BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI
5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134 responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan gambaran dari keberadaan responden di tempat penelitian. Karakteristik tersebut dilihat berdasarkan jabatan, pendidikan terakhir, jumlah dosen tetap, jumlah dosen tidak tetap, jumlah karyawan, pendidikan terakhir dosen tetap, dan pendidikan terakhir karyawan, yang akan dipaparkan pada Tabel 5.1 sampai Tabel 5.7 . Tabel 5.1 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN JABATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jabatan Rektor Pembantu Rektor II Ketua Pembantu Ketua I Pembantu Ketua II Direktur Pembantu Direktur I BAK Jumlah
Jumlah 7 21 31 23 17 24 10 1 134
% 5,22 15,67 23,13 17,16 12,69 17,91 7,47 0,75 100%
Sumber: Data primer diolah, 2007
Pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden terbesar menjabat sebagai Ketua yakni sebanyak 31 responden (23,13%), diikuti 24 responden (17,91%) menjabat sebagai direktur, dan 23 responden (17,16%) menjabat sebagai Pembantu Ketua I. Selanjutnya sebanyak 21 responden (15,67%) menjabat sebagai Pembantu Rektor II, 17 responden (12,69%) menjabat sebagai Pembantu Ketua II, 10 responden (7,47%) menjabat sebagai Pembantu Direktur I, 7
104
105 responden (5,22%) adalah rektor, dan seorang responden (0,75%) yang menjabat sebagai kepala BAK. Tabel 5.2 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR No 1 2 3
Pendidikan Terakhir S1 S2 S3 Jumlah
Jumlah 42 57 35 134
% 31,34 42,54 26,12 100
Sumber: Data primer diolah, 2007
Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa sebanyak 57 responden memiliki jenjang pendidikan terakhir S2 (42,54%), diikuti sebanyak 42 responden (31,34%) berpendidikan S1 dan terdapat 35 responden (26,12%) yang berpendidikan S3. Tabel 5.3 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH DOSEN TETAP PTS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Dosen Tetap <10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 71-80 81-90 91-100 >100 Jumlah
Jumlah 8 23 18 39 17 14 9 5 1 134
% 5,97 17,16 13,43 29,10 12,69 10,45 6,72 3,73 0,75 100
Sumber: Data primer diolah, 2007
Berdasarkan Tabel 5.3 terlihat bahwa jumlah dosen tetap yang dimiliki PTS berkisar 31-40 orang sebanyak 39 PTS (29,1%), diikuti sebanyak 23 PTS (17,16%) memiliki dosen tetap 11-20 orang. Selanjutnya 18 PTS (13,43%) yang memiliki dosen tetap sebanyak 21-30, sebanyak 17 PTS (12,69%) yang memiliki
106 41-50 dosen tetap. Terdapat 8 PTS memiliki kurang dari 10 dosen tetap (5,97%), dan hanya 1 PTS (0,75%) yang memiliki dosen tetap berjumlah antara 91-100 orang. Tabel 5.4 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH DOSEN TIDAK TETAP PTS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Dosen Tidak Tetap <10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 71-80 81-90 91-100 >100 Jumlah Sumber: Data primer diolah, 2007
Jumlah 7 14 25 31 22 9 11 6 3 6 134
% 5,22 10,44 18,66 23,13 16,42 6,72 8,21 4,48 2,24 4,48 100
Pada Tabel 5.4 terlihat bahwa jumlah dosen tidak tetap sebanyak 31-40 orang dimiliki 31 PTS (23,13%), diikuti sebanyak 25 PTS (18,66%) memiliki 2120 dosen tidak tetap, dan terdapat 6 PTS (4,48%) yang memiliki dosen tidak tetap lebih dari 100 orang. Tabel 5.5 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH KARYAWAN PTS No Jumlah Karyawan Jumlah % 1 <10 17 12,69 2 11-20 43 32,09 3 30-40 26 19,40 4 41-50 21 15,67 5 51-60 7 5,22 6 61-70 5 3,73 7 71-80 3 2,24 8 81-90 6 4,48 9 91-100 4 2,99 10 >100 2 1,49 Jumlah 134 100 Sumber: Data primer diolah, 2007
107 Pada Tabel 5.5 (halaman 106) terlihat bahwa sebanyak 43 PTS memiliki karyawan sekitar 11-20 orang (32,09%), diikuti sebanyak 26 PTS yang memiliki karyawan sebanyak 30-40 orang (19,4%). Kemudian sebanyak 21 PTS memiliki karyawan 41-50 orang (15,67%), 17 PTS memiliki karyawan sebanyak 1-10 orang. Hanyak 2 PTS (1,49%) yang memiliki karyawan lebih dari 100 orang. Tabel 5.6 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DOSEN TETAP PTS No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenjang Pendidikan D3 D4 S1 S2 S3 Sp-1 Sp-2 Profesi Jumlah
Jumlah 62 127 1.926 1.034 76 30 8 21 3.284
% 1,89 3,87 58,65 31,49 2,31 0,91 0,24 0,64 100
Sumber: Data primer diolah, 2007
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa jenjang pendidikan dosen masih didominasi oleh S1 sebanyak 1.926 dosen (58,65%), diikuti jenjang pendidikan S2 sebanyak 1.034 dosen (31,49%). Dosen dengan jenjang pendidikan S3 menempati urutan keempat dengan 76 dosen (2,31%), selanjutnya sebanyak 30 dosen adalah Spesialis-1 (0,9%), profesi sebanyak 21 dosen (0,64%) dan terakhir spesialis-2 sebanyak 8 dosen (0,24%). Berdasarkan Tabel 5.7 (halaman 108) dapat dilihat bahwa jenjang pendidikan karyawan paling banyak adalah S1 sejumlah 2.385 karyawan (49,07%), diikuti jenjang pendidikan akademi sebanyak 1.519 karyawan (31,25%). Selanjutnya karyawan dengan pendidikan SMP hanya 6 orang (0,12%),
108 dan tidak ada karyawan yang berpendidikan SD. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan rata-rata karyawan PTS sudah cukup tinggi Tabel 5.7 JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN KARYAWAN PTS No 1 2 3 4 5 6
Jabatan SD SMP SMA Akademi S1 S2 Jumlah
Jumlah 0 6 927 1.519 2.385 24 4.861
% 0 0,12 19,07 31,25 49,07 0,49 100
Sumber: Data primer diolah, 2007
5.2 Distribusi Penilaian Responden Gambaran responden penelitian dapat dilihat pada hasil analisis deskriptif berupa tabel frekuensi. Hasil analisis deskriptif masing-masing variabel penelitian diuraikan sebagai berikut. 1. Kemampuan Pembelajaran Organisasi (X1) Kemampuan pembelajaran organisasi (X1) dibentuk oleh 6 (enam) indikator yang terdiri dari sistem berpikir (X1.1), model mental (X1.2), keahlian personal (X1.3), kerjasama tim (X1.4), kemampuan membagi visi bersama (X1.5), dan kemampuan dialog (X1.6). Gambaran lengkap tanggapan responden untuk masing-masing indikator secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.8 s/d Tabel 5.13 (halaman 109 s/d 114).
