18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik yang bertujuan menguji hipotesis yang sudah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Menurut Sugiyono (2009) penelitian korelasional adalah penelitian yang sifatnya menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Binus University yang sedang menyelesaikan skripsi yang berjumlah 25 orang dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh subjek yang terdapat dalam populasi yaitu 25 orang mahasiswa Jurusan Psikologi Binus University yang sedang menyelesaikan skripsi.
19 3.2.1
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonprobability sampling
yaitu sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2009), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. 3.3 Operational Variabel Penelitian 3.3.1
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, dalam Suis 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan sosial. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah stres. Data kontrol yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, semester perkuliahan, indeks prestasi komulatif (IPK), relationship status, orang yang paling berperan dalam meningkatkan motivasi diri dan tempat tinggal. Data kontrol digunakan peneliti sebagai informasi tambahan. 3.3.2
Definisi Operational
3.3.2.1 Definisi Operasional Variabel Dukungan sosial Dukungan sosial adalah dukungan yang diberikan oleh orang-orang yang berpengaruh yang ada di sekitar seperti orang tua, teman dan dosen pembimbing dalam bentuk dukungan
emosional dan penghargaan diri,
20 dukungan instrumental, dukungan informasi dan penerimaan dalam pertemanan yang dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, dan memiliki kepercayaan diri serta kemampuan untuk menghadapi stressor. Ada empat bentuk dukungan sosial yang dikemukan oleh Cutrona & Russell, Schaefer, Coyne & Lazarus, dan Wills (dalam Sarafino, 2006) yang dapat digunakan sebagai kerangka dalam merancang alat ukur untuk mengukur dukungan sosial pada mahasiswa Jurusan Psikologi Binus University yang sedang menyelesaikan skripsi. Bentuk dukungan sosial tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dukungan emosional / penghargaan diri yang positif (emotional or esteem support) adalah dukungan sosial ini meliputi rasa empati, kepedulian, perhatian, hal positif dan dorongan dari orang lain. 2. Tangible or Instrumental Support adalah dukungan ini meliputi bantuan secara langsung, seperti uang, barang atau jasa yang dapat mengurangi beban akibat tuntutan stresor. 3. Dukungan Informasi (informational support) adalah dukungan meliputi masukan (advise), arahan (directions), saran (suggestions), atau umpan balik (feedback) tentang apa yang sedang dilakukan. 4. Dukungan Pertemanan (Companionship Support) adalah dukungan sosial ini meliputi kesediaan orang lain untuk menghabiskan waktu bersama,
sehingga
memberikan
perasaan
keanggotaan
dalam
sekelompok orang yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial.
21 3.3.2.2 Definisi Operational Variabel Stres Stres adalah perasaan yang tidak nyaman atau tertekan karena skripsi yang menimbulkan gejala seperti kecemasan, kegelisahan, kemarahan, agresi, ketidakberdayaan, depresi, dan penurunan fungsi kognitif selama menyelesaikan skripsi. Secara kognitif, mahasiswa dituntut untuk bisa berfikir abstrak, menalar, atau berpikir reflektif, memiliki pemikiran postformal yang dapat menggabungkan logika, emosi, dan pengalaman praktis dalam memecahkan suatu masalah. Berdasarkan karakter mahasiswa tersebut reaksi stres psikologis yang dapat diukur ketika mahasiswa sedang menyelesaikan skripsi yaitu : 1. Kecemasan (anxiety) adalah reaksi psikologis berupa emosi tidak menyenangkan yang ditandai
yang
dengan munculnya khawatir
(worry), ketegangan/tertekan (tension), ketakutan (fear) dan ketakutan pada sesuatu yang akan menghambat proses penyelesaian skripsi. 2. Marah dan Agresi (anger and aggression) adalah reaksi psikologis berupa kemarahan yang disebabkan oleh tingginya tuntutan skripsi, yang akhirnya memicu perilaku agresi berupa tidakan fisik maupun verbal yang ditujukan langsung pada stressor atau pada orang-orang atau benda lain yang tidak berhubungan dengan stressor. 3. Ketidakberdayaan dan depresi (apathy and depression) adalah reaksi psikologis berupa menarik diri, tidak melakukan apa-apa dan tidak berdaya (apatis) pada saat mengalami peristiwa yang tidak terkontrol selama menyelesaikan skripsi.
