BAB 2 TUMOR 2.1 Definisi Tumor Sel mempunyai tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung pada aktivitas intinya. Proliferasi sel adalah proses fisiologis yang terjadi pada hampir semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak. Mutasi pada DNA sel menyebabkan kemungkinan terjadinya neoplasma sehingga terdapat gangguan pada proses regulasi homeostasis sel. Karsinogenesis akibat mutasi materi genetik ini dapat menyebabkan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan pembentukan tumor atau neoplasma. Neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Pada rongga mulut, tumor atau neoplasma dapat didefinisikan sebagai suatu pertumbuhan jaringan liar di dalam dan di sekitar rongga mulut yang pertumbuhannya tidak dapat dikembalikan dan tidak berguna bagi tubuh. Jaringan tersebut dapat tumbuh pada bibir, pipi, dasar mulut, palatum, lidah, dan didalam tulang rahang. Jaringannya dapat terdiri dari jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf, jaringan tulang, pembuluh darah.6
Universitas Sumatera Utara
2.2 Patogenesis Tumor Neoplasma atau tumor adalah transformasi sejumlah gen yang menyebabkan gen tersebut mengalami mutasi pada sel DNA. Karsinogenesis akibat mutasi materi genetik ini menyebabkan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan pembentukan tumor atau neoplasma. Gen yang mengalami mutasi disebut proto-onkogen dan gen supresor tumor, yang dapat menimbulkan abnormalitas pada sel somatik. Usia sel normal ada batasnya, sementara sel tumor tidak mengalami kematian sehingga multiplikasi dan pertumbuhan sel berlangsung tanpa kendali. Sel neoplasma mengalami perubahan morfologi, fungsi, dan siklus pertumbuhan, yang akhirnya menimbulkan disintegrasi dan hilangnya komunikasi antarsel. Tumor diklasifikasikan sebagai benigna, yaitu kejadian neoplasma yang bersifat jinak dan tidak menyebar ke jaringan di sekitarnya. Sebaliknya, maligna disinonimkan sebagai tumor yang melakukan metastasis, yaitu menyebar dan menyerang jaringan lain sehingga dapat disebut sebagai kanker. Untuk terjadinya karsinogenesis diperlukan lebih dari satu mutasi. Bahkan pada kenyataannya, beberapa serial mutasi terhadap kelas gen tertentu diperlukan untuk mengubah suatu sel normal menjadi sel-sel kanker. Hanya mutasi pada gen tertentu yang berperan penting pada divisi sel, apoptosis sel dan DNA repairyang akan mengakibatkan suatu sel kehilangan regulasi terhadap poliferasinya. Hampir semua sel neoplasma berasal dari satu sel yang mengalami mutasi karsinogenik. Sel tersebut mengalami proses evolusi klonal yang akan menambah resiko terjadinya mutasi ekstra pada sel desendens mutan. Sel-sel yang hanya memerlukan sedikit mutasi untuk menjadi ganas diperkirakan bersumber dari tumor
Universitas Sumatera Utara
jinak. Ketika mutasi berakumulasi , maka sel tumor jinak itu akan menjadi tumor ganas.6
2.3 Klasifikasi Tumor Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar energi digunakan untuk berkembang biak. Berdasarkan garis besarnya dan keganasannya neoplasma atau tumor dapat diklasifikasikan menjadi : jinak (benigna) dan ke pertumbuhan ganas (maligna atau kanker). Tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna atau kanker) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:6 1. Tumor Jinak ( Benigna ) a. Pertumbuhannya ekspansif Pertumbuhan ekspansif yaitu mendesak jaringan sehat sekitarnya sehingga jaringan sehat yang terdesak membentuk simpai atau kapsul dari tumor, maka dikatakan tumor jinak umumnya bersimpai atau berkapsul. Karena tidak ada pertumbuhan infiltratif biasanya tumor jinak dapat digerakkan dari dasarnya. b. Tidak bersifat residif Tumor jinak yang berkapsul bila diangkat mudah dikeluarkan seluruhnya sehingga tidak ada jaringan tumor tertinggal dan tidak menimbulkan kekambuhan. c. Tidak bermetastase Tumor jinak biasanya tidak dapat bermetatase sehingga tumor jinak tidak dapat menyebar kejaringan sekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Pertumbuhan yang lambat Dengan pertumbuhan yang lambat tumor tidak cepat membesar dan dari pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan gambaran mitosis abnormal. Adanya gambaran mitosis sugestif tumor itu ganas. e. Tidak menyebabkan kematian Tumor jinak tidak membahayakan atau mengancam jiwa, namun bila tumor tersebut tumbuh didaerah vital maka tumor tersebut dapat mengancam jiwa.