109 Tabel 5.8 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR SISTEM BERPIKIR (X1.1) Item Pernyataan Jawaban Responden
Sangat tidak setuju
Kesempatan melanjutkan pendidikan formal frekuensi % 0 0 0 0 4 3,0 39 29,1 91 67,9 134 100,0
Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Total Mean 4,6493 Sumber: Data primer diolah, 2007
PTS memberikan bantuan dana pendidikan frekuensi % 3 2,2 11 8,2 19 14,2 62 46,3 39 29,1 134 100,0
Kesempatan memperoleh pendidikan nonformal frekuensi % 1 0,7 7 5,2 8 6,0 66 49,3 52 38,8 134 100,0
Kesempatan meningkatkan kemampuan bekerja frekuensi % 0 0 0 0 4 3,0 66 49,3 64 47,8 134 100,0
3,9179
4,2015
4,4478
Indikator sistem berpikir direpresentasikan oleh 4 item pernyataan (Tabel 5.8. Untuk item kesempatan melanjutkan pendidikan formal, sebanyak 91 responden (67,9%) menyatakan sangat setuju, diikuti 39 responden (29,1%) menyatakan setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa PTS memberikan kesempatan kepada dosen untuk melanjutkan pendidikan formal. Untuk item bantuan yang diberikan PTS kepada dosen untuk melanjutkan pendidikan formal, sebanyak 62 responden (46,3%) menyatakan setuju, diikuti 39 (29,1%) responden yang menyatakan sangat setuju. Terdapat 11 responden (8,2%) menyatakan tidak setuju dan 3 responden (2,2%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dengan nilai rata-rata 3,92 menunjukkan bahwa PTS cukup memberikan bantuan dana kepada dosen untuk melanjutkan pendidikan formal. Untuk item kesempatan yang diberikan PTS kepada dosen untuk memperoleh pendidikan nonformal, sebanyak 66 responden (49,3%) menyatakan setuju, diikuti 52 (38,8%) responden yang menyatakan sangat setuju. Terdapat 8
110 responden (6%) yang menyatakan cukup setuju dan satu responden (0,7%) yang menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan PTS memberikan kesempatan kepada dosen untuk memperoleh pendidikan nonformal. Item terakhir adalah kesempatan meningkatkan kemampuan bekerja, dimana 66 (49,3%) responden menyatakan setuju, diikuti sebanyak 64 (47,8%) responden menyatakan sangat setuju serta terdapat 4 responden (3%) yang menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun tidak setuju pada pernyataan PTS memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bekerja. Hal ini menggambarkan PTS telah memberikan kesempatan yang cukup besar bagi dosen untuk mengembangkan proses berpikirnya. Tabel 5.9 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR MODEL MENTAL (X2.2) Jawaban Responden
Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju
Total Mean
Item Pernyataan Motivasi melakuan Motivasi memperbaharui studi banding metode kerja Frekuensi % frekuensi % 0 0 0 0 0 0 0 0 4 3,0 3 2,2 39 29,1 54 40,3 91 67,9 77 57,5 134 100,0 134 100,0 4,6493 4,5522
Sumber: Data primer diolah, 2007
Indikator model mental (Tabel 5.9) direpresentasikan oleh 2 item pernyataan. Untuk item motivasi melakukan studi banding, sebanyak 91 responden (67,9%) menyatakan sangat setuju, diikuti 39 responden (29,1%) menyatakan setuju, selanjutnya hanya 4 responden (3,0%) yang menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun tidak setuju dosen memiliki motivasi untuk melakukan studi banding. Hal ini
111 menunjukkan bahwa rata-rata motivasi dosen untuk mengembangkan dirinya melalui studi banding sudah tinggi (nilai rata-rata 4,65). Untuk item motivasi memperbaharui metode kerja, sebanyak 77 responden (57,5%) menyatakan sangat setuju, diikuti 54 (40,3%) responden yang menyatakan setuju. Terdapat 3 responden (2,2%) yang menyatakan cukup setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun tidak setuju pada pernyataan dosen memiliki motivasi untuk senantiasa memperbaharui metode kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata dosen memiliki motivasi untuk memperbaharui pengetahuan dan keahliannya melalui perbaikan metode kerjanya. Tabel 5.10 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR KEAHLIAN PERSONAL (X1.3) Jawaban Responden Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju
Total Mean
Item Pernyataan Kemampuan Kemampuan mencapai target mengembangkan diri Frekuensi % frekuensi % 2 1,5 1 0,7 9 6,7 6 4,5 8 6,0 11 8,2 55 41,0 68 50,7 60 44,8 48 35,8 134 100,0 134 100,0 4,2090 4,1642
Sumber: Data primer diolah, 2007
Indikator keahlian personal (Tabel 5.10) direpresentasikan oleh 2 item pernyataan. Untuk item kemampuan mencapai target, sebanyak 60 responden (44,8%) menyatakan sangat setuju, diikuti 55 responden (41%) menyatakan setuju, selanjutnya terdapat 9 responden (6,7%) yang menyatakan tidak setuju. Sebanyak 8 responden (6%) yang menyatakan tidak setuju dan 2 responden
112 (1,5%) yang menyatakan sangat tidak setuju dosen memiliki kemampuan mencapai target yang telah ditetapkan. Untuk item kemampuan mengembangkan diri, sebanyak 68 responden (50,7%) menyatakan setuju, diikuti 48 (35,8%) responden yang menyatakan sangat setuju. Terdapat 11 responden (8,2%) yang menyatakan cukup setuju, 6 responden (4,5%) yang menyatakan tidak setuju serta satu responden (0,7%) yang menyatakan sangat tidak setuju pernyataan dosen memiliki kemampuan mengembangkan diri dalam pengetahuan, wawasan dan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa keahlian personal dosen yang ditunjukkan dengan kemampuan mencapai target dan kemampuan mengembangkan diri sudah cukup tinggi. Tabel 5.11 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR KERJASAMA TIM (X1.4) Item Pernyataan Kemampuan bekerja Kerjasama yang erat antara koordinatif dosen dan karyawan Frekuensi % frekuensi % Sangat tidak setuju 0 0 0 0 Tidak setuju 0 0 0 0 Cukup setuju 6 4,5 4 3,0 Setuju 50 37,3 51 38,1 Sangat setuju 78 58,2 79 59,0 Total 134 100,0 134 100,0 Mean 4,5448 4,5597 Sumber: Data primer diolah, 2007 Jawaban Responden
Indikator kerjasama tim (Tabel 5.11) direpresentasikan oleh 2 item pernyataan. Untuk item kemampuan bekerja secara koordinatif, sebanyak 78 responden (58,2%) menyatakan sangat setuju, diikuti 50 responden (37,3%) menyatakan setuju, selanjutnya terdapat 6 responden (4,5%) yang menyatakan
113 cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun tidak setuju pada pernyataan dosen memiliki kemampuan bekerja dengan caracara yang koordinatif. Untuk item terdapat kerjasama yang erat antara dosen dan karyawan, sebanyak 79 responden (59%) menyatakan sangat setuju, diikuti 51 (38,1%) responden yang menyatakan setuju. Terdapat 4 responden (3,0%) yang menyatakan cukup setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun tidak setuju pada pernyataan terdapat kerjasama yang erat antara dosen dan karyawan. Tabel 5.12 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR KEMAMPUAN MEMBAGI VISI BERSAMA (X1.5) Jawaban Responden Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju
Total Mean
Item Pernyataan Sosialisasi visi Tingkat kesesuaian tujuan organisasi individu-organisasi Frekuensi % frekuensi % 0 0 0 0 0 0 0 0 4 3,0 4 3,0 45 33,6 58 43,3 85 63,4 72 53,7 134 100,0 134 100,0 4,6045 4,5075
Sumber: Data primer diolah, 2007
Indikator
kemampuan
membagi
visi
bersama
(Tabel
5.12)
direpresentasikan oleh 2 item pernyataan. Untuk item PTS selalu melakukan sosialisasi visi organisasi kepada semua anggota organisasi, sebanyak 85 responden (63,4%) menyatakan sangat setuju, diikuti 45 responden (33,6%) menyatakan setuju, selanjutnya terdapat 4 responden (33,6%) yang menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun
114 tidak setuju pada pernyataan PTS selalu melakukan sosialisasi visi organisasi kepada semua anggota organisasi. Untuk item tingkat kesesuaian tujuan individu dengan organisasi, sebanyak 72 responden (53,7%) menyatakan sangat setuju, diikuti 58 (43,3%) responden yang menyatakan setuju. Terdapat 4 responden (3%) yang menyatakan cukup setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun tidak setuju pada pernyataan tingginya tingkat kesesuaian tujuan antara individu dengan organisasi. Tabel 5.13 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR KEMAMPUAN DIALOG (X1.6) Item Pernyataan Tingkat toleransi terhadap Komunikasi antara perbedaan pendapat pimpinan dengan bawahan Frekuensi % Frekuensi % Sangat tidak setuju 3 2,2 4 3,0 Tidak setuju 15 11,2 5 3,7 Cukup setuju 8 6,0 17 12,7 Setuju 39 29,1 38 28,4 Sangat setuju 69 51,5 70 52,2 Total 134 100,0 134 100,0 Mean 4,1642 4,2313 Sumber: Data primer diolah, 2007 Jawaban Responden
Indikator kemampuan dialog (Tabel 5.13) direpresentasikan oleh 2 item pernyataan. Untuk item tingginya tingkat toleransi terhadap perbedaan pendapat, sebanyak 69 responden (51,59%) menyatakan sangat setuju, diikuti 39 responden (29,1%) menyatakan setuju, selanjutnya terdapat 15 responden (11,2%) yang menyatakan tidak setuju. Terdapat 8 responden (6%) yang menyatakan cukup setuju dan 3 responden (2,2%) yang menyatakan sangat tidak setuju pada
115 pernyataan tingginya tingkat toleransi terhadap perbedaan pendapat diantara dosen dan karyawan. Untuk item komunikasi antara pimpinan dengan bawahan telah terbina dengan baik, sebanyak 70 responden (52,2%) menyatakan sangat setuju, diikuti 38 (28,4%) responden yang menyatakan setuju. Terdapat 17 responden (12,7%) yang menyatakan cukup setuju, 5 responden (3,7%) yang menyatakan tidak setuju serta terdapat 4 responden (3%) yang menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan komunikasi antara pimpinan dengan bawahan telah terbina dengan baik.
