34 BAB 3 ANALISIS SISTEM
3.1
Latar Belakang Perusahaan
3.1.1
Sejarah Kepulauan Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam, hal ini tentu tidak perlu
dipungkiri lagi. Berbagai kekayaan alam baik dari hasil bumi maupun lautan dapat diperoleh dengan mudah di berbagai pelosok nusantara. Tentu saja dengan kekayaan alam yang begitu berlimpah membuat PT Medco E&P Indonesia sadar akan besarnya potensi membangun sebuah perusahaan energi, dengan harapan akan berguna bagi banyak pihak. PT Medco E&P Indonesia (MedcoEnergi) didirikan pada 9 Juni 1980 oleh Bapak Ir. Arifin Panigoro, pada awalnya perusahaan ini lebih dikenal sebagai kontraktor pengeboran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1992, MedcoEnergi memulai usahanya di area Kalimantan Timur, Tesoro, dengan penghasilan 5000 barrel perhari. Perkembangan bisnis MedcoEnergi mengalami perubahan pesat ketika perusahaan ini memperoleh 100% saham PT Stanvac Indonesia dari Exxon Mobil pada tahun 1995. Peningkatan 11.000 barrel perhari yang diperoleh dari ladang PT. Stanvac Indonesia (South & Cental Sumatera) tidak menghentikan kesuksesan MedcoEnergi. Setahun kemudian, MedcoEnergi menemukan ladang minyak terbesar Kaji Semoga, di Sumatera, yang diakui sebagai penemuan ladang minyak terbesar di era 90an. MedcoEnergi kini sedang melakukan investasi diberbagai eksplorasi dan produksi diberbagai tempat baik di Indonesia maupun Internasional. Sejauh ini
35 MedcoEnergi telah memiliki 9 pertambangan darat dan 4 pertambangan lepas pantai, dengan penghasilan 20 juta barrel dan 85 miliar kubik gas pertahun. Disamping menghasilkan produk berupa oil and gas dan jasa pengeboran, MedcoEnergi juga mendirikan PT Medco Methanol Bunyu pada tahun 1997. Dengan mengubah gas alam menjadi methanol, PT Medco Methanol Bunyu mampu menghasilkan 330.000 metric ton methanol per tahun. Hasil produksi methanol di pulau Bunyu ini mendapatkan peringkat AA standar Amerika dikarenakan kualitasnya yang begitu baik. Perkembangan usaha MedcoEnergi kini sudah meluas hingga ke bisnis pembangkit listrik. Pada tahun 2004 di pulau Batam, PT MedcoEnergi Menamas berkerjasama dengan PT PLN YPK mendirikan pembangkit listrik, dengan harapan mampu membantu meningkatkan kemakmuran masyarakat di pulau Batam. MedcoEnergi terdiri atas 3 divisi utama yang dimana tiap divisi memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Apabila dipisah berdasarkan proses kerja, secara keseluruhan MedcoEnergi terdiri atas 29 bagian (divisi). Setiap divisi utama memiliki 5 hingga 11 divisi, dan setiap divisi memiliki proses kerja dan tanggung jawab yang saling berkaitan. Besarnya tanggung jawab dan proses bisnis yang dikerjakan membuat MedcoEnergi memperkerjakan hampir 3.000 pekerja lapangan dan 1.000 karyawan baik yang berstatus karyawan tetap maupun tidak tetap. Dengan perkembangan yang begitu pesat, kini MedcoEnergi telah menjadi perusahaan energi Indonesia terbesar yang bergerak bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas (migas), jasa pengeboran, produksi methanol dan pembangkit listrik.
36 3.1.2
Visi dan Misi Adapun visi dan misi dari MedcoEnergi sejak awal berdirinya adalah:
Visi
: Perusahaan energi yang terpilih.
Misi
: Mengembangkan sumber daya energi yang berpotensi menghasilkan investasi yang menguntungkan.
3.1.3
Struktur Organisasi Struktur organisasi yang digunakan oleh MedcoEnergi adalah model organisasi
terstruktur yang dipimpin oleh Dewan Direksi Pimpinan (Board Of Directors). Dari dewan pimpinan, selanjutnya pembagian ruang lingkup pekerjaan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) divisi utama, serta 29 divisi yang masing-masing memegang tugas, tanggung jawab dan wewenang yang berbeda. Ke 3 (tiga) divisi utama tersebut adalah Technical Shared Service, Production Asset, Business Shared Service. Setiap divisi utama dikepalai oleh CEO dan setiap divisi dikepalai oleh senior manager yang bertanggung jawab langsung kepada CEO divisi utama. Sedangkan untuk tugas, tanggung jawab serta wewenang setiap divisi, diserahkan kepada senior manager setiap subdivisi. Pada divisi utama Technical Shared Service terdiri atas 11 divisi yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda didalam lingkup yang sama. Ke 11 divisi tersebut, yaitu: Exploration, Petroleum Engineering, Surface Engineering, Drilling, Major Project Execution, Capability& Service Management, Future Development Asset, Simenggaris Project, Madura Project, Bengara Project, dan Merangin Project.
37 Berbeda pada divisi utama Production Asset yang terdiri atas 7 divisi, yaitu: Rimau, South & Central Sumatera, Lematang, Tarakan & Kalimantan, Tomori, Operate by other, dan Reliability Excellence. Sedangkan Business Shared Service hanya memiliki 5 divisi, yang jauh lebih sedikit dari divisi utama lainnya, ke 5 divisi tersebut adalah: Information Service, Human Resouce, Supply Chain, Finance & Accounting,dan Legal. Khusus untuk 6 divisi lainnya berada diluar 3 divisi utama, tetapi memiliki tanggung jawab dan wewenang yang sejajar dengan ke 23 divisi yang lain. Ke 6 divisi ini yaitu: Corporate Planning, Risk Management/Internal Audit, Comercial, Safety, Health & Environment, Relations, dan Organization Transformation. Untuk keterangan selengkapnya, digambarkan pada 3.1
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Medco E&P Indonesia Sumber : Dokumentasi Perusahaan
39 3.2
Divisi Utama Technical Shared Service - Petroleum Engineering
3.2.1
Keterangan Divisi Utama Technical Shared Service Divisi Technical Shared Service merupakan divisi yang memegang peranan
penting didalam perusahaan. Dapat dikatakan penting karena hampir semua kegiatan berasal dari divisi ini, dan setiap divisi lainnya diwajibkan untuk mendukung proses bisnis divisi Technical Shared Service. Pada divisi Technical Shared Service bertanggung jawab untuk mencari, menghasilkan, mengelola, dan mengembangkan sumber daya energi yang didapat yang tentunya dengan dukungan divisi lainnya. Jarak antara lapangan dan kantor pusat begitu jauh, hal ini membuat teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat vital. Divisi Technical Shared Service membutuhkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjaga proyek tetap berjalan dan mengirimkan laporan untuk di analisis secara rutin. Apabila divisi ini tidak didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang terkelola dengan baik, tidak hanya proses bisnis menjadi terhenti, berbagai masalah dan kerugian akan mulai bermunculan. Besarnya tanggung jawab dan peranan yang diberikan bagian Technical Shared Service, serta besarnya dukungan divisi lain hanya untuk menjaga proses bisnis divisi Technical Shared Service, hal ini membuktikan kinerja divisi Technical Shared Service untuk mencari, menghasilkan, mengelola, dan mengembangkan sumber daya energi menjadi peranan yang sangat penting dan vital bagi perusahaan.
3.2.2
Proses Bisnis Divisi Utama Technical Shared Service MedcoEnergi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penghasil energi.
