BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Umum Pengetahuan dan Pendidikan
2.1.1.
Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. 2.1.2.
Tingkat Pengetahuan Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu : 1. Tahu Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Paham Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. 4. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan. 5. Sintesis Sintesis
adalah
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Universitas Sumatera Utara
6. Evaluasi Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.1.3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan
seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
orang
lain.
Pengalaman
yang
diperoleh
dapat
memperluas pengetahuan seseorang. 2. Tingkat pendidikan Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah. 3. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif
maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. 4. Fasilitas Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain. 5. Penghasilan Penghasilan
tidak
berpengaruh
secara
langsung
terhadap
pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik. 6. Sosial budaya Kebudayaan setempat
dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai satu dan jika salah diberi nilai nol. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut: N= (Sp/Sm) x 100% Keterangan: N
= Nilai pengetahuan
Sp
= Skor yang didapat
Sm
= Skor tertinggi maksimum
(Notoatmodjo, 2003)
2.2.
Tinjauan Umum Kosmetik Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad
ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Menurut Tranggono sambil mengutip Jellinek dkk (1970) perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Djajadisastra, 2005). Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti ketrampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan,
mengubah
penampilan
dan
atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Dan sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen
menuntut
industri
kosmetik
untuk
semakin
terpicu
mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri namun juga kepraktisannya didalam penggunaannya (Djajadisastra, 2005). Menurut TMitsui, tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar ultraviolet, polusi dan factor lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup (Djajadisastra, 2005). Seseorang yang menggunakan produk kosmetik tentulah karena adanya daya tarik kosmetik yang dibelinya tersebut, misalnya ketertarikan terhadap fungsi dari kosmetik tersebut, kepraktisan dari pemakaian, dan dampak yang ditimbulkan oleh pemakaian kosmetik itu. Konsumen haruslah selektif dalam memilih produk kosmetik sehingga dampak negatif dari pemakaian kosmetik seperti, kulit wajah menjadi kusam, pucat,
kering,
pecah-pecah,
dan
dampak
lain
dapat
dihindari
(Djajadisastra, 2005). Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya. Misalnya harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan,
umur,
dan
jumlah
pemakaiannya
sehingga
tidak
menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Sebelum mempergunakan kosmetik, sangatlah penting untuk mengetahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan kosmetik, manfaat dan pemakaian yang benar. Maka dari
itu
perlu
penjelasan
lebih
detail
mengenai
kosmetik
(Djajadisastra, 2005).
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Pengertian Kosmetik Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 220 tahun 1976 Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan diletakkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat (Tranggono dkk, 2007). Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos”yang berarti ketrampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan,
mengubah
penampilan
dan
atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Tranggono dkk, 2007). Uraian di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud kosmetik adalah suatu campuran bahan yang digunakan pada tubuh bagian luar dengan berbagai cara untuk merawat dan mempercantik diri sehingga dapat menambah daya tarik dan menambah rasa percaya diri pemakaian dan tidak bersifat mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Sekarang ini telah banyak produk kosmetik yang beredar di pasaran dengan berbagai macam merek dan bentuk (Tranggono dkk, 2007). Kosmetik tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, seperti halnya kosmetik penghilang bau badan yang kini dibuat dengan berbagai bentuk, misalnya parfum berbentuk spray yang penggunaannya dengan cara disemprotkan, splash cologne dengan bentuk cair yang penggunaanya dengan cara dipercikkan dan deodorant berbentuk roll on yang penggunaannya dengan cara dioleskan (Tranggono dkk, 2007).
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Penggolongan Kosmetik Kosmetik yang beredar di pasaran sekarang ini dibuat dengan berbagai jenis bahan dasar dan cara pengolahannya. Menurut bahan yang digunakan dan cara pengolahannya, kosmetik dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu kosmetik tradisional dan kosmetik modern. Kosmetik yang beredar di Indonesia ada dua macam yaitu kosmetik tradisional dan kosmetik modern (Tranggono dkk, 2007). a. Kosmetik Tradisional Kosmetik tradisional adalah kosmetik alamiah atau kosmetik asli yang dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau yang telah dikeringkan,
buah-buahan
dan
tanam-tanaman
disekitar
kita.