2. Kompetensi (Y1) Variabel kompetensi (Y1) memiliki 4 indikator yang terdiri dari nilai kompetensi (Y1.1), tingkat kelangkaan kompetensi (Y1.2), tingkat kesulitan pesaing meniru kompetensi (Y1.3), dan tingkat kesulitan PTS mengganti kompetensi (Y1.4). Gambaran penilaian responden untuk variabel kompetensi (Y1) disajikan pada Tabel 5.14 s/d Tabel 5.17 (halaman 115 s/d 118). Tabel 5.14 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR NILAI KOMPETENSI (Y1.1) Item Pernyataan Jawaban Kompetensi sebagai Kompetensi memberi Responden Keunggulan Bersaing Pendapatan Maksimal Frekuensi % frekuensi % Sangat tidak setuju 0 0 0 0 Tidak setuju 0 0 1 0,7 Cukup setuju 8 6,0 12 9,0 Setuju 66 49,3 76 56,7 Sangat setuju 60 44,8 45 33,6 Total 134 100,0 134 100,0 Mean 4,3881 4,2313 Sumber: Data primer diolah, 2007
116 Indikator nilai kompetensi direpresentasikan oleh 2 item pernyataan (Tabel 5.14). Item kompetensi sebagai keunggulan bersaing, sebanyak 66 responden (49,3%) menyatakan setuju, diikuti 60 responden (44,8%) menyatakan sangat setuju, selanjutnya hanya 8 responden (6%) yang menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju kompetensi yang dimiliki merupakan sumber keunggulan bersaing bagi PTS. Untuk item kompetensi mampu memberikan pendapatan maksimal, sebanyak 76 responden (56,7%) menyatakan setuju, diikuti 45 (33,6%) responden yang menyatakan sangat setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju jika kompetensi yang dimiliki memberikan pendapatan maksimal. Hal ini menggambarkan kompetensi yang dimiliki oleh PTS merupakan salah satu sumber keunggulan bersaing dan pendapatan maksimal bagi para responden. Hal ini terlihat dari item pertanyaan 1 dan 2 mendapat tanggapan positif dari para responden. Tabel 5.15 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR TINGKAT KELANGKAAN KOMPETENSI (Y1.2) Item Pernyataan Jawaban Responden
Kompetensi hanya dimiliki PTS
frekuensi % 0 0 1 0,7 5 3,7 66 49,3 62 46,3 Total 134 100,0 Mean 4,4104 Sumber: Data primer diolah, 2007 Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju
Tingkat kesulitan menemukan kompetensi frekuensi % 0 0 0 0 11 8,2 70 52,2 53 39,6 134 100,0 4,3134
Tingkat keunikan kompetensi Frekuensi % 1 0,7 0 0 9 6,7 55 41,0 69 51,5 134 100,0 4,4254
117 Indikator tingkat kelangkaan kompetensi (Tabel 5.15) direpresentasikan oleh 3 item pernyataan. Untuk item kompetensi hanya dimiliki oleh PTS tersebut, sebanyak 66 responden (49,3%) menyatakan setuju, diikuti 62 responden (46,3%) menyatakan sangat setuju, selanjutnya hanya 5 responden (3,7%) yang menyatakan cukup setuju. Satu orang responden (0,7%) menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa kompetensi hanya dimiliki oleh PTS. Untuk item tingkat kesulitan menemukan atau memperoleh kompetensi, sebanyak 70 responden (52,2%) menyatakan setuju, diikuti 53 (39,6%) responden yang menyatakan sangat setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju bahwa kompetensi yang dimiliki sulit ditemukan atau diperoleh. Untuk item tingkat keunikan kompetensi yang dimiliki, sebanyak 69 responden (51,5%) menyatakan sangat setuju kompetensi yang dimiliki unik/khas, diikuti 55 (41%) responden yang menyatakan setuju. Hanya 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju bahwa kompetensi yang dimiliki unik. Tabel 5.16 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR TINGKAT KESULITAN PESAING MENIRU KOMPETENSI (Y1.3) Item Pernyataan Kesulitan meniru Besarnya Biaya Frekuensi % Frekuensi % Sangat tidak setuju 0 0 0 0 Tidak setuju 0 0 0 0 Cukup setuju 5 3,7 13 9,7 Setuju 67 50,0 77 57,5 Sangat setuju 62 46,3 44 32,8 Total 134 100,0 134 100,0 Mean 4,4254 4,2313 Sumber: Data primer diolah Jawaban Responden
118 Dari Tabel 5.16 dapat dilihat bahwa indikator tingkat kesulitan pesaing meniru kompetensi direpresentasikan oleh 2 item pernyataan. Untuk item kesulitan pesaing meniru kompetensi, sebanyak 67 responden (503%) menyatakan sulit bagi pesaing meniru kompetensi, diikuti 62 responden (46,3%) menyatakan sangat sulit, selanjutnya hanya 5 responden (3,7%) yang menyatakan cukup sulit. Tidak ada responden yang menyatakan tidak sulit atau sangat tidak sulit bagi pesaing untuk meniru kompetensi yang dimiliki. Untuk item besarnya biaya yang diperlukan pesaing untuk meniru kompetensi, sebanyak 77 responden (57,5%) menyatakan besar, diikuti 44 (32,8%) responden yang menyatakan sangat besar. Selanjutnya terdapat 13 responden (9,7%) yang menyatakan cukup besar, serta tidak ada responden yang menyatakan biaya yang harus dikeluarkan pesaing untuk meniru kompetensi sangat kecil ataupun kecil. Hal ini menggambarkan kompetensi yang dimiliki oleh PTS memiliki tingkat kesulitan untuk ditiru yang cukup tinggi ditambah biaya yang harus dikeluarkan pesaing jika ingin meniru sumberdaya juga cukup besar. Tabel 5.17 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR TINGKAT KESULITAN PTS MENCARI PENGGANTI KOMPETENSI (Y1.4) Item Pernyataan Kesulitan mengganti Besarnya Biaya kompetensi mengganti kompetensi Frekuensi % Frekuensi % Sangat tidak setuju 0 0 0 0 Tidak setuju 1 0,7 1 0,7 Cukup setuju 3 2,2 3 2,2 Setuju 58 43,3 65 48,5 Sangat setuju 72 53,7 65 48,5 Total 134 100,0 134 100,0 Mean 4,5000 4,4478 Sumber: Data primer diolah Jawaban Responden
119
Indikator tingkat kesulitan PTS mencari pengganti kompetensi (Tabel 5.17) direpresentasikan oleh 2 item pernyataan. Untuk item kompetensi sulit digantikan, sebanyak 72 responden (53,7%) menyatakan sangat sulit, diikuti 58 responden (43,3%) menyatakan sulit, selanjutnya hanya 3 responden (2,2%) yang menyatakan cukup sulit. Hanya 1 responden yang menyatakan tidak sulit mencari pengganti kompetensi dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak sulit bagi PTS untuk mengganti kompetensi. Untuk item biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pengganti kompetensi, sebanyak 65 responden (48,5%) menyatakan sangat besar dan besar, diikuti 3 (2,2%) responden yang menyatakan cukup besar. Tidak ada responden yang menyatakan sangat kecil ataupun kecil biaya yang harus dikeluarkan PTS untuk mengganti kompetensi yang dimiliki. Hal ini menggambarkan kompetensi yang dimiliki oleh PTS cukup sulit untuk digantikan Tampak bahwa item pernyataan 1 dan 2 mendapat tanggapan positif dari para responden.