Keseluruhan proses bisnisnya lebih terfokus dalam mencari dan mengelola sumber daya
40 yang bisa menghasilkan energi. Sumber daya energi yang dikelola sekarang ini berupa migas, tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi MedcoEnergi untuk mengelola sumber daya energi baru apabila memungkinkan. MedcoEnergi berupaya agar hasil produksi yang dihasilkan memiliki hasil yang sangat baik, oleh karena itu MedcoEnergi hanya mempekerjakan para pekerja yang ahli dan terlatih dibidangnya. Para pekerja lapangan bertanggung jawab untuk mencari, mengelola, dan mengembangkan sumber daya energi yang didapat. Untuk kebutuhan teknologi dan knowledge, para pekerja lapangan mendapatkan dukungan sepenuhnya dari karyawan kantor. Para karyawan kantor selain memberikan kontribusi knowledge mereka,
mereka
juga
harus
mendukung
perusahaan
dengan
membuat
dan
mengembangkan proyek-proyek untuk masa mendatang. Rancangan harus direncanakan dengan detail dan jelas mengingat nilai investasi yang sangat besar. Setiap divisi harus memiliki nilai kerjasama yang sangat erat, oleh karena itu setiap divisi memiliki kesadaran untuk saling membantu dalam mendukung dan mewujudkan tujuan perusahaan. Hal ini menjadi keunikan MedcoEnergi, meskipun terbentang jarak yang begitu jauh segala macam upaya baik inovasi maupun teknologi akan dikembangkan agar kerjasama dan komunikasi bisa tetap dilakukan. Proses kerja yang berlaku didalam divisi utama Technical Shared Service – Petroleum Engineering berdasarkan dengan prosedur yang telah ditetapkan didalam oleh perusahaan. Namun, inisiatif kerja dan wewenang yang diberikan atasan ikut membentuk suatu proses kerja didalam divisi. Kegiatan proses bisnis yang dilakukan oleh MedcoEnergi berawal dari divisi utama Technical Shared Service yaitu divisi Exploration dan Petroleum Engineering. Divisi Exploration bertanggung jawab untuk mencari, merancang dan mengembangkan
41 proyek yang tentunya dengan bantuan divisi Petroleum Engineering. Divisi Petroleum Engineering – Reservoir Development bertanggung jawab untuk meneliti dan mempelajari lapisan tanah serta kandungannya pada suatu area. Setelah mendapatkan jawaban yang positif, divisi Drilling bertugas untuk melakukan pengeboran sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Meskipun ketiga divisi ini telah dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang terbaik, untuk menggali sumur dan menemukan migas tidaklah mudah. Terkadang dibutuhkan lebih dari satu kali pengeboran untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Setelah sumur dinyatakan dapat menghasilkan minyak maupun gas yang diinginkan, divisi Petroleum Engineering – Reservoir Development dan Surface Engineering bertanggung jawab untuk membuat infrastruktur bangunan. Setelah infrastruktur bangunan telah ada, divisi Surface Engineering - Well Production Surveillance bertugas untuk merancang dan memasang pompa dan pipa diatas lapisan tanah. Setelah pompa dan pipa telah terpasang dengan baik, Surface Engineering dan Petroleum Engineering - Production Improvment and Studied Group juga bertanggung jawab untuk mengelola, merawat, dan mengawasi proses pengambilan migas. Setelah sumur terbukti produktif dan patut untuk dikelola, divisi Petroleum Engineering Production Improvment and Studied Group akan bekerjasama dengan divisi utama Production asset untuk mengoptimumkan hasil produksi sumur tersebut dan menciptakan divisi baru dibagian Production asset. Divisi Major Project Execution bertugas apabila proyek yang dikerjakan masih dalam masa perkembangan dan proyek masih belum bisa menghasilkan sumur. Apabila daerah yang dikerjakan dinilai dapat berproduksi, divisi Exploration dan Petroleum Engineering akan melanjutkan proyek tersebut.
42 Divisi Capability and service Management berfungsi sebagai pendukung bagaian Petroleum Engineering di lapangan. Divisi ini bertugas untuk memenuhi kebutuhan teknologi informasi, knowledge, maupun tenaga kerja yang dibutuhkan oleh divisi Petroleum Engineering. Divisi Capability and service Management merupakan gabungan dari divisi Finance, Human Resource, dan Production. Divisi Future Development Asset merupakan divisi international dari MedcoEnergi. Divisi ini yang mengatur dan mengembangkan kerjasama proyek international yang dilakukan oleh MedcoEnergi.
3.2.3
Struktur Organisasi Divisi Utama Technical Shared Service – Petroleum Engineering Struktur organisasi pada divisi Technical Shared Service – Petroleum
Engineering (Engineering) hampir sama dengan struktur organisasi yang digunakan perusahaan. Divisi ini dipimpin oleh seorang senior manager. Selanjutnya, divisi ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian. Yaitu bagian Reservoir Engineering, Production and Well Engineering, Administration Group yang masing-masing bagian dipimpin oleh seorang manager. Pada Reservoir Engineering, pembagian jenis tugas, tanggung jawab dan wewenang kerja menjadi 2 bagian yaitu bagian Reservoir Development, dan Reservoir Study Group. Pada Production and Well Engineering, pembagian jenis tugas, tanggung jawab dan wewenang kerja menjadi 2 (dua) bagian l yaitu bagian Well Production Surveillance dan Production Improvment and Studied Group.
44 3.2.4
Tugas Tanggung Jawab dan Kewenangan (Divisi Petroleum Engineering) MedcoEnergi telah memberlakukan suatu prosedur dasar mengenai tugas,
tanggung jawab dan wewenang dari setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan. Dimana melalui prosedur ini, tugas, tanggung jawab dan wewenang dari tiap karyawan diuraikan secara jelas. Prosedur yang ditetapkan dapat bersifat fleksibel dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Adapun tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing posisi didalam divisi Technical Shared Service – Petroleum Engineering •
Reservoir Engineering Divisi ini bertanggung jawab untuk mengatur dan menjaga kestabilan fungsi lapisan tempat hydrocarbon agar sumur yang dikelola mampu dan tetap menghasilkan minyak maupun gas dalam jumlah yang telah diharapkan. ¾ Reservoir Development Divisi ini yang bertugas untuk mengembangkan proyek reservoir engineering dalam menjaga kestabilan lapisan tanah sehingga sumur dapat tetap diproduksi. ¾ Reservoir Study Group Divisi ini bertugas untuk meneliti lapisan tanah sebelum pengeboran dilakukan
•
Production and Well Engineering Dengan bantuan dari divisi Reservoir, divisi Production and Well Engineering bertanggung jawab dalam menjaga dan mengawasi proses produksi minyak
45 maupun gas agar berjalan sesuai rencana. Divisi ini melakukan pemasangan pompa dan instalasi pipa didaratan lalu disalurkan ke tank yang terdekat. ¾ Well Production Surveillance Divisi inilah yang bertugas dalam mengawasi dan mengelola pemasangan pompa, instalasi pipa dan pengambilan minyak. ¾ Production Improvment and Studied Group Pada divisi ini bertanggung jawab untuk mengembangkan proyek sehingga hasil pengambilan minyak bisa dioptimumkan. •
Administration Group Divisi ini bertanggung jawab untuk menyimpan, mengelola, maupun mendokumentasikan.
3.3
Analisis Strategi Perusahaan Untuk menentukan langkah yang akan diambil oleh suatu perusahaan, setiap
perusahaan harus dengan jelas mengambarkan dan merancang strategi mereka. Setiap divisi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan strategi yang telah dirancang untuk setiap divisi. Strategi yang dirancang oleh perusahaan tidak terfokus pada keinginan perusahaan saja, setidaknya strategi tersebut dapat membantu kinerja divisi yang lainnya. Kerjasama dan komunikasi yang baik antar divisi juga berperan penting dalam meningkatkan dan mendukung strategi perusahaan. MedcoEnergi sadar akan pentingnya dalam menetukan strategi perusahaan, oleh karena itu setiap strategi dibutuhkan ketelitian, kejelasan dan keterbukaan baik antar divisi maupun terhadap perusahaan.
46 Strategi perusahaan lebih dititik beratkan pada divisi Technical Shared Service karena divisi inilah yang menjadi pusat kegiatan seluruh perusahaan. Dalam menganalisis strategi yang digunakan oleh MedcoEnergi, kami memecah analisis kami menjadi 2 tahap, tahap yang pertama menggunakan analisis industri atau Porter lalu yang tahap yang kedua mengggunakan analisis SWOT.
3.3.1
Analisis Industri atau Porter Pada setiap industri pertambangan migas memiliki kesamaan dalam mengatasi
pesaingnya. Untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi mereka, pada dasarnya mereka mereka membutuhkan suatu perbandingan. Dalam hal ini ada enam faktor yang menjadi pertimbangan dalam perbandingan mereka, ke-enam faktor ini dikenal dengan nama analisis industri atau 6 daya porter. Dalam analisis industri atau porter ada 6 hal yang akan menjadi perbandingan (lihat gambar 3.3), yaitu : 3.3.1.1 Persaingan Antar Industri Pertambangan Migas MedcoEnergi merupakan perusahaan Indonesia yang menghasilkan produksi migas terbesar di Indonesia. Diawali pada tahun 1980 sebagai kontraktor pengeboran Indonesia yang pertama, berkembang sampai sekarang manjadi perusahaan yang terkuat dibidangnya. Dalam industri pertambangan migas ini terdapat pula beberapa pemain kuat seperti: PT Star Energi, PT Surya Raya Teladan, PT Bakrie Oil, PT Premier Oil Ltd, PT Konjur, PT Total dan PT Caltex. PT Star Energi dan PT Surya Raya Teladan merupakan pemain baru dalam industri pertambangan migas, berbeda dengan MedcoEnergi yang sudah 25 tahun berproduksi. Terdapat juga pemain lama seperti PT Bakrie Oil, PT Premier Oil Ltd dan PT Konjur, meski memiliki umur dan pengalaman hampir sebanyak MedcoEnergi, tetapi
47 daya produksi mereka masih belum sebesar MedcoEnergi. Kebanyakan industri ini lebih kuasai oleh pertambangan migas asing, mengingat besarnya modal, pengalaman, pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki. PT Total dan PT Caltex merupakan contoh perusahaan asing pertambangan migas yang baik, dilihat dari besarnya kapasitas produksi serta pengalaman kerja mereka bisa disejajarkan dengan MedcoEnergi. Persaingan industri pertambangan migas hanya terjadi pada saat pemilihan lahan atau blok, selebihnya tidak banyak pengaruh yang bisa diberikan oleh sesama industri. Setiap perusahaan hanya boleh mengambil minyak dari lahan atau blok yang telah dibeli atau ditentukan. Mengenai harga jual pengaruh sesama industri pun sangat sedikit, harga jual hanya dipengaruhi pasaran dunia terhadap minyak. Industri pertambangan migas merupakan industri yang sangat khusus, hasil produksi yang dihasilkan hanya 2, yaitu minyak dan gas. Hasil bervariasi dapat diberikan apabila telah dikelola lebih lanjut, sebagai contoh bensin, minyak tanah, aspal, dll. Industri pertambangan migas di Indonesia hanya bergerak sebagai pertambangan bukan pengelolaan, hal ini juga membuat perkembangan industri cenderung lambat. Ada beberapa peraturan khusus yang diberikan pemerintah terhadap industri pertambangan migas lokal, yaitu semua produksi migas harus dijual ke pemerintah. Mengingat industri pertambangan migas merupakan kekayaan alam yang sangat besar dan pengaruhnya sangat luas ke masyarakat Indonesia, seperti yang diatur pada UUD 1945 pasal 33. Tetapi berlakunya pembelian monopoli pemerintah tidak merugikan industri ini, perlakuan khusus juga seperti segala macam pengeluaran yang dikeluarkan oleh industri pertambangan migas lokal, baik berhasil maupun tidak, akan diganti pemerintah minimal dalam rentang 60% hingga 100%. Hal ini membuat kerugian industri semakin kecil, tetapi bukan berarti pemerintah selalu mentolelir kesalahan.
