Bab 3 Parameter Simulasi 3.1 Parameter Simulasi Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini memakai varian jaringan wireless mesh yaitu client mesh. Dalam hal ini akan digunakan client mesh dengan jumlah node yang berbeda yaitu 25 node dan 50 node. Untuk 25 node, area yang ditempati adalah 1200 × 1000 m2 sementara untuk yang 50 node menempati area 1800 × 1400 m2. Waktu simulasi yang digunakan adalah 200 detik.
Model radio yang digunakan adalah radio interface WaveLAN dari Lucent yang memiliki bit rate nominal 2 Mbps dan jangkauan radio 250 m. Protokol MAC layer didasarkan pada IEEE 802.11 DCF (Distributed Coordination Function). Sumber membangkitkan paket data CBR, TCP dan gabungan keduanya. Protokol routing yang digunakan dalam simulasi ini adalah OLSR.
Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa protocol routing ini bergantung pada pesan Hello maupun TC maka pada penelitian ini akan dilakukan tuning terhadap interval kedua pesan tersebut. Interval Hello yang dipakai adalah 1, 2, 3 dan 4 detik sementara interval TC adalah 5, 6, 7 dan 8 detik. Kedua interval waktu ini dikombinasikan untuk mendapatkan interval waktu yang optimal pada jaringan client mesh. Simulasi dilakukan pada 2 skenario jaringan yaitu 25 node dan 50 node. Trafik yang dipakai adalah CBR, TCP dan gabungan keduanya. Interval CBR adalah 0.25 dengan besar packet 512 byte. Sementara untuk trafik TCP memakai TCP NewReno.
Selain itu, pada simulasi juga dipakai jumlah koneksi yang berbeda baik untuk 25 node maupun 50 node. Pada 25 node dipakai 10 dan 20 koneksi. Sementara untuk 50 node dipakai 20 serta 40 koneksi. Dipakainya 2 jenis koneksi tersebut untuk mewakili tingkat koneksi yang kecil dan besar. Keseluruhan parameter simulasi tersebut dikombinasi untuk mendapatkan hasil interval pesan Hello maupun TC yang paling baik.
24
Data hasil simulasi kemudian akan dianalisis dengan memakai beberapa parameter performansi yaitu : Throughput, yaitu perbandingan antara jumlah data yang berhasil diterima terhadap waktu transmisi. Packet control, yaitu jumlah paket kontrol / overhead routing yang dihasilkan. Packet drop, yaitu jumlah paket data yang hilang.
Tabel 3.1 Parameter Simulasi Parameter Simulasi Jaringan
Client Mesh
Jumlah Node
25 node
50 node
Area
1200 x 1000 m2
1800 x 1400 m2
Jumlah Koneksi
10 dan 20
20 dan 40
Jenis trafik
CBR, TCP dan gabungan
Data CBR
Rate 0,25
Jenis TCP
NewReno
Waktu Simulasi
200 detik
Interval Hello
1, 2, 3 dan 4 detik
Interval TC
5, 6, 7 dan 8 detik
3.2 Network Simulator (ns2) Simulasi dilakukan menggunakan program Network Simulator (ns2). Ns2 yang digunakan adalah versi 2.29.3 yang bekerja pada cygwin di system operasi Windows XP. Sehubungan dengan protocol routing yang dipakai yaitu OLSR belum terintegrasi dengan Network Simulator (NS-2) maka penelitian ini digunakan protocol OLSR yang diambil dari [15].
Ns2 merupakan simulator object oriented, yang ditulis menggunakan bahasa C dengan penafsiran OTCL (Object Tools Command Language). C++ digunakan untuk library yang berisi event scheduler, protokol, dan komponen jaringan yang diimplementasikan pada simulasi oleh user, sedangkan Otcl digunakan untuk menulis script simulasi serta elemen simulator.
25
Hasil keluaran menggunakan network animator (nam) dan xgraph, kita juga dapat membuat rumus sendiri untuk menghitung dan memperoleh hasil yang kita inginkan sesuai dengan simulasi yang kita buat. Pada ns2 kita dapat memperoleh file yang merupakan catatan detail trace paket dan link atau node yang ingin diamati, diantaranya berupa file *.nam, *.tr, *.trl. Sebuah simulasi didefinisikan oleh sebuah script otcl yang menggunakan class sebagai antarmuka dasar ke mesin simulasi dengan menggunakan metode yang telah ditentukan di dalam class.
3.3 Skenario Simulasi 3.3.1
Skenario 1
Skenario 1 digunakan untuk melihat performansi protokol OLSR pada jaringan client mesh yang memiliki 25 node. Pada skenario ini dilakukan simulasi dengan jumlah koneksi sebesar 10 dan 20 koneksi. Trafik yang digunakan adalah CBR, TCP dan gabungan kedua jenis trafik tersebut. Dengan demikian maka untuk CBR dan TCP terdapat 6 file trafik yang disimulasikan.
Setiap file trafik dilakukan simulasi dengan mengkombinasikan interval Hello dan TC yang dipakai. Interval Hello dipakai dari 1, 2, 3 dan 4 detik. Interval pesan TC dipakai 5, 6, 7 dan 8 detik.
Dengan kombinasi tersebut maka setiap file trafik dilakukan simulasi sebanyak 16 kali. Seluruh hasil simulasi ini dianalisa untuk ditentukan kombinasi mana yang memberikan hasil terbaik.
Topologi dari node dapat dilihat pada gambar 3.1. Pada gambar tersebut terlihat konektivitas jaringan secara wireless yang ditunjukkan oleh garis putus-putus.
26
Gambar 3.1 Penempatan wireless node untuk skenario 1
3.3.2
Skenario 2
Pada intinya semua yang dijalankan pada skenario 2 adalah sama dengan yang dijalan pada scenario 1. Yang membedakannya adalah jumlah node, luasan area dan juga banyaknya koneksi yang dipakai.
Pada scenario 2, jumlah node yang dipakai adalah 50 node. Jumlah koneksi adalah 20 dan 40 koneksi baik untuk TCP, CBR dan gabungan keduanya. Kombinasi interval pesan Hello maupun TC yang dipakai pada scenario ini sama dengan yang dipakai pada scenario 1. Dengan demikian maka simulasi yang dijalankan pada masing-masing jenis trafik yang dipakai tetap sebanyak 16 kali.
27
Gambar 3.2 Penempatan wireless node untuk skenario 2
28