BAB 4 HASIL DAN BAHASAN
Pada bab sebelumnya telah diterangkan mengenai dasar penelitian yang akan dilaksanakan, desain penelitian, pemilihan metode penelitian, termasuk penjelasan teoritis terkait dengan bagaimana melakukan analisa, dimana hasil analisa tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengumpulan data,pengolahan dan analisa data, mulai dari profil organisasi dan responden, pelaksanaan pengumpulan data, analisa data sampai dengan validasi data.
4.1
Hasil Pengumpulan Data
4.1.1 Pengumpulan Data Tahap Pertama Pengumpulan data pada tahap pertama dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan/atau wawancara kepada 5 orang pakar untuk memverifikasi, klarifikasi dan validasi variabel dengan menggunakan metode Delphi, apakah variabel tersebut sudah lengkap dan tersusun sebagaimana mestinya. Proses pengumpulan data pada tahap ini juga akan digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan kuesioner tahap kedua. Responden yang menjadi pakar merupakan orang yang ahli di bidang pelaksanaan proyek EPC di PT.X, dengan kriteria sebagai berikut: •
Memiliki pengalaman lebih dari sama dengan 15 tahun dalam menangani proyek EPC.
88
89
•
Memiliki pengalaman minimal 3 proyek dalam melaksanakan proyek EPC
•
Memiliki pendidikan dan pengetahuan yang menunjang, dengan minimal pendidikan tingkat S1. Dari kriteria-kriteria tersebut diperoleh 5 orang responden yang memenuhi
persyaratan, dengan gambaran responden seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Daftar Pakar Tahap Satu Pakar 1 2 3 4 5
Pengalaman Kerja Posisi/Jabatan (Tahun) 19 Project Manager 17 Project Manager 15 General Project Manager 15 Senior Project Control 20 Project Manager
Pendidikan S2 S2 S2 S2 S2
Data yang diperoleh berupa hasil brainstorming pakar dan pemberian skala terhadap variabel faktor pengaruh pembuatan progess measurement pada saat awal sebelum eksekusi di proyek EPC, berikut komentar atau masukan tambahan terhadap variabel yang diajukan. Pada pengumpulan data ini juga ditanyakan variabel-variabel lain yang mempengaruhi kinerja biaya proyek yang belum tercantum pada kuesioner. Hasil tabel awal ini kemudian direduksi dengan mengurangi pendapat yang sama dari pakar dan tabel awal ini dikelompokkan berdasarkan pendekatan variabel pengaruh progress measurement. Hasil tabel yang didapat kemudian diklarifikasi kembali kepada para pakar untuk mengetahui pendapat mereka terhadap hasil pengumpulan dari pakar lainnya, setelah ditemukan kesepakatan dari pakar-pakar yang terlibat maka hasil akhir variabel pengaruh progress measuremnent disepakati. Lembar kuesioner tahap satu ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari hasil kuesioner tahap pertama tersebut oleh para pakar, didapatkan konsesus-konsesus untuk setiap masing-masing kriteria dapat dilihat pada tabel 4.3
90
kemudian dilakukan tabulasi data untuk penilaian dengan menggunakan tekhnik Delphi. Hasil tabulasi kuesioner tahap pertama dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.2 Konsesus-konsesus Hasil dari Pakar Tahap Inisiasi No 1
2
3 4 5 6 7 8 9
Variabel Melakukkan studi kelayakan pada proyek, seperti perkiraan biaya dan waktu pada proyek. Membuat Project Charter dimana pendefinisian visi, objektif, jangkuan dan penyampaian untuk proyek dengan membuat struktur organisasi peran dan tanggung jawab, dan meringkas rencana aktifitas, sumberdaya dan pendanaan yang dibutuhkan untuk memulai proyek. Menentukan tim proyek dan menunjuk sumberdaya manusia ke setiap peran berdasarkan keahliannya. Mengetahui tujuan proyek yang akan dibangun Jenis kerjasama kontrak yang akan digunakan antara kontraktor dengan pemilik (owner). Besarnya nilai total kontrak secara keseluruhan pada proyek EPC. Menganalisa faktor-faktor penentu keberhasilan proyek. Pengalaman manajemen proyek dalam menangani proek terutama yang berprofesi dalam bidang EPC. Identifikasi ruang lingkup proyek yang akan dibangun.
Tabel 4.3 Konsesus-konsesus Hasil dari Pakar Tahap Engineering No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Variabel Identifikasi potensi kebutuhan dan mengkaji aspek-aspek dari mulai teknik, ekonomi, waktu, hokum, ingkungan serta sumberdaya yang dibutuhkan. Mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk desain. Membuat spesifikasi material dan peralatan yang akan digunakan. Merancang gambar-gambar dan perekayasaan berbagai disiplin seperti sipil, struktur, mekanikal, pipping, elektrikal serta instrumentasi. Membuat spesifikasi dan kriteria peralatan. Misalnya, reactor utama, turbin penggerak, generator listrik, dll. Mengevaluasi dan meenyetujui usulan desain dan gambar yang diajukan oleh perusahaan manufaktur. Membuat model bagi instalasi yang hendak dibangun dengan skala yang ditentukan. Mengajukan keperluan material untuk kegiatan pembelian. Mengidentifikasi faktor-faktor yang akan terjadi pada proyek dalam segi pengadaan barang/jasa yang berakibat pada waktu, mutu, dan biaya. Menganalisa perencanaan pengelolaan proyek pada setiap batang tubuh manajemen proyek. Mengidentifikasi waktu pekerjaan dari dokumen serta aktifitas yang digunakan pada tahap engineering. Menganalisa Milestone atau kejadian yang sangat diperlukkan proyek pada tahap engineering.
91
No 13
Variabel Menganalisa Work Breakdown Structure dengan membuat pekerjaan apa saja yang dilakukan untuk membangun proyek berdasarkan disiplin dan subdisiplinnya.
