BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Sugiyono (2008:4) mengklasifikasikan jenis-jenis metode penelitian berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian pengembangan. Berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokan menjadi metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol sebuah fenomena. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausalitas. Menurut Ary, penelitian eksperimen pada umumnya mempunyai tiga karakteristik yang penting, yaitu: 1) Variabel bebas yang dimanipulasi. 2) Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan. 3) Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas atau variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti (Syamsuddin, 2007). Sejalan dengan hal tersebut Sukardi (2003) menyatakan bahwa, karakteristik yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi
27
28
variabel yang secara terencana dilakukan oleh peneliti. Memanipulasi variabel ini tidak mempunyai arti yang negatif, seperti yang terjadi di luar konteks penelitian. Manipulasi, dalam hal ini yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh verbedaan efek dalam variabel terikat. Adapun dalam penelitian eksperimen terdapat kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. menurut Gay yang dimaksud kontrol adalah sebagai usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan ini berarti mengontrol suatu variabel atau subjek. Pemiliihan
yang cermat terhadap
rancangan
akan
membantu
menyelesaikan masalah. Salah satu cara menghindari masalah, yaitu dengan menggunakan kelompok kontrol pada penelitian eksperimen (Sukardi, 2003). Danim mengemukakan ciri-ciri penelitian eksperimental, antara lain sebagai berikut. 1. Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib (regorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). 2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. 3. Penelitian
ini
memusatkan
diri
pada
pengontrolan
variasi,
untuk
memaksimalkan variasi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian,
29
meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Disamping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalam kelompok-kelompok dilakukan secara acak. 4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi ekperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-banar menimbulkan perbedaan. 5. Validitas ekternalnya (eksternal vallidity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan
penelitian
dan
berkaitan
pula
dengan
menggeneralisasikan pada kondisi yang sama. 6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi (Syamsuddin, 2007). Kegiatan penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut. 1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. 2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah. 3. Melakukan
studi
memformulasikan
literatur hipotesis
dari
beberapa
penelitian,
sumber
menentukan
merumuskan devinisi operasional dan definisi istilah.
yang
relevan,
variabel,
dan
30
4. Membuat rencana penelitian. 5. Melaksanakan eksperimen. 6. Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen. 7. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. 8. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikansi hasilnya. 9. Menginterpretasikan
hasil,
perumusan
kesimpulan,
pembahasan,
dan
pembuatan laporan (Sukardi, 2003). Campbell & Stanley membagi jenis-jenis desain atau rancangan penelitian berdasarkan atas baik buruknya eksperimen atau sempurna tidaknya ekperimen, yang secara garis besar dikelompokan atas pre-eksperimental design dan True eksperimental desain (Arikunto. 2006:84). Bentuk eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah Pre Exkperimental design yaitu jenis eksperimen yang seringkali dapat dikatakan sebagai bentuk eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah “quasi eksperiment" atau eksperimen semu (Syamsuddin, 2007: 162). Syamsuddin mengemukakan juga bahwa rancangan eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asli manusia terhadap bahasan yang ingin dicapai atau diteliti. Untuk mengetahui validitas hasil penelitian yang disesuaikan dengan strategi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, peneliti menggunakan
rancangan dengan
pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (The
31
Randomized Pretes-postes Control Group Design, Using Matched Subject). Pada penelitian ini pemasangan pada subjek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang tidak dilakukan secara acak, sehingga tidak menjamin terpenuhinya ekuivalensi. Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.
