ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Amir dan Riphat, 2005 Judul penelitian ini “Analisis Sektor Unggulan Untuk Evaluasi Kebijakan Pembangunan Jawa Timur Menggunakan Tabel Input-Output 1994 dan 2000”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai sektor unggulan (key sector) dalam perekonomian Jawa Timur pada tahun 1994 dan tahun 2000, sebagai sumber pijakan bagi penentuan strategi kebijakan pembangunan selanjutnya. Penelitian ini menggunakan analisis input-output yang telah banyak digunakan untuk menganalisis sektor unggulan, yang biasanya dilihat menggunakan angka pengganda (multiplier) sektor ekonomi dan tingkat keterkaitan antar sektor perekonomian. Tingkat keterkaitan antar sektor perekonomian akan diukur dengan menggunakan pure total linkage yaitu tingkat keterkaitan suatu sektor dengan sektor lainnya sebagai penjumlahan atas angka daya penyebaran (Backward Linkage) dan daya kepekaan (Forward Linkage). Hasil penelitian menjelaskan selama kurun waktu tahun 1994 – 2000 telah terjadi perubahan kontribusi output, permintaan akhir dan nilai tambah bruto sektor-sektor dalam perekonomian. Terjadi pergeseran sektor unggulan, sebagaima terlihat dalam perubahan urutan sektor unggulan berdasarkan angka pengganda (output, pendapatan dan lapangan kerja) dan
15 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
besarnya nilai pure total linkage suatu sektor. Selain menitikberatkan perhatian terhadap sektor-sektor ekonomi unggulan, pembangunan juga sebaiknya diarahkan kepada sektor 13 (perdagangan) dan sektor-sektor pertanian. Hal ini didukung oleh adanya peningkatan besaran pure total linkage sektor perdagangan dan sektor-sektor pertanian. Selain itu, sektorsektor pertanian dan perdagangan merupakan sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Penelitian Amir dan Riphat, 2005 sejalan dengan penelitian saat ini yang mengukur sektor prioritas dengan menggunakan analisis keterkaitan, multiplier dan key sector. Provinsi Jawa Timur merupakan objek penelitiannya, sedangkan data yang digunakan yakni data input-output tahun 1994 dan 2000, sementara variabel yang digunakan adalah output, permintaan akhir, nilai tambah bruto, hal tersebut berbeda dengan penelitian saat ini yang menambah satu variabel dalam analisisnya yakni input antara, sedangkan data yang digunakan yakni data input-output Jawa Timur tahun 2006.
2.1.2 Penelitian Bank Indonesia, 2007 Penelitian Bank Indonesia pada kajian ekonomi regional zona Jakarta dan Banten berjudul “Telaah Keterkaitan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta dan Banten dengan Provinsi Lain (Pendekatan Interregional Input Output/IRIO” Penelitian ini bertujuan menganalisis keterkaitan sektor ekonomi di wilayah DKI Jakarta dan Banten dengan Provinsi lain.
16 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Penelitian ini menggunakan analisis interregional input output / IRIO yaitu analisa yang digunakan untuk mengetahui efek intra sektor, efek antar daerah, efek intra daerah dan efek umpan baik, analisis sektor kunci baik keterkaitan ke depan maupun kebelakang, dan analisis pengganda output. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada ilustrasi (IRIO Tahun 2000), terdapat peningkatan permintaan akhir untuk sektor 17 (Industri alat angkut, mesin dan peralatannya) di DKI Jakarta sebesar satu satuan uang, maka akan mengakibatkan output sektor 17 di DKI Jakarta meningkat sebesar 1,6316. Selanjutnya secara tidak langsung juga akan meningkatan output di sektor 22 (perdagangan) sebesar 0,1931, output di sektor jasa-jasa lainnya senilai 0,0533 dan output di sektor lainnya dengan besaran kenaikan yang berbeda-beda. Kenaikan di sektor 17 di DKI Jakarta juga dapat meningkatkan output sektoral di Provinsi lain, contohnya adalah peningkatan di sektor 17 di Provinsi Jawa Barat sebesar 0,0306, sektor 17 di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,0079, sektor 8 (pertambangan biji batu-bara, bijih logam dan pengalian logam lainnya) di Provinsi Papua sebesar 0,0066. Penelitian Bank Indonesia, 2007 merupakan penelitian dengan menggunakan metode Interregional Input Output (IRIO), data yang digunakan yakni data input-output tahun 2000 dengan menggunakan 6 Provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Papua, analisis hanya mencakup analisis keterkaitan. Berbeda dengan penelitian saat ini yang menggunakan data input output Jawa Timur tahun
17 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2006, dan menambah satu analisis yakni multiplier untuk mengukur sektor prioritas di Provinsi Jawa Timur.