48 Apabila dalam rentang tertentu, sesuai perjanjian yang ditentukan, perusahan tetap tidak mampu memproduksi migas maka perusahaan itu akan diberi sanksi bahkan dikeluarkan oleh BPMIGAS. Nama besar dan tingkat keberhasilan sangat berpengaruh ketika melakukan penawaran memperebutkan daerah produksi. Sebagai catatan, proses pencarian migas sangatlah sulit, berbagai teknologi, pengalaman dan pengetahuan sangat berperan penting dalam membantu pencarian. Industri pertambangan migas ini merupakan produk yang khusus dan sangat berpengaruh besar dalam kehidupan. Persaingan serta perkembangan antar industri cenderung tidak terlalu kuat, dilihat dari sedikitnya pemain dalam industri ini, besarnya biaya serta investasi yang dikeluarkan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk berproduksi sangat sulit untuk dipenuhi. Setiap pemain mempunyai daerah yang berbeda-beda sehingga persaingan hanya terjadi ketika memperebutkan proyek (lahan baru) yang dapat menghasilkan migas, dengan cara mengajukan proposal ke pemerintah. Ada beberapa faktor penting yang mendukung berjalannya suatu industri pertambangan, yaitu : 1. Modal Modal yang ditanamkan dalam industri digunakan untuk kegiatan operasional baik di kantor maupun di lapangan, contohnya: a. Pembelian atau penyewaan alat b. Penyewaan bangunan perusahaan c. Pembangunan infrastruktur dilapangan d. Biaya operasional e. Pemeliharaan alat, dll.
49 2. Peralatan Faktor kedua yang menjadi hal penentu adalah peralatan. Perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang lebih banyak bergerak dilapangan, sehingga perlatan dibagi berdasarkan kebutuhan dilapagan dan dikantor. Peralatan dikantor lebih dititik beratkan pada faktor pendukung produksi berbeda pada peralatan yang ada dilapangan yang jauh lebih terfokus pada produksi. Contoh peralatan yang di gunakan dikantor, yaitu : a. Server dan komputer b. Aplikasi untuk simulasi dan pengambil keputusan c. Mobil d. Peralatan kantor, dll. Sedangkan untuk dilapangan seperti : a. Pembukaan lahan (Bulldoser) b. Pembangunan Infrastruktur (Oil Rig, Plant) c. Perlalatan untuk mencari migas (Magnetometer, Sniffers, Seismograf) d. Peralatan untuk menambang (Driller, Pipa, Generator, Hoister) e. Peralatan untuk mengambil minyak (Well Head, Polishing Rod, Sucker Rod, Pump) f.
Peralatan
untuk
mengirim
minyak
(Kapal
pengangkut
minyak,
Container, pipa) 3. Lahan tambang Lahan tambang atau daerah penambangan lebih dikenal dengan nama “blok”. Ini merupakan faktor terbesar karena tanpa lahan maka perusahaan tidak akan berjalan.
50 Setiap blok yang telah dibeli belum tentu sepenuhnya akan menghasilkan minyak maupun gas seperti apa yang telah diperhitungkan. 4. Sumber daya manusia Sungguh sangat sulit untuk mencari sumber daya manusia pada bidang ini. Selain ilmu pengetahuan dan pengalaman menjadi pertimbangan utama, faktor keberuntungan dan naluri juga menjadi perhitungan. Sumber daya manusia harus yang berkualitas dan mengerti akan bidang pertambangan ini agar kinerja perusahaan dapat berjalan seoptimal mungkin. 5. Peraturan pemerintah Pemerintah sangat mendukung penuh usaha untuk mendapatkan kekayaan alam Indonesia, tentu dengan tanggung jawab yang besar pula. Industri migas sangat memberikan kemakmuran bagi negara yang bisa mengelolanya dan memberikan penghidupan bagi masyarakatnya. Besarnya peran peraturan pemerintah memberikan dua sisi yang saling bertentangan, pertama besarnya jaminan pemerintah terhadap industri migas lokal, ke-dua sulitnya untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam industri migas.
3.3.1.2 Pendatang Baru (Rintangan untuk Masuk dan Keluar) Ada dua hal yang membuat sebuah industri sulit untuk dimasuki pendatang baru, rintangan untuk masuk yang tinggi dan sulitnya untuk keluar dari industri. Pada dasarnya setiap industri selalu bertujuan untuk mencari keuntungan, apabila ada peluang yang memungkinkan dan keuntungan yang menjanjikan, tentu industri ini akan sangat diminati. Beberapa hal dibawah ini yang menyebabkan pendatang baru sulit masuk ke dalam industri pertambangan migas.
51 1. Modal yang sangat besar Sulit untuk dikatakan betapa besarnya investasi yang harus ditanamkan pada industri ini, ditambah risiko kerugian yang tinggi. Hal yang menarik dari industri ini adalah besarnya keuntungan yang didapat, seperti segala biaya produksi diganti oleh pemerintah dan keuntungan bagi hasil produksi minyak dengan pemerintah tentu membuat banyak investor sangat tertarik pada industri ini. Ada hal yang perlu diingat, memang hampir semua biaya investasi akan diganti oleh pemerintah, tetapi pada awal pencarian hingga proses produksi pertama kali, biaya penyewaan dan pembelian peralatan, perusahaan yang harus menanggung biaya. Investasi dalam membangun dan menjalankan industri ini tergolong sangat besar, ini merupakan salah satu alasan utama para pendatang baru sulit, bahkan cenderung malas ikut bersaing dalam industri ini. 2. Adanya peraturan pemerintah Migas merupakan produk yang dilindungi oleh pemerintah karena merupakan produk yang akan digunakan oleh orang banyak dan untuk kesejahteraan orang banyak. Faktor ini menyebabkan pemerintah banyak menerapkan peraturan pada industri pertambangan migas. Pemerintah akan mengeluarkan denda dan hukuman yang sangat besar apabila salah satu dari ketentuan dilanggar. Industri pertambangan migas merupakan salah satu industri yang memiliki risiko serta tanggung jawab yang besar. 3. Terbatasnya lahan dan bahan baku Migas bukan merupakan bahan baku yang mudah ditemukan, ditambah lagi migas bukanlah sumber daya yang mudah diperbaharui dalam waktu yang singkat, hal ini membuat jumlahnya sangat terbatas. Selain itu lahan yang ada juga sangat terbatas dan sulit untuk dijangkau. Kedua hal tersebut membuat beberapa perusahaan berpikir bahwa untuk masuk dalam industri pertambangan ini sulit.
52 4. Dibutuhkan pengalaman serta akses teknologi Setiap pengeboran yang dilakukan memakan biaya besar, risiko tinggi bahkan pencarian sulit. Oleh karena itu, pengalaman dan akses teknologi terbaru sangat membantu. Hanya saja mencari sumber daya yang berpengalaman pada bidang ini terlalu sedikit. Teknologi yang harus didapatkan tidak mudah diperoleh di Indonesia. Hanya negara-negara yang sudah maju yang dapat memproduksi teknologi ini. 5. Pertimbangan untuk keluar industri Investasi yang diberikan pada industri ini sudah jelas sangat besar, ditambah usaha yang bergerak dibidang khusus membuat industri ini sulit untuk menjual aset-aset mereka. Tidak banyak perusahaan yang berani membeli atau bahkan menyewa alat pengeboran, bahkan sangat sedikit perusahan yang membutuhkan alat untuk mengebor bumi. Meskipun mereka sangat yakin untuk menghentikan produksi mereka, dan keluar dari industri migas, berbagai tuntutan pun harus siap dihadapi, antara lain: a. Biaya keluar yang sangat besar, tentunya para pekerja yang berpengalaman memiliki biaya tunjangan yang besar pula. b. Banyak perusahaan yang sangat bergantung pada hasil produksi industri ini, meski secara tidak langsung. c. Pemerintah dan masyarakat tidak akan setuju apabila perusahaan harus ditutup, selain pemerintah akan mengalami kerugian secara aset dan keuntungan, masyarakat juga akan kehilangan sumber daya energi yang sangat berharga. d. Rintangan emosi pada industri pertambangan migas sangat kuat. Kesulitan berupa biaya investasi yang sangat besar, ketergantungan energi tinggi, dan
53 tingkat kesulitan produksi yang lebih tinggi, membuat pekerjaan ini sulit dilupakan.