2. Tumor Ganas ( Maligna atau Kanker ) a. Pertumbuhan infiltratif Pertumbuhan infiltratif yaitu tumbuh bercabang menyebuk kedalam jaringan sehat sekitarnya, menyerupai jari kepiting sehingga disebut kanker. Karena itu tumor ganas biasanya sulit digerakkan dari dasarnya. b. Residif Tumor ganas sering tumbuh kembali ( residif ) setelah diangkat atau diberi pengobatan dengan penyinaran. Keadaan ini disebabkan adanya sel tumor yang tertinggal, kemudian tumbuh dan membesar membentuk tumor ditempat yang sama. c. Metastase Walaupun tidak semua, umumnya tumor ganas sanggup mengadakan anak sebar ditempat lain melalui peredaran darah ataupun cairan getah bening. d. Pertumbuhan yang cepat Secara klinik tumornya cepat membesar dan secara mikroskopik ditemukan mitosis normal ( bipolar ) maupun abnormal ( atipik ). Sebuah sel membelah menjadi
Universitas Sumatera Utara
dua dengan membentuk bipolar spindle. Pada tumor yang ganas terjadi pembelahan multiple pada saat bersamaan sehingga dari sebuah sel dapat menjadi tiga atau empat anak sel. Pembelahan abnormal ini memberikan gambaran mikroskopik mitosis atipik seperti mitosis tripolar atau multipolar. e. Tumor ganas bila tidak diobati akan menyebabkan kematian Berbeda dengan tumor jinak biasanya tidak menyebabkan kematian bila letaknya tidak berada didaerah vital.
Tingkatan Kanker Rongga Mulut Secara Klinis Sistem yang dipakai adalah dari American Join Commite For Cancer Staging and End Result Reporting (AJCCS), sistem yang dipakai adalah T.N.M yaitu, T : Primary Tumor, N : Regional lymph Nodes, M : Distant metatase dan dipakai untuk karsinoma pada rongga mulut.6-9, 23 T - primary Tumor To
: Tidak ada bukti tumor primer.
T 1S
: Karsinoma insitu.
T1
: Tumor besarnya 2 cm atau lebih kecil.
T2
: Tumor lebih besar dari 2 cm tetapi lebih kecil dari 4 cm.
T3
: Tumor lebih besar dari 4 cm.
N – regional Lymph Nodes N.O.
: Secara klinis pada palpasi lymph node tidak taraba atau lymph node teraba tetapi tidak terjadi metastase.
Universitas Sumatera Utara
N.1.
: Secara klinis pada palpasi teraba homolateral servikal lymph node dan tidak melekat, suspek terjadi metastase.
N.2.
: Kontra lateral atau bilateral servical lymph node dapat diraba dan tidak melekat , suspek terjadi matastase.
N.3.
: Lymph node teraba dan melekat , suspek terjadi metastase.
M – Distant metastasis M.O. : Tidak ada metastase yang jauh. M.1.
: Tanda-tanda klinis dan radiografi dari pada terjadi metastase.
2.4 Perawatan Tumor Perawatan tumor pada rongga mulut dapat dilakukan dengan:10 1. Pembedahan Pembedahan dapat dilakukan pada jaringan lunak dan jaringan keras. Sering dilakukan pembedahan pada kanker yang melibatkan tenggorokan, tetapi dapat juga dilakukan pada kenker rongga mulut. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat keseluruhan lesi untuk mencegah terjadinya penyebaran sel kanker pada nodul limfa, pembuluh darah, dan saraf. Setelah pembedahan untuk mengangkat sel kanker, dilakukan pembedahan rekonstruktif yang bertujuan untuk mempercepat
proses
penyembuhan, mengembalikan fungsi, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. 2. Radiasi Radiasi merupakan pengobatan yang menggunakan sinar ion. Terapi radiasi ini dapat menghasilkan energi yang bisa menghancurkan sel-sel kanker, dengan
Universitas Sumatera Utara
menghancurkan sel DNA pada sel kanker tersebut sehingga sel kanker tersebut tidak dapat berkembang lagi. Radiasi jarang digunakan sebagai pengobatan utama. Radiasi sering digunakan untuk mengecilkan sel kanker sebelum diilakukan pembedahan, dan untuk mencegah sel kanker timbul kembali atau untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang tidak terambil keseluruhannya ketika pembedahan. 2. Kemoterapi Kemoterapi merupakan salah satu bentuk terapi yang digunakan apabila sel kanker timbul kembali pada pasien atau terjadi metatase. Kemoterapi merupakan terapi yang menggunakan bahan kimia yang berfungsi untuk menghancurkan sel kanker. Terdapat enam jenis bahan yang digunakan untuk kemoterapi, diantaranya alkylating agen, nitrosoureas, anti metabolite, anti tumor antibiotic, plant alkoloid, dan steroid hormone 4. Terapi Kombinasi Bagi pasien yang pertumbuhan sel kanker telah menyebar luas atau telah terjadi regional metatase dapat dilakukan terapi kombinasi yang terdiri dari pembedahan, radiasi, dan kemoterapi agar mendapatkan hasil yang optimal.
Universitas Sumatera Utara