2.1.3 Penelitian Resosudarmo, Hartono dan Nurdianto, 2008 Judul penelitian ini yaitu “Inter-Island Economic Linkages and Connections
in
Indonesia”.
Penelitian
ini
bertujuan
menganalisis
keterkaitan ekonomi dan hubungan antar daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Indonesia Timur, maupun daerah JawaBali. Penelitian ini menggunakan analisis input-output untuk menganalisis keterkaitan ke depan maupun keterkaitan kebelakang dari suatu sektor ekonomi. Hasil
penelitian
menjelaskan
bahwa
Sumatera
mempunyai
keterkaitan kebelakang terkuat dengan Jawa-Bali, sedangkan hubungan terkuat kedepan adalah Jawa-Bali dengan Kalimantan. Sedangkan untuk Jawa-Bali, keterkaitan ke depan terkuat adalah dengan Sulawesi dengan nilai 0,201 diikuti oleh Sumatera dan Indonesia Timur pada nilai 0,158. Sementara itu, Jawa-Bali keterkaitan kebelakang terkuat adalah Sumatera senilai 0,088. Kasus Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur, pengganda keterkaitan ke depan agak kecil, sebagian karena pendapatan mereka relatif kecil, yang pada gilirannya membatasi barang dan jasa yang mereka produksi. Ketiga daerah tersebut memiliki hubungan ke belakang terkuat dengan Jawa-Bali masing-masing sebesar 0,097, 0,201 dan 0,158. Sementara itu, Kalimantan memiliki hubungan ke depan terkuat dengan
18 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sulawesi dengan nilai 0,068, sementara Sulawesi memiliki hubungan ke depan terkuat dengan Indonesia Timur sebesar 0,028, dan Indonesia Timur memiliki hubungan ke depan terkuat dengan Jawa-Bali sebesar 0,017. Perkembangan sektor ekonomi Jawa-Bali menghasilkan jumlah output terbesar di semua sektor, kecuali pertambangan. Ukuran ekonomi Jawa-Bali dibandingkan dengan daerah lain dapat diandalkan. Barang yang diproduksi oleh sektor industri adalah output regional utama yang diikuti oleh sektor jasa, pertanian, dan pertambangan. Pola yang sama ada untuk daerah Sumatera dimana mayoritas output berasal dari sektor industri yang diikuti oleh jasa, pertanian, dan pertambangan. Nilai output daerah total di Sumatera merupakan perekonomian terbesar kedua setelah Jawa-Bali. Sektor pertambangan di Sumatera lebih besar dari sektor pertambangan di Jawa-Bali karena masih memiliki beberapa sumber daya alam yang tersisa untuk dieksploitasi. Sektor industri juga di dominasi daerah Kalimantan dan hal itu diikuti oleh sektor pertambangan kemudian sektor jasa dan sektor pertanian, sedangkan untuk Sulawesi, output-nya hampir sama berasal dari sektor pertanian, industri, dan jasa dengan jumlah yang sangat kecil dari output sektor pertambangan. Wilayah timur Indonesia, tidak seperti daerah lain, sektor pertambangan adalah sektor terbesar yang diikuti oleh sektor jasa, pertanian, dan sektor industri. Suatu kenyataan bahwa Indonesia Timur adalah wilayah kurang berkembang di Indonesia, hal tersebut dapat dilihat pada output total yang kecil dibandingkan dengan daerah lain yang sektor pertambangannya relatif besar.
