52
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " Trajan" yang memiliki cita rasa klasik dan elegan. Warna yang digunakan adalah hitam atau putih tergantung dari background yang digunakan dengan aksen gambar seekor burung gagak yang hinggap di atas huruf O, yang merepresentasikan dewa kematian dalam animasi yang penulis buat. Pada bagian atas title, penulis menambahkan judul asli dari cerita pendek yang penulis adaptasi, yaitu "Sebuah Pagi dan Seorang Lelaki Mati." Ukurannya disesuaikan dengan judul yang penulis pakai yaitu "Moriendo". Penulis ingin memperlihatkan desain title yang sederhana, namun tetap terlihat elegan dan terkesan epic.
Gambar 5.1 Title "Moriendo"
5.2 Visualisasi Karakter Pada visualisasi karakter, penulis pertama-tama membuat sketsa yang sesuai dengan karakteristik masing-masing karakter. Berikut penjelasan dan pembahasan desain karakter :
5.2.1 Kakek Kematian Merupakan penjelmaan dewa kematian secara fisik dalam bentuk manusia. Selalu duduk di kursi taman pada pagi hari untuk beristirahat setelah semalaman menunaikan tugasnya mencabut roh manusia dan melahapnya sebagai makanan sehari-hari. Dalam segi bentuk, penulis mengadaptasi bentuk burung gagak sebagai siluet dari bentuk kepala sang kakek kematian. Penulis menggunakan burung gagak karena burung gagak sering digunakan dalam simbolisasi tentang kematian.
53
Gambar 5.2 Konsep Kakek
Gambar 5.3 Visualisasi 3D Kakek
54 5.2.2
Wanita Tua Wanita tua mengalami depresi semenjak ditinggalkan kekasihnya pergi, sehingga dia merasakan tidak lagi memiliki kehidupan. Wanita tua ini sedang berjalan tanpa arah di sebuah taman hingga akhirnya bertemu dengan sang kakek kematian. Wanita tua ini digambarkan dengan kantung mata berwarna gelap di sekitar matanya untuk menekankan kesan depresi. Selain itu bentuk wajahnya yang kaku dan penuh lekuk memberikan kesan banyaknya tekanan yang dia rasakan.
Gambar 5.4 Konsep Wanita Tua
Gambar 5.5 Visualisasi 3D Wanita Tua
55 5.2.3
Dewa Kematian Merupakan wujud asli dari sang kakek. Penulis mengacu pada sosok Grim Reaper dalam mewujudkan karakter Dewa Kematian, karena memiliki unsur kelam yang cocok dengan cerita yang penulis buat. Hanya saja Dewa Kematian tidak menggunakan sabit, namun menggunakan kesepuluh jari tangannya yang sangat tajam dalam mencabut roh manusia. Dari segi pewarnaan penulis menggunakan warna-warna gelap pada jubah dipadu denagan warna terang untuk warna tulang kerangka sang dewa kematian.
Gambar 5.6 Konsep Dewa Kematian
Gambar 5.7 Visualisasi 3d Dewa Kematian
56 5.2.4
Gagak Gagak merupakan penjelmaan Dewa Kematian dalam bentuk binatang. Pada siang hari setelah sang kakek selesai beristirahat, dia akan berubah menjadi gagak di siang hari untuk menentukan siapa saja yang pada malam harinya akan dicabut nyawanya.
Gambar 5.8 Visualisasi 3d gagak
5.3 Visualisasi Environment Pada film pendek ini, terdapat empat scene environment yang penulis buat. Keempat environment tersebut memperlihatkan kejadian yang terjadi di dalam film pendek, dimana setiap environment juga dapat dipakai sebagai pemisah antar adegan. Seperti environment taman kota untuk adegan "Pertemuan dan Perjanjian", kamar wanita tua untuk adegan "Kegalauan dan Keresahan", atap rumah untuk adegan " Pencabutan Roh', dan dermaga untuk adegan "Pelepasan". 5.3.1 Taman Kota Untuk scene taman kota, penulis membuat taman yang dipenuhi dengan pohonpohon tinggi dengan warna daun kejinggaan untuk menunjukan musim gugur dan membuat suasana menjadi lebih dramatis. Selain itu penulis juga menambahkan dedaunan yang jatuh untuk memperkaya shot yang dihasilkan.
Gambar 5.9 Scene Taman Kota
57 Tetap mengacu pada gaya visual karakter, desain properti di dalam taman kota berikut pohon-pohonnya
tetap
menggunakan
sudut-sudut
tajam dan
lowpoly
untuk
menonjolkan kesan kaku dan tegas.
5.3.2 Kamar Wanita Tua Merupakan tempat tinggal wanita tua sejak masih berusia muda. Wanita tua ini tinggal di salah satu rumah susun. Untuk scene kamar wanita tua, penulis memadukan warna dingin dan warna hangat agar dapat memperkaya visual dari scene itu sendiri. Warna dingin (biru-ungu) dihasilkan dari suasana malam dan warna hangat (kuning-jingga) dihasilkan dari pancaran sinar petromaks. Untuk perabotan di dalam kamar, tetap menggunakan lowpoly dengan tekstur semi-realis untuk menjaga konsistensi gaya visual.