Tabel 4.4 Konsesus-konsesus Hasil dari Pakar Tahap Procurement No 1 2 3 4 5 6
Variabel Menganalisa apa saja kegiatan subkontraktor seperti: pemaketan pekerjaan proses pemilihan sampai penunjukkan, perencanaan pekerjaan, koordinasi, dan pengendalian pekerjaan subkontraktor. Menganalisa Milestone atau kejadian yang sangat diperlukkan proyek pada tahap pengadaan. Menganalisis waktu yang digunakan oleh vendor pada masa fabrikasi material dan peralatan hingga ekspedisi. Penerapan kepada vendor/penyedia jasa untuk menyerahkan barang atau jasa lebih cepat dari waktu normal. Menganalisis waktu sampainya barang/jasa tersebut dari tempat pembuatan/ manufacturing untuk melengkapi data kinerja vendor pada proses konstruksi. Melakukan estimasi perencanaan banyaknya vendor yang akan digunakan. Memverifikasi aktifitas proses pembelian, yaitu: menetapkan kebutuhan, menentukan lokasi dan memilih supplier/ vendor, melakukan kesepakatan harga, dan menjamin pengiriman barang.
Tabel 4.5 Konsesus-konsesus Hasil dari Pakar Tahap Construction No 1
2 3 4 5 6
Variabel Mengidentifikasi keperluan pekerjaan fisik meliputi, keperluan perkantorn sementara, persiapan lokasi, lahan, mendirikan fasilitas untuk tempat fabrikasi, memasang perpipaan, dll. Mengidentifikasi macam-macam pekerjaan non fisik, seperti merencanakan kegiatan operasional konstruksi, mengendalikan kegiatan konstruksi, mengendalikan tenaga kerja, melakukan inspeksi, dan pekerjaan administrasi. Menganalisa berbagai disiplin pekerjaan konstruksi menjadi suatu sistem. Menganalisa Milestone atau kejadian yang sangat diperlukkan proyek pada tahap konstruksi. Menganalisa dan mengidentifikasi banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh subkontraktor. Menganalisa estimasi waktu atau penjadwalan dalam peneyelesaian setiap disiplin dan subdisiplin pekerjaan konstruksi.
92
4.1.2 Pengumpulan Data Tahap Kedua Variabel yang telah diverifikasi, klarifikasi dan disepakati oleh pakar selanjutnya dijadikan variabel penelitian untuk diisi oleh para stakeholder yang terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek EPC. Para stakeholder diminta untuk memberikan penilaian (scoring) berupa frekuensi terjadinya dan tingkat pengaruh pada tiap-tiap variabel. Lembar kuesioner tahap dua ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengumpulan data tahap kedua dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada tingkat middle dan senior manajemen konsruksi (job leader) yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan proyek EPC lebih dari sama dengan 10 (sepuluh) tahun dan berpendidikan minimal S1. Hal ini dimaksudkan agar para responden dapat melakukan penilaian pada tiap-tiap variabel yang diajukan. Kuesioner disebarkan kepada personil yang mewakili departemen manajemen konstruksi di beberapa perusahaan EPC yang berhubungan dengan manajemen proyek dalam pengendalian pelaksanaan proyek EPC Kuesioner tahap kedua disebarkan sebanyak 22 buah, dan respon atau jawaban yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 20 atau tingkat pengembalian sebesar 90%. Tabel 4.2 berikut akan menguraikan profil para responden.
93
Tabel 4.6 Profil Responden Tahap Kedua Responden
Banyaknya Proyek
R1
8
R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8
4 4 7 3 6 3 6
R9
6
R10 R11
5 4
R12
7
R13
3
R14 R15 R16 R17 R18 R19
12 18 4 8 3 7
R20
4
Jabatan Senior Planning & Scheduling Engineer Ass. Estimator Manager Project Engineer Planning Engineer Project Manager Planner Project Engineer Project Engineer Project Planning and Control Engineer Project Control Project Control Sr. Project Planning & Controlling Planning /Scheduling Engineer Lead Planner Sr. Estimator/Scheduler Cost Controller Sr. Estimator Cost Controller Project Control Planning /Scheduling Engineer
Pengalaman Kerja Pendidikan (Tahun) 10
S2
14 10 11 11 10 11 10
S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
11
S1
10 11
S2 S2
14
S2
12
S1
10 10 10 15 11 10
S1 S1 S1 S1 S1 S2
12
S1
Dari hasil kuesioner tahap kedua tersebut, dilakukan tabulasi data berupa tingkat pelaksanaan masing-masing variabel di proyek. Hasil tabulasi kuesioner tahap dua dapat dilihat pada lampiran 5.
94
4.1.3 Pengumpulan Data Tahap Ketiga (Validasi Hasil) Kuesioner tahap ketiga atau validasi dilakukan untuk mengklarifikasi apakah faktor-faktor hasil temuan diatas mempunyai dampak yang cukup berpengaruh dalam pembuatan progress measurement pada PT. X untuk mengendalikan progres kinerja pada proyek yang sedang berjalan di proyek XYZ. Responden untuk validasi ini adalah Project Manager sebagai pimpinan tertinggi proyek yang terlibat dalam persiapan proyek tersebut dari tahap proposal sampai dengan eksekusi dan Project Control Manager yang membuat prosedur progress measurement. Kuesioner selengkapnya untuk validasi kepada pakar dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 4.7 Profil Pakar untuk Validasi Hasil Pakar 1 2
Pengalaman Kerja (Tahun) 22 11
Posisi/Jabatan
Pendidikan
Project Manager Project Control Manager
S1 S1
4.1.4 Penerapan Progress Measurement Dalam menjawab pertanyaan peneliti yang kedua, yaitu:
“Bagaimana
penerapan standar Progress Measurement terhadap pengendalian progres pekerjaan pada proyek XYZ pada tahap engineering, procurement, dan construction?”. Maka peneliti membutuhkan prosedur Progress Measurement dari perusahaan kontraktor pelaksana proyek XYZ yang menjadi salah satu dari data primer yang dikumpulkan. Kemudian akan dianalisis dengan progres pekerjaan yang sedang berjalan. Prosedur Progress Measurement dapat dilihat pada lampiran.