19 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Persamaan penelitian Resosudarmo dan Nurdianto, 2008 dengan penelitian saat ini yakni sama-sama menganalisis keterkaitan antar sektor, dengan menggunakan 4 analisis yakni analisis keterkaitan, multiplier effect dan key sector. Namun terdapat beberapa perbedaan yaitu data yang digunakan penelitian Resosudarmo dan Nurdianto, 2008 yakni data inputoutput tahun 2005, sekaligus objek penelitiannya meliputi Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Indonesia Timur dan daerah Jawa-Bali, sedangkan penelitian saat ini menggunakan data input output tahun 2006 dengan objek penelitian di Provinsi Jawa Timur saja.
2.1.4 Penelitian Setiawan, 2009 Judul penelitian ini yaitu “Peranan sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat: Pendekatan Input-Output Multiregional”. Penelitian ini menggunakan analisis Input-Output Multiregional Indonesia yang di bagi menjadi empat region, yaitu : Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Rest of Indonesia (ROI). Sektor-sektor produksi diklasifikasikan menjadi 30 sektor dengan mempertimbangkan ketersediaan data dan variasi komoditi antar Provinsi. Hasil penelitian memperlihatkan terpilih sebagai sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur adalah: sektor perdagangan dan sektor industri makanan minuman dan tembakau, sementara Di Provinsi Bali terpilih sebagai sektor unggulan adalah sektor peternakan dan sektor hotel dan
20 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
restoran, sedangkan Di Provinsi Nusa Tenggara Barat terpilih sebagai sektor unggulan adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau dan sektor hotel dan restoran. Provinsi Jawa Timur, bila dibandingkan dampak intraregional kedua sektor unggulan, maka sektor perdagangan memiliki dampak yang lebih besar dan kuat baik itu pada pertumbuhan output, pertumbuhan nilai tambah bruto dan penciptaan lapangan kerja di Provinsi Jawa Timur. Dampak interregional dari pertumbuhan sektor industri makanan, minuman, dan tembakau di Provinsi Jawa Timur ini, terlihat lebih kuat terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat dibandingkan dengan Provinsi Bali, baik itu pada pertumbuhan output, pertumbuhan nilai tambah bruto, dan penciptaan
lapangan
kerja.
Sedangkan
dampak
interregional
dari
pertumbuhan sektor perdagangan di Provinsi Jawa Timur terjadi sebaliknya, yaitu dampak sektor ini lebih kuat terjadi di Provinsi Bali dibandingkan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat, baik pada pertumbuhan output, pertumbuhan nilai tambah bruto, dan penciptaan lapangan kerja. Provinsi Bali, kalau kita bandingkan dampak interregional kedua sektor unggulan, maka sektor hotel dan restoran memiliki dampak yang lebih besar dan kuat pada pertumbuhan output dan pertumbuhan nilai tambah bruto. Sedangkan sektor peternakan dan hasilnya memberikan dampak yang lebih besar pada penciptaan lapangan kerja. Setiap penelitian diatas mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini dilihat dari sudut variabel yang digunakan,
21 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
metode analisis, alat analisis, data analisis maupun objek penelitiannya. Adapun persamaan maupun perbedaan penelitian terlihat pada Tabel 2.1 halaman 23. Tujuan dari Tabel 2.1 membandingkan antar beberapa penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Penelitian setiawan, 2009 menganalisis peranan sektor unggulan di daerah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Rest of Indonesia (ROI), dengan menggunakan data input-output tahun 2000 dan 2 analisis yakni analisis keterkaitan dan multiplier. Berbeda dengan penelitian saat ini yang hanya menggunakan objek penelitian di Provinsi Jawa Timur dan memakai data input-output tahun 2006.
22 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 2.1 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITIAN SAAT INI DENGAN PENELITIAN SEBELUMNYA No 1.
2.
3.