Cara tradisional ini merupakan kebiasaan atau tradisi yang diwariskan turun-temurun
dari
leluhur
atau
nenek
moyang
kita
(Tranggono dkk, 2007). b. Kosmetik Modern Kosmetik modern adalah kosmetik yang diproduksi secara pabrik (laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan kosmetik tersebut agar tahan lama, sehingga tidak cepat rusak (Tranggono dkk, 2007).
2.2.3. Efek Kosmetik terhadap Kulit Ada berbagai reaksi negatif yang disebabkan oleh kosmetik yang tidak aman pada kulit maupun system tubuh, antara lain: 1. Iritasi: reaksi langsung timbul pada pemakaian pertama kosmetik karena salah satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat iritan. Sejumlah deodorant, kosmetik pemutih kulit (misalnya kosmetik impor Pearl Cream yang mengandung merkuri) dapat langsung menimbulkan reaksi iritasi (Tranggono dkk, 2007).
Universitas Sumatera Utara
2. Alergi: reaksi negatif pada kulit muncul setelah dipakai beberapa kali, kadang-kadang setelah bertahun-tahun, karena kosmetik itu mengandung bahan yang bersifat alergenik bagi seseorang meskipun tidak bagi yang lain (Tranggono dkk, 2007). 3. Fotosensitisasi: reaksi negative muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik terkena sinar matahari karena salah satu atau lebih dari bahan, zat pewarna, zat pewangi yang dikandung oleh zat kosmetik itu bersifat photosensitizer (Tranggono dkk, 2007). 4. Jerawat (acne): beberapa kosmetik pelembap kulit yang sangat berminyak dan lengket pada kulit, seperti yang diperuntukkan bagi kulit kering di iklim dingin, dapat menimbulkan jerawat bila digunakan pada kulit yang berminyak. Terutama di negara-negara tropis seperti di Indonesia karena kosmetik demikian cenderung menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri (Tranggono dkk, 2007). 5. Intoksikasi: keracunan dapat terjadi secara local maupun sistemik melalui penghirupan lewat melalui hidung dan hidung, atau penyerapan lewat kulit. Terutama jika salah satu atau lebih bahan yang dikandung kosmetik itu bersifat toksik (Tranggono dkk, 2007). 6. Penyumbatan fisik: penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket yang ada dalam kosmetik tertentu, seperti pelembab atau dasar bedak terhadap pori-pori kulit atau pori-pori kecil pada bagian tubuh yang lain. Ada dua efek atau pengaruh kosmetik terhadap kulit, yaitu efek positif dan efek negatif. Tentu saja yang diharapkan adalah efek positifnya, sedangkan efek negatifnya tidak diinginkan karena dapat menyebabkan kelainan-kelainan kulit (Tranggono dkk, 2007).
2.3.
Kosmetik Pemutih Wanita dengan kulit wajah yang putih bersih dan kencang selalu
menjadi icon iklan produk perawatan wajah dan tubuh di media cetak dan elektronik. Gambaran seperti itu umumnya didambakan oleh setiap wanita. Bagaimanapun, kondisi semacam itu sampai saat ini masih dianggap
Universitas Sumatera Utara
sebagai daya tarik wanita. Bagi pemilik kulit putih tentu bukan masalah lagi, sebab tinggal merawatnya saja agar tetap bersinar dan bersih. Bagi wanita yang memiliki kulit agak gelap atau bahkan gelap yang ingin tampil putih berseri seperti dalam iklan, saat ini sudah banyak produk kosmetik yang dapat memutihkan kulit yang tersedia di toko-toko, salon-salon kecantikan maupun klinik dokter kulit dengan berbagai bentuk seperti sabun, krim, tablet hingga suntikan (BPOM RI, 2007).