95
4.2
Hasil Pengolahan Data
4.2.1 Analisa Data dengan Metode Delphi Dalam pelaksanaan wawancara, telah dibuat sebelumnya standar operasional prosedur yang menjadi dasar atau acuan dari pelaksanaan wawancara dan kertas kerja yang perlu dibawa untuk menjadikan wawancara lebih terstruktur. Hal ini dapat dilihat dalam Lampiran 1. Dari kajian pustaka didapatkan variabel penelitian yang selanjutnya akan divalidasi melalui wawancara dengan pakar. Dari hasil wawancara pakar tahap pertama, maka dilakukan pengembangan kuesioner yang merupakan hasil validasi maupun masukan pakar. Dari 24 variabel awal yang ditanyakan kepada pakar, berkembang menjadi 34 variabel yang bisa dilihat pada Lampiran 2. Adapun dari variabel tersebut kemudian ditabulasikan dan diolah dengan metode statistik deskriptif guna memperoleh reduksi variabel sebelum dimasukkan kedalam format kuesioner kepada stakeholder proyek EPC yang dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.2.2 Analisa Data dengan AHP AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari berbagai variabel dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing variabel. Dalam memperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembuatan progress measurement, maka variabel tersebut adalah ke 34 variabel yang tercantum dalam hasil kuesioner tahap pertama yang disebar ke responden. Adapun kaidah pembobotan menyatakan bahwa : 1.
Nilai bobot variabel berkisar antara 0-1 atau antara 0%-100% jika kita menggunakan persentase
96
2. Jumlah total bobot semua variabel harus bernilai 1 (100%) 3. Tidak ada bobot yang bernilai negatif (-)
4.2.2.1 Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison) Pada proses analisa AHP langkah pertama dilakukan adalah mentabulasi hasil jawaban responden dari pengumpulan data kuesioner tahap dua. Penentuan nilai prioritas variabel dilakukan dengan membuat tabel perbandingan berpasangan pengaruh, dapat dilihat pada Tabel 4.5.
4.2.2.2 Perhitungan Bobot Elemen Adapun cara mendapatkan nilai pembobotan yang digunakan sebagai normalisasi data. Nilai total Matriks dalam masing-masing kolom dibandingkan dengan nilai matriks dan di jumlahkan untuk tiap baris. Total nilai baris dari matrik hasil perhitungan tersebut dijumlahkan, dapat dilihat pada Tabel 4.6 Selanjutnya, untuk mengetahui bobot tiap pengaruh yang berkisar antara 0-1. Cara menghitung bobot adalah dengan membagi angka pada tiap kotak dengan penjumlahan semua angka dalam kolom yang sama, sehingga didapat perhitungan bobot pengaruh dapat dilihat pada Tabel 4.7 Setelah mendapatkan nilai normalisasi data langkah selanjutnya adalah mengkalikan nilai faktor bobot pengaruh dengan nilai dari tiap-tiap variabel,.hasil perkalian tersebut kemudian dirangking dari yang terbesar sampai yang terkecil. Tabel
hasil
perangkingan
variabel
dapat
dilihat
pada
Tabel
4.8
98
Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Berpasangan Pengaruh
Sangat Banyak Berpengaruh Cukup Banyak Berpengaruh Berpengaruh Sedikit Berpengaruh Tidak Berpengaruh
Sangat Banyak Berpengaruh 1 1/2 1/3 1/4 1/5
Cukup Banyak Berpengaruh 2 1 1/2 1/3 1/4
Berpengaruh 3 2 1 1/2 1/3
Sedikit Berpengaruh 4 3 2 1 1/2
Tidak Berpengaruh 5 4 3 2 1
Tabel 4.9 Normalisasi Matriks dan Prioritas Sangat BanyakCukup Banyak Sedikit Tidak Berpengaruh Jumlah Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Sangat Banyak Berpengaruh Cukup Banyak Berpengaruh Berpengaruh Sedikit Berpengaruh Tidak Berpengaruh
Prioritas
Persentase (%)
0,4380
0,4898
0,4390
0,3810
0,3333
2,081
0,416
100,000
0,2190
0,2449
0,2927
0,2857
0,2667
1,309
0,262
62,898
0,1460
0,1224
0,1463
0,1905
0,2000
0,805
0,161
38,694
0,1095
0,0816
0,0732
0,0952
0,1333
0,493
0,099
23,683
0,0876
0,0612
0,0488
0,0476
0,0667
0,312
0,062
14,987
5,000
1,000
Jumlah
99
Tabel 4.10 Nilai Pengaruh
Variabel X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20
Tidak Berpengaruh
Sedikit Berpengaruh
Berpengaruh
Cukup Banyak Berpengaruh
Sangat Banyak Berpengaruh
0,150 0 0 0 1 1 2 3 1 1 3 1 3 3 1 9 1 0 0 1 0
0,237 0 0 1 5 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 6 3 2 1 0
0,387 7 3 10 10 8 7 10 10 7 7 3 6 7 12 3 7 7 8 10 3
0,629 8 5 7 2 5 5 3 6 5 7 6 6 6 3 3 2 4 6 3 9
1 5 12 2 2 3 2 0 0 5 0 6 2 0 2 1 1 6 4 5 8
Nilai Akhir
Rangking
12,741 16,306 10,51 8,463 10,102 9,102 6,918 8,505 11,478 8,273 12,033 9,257 7,881 9,155 6,346 6,539 11,936 11,344 11,144 14,822
5 1 16 26 20 23 31 25 12 27 8 21 30 22 34 33 9 13 14 2
100
Variabel X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34
Tidak Berpengaruh 0,150 0 0 1 1 1 1 3 1 0 1 4 1 3 1
Sedikit Berpengaruh 0,237 2 2 1 2 1 4 3 1 3 1 7 2 4 3
Berpengaruh 0,387 3 6 9 5 7 9 8 3 10 10 6 8 7 4
Cukup Banyak Berpengaruh 0,629 9 8 7 5 7 4 6 9 3 4 2 6 6 5
Sangat Banyak Berpengaruh 1 6 4 2 7 4 2 0 6 4 4 1 3 0 7
Nilai Akhir