O1 Tes awal
M Subjek
X1
O2
Perlakuan
Tes Akhir
O1
M
X2
O2
Tes awal
Subjek
Perlakuan
Tes Akhir
Gambar 3.1 The Randomized Pretes-postes Control Group Design, Using Matched Subject Keterangan: O1 = Pretes mengemukakan pendapat dalam pembelajaran berdiskusi sebelum menggunakan teknik MURDER O2 = Postes mengemukakan pendapat dalam pembelajaran berdiskusi setelah menggunakan teknik MURDER X1 = Pembelajaran berdiskusi dengan menggunakan teknik MURDER O1
=
Pretes mengemukakan pendapat dalam pembelajaran berdiskusi
X2
=
Pembelajaran berdiskusi dengan metode diskusi kelompok
O2 = Postes mengemukakan pendapat dalam pembelajaran berdiskus
32
3.2 Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti mencakup beberapa tahapan, diantaranya: 1. Tahap Perencanaan a. Telaah kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK b. Perumusan masalah penelitian c. Studi literatur terhadap buku, artikel dan laporan penelitian mengenai masalah kemampuan berbicara pada siswa SMK dan pembelajaran kooperatif dengan teknik MURDER. d. Telaah kurikulum Bahasa Indonesia SMK dan penentuan materi pembelajaran yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian yang disesuaikan dengan kompetensi dasar. e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. f. Men-judgment instrumen (tes) kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ada di tempat penelitian. Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir. g. Merevisi atau memperbaiki instrumen. 2. Tahap Pelaksanaan a. Penentuan sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas. b. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. c. Pelaksanaan tes awal bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol . d. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelas. Pada
33
kelas eksperimen diterapkan strategi pembelajaran kooperatif dengan menggunakan teknik MURDER, sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran dengan menggunakan diskusi kelompok. e. Pelaksanaan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Tahap Akhir a. Mengolah data hasil tes awal dan tes akhir serta instrumen lainnya. b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.
3.3 Teknik Penelitian Teknik penelitian dilakukan sebagai proses pencarian bukti dari datadata yang otentik. Terdapat dua langkah teknik penelitian yang dilakukan diantaranya melalui teknik pengumpulan dan pengolahan data. 3.3.1
Teknik Pengumpulan Data Dua hal utama dalam mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu
kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Berdasarkan tekniknya, pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, angket dan observasi (Sugiyono, 2008 : 137). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
34
1) Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Pada penelitian ini, tes dilakukan dalam bentuk tes awal dan tes akhir. Tes awal digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata siswa dalam kemampuan berbicara sebelum dipengaruhi oleh penggunaan teknik MURDER. Sedangkan tes akhir digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata kemampuan berbicara siswa setelah menggunakan teknik MURDER. Tes ini dilakukan untuk mengetahui perubahan dan perbedaan kemampuan berbicara dalam mengemukakan pendapat. 2) Angket Menurut sugiyono (2008 :142), kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Arikunto juga menyatakan bahwa angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Tujuan pemberian angket kepada responden (dalam hal ini adalah siswa) yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap pengalaman belajar mereka dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada pambelajaran berdiskusi dengan teknik MURDER.
35
3) Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2008 :203). Observasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi terstruktur yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya. 3.3.2
Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan
langkah-langkah berikut. 1) Mengubah skor keterampilan berbicara yang diolah menjadi nilai dengan rumus sebagai berikut. =
yang diperoleh X 100
2) Uji reliabilitas antarpenimbang data. Uji reliabilitas antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antara penguji yang satu dengan lainnya bagi setiap testi. Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas antarpenimbang ini, adalah sebagai berikut. (Σ)2 ;
Σ !" # =
∑(∑ " )2
−
(Σ)2 ;
36
SSp Σ !2 p =
Σ(')2
−
SStotΣ2 " = Σ2 −
(Σ)2 ;
(Σ)2 ;
dan
SSkkΣ!2 = Σx2 t − Σdt2 − Σ !2 p Setelah itu hasil dari data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus: 11 =
*" − * *"
kemudian, nilai tersebut juga akan dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut. TABEL 3.1 TABEL GUILFORD Nilai
Kualitas korelasi
< dari 0,20
Sangat rendah
0,20 - 0,40
rendah
0,40 – 0,60
cukup
0,60 – 0,80
tinggi
0,80 –1,00
korelasi sangat tinggi (Nurgyantoro, 1987:101)
3) Setelah itu, data yang diperoleh diolah menggunakan program SPSS 16,0 for windows. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes, dan dari kelas ekperimen dan kontrol.
37
a.
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b.
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berditribusi nomal atau tidak. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen serta berdistribusi normal tapi tidak homogen maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t.
c.
Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas dan untuk pengujian hipotesisnya dilakukan uji statistik non-parametrik seperti Mann-Whitney.
d.