2.3.1. Pengertian Kosmetik Pemutih Menurut Rieger (2000) pemutih merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mencerahkan atau merubah warna kulit yang tidak diinginkan. Beberapa krim pemutih mengandung pigmen putih untuk menutupi kulit dan para konsumen merasa kulitnya menjadi lebih putih, namun sebenarnya kulit mereka hanya terlihat saja lebih putih akibat efek pelapisan pigmen putih pada lapisan kulit terluar dan tidak ada pengurangan pada kadar pigmen kulit yang sebenarnya. Menurut Scott et al (1985) krim pemutih mengandung bahan yang dapat mengganggu produksi pigmen merupakan krim yang paling efektif (Purnamawati, 2009). Berdasarkan cara penggunaannya produk whitening (pemutih) kulit dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Skin Bleaching Adalah produk whitening yang mengandung bahan aktif yang kuat, yang berfungsi memudarkan noda-noda hitam pada kulit. Cara penggunaan produk tersebut adalah dengan mengoleskan tipis-tipis pada daerah kulit dengan noda hitam, tidak digunakan secara merata pada kulit dan tidak digunakan pada siang hari. Bahan aktif yang digunakan antara lain hidroquinon, merkuri, dan kombinasi hidroquinon dengan asam retinoat.
Universitas Sumatera Utara
2. Skin Lightening Adalah produk perawatan kulit yang digunakan dengan tujuan agar kulit pemakai tampak lebih putih, cerah dan bercahaya. Produk whitening kategori ini dapat digunakan secara merata pada seluruh permukaan kulit. Bahan aktif yang digunakan antara lain asam askorbat dan derivatnya, kojic acid, niasinamid, licorice ekstract (Purnamawati, 2009).
2.3.2. Pemilihan Kosmetik Pemutih Memilih kosmetik pemutih sebaiknya lebih berhati-hati, karena tidak semua kosmetik pemutih yang beredar di pasaran aman digunakan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam memilih kosmetik pemutih untuk menghindari efek negatifnya. Badan POM sepanjang tahun 2004 telah menyita lebih dari 3 ribu produk kosmetik impor maupun produk kosmetik palsu yang mengandung zat berbahaya bagi kulit. Produkproduk ini sebagian besar adalah produk impor ilegal yang harganya relatif murah. Memilih produk kosmetik pemutih kulit juga harus melihat jenis dan kondisi kulit pemakai agar hasilnya tidak mengecewakan. Sebelum membeli kosmetika sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kenali jenis kulit dengan tepat Jenis kulit setiap orang tidak sama, oleh karena itu penting untuk mengetahui jenis kulit sebelum memutuskan untuk membeli kosmetik yang cocok. Untuk memastikan jenis kulit seseorang, kulit harus dibersihkan lebih dahulu dan pemeriksaan harus dilakukan di bawah cahaya yang terang bila perlu menggunakan kaca pembesar agar tekstur kulit, besarnya pori-pori, aliran darah, pigmentasi, dan kelainan lain yang terdapat pada permukaan kulit dapat terlihat. Analisis kulit sangat penting dilakukan untuk menentukan kelainan atau masalah kulit yang timbul sehingga perlakukan yang tepat dapat diberikan untuk memperbaikinya (BPOM RI, 2007).
Universitas Sumatera Utara
b. Memilih produk kosmetik yang mempunyai nomor registrasi dari Departemen Kesehatan Suatu produk kosmetik yang tidak memiliki nomor regristrasi, kemungkinan
memiliki
kandungan
zat-zat
yang
tidak
diizinkan
pemakaiannya atau memiliki kadar yang melebihi ketentuan, sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah berkaitan dengan kandungan hidroquinon dan merkuri yang terdapat pada produk kosmetik (BPOM RI, 2007). c. Hati-hati dengan produk yang sangat cepat memberikan hasil. Suatu produk kosmetik yang memberikan hasil yang sangat cepat (misalnya produk pemutih) tidak menutup kemungkinan produk tersebut mengandung zat yang melebihi kadar atau standar yang sudah ditetapkan oleh Depatemen Kesehatan dan penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter (BPOM RI, 2007). d. Membeli kosmetik secukupnya pada tahap awal Setiap pertama kali menggunakan produk, tidak bisa diketahui apakah produk tersebut cocok digunakan atau tidak, oleh karena itu perlu mencobanya terlebih dahulu dalam jumlah sedikit (BPOM RI, 2007). e. Perhatikan keterangan-keterangan yang tercantum pada label atau kemasan. Perlu diperhatikan informasi yang tertera pada kemasan mengenai unsur bahan yang digunakan, tanggal kadaluarsa serta nomor registrasinya,
karena
tidak
semua
produsen
mencantumkan
atau
mendaftarkan produknya ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan, sehingga tidak terjamin keamanannya (BPOM RI, 2007). Memilih produk kosmetik, terutama kosmetik pemutih, perlu adanya sikap hati-hati dan teliti, agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Apabila kosmetik yang sekarang banyak beredar di pasaran, terkadang tidak mencantumkan informasi yang cukup. Sedangkan kosmetik tersebut banyak diminati oleh masyarakat pada kalangan menengah ke bawah karena harganya yang murah dan khasiatnya cepat (BPOM RI, 2007).