Rangking
13,296 11,828 10,273 12,704 11,499 9,097 8,031 13,209 10,468 10,773 6,839 10,494 7,881 12,554
3 10 19 6 11 24 28 4 18 15 32 17 29 7
101
Rangking yang diambil adalah nilai variabel yang diatas nilai rata-rata penting dan Sangat Penting. Berikut hasil tabel perangkingan: Tabel. 4.11 Perangkingan Variabel Nilai Akhir Rangking Pengaruh Membuat Project Charter dimana pendefinisian visi, 16,306 1 objektif, jangkuan dan penyampaian untuk proyek dengan membuat struktur organisasi peran dan tanggung jawab, dan meringkas rencana aktivitas, sumberdaya dan pendanaan yang dibutuhkan untuk memulai proyek, Mengidentifikasi waktu pengerjaan dan dokumen 14,822 2 serta aktivitas yang digunakan pada tahap engineering, Menganalisa Milestone atau kejadian yang sangat 13,296 3 diperlukkan proyek pada tahap engineering, Menganalisa Milestone atau kejadian yang sangat 13,209 4 diperlukkan proyek pada tahap pengadaan, Melakukkan studi kelayakan pada proyek, seperti 12,741 5 perkiraan biaya dan waktu pada proyek, Memverifikasi aktivitas proses pembelian, yaitu: 12,704 6 menetapkan kebutuhan, menentukan lokasi dan memilih supplier/ vendor, melakukan kesepakatan harga, dan menjamin pengiriman barang, Menganalisa estimasi waktu atau penjadwalan dalam 12,554 7 peneyelesaian setiap disiplin dan subdisiplin pekerjaan konstruksi, Mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk 12,033 8 desain, Mengajukan keperluan material untuk kegiatan 11,936 9 pembelian, Menganalisa Work Breakdown Structure dengan 11,828 10 membuat pekerjaan apa saja yang dilakukan untuk membangun proyek berdasarkan disiplin dan subdisiplinnya, Variabel
X2
X20
X21 X28 X1 X24
X34
X11 X17 X22
102
Setelah itu mencari skor terbesar, skor terkecil, rentangan dan batas kelas.nilai rata rata untuk sangat banyak berpengaruh, cukup banyak berpengaruh, berpengaruh, sedikit berpengaruh dan tidak pengaruh. Dalam mencari rentang (range) didapat dari skor terbesar dikurangi dengan skor terkecil. Skor Tertinggi = 16,306 Skor Terendah = 6,346 Rentang
= 9,960
Kemudian mencari lebar kelas dengan rentang kelas dibagi dengan banyaknya kelas. Lebar Kelas =
9,960 5
= 1,192 Setelah itu membuat batas kelas dengan menggunakan data minimum yang kita peroleh tadi ditambahkan dengan lebar kelas. Begitu seterusnya sampai kita mendapatkan semua kelasnya yaitu 5 kelas. Batas atas kelas pertama menjadi batas bawah kelas kedua, batas atas kelas kedua menjadi batas bawah kelas ke tiga, begitu seterusnya. Berikut nilai batas bawah dan atas dari kriteria : Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata Sangat Banyak Berpengaruh Cukup Banyak Berpengaruh Berpengaruh Sedikit Berpengaruh Tidak Berpengaruh
Batas Bawah 6,346 8,338 10,330 12,322 14,314
Batas Atas 8,338 10,330 12,322 14,314 16,306
103
4.2.2.3 Perhitungan Konsistensi untuk Pengaruh Hasil konsistensi indeks dan eigen vector dari matriks perbandingan berpasangan. Pengaruh kemudian digunakan untuk menguji konsistensi hirarkinya. Dari matriks perbandingan berpasangan (Tabel 4.5) dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan diperoleh matriks, yang selanjutya diambil rata-rata untuk setiap baris atau yang disebut dengan nilai prioritas. Nilai prioritas dikalikan dengan matriks perbandingan berpasangan, menghasilkan nilai untuk tiap baris kemudian dijumlahkan, selanjutnya setiap jumlah pada baris dibagi kembali dengan nilai prioritas yang bersangkutan, sehingga didapatkan nilai eigen, kemudian hasilnya dijumlahkan. Tabel 4.13 Perhitungan Konsisteni Untuk Pengaruh Sangat Cukup Banyak Banyak Berpengaruh Berpengaruh
Sedikit Tidak Nilai Berpengaruh Berpengaruh Eigen
Berpengaruh
Weight Sum Vector
Consistency Vector (λ)
Berpengaruh
1
2
3
4
5
0,4162
2,1291
5,1156
Cukup Banyayk Berpengaruh
0,5
1
2
3
4
0,2618
1,337
5,1078
Berpengaruh
0,333
0,5
1
2
3
0,1611
0,8148
5,0594
0,25
0,333
0,5
1
2
0,0986
0,4951
5,0225
0,2
0,25
0,333
0,5
1
0,0624
0,3140
5,0337
Sedikit Berpengaruh Tidak Berpengaruh
Rata-rata
CI =
5,0678
λmaks. - n
(n - 1) 5,0678 - 5 CI = (5 - 1) CI = 0,017 Untuk n = 5, nilai random (RI) = 1,12, maka bisa dicari nilai Rasio Konsistensi (Consistency Ratio) atau CR sebagai berikut:
104
CI RI 0,017 CR = 1,12 CR = 0,015
CR =
Karena nilai CR < 0,1 berarti preferensi penilaian adalah konsisten,
4.3
Pengaplikasian Progress Measurement
4.3.1 Progres Engineering Progress Measurement dalam pengendalian fase engineering adalah dengan mengontrol aktivitas pengerjaan deliverables atau dokumen-dokumen seperti draft spesifikasi gambar, gambar kerja, dokumen untuk vendor, dll, Pemberian bobot pekerjaan pada prosedur progress measurement tahap engineering ialah berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan dokumen (man hour). Tahap-tahap pengendalian kinerja fase engineering, yaitu: 1.