3. Tingkat Diversifikasi (Y2) Tingkat diversifikasi (Y2) memiliki 3 indikator yang terdiri dari jumlah program studi (Y2.1), tingkat keterkaitan antar program studi (Y2.2), dan tingkat pemakaian bersama sarana dan prasarana (Y2.3). Gambaran lengkap tanggapan responden untuk masing-masing indikator secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.18 s/d Tabel 5.19 (halaman 120 s/d 121). Tabel 5.18 (halaman 120) menunjukkan bahwa jumlah program studi yang ada berkisar antara 2 program studi sampai dengan 28 program studi. Responden yang memiliki 2 program studi sebanyak 53 responden (39,6%), diikuti oleh
120 responden yang memiliki 3 program studi sebanyak 23 responden (17,2%), dan selanjutnya terdapat 9 responden (6,7%) yang memiliki 4 program studi. Terdapat masing-masing 8 responden (6%) yang memiliki 5 dan 6 program studi. Hanya 1 (0,7%) responden yang memiliki 28 program studi. Tabel 5.18 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR JUMLAH PROGRAM STUDI (Y2.1) Jumlah Program Studi 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 15.00 16.00 18.00 20.00 23.00 27.00 28.00 Total Mean
Frekuensi 53 23 9 8 8 3 2 2 6 3 1 5 3 2 1 2 1 1 1 134
% 39,6 17,2 6,7 6,0 6,0 2,2 1,5 1,5 4,5 2,2 0,7 3,7 2,2 1,5 0,7 1,5 0,7 0,7 0,7 100,0 5,500
Sumber: Data primer diolah, 2007
Untuk indikator tingkat keterkaitan antar program studi (Y2.2) dan tingkat penggunaan bersama sarana dan prasarana (Y2.3) dapat dilihat pada Tabel 5.19 (halaman 121).
121 Tabel 5.19 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR TINGKAT KETERKAITAN ANTAR PROGRAM STUDI (Y2.2) DAN TINGKAT PENGGUNAAN BERSAMA SARANA DAN PRASARANA (Y2.3) Jawaban Responden Sangat tinggi Tinggi Cukup tinggi Rendah Sangat rendah Total Mean
Tingkat Keterkaitan antar program studi (Y2.2) Frekuensi % 3 2,2 14 10,4 44 32,8 56 41,8 17 12,7 134 100 3,5224
Tingkat Penggunaan Bersama Sarana dan Prasarana (Y2.3) Frekuensi % 1 0,7 14 10,4 53 39,6 45 33,6 21 15,7 134 100,0 3,5299
Sumber: Data primer diolah, 2007
Indikator tingkat keterkaitan antar program studi direpresentasikan oleh 1 item pernyataan. Sebanyak 56 (41,8%) responden menyatakan tingkat keterkaitan antar program studi rendah, kemudian sebanyak 44 (32,8%) responden menyatakan cukup tinggi. Selanjutnya sebanyak 17 responden (12,7%) menyatakan keterkaitan antar program studi sangat rendah, 14 responden (10,4%) menyatakan tinggi, dan terdapat 3 responden (2,2%) yang menyatakan keterkaitan antar program studi sangat tinggi. Untuk indikator tingkat penggunaan bersama sarana dan prasarana direpresentasikan oleh 1 item pernyataan. Sebanyak 53 (39,6%) responden menyatakan tingkat penggunaan bersama sumberdaya cukup tinggi, kemudian sebanyak 45 (33,6%) responden menyatakan rendah. Selanjutnya sebanyak 21 responden (15,7%) menyatakan tingkat penggunaan bersama sumberdaya sangat rendah, 14 responden (10,4%) menyatakan tinggi, dan terdapat 1 responden (0,7%) yang menyatakan tingkat penggunaan bersama sarana dan prasarana antar
122 program studi sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat diversifikasi yang dilakukan PTS cukup tinggi.
4. Kinerja PTS (Y3) Variabel kinerja PTS (Y3) diukur dengan 6 indikator yakni kelancaran arus kas (Y3.1), tingkat persaingan mahasiswa baru (Y3.2), perkembangan perolehan mahasiswa baru (Y3.3), jumlah mahasiswa yang mengundurkan diri (Y3.4), dan IPK rata-rata (Y3.5). Gambaran penilaian responden untuk variabel Kinerja (Y3) tersaji pada Tabel 5.20 s/d Tabel 5.25 (halaman 122 s/d 126). Tabel 5.20 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR KELANCARAN ARUS KAS (Y3.1) Kelancaran Arus Kas Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju
Frekuensi
%
0 0 16 62 56 134
0 0 11,9 46,3 41,8 100,0
Total Mean 4,2985 Sumber: Data primer diolah, 2007
Untuk indikator kelancaran arus kas, sebanyak 62 responden (46,3%) menyatakan setuju, diikuti 56 responden (41,8%) menyatakan sangat setuju, selanjutnya terdapat 16 responden (11,90%) yang menyatakan cukup setuju. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju ataupun tidak setuju pernyataan mengenai kelancaran arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai arus kas operasional cukup lancar.
123 Tabel 5.21 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR TINGKAT PERSAINGAN MAHASISWA BARU (Y3.2) Tingkat Persaingan Frekuensi % Mahasiswa baru 75.00 2 1,5 80.00 4 3,0 85.00 3 2,2 90.00 17 12,7 95.00 29 21,6 96.00 7 5,2 98.00 2 1,5 100.00 70 52,2 Total 134 100,0 Mean 96,1045 Sumber: Data primer diolah, 2007
Dari Tabel 5.21 dapat dilihat bahwa tingkat persaingan mahasiswa baru yang diukur dengan cara membagi jumlah pelamar dengan jumlah mahasiswa baru yang diterima, menunjukkan bahwa sebanyak 70 responden (52,2%) menerima 100% calon mahasiswanya. Diikuti sebanyak 29 responden (21,6%) yang menerima 95% calon mahasiswa, selanjutnya 17 responden (12,7%) menerima 90% calon mahasiswanya. Persaingan paling ketat ditunjukkan oleh 2 responden (1,5%) yang hanya menerima 75% calon mahasiswanya, diikuti oleh 4 responden (3%) yang menerima 80% calon mahasiswanya, dan selanjutnya terdapat 3 responden (2,2%) yang menerima 85% calon mahasiswanya. Berdasarkan Tabel 5.22 (halaman 124) dapat diketahui bahwa PTS di Sumatera Utara yang menjadi sampel penelitian mengalami pasang surut dalam perolehan jumlah mahasiswa baru. Jumlah mahasiswa baru yang diterima berkisar dari -25% dari tahun sebelumnya sampai dengan bertambah 76% dari tahun sebelumnya. Paling banyak PTS mengalami peningkatan perolehan mahasiswa baru sebanyak 25% (18 PTS) dan 15% (17 PTS). Hanya 1 PTS (0,7%) yang
124 mengalami penurunan jumlah perolehan mahasiswa sampai 25% dibandingkan tahun sebelumnya, dan ada 2 PTS (1,5%) yang mengalami peningkatan perolehan mahasiswa baru sebanyak 76% dari tahun sebelumnya. Tabel 5.22 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR PERKEMBANGAN PEROLEHAN MAHASISWA BARU (Y3.3) Perkembangan Perolehan Frekuensi Mahasiswa Baru -25,00 1 -20,00 1 -15,00 2 -10,00 2 -5,00 2 5,00 14 10,00 18 12,00 5 15,00 17 16,00 3 18,00 7 19,00 1 20,00 16 22,00 1 25,00 18 29,00 1 30,00 9 34,00 1 35,00 4 40,00 1 42,00 1 45,00 3 50,00 2 56,00 1 65,00 1 76,00 2 Total 134 Mean 18,7164 Sumber: Data primer diolah, 2007
% 0,7 0,7 1,5 1,5 1,5 10,4 13,4 3,7 12,7 2,2 5,2 0,7 11,9 0,7 13,4 0,7 6,7 0,7 3,0 0,7 0,7 2,2 1,5 0,7 0,7 1,5 100,0
125 Tabel 5.23 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR PERSENTASE MAHASISWA MENGUNDURKAN DIRI (Y3.4) Persentase mahasiswa Frekuensi mengundurkan diri 0,00 24 4,00 3 5,00 30 7,00 6 8,00 8 10,00 15 11,00 3 12,00 19 13,00 2 15,00 13 16,00 2 20,00 7 24,00 2 25,00 1 Total 134 Mean 8,3731 Sumber: Data primer diolah, 2007
% 17,9 2,2 22,4 4,5 6,0 11,2 2,2 14,2 1,5 9,7 1,5 5,2 1,5 0,7 100,0