Universitas Sumatera Utara
2.4.
Tinjauan Tentang Kulit
2.4.1. Pengertian Kulit Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan pemakaian bahan kimia pada kulit (Kusantati dkk, 2008).
2.4.2. Struktur Kulit Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis) Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1. Struktur Kulit (Sumber. Robbins and Cotran pathologic basis of disease, 2004)
Universitas Sumatera Utara
1. Kulit Ari (epidermis) Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu: a. Lapisan tanduk (stratum corneum) b. Lapisan bening (stratum lucidum) c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Gambar 2.2. Epidermis Section (Sumber. http://www.dermatology.about.com, 2009)
Universitas Sumatera Utara
2. Kulit Jangat (dermis) Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki (Kusantati dkk, 2008).
Gambar 2.3. Dermis Section (Sumber. http://www.dermatology.about.com, 2009) 2.4.3. Fungsi Kulit Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut : 1. Pelindung atau proteksi 2. Penerima rangsang 3. Pengatur panas atau thermoregulasi 4. Pengeluaran (ekskresi) 5. Penyimpanan.
Universitas Sumatera Utara
6. Penyerapan terbatas 7. Penunjang penampilan
2.4.4. Warna Kulit Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik (Kusantati dkk, 2008). Warna kulit terutama ditentukan oleh : 1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah 2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan 3. Melanin yang berwarna coklat 4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta 5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, struktur kulit mulai berubah. Perubahan yang sering timbul yaitu adanya kerutan, kelembaban kulit yang mulai berkurang, kulit menjadi lebih tebal dan kasar. Seringkali muncul berbagai kelainan kulit seperti; jerawat, komedo dan timbulnya flek hitam. Timbulnya perubahan atau kelainan kulit disebabkan oleh beberapa faktor seperti; pola makan yang tidak baik, kesehatan dan kebersihan kulit, pengaruh polusi udara, paparan sinar matahari secara langsung, pengaruh bahan kimia dan kondisi psikis seseorang (Kusantati dkk, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. Penampang Kulit Yang Mengalami sun damage (Sumber. www.medicinenet.com , 2009) 2.4.5. Jenis-jenis Kulit Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai. Kulit yang sehat memiliki ciri : 1.Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun. 2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang. 3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya. 4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur. 5. Kulit terlihat segar dan bercahaya. 6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia. Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi : 1. Kulit Normal Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat
Universitas Sumatera Utara
sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkan timbulnya jerawat (Kusantati dkk, 2008). 2. Kulit Berminyak Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya. Pemicunya dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal, yaitu : a. Faktor internal meliputi : 1) Faktor genetis 2) Faktor hormonal b. Faktor eksternal meliputi : 1) Udara panas atau lembab. 2) Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas (Kusantati dkk, 2008). 3. Kulit Kering Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul
dengan
mudah
pada
wajah
yang
berkulit
kering
(Kusantati dkk, 2008).
Universitas Sumatera Utara
4. Kulit Sensitif Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergen memacu pembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit (Kusantati dkk, 2008). 5. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia. Banyak wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi: kering-berminyak atau normal-berminyak. Pada kondisi tertentu kadang dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak di wajah tidak merata (Kusantati dkk, 2008). 6. Kulit Kering Sensitf Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat pembuluh darah yang melebar disekitar hidung dan pipi sehingga timbul garis-garis atau guratan didaerah tersebut (Kusantati dkk, 2008). 7. Kulit gersang ( Dehydrated Skin) Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya zat cair atau pelembab didalam kulit sangat terbatas. Umumnya terdapat pada usia remaja, dewasa ataupun usia lanjut (Kusantati dkk, 2008).
2.5.