Modal besar, peraturan mengikat, tingkat kesulitan pencarian sumber daya tinggi, aset sulit untuk dijual kembali, rintangan emosi tinggi, produk khusus, sudah cukup membuat perusahaan yang ingin masuk ke industri ini kesulitan. Selain sarana secara materi harus dipersiapkan, sarana yang lain yang tidak kalah penting dan sulit untuk diperoleh harus dipenuhi. Dapat disimpulkan pendatang baru dalam industri pertambangan migas ini dapat dikatakan kecil karena potensi untuk tetap bertahan sangat sulit, apalagi modal, persiapan serta pengalaman dalam bidang pertambangan migas ini tidak mencukupi.
3.3.1.3 Produk Pengganti Dalam kondisi sekarang, melihat besarnya tingkat ketergantungan dan permintaan energi pada migas sangat tinggi, sulit untuk membandingkan produk ini dengan produk yang lain. Dengan kata lain, produk migas bisa dikatakan produk monopoli. Untuk menggantikan peran penuh dari migas, hanya sedikit sekali produk yang bisa mengimbanginya. Kebanyakan hanya bisa mengantikan produk migas yang telah diolah, bukan secara mentahnya. Dalam hal ini, migas yang dibahas adalah migas dalam bentuk mentah yang belum diolah. Salah satu produk yang hampir bisa mendekati produk migas mentah adalah batubara dan pemanfaatan sinar matahari. Seperti yang diketahui bahwa migas digunakan untuk kepentingan energi. Salah satu produk yang dapat menjadi barang pengganti adalah batu bara. Batu bara dapat digunakan pada alat memasak (kompor). Peran panas matahari lebih besar dibandingkan
54 batu bara. Panas matahari jauh lebih lama telah dimanfaatkan manusia, hanya saja belum banyak produk yang memanfaatkan panas matahari sebagai sumber energi. Sekarang ini memang sudah beberapa produk yang menggunakan sumber panas matahari, tetapi biaya pengganti yang dikeluarkan juga tidak kecil. Dapat disimpulkan bahwa dalam industri ini belum ada barang pengganti yang bisa mengantikan fungsi secara penuh dari produk industri pertambangan migas ini. Adapun produk batubara dan panas matahari yang dapat dikatakan sebagai produk penganti dari migas, tetapi pengaruh terhadap industri pertambangan ini tidak besar.
3.3.1.4 Pelanggan Jumlah pelanggan yang membeli migas sangatlah terbatas karena cara mengelola migas yang sulit. Pelanggan utama dari industri pertambangan migas MedcoEnergi adalah pemerintah karena migas merupakan produk yang dilindungi oleh pemerintah. Dalam hal ini tingkat ketergantungan sangat tinggi, tetapi juga sebaliknya pemerintah sangat membutuhkan migas. Setiap produksi minyak dan gas yang diperoleh langsung dijual dan dikirimkan ke pemerintah. Keuntungan diperoleh melalui 2 hal, harga minyak dunia dan pemerintah. Disisi lain pemerintah juga memperoleh keuntungan yang besar, karena harga minyak dunia masih tinggi dan permintaan akan migas juga tinggi. Kesimpulan, tidak adanya ancaman yang berarti dari pelanggan di industri ini. Selain pemerintah memperoleh keuntungan yang sangat besar, industri migas merupakan salah satu aset negara.
55 3.3.1.5 Pemasok MedcoEnergi memiliki pemasok untuk mendukung jalannya kelancaran kegiatan pertambangan. MedcoEnergi selalu memelihara hubungan baik dengan para pemasoknya, karena keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Yang meliputi pemasok, yaitu: 1. Industri penjualan peralatan untuk pertambangan Alat berat merupakan peralatan yang penting dalam industri pertambangan. Kebanyakan dari peralatan tambang berat ini diperoleh dari negara-negara maju. Jumlah pemasok utama pada peralatan berat ini ternyata cukup banyak, dapat dilihat dari tender yang diadakan MedcoEnergi. Berbagai jenis penjualan maupun penyewaan barang dan jasa banyak ditawarkan oleh perusahaan asing yang tertarik untuk bekerjasama. Kesulitan yang diberikan hanya pada proses pengiriman yang memakan waktu. Contoh alat berat yang digunakan dalam industri pertambangan migas ini antara lain: a. Driller b. Generator c. Hoister d. Sucker Pump 2. Industri Pembangunan Infrastruktur Pemerintah
mempunyai
peraturan
yang
cukup
mengikat
yaitu
tidak
diperkenankan membeli ataupun menyewa produk asing selama dapat diperoleh di Indonesia. Hal ini sangat meningkatkan nasionalisme bagi industri pertambangan migas lokal. MedcoEnergi lebih memilih pembangunan proyek dilakukan oleh kontraktor lokal, terlebih pada daerah yang akan digali. Selain dapat memberikan lapangan
56 pekerjaan bagi masyarakat lokal, MedcoEnergi juga dapat meningkatkan keharmonisan dengan warga sekitar mengingat industri migas bergerak dibidang yang merusak alam. Keuntungan industri migas lebih terletak pada jumlah migas yang dapat diperoleh. Semakin banyak, maka semakin besar pula keuntungan yang didapat. Pada posisi ini, MedcoEnergi bargaining of power yang lebih dominan dari pemasok.
3.3.1.6 Pemerintah Pemerintah secara tidak langsung memberikan perlindungan pada industri migas. Industri ini memberikan keuntungan yang sangat besar dan memberikan devisa bagi negara, hal ini membuat kepemilikan mata uang asing menjadi hal yang wajib. Besarnya keuntungan yang didapat membuat perputaran mata uang sulit untuk dibatasi. Ada juga beberapa kewajiban yang tetap harus dipenuhi oleh industri ini, seperti pajak. Akhir dari kebijaksanaan pemerintah yang selalu diperlihatkan pemerintah dalam memberikan bantuan pada semua perusahaan di industri migas. Pemerintah sangat mendukung segala upaya dalam memperoleh dan mengelola sumber daya yang dapat menghidupkan masyarakat Indonesia. Hal ini ditunjukan dalam peraturan serta perlindungan yang diberikan, tidak hanya berpihak pada industri tetapi juga pada masyarakat Indonesia.
57 Tabel 3.1 Kriteria Daya Porter PT. Medco E&P Indonesia
Persaingan antar industri
Rintangan untuk keluar
Rintangan untuk masuk
STM Ukuran secara ekonomi Perbedaan produk Identifikasi merek Biaya pengganti Kebutuhan biaya Akses teknologi terbaru Perlindungan pemerintah Hasil pengalaman Asset Specialization Biaya penutupan usaha Strategic interrelationship Rintangan emosional Pembatasan pemerintah dan masyarakat Jumlah pesaingan yang berimbang Perkembangan industri terhadap sesama industri Biaya tetap Fitur produk Peningkatan kapasitas Variasi pesaing Strategi Kerugian
Keterangan : STM = Sangat Tidak Menarik KM = Kurang Menarik N = Netral CM = Cukup Menarik SM = Sangat Menarik
KM
N
CM
Sedikit
√
Kecil Rendah Rendah Rendah Banyak Tidak ada Tidak penting Tinggi Tinggi
√ √ √ √ √
Banyak Besar Tinggi Tinggi Tinggi Terbatas Tinggi
√ √ √
Penting Rendah Rendah
√
Tinggi Tinggi Tinggi
SM
Rendah
√ √
Rendah Rendah √
Banyak
√
Pelan
Sedikit Cepat
√ Tinggi Umum Kecil Tinggi Tinggi
√ √ √ √ √
Rendah Khusus Besar Rendah Rendah
58
Kekuatan pemasok
Kekuatan pembeli
Jumlah pembeli utama Tersedianya barang pengganti Biaya pengganti pembeli Ancaman pembeli dalam mengendurkan hubungan Ancaman industri dalam meningkatkan hubungan Kontribusi kualitas atau jasa terhadap produk pembeli Total biaya pembeli terhadap industri Tingkat keuntungan pembeli Jumlah pemasok utama Tersedianya barang pengganti Nilai penganti terhadap barang pengganti Ancaman pemasok dalam meningkatkan hubungan Ancaman industri dalam mengendurkan hubungan Kontribusi pemasok terhadap kualitas atau jasa produk industri Total biaya pemasok terhadap industri Kepentingan indusri terhadap keuntungan pemasok Keterangan : STM = Sangat Tidak Menarik KM = Kurang Menarik N = Netral CM = Cukup Menarik SM = Sangat Menarik
Sedikit
STM √
KM
N
CM
SM Banyak
Banyak
√
Sedikit
Rendah
√
Tinggi
Tinggi
√
Rendah
Rendah
√
Tinggi
Besar Besar
√
Rendah
√
Kecil
Rendah
√
Sedikit
√
Rendah √
Tinggi √
Rendah Tinggi
√
Rendah
Besar Kecil
Tinggi Rendah
√
Rendah Tinggi
Banyak √
Tinggi
Tinggi
√ √
Kecil Besar
59
Peran pemerintah
Ketersediaan barang pengganti
STM Ketersediaan barang pengganti yang mirip Biaya pengganti pengguna Tingkat keuntungan dan agresifitas barang pengganti Harga barang pengganti Perlindungan industri Peraturan industri Konsistensi kebijaksanaan Pajak bea cukai
KM
Keterangan : STM = Sangat Tidak Menarik KM = Kurang Menarik N = Netral CM = Cukup Menarik SM = Sangat Menarik
CM
Besar
SM √
Rendah
√
Tinggi
Kecil Tinggi Rendah
√ Tinggi Tidak ada Tidak ada Rendah
√ √ √
Terbatas
√ √
Terbatas Perlu
Rendah
√
Perputaran mata uang Terbatas Kepemilikan mata uang asing Ketersediaan bantuan untuk pesaing
N
√ √
Diberikan Diberikan Tinggi Tidak terbatas Tidak terbatas Tidak terbatas Tidak perlu
61 3.3.2
Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan tahap kedua dalam menggambarkan strategi
perusahaan. Pada analisis ini, kita menganalisis strategi terhadap dua lingkungan yang paling berpengaruh yaitu: lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan internal perusahaan dilihat berdasarkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan lingkungan eksternal perusahaan dilihat berdasarkan peluang dan ancaman. Ke-empat faktor ini mempunyai pengaruh masing-masing terhadap strategi yang akan diterapkan perusahaan. Analisis ini sangat membantu perusahaan dalam menentukan strategi yang akan dibuat maupun dikembangkan, selain memberikan pertimbangan secara eksternal, analisis ini juga memberikan pertimbangan secara internal. Hal ini membuat perusahaan lebih terfokus dalam mengembangkan kekuatan, mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan menghadapi ancaman. Dengan perancangan strategi yang benar dan penerapan yang baik diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.