Variabel yang Metode Analisis digunakan Amir dan Analisis Sektor Output, Permintaan Deskriptif kualtitatif Riphat (2005) Unggulan Untuk Akhir, Nilai (Metode InputEvaluasi Kebijakan Tambah Bruto Output) Pembangunan Jawa Timur Menggunakan Tabel Input-Output 1994 dan 2000 Bank Telaah Keterkaitan Output, Permintaan Deskriptif kualtitatif Indonesia Ekonomi Provinsi Akhir (Metode IRIO) (2007) DKI Jakarta dan Banten dengan Provinsi Lain (Pendekatan Interregional Input Output/IRIO Peneliti
Resosudarmo, Hartono dan Nurdianto (2008)
Judul Penelitian
Inter-Island Economic Output, Permintaan Deskriptif kualtitatif Linkages and Akhir, Nilai (Metode InputConnections in Tambah Bruto Output IRIO) Indonesia
Alat Analisis
Data Analisis
Objek Penelitian
Linkage Analysis Multiplier Effect Key Sektor
Tabel Input- Provinsi Output Tahun Timur 1994 dan 2000
Jawa
Linkage Analysis
Tabel Input DKI Output (IRIO) Banten, Tahun 2000 Barat, Timur, Tengah Papua
Jakarta, Jawa Jawa Jawa dan
Linkage Analysis Multiplier Effect Key Sektor
Tabel Input- Sumatera, Output (IRIO) Sulawesi, Tahun 2005 Kalimantan, Indonesia Timur, dan daerah JawaBali
23 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.
Setiawan (2009)
5.
Sekarang, 2012
Peranan sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah jawa timur, bali, dan nusa tenggara barat: Pendekatan inputoutput multiregional Analisis Sektor Prioritas Untuk Evaluasi
Output, Permintaan Deskriptif kualtitatif Linkage Akhir, Nilai (Metode Input- Analysis Tambah Bruto Output Multiplier Effect Multiregional)
Tabel InputOutput (Multiregional) Tahun 2000
Output, Input Deskriptif kualtitatif Linkage Antara, Input (Metode Input- Analysis Primer (Nilai Output) Multiplier Effect Tambah), Key Sector Permintaan Akhir
Tabel Output 2006
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Rest of Indonesia (ROI)
Input- Provinsi Tahun Timur
Jawa
Sumber : Berbagai Penelitian, diolah
24 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2. Landasan Teori 2.2.1 Sektor Prioritas (Key Sector) Sektor prioritas adalah suatu sektor/subsektor yang mampu mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di suatu daerah terutama melalui produksi, ekspor dan penciptaan lapangan pekerjaan. Sehingga identifikasi sektor unggulan sangat penting terutama dalam rangka menentukan prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi di daerah. Menurut Rachbini (2001 : 54) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi sektor prioritas, yakni (1) sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek permintaan tersebut; (2) karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas; (3) harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasil-hasil produksi sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah; (4) sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu memberi pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya. Sesuai dengan variabel penelitian dalam kajian penentuan sektor prioritas maka syarat sektor prioritas di kombinasikan sebagai berikut : 1.
Jika peran sektor-sektor ekonomi (output, input antara, nilai tambah bruto dan permintaan akhir) lebih tinggi dari nilai rata-rata, jika Keterkaitan ( BL > 1, FL > 1), dan, jika output multiplier, income
25 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
multiplier dan employment multiplier lebih tinggi dari nilai rata-rata, kombinasinya adalah : (OUT∩IA∩NTB∩PA∩BL∩FL∩OM∩IM∩EM) 2.
Jika peran sektor-sektor ekonomi (output, input antara, nilai tambah bruto dan permintaan akhir) lebih tinggi dari nilai rata-rata, dan jika keterkaitan
(
BL
>
1,
FL
>
1),
kombinasinya
adalah :(OUT∩IA∩NTB∩PA∩BL∩FL) 3.
Jika peran sektor-sektor ekonomi (output, input antara, nilai tambah bruto dan permintaan akhir) lebih tinggi dari nilai rata-rata, dan jika output multiplier, income multiplier dan employment multiplier lebih tinggi
dari
nilai
rata-rata,
kombinasinya
adalah:
(OUT∩IA∩NTB∩PA∩OM∩IM∩EM) 4.
Jika keterkaitan ( BL > 1, FL > 1) dan dan jika output multiplier, income multiplier dan employment multiplier lebih tinggi dari nilai ratarata, kombinasinya adalah : (BL∩FL∩OM∩IM∩EM)
5.