22 4. Penurunan fungsi kognitif (cognitive impairment) adalah reaksi psikologis seperti sulit untuk berkonsentrasi, sulit untuk berpikir secara logis, dan tidak fokus selama mengerjakan skripsi. 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1
Kuesioner Metode kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, dalam Suis 2010). Dalam kuesioner ini variabel dukungan sosial dan stres dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan teori bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Cutrona & Russell, Schaefer, Coyne & Lazarus, dan Wills (dalam Sarafino, 2006) dan teori reaksi psikologis terhadap stres yang dikemukakan oleh Atkinson (1993).
3.4.2
Wawancara Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi yang
hasilnya ditentukan oleh faktor-faktor seperti pewawancara, responden, topik penelitian
yang
tertuang
dalam
pertanyaan
dan
situasi
wawancara
(Singarimbun,1989). Wawancara dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai perspektif mahasiswa terhadap skripsi, kondisi psikologis selama mereka menyelesaikan skripsi, dan dukungan sosial yang mereka dapatkan selama menyelesaikan skripsi. Gambaran ini digunakan untuk menentukan indikator dalam perancangan instrumen penelitian agar instrumen yang dibuat sesuai dengan kondisi subjek penelitian yaitu mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi.
23 3.5 Jenis dan Sumber Data 3.5.1
Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yang diperoleh melalui kuesioner sebagai instrumen penelitian. 3.5.2
Instrumen Penelitian Sebelum merancang instrumen penelitian atau alat ukur, peneliti mencari
alat ukur stres dan dukungan sosial yang sudah valid, namun alat ukur yang mengukur stres di Indonesia belum banyak dibuat dan masih dikembangkan. Akhirnya peneliti merancang sendiri alat ukur stres berdasarkan teori reaksi psikologis terhadap stres yang dikemukakan oleh Atkinson dkk (1993) dan teori dukungan sosial yang dikemukakan oleh Cutrona & Russell, Schaefer, Coyne & Lazarus, dan Wills, (dalam Sarafino, 2006). Perancangan alat ukur tidak hanya berdasarkan teori stres dan dukungan sosial saja, karena butir-butir pernyataan pada alat ukur juga dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara pada dua orang mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Binus Universtity yang sedang menyelesaikan skripsi. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah berupa gambaran mengenai kondisi mahasiswa, yaitu adanya hambatan dari dalam diri dan luar diri mahasiswa itu sendiri. Hambatan dari dalam diri berupa kecemasan, persepsi terhadap dosen pembimbing skripsi, ketidakmampuan mengatur waktu dan hambatan yang berasal dari luar diri mahasiswa berupa kurangnya dukungan, kesulitan dalam memperoleh referensi dan kurangnya sarana prasarana.