Dari Tabel 5.23 dapat dilihat bahwa tingkat persentase mahasiswa yang mengundurkan diri berkisar antara 0% sampai dengan 25%, dengan rata-rata persentase mahasiswa yang mengundurkan diri sebanyak 8,4%. Sebanyak 30 PTS (22,4%) mengalami pengunduran diri mahasiswa sebanyak 5%, hanya 1 PTS yang mengalami pengunduran mahasiswa sebanyak 25%. Sebanyak 24 PTS mampu mempertahankan mahasiswanya (jumlah mahasiswa yang mengundurkan diri sama dengan 0%). Berdasarkan Tabel 5.24 (halaman 126) dapat dilihat bahwa IPK rata-rata lulusan berkisar antara 2,75 sampai 3,4 dengan skala 4. Paling banyak lulusan PTS memiliki IPK 3,00 (26 PTS atau 19,4%). Selanjutnya ada 16 PTS (11,9%) yang lulusannya memiliki IPK rata-rata 3,2. Hanya 2 PTS (1,5%) yang lulusannya
126 memiliki IPK rata-rata 2,75 dan ada 5 PTS (3,7%) yang IPK rata-rata lulusannya 3,4. Tabel 5.24 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP INDIKATOR IPK RATA-RATA (Y3.5) IPK Rata-rata
Frekuensi
%
2,75 2,80 2,85 2,87 2,88 2,89 2,90 2,95 2,98 3,00 3,10 3,11 3,12 3,13 3,14 3,15 3,16 3,20 3,21 3,22 3,23 3,24 3,25 3,30 3,40 Total
2 2 6 1 1 2 6 10 2 26 9 4 5 1 2 12 2 16 1 3 1 2 6 7 5 134
1,5 1,5 4,5 ,7 ,7 1,5 4,5 7,5 1,5 19,4 6,7 3,0 3,7 0,7 1,5 9,0 1,5 11,9 0,7 2,2 0,7 1,5 4,5 5,2 3,7 100
Mean Sumber: Data primer, diolah
3,0854
5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah data terkumpul dilakukan uji validitas dan reliabilitas data. Validitas adalah tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai akuratnya ukuran atas apa yang seharusnya diukur. Unidimensionalitas adalah
127 syarat yang diperlukan untuk analisis reliabilitas dan validasi konstruk (Anderson and
Gerbing,
1998).
Item-item
yang
digunakan
dalam
pengukuran
unidimensionalitas yaitu item pertanyaan yang digunakan mengestimasi satu konstruk. Indikator dari setiap variabel dikatakan valid jika loading factor setiap indikator adalah signifikan. Menurut Ferdinand (2002:122) loading factor atau lambda value dikatakan signifikan jika nilai lambda atau loading factor ≥ 0,40. Di sisi lain instrumen dikatakan reliabel jika nilai construct reliability ρπ > 0,70 (Malholtra dalam Solimun, 2002:71). Ringkasan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.25 sampai Tabel 5.32 (halaman 128-136).
5.3.1 Uji Validitas 1. Kemampuan Pembelajaran Organisasi (X1) Kemampuan Pembelajaran Organisasi PTS (X1) merupakan variabel laten yang diukur dengan 6 (enam) indikator yaitu pengembangan sistem berpikir (X1.1), pengembangan model mental (X1.2), keahlian personal (X1.3), kerjasama tim (X1.4), kemampuan membagi visi bersama (X1.5), dan kemampuan dialog (X1.6). Sehingga untuk mengetahui apakah kemampuan pembelajaran organisasi PTS (X1) merupakan variabel laten digunakan analisis faktor konfirmatori yang hasilnya dengan program AMOS 5 dapat dilihat pada Tabel 5.25 (halaman 128).
128 Tabel 5.25 HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN UNTUK KEMAMPUAN PEMBELAJARAN ORGANISASI (X1) Indikator X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
Estimate 0,685 0,879 0,667 0,894 0,880 0,437
Uji Validitas P Keterangan 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid
Sumber: Lampiran 3a
Hasil pengujian seperti disajikan pada Tabel 5.25, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading factor pada keenam indikator di atas 0,40. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai loading 0,685 untuk X1.1 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur X1 sebesar 0,685. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3a). b. Nilai loading 0,879 untuk X1.2 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur X1 sebesar 0,879. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3a). c. Nilai loading 0,667 untuk X1.3 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur X1 sebesar 0,667. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3a). d. Nilai loading 0,894 untuk X1.4 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur X1 sebesar 0,894. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3a).
129 e. Nilai loading 0,880 untuk X1.5 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur X1 sebesar 0,880. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3a). f. Nilai loading 0,437 untuk X1.6 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur X1 sebesar 0,437. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3a). Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen pada Tabel 5.25 (halaman 128) dapat diketahui bahwa instrumen penelitian untuk variabel kemampuan pembelajaran organisasi adalah valid. Dengan demikian terdapat 6 (enam)
indikator
yang
dapat
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
pembelajaran organisasi PTS (X1) yaitu pengembangan sistem berpikir (X1.1), pengembangan model mental (X1.2), keahlian personal (X1.3), kerjasama tim (X1.4), kemampuan membagi visi bersama (X1.5), dan kemampuan dialog (X1.6).
2. Kompetensi (Y1) Variabel kompetensi terdiri dari 4 (empat) indikator nilai kompetensi (Y1.1), tingkat kelangkaan kompetensi (Y1.2), tingkat kesulitan pesaing meniru kompetensi (Y1.3), dan tingkat kesulitan PTS mencari pengganti kompetensi (Y1.4). Sehingga untuk mengetahui apakah kompetensi (Y1) merupakan variabel laten digunakan analisis faktor konfirmatori yang hasilnya dengan program AMOS 5 dapat dilihat pada Tabel 5.26 (halaman 130).
130 Tabel 5.26 HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN UNTUK KOMPETENSI (Y1) Indikator Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
Estimate 0,975 0,848 0,996 0,850
Uji Validitas P 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Sumber: Lampiran 3b
Hasil pengujian seperti disajikan pada Tabel 5.26, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading faktor pada keempat indikator di atas 0,40. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai loading 0,975untuk Y1.1 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y1 sebesar 0,975. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3b). b. Nilai loading 0,848 untuk Y1.2 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y1 sebesar 0,848. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3b). c. Nilai loading 0,996 untuk Y1.3 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y1 sebesar 0,996. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3b). d. Nilai loading 0,850 untuk Y1.4 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y1 sebesar 0,850, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3b). Berdasarkan hasil pengujian validitas instrumen pada Tabel 5.26 dapat diketahui bahwa instrumen penelitian untuk variabel kompetensi adalah valid. Dengan demikian, keempat indikator yang dikembangkan dalam pengukuran
131 kontruk kompetensi dalam studi ini yaitu nilai kompetensi (Y1.1), tingkat kelangkaan kompetensi (Y1.2), tingkat kesulitan pesaing meniru kompetensi (Y1.3), dan tingkat kesulitan PTS mencari pengganti kompetensi (Y1.4) merupakan dimensi yang tepat dalam membangun variabel kompetensi (Y1). Hasil pengujian dimensi variabel sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Barney (1991) yang mengungkapkan bahwa kompetensi akan menjadi sumber keunggulan bersaing yang berkesinambungan apabila kompetensi tersebut bernilai, langka, sulit ditiru, dan sulit digantikan.