3.3.2.1 Analisis Internal Perusahaan Strength (Kekuatan) 1. Modal Modal menjadi peran penting agar setiap perusahaan tetap berdiri dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Pada industri migas kebutuhan modal sangat besar, baik dalam menjalankan operasional sehari-hari maupun investasi peralatan. Meskipun keuntungan yang diperoleh sangat besar juga, namun perputaran modal cenderung lambat. Tidak setiap proyek yang dilakukan dapat memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan dan waktu pengembalian sangat panjang.
62 MedcoEnergi sudah berdiri sejak tahun 1980-an, dengan pengalamanan dan kesuksesan yang diperoleh membuat perusahaan ini banyak menerima proyek besar. Berbagai proyek yang telah ditangani dengan baik membuktikan perusahaan ini bermodal kuat dan perputarannya stabil. 2. Lahan Pertambangan Bagi beberapa industri produksi, mempunyai bahan baku terbaik dengan harga menjanjikan juga menjadi pertimbangan kekuatan. Begitu juga industri migas, lahan pertambangan migas merupakan hal yang sangat penting dalam industri. Apabila sebuah blok atau lahan memiliki hasil produksi migas yang berkualitas dan sangat banyak tentu akan menjadi kekuatan yang perlu diperhitungkan. MedcoEnergi merupakan perusahaan energi lokal yang mempunyai lahan pertambangan migas terbesar di Indonesia. Kesuksesan mereka dilihat dari penemuan ladang migas Kaji, di Sumatera, yang dianggap sebagai penemuan minyak terbesar se-Asia di tahun 1990-an. 3. Fasilitas MedcoEnergi selalu memberikan fasilitas terbaik yang bisa mereka berikan terhadap karyawan mereka, baik dari teknologi maupun pendidikan. MedcoEnergi sadar dibalik investasi yang besar tentu berisiko besar, maka setiap karyawan haruslah dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat membantu dan mengoptimalkan kinerja mereka. Setiap karyawan dikantor diberikan fasilitas seperti komputer, alat komunikasi, perpustakaan, sampai dengan fasilitas pendukung seperti makanan kecil untuk meningkatkan kenyamanan bekerja. Fasilitas aplikasi dan teknologi jaringan sangat mendukung para karyawan yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam mengerjakan pekerjaan mereka.
63 Pembagian jaringan juga telah dirancang setepat mungkin agar keamanan data maupun informasi terjaga dengan baik. 4. Memiliki SDM yang berkualitas Modal besar, lahan berlimpah, fasilitas dan teknologi terbaik tentu tidak akan berfungsi dengan optimal apabila tidak ada sumber daya yang mampu mengelola dengan baik. SDM merupakan faktor penunjang kesuksesan terpenting dalam suatu perusahaan. MedcoEnergi telah memperkerjakan hampir 4.000 orang yang berpengalaman dibidangnya, baik dilapangan maupun dikantor. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang sangat jelas dan menyeluruh, sangat membantu para karyawan dalam mengerjakan tugas mereka. Berbagai pelatihan dan pengembangan kepribadian dan kerjasama dilakukan untuk menambah pengetahuan karyawan. Lingkungan yang tercipta juga sangat harmonis. Proyek-proyek yang membutuhkan kerjasama antar divisi membuat hubungan dan komunikasi antar divisi semakin erat.
Weakness (Kelemahan) Disamping kekuatan-kekuatan yang ada terdapat pula kelemahan yang dimiliki oleh MedcoEnergi, yaitu : 1. Dokumentasi laporan tiap daerah tidak lengkap dan aplikasi yang mendukung dokumentasi kurang sempurna Industri pertambangan migas selalu memiliki kesamaan kelemahan yaitu jarak antara daerah pertambangan dengan kantor operasional berjauhan. Hal ini membuat alur dokumentasi laporan terhambat. Jalur komunikasi yang dibuat membantu komunikasi antara lapangan dan kantor lebih mudah, hanya aplikasi dokumentasi laporan kurang sempurna dan terlebih laporan masih banyak yang dilakukan secara manual. Meskipun
64 beberapa laporan diketik melalui komputer, laporan tersebut tetap harus dicetak untuk disetujui dan ditanda tangani dan hanya laporan yang dicetak dan sudah disetujui yang akan
didokumentasikan.
Banyak
sekali
knowledge
dan
laporan
yang
tidak
terdokumentasi, hal ini membuat karyawan sulit untuk mencari knowledge yang mereka butuhkan. Aplikasi pencarian dokumentasi dan laporan tidak membantu banyak, karena laporan lebih diutamakan dalam dokumentasi secara kertas. Hal ini membuat pekerjaan menjadi berulang, menghabiskan waktu, sulit untuk di share antar karyawan banyak informasi maupun knowledge yang hilang. 2. Penguasaan teknologi masih rendah Kesulitan dalam mencari tenaga kerja baru memaksa perputaran regenerasi karyawan menjadi lambat. Para karyawan utama (senior) tidak mampu mengimbangi karyawan yang jauh lebih mudah untuk memahami teknologi baru, sedangkan MedcoEnergi selalu berupaya mendapatkan teknologi terbaru dan terbaik agar dapat mendukung pekerjaan para karyawan khususnya bagi karyawan yang membutuhkan kecepatan serta ketepatan dalam melakukan tugas-tugasnya. Untuk menguasai teknologi yang baru, karyawan senior membutuhkan waktu yang lebih lama untuk belajar, dan tidak semua karyawan senior mampu mengoptimalkan teknologi yang diberikan. Ada pula beberapa karyawan senior yang secara tegas menolak untuk menggunakan teknologi terbaru karena dinilai merepotkan. Hal ini tentu menghambat komunikasi antar karyawan ketika kecepatan dan ketepatan informasi sangat dibutuhkan.
65 3. Budaya kerja Tidak semua karyawan dapat dan sudah menggunakan sistem kerja yang baru. Hal ini menyebabkan akan ada 2 sistem kerja, tentu hal ini membuat kinerja perusahaan menjadi terhambat. Permasalahan bertambah besar ketika beberapa karyawan senior lebih memilih membuat laporan secara manual. Sistem baru ditolak karena dianggap tidak mampu bekerja lebih fleksibel daripada manual dan ada beberapa laporan yang tetap harus dikerjakan secara manual. Saat ini perusahaan harus mendokumentasi ulang setiap laporan yang masih manual. Hal tersebut dilakukan karena setiap laporan yang dibuat oleh para karyawan senior memiliki nilai knowledge tinggi. Hal ini cukup merepotkan dan merugikan perusahaan mengingat pengulangan pekerjaan memakan biaya dan waktu tidak sedikit, sedangkan knowledge yang dihasilkan para pekerja senior sangat membantu dalam menyelesaikan masalah dan membantu perancangan proyek mendatang. MedcoEnergi sadar, bahwa dengan sistem pendokumentasian yang baik akan banyak membantu perusahaan untuk berkembang.
66 3.3.2.2 Analisis Eksternal Perusahaan Opportunities (Peluang) Berikut adalah peluang yang dimiliki oleh MedcoEnergi, yaitu : 1. Potensi pasar yang besar Migas merupakan sumber energi terbesar yang paling banyak digunakan. Banyak industri yang memanfaatkan migas sebagai bahan baku mereka. Permintaan akan kebutuhan migas selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini membuat harga jual migas terus meningkat. Banyak sumber energi baru mulai diproduksi, namun belum ada sumber energi yang dapat mengantikan peran migas secara menyeluruh, ada biaya penggantinya. Hal-hal inilah yang membuat industri minyak banyak diminati. 2. Lokasi potensial Indonesia merupakan negara kepulauan dengan setiap daerah yang memiliki kekayaan alam yang berbeda-beda, banyak diantaranya berupa migas. Hal ini membuat banyak perusahaan migas lokal maupun internasional tertarik untuk berinvestasi. Lahanlahan yang dikelola oleh MedcoEnergi merupakan lahan yang berpotensi menghasilkan migas. Lahan–lahan yang telah berproduksi dinilai memiliki investasi yang lama dan besar bagi perusahaan. Kini berbagai negara telah menjalin kerjasama dengan MedcoEnergi untuk mengelola migas dinegara mereka. Banyak perusahaan lokal yang belum mampu bekerjasama dengan negara lain. Hal ini membuat peluang tersendiri bagi MedcoEnergi untuk bersaing dengan berbagai perusahaan besar migas internasional.