Jika peran sektor-sektor ekonomi (output, input antara, nilai tambah bruto dan permintaan akhir) lebih tinggi dari nilai rata-rata, kombinasinya adalah : (OUT∩IA∩NTB∩PA)
6.
Jika keterkaitan ( BL > 1, FL > 1) kombinasinya adalah : (BL∩FL)
7.
Jika output multiplier, income multiplier dan employment multiplier lebih tinggi dari nilai rata-rata, kombinasinya adalah : (OM∩IM∩EM).
26 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2.2 Keterkaitan Sektor Ekonomi Keterkaitan ekonomi pada dasarnya menggambarkan hubungan antara perekonomian suatu daerah dengan lingkungan sekitarnya dan eksternalitas aglomerasi dipandang sebagai faktor penentu yang penting dalam konsentrasi goegrafis kegiatan ekonomi di daerah perkotaan. Kaitan intrasektoral (kaitan antar perusahaan dalam sektor yang sama) dan kaitan antar sektor adalah suatu cara untuk melihat eksternalitas aglomerasi, baik yang dipicu oleh input (pemasok) ataupun output (pelanggan) (Kuncoro, 2002 : 101). Keterkaitan ekonomi juga dapat diketahui dengan melihat share input dan output suatu daerah, nilai keterkaitan ekonomi dianalisis melalui dua pendekatan yakni keterkaitan kedepan maupun keterkaitan kebelakang. Dampak ekonomi yang timbul dari adanya keterkaitan ekonomi disebut multiplier effect, yang terbagi menjadi 3 efek yaitu output multiplier, income multiplier dan employment multiplier. Kuncoro
(2002 : 101) menjelaskan
bahwa model untuk
menganalisis keterkaitan ekonomi menggunakan analisis input-output (I-O), dimana analisis I-O dapat digunakan untuk menghitung ketergantungan antar daerah, antar negara bahkan daerah metropolitan. Data I-O memberikan gambaran mengenai hubungan antar sektor dalam suatu daerah dan transaksi antar daerah diantara banyak sektor. Jumlah sektor ekonomi dalam data I-O bervariasi, seperti di Provinsi Jawa Timur data I-O memiliki 3 jenis yaitu : data I-O 19 sektor
27 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ekonomi, 66 sektor ekonomi dan 110 sektor ekonomi. Data yang bervariasi tersebut tentunya mempunyai klasifikasi sektor ekonomi yang berbeda pula, sehingga hasil analisis keterkaitan nilainya akan berbeda sesuai dengan data sektor yang dipakai. Hoover dalam Kuncoro (2002 : 103) menjelaskan bahwa model I-O merupakan alat yang populer untuk menganalisis tiga jenis keterkaitan spasial yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi regional, yaitu: keterkaitan horisontal, keterkaitan vertikal dan keterkaitan komplementer. Keterkaitan horisontal meliputi persaingan antar pelaku ekonomi, keterkaitan vertikal meliputi kaitan ke belakang (backward linkage) yaitu daya tarik terhadap sumber bahan baku dan kaitan ke depan (forward linkage) yaitu daya tarik terhadap pasar. Sedangkan keterkaitan komplementer diasosiasikan dengan pembentukan klaster akibat memproduksi barang/jasa
yang saling
melengkapi ataupun yang berkaitan/sejenis dalam suatu wilayah.
2.2.3 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan secara sederhana oleh Wijono (2006 : 3) sebagai kenaikan output total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk atau apakah diikuti oleh pertumbuhan struktur perekonomian atau tidak. Berbagai pengertian pertumbuhan ekonomi memiliki kesamaan yakni merupakan proses kenaikan output dari suatu struktur perekonomian suatu daerah.