Membuat pembobotan paket pekerjaan tahap engineering yang sudah terdapat pada prosedur Progress Measurement proyek.
2.
Membuat asumsi persentase aktivitas pekerjaan baik pekerjaan langsung ataupun aktivitas pada pengerjaan subkontraktor ataupun vendor, yaitu: a.
Pembuatan dokumen (Ready for Draft) dengan asumsi senilai 40%
b.
Isu Pertama (1st Issue), senilai 80% pengertian dalam isu pertama adalah pemasukkan dokumen yang sudah siap untuk diberikan kepada pemilik proyek untuk mendapatkan persetujuan/revisi ketahap berikutnya setelah diverifikasi dan dievaluasi oleh tim pemilik proyek.
c.
Konstruksi dengan asumsi senilai 100%
105
3.
Perhitungan total dokumen yang dibutuhkan dan dokumen cadangan (allowance document) yang terdapat dalam setiap disiplin pekerjaan engineering.
4.
Perhitungan pesentase proges pekerjaan yang telah dilakukan (actual) terhadap banyaknya dokumen, sub disiplin, dan terhadap pekerjaan engineering secara keseluruhan.
Pemberian bobot aktivitas penyelesaian pekerjaan dokumen kontraktor dan subkontraktor/vendor kepada owner mempunyai nilai subtotal ataupun totalnya sebesar 100%. Selanjutnya adalah pemberian bobot aktivitas penyelesaian pekerjaan desain spesifikasi gambar, yang digunakan pada proyek untuk mengetahui jumlah material yang digunakan atau Material Take Off (MTO) pada kebutuhan tahap pengadaan. Pada proyek XYZ tedapat 3 aktivitas pekerjaan desain spesifikasi gambar, yaitu: 1.
HAZOP (Hazard and Operability Studies)/SIL (SafetyInregrity Level)
2.
3D Model
3.
Pipping MTO Contoh perhitungan progres terhadap kinerja engineering dapat digambarkan
dengan
mengambil
contoh,
yaitu
pada
pengerjaan
dokumen
Operation
Manual/Commisioning yang terdapat pada lampiran 7 adalah sebagai berikut: ((1 × 0,4) + (18 × 0,8) + (12 × 1) = 0,72 (33 + 4)
-
Progres terhadap dokumen =
-
Progres terhadap disiplin =
-
Progres terhadap Engineering =
0,72 × 100 = 0,72 100
0,72 × 1,9 = 0,01 100
106
Tabel 4.14 Total Progres Engineering Subdisiplin
Bobot (%)
Progres setiap sub disiplin Rencana Actual
Rencana
Actual
Bobot Progres
Process Fire & HSE Operation & Maintenance Civil Building Mechanical Piping Instrument Electrical
8,50% 2,10% 1,90% 21,90% 7,50% 12,70% 22,70% 11,80% 10,90%
100,00% 98,71% 64,85% 71,68% 59,50% 86,02% 41,13% 48,38% 51,68%
99,47% 95,56% 72,43% 82,63% 75,26% 87,10% 57,84% 67,07% 64,38%
8,50% 2,07% 1,23% 15,70% 4,46% 10,92% 9,34% 5,71% 5,63%
8,45% 2,01% 1,38% 18,10% 5,64% 11,06% 13,13% 7,91% 7,02%
Total
100,00%
-
-
63,56%
74,70%
Dalam laporan progres pekerjaan engineering yang sedang berjalan, terlihat bahwa pada pembuatan dokumen Process dan Fire & HSE terjadi keterlambatan penyelsaian dokumen dari jadwal yang telah ditentukan sebesar 0,53 %, sedangkan
Fire & HSE sebesar 3,15 %, Tetapi, keterlambatan Process dan Fire & HSE tidak memperlambat proses kinerja pada subdisiplin yang lainnya. Terbukti terdapat percepatan pekerjaan yang melebihi jadwal rencana dengan total persentase progres pekerjaan yang telah dikerjakan (actual) sebesar 74,70% sedangkan, kumulatif perencanaan 63,56%. Sehingga, terdapat selesih 11,14% sebagai prestasi kemajuan progres.
4.3.2 Procurement Persentase pembuatan bobot pekerjaan procurement diukur terhadap jumlah harga material/jasa dari subkontraktor/vendor. Anggaran pembelanjaan dari setiap daftar material dan peralatan yang sudah dipesan oleh kontraktor (PO) akan dikendalikan oleh bagian divisi project control kontraktor dengan memberikan bobot
107
persentase asumsi proses subkontraktor dari mulai pemesanan (PO), FOB (Free On
Board/Pengiriman) dan kedatangan di situ (arrival at site). Ketiga bobot persentase untuk aktivitas kontrol tersebut tidak terdapat didalam prosedur progress
measurement proyek tetapi, bobot tersebut dikeluarkan oleh kontraktor tetap atas pesetujuan owner. Proyek XYZ dilaksanakan oleh PT.