24 Setelah menentukan teori dan memperoleh informasi mengenai kondisi mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi, akhirnya dirancang intrumen penelitian yang mengukur variabel dukungan sosial dan variabel stres. 3.5.2.1 Instrumen Penelitian Variabel Dukungan Sosial Intrumen penelitian variabel dukungan sosial terdiri dari 40 butir pernyataan (Lampiran 2). Masing-masing dimensi diwakili oleh 10 butir pernyataan seperti yang terdapat pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Pada Variabel Dukungan Sosial Variabel Dukungan Sosial
Dimensi Dukungan emosional atau penghargaan diri yang positif (emotional or esteem support) Bantuan jasa atau uang atau barang (Tangible or Instrumental Support) Dukungan Informasi (Informational support) Companionship Support
Indikator
Nomor Urut Item pada Kuesioner 5, 13 21, 29 37,45 53, 61
Empati Kepedulian (caring) Perhatian (concern) Menyampaikan hal-hal positif (positive regard) Memberikan semangat/ dorongan (encouragement) Bantuan Jasa
6, 14, 22, 30, 38
Uang/ Barang
46, 54, 62, 70, 78
Masukan (advise) Arahan (directions) Saran (suggestions) Umpan balik (feedback) Perasaan nyaman sebagai anggota kelompok yang memiliki ketertarikan/ aktivitas sosial yang sama
7, 15 23, 31 39, 47b, 55b, 63b 71b, 79 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80
69,77
3.5.2.2 Instrumen Penelitian Variabel Stres Instrumen penelitian variabel stres terdiri dari 40 butir pernyataan (Lampiran 2) yang terdiri dari 11 butir pertanyaan mengenai dimensi anxiety, 9
25 butir pernyataan mengenai dimensi anger and aggression, 10 butir pernyataan mengenai dimensi apathy and depression, dan 10 butir pernyataan mengenai dimensi cognitive impairment, seperti yang terdapat pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Pada Variabel Stres Variabel Reaksi Stres Psikologis
Dimensi
Indikator
Kecemasan (anxiety)
Perasaan khawatir Perasaan Tertekan Perasaan Takut
Marah dan Agresi (anger and aggression) Apatis dan Depresi
Displace aggression
Penurunan Fungsi Kognitif (Cognitive Impairment)
Direct aggression Menarik diri Tidak melakukan apaapa Putus asa Tidak berdaya Sulit untuk berkonsentrasi, sulit untuk berpikir secara logis, dan tidak fokus karena mengerjakan tugas-tugas yang kompleks
Nomor Urut Item pada Kuesioner 1, 9, 17 25, 33, 41 47a, 49, 55a, 63a, 71a 2, 10, 18, 26, 34, 42 50, 58, 66 3, 43 11, 19, 35, 59,67, 75 27 51 4, 12, 20, 28, 36, 42, 50, 58, 76
Seluruh pernyataan berjumlah 80 butir dan seluruhnya bersifat favorable, seperti yang terdapat pada (Lampiran 2). Butir-butir pernyataan tersebut disusun dengan menggunakan skala likert yang diukur melalui enam alternatif jawaban sebagai skala ukurnya. Enam jawaban alternatif yang tersedia yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), agak tidak sesuai (ATS), agak sesuai (AS), sesuai (S), sangat sesuai (SS). Masing-masing jawaban memiliki nilai yang berbeda. Tiap alternatif jawaban diberi skor berdasarkan pola skoring seperti yang terlihat pada tabel 3.3:
26 Tabel 3.3 Pola Skoring Alternatif Jawaban Pengukuran Pendapat Mahasiswa Pendapat
Bobot
Sangat sesuai Sesuai Agak sesuai Agak tidak sesuai Tidak sesuai Sangat tidak sesuai
6 5 4 3 2 1
Bentuk Kuesioner yang siap dipakai untuk uji coba instrumen dapat dilihat pada (Lampiran 3).
3.5.3
Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen
penelitian dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang akan diukur dan sejauh mana instrumen tersebut dapat menunjukkan dengan sebenarnya gejala yang akan di ukur. Uji coba instrumen ini dilakukan kepada 33 Mahasiswa Universitas Indonesia Jurusan Metalurgi dan Jurusan Administrasi Niaga yang sedang
menyelesaikan
skripsi, kemudian
data
tersebut
diolah
dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows untuk dilakukan validitas item dan reliabilitasnya.