28 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Struktur perekonomian dinyatakan mengalami perkembangan atau pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi daripada yang dicapai pada tahun sebelumnya. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan akan terjadi bila jumlah fisik barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu negara menjadi bertambah setiap tahunnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi menurut Boediono (1985 : 1) adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Jadi prosentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari prosentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut. Artinya pertumbuhan ekonomi akan tercipta jika pertambahan output lebih besar dari pertambahan jumlah penduduk, hal tersebut biasanya ditandai dengan pendapatan per kapita penduduk yang terus menerus meningkat dalam jangka panjang. Kesejahteraan masyarakat akan terlihat sepanjang pertumbuhan ekonomi diikuti dengan adanya pembangunan ekonomi,
karena
setiap
kenaikan
pertumbuhan
ekonomi
tentunya
memerlukan adanya pembangunan disegala bidang seperti pembangunan sarana prasarana, dan lain sebagainya. Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya adalah : 1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanam pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia
29 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja 3. Kemajuan teknologi. (Todaro, 2000 : 137) Pertumbuhan
ekonomi
juga
dapat
digambarkan
melalui
peningkatan aktivitas ekonomi seperti : peningkatan investasi, perluasan kesempatan kerja, maupun penurunan angka pengangguran. Sementara pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), terdapat 2 perhitungan PDRB yakni PDRB atas dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah (Value Added) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh ekonomi (Widodo, 2006 : 78). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbentuk dengan output dari masing-masing sektor ekonomi, terdiri dari 9 sektor ekonomi berdasarkan klasifikasi data sektor Badan Pusat Statistik (BPS). Nilai tertinggi dari suatu sektor ekonomi mencerminkan bahwa sektor ekonomi tersebut merupakan sektor ekonomi unggulan suatu daerah. Adapun cara menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi menurut Raharja & Manurung, (2001 : 178) adalah : = Dimana : Gt
= Pertumbuhan ekonomi periode t 30
Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
= Produk Domestik Bruto total konstan / berlaku periode t = Produk Domestik Bruto total konstan / berlaku periode t-1
2.2.4 Pembangunan Ekonomi Menurut (Arsyad, 1999: 5), pengertian pembangunan ekonomi selama tiga dasawarsa yang lalu adalah kemampuan suatu negara di mana keadaan ekonomi mula-mula relatif statis selama angka waktu yang lama untuk meningkatkan dan mempertahankan suatu pertumbuhan PDB antara 5 sampai 7% per tahun. Pengertian pembangunan ekonomi mengalami perubahan karena pengalaman pada tahun 1950-an dan 1960-an itu menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang hanya berorientasikan pada kenaikan PDB saja tidak mampu memecahkan permasalahan pembangunan secara mendasar. Hal ini tampak pada taraf dan kualitas hidup sebagian besar masyarakat yang tidak mengalami perbaikan kendatipun target kenaikan PDB per tahun telah tercapai, dengan kata lain ada tandatanda kesalahan besar dalam mengartikan istilah pembangunan secara sempit. Orientasi pembangunan ekonomi yang hanya menekankan pada kenaikan PDB, menimbulkan adanya permasalahan besar yang dapat menurunnya kredibilitas pemerintah sendiri, sehingga terdapat ketimpangan antara kenaikan PDB dengan kesejahteraan masyarakat yang belum tercapai. Beberapa pandangan tentang definisi pembangunan ekonomi, memiliki arti yang berbeda, adanya pengertian pembangunan ekonomi yang sesuai
31 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan PDB saja namun juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat seutuhnya. Pembangunan dalam pandangan tradisional dapat diartikan sebagai berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tingkat daerah. Penggunaan indikator PDB ini terkait dengan kemampuan indikator ini dalam mencerminkan tingkat kemakmuran bangsa. Indikator ini memungkinkan kita untuk mengetahui tingkat output yang diproduksi di sebuah negara untuk dikonsumsi oleh penduduknya atau digunakan untuk melakukan investasi. Selain penggunaan indikator PDB sebagai tolok ukur pertumbuhan di sebuah negara, beberapa ahli ekonomi pembangunan lain menggunakan indikator produksi dan penyerapan tenaga kerja (employment) di negara tersebut (Widodo, 2006 : 3) Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Beberapa ekonom modern mulai mengedepankan dethronement of GNP (penurunan tahta pertumbuhan ekonomi), pengentasan kemiskinan, pengurangan distribusi pendapatan yang semakin timpang, dan penurunan tingkat pengangguran yang ada. Jelasnya bahwa pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses yang multidimensional (Kuncoro, 2000 : 11) Artinya, terdapat perbedaan dalam mendefinisikan pembangunan ekonomi, paradigma tradisional menekankan pada peningkatan PDB, indikator produksi dan penyerapan tenaga kerja. Sedangkan paradigma
32 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
modern lebih menekankan pembangunan ekonomi secara menyeluruh yakni mengedepankan
