BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
5.1.1
Hasil Pengamatan Penulis melakukan pengamatan terhadap 2 objek rumah sakit, yaitu Kemang Medical Care dan RSUD Pasar Rebo. Sedangkan objek lain adalah Randall Children Hospital yang data-datanya merupakan hasil kajian literatur yang berhasil penulis kumpulkan. Pengamatan merupakan perbandingan aspek lingkungan terapetik pada rumah sakit yang datanya dipaparkan dalam bentuk kualitatif deskriptif. Adapun hasil perbandingan aspek perbandingan lingkungan terapetik pada rumah sakit adalah sebagi berikut.
Kemang Medical Care
Randall Children Hospital
Randall Children Hospital
Kemang Medical Care
RSUD Pasar Rebo
Kemang Medical Care Randall Children Hospital
Randall Children Hospital
RSUD Pasar Rebo
Kemang Medical Care
RSUD Pasar Rebo
Gambar 5.1 Diagram perbandingan aspek lingkungan terapetik pada rumah sakit
Berdasarkan hasil diagram tersebut, terlihat bahwa Randall Children Hospital menggungguli semua aspek diabanding Kemang Medical Care dan RSUD Pasar Rebo.
111
112 Untuk mengetahui aspek mana yang paling banyak tersedia dari ketiga rumah sakit, dapat dilihat dari diagram berikut.
Gambar 5.2 Diagram Perbandingan aspek lingkungn terapetik yang paling banyak muncul
Aspek yang paling banyak tersedia pada rumah sakit adalah Enable Social Support baru kemudian Reduce or Eliminate Environmental Stressor, Provide Positiven Distraction, dan Give a Senseof Control. Rumah sakit khusus anak memang seharusnya menerapkan family-centered care seperti yang diterapkan olah Randall Children Hospital. Randall Children Hospital tidak hanya memberikan fasilitas kesehatan untuk pasien, tapi fasilitas mereka dilengkapi juga dengan fasilitas penunjang untuk keluarga pasien maupun pengunjung yang menjenguk pasien. (Lihat Uraian di BAB 4).
5.1.2
Hasil Novelty Kriteria desain lingkungan terapetik oleh Smith dan Watkins (2010) pada World Building Design Guidline, telah dianalisa terhadap tigas objek rumah sakit, yaitu Kemang Medical Care, RSUD Pasar Rebo, dan Randall Children Hospital. Namun hasil penelitian belum mencakup aspek anak di dalam kriteria desain tersebut. Lingkungan terapetik yang dimaksud oleh Smith dan Watkins (2010) adalah lingkungan terapetik pada rumah sakit umum, belum mengarah pada pengguna khusus, yaitu pasien anak yang berusia 0-14 tahun.
113 Peneliti melakukan beberapa wawancara terhadap 5 narasumber yang merupakan orang tua dari pasien anak pada rumah sakit Kemang Medical Care dan RSUD Pasar Rebo. Responden yang berjumlah 10 orang tersebut diberi pilihan fasilitas anak yang dapat mengoptimalkan penyembuhan pasien dengan lingkungan terapetik. Hasil yang didapat adalah sebagi berikut.
Gambar 5.3 Diagram hasil aspek anak yang perlu dimunculkan dalam lingkungan perawatan
Aspek diatas seluruhnya ditambahkan dalam kriteria desain perancangan rumah sakit anak. Aspek-aspek tersebut bisa menjadi faktor lingkungan terapetik berdasarkan sudut pandang orang tua pasien anak. Kriteria lingkungan terapetik terbagi dalam 4 faktor, yaitu Reduce or Eliminate Environmental Stressor, Provide Positive Distraction, dan Give a Sense of Control dan tambahan Children Aspect from Parents Points of View, faktor-faktor tersebut tidak dapat berdiri sendiri untuk menghasilkan suatu lingkungan binaan yang baik untuk proses penyembuhan anak. Aspek anak yang muncu dari preferensi orang tuan tersebut dikelompokkan pada 4 faktor lingkungan terapetik sebagai berikut: Faktor Reduce or Eliminate Environemntal Stressor
Terapi bermain anak (6)
Inteior ruang bernuansa anak (8)
114 Faktor Provide Positive Distraction
Sarana hiburan anak (7)
Ruang bermain anak (6)
Faktor Enable Social Support
Dampingan dari keluarga (9)
Ruang sosialisasi dengan keluarga (4)
Peran keluarga dalam perawatan (6)
Gambar 5.4 Perbandingan Faktor Lingkungan Terapetik Menurut Preferensi Orang Tua Pasien Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat aspek dalam faktor tersebut yang sebenaranya tidak begitu berpengaruh terhadap pasien anak, misalnya aspek memberikan ruang privasi yang cukup untuk pasien yang termasuk faktor Give a Sense of Control. Privasi bagi anak tentu tidak sama dengan privasi bagi orang dewasa, sehingga pasien ruang rawat inap tidak membututhkan banya privasi yang mengakibatkan ruang rawat seluruhnya dalam bentuk single room. Kriteria-kriteria seperti inilah yang harus dipilah hingga diaplikasian pada desain rumah sakit yang dirancang. Penerapan Aspek Terapetik pada Karakter Ruang
115 Tabel 5.1 Penerapan Aspek Terapetik pada Karakter Ruang No
1.
Lobby
2.
Koridor
3.
4.
5.
6.
7.
5.2
Pesyaratan Suasana
Kombinasi
Ruang
Warna
Suasana ramah Tidak menimbulkan rasa bosan
Gradasi cokelat mudan dan putih Gradasi biru dan putih
Nama Ruang
Ruang rawat inap
Ruang Periksa Dokter
Ruang Tunggu
Ruang Bedah
Ruang Bermain Anak
Tidak menimbulkan rasa takut Suasana yang nyaman dan tenang Tidak menimbulkan rasa bosan Tidak menimbulkan rasa takut Suasana yang nyaman dan menenangkan (mengurangi rasa vemas karena sakit Tidak menimbulkan rasa bosan Suasana yang nyaman Nyaman Bersih Suasana yang menenangkan dan tidak membuat takut Suasana yang nyaman dan mendukung aktifitas belajar dan bermain
Gradasi hijau muda dan putih
Efek Memberikan kesan tidak monoton dan bersih Menyatu dengan alam Memberikan rasa ketenangan dan kenyamanan Memberikan rasa ketenganangan
Gradasi hijau pastel dan putih
Memberikan rasa ketenangan
Gradasi biru dan hijau pastel Gradasi coklat muda dan putih
Memberikan rasa ketenangan
Gradasi biru muda dan krem
Memberikan rasa ketenangan Mengurangi depresi Memberikan rasa nyaman Memberikan rasa ketenangan Menumbuhkan konsentrasi
Saran Penelitian ini baru membahas ketersediaan kriteria desain lingkungan terapetik menurut Smith dan Watkins (2010) terhadap 3 objek rumah sakit yang kemudian didapatkan rumah sakit mana yang paling banyak memnuhi aspek tersebut dan kemudian dijadikan acuan desain dalam perancangan. Karena penulis ingin mengetahui fasilitas apa yang belum diterapkan dalam rumah sakit dari objek pengamatan dan didapatkan hasil aspek anak yang merupakan hasil dari sudut pandang orang tua. Untuk selanjutnya karena penelitian ini terkait dengan preferensi anak, seharusnya suatu aspek baru yang muncul didapatkan dari hasil wawancara atau kuisioner terhadap anak. Sehingga data-data yang didapatkan lebih tepat sasaran.
116