3.5.4
Uji Validitas Validitas sebuah tes digunakan untuk mengetahui ketepatan atau
kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno,
27 2008). Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), validitas rupa (face validity) dan validitas item (item validity). 3.5.4.1 Uji Validitas Isi Validitas isi mengacu pada, sejauh mana tes yang merupakan seperangkat soal-soal, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksud untuk diukur dan dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan (Sugiyono, dalam 2010). instrumen
diketahui melalui
pendapat
seorang
profesional
Validitas isi (professional
judgement) yaitu dosen pembimbing skripsi. 3.5.4.2 Uji Validitas Rupa Validitas rupa menunjukan bahwa dari segi bentuk dan penampilannya suatu alat pengukur terlihat mengukur apa yang ingin diukur dan validitas rupa menentukan sejauh mana minat orang dalam menjawab soal-soal atau pertanyaan dalam alat ukur. (Singarimbun & Effendi, 1989). Validitas rupa instrumen diketahui memalui pendapat delapan orang mahasiswa psikologi yang bergabung dalam kelompok diskusi. 3.5.4.3 Uji Validitas Item Validitas sebuah tes digunakan untuk mengetahui ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008). Cara untuk mengetahui validitas item ini yaitu dengan menggunakan teknik korelasi corrected item-total correlation dengan menggunakan program SPSS (Priyatno, 2008). Uji validitas dengan teknik kolerasi corrected item-total correlation
dilakukan dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item
28 dengan skor total, lalu melakukan koreksi atau perbandingan dengan nilai koefisien korelasi yang overestimasi (r-tabel) (Lampiran 4). Jumlah responden pada uji coba instrumen berjumlah 33 orang, maka rtabel atau angka kritik (critic value) untuk taraf signifikan 5% adalah 0.325, artinya item-item pernyataan yang nilai korelasinya di atas 0.325 dapat dikatakan memiliki validitas konstrak atau terdapat konsistensi internal dalam pernyataanpernyataan tersebut (Singarimbun & Effendi, 1989). Sedangkan item butir instrumen yang nilai korelasinya di bawah 0.325 dianggap tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang. 3.5.4.4 Validitas Item Variabel Dukungan Sosial Berdasarkan uji validitas item yang telah dilakukan terhadap 40
item
dalam variabel dukungan sosial dengan menggunakan teknik korelasi corrected item-total correlation diperoleh hasil 26 item yang valid. Secara lebih rinci itemitem tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.4 berikut ini: Tabel 3.4 Validitas Item Variabel Dukungan Sosial Item yang valid No 1.
Item yang tidak valid
Variabel Dukungan sosial
No item
Jumlah
No item
Jumlah
6, 7, 8, 13, 14, 15, 16, 21, 23, 24, 31, 32, 37, 38, 40, 45, 47b, 48, 54, 55b, 62, 64, 69,70, 77, 79,
26
5, 22, 29, 30, 39, 46, 53, 56, 61, 63b, 71b, 72, 78, 80
14
Item-item yang valid selanjutnya akan digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak valid akan dihapus
29 dan tidak dipergunakan kembali dalam instrumen penelitian yang sebenarnya karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. 3.5.4.5 Validitas Item Variabel Stres Berdasarkan uji validitas item yang telah dilakukan terhadap 40 butir pernyataan dalam variabel stres dengan menggunakan teknik korelasi corrected item-total correlation diperoleh hasil 32 item yang valid. Secara lebih rinci itemitem tersebut dapat dilihat dalam 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Validitas Item Variabel Stres Item yang valid No 1.