X yang merupakan perusahaan
konsorsium yang berpusat di Jepang, PT. X yang berada di Indonesia pada proyek XYZ menangani bagian engineering dan procurement saja, sedangkan pada PT. X pusat menangani keseluruhan progres EPC proyek. Perhitungan
kinerja
pengerjaan
procurement
dihitung
berdasarkan
penyelesaian asumsi penyelesaian pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan dan nilai bobot persentase yang sudah ditentukan pada prosedur progress measurement dibandingkan dengan penyelesaian pekerjaan yang telah dikerjakan (Current
Progress for Each Requisition). Misalkan pada progres pekerjaan PT. X pusat yang terdapat pada lampiran 8 diketahui bahwa pada kategori equipment dengan sub kategori Main Refrigran Compressor laporan kinerja pekerjaan per tanggal 25 Desember 2012 yang telah diselesaikan adalah pada Purchase Commitment, Receipt
of Key Vendor Drawing, dan Fabrication Start or Major Raw Material Received at Shop. Sehingga bobot yang telah dikerjakan dijumlahkan yaitu sebesar 55%. Kemudian hitung jumlah persentase bobot yang telah dikerjakan tadi terhadap bobot kategori tersebut dengan cara mengkalikan bobot kategori dengan hasil persentase bobot aktual terhadap sub kategori (for each requisition) didapatkanlah kinerja pengerjaan Main Refrigran Compressor sebesar 24,42%.
108
Dari hasil progres yang diambil pada laporan bulanan, didapatkan bahwa pencapaian progres pekerjaan procurement termasuk dalam kategori baik karena penyelesaian pekerjaan dapat lebih cepat dilakukan sebelum jadwal yang direncanakan, progres pengadaan keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.14 Begitu pula dengan penendalian procurement di PT. X pusat dan PT. X Indonesia. Hanya saja terdapat keterlambatan pada subdisiplin pipping sebesar 1,04% yang dikontrol oleh PT. X pusat (tabel 4.15 ) dan pada subdisiplin equipment yang dikontrol oleh PT. X di Indonesia (tabel 4,16). Tabel 4.15 Progres Pengadaan Keseluruhan Bobot (%)
Subdisiplin PT, X Pusat PT, X Indonesia Proc Overall
91,59% 8,41% 100,00%
Progres setiap disiplin Rencana Actual 41,42% 49,82% 25,19% 35,54% -
Bobot Progres Rencana Actual 37,94% 45,63% 2,12% 2,99% 40,06% 48,62%
Progres setiap disiplin Rencana Actual
Bobot Progres Rencana Actual
Tabel 4.16 Progres Pengadaan PT. X Subdisiplin
Civil & Structure Equipment Piping Instrument Electrical Total
Bobot
Steel
0,10%
95,00%
100,00%
0,10%
0,10%
70,60% 12,80% 8,60% 7,90% 100,00%
47,68% 46,95% 10,00% 10,00% -
58,07% 38,80% 23,75% 21,59% -
33,66% 6,01% 0,86% 0,79% 41,42%
41,00% 4,97% 2,04% 1,71% 49,82%
Tabel 4.17 Progres Pengadaan PT. X Indonesia Progres setiap disiplin Subdisiplin Bobot Rencana Actual Civil & Steel 21,30% 10,00% 24,44% Structure Equipment 32,00% 57,47% 57,10% Piping 0,00% 0,00% 0,00% Instrument 4,90% 10,00% 10,00% Electrical 41,80% 10,00% 27,68% Total 100,00% -
Bobot Progres Rencana Actual 2,13%
5,21%
18,39% 0,00% 0,49% 4,18% 25,19%
18,27% 0,00% 0,49% 11,57% 35,54%
109
4.3.3 Construction Progres konstruksi mempunyai kesamaan pada progres procurement karena
project control perusahaan kontraktor tidak hanya mengukur progres pada pekerjaan langsung (direct work) yang dikerjakan oleh kontraktor, tetapi juga pengukuran prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh subkontraktor. Pada pekerjaan sub-kontraktor dalam prosedur progress measurement sub-kontraktor mempunyai total bobot pekerjaan adalah sebesar 20%, sedangkan pekerjaan
pekerjaan langsung yang
dikerjakan oleh kontraktor ialah sebesar 80%.
4.3.3.1 Pekerjaan Sub Kontraktor Pekerjaan yang dilakukan oleh sub kontraktor mempunyai penyelesaian perencanaan awal yang diberikan oleh kontraktor adalah sebesar 100%, sehingga penyelesaian pekerjaan sub kontraktor tidak boleh lebih dari waktu yang sudah dijadwalkan oleh kontraktor. Apabila subkontraktor melebihi perencanaan yang telah ditetapkan, maka subkontraktor tersebut akan diberikan sangsi yang sesuai dengan kesepakatan kontrak bersama antar subkontraktor dengan kontraktor.
4.3.3.2 Pekerjaan Langsung a.
Pengukuran Unit Kinerja kemajuan penyelesaian pekerjaan tahap konstruksi diukur berdasarkan struktur standar kerja yang dikerjakan oleh kontraktor atau yang biasa disebut Work Breakdown Structure (WBS), dengan menghitung banyaknya pekerjaan yang dihitung dari Bill of Quantity (BQ) dibandingkan dengan aktual pekerjaan yang sudah dilakukan.
110
b.
Perhitungan dasar untuk setiap paket pekerjaan. Jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan pada setiap paket/kategori pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor akan dipantau harian, mingguan dan bulanan dengan rumus : Persentase progres =
aktualBQ totalBQ
Satuan paket pekerjaan ditentukan untuk mewakili sifat pekerjaan, seperti panjang (m), berat (ton), area/luas (m2), volume (m3), dll. c.
Persentase bobot setiap sub kategori Persentase bobot dari masing-masing kategori pekerjaan ditentukan sebanding dengan perkiraan man hour yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan langsung. Persentase bobot pengelompokkan kategori harus sesuai dalam WBS. Persentase bobot pencapaian pekerjaan yang sudah dilakukan secara keseluruhan kategori didapatkan dari perkalian bobot persetase progres dengan bobot persentase yang terdapat pada level tersebut.
d.
Detail WBS beserta bobot persentasenya. Progres konstruksi akan diukur sesuai dengan paket pekerjaan Work Breakdown Structure (WBS) kontraktor yang dilakukan pada tahap engineering. Dari penyusunan WBS didapatkan tingakatan level dari
level 1 (satu) sampai dengan level 6 (enam) kemudian dihitung kembali bobot kategori dalam setiap levelnya.