67 3. Regulasi pertambangan Pemerintah memiliki peraturan yang sangat mengikat perusahaan migas lokal, yaitu pemerintah merupakan satu-satunya konsumen atau pembeli hasil produksi migas. Hal ini dinilai sangat mengikat bagi industri migas, namun pemerintah juga memberikan keuntungan yang sangat besar. Pemerintah memberikan jaminan dimana pemerintah akan mengganti 60% - 100% dari biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh perusahaan pertambangan migas, baik proyek itu berproduksi maupun tidak. Untuk proyek yang berproduksi, pemerintah juga memberikan keuntungan bagi hasil sesuai dengan perjanjian yang disetujui. Pemerintah juga memberikan bantuan berupa pembebasan lahan proyek serta bantuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat sekitar.
Threat (Ancaman) Adapun ancaman yang dapat mengganggu MedcoEnergi dalam menjalankan bisnisnya, yaitu : 1. Kondisi lahan pertambangan Pemerintah memberikan bantuan dalam membebaskan lahan, tetapi kesulitan untuk mengapai lahan pertambangan adalah hal yang lain. Alam memberikan tantangan tersendiri ketika kita harus mengelola kekayaan alamnya. Lahan pertambangan migas selalu menjadi kesulitan tersendiri, terkadang ada yang mudah digapai tetapi sulit untuk dikelola. Ada juga yang sulit digapai tetapi mudah untuk dikelola. Kesulitan untuk menggapai lahan pertambangan menciptakan berbagai kesulitan dari pengiriman peralatan dan pasokan operasional, pengiriman hasil produksi minyak, pemasangan pipa minyak dan risiko tingkat kerja meningkat. Hal ini membuat waktu, tenaga dan biaya terbuang sia-sia.
68 2. Kondisi cuaca Pertambangan migas selalu dilakukan di tempat terbuka. Hal ini membuat perusahaan berhadapan langsung dengan berbagai kondisi cuaca. Ini tentu menjadi ancaman pada bagian logistik, ditambah daerah yang sulit digapai memberikan kesulitan lebih. Hujan yang deras pada daerah tertentu juga dapat menggangu proses pengeboran maupun produksi minyak. Jika perusahaan tidak mampu mengatasi gangguan alam, hal ini tentunya akan menggangu proses produksi dan akan kehilangan banyak waktu dan biaya. 3. SDM yang memahami dan berpengalaman dalam bidang ini masih sedikit Mencari tenaga kerja baru yang ahli dalam bidang pertambangan migas cukup sulit, hal ini membuat perusahaan sulit untuk menambah daerah pertambangan. Ada usaha dari perusahaan untuk menyewa tenaga asing, namun dinilai terlalu berlebihan karena biaya dan waktu yang dikeluarkan sangat banyak. Tenaga asing membutuhkan pelatihan dan penyesuaian budaya. Selain itu juga memakan biaya besar dan fasilitas yang bervariasi. 4. Peralatan sulit didapat Peralatan yang digunakan perusahaan ini banyak didapat dari luar negeri. Indonesia dinilai belum mampu untuk memproduksi alat-alat berat pertambangan migas secara kompetitif. Kesulitan dalam mencari peralatan lebih murah dan mudah didapat menjadi kendala yang menghambat pekerjaan. Hal ini terkadang menghambat pekerjaan ditambah pengiriman barang sering tertunda karena peraturan pemerintah mengenai import barang cukup merepotkan. Adanya peraturan pemerintah yang lebih mengutamakan pembelian peralatan dari dalam negeri membuat perusahaan kesulitan
69 mencari pemasok, meskipun terpenuhi mutu dan kemampuan terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. 5. Peraturan pertambangan migas Industri pertambangan migas merupakan industri yang memiliki risiko kerja tinggi dengan efek samping yang besar pula. Sangat besar kemungkinan industri migas menggangu bahkan merusak alam bahkan ekosistem sekitar. Oleh karena itu, pemerintah membuat berbagai peraturan, baik dari penanggulangan limbah sampai penutupan daerah yang sudah tidak berproduksi. Pemerintah memberikan jaminan pengantian biaya produksi setiap proyek yang telah disetujui. Namun hal ini tidak sepenuhnya selalu dilakukan. Pemerintah juga memberikan batas renggang toleransi, apabila perusahaan dinilai tidak memberikan hasil produksi yang menguntungkan, pemerintah dapat memberi hukuman bahkan mencabut kerjasama dengan perusahaan tersebut. Hal ini tentu akan sangat merugikan dan mengancam semua perusahaan migas lokal. 6. Energi pengganti mulai diproduksi Hal lain yang menjadi ancaman bagi industri migas adalah adanya pengganti sumber energi yang akan menggantikan peran migas. Meskipun peran migas dinilai masih terlalu kuat dan sulit digantikan, banyak pihak sadar bahwa peran migas sebagai sumber energi terbesar namun tidak mudah untuk diperbaharui. Peran migas pasti akan tergantikan, namun tidak akan dalam waktu yang dekat. Meskipun industri migas tidak dapat mengatasi ancaman ini, namun ancaman ini dinilai tidak penting dan sangat wajar.
70 3.3.2.3 Perancangan Strategi Berdasarkan SWOT Berdasarkan analisis SWOT diatas maka dapat dibuat pemetaan strategi perusahaan. Pemetaan ini dilihat pada tabel 3.4 berikut ini : Tabel 3.2 Pemetaan Strategi Berdasarkan SWOT Kekuatan (S)
Lingkungan Internal
Kelemahan (W)
1.
Modal
1.
2.
Lahan Pertambangan
daerah tidak lengkap dan
3.
Fasilitas
aplikasi yang mendukung
4.
SDM yang berkualitas
dokumentasi kurang sempurna 2.
Dokumentasi laporan tiap
Penguasaan teknologi masih rendah
3.
Lingkungan External Strategi SO
Peluang (O) 1.
Potensi pasar yang besar
2.
Lokasi potensial
3.
Regulasi pertambangan
•
•
•
Kondisi lahan pertambangan
2.
Kondisi cuaca
3.
SDM yang memahami dan berpengalaman dalam bidang
•
•
ini masih sedikit 4.
Peralatan sulit didapat
5.
Peraturan pertambangan
6.
Energi pengganti mulai diproduksi
Strategi WO •
•
•
Strategi ST
Ancaman (T) 1.
Menjalin kerjasama Internasional untuk mengembangkan lahan - lahan pertambangan baru. Membudayakan penggunaan teknologi untuk mendukung peningkatan kinerja dan komunikasi antar karyawan. Melakukan penelitian untuk menemukan area pertambangan yang lebih berpotensi.
•
Memperbaiki jalan, membuat jalur alternatif, ataupun menciptakan jalur pipa menuju plant terdekat. Membuka peluang kerjasama dengan pemasok baru untuk mendapatkan informasi teknologi terbaru. Mengembangkan komunikasi dengan divisi Supply Chain agar pengiriman tidak tertunda.
Budaya kerja
Mengembangkan aplikasi pendukung yang saling berhubungan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu agar dapat meningkatkan komunikasi Mengembangan aplikasi untuk mengelola dokumentasi dan kebutuhan data, informasi maupun knowledge perusahaan. Merancang jaringan knowlegde untuk memudahkan pencarian informasi dan knowledge Strategi WT
• •
•
Membuat Perancangan pelatihan master-apprentice Merancang pelatihan dan proyek yang melibatkan kerjasama dan komunikasi antar divisi Meningkatkan dan mengembangkan budaya self improvement dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi maupun perpustakaan
71 3.3.2.4 Strategi yang diambil 1. Strategi SO yang diturunkan:
Membudayakan penggunaan teknologi untuk mendukung peningkatan kinerja dan komunikasi antar karyawan.
Melakukan penelitian untuk menemukan area pertambangan yang lebih berpotensi.
2. Strategi WO yang diturunkan:
Mengembangkan aplikasi pendukung yang saling berhubungan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu agar dapat meningkatkan komunikasi
Mengembangan aplikasi untuk mengelola dokumentasi dan kebutuhan data, informasi maupun knowledge perusahaan.
Merancang jaringan knowlegde untuk memudahkan pencarian informasi dan knowledge
3. Strategi ST yang diturunkan:
Mengembangkan komunikasi dengan divisi Supply Chain agar pengiriman tidak tertunda.
4. Strategi WT yang diturunkan:
Membuat Perancangan pelatihan master-apprentice
Merancang pelatihan dan proyek yang melibatkan kerjasama dan komunikasi antar divisi
Meningkatkan dan mengembangkan budaya self improvement dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi maupun perpustakaan
72 3.4
Knowledge Goal
3.4.1
Normative
1.
Mengembangkan kebudayaan trust, openness dan share kepada karyawan agar aspirasi dan kreativitas para karyawan dapat berkembang.
2.