Variabel Reaksi Stres Psikologis
Item yang tidak valid
No item
Jumlah
No item
Jumlah
1, 4, 9, 11, 17, 20, 25, 26, 27, 28, 33, 34, 35, 36, 41, 42, 43, 44, 49, 51, 52, 55a, 58, 59, 60, 63a, 66, 67, 68, 71a, 75, 76
32
2, 3, 10, 12, 18, 19, 47a, 50
8
Item-item yang valid selanjutnya akan digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak valid akan dihapus dan tidak dipergunakan lagi dalam instrumen penelitian yang sebenarnya karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
3.5.5
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno, 2008). Kuisioner sebagai alat ukur didalam penelitian ini perlu diuji keandalannya. Metode yang digunakan untuk
30 mendapatkan keandalan alat ukur adalah koefisien Alpha Cronbach (α) dengan alasan metode Alpha Cronbach sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala ordinal atau interval (Priyatno,2008). Cara untuk mengetahui realibilitas ini yaitu dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows. Koefisien keandalan alat ukur menunjukkan tingkat konsistensi jawaban responden. Nilai koefisien α berkisar antara 0 sampai 1. Semakin tinggi nilai koefisien keandalannya, semakin baik alat ukurnya. Nilai yang mendekati 1 akan menunjukkan konsistensi jawaban responden yang tinggi. Tabel 3.6 Koefisien reliabilitas Instrumen Menurut Guildford (dalam Suis,2010) Nilai < 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 0,90 0,91 – 1,00
Klasifikasi Derajat reliabilitas hampir tidak ada Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi
3.5.5.1 Uji Reliabilitas Instrumen Dukungan Sosial Berdasarkan perhitungan, uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen dukungan sosial diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0.896, hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas pada instrumen dukungan sosial berada pada derajat reliabilitas tinggi dan dapat digunakan. Namun, setelah item-item yang tidak valid dibuang indeks reliabilitas instrumen dukungan sosial naik menjadi 0.913 yang mana derajat reliabilitas instrumen dukungan sosial ini menjadi sangat tinggi. Secara lebih rinci hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada (Lampiran 5).
31 3.5.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen Stres Berdasarkan perhitungan, uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen stres diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0.928, hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas pada instrumen stres berada pada derajat reliabilitas sangat tinggi dan dapat digunakan. Bahkan, setelah item-item yang tidak valid dibuang indeks reliabilitas instrumen stres naik menjadi 0.931. Secara lebih rinci hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada (Lampiran 5). 3.6 Teknik Pengolahan Data 3.6.1
Norma Norma
atau
disebut
juga
dengan
kategorisasi
data
adalah
pengelompokan sebuah kategori pengambilan tes atau skala ke dalam beberapa level. Kategori ini mengasumsikan bahwa kelompok ini terdistribusi normal. Oleh karena itu pengelompokan ini menggunakan nilai representasi deviasi distribusi normal (Ihsan, dalam Suis 2010). Untuk memperoleh gambaran mengenai dukungan sosial, maka dipergunakan batas lulus ideal yang diperhitungkan atas perhitungan standar deviasi dan mean masing-masing variabel (Ihsan, dalam Suis 2010). Dengan ketentuan perhitungan seperti yang tertera pada tabel 3.7 di bawah ini : Tabel 3.7 Rumus Kategorisasi Skala Dukungan Sosial Kategori
Rumus
Lebih dari cukup
X > μ + 1σ
Cukup
μ – 1σ <X≤ μ+1σ
Kurang cukup
X ≤ μ – 1σ
32 Untuk memperoleh gambaran mengenai stres, maka dipergunakan batas lulus ideal yang diperhitungkan atas perhitungan standar deviasi dan mean masing-masing
variabel
(Ihsan,
dalam
Suis
2010).
Dengan
ketentuan
perhitungan seperti yang tertera pada tabel 3.8 di bawah ini : Tabel 3.8 Rumus Kategorisasi Skala Stres Kategori
Rumus
Tinggi Sedang Rendah
X > μ + 1σ μ – 1σ <X≤ μ+1σ X ≤ μ – 1σ
Di mana: X
= skor mentah subjek
(μ)
= rata-rata
(σ)
= standar deviasi
3.6.2
Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal, hal ini penting menimbang sampel pada penelitian ini hanya 25 orang atau kurang dari 30 orang. Uji normalitas juga dilakukan sebagai syarat untuk melakukan kategorisasi data. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorof Smirnov dengan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows. Apabila tingkat signifikansi ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal (Priyatno, 2008).
