119
BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dalam bab IV terdapat beberapa kesimpulan, antara lain: A. Brand Equity untuk merek PAC:
•
Brand Awareness: secara umum, tingkat brand awareness PAC di lingkungan mahasiswi sudah cukup tinggi dilihat dari persentase top of
mind-nya sebesar 88,23%. Rata-rata responden mengenal merek PAC melelui penawaran dari counter-counter.
•
Brand Association: brand image yang terbentuk untuk merek PAC adalah cocok untuk segala jenis kulit, tidak ada efek samping, melindungi wajah dari sinar UV, hasil tata rias yang sempurna, desain kosmetik yang menarik dan mudah di dapat.
•
Perceived Quality: dilihat dari skala prioritas, kinerja atribut-atribut merek PAC yang harus dilakukan perbaikan terlabih dahulu adalah komposisi, perlindungan wajah dari sinar UV dan daya tahan, diikuti dengan atribut-atribut-atribut lainnya.
•
Brand Loyalty: tingkat kesetiaan terhadap merek PAC sangat tinggi dilihat dari persentase perpindahan merek-nya yang hanya sebesar 25.49%. Namun, kesetiaan pengguna PAC untuk mempromosikan merek PAC kepada orang lain masih sangat rendah, yaitu sebesar 27,45%.
120 B. Brand Equity untuk merek Caring Colours
•
Brand Awareness: tingkat top of mind Caring Colours di lingkungan mahasiswi secara umum sudah memiliki persentase yang cukup tinggi, yaitu sebesar 65,85%. Rata-rata responden mengenal merek Caring Colours dari adanya iklan-iklan di TV.
•
Brand Association: brand image yang terbentuk untuk merek Caring Colours adalah cocok untuk segala jenis kulit, melindungi wajah dari sinar UV, hasil tata rias yang sempurna, mudah di dapat dan harga yang terjangkau.
•
Perceived Quality: dilihat dari skala prioritas, maka atribut-atribut merek Caring Colours yang harus dilakukan perbaikan terlabih dahulu adalah pilihan warna, komposisi, efek samping dan daya tahan, diikuti dengan atribut lainnya.
•
Brand Loyalty: tingkat kesetiaan terhadap merek Caring Colours sangat rendah dilihat dari dari persentase perpindahan merek-nya sebesar 46,34%. Dan tingkat kesetiaan pengguna Caring Colours untuk mempromosikan merek ini kepada orang lain juga sangat rendah, yaitu sebesar 24.39%.
C. Perbandingan ekuitas merek PAC dengan Caring Colours
•
Brand Awareness: top of mind merek PAC lebih tinggi dibandingkan Caring Colours, ini menandakan bahwa keberadaan merek PAC di lingkungan mahasiswi lebih diingat dibandingkan merek Caring Colours. Rata-rata merek PAC lebih dikenal melalui counter-counter, sedangkan merek Caring Colours melalui iklan di TV.
121
•
Brand Association: walaupun terdapat beberapa kesamaan brand image pada merek PAC dan Caring Colours, namun PAC lebih unggul dalam hal tidak adanya efek samping dan didukung dengan desain kemasan yang lebih menarik dibandingkan merek Caring Colours. Sementara, Caring Colours memiliki keunggulan tersendiri dalam hal harga, dimana harga merk Caring Colours lebih terjangkau dibandingkan merek PAC.
•
Perceived Quality: antara merek PAC dan Caring Colours terdapat beberapa kesamaan mengenai kinerja atribut yang harus diperbaiki terlebih dahulu, yaitu komposisi dan daya tahan. Dan atribut mengenai aroma tidak menjadi fokus utama untuk perbaikan.
•
Brand Loyalty: secara keseluruhan kesetiaan terhadap merek PAC lebih tinggi dibandingkan terhadap Caring Colours. Banyak diantara pengguna merek Caring Colours yang masih ingin berpindah ke merek kosmetik lainnya. Tingkat kesetiaan untuk mempromosikan merek kepada orang lain masih sama-sama sangat rendah.
