspek Healing Environment pada Karakter Ruang : Tabel 15. Penerapan Aspek Healing Environment pada Karakter Ruang No. 1.
2.
Nama Ruang Ruang Rawat Inap
Ruang Tunggu
Persyaratan Ruang
Warna
Efek
- Jendela mengarah pada view positif - unsur seni dan estetika - fasilitas bagi pendamping - Mengutamakan privasi (sekat pemisah)
Kombinasi hijau muda, krem, putih.
Memberikan rasa ketenangan
- Jendela mengarah pada view positif - unsur seni dan estetika - fasilitas bagi pendamping - lokasi berdekatan dengan ruang rawat inap
Gradasi cokelat mudah dan putih
Memberikan kesan tidak monoton, tenang, dan bersih Menyatu dengan alam
87 No. 3.
5.2
Nama Ruang Ruang Bermain
4.
Lobby
5.
Koridor
Persyaratan Ruang - bukaan / jendela mengarah view positif - Material yang aman bagi anak-anak - Berada dekat ruang rawat inap Menggunakan aspek seni dan estetika - material yang sehat. -Koridor tidak berbelokbelok dan sirkulasi yang mudah
Warna
Efek
Gradasi biru muda dan krem
Memberikan rasa nyaman dan efek aktif dan ceria pada anak-anak
Gradasi cokelat muda dan hijau muda Gradasi biru dan putih
Memberikan rasa ketenangan dan kenyamanan Memberikan kesan tidak monoton, tenang, dan bersih
Saran Penelitian ini baru membahas ketersediaan kriteria desain Healing
Environment menurut Huisman dan Morales (2012) terhadap 3 objek rumah sakit kanker yang kemudian didapatkan rumah sakit mana yang paling banyak memenuhi aspek desain tersebut dan kemudian dijadikan acuan desain dalam perancangan. Karena penulis ingin mengetahui fasilitas apa yang belum diterapkan dalam rumah sakit dari objek pengamatan dan didapatkan hasil aspek anak yang merupakan hasil dari sudut pandang orang tua. Untuk selanjutnya karena penelitian ini terkait dengan preferensi anak, seharusnya suatu aspek baru yang muncul didapatkan dari hasil wawancara atau kuisioner terhadap anak. Sehingga data-data yang didapatkan lebih tepat sasaran.