3. Tingkat Diversifikasi (Y2) Variabel Tingkat Diversifikasi (Y2) terdiri dari 3 (tiga) indikator yakni jumlah program studi (Y2.1), tingkat keterkaitan antar program studi (Y2.2), dan tingkat pemakaian bersama sarana dan prasarana (Y2.3), dimana hasil pengujian validitas seperti pada Tabel 5.27. Tabel 5.27 HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN UNTUK TINGKAT DIVERSIFIKASI (Y2) Indikator Y2.1 Y2.2 Y2.3
Estimate 0,688 0,705 1.017
Uji Validitas P Keterangan 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid
Sumber: Lampiran 3c
Hasil pengujian seperti disajikan pada Tabel 5.27, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading factor pada ketiga indikator dari tingkat diversifikasi (Y2.1) adalah di atas 0,40. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
132 a. Nilai loading 0,688 untuk Y2.1 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y2 sebesar 0,688, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3c). b. Nilai loading 0,705 untuk Y2.2 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y2 sebesar 0,705. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3c). c. Nilai loading 1,017 untuk Y2.3 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y2 sebesar 1,017. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3c). Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen pada Tabel 5.27 (halaman 131) dapat diketahui bahwa instrumen penelitian untuk variabel tingkat diversifikasi (Y2) adalah valid. Indikator tingkat diversifikasi yang tertuang dalam ketiga pertanyaan sebagai indikator dari variabel tingkat diversifikasi telah terbukti signifikan dalam studi ini. Dengan demikian terdapat 3 (tiga) indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat diversifikasi PTS (Y2) yaitu jumlah program studi (Y2.1), tingkat keterkaitan antar program studi (Y2.2), dan tingkat pemakaian bersama sarana dan prasarana (Y2.3).
4. Kinerja PTS Kinerja PTS (Y3) merupakan variabel laten yang diukur dari 5 (lima) variabel yaitu kelancaran arus kas (Y3.1), tingkat persaingan mahasiswa baru (Y3.2), perkembangan jumlah perolehan mahasiswa baru (Y3.3), persentase mahasiswa yang mengundurkan diri (Y3.4), dan rata-rata IPK (Y3.5). Sehingga untuk mengetahui apakah kinerja PTS (Y3) merupakan variabel laten digunakan
133 analisis faktor konfirmatori yang hasilnya dengan program AMOS 5 dapat dilihat pada Tabel 5.28 (halaman 133). Tabel 5.28 HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN UNTUK KINERJA PTS (Y3) Indikator Y3.1 Y3.2 Y3.3 Y3.4 Y3.5
Estimate 0,806 0,753 0,841 0,873 0,898
P 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Uji Validitas Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Lampiran 3d
Hasil pengujian seperti disajikan pada Tabel 5.28, menunjukkan bahwa besarnya nilai loading factor pada kelima indikator di atas 0,40. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai loading 0,806 untuk Y3.1 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y3 sebesar 0,806. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3d). 2. Nilai loading 0,753 untuk Y3.2 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y3 sebesar 0,753, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3d). 3. Nilai loading 0,841 untuk Y3.3 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y3 sebesar 0,841. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3d). 4. Nilai loading 0,873 untuk Y3.4 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y3 sebesar 0,873. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3d).
134 5. Nilai loading 0,898 untuk Y3.5 yang berarti secara statistik signifikan dalam mengukur Y3 sebesar 0,898. Hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 pada regression weight (Lampiran 3d). Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen pada Tabel 5.28 (halaman 133) dapat diketahui bahwa instrumen penelitian untuk variabel kinerja adalah valid. Dengan demikian terdapat 5 (lima) indikator yang dapat digunakan untuk mengukur Kinerja PTS (Y3) yaitu kelancaran arus kas (Y3.1), tingkat persaingan mahasiswa baru (Y3.2), perkembangan jumlah perolehan mahasiswa baru (Y3.3), persentase mahasiswa yang mengundurkan diri (Y3.4), dan rata-rata IPK (Y3.5).
5.3.2 Uji Reliabilitas Uji alat ukur (kuesioner) yang kedua adalah reliabel, yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dapat dipercaya. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukan yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Pada penelitian ini dalam menghitung reliabilitas menggunakan composite (contruct) reliability dengan cut off value adalah minimal 0,70 (Malholtra dalam Solimun, 2002:71). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: CR =
dimana: CR = contruct reliability
(∑ standardized loading) 2 (∑ standardized loading) 2 + ∑ e j
135 Secara rinci pengujian reliabilitas pada masing-masing variabel laten adalah disajikan pada Tabel 5.29 s/d Tabel 5.32 (halaman 135 s/d 136). Tabel 5.29 UJI RELIABILITAS PADA KEMAMPUAN PEMBELAJARAN ORGANISASI (X1) Kemampuan Loading Pembelajaran (λ λ) Organisasi PTS X1.1 0,685 X1.2 0,879 X1.3 0,667 X1.4 0,894 X1.5 0,880 X1.6 0,437 Jumlah 4,442 Sumber: Lampiran 3a, diolah CR =
λ2
1 – λ2
CR
0,469 0,773 0,445 0,799 0,774 0,191
0,531 0,227 0,555 0,201 0,226 0,809 2,549
0,886
(∑ standardized loading) 2 (∑ standardized loading) 2 + ∑ e j
=
(4,442) 2 = 0,886 (4,442) 2 + 2,549
Dari Tabel 5.29, ternyata variabel laten kemampuan pembelajaran organisasi (Y2) memberikan nilai CR sebesar 0,886 di atas nilai cut-off sebesar 0,70 sehingga dapat dikatakan kemampuan pembelajaran organisasi PTS (Y2) reliabel. Tabel 5.30 UJI RELIABILITAS PADA KOMPETENSI (Y1) Loading λ2 (λ λ) Y1.1 0,975 0,951 Y1.2 0,848 0,719 Y1.3 0,996 0,992 Y1.4 0,850 0,723 Jumlah 3,669 Sumber: Lampiran 3b, diolah Kompetensi
1 – λ2
CR
0,049 0,281 0,008 0,277 0,615
0,956
136
CR =
(∑ standardized loading) 2 (∑ standardized loading) 2 + ∑ e j
=
(3,669) 2 = 0,956 (3,669) 2 + 0,615
Dari Tabel 5.30 (halaman 135) terlihat bahwa variabel laten kompetensi memberikan nilai CR sebesar 0,956 di atas nilai cut-off sebesar 0,70. dengan demikian dapat dikatakan semua indikator kompetensi reliabel secara signifikan dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Tabel 5.31 UJI RELIABILITAS PADA TINGKAT DIVERSIFIKASI PTS (Y2) Tingkat Loading Diversifikasi (λ λ) PTS Y2.1 0,688 Y2.2 0,705 Y2.3 1,017 Jumlah 2,410 Sumber: Lampiran 3c, diolah CR =
λ2
1 – λ2
CR
0,473 0,497 1,034
0,527 0,503 -0,034 0,996
0,852
(∑ standardized loading) 2 (∑ standardized loading) 2 + ∑ e j
=
(2,410) 2 = 0,852 (2,410) 2 + 0,996
Dari Tabel 5.31 ternyata variabel laten tingkat diversifikasi PTS (Y1) memberikan nilai CR sebesar 0,852 di atas nilai cut-off sebesar 0,70 sehingga dapat dikatakan tingkat diversifikasi PTS (Y2) reliabel. Tabel 5.32 UJI RELIABILITAS PADA KINERJA PTS (Y3) Loadin g (λ λ) Y3.1 0,806 Y3.2 0,753 Y3.3 0,841 Y3.4 0,873 Y3.5 0,898 Jumlah 4,171 Sumber: Lampiran 3d, diolah Kinerja PTS
λ2
1 – λ2
CR
0,649 0,567 0,707 0,762 0,806
0,351 0,433 0,293 0,238 0,194 1,509
0,920
137
CR =
(∑ standardized loading) 2 (∑ standardized loading) 2 + ∑ e j
=
(4,171) 2 = 0,920 (4,171) 2 + 1,509
Dari Tabel 5.32 (halaman 136) dapat dilihat bahwa variabel laten kinerja PTS (Y3) memberikan nilai CR sebesar 0,920 di atas nilai cut-off sebesar 0,70 sehingga dapat dikatakan kinerja PTS (Y3) reliabel.