dengan
penurunan
tahta
pertumbuhan
ekonomi,
pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan distribusi pendapatan, dan penurunan tingkat pengangguran. Proses pembangunan disemua masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut : 1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan perlindungan keamanan 2. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan 3. Perluasaan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara-bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka (Todaro, 2000 : 23-24) Tujuan pembangunan tidak dapat tercapai jika suatu daerah masih memiliki ego sektoral, kondisi tersebut menjadikan setiap daerah cenderung
33 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mempertahankan tingkat pertumbuhannya sendiri dan mengabaikan kerjasama antar daerah, sehingga menimbulkan ketimpangan pembangunan antar daerah disekitarnya. Kondisi lain, menjadikan setiap daerah yang miskin menjadi semakin terpuruk disebabkan adanya kesenjangan antar daerah. Menurut (Todaro, 2000: 21-23) tiga komponen dasar atau nilai inti yang harus dijadikan basis konseptual dan pedoman praktis untuk memenuhi pembangunan yang paling hakiki, ketiga komponen dasar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kecukupan (sustenance) yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kecukupan yang dimaksud adalah tidak sekedar menyangkut kebutuhan makanan semata, melainkan juga kebutuhan dasar lainnya seperti sandang, papan, kesehatan dan keamanan; 2. Jati diri (self-esteem) yaitu menjadi manusia seutuhnya yang merupakan dorongan diri sendiri untuk maju, menghargai diri sendiri dan merasa diri pantas untuk melakukan dan meraih sesuatu, dan sejenisnya; 3. Kebebasan (freedom) yaitu kebebasan atau kemampuan untuk memilih berbagai hal atas sesuatu yang dianggap cocok untuk dirinya dan merupakan salah satu hak asasi manusia.
2.2.5 Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan
34 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Arsyad, 1999 :31) Peran penting lain yang diemban pemerintah daerah dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat yaitu dengan mengentas kemiskinan, hal tersebut merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan pemerintah dalam
membangun
perekonomian
wilayahnya.
Keberhasilan
mengembangkan perekonomian, menciptakan lapangan kerja baru maupun mengentas kemiskinan menjadikan wilayah tersebut mampu menyumbang bagian terbesar dari suatu perekonomian nasional. Beer at al (2003: 5) menyebutkan Pembangunan ekonomi wilayah dan daerah (Local and Regional Economic Development/L&RED) adalah rangkaian aktivitas yang ditujukan pada peningkatan kesejahteraan ekonomi suatu area. Beberapa tempat aktivitas tersebut dilakukan dan dibiayai oleh masyarakat, yayasan penyandang dana atau sektor swasta, tetapi umumnya pemerintah merupakan pendorong bagi tumbuhnya kemitraan berbagai pelaku. Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada
35 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi (Arsyad, 2010 : 374) Hal tersebut berarti setiap potensi daerah hendaknya perlu diketahui, karena kekhasan setiap daerah merupakan orientasi penting dalam meningkatkan perekonomian daerah. Daerah yang memiliki sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang baik dapat dimanfaatkan melalui adanya
pemberdayaan-pemberdayaan
yang
bersifat
menguntungkan
masyarakat, bukan kalangan tertentu, sehingga hajat hidup orang atau masyarakat dapat dipenuhi secara utuh. Menurut Arsyad (2010 : 374), setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah, oleh karena itu pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus menafsir potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
2.2.6 Perencanaan Pembangunan Hakekatnya,
perencanaan
merupakan
sebuah
upaya
untuk
mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Dengan demikian, perubahan yang terjadi pada sebuah keseimbangan awal
36 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dapat menyebabkan perubahan pada sistem sosial yang kemudian akan membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan semula. Pengertian yang dimiliki oleh sebuah proses perencanaan tidak terbatas pada definisi tersebut, karena perencanaan sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembangunan. Salah satu peran perencanaan adalah sebagai arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai di samping sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilakukan (Widodo, 2006 : 2). Pendapat tersebut menjelaskan, perencanaan di artikan sebagai proses kegiatan yang dilakukan oleh institusi publik guna menunjang pembangunan pada suatu wilayah baik negara maupun wilayah, hal tersebut didasarkan pada keunggulan maupun kelemahan pada setiap negara ataupun wilayah. Menurut Arsyad, (1993: 3), upaya untuk mengantisipasi lingkaran setan yang berkembang di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertama, melakukan pembangunan dengan mencari modal dari luar negeri dan kedua, menghimpun tabungan wajib dari dalam negeri. Dua jenis usaha untuk merealisasikan upaya tersebut merupakan tugas yang diemban oleh sebuah perencanaan pembangunan. Terdapat beberapa konsep perencanaan pembangunan daerah menurut Mangiri dan Widiati dalam Alkadri dan Djajadiningrat (2002: 101107) yaitu : 1.