Menciptakan suatu keadaan dimana karyawan berada dalam sebuah komunitas knowledge sehingga dapat tercipta budaya learning organization.
3.4.2 1.
Strategic Menjadikan knowledge sebagai pendukung utama dari setiap kegiatan perusahaan dan dapat digunakan dalam menunjang strategi perusahaan dalam mencapai visi dan misi.
2.
Setiap kegiatan perusahaan memiliki standarisasi dokumentasi knowledge agar setiap knowledge dapat disebarkan secara luas dan memudahkan untuk pencarian.
3.4.3 1.
Operasional Jaringan knowledge yang dirancang dapat memudahkan pencarian knowledge yang diinginkan, serta narasumber sebagai mentor.
2.
Knowledge dapat dijadikan sebagai dasar untuk merancang dan mengembangkan pelatihan pegawai.
3.
Menghindari
terjadinya
pengulangan
pekerjaan
dan
kesalahan
dalam
menyelesaikan masalah sehingga kinerja para karyawan lebih optimal. 4.
Dapat digunakan sebagai dasar maupun referensi pekerjaan maupun simulasi. Hal ini juga dapat menciptakan budaya self learning kayawan dalam menyelesaikan setiap masalah.
73 Tabel 3.3 Pemetaan Knowledge Goals
Strategi Perusahaan 1. Membudayakan penggunaan teknologi untuk mendukung peningkatan kinerja dan komunikasi antar karyawan 2. Melakukan penelitian untuk menemukan area pertambangan yang lebih berpotensi 3. Mengembangkan aplikasi pendukung yang saling berhubungan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu agar dapat meningkatkan komunikasi 4. Mengembangan aplikasi untuk mengelola dokumentasi dan kebutuhan data, informasi maupun knowledge perusahaan 5. Merancang jaringan knowlegde untuk memudahkan pencarian informasi dan knowledge 6. Mengembangkan komunikasi dengan divisi Supply Chain agar pengiriman tidak tertunda Membuat Perancangan pelatihan master-apprentice
Knowledge Goals Normative Goals A. Mengembangkan kebudayaan trust, openness dan share kepada karyawan agar aspirasi dan kreativitas para karyawan dapat berkembang B. Menciptakan suatu keadaan dimana karyawan berada dalam sebuah komunitas knowledge sehingga dapat tercipta budaya learning organization
Strategic Goals A. Menjadikan knowledge sebagai pendukung utama dari setiap kegiatan perusahaan dan dapat digunakan dalam menunjang strategi perusahaan dalam mencapai visi dan misi B. Setiap kegiatan perusahaan memiliki standarisasi dokumentasi knowledge agar setiap knowledge dapat disebarkan secara luas dan memudahkan untuk pencarian
Operational Goals A. Jaringan knowledge yang dirancang dapat memudahkan pencarian knowledge yang diinginkan, serta narasumber sebagai mentor B. Knowledge dapat dijadikan sebagai dasar untuk merancang dan mengembangkan pelatihan pegawai
8. Merancang pelatihan dan proyek yang melibatkan kerjasama dan komunikasi antar divisi
A. Menghindari terjadinya pengulangan pekerjaan dan kesalahan dalam menyelesaikan masalah sehingga kinerja para karyawan lebih optimal
9. Meningkatkan dan mengembangkan budaya self improvement dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi maupun perpustakaan
B. Dapat digunakan sebagai dasar maupun referensi pekerjaan maupun simulasi. Hal ini juga dapat menciptakan budaya self learning kayawan dalam menyelesaikan setiap masalah
74 3.5
Analisis Knowledge Divisi Petroleum Engineering Analisis Knowledge perusahaan divisi Petroleum Engineering dipecah menjadi 2
kategori yaitu secara struktur (structural) perusahaan dan operasi fungsional (functional) perusahaan. Dalam setiap kategori terdapat 2 jenis knowledge yaitu tacit dan explicit knowledge.
3.5.1 1.
Struktural Tacit Knowledge Perubahan langkah kerja Ketika berada dilapangan alur kerja sering kali tidak berjalan sesuai dengan
ketentuan. Berbagai penyesuaian harus dilakukan agar pekerjaan bisa tetap berjalan. Untuk melakukan penelitian, beberapa sample tanah dan batu-batuan sering dibawa dan dilaporkan terlebih dahulu ke kantor pusat untuk penelitian lebih mendetail. Tidak selalu proses kerja berlangsung seperti seharusnya, apabila waktu dan keadaan terlalu sempit, bagian Geologies melakukan penelitian langsung dilapangan sedangkan hanya laporan penelitan yang dikirimkan ke kantor pusat. Perubahan langkah kerja berlaku juga apabila lahan telah terbukti mampu memproduksi migas, terkadang proses penelitian awal dilewatkan divisi Exploration dan Reservoir Development, bahkan dilakukan seperlunya saja. Divisi Drilling terkadang ikut membantu sejak awal proyek apabila lahan migas terlalu sulit untuk dijangkau atau proyek dinilai dapat berproduksi. Para pekerja dilapangan yang sudah berpengalaman sudah terbiasa dan mengerti bahwa dalam kondisi tertentu perubahan langkah kerja harus dilakukan agar tidak memakan biaya dan waktu terlalu lama.
76 batuan serta hasil analisis structure and stratigraphy dan petrography. Ketiga bahan ini dapat memberikan hasil penelitan yang lebih meyakinkan dan kuat dibandingan proses penelitan pertama (pencarian lahan). Apabila penelitan yang kedua ternyata memberikan hasil yang positif, maka proses pengeboran sebenarnya akan dilakukan. Reservoir Development dan bagian Geologies memberikan hasil analisis lapisan tanah yang mereka dapat serta titik-titik sumur yang akan digali pada divisi Drillling. Ketiga divisi ini saling berkerjasama dalam merancang posisi dan letak sumur yang akan digali. Hasil penggalian yang dilakukan oleh divisi Drilling dilaporkan dalan bentuk LOG analisis yang akan dipergunakan oleh divisi Reservoir Study Group dan bagian Geologies untuk penelitian.
2. Proses Pembangunan Infrastructure dan Produksi Setelah hasil LOG analisis diberikan, bagian Geologis dan Reservoir Study Group menggunakan hasil LOG analisis untuk menentukan kedalaman dan lapisan tanah yang dapat menghasilkan migas. Sample dari sumur diambil lalu dipelajari dan diteliti, sedikitnya ada 8 study yang dilakukan sebelum memberikan kepastian sumur dapat memprodusi migas. Hasil study berupa analisis Reservoir Study, Oil Study, Bubble Point, Water Analysis, Gas Study, dan Pressure Volume Temperature (PVT). Hasil analisis dapat menujukan jumlah produksi, kualitas, posisi dan keadaan migas. Surface Engineering dalam merancang jalur pipe line akan dibantu oleh Geologies dan Reservoir Development sehingga rancangan pipe line tidak menutupi jalur sumur dan berada pada lapisan yang berbahaya. Jika infrastructure dan jalur pipa telah tersedia, bagian Well Production Surveilance akan mengawasi proses pengambilan migas.
77 - Bottom hole Pressure - Reservoir Study - Bubble Point - Water Analysis - Gas Study - Pressure Volume Temperature - Oil Study
Geologies
Study Sumur
Hasil Study
Menyerahkan Hasil Analisa Study
Study
Reservoir Study Group
Infrastructure
Pipe Line
Perancangan dan Pembangunan
Menyerahkan Production Report Blue Print Pipe Line
Pemasangan PipeLine
Production Improvement and Studies Group Perancangan Simulasi
Surface Engineerng
Pumping
Production Report
Pengawasan Production
Simulasi
Well Production Surveillance
Gambar 3.5 Proses Pembangunan Infrastructure dan Produksi
Setiap perkembangan produksi akan dicatat dalam production report dan dilaporkan ke Production Improvement and Studies Group. Apabila produksi migas sudah mengalami penurunan, bagian Production Improvement and Studies Group dengan memanfaatkan hasil study akan melakukan simulasi untuk mendapatkan teknik agar dapat meningkatkan produksi. Selama sumur dinilai masih berproduksi, maka proses simulasi akan terus dilakukan hingga sumur dinilai tidak produktif lagi atau terlalu berbahaya untuk tetap diproduksi. Setiap analisis, study, laporan maupun blue print akan dilaporkan ke Administration Group. Administration Group bertugas untuk
78 menyimpan, mengelola, maupun mendokumentasikan setiap analisis, study, laporan maupun blue print sehingga dapat dipergunakan kembali. Tujuan utama dari kegiatan struktural adalah mendapatkan gambaran tentang keadaan lapisan Reservoir beserta kandungan migas secara menyeluruh dan sistematis berdasarkan perhitungan matematis untuk mendapatkan solusi.
3.5.3 1.