33 Tabel 3.9 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova Variabel
Statistic
df
Sig.
Stres
.114
25
.200*
Dukungan Sosial
.112
25
.200*
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikan untuk variabel stres adalah sebesar 0.200 dan untuk variabel dukungan sosial sebesar 0.200, karena tingkat signifikan untuk seluruh variabel lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel stres dan variabel dukungan sosial berdistribusi normal. Karena data yang diperoleh berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji regresi linear.
3.6.3
Uji Chi Square Uji Chi-Square dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara variabel lain seperti jenis kelamin, usia, IPK, relationship status, orang yang berperan dalam memotivasi responden dan tempat tinggal responden terhadap stres dan dukungan sosial yang dirasakan selama menyelesaikan skripsi. Berdasarkan hasil uji chi-square (Lampiran 6), diketahui variabelvariabel tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap stres dan dukungan sosial yang dirasakan responden.
3.6.4
Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari
seluruh sampel atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, dalam Suis 2010). Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data dalam skala ordinal, oleh
34 karena itu teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis koefisien korelasi Spearman Correlation dengan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows. 3.6.4.1 Uji Korelasi Uji statistik yang dipakai yaitu uji korelasional sederhana (Bivariate Correlation), digunakan untuk mengetahui seberapa besar keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi (Priyatno, 2008). Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Spearmen Correlation. Kriteria pengujian hasil korelasi menurut Priyatno (2008) adalah sebagai berikut : 1. Nilai Korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1 dengan makna, a. Nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara variabel semakin kuat. b. Nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. c. Nilai positif menunjukan hubungan searah atau dengan kata lain hubungan positif (X naik maka Y naik) d. Nilai negatif menunjukan hubungan terbalik atau dengan kata lain hubungan negatif (X naik maka Y turun) Adapun
interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi (Sugiyono,
dalam Priyatno 2008):
35 Tabel 3.10 Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
3.7 Tahap Penelitian 3.7.1
Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan dalam beberapa kegiatan, yaitu:
1. Menentukan masalah yang akan diteliti 2. Permasalahan yang akan diteliti ditentukan berdasarkan fenomena yang terjadi. 3. Melakukan studi kepustakaan 4. Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. 5. Mengajukan proposal penelitian kepada Jurusan Psikologii. 6. Setelah proposal diajukan kepada Jurusan Psikologi dan kemudian disetujui oleh Jurusan dan dosen pembimbing. 7. Penyusunan Instrumen Alat pengumpul data berupa kuesioner dirancang sendiri dan dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh ahli. Kemudian penilaian terhadap instrumen yang telah dilakukan oleh dosen pembimbing selaku expert judgment dan uji validitas rupa instrumen dilakukan oleh 8 orang mahasiswa psikologi dalam diskusi kelompok kecil.
36 8. Uji coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan kepada 33 orang mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang menyelesaikan skripsi pada hari selasa tanggal 7 Desember 2010. 3.7.2
Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan dengan pengumpulan data melalui penyebaran
kuesioner secara serentak pada mahasiswa Jurusan psikologi yang sedang mengambil mata kuliah skripsi pada hari selasa tanggal 14 Desember 2010. 3.7.3
Tahap Pengolahan Prosedur yang dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu:
1. Verifikasi Data & Tabulasi Data Verifikasi data dilakukan untuk mengecek kelengkapan jumlah kuesioner yang terkumpul dan kelengkapan pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden. Tabulasi data adalah proses di mana peneliti merekap semua data yang telah diperoleh. 2. Pengolahan Data secara Statistik Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program software SPSS versi 16.0 for windows. 3.7.4
Tahap Pembahasan
1. Menginterpretasikan hasil statistik yang dibahas berdasarkan teori yang digunakan.
37 2. Membuat kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak yang terkait.