Gambar 5.10 Scene Kamar Wanita Tua
5.3.3 Atap Rumah Atap rumah merupakan tempat dimana burung gagak, yang merupakan penjelmaan dari dewa kematian, hinggap pada siang hari untuk menentukan siapa yang akan dicabut nyawanya di malam hari. Dalam scene ini penulis menggunakan warna-warna dengan saturasi rendah untuk menonjolkan sisi gelap dan misterius. Untuk scene ini penulis menggunakan warna hijau sebagai warna pada langit, yang merupakan warna yang tidak lazim, sehingga dapat menonjolkan sisi magis dari adegan tersebut.
58
Gambar 5.11 Scene Atap Rumah
5.3.4 Dermaga Dermaga merupakan tempat dimana abu jasad kakek kematian ditebarkan. Untuk bentuk, penulis menggunakan mdoel lowpoly namun diberikan sedikit distorsi pada kayu dermaga tersebut untuk menambahkan sisi imperfect dari bilah-bilah kayu tersebut. Untuk warna, penulis menggunakan warna langit senja yang menggambarkan bahwa kematian dekat dengan kesenjaan, dimana senja merupakan penghubung siang dengan malam yang ditandai dengan tenggelamnya matahari.
Gambar 5.12 Scene Dermaga
59 5.4 Poster
Gambar 5.13 Poster
Untuk desain poster penulis membuat konsep droste effect. Dimana dalam poster ini terdapat tingkatan konsep yang berbeda-beda tapi terkait satu sama lain, berikut adalah komsep yang penulis maksud: 1. Dalam poster tampak sang wanita tua memeluk sebuah foto hitam putih, dimana foto hitam putih merupakan salah satu simbolisasi mengenai kematian seseorang. Dalam animasi Moriendo, kekasih wanita tua pergi meninggalkan wanita tua selama berpulu-puluh tahun. Sehingga seolaholah lelaki itu dianggap telah "mati" oleh wanita tua itu, karena kekasihnya tidak pernah hadir lagi dalam kehidupan wanita tua itu.
60 2. Wanita tua itu sendiri merupakan sebuah foto yang digenggam oleh tangan sang kematian. Namun berbeda dari foto kekasih wanita tua yang disimbolkan "meninggal" dengan warna hitam putih, foto wanita tua masih dalam keadaan berwarna. Ini menunjukkan wanita tua bukan dalam keadaan meninggal. Dalam tingkat ini, penulis menggunakan simbolisasi bingkai, dimana pada foto wanita tua, bingkai di sini merupakan metafor dari " di dalam batasan" atau terjebak di dalam sebuah belenggu. Dalam hal ini wanita itu terjebak dalam depresi berkepanjangan yang menciptakan "kematian" untuk dirinya sendiri, mengurung dirinya sendiri dalam perasaannya sendiri. 3. Kaca pada foto wanita tua itu tampak pecah, hal ini menandakan bahwa wanita tua itu tidak terkurung secara penuh dalam "kematian" yang dia ciptakan sendiri karena terdapat lubang bekas pecahan kaca tersebut. Hal ini merepresentasikan bagian akhir dari animasi pendek MORIENDO, dimana wanita tua itu pada akhirnya dapat keluar dari belenggu kematian yang dia rasakan selama waktu yang lama. 4. Terlihat tangan kakek kematian menggenggam foto wanita tua itu, yang menggambarkan kakek memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian wanita tua itu. Jika dalam foto wanita tua, "kematian" yang dimaksud adalahh kematian secara batiniah (kematian yang diciptakan oleh dirinya sendiri),kematian yang dimaksud dalam tingkat ini adalah kematian baik secara jiwa dan raga, kematian dalam arti sesungguhnya.
Untuk aspek visual, penulis menggunakan karakter kakek kematian dan wanita tua dengan warna saturasi rendah. Kemudian digunakan highlight berwarna cyan, untuk memeberikan kesan dingin, karena berhubungan dengan kematian.
61
5.5 Cover DVD
Gambar 5.14 Cover DVD
Untuk desain cover DVD, penulis masih menggunakan desain yang secara garis besar sama pada bagian sampul depan, namun berbeda pada sampul bagian belakang. Pada sampul bagian belakang terdapat gambar wanita tua tenggelam ( dalam penderitaan) dengan quote yang diucapkannya dalam animasi. Warna yang cenderung dominan untuk di cover bagian belakang adalah warna cyan dan biru, untuk memberikan unsur dingin dan kematian. Karena mayat yang didiamkan lama-kelamaan akan membiru.
62
5.6 Banner
Untuk banner, penulis menggunakan desain yang sebagian besar sama dengan cover DVD, yaitu gambar wanita tua yang tenggelam (dalam penderitaan). Hanya saja terdapat cipratan darah dengan warna magenta, yang merupakan percampuran antara warna merah (darah) di dalam cairan cyan. Di dalam cipratan darah tersebut terlihat sedikit raut kakek kematian. Selain itu terdapat dua telapak tangan kakek kematian yang menyongsong wanita tua yang tenggelam.
Gambar 5.15 Banner