111
Tabel 4.18 Progres Konstruksi Pekerjaan Langsung
Subdisiplin Civil General Works Concrete Works Steel Election Works Buildings Equipment Tank Piping Instrumentation Electrical Insulation Painting Marine Work PreComissioning/Co mmissioning Total
Bobot (%)
Progres setiap disiplin
Current Progress Each Category
Weighted percentage for each category
20,90% 19,90% 2,50% 6,90% 3,10% 12,30% 11,90% 3,80% 6,10% 2,40% 2,20% 4,20%
16,72% 15,92% 2,00% 5,52% 2,48% 9,84% 9,52% 3,04% 4,88% 1,92% 1,76% 3,36%
46,31% 95,35% 0,00% 65,90% 0,00% 43,25% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 44,15%
7,74% 15,18% 0,00% 3,64% 0,00% 4,26% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 1,48%
3,80%
3,04%
0,00%
0,00%
100,00%
80,00%
32,30%
112
Tabel 4.19 Progres Konstruksi Pekerjaan Sub Kontraktor
Bobot (%)
Progres setiap disiplin (%)
Inquiry Package Issue (5%)
Letter of Intent Issue (95%)
Current Progress Each Category (%)
Weighted percentag e for each category
10,40%
2,08%
8-Oct-11
10-Feb-11
100,00%
2,08%
23,20%
4,64%
100,00%
4,64%
11,60%
2,32%
6-Sep-11
25-Aug-11
100,00%
2,32%
4,64%
0,93%
6-Sep-11
20-Sep-11
100,00%
0,93%
6,96%
1,39%
6-Sep-11
1-Feb-12
100,00%
1,39%
11,60%
2,32%
8-Dec-11
25-Jul-12
100,00%
2,32%
12,10%
2,42%
4-Oct-11
10-Feb-12
100,00%
2,42%
Building Package
7,30%
1,46%
5-Nov-11
29-Jun-12
100,00%
1,46%
Tank Package
27,90%
5,58%
1-Oct-11
30-Mar-12
100,00%
5,58%
1,50%
0,30%
22-Jun-12
25-Aug-12
100,00%
0,30%
4,10%
0,82%
29-Jul-12
25-Oct-12
100,00%
0,82%
1,90%
0,38%
7-Jul-12
21-Sep-12
100,00%
100,00%
20,00%
Subdisiplin
Site Preparation Package General Construction Package General Construction Package (CIVIL/Conc,/Steel/ F,P) General Construction Package (Mech) General Construction Package (Piping) Civil Package for Process Train Area Marine Package
Piping Prefabrication Package Electrical and Instrument Works Insulation Package Total
0,38% 20,00%
Dari hasil progres pekerjaan yang berdasarkan WBS
didapatkanlah total
aktual per kategori yang telah dikerjakan oeh subkontraktor sebesar 20,00% dan pada pekerjaan langsung yang dikerjakan oleh kontraktor sebesar 32,20%, Rangkuman pekerjaan secara keseluruhan didapatkan adalah sebagai berikut: Tabel 4.20 Progres Keseluruhan Pengerjaan Konstruksi Weight% Sub Kontraktor Kontraktor Progres Konstruksi
20,00% 80,00% 100,00%
Individual Progress Planned Actual 100,00% 100,00% 7,12% 40,37% -
Weighted Progress Planned Actual 20,00% 20,00% 5,70% 32,30% 25,70% 52,30%
113
Tabel 4.21 Progres Pengerjaan Sub Kontraktor Weight% 10,40% 23,20%
Individual Progress Planned Actual 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Weighted Progress Planned Actual 10,40% 10,40% 23,20% 23,20%
Site Preparation General Construction Civil Package for Process Train Marine Building Tank Piping Pre-Fabrication Electrical &Instrument Insulation
11,60%
100,00%
100,00%
11,60%
11,60%
12,10% 7,30% 27,90% 1,50% 4,10% 1,90%
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
12,10% 7,30% 27,90% 1,50% 4,10% 1,90%
Subcon Overall
100,00%
-
-
100,00%
12,10% 7,30% 27,90% 1,50% 4,10% 1,90% 100,00 %
Tabel 4.22 Progres Pengerjaan Kontraktor Weight% Civil General Concrete Steel Erection Buildings(EPC) Equipment Tank(EPC) Piping Instrument Electrical Insulation Painting Marine Work(EPC) Pre-comm/Comm Const Overall
4.4
20,90% 19,90% 2,50% 6,90% 3,10% 12,30% 11,90% 3,80% 6,10% 2,40% 2,20% 4,20% 3,80% 100,00%
Individual Progress Planned Actual 20,99% 46,31% 7,34% 95,35% 0,00% 0,00% 1,36% 65,90% 0,00% 0,00% 2,40% 43,25% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 20,96% 44,15% 0,00% 0,00% -
Weighted Progress Planned Actual 4,39% 9,68% 1,46% 18,97% 0,00% 0,00% 0,09% 4,55% 0,00% 0,00% 0,30% 5,32% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,88% 1,85% 0,00% 0,00% 7,12% 40,37%
Pembahasan Hasil
4.4.1 Hasil Kuesioner Dari hasil analisa dengan menggunakan metoda AHP didapat sepuluh faktorfaktor yang mempengaruhi pembuatan Progress Measurement proyek XYZ, yaitu:
114
Tabel 4.23 Pembahasan Hasil Kuesioner RangTahap king 1 Inisiasi
Variabel
Pembahasan
Membuat Project Charter dimana pendefinisian visi, objektif, jangkuan dan penyampaian untuk proyek dengan membuat struktur organisasi peran dan tanggung jawab, dan meringkas rencana aktivitas, sumberdaya dan pendanaan yang dibutuhkan untuk memulai proyek.