D. Apa saja yang perlu dilakukan untuk mendukung strategi merek perusahaan dalam meningkatkan ekuitas merek PAC dan Caring Colours, antara lain:
•
Untuk meningkatkan brand awareness merek PAC tidak hanya melalui counter-counter saja, akan tetapi melalui iklan di TV, sedangkan untuk meningkatkan brand awareness merek Caring Colours tidak hanya melalui media elektornik seperti iklan di TV saja yang digencarkan, akan tetapi dapat memperkuat strategi promosi melalui iklan disetiap majalah atau menjadi sponsor pada event-event tertentu. Dengan demikian, hal ini dapat memperkuat kesadaran konsumen akan keberadaan merek PAC dan Caring Colours.
122
•
Asosiasi-asosiasi yang muncul sebagai brand image mewakili arti dari merek PAC dan Caring Colours dan secara tidak langsung merupakan janji kepada para konsumen. Oleh karena merek PAC dan Caring Colours memiliki identitas mereknya sebagai produk dikalangan mahasiswi maka PT
MARTINA
BERTO
dapat
mengkomunikasikan
dengan
teknik
komunikasi yang efektif, terutama didaerah dimana identitas merek dan posisi merek tidak digambarkan dalam brand image. Bentuk komunikasi yang efektif misalkan saja menjadi sponsor utama dalam kegiatankegiatan yang diselenggarakan mahasiswa, atau mendirikan stand atau counter pada saat acara bazar kampus dan sebagainya.
•
Untuk memelihara dan meningkatkan brand loyalty, perusahaan dapat memberikan pelayanan jasa dalam hal make-up secara gratis sehingga langkah ini dapat mempertahankan dan atau meningkatkan tingkat loyalitas.
5.2
Saran Adapun saran yang dapat diberikan untuk perusahaan, yaitu terlalu banyak merek membuat perusahaan sulit membangun ekuitas merek yang kuat. Oleh sebab itu, dianjurkan PT MARTINA BERTO membangun merek perusahaan saja, dalam hal ini disebut dengan MARTHA TILAAR. Hal tersebut, dapat membantu perusahaan untuk membangun kepercayaaan konsumen terhadap produkproduk
yang
diproduksi
oleh
MARTHA
TILAAR.
Walaupun
perusahaan
menggunakan strategi multi merek dalam setiap kategori produk, konsumen percaya karena nama MARTHA TILAAR sudah melekat dibenak konsumen sebagai merek yang tidak perlu diragukan lagi keberadaaannya.
123 5.3.
Keterbatasan Skripsi
•
Oleh karena tujuannya hanya membandingkan merek PAC dan Caring Colours, dimana sama-sama bagian dari produksi PT MARTINA BERTO maka peneliti tidak meneliti produk pesaing. Padahal untuk mengetahui strategi pengembangan merek perlu diperhatikan pula keberadaan produk pesaing, karena apabila ingin membuat produk kosmetik, minimum perusahaan mengetahui keinginan atau kebutuhan pasar sasaran, apakah sudah terpenuhi atau belum. Kemudian, mengamati pesaing apakah dia juga sudah memenuhinya. Dengan begitu perusahaan dapat membuat merek yang memiliki unique selling proposition yang didukung oleh seperangkat komponen brand equity diatas rata-rata merek yang dibuat pesaing.
•
Hasil dari penelitian ini hanya untuk di lingkungan mahasiswi di tiga perguruan tinggi swasta Jakarta Barat, yaitu Universitas Bina Nusantara, Universitas Tarumanegara dan Trisakti, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat di generalisasikan untuk semua lingkungan mahasiswi perguruan tinggi yang lain.
•
Oleh karena keterbatasan waktu, maka penelitian terhadap ekuitas merek tidak dapat dilakukan secara lebih mendetail. Seperti misalnya tidak dapat dibahas mengenai korelasi antar elemen ekuitas merek. Maksudnya, apakah dengan memiliki tingkat kesadaran ekuitas merek yang kuat dapat menjamin bahwa konsumen akan loyal terhadap merek suatu produk serta bagaimana keberadaan suatu merek, jikalau salah satu elemen tidak begitu kuat. Dapatkah merek tersebut dikatakan sudah memiliki ekuitas merek yang kuat.