BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1
Konsep Desain
5.1.1 Visual Menggunakan pemaparan fotografi portrait dalam menunjukan kehidupan seorang penyandang tunanetra, serta memberikan pengalaman bagi para target audience bagaimana menjadi seorang tunanetra dengan memberikan bahasa braille yang harus diselesaikan. 5.1.2 Tipografi Untuk headline, subheadline, serta quotes dan info di dalam buku menggunakan Trixie untuk menunjukan sisi masa lalu, dan memberikan gambaran sebuah rangkuman kejadian yang sudah lampau dalam membacanya. Sedangkan untuk bodytext menggunakan courier untuk keterbacaan yang baik bagi para pembaca, namun tetap dalam satu jenis.
31
32 5.1.3 Warna Dalam menyusun buku ini, penulis menggunakan warna cerah yaitu kuning dan krem pada keseluruhan desain. Sesuai big idea dari buku ini, “melihat yang tak terlihat”, sebuah hal yang terbiasa tidak disadari oleh masyarakat pada umumnya akan menjadi menarik disimak bila dikemas dalam bentuk yang berbeda. Bila pada umumnya kebutaan digambarkan melalui warna hitam, maka pada buku ini warna kuning dipilih untuk menampilkan kejutan yang dimiliki dari sebuah kebutaan. 5.1.4 Fotografi Di dalam buku ini penulis memaparkan fotografi tentang penglihatan tunanetra yang beragam, dan foto portrait yang cenderung bertolak bekalang dengan mood warna yang dipilih. Fotografi yang digunakan memaparkan kehidupan tunanetra yang tetap menyenangkan dibalik perbedaan mereka dalam penglihatan. Mood foto dibuat warm menggunakan film negatif yang bersifat warm. Foto yang diambil merupakan foto candid agar tidak terkesan dibuat-buat dan nyata.
5.2 Hasil Visual 5.2.1 Judul Buku Penyandang tunanetra yang terkesan kurang diperhatikan, membuat penulis menggunakan font Trixie dalam judul buku untuk menggambarkan rangkuman cacatan yang telah dialami tunanetra selama ini dan tidak diketahui orang normal pada umumnya. Pemilihan judul “The Blind Side” yang berarti sebuah bagian yang tidak terlihat. 5.2.2 Grid Penulis menggunakan perpaduan antara multicoloum grid dan baseline grid dalam membuat buku ini. Pemakaian multicoloum grid yang dapat diatur fleksibel mengikuti banyaknya konten yang akan dimuat di halaman buku. Baseline grid berguna untuk menjaga konsistensi tulisan dan konten di setiap halaman buku. Penulis membagi satu halaman buku menjadi 6 kolom dengan gutter 0.5 cm, serta 12 point sebagai ukuran maksimal pada baseline grid.
The Blind Side
33
122
123
Gambar 1.2 Grid yang digunakan dalam penyusunan buku Sumber : Rachmanzi 5.2.3 Cover Cover depan dan belakang berukuran 21x16. Ukuran yang tidak terlalu besar untuk ukuran buku informatif yang dapat dibawa-bawa. Di bagian depan terpadapat judul dan penjelasan singkat tentang buku, serta foto seorang tunanetra sedang membaca, sesuatu yang jarang orang awas tau sekaligus menarik pembaca mengetahui kejutan yang berada di dalam buku. Di bagian belakang berisi penjelasan singkat tentang isi buku. Warna yang dipilih untuk cover buku adalah kuning. Dipilihnya warna kuning dikarenakan warna kuning lebih mudah menarik perhatian target audience. Judul buku dibuat dengan ukuran yang lebih besar, yaitu 14 point dan menggunakan typeface yang berbeda dikarenakan agar menunjukan emphasis diantara keterangan buku. Penulis juga menggunakan portrait seorang tunanetra pada halaman cover untuk menunjukan ekspresi dan karakter dari topik yang akan diangkat, yaitu
34 ketunanetraan.
Gambar 1.3 Cover depan dan belakang buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi 5.2.4 Kata Pengantar Halaman kata pengantar menceritakan latar belakang dibuatnya buku ini.
Gambar 1.4 Kata Pengantar buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi
35 Penulis menggunakan font trixie pada headline dan courier dengan ukuran 9 point pada body text yang menjadi standar ukuran minimum dalam bodytext dan display text. Paragraf dibuat rata kiri untuk menghindar river yang biasa terjadi pada paragraf rata kanan kiri. Penulis memaparkan foto portrait penyandang tunanetra dengan karakter mereka yang khas 5.2.5 Daftar Isi Daftar isi dibuat sederhana dengan mencantumkan judul perbagian serta rinciannya yang terdapat di dalam buku. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan pernjelasan singkat tentang yang akan dibicarakan di dalam buku ini. Halaman dibagi menjadi 6 kolom per halaman untuk mengantisipasi jumlah teks tentang sub bab yang cukup banyak.
Gambar 1.5 Daftar Isi buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi
36 5.2.6 Halaman Colophone / ISBN pada halaman ini berisi informasi tentang penulis, waktu cetakan, tempat pencetakan, dan hak cipta dari buku tersebut. Penulis menggunakan courier ukuran 12 point.
Gambar 1.6 Halaman ISBN buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi
37 5.2.7 Penjelasan Per Bab 5.2.7.1 Bab I Bab ini berisi penjelasan seseorang dikatakan sebagai tunanetra, serta pemvisualisasian penglihatan seorang tunanetra yang seringkali disamakan dengan tidak dapat melihat sama sekali. Dalam bab ini terdapat beberapa macam penglihatan yang
dapat
dikaegotiak
sebagai
kebutaan.