Pengaplikasian Project Charter berupa penjabaran dasar-dasar jenis proyek yang akan dibangun, kebutuhan yang diperlukan untuk membangun proye, memutuskan perjanjian jenis kontrak yang digunakan antara owner dengan kontraktor, dll. Project charter termasuk ke dalam tahapan proposal untuk menyusun rencana proyek yang akan dibangun. Pengendalian pekerjaan tahap engineering berupa dokumen dan aktivitas dikontrol berdasarkan man hour/ waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan setiap pekerjaan dokumen untuk proyek. Pengendalian tahap engineering dikontrol dengan estimasi waktu yang diselesaikan dengan asumsi Ready For Draft, Isu pertama, dan For Construction Pada proyek pabrik LNG Milestone yang dibutuhkan lebih beragam dan kompleks. Perencanaan dokumen pipping, kebutuhan material, commissioning, dll. Mempunyai spesifik kebutuhan yang harus ditinjau. Milestone pada tahap procurement dibuat menjadi 2 tahap perencanaan, yaitu: untuk sub kontraktor dan kontraktor (direct works). Asumsi penyelesaian pekerjaan paa kedua pelaksanaan tersebut berdasarkan PO, FOB, arrival at site yang dimana penyelesaian pekerjaan tersebut mempuyai bobotnya masing-masing pada prosedur progress measurement.
2
Engineering
Mengidentifikasi waktu pengerjaan dan dokumen serta aktivitas yang digunakan pada tahap engineering.
3
Engineering
Menganalisa Milestone atau kejadian yang sangat diperlukkan proyek pada tahap engineering,
4
Procurement
Menganalisa Milestone atau kejadian yang sangat diperlukkan proyek pada tahap pengadaan,
115 Rangking 5
Tahap
Variabel
Pembahasan
Inisiasi
Melakukkan studi kelayakan pada proyek, seperti perkiraan biaya dan waktu pada proyek.
Estimasi perencanaan biaya dan waktu mempunyai peranan yang cukup penting, karena perencanaan estimasi waktu dan biaya mempunyai pengaruh dalam pengendalian kinerja proyek yang biasanya dibuat dalam kurva S sebagai gambaran grafik pencapaian pekerjan proyek.
6
Procurement
Memverifikasi aktivitas proses pembelian, yaitu: menetapkan kebutuhan, menentukan lokasi dan memilih supplier/ vendor, melakukan kesepakatan harga, dan menjamin pengiriman barang,
Pengelolaan biaya pada tahap pengerjaan proyek, merupakan suatu aktivitas yang penting, untuk menghindari adanya klaim. Sehingga, pengendalian pengeluaran/ kebutuhan proyek harus terperinci tidak saja dari kontraktor tetapi juga pada su kontraktor. Pengendalian ini berupa jadwal rencana pada asumsi yang telah dijadwalkan agar penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
7
Konstruksi
Menganalisa estimasi waktu atau penjadwalan dalam peneyelesaian setiap disiplin dan subdisiplin pekerjaan konstruksi,
Proses pekerjaan konstruksi dikontrol berdasarkan waktu yang dibutuhkan kontraktor untuk menyelesaiakan pekerjaan tersebut. Rencana pekerjaan yang akan dilakukan ditinjau berdasarkan WBS untuk mempermudah pengerjaan secara sistematis.
8
Engineering
Mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk desain.
Data teknis yang dibutuhkan berupa ukuran, jenis, banyaknya spesifikasi material/peralatan yang akan digunakan setelah spesifikasi didapat. Maka, didesain awal terlebih dahulu untuk memberikan gambaran.
116 Rangking 9
10
Tahap
Variabel
Pembahasan
Engineering
Mengajukan keperluan material untuk kegiatan pembelian.
Setelah mengetahui peralatan/material yang dibutuhkan maka kontraktor akan menunjuk subkontraktor untuk melalui proses lelang atau penunjukkan langsung. kemudian mengajukan keperluan proyek kepada vendor/ subkontraktor melalui perjanjjian kontrak antara kedua belah pihak.
Engineering
Menganalisa Work Breakdown Structure dengan membuat pekerjaan apa saja yang dilakukan untuk membangun proyek berdasarkan disiplin dan subdisiplinnya.
Sistem pengerjaan aktivitas pengerjaan knstruksi dirancang berdasarkan disiplin dan subdisiplinnya yang kemudian akan dikontrol melalui actual Bill of Quantity (BQ).
Perhitungan nilai indeks konsistensi hirarki (CI) menghasilkan angka 0,01695 atau dibulatkan keatas menjadi 0,017. Sehingga, didapatkan nilai rasio konsistensi hirarki (CR) yang cukup kecil atau dibawah 10% yaitu 0,01513 atau dibulatkan keatas menjadi 0,015 berarti hirarki konsisten dan tingkat akurasi tinggi.
4.4.2 Aplikasi Progress Measurement Keseluruhan progres penyelesaian pengerjaan proyek yang diambil pada bulan Desember 2012 didapatkan bahwa pada tahap engineering, procurement dan construction adalah sebesar 75%, 48,62%, dan 52,30%.
4.4.2.1 Progres Engineering Penyelesaian tahap engineering tampak tidak adanya keterlambatan yang signifikan dari penyelesaian pekerjaan engineering
. Sedangkan, pada progres
pekerjaan per dokumen terjadi keterlambatan pada penyelesaian pekerjaan Fire
117
&HSE dengan selisih nilai dari jadwal rencana pengerjaan dokumen adalah sebesar 7%.
4.4.2.2 Progres Procurement Kemajuan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh PT. X dan PT. X Indonesia melihatkan prestasi pekerjaan yang baik tidak adanya keterlambatan antara kedua perusahaan tersebut dalam mengolah pengadaan barang untuk proyek XYZ. Tetapi, terdapat keterlambatan dalam sub kategorinya, yaitu pada pekerjaan pipping terjadi keterlambatan sebesar 1,04% yang di prakarsai oleh PT. X.
4.4.2.3 Progres Construction Penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan oleh subkontraktor sesuai dengan perencanaan begitu pula dengan pekerjaan langsung yang dikerjakan oleh kontraktor.