BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan sejumlah hasil analisa dari data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa: •
Permasalahan perancangan massa bangunan dengan kepekaan terhadap kecepatan angin. Mengikuti teori Bernoulli bahwa dimana terjadi percepatan angin, maka tekanan pada titik percepatan tersebut adalah rendah dan sebaliknya dimana terjadi perlambatan angin, tekanan pada titik perlambatan adalah tinggi. Berdasarkan teori tersebut, kesuksesan analisa yang ingin dicapai adalah bentuk massa yang dapat mempercepat pergerakan angin untuk mendapatkan tekanan horizontal angin terhadap bangunan yang rendah. Dari hasil simulasi terhadap 46 bentuk perubahan massa, maka bentuk massa yang dipilih adalah bentuk massa 8 F sebagai bentuk massa zona 1 dan bentuk massa 12 F sebagai bentuk massa zona 4. Bentuk massa zona 2 dan 3 merupakan bentuk transisi antara zona 1 hingga zona 4. Bentuk massa 8 F dipilih sebagai zona 1 karena dengan bentuk demikian, terjadi percepatan angin yang dimulai hampir dari titik terdepan bangunan. Hal ini menunjukan hampir keseluruhan dinding bangunan yang mengalami percepatan tidak menerima tekanan besar dari angin. Model 8 F dengan bentuk yang aerodinamis tidak terlalu menciptakan percepatan yang 110
111 terlalu berlebihan pada area sekitarnya. Model 8 F hanya mengenerasi kecepatan angin maksimal 2.4m/s dimana kecepatan angin tersebut masih termasuk kedalam kategori gentle breeze. Model 12 F menjadi bentuk tertinggi dari bentuk massa bangunan karena dari hasil simulasi, model ini tidak menunjukan banyak area yang mengalami perlambatan ataupun efek dragging. Karena tekanan horizontal angin terhadap bangunan meningkat sejalan dengan ketinggian bangunan, maka model 12 F merupakan model yang terbaik. Untuk mencegah terjadinya tekanan angin pada bagian tengah bangunan, maka dibuat bukaan pada bagian tengah bangunan untuk memberikan ruang lewatnya angin. Ditambahlagi untuk menciptakan toleransi terhadap perubahan arah angin dalan satu tahun dilihat dari titik terbesar arah datangnnya angin berdasarkan windrose dalam setahun, maka dilakukan rotasi perlantai sejauh 50 dan – 50 dengan perbedaan 10 perlantainya. Dari keseluruhan analisis digabungkan dan dihasilkan bentuk massa bangunan yang kemudian disimulasikan kembali dan mendapatkan hasil bahwa hampir seluruh bidang massa mangalami pecepatan yang berarti massa sukses mendapatkan bentuk aerodinamis.
Gambar 5.1 Bentuk massa yang dihasilkan melalui analisa kecepatan angin Sumber Dokumentasi Pribadi, 2013
112
Gambar 5.2 Bentuk massa yang dihasilkan melalui analisa kecepatan angin Sumber Dokumentasi Pribadi, 2013
•
Permasalahan perancangan unit apartemen yang dapat mengkontrol kecepatan angin sehingga mampu mencegah over ataupun under ventilated. Berdasarkan pernyataan GBCI bahwa cross ventilation yang baik dengan jarak antar bukaan tidak melebihi 12 meter. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa bukaan yang sejajar dengan arah datangnnya angin dapat menciptakan cross ventilation hingga 24 meter jarak antar bukaan. Dari hasil tersebut didapati bahwa, untuk mengatur kecepatan angin didalam ruangan sebaiknya digunakan bukaan yang tegak lurus dengan arah datangnnya angin untuk menghindari gaya tekan horizontal dari angin terhadap bidang massive. Pada sisi pengamatan lain, Bukaan yang sejajar dengan arah datangnnya angin tidak akan dapat diperlambat, yang dapat dilakukan adalah memperkecil distribusi angin didalam ruangan sedangkan, bukaan dengan posisi tegak lurus dengan arah angin dapat memberikan kesempatan unit untuk mengontrol angin dengan bantuan Wind Deflector