Pengertian Kesehatan Kulit Memiliki kulit sehat merupakan keinginan setiap orang, akan tetapi
tidak semua orang memiliki pengatahuan yang cukup untuk mendapatkan kulit sehat. Perlakuan yang benar dan tepat akan berakibat baik bagi kesehatan kulit, tetapi perlakuan yang salah terhadap kulit dapat berakibat buruk bagi kesehatan kulit. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui apa
Universitas Sumatera Utara
yang dimaksud dengan kesehatan kulit dan bagaimana ciri-ciri kulit yang sehat. Kesehatan merupakan keadaan baik seluruh badan serta bagianbagiannya, bebas dari sakit. Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang bisa langsung dilihat dari luar dengan mata telanjang. Jadi kesehatan kulit adalah mencerminkan keadaan atau kondisi kulit yang sehat atau terbebas dari penyakit. Keadaan kulit sering mencerminkan kesehatan dan kebersihan seseorang, karena itu kesehatan kulit sangat penting untuk diperhatikan (Al Rhasid, 2007). Seringkali seseorang mengabaikan kesehatan kulit, padahal kulit merupakan tameng dalam menghadapi segala ancaman kondisi luar tubuh. Banyak yang lebih mementingkan untuk mendapatkan kulit yang cantik dengan cara merias diri, tetapi mengabaikan perawatan yang dapat memercantik kulit itu sendiri. Sangatlah penting untuk menjaga kondisi kulit agar senantiasa dalam keadaan sehat karena kulit yang sehat dapat mencerminkan kecantikan yang sesungguhnya. Usaha yang dapat dilakukan dalam rangka menjaga kesehatan kulit salah satunya adalah melalui pemilihan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit, apabila jenis kulitnya berminyak maka kosmetik yang digunakan adalah kosmetik khusus untuk kulit berminyak sedangkan untuk jenis kulit kering harus menggunakan kosmetik untuk kulit kering karena pHnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan (Al Rhasid, 2007). Sekarang ada juga kosmetik yang memiliki pH netral, sebagai contoh kosmetik pembersih wajah dengan kandungan: 1) salicylic acid (0,50%), 2) triclosan (0,15%), 3) agua, 4) MAP, 5) hydroxid, 6) glycerine, 7) glycol distearate, 8) lactic acid, 9) carbomer, 10) PEG-7 olive oil, 11) perfume, 12) sodium lactate, 13) preservative dan 14) tetrasodium EDTA. Pemilihan kosmetik dengan pH seimbang sangat penting untu menjaga agar kelembaban kulit senantiasa dapat dipertahankan. Untuk kulit normal biasanya memiliki pH 4,5-6,5 (Al Rhasid, 2007).
Universitas Sumatera Utara
2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kulit Keadaan kulit mencerminkan kesehatan umum tubuh secara keseluruhan sebagai suatu organ, kulit tidak hanya menutupi tubuh, tetapi kulit juga memberikan sistem kekebalan. Sangatlah penting untuk menjaga agar kulit senantiasa dalam keadaan sehat (Djajadisastra, 2003). Sebelum melakukan langkah perawatan perlu diketahui faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit, antara lain : a. Pola makan dan diet yang tidak benar. b. Kosmetik yang tidak cocok dengan jenis kulit. c. Penyakit kulit dan jamur. d. Sinar matahari dan polusi udara. e. Hormon yang tidak seimbang, misalnya saat haid, hamil atau stres. f. Kebiasaan tertentu seperti merokok atau minum minuman keras. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Oleh karena itu sangat penting untuk diperhatikan dan memiliki pengetahuan agar dalam melakukan tindakan tidak terjadi kealahan karena seringkali hal-hal tersebut dianggap tidak penting dan diabaikan. Apabila kondisi udara sekarang ini yang semakin panas dan udara yang semakin kotor oleh debu dan asap kendaraan tidak diperhatikan dengan baik maka dapat mengganggu kesehatan kulit. Oleh karena itu merawat kulit menjadi sangat penting daripada sekedar merias karena kulit yang sehat merupakan cerminan dari tubuh yang sehat (Djajadisastra, 2003).
2.7.