Lalu menghitung indeks gain (normalized gain) untuk melihat peningkatan hasil kelas eksperimen dengan rumus indeks gain dari Meltzer (Saptuju dalam Wardhani, 2006: 39), yaitu:
Indeks gain =
Skor Postest − Skor Pretest SMI − Skor Pretest
Adapun untuk kriteria rendah, sedang, dan tinggi mengacu pada kriteria Hake (Saptuju dalam Wardhani, 2006: 39), yaitu sebagai berikut.
38
Indeks Gain < 0,30
: Rendah
0,30 ≤ IndeksGain ≤ 0,70 : Sedang IndeksGain > 0,70
: Tinggi
4) Analisis Data Angket Dari data yang diperoleh akan dihitung jumlah responsden yang memilih setiap pilihan jawaban yang disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dihitung persentasinya dengan menggunakan rumus perhitungan persentase sebagai berikut.
p=
f x100% n
Keterangan : p = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyaknya responden persentase yang diperoleh akan ditafsirkan berdasarkan kriteria yang dikemukakan Maulana (Sofia, 2005: 43) sebagai berikut. 0%
: tak seorang pun
1% - 24%
: sebagian kecil
25% - 49 %
: hampir setengahnya
50%
: setengahnya
51% - 74%
: sebagian besar
75% - 99%
: hampir seluruhnya
100%
: seluruhnya
39
5) Analisis Data Observasi Data hasil observasi merupakan data pendukung dalam penelitian ini. Perhitungan data observasi diklasifikasikan melalui kualifikasi nilai observasi sebagai berikut. TABEL 3.2 Kualifikasi Nilai Observasi Nilai
Skor
Arti
A
81-100
Baik sekali
B
61-80
Baik
C
41-60
Cukup
D
21-40
Kurang
E
1-20
Sangat kurang (Nurgiyantoro 1994:305-306)
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau pasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih sistematis dan mudah diolah (Arikunto, 2006:160). 3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data-data dari penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan beberapa instrumen diantaranya yaitu alat tes, angket, dan lembar observasi.
40
1. Tes Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah penerapan teknik MURDER, dilakukan dua kali tes yang terdiri dari tes awal dan tes akhir. Pada tes awal siswa
diminta
mengemukakan
pendapat
mengenai
masalah
yang
didiskusikannya dari sebuah artikel, selanjutnya diberikan perlakuan, lalu diadakan tes akhir dengan menggunakan teknik MURDER. Penilaian dalam penelitian ini dilakukan melalui penilaian dalam bentuk lisan. Untuk mempermudah menilai kemampuan berbicara siswa, maka penilaian terhadap pernyataan lisan dilakukan dengan menggunakan aspek-aspek keterampilan berbicara yang terkait dengan pembelajaran berdiskusi. Aspek penilaian dibuat dalam format sebagai berikut. TABEL 3.3 Format Penilaian Kemampuan Berbicara No
Aspek Yang dinilai
SKALA NILAI 1
2
3
4
Bobot 5
1
Ketepatan struktur
3
2
Kelancaran
4
3
Kualitas gagasan yang dikeluarkan
4
4
Banyaknya gagasan yang dikemukakan
3
5
Hubungan isi dengan topik
4 Jumlah Sumber:Nurgiyantoro (2001:291)
Skor
41
Aspek nilai dalam skala, dideskripsikan dengan kriteria-kriteria penilaian sebagai berikut. a. Ketepatan struktur 5
= Sangat cermat, tidak ada penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa.
4 = Umumnya sudah cermat, tidak ada penyimpangan yang dianggap bisa merusak bahasa. 3 = Ada beberapa kesalahan atau penyimpangan tetapi tidak terlalu merusak bahasa. 2 = Terdapat cukup banyak kesalahan yang dianggap dapat merusak bahasa yang mencerminkan ketidakcermatan. 1 = Struktur bahasanya kacau yang tidak mencerminkan ketidaktahuan dan ketidakpedulian. b. Kelancaran 5 =Berbicara lancar dan kecepatannya tepat sehingga maksudnya mudah dipahami. 4 = Berbicara lancar namun terlalu cepat. 3 = Berbicara lancar hanya sedikit mengalami penghentian berbicara. 2 = Berbicara terbata-bata tetapi maksudnya masih bias dipahami. 1 = Berbicara terbata-bata dan sulit dipahami. c. Kualitas gagasan yang dikeluarkan 5 = Kualitas gagasan sangat bermakna dan bermutu. 4 = Isi pembicaraan sudah bagus, bermakna, tapibelum sampaipada taraf istimewa.
