BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi mempunyai peranan penting dalam membantu masyarakat golongan menengah ke bawah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Undang-undang Republik Indonesia No.17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian pasal 1 ayat (1). Koperasi adalah “Badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi”.
2.1.2 Tujuan Koperasi Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian Pasal 4. Tujuan koperasi indonesia yaitu “Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan”. Kesejahteraan anggota merupakan prioritas utama yang harus dipegang koperasi, namun demikian harus tetap diusahakan tercapainya kemakmuran, keadilan dan kemajuan koperasi, karena kemajuan koperasi tidak terlepas dari partisipasi anggota dan pengelola secara profesional. 2.2. Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan gambaran hasil kinerja keuangan suatu perusahaan dalam periode akuntansi tertentu. Laporan keuangan adalah ringkasan dari transkasi-transaksi yang dilakukan selama tahun buku. Laporan keuangan berguna bagi penggunanya sebagai salah satu alat pengambilan keputusan. Selain itu , laporan keuangan juga sebagai alat ukur kesuksesan suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan utamanya, yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Hal itu tercermin dilaporan keuangan. Oleh karena itu, pihak–pihak yang memiliki
7
8
kepentingan untuk perkembangan perusahaan sangat memerlukan laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca. Menurut Munawir (2010:2). Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari peroses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat unttuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktitvitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Baridwan (2008:17). Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan(SAK) (2009:17) pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari peroses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi nerca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, misalnyal laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Dari definisi mengenai laporan keuangan diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses akuntansi atau transaksitransaksi atau pencatatan yang terjadi dalam perusahaan selama tahun buku. Selain itu, laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai alat pengambilan sebuah keputusan dan juga sebagai alat pemberi informasi bagi pihak yang membutuhkan. 2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan ialah memberikan informasi keuangan bagi penggunanya, baik pengguna internal maupun pngguna ekternal dalam periode tertentu. Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:2), yaitu : dddddTujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perubahan yang bermanfaat bagi sebagian besar
9
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaa sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut Kasmir (2012:11), tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pedapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu, 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manaejemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya. 2.2.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:9), secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang sisas disusun, yaitu : 1. Neraca (balance sheet) Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu peursahaan. 2. Laporan laba rugi (income statement) Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan ddan sumber – sumber ppendapatan yang diperoleh. Kemudian tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. 3. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sbebab terjadinya perubahan modal diperusahaan.
10
4. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. 5. Laporan catatan atas laporan keuangan Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. 2.3 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan 2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2010:31), yaitu : Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan-hubungan atau kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan operasi serta perkembangan usaha yang bersangkutan. Dengan diadakannya analisis laporan keuangan ini diharapkan dapat dihasilkan informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analaisis laporan keuangan adalah suatu proses pengevaluasian atau penelaahan mengenai posisi keuangan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai alat pengambilan sebuah keputusan bagi manajemen perusahaan ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. 2.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Secara umum analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui tingkat efektif dan efisiensi kinerja keuangan perusahaan. Selain itu analisis laporan keuangan juga digunakan
sebagai tolak ukur bagi perusahaan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan tersebut serta untuk membandingkan kinerja keuangan setiap periode akuntansi. Menurut Kasmir (2012:68), tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberpa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-keuatan yang dimiliki.
11
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja menajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. 2.4 Metode dan Teknik Anlisis Laporan keuangan 2.4.1 Metode Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap analis, yaitu : 1. Analisa Horizontal Analisa horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sebagai metode analisa dinamis 2. Analisa Vertikal Analisa vertkal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya. Menurut Kasmir (2012:69), terdapat dua metode analisis laporan keuangan yaitu : 1. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk bebrapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat pwerkembangan perusahaan dari periode satu ke periode lainnya. 2. Analisis Vertikal (statis) Analisis vertikal (statis) merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis ini dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode.
12
2.4.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Munnawir (2010:36), teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah : 1. Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. 2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase, adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi tetap, naik atau turun. 3. Laporan dengan persentase perkomponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentse investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan kommposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam perode tertentu. 5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analisys) adalah suatu analaisis untuk menegtahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta pengunaan uang kas selama peeriode tertentu. 6. Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari laporan keuangan tersebut. 7. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analisys) adalah anailisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan denga dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisa break even adalah suatu anailisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui bebrbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. 2.5 Analisis Rasio Keuangan 2.5.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Secara umum, analisis rasio keuangan digunakan sebagai alat yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan. Sealain itu, analisis rasio juga mencerminkan kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mendapat laba yang optimal.