Dampak
Penggunaan
Kosmetik
Pemutih
Terhadap
Kesehatan Kulit Produk pemutih kulit adalah salah satu jenis produk kosmetik yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat pembentukan melanin atau menghilangkan melanin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih. Keinginan seseorang untuk bisa tampil cantik dan memiliki kulit yang putih bersih telah membuat seseorang bersikap konsumtif. Dampak positif yang dapat
Universitas Sumatera Utara
diperoleh dari pemakaian kosmetik
pemutih diantaranya yaitu kulit
menjadi putih bersih dan bersinar. Keterbatasan pengetahuan tentang berbagai produk kosmetik pemutih membuat mereka tidak tahu dampak negatif yang timbul jika tidak berhati- hati. Kesalahan yang dilakukan dapat
menyebabkan
gangguan
terhadap
kesehatan
kulit
(Mulyorejo, 2007). Dalam suatu kajian yang telah dijalankan di Amerika Serikat (Arndt dan Fitzpatrick, 1965), krim yang mengandung 2% dan 5% hidrokuinon telah diuji pada 56 subjek yang mempunyai masalah spot kehitaman pada kulit. Menariknya, 12% dari jumlah subjek kajian adalah penduduk berketurunan kulit hitam. Mereka mengandung Hasilnya
hidroquinon
menakjubkan
dua
kali
krim
sehari
mengandung
menggunakan krim selama
tiga
bulan.
hidroquinon
dapat
menghilangkan spot hitam pada 44 orang yang mengikuti penelitian dari jumlah 56 responden. Pemakaian hidroquinon yang berlebihan bukannya tidak membawa efek samping. Krim yang mengandungi 5% hidroquinon telah dilaporkan memberi kesan sampingan (iritasi dan rasa terbakar pada kulit). Namun jika kadarnya hanya 2% pemakai hanya mengalami sedikit iritasi atau terbakar saja. Pemakaian hidroquinon berlebih dapat menyebabkan kulit iritasi, dan jika dihentikan kulit akan seperti semula, bahkan bisa lebih buruk. Lebih bahaya lagi merkuri. Logam yang sebenarnya sudah dilarang itu memang menjadikan kulit tampak putih mulus, tetapi lama-kelamaan akan mengendap di bawah kulit. Setelah bertahun-tahun kulit akan biru kehitaman, bahkan dapat memicu timbulnya kanker (Mulyorejo, 2007). Kadar
zat
pemutih
hidroquinon
untuk
kosmetik
hanya
diperbolehkan dua persen, lebih dari itu harus diperlakukan sebagai obat. Krim pemutih merupakan campuran bahan kimia yang bertujuan memucatkan noda hitam (cokelat) pada kulit. Dalam jangka waktu lama krim tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi hiperpigmentasi pada kulit. Namun jangan salah, penggunaan yang terus-menerus justru akan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan pigmentasi dengan efek permanen. Sayangnya, sekarang banyak konsumen tertipu, menggunakan pemutih yang bermanfaat instan. Pemutih tersebut bisa menimbulkan efek rebound, yaitu memberikan respons berlawanan saat pemakaian dihentikan. Hasil kajian tersebut juga menunjukkan bahwa krim ini hanya sesuai untuk pengguna berkulit cerah dengan spot kehitaman tidak banyak. Krim ini bekerja baik untuk perawatan kulit pada peringkat awal pembentukan bintik hitam (Mulyorejo, 2007). Dari kajian ini didapat hasil hidrokuinon menghalangi pengeluaran melanin oleh melanosit di dalam epidermis. Hidroquinon juga menembus kulit dan menyebabkan penebalan kolagen. Efek samping hidroquinon memang sedikit saja terutama jika dipakai pada kadar rendah, namun ada rasa panas terbakar saat krim dengan hidroquinon tinggi diaplikasikan pada kulit. Jika krim seperti ini digunakan dalam jangka panjang, sementara kita juga terekspos sinar matahari, bukan kulit cerah merona yang kita dapat, melainkan sebaliknya. Spot coklat atau kehitaman justru bertambah, bahkan muncul bintik kekuningan pada kulit yang disebut okronosis. Kerusakan ini mungkin bersifat selamanya karena tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengembalikan ke bentuk atau warna semula. Hidrokuinon bukan saja berbahaya jika digunakan pada kulit pada kadar tinggi. Jika termakan zat ini dapat menyebabkan keracunan yang serius. Jika yang termakan mencapai kepekatan 5-15 gram akan menyebabkan kerusakan sel darah merah (hemolytic anemia) (Mulyorejo, 2007). Sebenarnya dampak kosmetik pada kulit sudah sejak lama ditemukan. Beberapa peneliti telah melakukan berbagai penelitian mengenai hal tersebut. Menurut Tzank (1995) sebanyak 7% dari semua kasus kerusakan kulit disebuah klinik di Paris akibat kosmetik. Sidi (1956) memperkirakan bahwa untuk seluruh Prancis angka ini mencapai 20%. Schulz (1954) menemukan bahwa di Hamburg, Jerman sekitar 10% dari semua kontak dermatitis disebabkan oleh preparat kosmetik. Selain itu juga memberi efek instant karena sebenarnya produk ini hanya untuk
Universitas Sumatera Utara
treatment hyperpigmentasi khusus, dan penggunaan yang terus menerus dan tidak terkontrol akan menyebabkan penipisan kulit dan warna merah muda. Bila pemakaian dihentikan kulit kembali ke keadaan semula atau menjadi rusak, warna kulit tidak rata.