113 System. Sistem ini akan berkerja menangkap dan memperlambat kecepatan angin dan mendistribusikan angin didalam ruangan. Berdasarkan hasil analisa ketiga jenis wind deflector, Jenis yang dapat digunakan untuk mengatur kecepatan angin mencapai 0.25m/s hingga 1.5m/s adalah Attached Deflector System 100 dan 200 dan Detached Deflector System 100 untuk semua kecepatan angin, Detached Deflector System 200 untuk kecepatan angin 6m/s, dan Cross Deflector System 200 untuk kecepatan angin 4m/s. Tetapi pada akhirnya, untuk setiap kecepatan angin yang dipilih hanyalah satu pergerakan deflector untuk setiap kecepatana angin yang dianalisa sehingga deflector yang digunakan untuk kecepatan angin <4 m/s, 6 m/s, dan 8 m/s adalah Attached Deflector System 200. Sedangkan untuk kecepatan angin > 8m/s menggunakan Detached Deflector System 100. Deflector dirancang dengan 5 posisi titik gerak yakni posisi off, posisi standby, posisi maintenance, posisi Attached 200, dan posisi Detached 100 dengan kaca deflector yang dibuat flexible sehingga dapat melakukan perpanjangan dan perpendekan.
Gambar 5.3 Bentuk akhir dari mekanisme deflector Sumber Dokumentasi Pribadi, 2013
114 •
Conditional Statement Dalam Perancangan Denah Unit Dalam mendukung perancangan ruang bagi outline denah dengan bentuk kurva, dibuat algoritma dalam perancangan ruang untuk menghindari ruang sisa yang berlebihan. Dengan ditetapkannya besaran terkecil, besaran standar, dan besaran terbesar. Jumlah, jenis dan besaran ruang akan menyesuaikan dengan logika matematika yang dibuat sehingga unit ruang dapat dibuat bersifat parametric terhadap outline massa bangunan yang berbeda beda. Dalam membantu sirkulasi udara didalam ruang sehingga bisa berlaku mengikuti hasil analisa dan studi, sliding wall diaplikasikan. Sliding wall akan mengurangi hambatan bagi angin sehingga tidak merubah kecepatan maupun arah angin yang berbelok masuk.
•
Penerapan Hasil Penelitian Dalam Perancangan Bangunan Hasil yang didapatkan dari keseluruhan penelitian meliputi hasil akhir dari bentuk massa bangunan yang juga menghasilkan outline denah untuk setiap ketinggian lantainya, sistem deflector, sistem perancangan denah secara parametric, dan sistem sliding wall sebagai alat pendukung. Keseluruhan hasil itu kemudian diterapkan dan digabungkan dalam perancangan bangunan apartemen yang berlokasikan di Jl. Benyamin Suaeb. Berikut adalah gambar perspektif keseluruhan 3D bangunan:
115
Gambar 5.3 Bentuk perspektif bangunan secara keseluruhan Sumber Dokumentasi Pribadi, 2013
5.2 Saran Dalam pencapaian kenyamanan dan kesehatan ruangan, maka hal yang perlu di atur adalah kecepatan angin, suhu dan kelembaban. Dalam penelitian ini yang didapatkan adalah salah satu angka untuk mendapatkan kenyamanan tersebut. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode yang sama dengan penelitian ini untuk mendapatkan value suhu dan kelembaban dengan melakukan input data yang berbeda. Jika ketiga angka tersebut telah didapatkan, penelitian dapat digabungkan untuk menghasilkan satu nilai dalam pencapaian ruangan yang paling nyaman. Perkembangan mekanisme deflector dan sliding wall dapat dikembangkan dengan mengaplikasikan teknologi terbaru sehingga mendapatkan mekanisme yang lebih effisien dalam pergerakan, pengaturan, aplikasi maupun dalam segi biaya pembuatannya.