5.4 Uji Asumsi SEM Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan model persamaan structural, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi yang meliputi: pengujian ukuran sampel, validitas, reliabilitas, multikolinearitas dan singularitas. 5.4.1 Ukuran Sampel Besar ukuran sampel memiliki peran penting dalam interpretasi hasil SEM. Ukuran sampel minimal menurut Hair et al. seperti dikutip oleh Ferdinand (2000:43) yang menyatakan bahwa ukuran sampel (data observasi) yang sesuai adalah berjumlah antara 100 sampai 200 atau minimal menggunakan perbandingan 5 dan maksimal 10 observasi untuk setiap estimasi parameter. Berdasarkan ukuran sampel minimal yakni 100 sampai 200, studi ini menggunakan 134 responden yang berarti asumsi untuk ukuran sampel telah terpenuhi.
5.4.2 Asumsi Normalitas Data Dilakukan dengan mengamati nilai kritis hasil pengujian assessment of normality dari program AMOS 5. Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal, dan
138 dapat diuji dengan menggunakan metode statistik atau melalui gambar histogram. Uji normalitas perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data univariate maupun normalitas multivariate dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Hasil pada studi ini, tentang uji normalitas atau assessment of normality sebesar 1,845 lebih kecil dari 1,96 (α = 0,05). Jadi dapat dikatakan bahwa data yang digunakan dalam studi ini berdistribusi multivariate normal. (Lampiran 4a)
5.4.3 Uji Outlier Outlier adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari obeservasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel-variabel kombinasi (Ghozali, 2005:106). Hasil uji outliers pada studi ini tampak pada mahalanobis distance atau mahalanobis dsquare. Nilai mahalanobis yang lebih besar dari Chi-square table atau nilai p < 0,001 dikatakan observasi yang outliers. Hal ini berarti ada empat data yang observasinya outlier (Lampiran 4b). Namun demikian, karena jumlah data outlier masih di bawah 5% dan juga uji normalitas data telah terpenuhi maka data tersebut tetap digunakan. Jadi dapat dikatakan bahwa pada data yang ada tidak ditemukan faktor pengganggunya, sehingga data yang ada dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
5.4.4 Uji Multikolinearitas dan Singularitas Multikolinearitas dapat dilihat melalui determinan matriks kovarians. Nilai determinan yang sangat kecil atau mendekati nol menunjukkan indikasi
139 terdapatnya masalah multikolinearitas atau singularitas, sehingga tidak dapat digunakan untuk penelitian. Oleh karena dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel eksogen, maka uji multikolinearitas dan singularitas tidak diperlukan.
5.5 Analisis Model Struktural Lengkap Pengukuran atas variabel Kemampuan Pembelajaran Organisasi (X1), Kompetensi (Y1), Tingkat Diversifikasi (Y2), dan Kinerja PTS (Y3) dengan model persamaan struktural (structural equation modeling).
5.5.1 Hasil Analisis SEM Tahap Awal Hasil pengujian dengan model persamaan struktural (structural equation modeling) dengan program AMOS 5,0 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5b. Model dikatakan baik bilamana pengembangan secara teoritik, seperti yang dipaparkan dalam kerangka konseptual penelitian, didukung oleh data empirik. Hasil analisis SEM dalam bentuk diagram jalur Tahap Awal untuk provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Lampiran 5b . Selanjutnya beberapa hasil uji goodness of fit dari overall model dapat dilihat pada Tabel 5.33 (halaman 140). Tabel 5.33 menunjukkan bahwa model belum layak digunakan untuk pembuktian hipotesis. Dengan demikian, perlu dilakukan modifikasi terhadap model. Modifikasi model dilakukan dengan cara merujuk pada modification indices, dengan memodifikasi model hubungan antar error dan tidak memodifikasi jalur pengaruh.
140 Tabel 5.33 INDEKS KESESUAIAN SEM TAHAP AWAL Kriteria
Nilai Cut-off
Hasil Komputasi
Keterangan
Diharapkan kecil
413,190
Model Kurang Baik
≥ 0,05
0,000
Model Kurang Baik
≤ 0,08
0,128
Model Kurang Baik
GFI
≥ 0,90
0,764
Model Kurang Baik
AGFI
≥ 0,90
0,689
Model Kurang Baik
CMIN/DF
≤ 2,00
3,178
Model Kurang Baik
TLI
≥ 0,95
0,873
Marginal
≥ 0,95 Sumber: Lampiran 5a, diolah
0,892
Marginal
Chi – Square Significance Probability RMSEA
CFI
5.5.2 Hasil Analisis SEM Tahap Akhir Hasil pengujian dengan model persamaan struktural (structural equation modeling) dengan program AMOS 5,0 pada tahap akhir memberikan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 5.34 (halaman 141). Pada Tabel 5.34 tersebut ditunjukkan bahwa 8 (delapan) kriteria yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu model, semua kriteria telah dipenuhi. Tabel 5.34 menunjukkan bahwa semua kriteria yang digunakan untuk menilai suatu model mempunyai nilai yang baik, oleh karena itu model dapat diterima karena adanya kesesuaian antara model dengan data. Dengan demikian, koefisien jalur dari masing-masing hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian disajikan untuk menguji hipotesis. Hasil analisis SEM tahap akhir dapat dilihat pada Gambar 5.1 (halaman 148). Nilai koefisien jalur dapat dilihat pada Tabel 5.35 (halaman 141).
141 Tabel 5.34 INDEKS KESESUAIAN SEM TAHAP AKHIR Kriteria Chi – Square
Nilai Cut-off Diharapkan kecil
Significance Probability RMSEA
Hasil Komputasi 169,172
Keterangan χ2 dengan df = 86 adalah 175,273
≥ 0,05
0,054
Baik
≤ 0,08
0,073
Baik
GFI
≥ 0,90
0,878
Marginal
AGFI
≥ 0,90
0,858
Marginal
CMIN/DF
≤ 2,00
1,967
Baik
TLI
≥ 0,95
0,929
Baik
≥ 0,95 Sumber: Lampiran 5c, diolah
0,960
Baik
CFI
Berdasarkan hasil analisis SEM, hubungan kausalitas antar variabel maka pengujian hipotesis dapat dijelaskan pada Tabel 5.35 sebagai berikut: Tabel 5.35 HASIL PENGUJIAN PENGARUH KEMAMPUAN PEMBELAJARAN ORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI, TINGKAT DIVERSIFIKASI, DAN KINERJA PTS DI SUMATERA UTARA Variabel Kemampuan Pembelajaran Organisasi (X1) Kompetensi (Y1) Kemampuan Pembelajaran Organisasi (X1) Kinerja PTS (Y3) Kompetensi (Y1) Tingkat Diversifikasi (Y2) Kompetensi (Y1) Kinerja PTS (Y3) Tingkat Diversifikasi (Y2) Kinerja PTS (Y3) Sumber: Lampiran 5d, diolah
Koef Jalur 0,774
CR
Keterangan
11,633
Prob (p) 0,000
0,566
5,452
0,000
Signifikan
0,955
8,029
0,000
Signifikan
0,315 0,230
4,985 2,019
0,000 0,044
Signifikan Signifikan
Signifikan
Koefisien jalur pengaruh kemampuan pembelajaran organisasi terhadap kompetensi, tingkat diversifikasi, dan kinerja perguruan tinggi swasta, dapat dikemukakan persamaan strukturalnya sebagai berikut:
142
Yˆ1 = 0,774 X 1 Yˆ 2 = 0,955Yˆ1 Yˆ 3 = 0,566 X 1 + 0,315Y1 + 0,230Yˆ 2
Dari uraian sebelumnya telah dijelaskan tentang indikator yang dapat menunjang diterima atau tidaknya suatu hipotesis. Berdasarkan Tabel 5.35 (halaman 141) interpretasi masing-masing koefisien jalur adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis Satu (H1)
Hasil perhitungan AMOS yang disajikan pada Tabel 5.35 (halaman 141) menunjukkan bahwa persepsi PTS pada kemampuan pembelajaran organisasi (X1) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kompetensi (Y1). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,774 dengan nilai CR sebesar 11,633 dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan yaitu 0,05. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kemampuan pembelajaran organisasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap kompetensi (Y1) terbukti. Besarnya pengaruh langsung dari kemampuan pembelajaran organisasi (X1) terhadap kompetensi (Y1) sebesar 0,774, yang berarti setiap ada peningkatan kemampuan pembelajaran organisasi (X1) maka akan meningkatkan kompetensi (Y1) sebesar 0,774 satuan.