13
Menurut Munawir (2010:64) analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut : Ratio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa ratio akan dapat menjelaskan keadaan atau memberi gamabaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standard. 2.5.2 Jenis – jenis Rasio Keuangan Menurut Riyanto (2010:331), menggolongkan angka rasio sebagai berikut : 1. Rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan (current ratio, acid test ratio). 2. Rasio Leverage Rasio laverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (debt to total assets ratio, net wort to debt ratio dan lain sebagainya). 3. Rasio-rasio aktivitas Rasio akrivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya). 4. Rasio-rasio frofitabilitas Rasio profitasbilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya). Menurut Harahap (2004:75) rasio keuangan yang sering digunakan adalah sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankannoperasinya. 3. Rasio solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila dilikuidasi. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
14
5. Rasio Pasar Rasio pasar adalah rasio yang melihat perkembangan relative terhadap nilai buku perusahaan. 2.6 Rasio Likuiditas Menurut Munawir (2010:71), rasio likuiditas adalah sebagai berikut : Rasio likuiditas yang digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangan pendek, tetapi juga sangat membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Menurut Riyanto (2001:72) rasio likuiditas terdiri dari : 1. Current Ratio, rasio ini menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek. Current Ratio sebesar 200% kadang-kadang telah memadai untuk suatu perusahaan. Current Ratio sebesar 200% hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk menadakan penelitian atau analisa lebih lanjut. Standar tersebut sama dengan standar yang ada pada Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No.129/Kep/M.KUKM/XI/2002 tentang pedoman klasifikasi koperasi sebagai berikut : Standar Current Rasio No.
Kriteria
Penilaian
1
175%-200%
Sangat likuid
2
150%-174%
Likuid
3
125%-149%
Cukup likuid
4
<125%
Kurang likuid
Sumber : Riyanto (2010:11)
Current Ratio =
Aktiva Lancar Hutang lancar
X 100%
2. Cash Ratio, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera dibayar dengan uang kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan. Cash ratio sebesar 100% dianggap sudah cukup memadai bagi suatu perusahaan
15
cash ratio sebesar 100% hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih lanjut.
Cash Ratio =
Kas + Efek Hutang Lancar
X 100%
3. Acid Test Ratio atau Quick Ratio. Rasio ini di gunakan untuk melihat kemampuan jangka pendeknya dengan aktiva yang paling likuid. Acid test ratio sebesar 100% dianggap sudah cukup memadai bagi perusahaan. Acid test ratio sebesar 100% hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih lanjut.
Acid test ratio =
Kas + Efek + Piutang Hutang lancar
X 100%
4. Working Capital to Total Asset Ratio, merupakan perbandingan aktiva lancar dikurangi hutang lancar dengan total aktiva.
Aktiva Lancar – Hutang Lancar Working capital to asset ratio =
Total Aktiva
X 100%
2.7 Rasio Solvabilitas Menurut Kasmir (2012: 150), rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva dibiayai dengan utang. Jenis-jenis rasio solvabilitas menurut kasmir sebagai berikut : 1. Debt to asset ratio Debt to asset ratio digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva yang dimilkinya. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
16
Rumus yang digunakan : Debt to asset ratio=
Total Debt
X 100%
Total Asset
Berdasarkan ketetapan Keputusan Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M.KUKM/XI/2002, penilaian kesehatan Total Debt to Total Capital Asset Ratio bagi Koperasi adalah : Kriteria : a. b. c. d.
> 15%, nilai = 100 kategori sehat 12,6%-14,9%, Nilai = 75 kategori cukup sehat 10%-12,5%, Nilai = 50 kategori kurang sehat <10%, nilai = 0 kategori tidak sehat
2. Debt to equity ratio Debt to equity ratio digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rumus yang digunkan : Debt to equity ratio=
Total Debt (hutang) Ekuitas (equity)
X 100%
Berdasarkan ketetapan Keputusan Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah No.129/Kep/M.KUKM/XI/2002, penilaian kesehatan Total Debt to equity ratio bagi Koperasi adalah : Kriteria : a. >110%, nilai = 100 kategori Sehat b. 101%-109% nilai = 75 kategori cukup sehat c. 91%-100% nilai = 50 kategori kurang sehat d. <90% , nilai = 0 kategori tidak sehat
17
2.8 Rasio Profitabilitas Menurut hanafi (2003:75) rasio profitabilitas ialah rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan. Menurut Munawir (2004:105) rasio yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Net Rate of ROI, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki. Standar yang ada pada Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No. 129/Kep/M.KUKM/XI/2002 tentang pedoman dan klasifikasi koperasi dapat dilihat sebagai berikut :
Standar Net Rate of ROI No.
Kriteria
Penilaian
1 2 3 4
>15% 10% - 14% 1% - 9% <1%
Sangat Profit Profit Cukup Profit Kurang Profit
Laba setelah pajak Net Rate of ROI =
Total Aktiva
X 100%
2. Net Margin Ratio, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba usaha (setelah pajak) .
Net Margin Ratio =
Laba Bersih - Pajak Total Aktiva
X 100%
3. Operating ratio, yaitu rasio yang mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan. Tingkat operating ratio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik
18
karena setiap jumlah rupiah yang terserap dalam biaya operasi perushaan yang tinggi akan menghasilkan laba yang kecil.
Operating Ratio =
Harga Pokok Penjualan + Biaya Usaha Pendapatan Usaha
X 100%