42
3 = Kualitas isi memadai dalam arti tidak bagus tapi juga tidak jelek. 2 = Dirasakan cukup banyak kekurangan. 1 = Isi pembicaraan sangat jauh dari memadai. d. Banyaknya gagasan yang dikemukakan 5 = Isi pembicaraan sangat lengkap, tidak ada hal penting yang tertinggal. 4 = Ada sedikit kekurangan namun bukan hal yang penting. 3 = Kelengkapan isi memadai walaupun terdapat yang kurang. 2 = Isi pembicaraan dirasa kurang lengkap. 1 = Isi pembicaraan sangat minim, banyak hal yang tidak diungkapkan. e. Hubungan isi dengan topik 5 = Isi pembicaraan sangat cocok dan benar-benar mewakili topik. 4 = Ada sedikit yang cocok tapi bukan hal yang penting. 3 = Banyak dijumpai hal yang kurang cocok antara isi dan topik, tetapi secara umum masih cukub baik. 2 = Banyak sekali hal yang tidak cocok sehingga menimbulkan kesan yang tidak nyambung. 1 = Benar-benar terasa tidak ada hubungan antara isi dan topik.
2. Angket Angket digunakan untuk mendapatkan gambaran siswa mengenai tanggapannya selama mengikuti proses pembelajaran. Angket diberikan setelah siswa mendapatkan pembelajaran berdiskusi dengan menggunakan teknik MURDER. Angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup yaitu angket
43
yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006:152). Berikut angket yang digunakan terhadap pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik MURDER. TABEL 3.4 Respon Siswa PERNYATAAN
No
ALTERNATIF JAWABAN
1
Apakah kalian menyukai pembelajaran a. Ya bahasa dan sastra Indonesia?
b. Tidak c. Biasa saja
2
Aspek keterampilan manakah yang kalian a. Membaca sukai dalam pelajaran bahasa dan sastra b. Menulis Indonesia?
c. Berbicara d. Mendengarkan
3
Menarikah pembelajaran berbicara untuk a. Ya mengemukakan pendapat melalui teknik b. Tidak MURDER?
4
c. Biasa saja
Pernahkah guru atau guru PLP kalian a. Tidak pernah menggunakan teknik MURDER dalam b. Pernah pembelajaran berdiskusi?
5
Apakah
pembelajaran
c. Tidak ingat dengan
teknik a. Ya
MURDER dapat memotivasi kalian untuk b. Tidak
44
lebih berani tampil bicara? 6
c. Biasa saja
Apakah pembelajaran seperti ini dapat a. Ya mengasah
kemampuan
kalian
berpikir? 7
Apakah
c. Biasa saja pembelajaran
MURDER
ini
dapat
dengan
teknik a. Ya
meningkatkan b. Tidak
wawasan kalian? 8
dalam b. Tidak
c. Biasa saja
Menurut kalian apakah pembelajaran ini a. Merasa terbantu dapat membantu kalian untuk berbicara b. Biasa saja lebih sistematis?
c. Tidak terbantu d. .........................
9
Menurut kalian pembelajaran berdiskusi a. Ya untuk mengemukakan pendapat dengan b. Tidak teknik MURDER ini sudah efektif?
10
c. Biasa saja
Apakah kalian dapat memahami materi a. Ya dengan pembelajaran ini?
b. Tidak c. Biasa saja d. .................