2. Pengujian Hipotesis Dua (H2)
Hasil perhitungan AMOS yang disajikan pada Tabel 5.35 (halaman 141) menunjukkan bahwa persepsi PTS pada kemampuan pembelajaran organisasi (X1) berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja PTS (Y3). Hal ini terlihat
143 dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,566 dengan nilai CR sebesar 5,452 dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan yaitu 0,05. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kemampuan pembelajaran organisasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja PTS (Y3) terbukti. Besarnya pengaruh langsung dari kemampuan pembelajaran organisasi terhadap kinerja sebesar 0,566 berarti setiap kenaikan kemampuan pembelajaran organisasi (X1) maka akan meningkatkan kinerja PTS (Y3) sebesar 0,566 satuan.
3. Pengujian Hipotesis Tiga (H3)
Hasil perhitungan AMOS yang disajikan pada Tabel 5.35 (halaman 141) menunjukkan bahwa persepsi PTS tentang kompetensi (X2) berpengaruh positif signifikan dan positif terhadap tingkat diversifikasi (Y1). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,955 dengan nilai CR sebesar 8,029. Diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan yaitu 0,05. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap tingkat diversifikasi terbukti. Besarnya pengaruh langsung dari kompetensi terhadap tingkat diversifikasi sebesar 0,955, berarti setiap kenaikan kompetensi (X2) maka akan meningkatkan diversifikasi PTS (Y1) sebesar 0,955 satuan.
4. Pengujian Hipotesis Empat (H4)
Hasil perhitungan AMOS yang disajikan pada Tabel 5.35 (halaman 141) menunjukkan bahwa persepsi PTS pada kompetensi (Y1) berpengaruh signifikan
144 dan positif terhadap kinerja (Y3). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,315 dengan dengan nilai CR sebesar 4,985 dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan yaitu 0,05. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja terbukti. Besarnya pengaruh langsung dari kompetensi terhadap kinerja sebesar 0,315. Berarti setiap kenaikan kompetensi (Y1) maka akan meningkatkan kinerja PTS (Y3) sebesar 0,315 satuan.
5. Pengujian Hipotesis Lima (H5)
Hasil perhitungan AMOS yang disajikan pada Tabel 5.35 (halaman 141) menunjukkan bahwa persepsi PTS tentang tingkat diversifikasi (Y2) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja (Y3). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif dengan nilai CR sebesar 2,019 dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,044. Nilai ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan yaitu 0,05. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa tingkat diversifikasi (Y2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja PTS (Y3) terbukti. Besarnya pengaruh langsung dari tingkat diversifikasi terhadap kinerja sebesar 0,230. Berarti setiap kenaikan tingkat diversifikasi PTS (Y2) maka akan meningkatkan kinerja PTS (Y3) sebesar 0,230 satuan.
5.6 Pengaruh Antar Variabel Penelitian
Dalam persamaan struktural yang melibatkan banyak variabel dan jalur antar variabel terdapat pengaruh antar variabel yang meliputi pengaruh langsung,
145 pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Untuk itu akan dibahas secara rinci masing-masing pengaruh tersebut.
5.6.1. Pengaruh Langsung Antar Variabel Penelitian
Hubungan langsung terjadi antara variabel laten eksogen kemampuan pembelajaran organisasi (X1) dengan variabel laten endogen penengah (kompetensi (Y1) dan tingkat diversifikasi (Y2),) serta variabel laten endogen tergantung (kinerja PTS (Y3)). Tabel 5.36 menyajikan hasil pengujian pengaruh langsung yang terjadi di antara variabel–variabel laten eksogen dan endogen. Tabel 5.36 PENGARUH LANGSUNG VARIABEL PENELITIAN
Pengaruh Langsung Pembelajaran (X1) Kompetensi (Y1) Tingkat Diversifikasi (Y2)
Variabel Endogen Tingkat Kinerja PTS Kompetensi Diversifikasi (Y3) (Y1) (Y2) 1,079 0,000 0,917 0,000 8,168 0,366 0,000 0,000 0,031
Sumber: Lampiran 5d Dari Tabel 5.36, dapat dijelaskan besar pengaruh langsung (direct effects) dari variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Efek langsung terbesar pada kinerja PTS (Y3) adalah pada kemampuan pembelajaran organisasi (X1) sebesar 0,917. Hal ini berarti variabel laten tersebut memberikan kontribusi yang besar dalam mempengaruhi kinerja PTS (Y3).
5.6.2 Pengaruh Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian
Hubungan tidak langsung terjadi antara variabel laten eksogen (kemampuan pembelajaran organisasi (X1)) dengan variabel laten endogen penengah (kompetensi (Y1) dan tingkat diversifikasi (Y2)) dan variabel laten
146 endogen tergantung (kinerja PTS (Y3)). Pengujian pengaruh tidak langsung dilakukan dengan melihat hasil pengujian jalur-jalur yang dilalui, jika semua jalur yang dilalui signifikan maka pengaruh tidak langsungnya juga signifikan. Tabel 5.37 PENGARUH TIDAK LANGSUNG VARIABEL PENELITIAN
Pengaruh Tidak Langsung Pembelajaran (X1)
Kompetensi (Y1) Tingkat Diversifikasi (Y2)
Variabel Endogen Tingkat Kinerja PTS Kompetensi Diversifikasi (Y3) (Y1) (Y2) 0,000 8,813 0,670 0,000 0,000 0,255 0,000 0,000 0,000
Sumber: Lampiran 5d Tabel 5.37 menyajikan hasil indirect mengenai hubungan tidak langsung yang terjadi di antara variabel–variabel laten eksogen dan endogen. Dari Tabel 5.37, dapat dijelaskan besar pengaruh tidak langsung (indirect effects) dari variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Efek tidak langsung kemampuan pembelajaran organisasi terhadap tingkat diversifikasi (Y2) melalui mediasi kompetensi adalah sebesar 8,813. Sedangkan pengaruh tidak langsung kemampuan pembelajaran organisasi (X1) terhadap kinerja (Y3) melalui mediasi kompetensi (Y1) dan tingkat diversifikasi (Y2) adalah sebesar 0,670. Pengaruh tidak langsung kompetensi (Y1) terhadap kinerja (Y3) melalui mediasi tingkat diversifikasi (Y2) adalah sebesar 0,255. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa pengaruh tidak langsung kemampuan pembelajaran organisasi (X1) terhadap kinerja PTS (Y3) paling besar terjadi ketika dimediasi oleh kompetensi (Y1) dan tingkat diversifikasi (Y2).
147 5.6.3 Pengaruh Total Antar Variabel Penelitian
Pengaruh total merupakan penjumlahan pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel variabel laten eksogen (kemampuan pembelajaran organisasi (X1) terhadap variabel laten endogen penengah (kompetensi (Y1) dan tingkat diversifikasi (Y2)) dan variabel laten endogen (kinerja PTS (Y3)). Tabel 5.38 menyajikan hasil total mengenai hubungan langsung dan tidak langsung yang terjadi di antara variabel–variabel laten eksogen dan endogen. Tabel 5.38 PENGARUH TOTAL VARIABEL PENELITIAN
Pengaruh Total Pembelajaran (X1) Kompetensi (Y1) Tingkat Diversifikasi (Y2)
Variabel Endogen Tingkat Kinerja PTS Kompetensi Diversifikasi (Y3) (Y1) (Y2) 1,079 8,813 1,587 0,000 8,168 0,621 0,000 0,000 0,031
Sumber: Lampiran 5d Dari Tabel 5.38, dapat dijelaskan besar pengaruh total dari variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Efek total kemampuan pembelajaran organisasi (X1) terhadap kinerja PTS (Y3) melalui kompetensi (Y1) dan tingkat diversifikasi (Y2) adalah sebesar 1,587. Kompetensi (Y2) berpengaruh pada kinerja melalui tingkat diversifikasi (Y2) sebesar 0,621. Hal ini berarti variabel laten kemampuan pembelajaran organisasi memberikan kontribusi yang besar dalam mempengaruhi kinerja PTS (Y3).
Kompetensi (Y1)
0,774 (S).
Kemampuan Pembelajaran Organisasi PTS (X1)
0,955 (S)
Tingkat Diversifikasi (Y2)
0,315 (S) 0,566 (S)
Keterangan: : Signifikan (S) pada α = 5%
Gambar 5.1 HASIL ANALISIS SEM TAHAP AKHIR
0,230 (S)
Kinerja PTS (Y3)