Setiap
penglihatan
diberikan
penggambaran yang hampir sama dengan aslinya. Penulis menggunakan font berukuran 9 point untuk bodyteks dan 14 point untuk headline sesuai ukuran minimal yang dianjurkan. Di setiap halaman buku, penulis memberikan running head untuk penanda bagian yang sedang dibaca. Ukuran running head adalah 7 point. Beberapa kata dihilight dan dikurangin saturasi dan opacitynya untuk mencitakan emphasis di dalam suatu paragraf. Paragraf yang digunakan adalah rata kiri untuk memudahkan pembaca dan menghindari terdapatnya river. Foto yang digunakan adalah portrait photography dan digital imaging untuk mencoba merefleksikan pandangan yang dialami seorang tunanetra.
38
Gambar 1.7 dan 1.8 Bab 1 buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi 5.2.6.2 Bab 2 Berisi penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan pada seseorang. Penulis menggambarkan penyakit yang dialami penyandang dengan menggunakan penggabungan typeface menjadi gambar atau font as image. Beberapa tulisan dibuat hilang yang akan membuat pembaca mencari tahu tentang pesan tersembunyi yang ada di braille halaman tersebut.
Gambar 1.9 Bab 2 buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi
39 5.2.6.3 Bab 3 Berisi bagaimana kehidupan yang dialami seorang tunanetra di tengah masyarakat awas pada umumnya. Di dalam bab ini, penulis memaparkan tentang keseharian kehidupan tunanetra dalam menjalani hidup. Dalam bab ini menerangkan masih banyaknya ditemukan ketidaksamaan hak antara tunanetra dan masyarakat awas pada umumnya. Kekurangan-kekurangan tersebut terjadi dikarenanyak kurangnya sosialisasi hak-hak disabilitas di masyarakat. Dalam bab ini seluruh fotografi adalah enviromental photography yang menunjukan bagaimana seorang tunanetra melakukan kehidupan sehari-hari di masyarakat. Foto dan konten ditempatkan pada halaman yang berbeda agar kemudahan proses membaca.
Gambar 1.10 Bab 3 buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi
40
5.2.7 Item Pendukung 5.2.7.1 Poster Poster terdiri utama yang memberikan penjelasan singkat tentang isi buku, dan poster pendukung berisi kenyataan tentang kebutaan yang pada akhirnya mengajak pembaca menjabarkan ulang dari sebuah kebutaan setelah mengetahui halhal baru tentang ketunanetraan. Warna kuning seperti warna cover digunakan untuk menarik perhatian pembaca tentang informasi ketunanetraan yang dipaparkan. Pada poster utama (tengah), penggunaan foto-foto dimaksudkan untuk menceritakan kehidupan tunanetra yang belum diketahui pembaca. Mood yang warm dihasilkan oleh negatif film. Pada poster pendamping (kanan dan kiri), digunakan foto riglet dan pola kebutaan dengan warna yang berbeda dengan warna background untuk memberikan kontras dan ketertarikan untuk membaca tentang informasi yang akan diberikan.
Gambar 1.11 Poster buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi
5.2.7.2 Pembatas buku Pembatas buku adalah benda yang akan sering dilihat setelah buku itu sendiri. Maka dari tiu, pembatas buku dibuat menyerupai kamus kecil berisi panduan
41 membaca huruf braille yang nantinya dapat membantu pembaca dalam menyelesaikan teka-teki braille yang terdapat di dalam buku. Judul diberi hilight kuning untuk memberikan penekanan.
Gambar 1.12 Pembatas buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi 5.2.7.3 X-banner X-banner dibuan berukuran besar (60cmx180cm) dan warna cerah dengan maksud menarik perhatian calon pembaca dengan informasi tentang gambaran buku. X-banner diletakan di ruangan terbuka dimana terdapat banyak orang.
42
Gambar 1.13 X-banner The Blind Side Sumber : Rachmanzi 5.2.7.4 Gantungan Kunci Gantungan kunci diciptakan dengan ukuran yang relatif kecil. Maksud penulis membuat gantungan kunci sebagai aksesoris yang dapat digunakan pembaca mengenai buku The Blind Side.
Gambar 1.14 Gantungan kunci buku The Blind Side Sumber : Rachmanzi 5.2.7.5 Pin Penulis menciptakan pin sebagai media promosi. Pin dibuat dengan ukuran 5cm x 5cm. Foto potret seorang tunanetra digunakan sebagai desain muka pin. Subjek tunanetra dibuat hitam putih dengan area mata yang lebih terang untuk menekankan bahwa ia adalah seorang tunanetra. pola kuning menggambarkan kebutaan yang tidak sepenuhnya suram.
43
Gambar 1.15 Desain pin The Blind Side Sumber : Rachmanzi 5.2.7.6 Mug Penulis menciptakan Mug sebagai media promosi. desain di print diatas permukaan gelas. Desain yang digunakan ditempel menggunakan metode hot press. Pola lingkaran warna kuning menggambarkan braille. Gambar dan judul bewarna hitam menciptakan kontras.
Gambar 1.16 Desain mug The Blind Side Sumber : Rachmanzi
5.2.7.7 Sablon Penulis menciptakan desain di atas baju dan tote bag sebagai media promosi. Penggunakaan satu warna dimaksudkan untuk mengurangi biaya produksi.
44
Gambar 1.17 Desain sablon The Blind Side Sumber : Rachmanzi