3. Lembar Observasi
45
Obsevasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Hal yang dilakukan dalam observasi ini adalah melihat, mendengar, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Berikut adalah lembar obsevasi aktivitas guru. TABEL 3.5 Observasi Aktivitas Guru No
Hal Yang Diamati
Penilaian A B C D
1
Kemampuan Membuka pelajaran a. Menarik perhatian siswa b. Menimbulkan motivasi c. Memberikan acuan bahan yang disajikan d. Membuat kaitan bahan ajar yang lama
2
Sikap guru dalam proses pembelajaran a. Kejelasan suara b. Antusiasme penampilan
3
Proses pembelajaran a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan b. Kejelasan
dalam
menerangkan
dan
menanggapi
dan
memberikan contoh c. Antusiasme
dalam
menggunakan respon 4
Kemampuan menggunakan teknik MURDER a. Memperhatikan sistematika penggunaan teknik MURDER b. Guru
mengelompokkan
siswa
dengan ketentuan teknik MURDER
sesuai
Skor
46
c. Guru melakukan tanya-jawab mengenai materi diskusi untuk meningkatkan mood siswa d. Guru
memberikan
perwakilan
kesempatan
pada
kelompok
untuk
anggota
mengemikakan isi artikel e. Guru
memberikan
kesempatan
kepada
memberikan siswa
untuk
melakukan kolaborasi dengan pasangan dyad masing-masing. 5
Evaluasi a. Guru mencatat komentar dan pendapat siswa
kemudian
menyimpulkan
pemecahan masalah secara bersama-sama. 6
Kemampuan menutup pelajaran a. Meninjau kembali b. Memberikan kesempatan bertanya
Komentar mengenai aktivitas guru:
Keterangan : A : Sangat Baik (81-100) B : Baik (61-80) C : Cukup (41-60) D : Kurang (1-20)
47
Hal-hal yang harus diamati terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran, diantaranya terdapat pada lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut. TABEL 3.6 Observasi Aktivitas Siswa No
Aspek Yang diamati
Jumlah Siswa
1
Aktivitas siswa selama mengikuti PBM
a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru b. Siswa serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru c. Salah satu anggota kelompok mengemukakan isi artikel tersebut d. Siswa membagi kelompok menjadi pasangan dayd untuk menelaah artikel e. Setiap pasangan dyad membagi tugas untuk menelaah
artikel
permasalahan,
dengan
faktor-faktor
mencari penyebab
masalah, serta pemecahan masalah. f. Setiap pasangan dyad-1 dan pasangan dyad-2 mengerjakan tugas masing-masing g. Salah
satu
anggota
kelompok
dapat
mengemukakan permasalahan dalam artikel h. Salah
satu
mengemukakan
anggota
kelompok
faktor-faktor
dapat
penyebab
permasalahan dalam artikel i. Salah satu anggota kelompok mengungkapkan solusi dari masalah yang terdapat dalam artikel
48
j. Siswa menyimpulkan hasil dari diskusi yang telah dilakukan. 2
Aktivitas siswa yang tidak sesuai PBM a. Melamun b. Mengobrol c. Melakukan pekerjaan lain
3.5
Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data dalam
penelitan ini terdiri atas populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Madia SMK PGRI 2 Cimahi tahun ajaran 2009/2010 semester genap. Akumulasi jumlah seluruh kelas Madia terdiri dari tujuh kelas yaitu jurusan Akuntansi (AK) 2 kelas, jurusan Administrasi Perkantoran (AP) 2 kelas, jurusan Penjualan (PJ) 2 kelas dan Farmasi berjumlah 1 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas yang tidak diambil secara acak karena pengadaan pengelompokan baru dilapangan sering tidak memungkinkan. Berdasarkan informasi guru, semua kelas memiliki karakteristik akademis yang sama atau hampir sama (merata) dilihat dari input NEM pada saat mendaftar dan nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Pengambilan sampel yang peneliti tetapkan sebagai kelas eksperimen adalah kelas Madia jurusan PJ-2 dan kelas PJ-1 sebagai kelas kontrol. Pertimbangan penetapan jurusan Penjualan sebagai sampel dikarenakan materi berbicara sangat sesuai untuk dikembangkan pada jurusan ini yang lulusannya
49
diharapkan dapat menjadi usahawan dalam bidang penjualan, sehingga pelatihan keterampilan berbicara perlu sekali ditekankan.