Functional Tacit Knowledge Knowledge pencarian lahan dan penelitian sumur Pencarian lahan dilapangan sangat sulit untuk dilakukan. Setiap daerah memiliki
keunikan dan kesulitan tersendiri. Pencarian lokasi serta lapisan tanah yang tepat membutuhkan keahlian, pengalaman serta bantuan teknologi. Dalam pencarian lahan karyawan diberikan pengarahan mengenai lokasi dan keadaan lingkungan. Selama proses pencarian dan penelitian sumur berlangsung, para karyawan senior memberikan pengarahan, masukan, pengalaman, hingga cara meneliti. Pada setiap divisi Geologies, Reservoir dan Exploration, mendapatkan cara menghitung, membuat, membaca jenisjenis laporan seperti: seismic, well log, geologies map (isopach dan isoporosity), volumetric oil, core analysis, memposisikan lapisan reservoir secara koordinat maupun kedalaman, hingga menentukan jenis variabel (batu-batuan dan tanah) dari para senior. Hal ini dilakukan secara spontan dan jarang terdokumentasikan. Para karyawan lapangan menganggap knowledge ini sebagai pengalaman kerja. Selain mendapatkan pengarahan, para karyawan juga dapat melakukan penelitan secara pribadi, hal ini sering menjadi informasi maupun knowledge tambahan yang tidak terdokumentasikan tetapi sering di share sesama karyawan.
79 2.
Knowledge pembangunan infrastructure dan produksi Hasil penelitan study merupakan knowledge tacit terbanyak pada divisi
Petroleum Engineering. Setiap study memiliki kebutuhan informasi, pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Meski study yang dilakukan memiliki variable (batu-batuan dan tanah) yang hampir sama, namun hasil perhitungan dan pertimbangan bisa berbeda. Pada study ini pengalaman dan pengetahuan pribadi serta group sangat berperan penting. Pada divisi Surface Engineering perancangan dan pemasangan pipe line membutuhan pengalaman dan kerjasama yang baik. Pemasangan dirancang sebaik mungkin agar tidak berada dalam posisi yang berbahaya dan menyulitkan untuk dicari. Tata cara penanganan dan pencarian pipa-pipa bermasalah juga menjadi knowledge yang patut didokumentasikan. Well Production harus bekerjasama dengan Well Development melakukan perhitungan matematis untuk mendapatkan knowledge titik penurunan produksi. Sedangkan hasil study yang dihasilkan oleh para peneliti akan sangat membantu Well Development dalam melakukan perhitungan simulasi peningkatan produksi. Semua knowledge yang dikeluarkan oleh para karyawan tidak terdokumentasikan dengan baik, meskipun langkah kerja dicatat tetapi prakiraan, hipotesis, konsep perhitungan hingga alasan dan pertimbangan keputusan diambil tidak dicatat. Ini merupakan knowledge yang berharga tetapi tidak disadari.
3.
Knowledge komunikasi antar divisi Pada pencarian lahan dan penelitian sumur, divisi Petroleum Engineering sering
bekerjasama dengan divisi lainnya. Percampuran antar divisi juga membuat kesulitan tersendiri dalam berkomunikasi. Setiap divisi memiliki bahasa tersendiri ketika
80 menghadapi situasi maupun kondisi yang sama. Para karyawan akan memiliki knowledge standarisasi bahasa yang tidak diajarkan apabila mereka telah bekerjasama antar divisi. Bagi karyawan yang tidak pernah bekerjasama antar divisi akan mengalami kesulitan pada awal berkomunikasi
3.5.4
Functional Explicit Knowledge
1. Dokumentasi hasil penelitian, study, simulasi, notulen rapat dan strategi Dalam mengerjakan proyek, setiap kegiatan maupun laporan dicatat. Sebagian dari proyek ada yang berhasil, gagal maupun dihentikan. Namun tidak semua kegiatan dalam sebuah proyek terdokumentasikan dengan baik dan lengkap. Beberapa kegiatan yang penting harus selalu terdokumentasikan seperti: hasil penelitian, study, simulasi dan notulen rapat. Dokumen inilah yang dijadikan sebagai informasi maupun knowledge karena nantinya akan digunakan oleh divisi lain untuk dimanfaatkan dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi. Notulen rapat digunakan sebagai panduan maupun strategi dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Notulen rapat berisi hasil keputusan, waktu rapat, tujuan rapat, tempat, pelaksana, status hasil rapat, tugas dan tanggung jawab. Terkadang rapat yang berlangsung dilapangan berlangsung cepat sehingga hasil keputusan rapat jarang terdokumentasikan dengan baik dan lengkap karena hanya dalam bentuk catatan. Hampir
setiap
dokumen
yang
ada
tidak
memiliki
standar
identitas
pengelompokan yang baik sehingga sulit dalam melakukan pencarian. Hal ini mengurangi minat karyawan yang ingin mencari referensi dari dokumentasi proyek yang pernah dilakukan.
81 2. Perpustakaan Buku-buku yang ada diperpustakaan dapat digunakan sebagai informasi dan pengetahuan. Para karyawan sering menggunakan fasilitas ini ketika melakukan penelitian. Jenis buku yang tersedia diperpustakaan sangat beragam mengingat kebutuhan pengetahuan karyawan bervariasi dan luas. Perpustakaan tidak hanya menyediakan buku, karyawan diberikan pilihan untuk memilih pembelajaran sesuai keinginan dengan menggunakan teknologi seperti CD-ROM, e-learning, dan internet. Karyawan diperbolehkan untuk membaca, menggunakan dan meminjam buku maupun fasilitas yang diberikan oleh perpustakaan. Perpustakaan dapat dikatakan sebagai knowledge para karyawan karena sering digunakan sebagai panduan dan pengetahuan dalam penelitian maupun study proyek.
3. Informasi mengenai lahan baru Mencari sumber migas sangat tidak mudah dan berisiko tinngi. Ketepatan informasi mengenai lahan baru sangat berpengaruh. Lahan baru bisa diperoleh melalui penelitian, tawaran kerjasama, BPMIGAS dan proyek lama. Tidak setiap proyek selalu berhasil, beberapa proyek sering mengalami kegagalan dan terkadang dihentikan. Beberapa proyek yang gagal bisa disebabkan salah perhitungan, melewati batas waktu, kekurangan sumberdaya maupun peralatan dan tidak mampu berproduksi. Sebuah proyek tidak akan dikatakan sepenuhnya gagal apabila belum dikatakan tidak mampu berproduksi. Terkadang beberapa proyek lama yang ditunda dikaji ulang dan sering memberikan tanggapan yang baik. Proyek-proyek seperti ini sering menjadi lahan baru untuk dikelolah. Informasi mengenai lahan baru sangat bermanfaat, hal ini dapat menjadi knowledge tersendiri yang perlu disimpan dan dikelola dengan baik.
82 3.5.5
Behaviour
1. Seminar dan budaya sharing Setiap 2 minggu sekali, para karyawan diberikan kesempatan untuk melakukan seminar. Topik-topik yang diangkat berupa knowledge yang masih baru maupun yang telah digunakan dalam proyek (study), hingga hasil rapat. Para karyawan bebas menentukan teman dari divisi manapun yang akan membantu dalam penyusunan bahanbahan seminar. Perusahaan menyadari pentingnya budaya sharing dan kerjasama antar divisi. Hal ini dapat menguatkan komunikasi dan hubungan antar divisi. Sharing dinilai dapat meningkatkan minat dan membantu perkembangan karyawan.
2. Talk-Off Kebebasan untuk beraspirasi dan berkembang sangat didukung penuh oleh perusahaan. Selain diadakannya seminar, talk-off juga diadakan 2 minggu sekali, tetapi tema yang diangkat lebih bersifat internal perusahaan dan umum. Pada sesi talk-off lebih ditekankan pada perkembangan budaya kerja perusahaan dan pribadi karyawan. Karyawan diberikan kebebasan untuk memberikan pendapat, usulan, maupun kritikan baik sesama karyawan, antar divisi, hingga senior manager.
3. Vacation Untuk membangun komunikasi yang baik membutuhkan suasana yang mendukung. Suasana yang santai akan membawa cara pandang dan tanggapan yang berbeda. Acara liburan bersama seperti family day hingga training day dapat membantu meningkatkan keharmonisan antar karyawan. Berbagai permainan yang diberikan
83 merupakan pelatihan tidak langsung yang membutuhkan kerjasama team, hal ini sering menjadi awal yang baik untuk saling mengenal dan berkerjasama antar divisi.
3.6 1.
Permasalahan yang dihadapi Knowledge belum terdokumentasi dan di share dengan baik Pada industri ini, knowledge dan pengalaman sangat berharga. Namun sangat
disayangkan tidak setiap knowledge disimpan, dikembangkan dan di-share. Hal ini membuat perusahaan harus kehilangan suatu sumberdaya yang sangat berharga. Tingginya risiko dan pentingnya nilai informasi membuat budaya trust dan share di perusahaan ini sangat rendah. Hal menyebabkan perputaran knowledge menjadi terhambat. Setiap karyawan sangat menjaga knowledge yang mereka miliki karena perusahaan hanya menghargai karyawan yang knowledge dan pengalaman. Keterbukaan semakin memudar, membuat terutama para karyawan baru sulit untuk berkembang dan bertukar knowledge dan pengalaman. Mereka akan mengalami kesulitan untuk bertanya dan mendapatkan pengarahan.
2.
SDM yang berpengalaman di bidang ini masih sedikit Perusahaan selalu mengalami kesulitan ketika mencari karyawan baru. Risiko
yang tinggi membuat perusahaan lebih tertarik untuk mencari karyawan yang lebih berpengalaman. Dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar untuk melatih karyawan
baru
menjadi
berpengalaman.
Pengalaman
membutuhkan
pelatihan
sebenarnya karena lebih bersifat tacit knowledge dan sulit untuk dikembangkan melalui pelatihan biasa sedangkan lahan migas tidak mudah ditemukan serta berisiko tinggi.