Di Indonesia, penelitian yang
dilakukan Dr. Retno Tranggono (1978) terhadap 244 pasien RSCM yang menderita noda-noda hitam 18,3% dan juga menyebabkan toksisitas yang tinggi terhadap organ tubuh seperti ginjal, syaraf dan berupa iritasi (kemerahan atau pembengkakan kulit) dan alergi, berupa perubahan warna kulit
sampai
kehitam-hitaman
disebabkan
oleh
kosmetik
(Purnamawati, 2009). Berdasarkan data BPOM RI tahun 2008, dalam beberapa kosmetik dapat ditemukan berbagai bahan kimia yang berbahaya bagi kulit, seperti merkuri, hidroquinon, asam retinoat dan zat warna sintetis seperti Rhodamin B dan Merah K3. Bahan-bahan ini sebetulnya telah dilarang penggunaannya sejak tahun 1998 melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445/MENKES/PER/V/1998. Sejauh ini bahan-bahan kimia tersebut belum tergantikan dengan bahan-bahan lainnya yang bersifat alami. Bahan-bahan kimia tersebut dapat memicu kanker. Menurut BPOM RI (2008) merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya, dalam konsentrasi kecilpun dapat menimbulkan racun dan biasa terdapat pada krim pemutih. Merkuri dapat menyebabkan alergi dan iritasi kulit. Pemakaian dengan dosisi tinggi menyebabkan kerusakan otak permanen, gagal ginjal yang berakibat kematian dan gangguan perkembangan janin yang berakibat keguguran dan mandul. Selain merkuri, hidroquinon dalam krim pemutih yang kandungannya diatas 2% juga dikategorikan sebagai bahan berbahaya bagi kesehatan. Hidroquinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Pemakaian hidroquinon dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar, juga menyebabkan kelainan pada ginjal, kanker darah (leukemia) dan kanker sel hati (Purnamawati, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Menurut BPOM RI (2008) asam retinoat atau tretinoin adalah bentuk asam dari vitamin A, merupakan zat popular yang digunakan dalam kosmetik
karena
kemampuannya
mengatur
pembentukan
dan
penghancuran sel-sel kulit. Kemampuannya mengatur siklus hidup sel ini juga dimanfaatkan oleh kosmetik anti aging (efek penuaan). Tretinoin juga mempunyai efek samping bagi kulit yang sensitif, seperti kulit menjadi gatal, memerah dan terasa panas seperti terbakar. Penggunaan Tretinoin yang sebagai obat keras, hanya boleh dengan resep dokter, namun kenyataannya ditemukan dijual bebas kosmetik yang mengandung tretinoin buatan Filipina. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, produk kosmetik pemutih yang dilarang penggunaannya dan mengandung asam retinoat, antara lain RDL Hydroquinone Tretinoin Baby Face Solution 3 dan Maxi-Peel Papaya Whitening Soap (Purnamawati, 2009). Hidroquinon
yang
banyak
dipakai
sebagai
penghambat
pembentukan melamin yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi, padahal melamin berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet, sehingga terhindar dari resiko terkena kanker kulit. Apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama dan di bawah sinar matahari secara langsung, hidroquinon dapat mengakibatkan noda hitam dan benjolan kekuningan pada kulit yang disebut sebagai okrosinosis yang sifatnya permanen sebagai akibat terhambatnya produksi melanin kulit yang berfungsi melindungi kulit dari sinar ultraviolet. oleh karena itu Badan POM menetapkan ambang batas kandungan hidroquinon di bawah 2% (BPOM RI, 2007). Kombinasi hydroquinon, retinoic acid dan corticosteroid dalam dua tiga tahun terakhir ramai di pasaran kosmetik dengan kandungan kombinasi bahan ini. Memberi efek instant karena sebenarnya produk ini hanya untuk treatment hyperpigmentasi khusus dan penggunaan yang terus menerus dan tidak terkontrol akan menyebabkan penipisan kulit dan warna merah muda. Bila pemakaian dihentikan kulit kembali kekeadaan semula
Universitas Sumatera Utara
atau menjadi rusak,warna kulit tidak rata. Selain itu Ascorbic acid (vitamin c ) dan derivatnya juga banyak digunakan pada produk pemutih, karena termasuk bahan yang aman juga merupakan suatu antioksidan kuat, dapat menekan reaksi oksidasi dalam sintesa melanin. Juga berperan dalam menstimulant pembentukan jaringan kolagen kulit dengan pertimbangan kestabilan bahan maka, bentuk magnesium ascorbyl phosphate
lebih
banyak
dipakai
dalam
sediaan
kosmetik
(BPOM RI, 2007). Dibawah ini adalah daftar 27 kosmetik berbahaya yang ditarik BPOM dari peredaran, yaitu: Tabel 2.1. Kosmetik yang Mengandung Bahan Berbahaya No.
Nama Kosmetik
Nama
&
Alamat Positif
Produsen/importir 1.
Doctor
Kayama CV.
(Whitening
Estetika
Mengandung Karya Merkuri
Day Pratama, Jakarta
Cream) 2.
Doctor
Kayama CV.
(Whitening
Estetika
Karya Merkuri
Night Pratama, Jakarta
Cream) 3.
MRC
Putri
Salju CV. Ngongoh Cosmetic, Retinoic Acid
Cream 4.
MRC
Bekasi PS
Crystal CV. Ngongoh Cosmetic, Retinoic Acid
Cream
Bekasi
5.
Blossom Day Cream
-
Merkuri
6.
Blossom Night Cream
-
Merkuri
7.
Cream Malam
Lily
Cosmetics, Merkuri
Yogyakarta 8.
Day Cream Vitamin E PT. Locos, Bandung
Merkuri
Herbal 9.
Locos Anti Flek Vit.E PT. Locos, Bandung
Merkuri
Universitas Sumatera Utara
dan Herbal 10.
Night Cream Vitamin E PT. Locos, Bandung
Merkuri
Herbal 11.
Kosmetik
Ibu
Sari -
Merkuri
Krim Siang 12.
Krim Malam
-
Merkuri
13.
Meei Yung (putih)
Huang Zhou
Merkuri
14.
Meei Yung (kuning)
Huang Zhou
Merkuri
15.
New
Rody
Special Shenzhen, China
Merkuri
Rody
Special Shenzhen, China
Merkuri
(putih) 16.
New
(kuning) 17.
Shee
Na
Whitening Atlie Cosmetic
Merkuri
Pearl Cream 18.
Aily Cake 2 in 1 Eye -
Merah K.3
Shadow “01″ 19.
Baolishi Eye Shadow
Baolishi
Group Rhodamin B
Hongkong 20.
Cameo Make Up Kit 3 Tailamei
(merah K.10) Cosmetic Rhodamin B
in 1 Two Way Cake Industrial Company dan Multi Eye Shadow dan Blush 21.
Cressida Eye Shadow
-
Rhodamin B
22.
KAI Eye Shadoq dan -
Rhodamin B
Blush On 23.
24.
Meixue
Yizu
Eye Meixue
Shadow
Co.Ltd
Noubeier Blusher
Taizhou
Cosmetic Merah K.10
Xhongcun Merah K.3
Tianyuan 25.
Noubeier Pro-make up Taizhou
Zhongcun Merah K.3
Universitas Sumatera Utara
Blusher No.5
Tianyuan
Daily-Use
Chemivals Co Ltd 26.
Sutsyu Eye Shadow
Sutsyu Corp Tokyo
Merah K.3
27.
Noubeier Blush On
-
Merah K.3 & Rhodamin B
(BPOM RI, 2007)
Universitas Sumatera Utara