Perencanaan pembangunan daerah berbasis sumberdaya. Sumberdaya merupakan potensi yang dimiliki oleh alam dan manusia baik dalam
37 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
bentuk tanah, bahan mentah, modal, tenaga kerja, keahlian, keindahan alam dan sosial budaya 2.
Perencanaan pembangunan daerah berbasis komoditas unggulan. Pada konsep ini, penggerak utama pembangunan suatu daerah adalah komoditas-komoditas
unggul
baik
di
dalam
negeri
maupun
mancanegara 3.
Perencanaan pembangunan daerah yang berbasis pada efisiensi. Penekanan pembangunan bidang ekonomi lebih besar dibandingkan bidang lain dan dijalankan melalui mekanisme pasar bebas dan pasar persaingan sempurna (free market mechanism) yaitu industri yang efisien akan bertahan dan industri yang tidak efisien akan kalah bersaing
4.
Perencanaan
pembangunan
daerah
berdasarkan
pada
pelaku
pembangunan, mengedepankan pelaku pembangunan di bidang ekonomi, seperti usaha kecil, usaha lembaga sosial, lembaga bukan keuangan (nonfinancial institution), lembaga keuangan (financial institution) dan pemerintah. Langkah pemerintah dalam merencanakan pembangunan daerahnya harus mempertimbangkan kondisi daerah tersebut dengan menggunakan padat modal ataukah padat karya. Daerah yang memiliki padat modal tentunya menciptakan teknologi-teknologi baru dalam menjalankan segala aktivitas ekonominya, sedangkan daerah padat karya mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakatnya.
38 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ada tiga implikasi pokok dari perencanaan pembangunan daerah, yaitu: 1.
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional, di mana daerah tersebut merupakan bagian darinya, adanya keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan apa konsekuensi akhir dari interaksi tersebut
2.
Sesuatu yang nampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah, dan sebaliknya yang baik bagi daerah belum tentu baik secara nasional
3.
Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan (misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, dan otoritas) biasanya berbeda antara tingkat daerah dan tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan seringkali juga berbeda pada kedua tingkatan tersebut. Perencanaan daerah yang efektif harus dapat membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan setiap sumberdaya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari adanya informasi yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan objek perencanaan (Arsyad, 2010 : 383).
39 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2.7 Wilayah, Konsep Perwilayahan dan Perencanaan Wilayah 1. Definisi Wilayah Wilayah merupakan unit geografis yang dipisah oleh batas-batas tententu, dan suatu wilayah dapat saling berkaitan satu sama lain sehingga keberadaan suatu wilayah menimbulkan adanya saling ketergantungan antar daerah satu dengan lain, adanya kerjasama positif, maupun adanya kesenjangan antar daerah. Menurut Hagget, Cliff dan Frey, 1977 dalam Setiawan (2009 : 14) wilayah dapat di bagi ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) wilayah homogen (uniform/homogenous region); (2) wilayah nodal (nodal region); dan (3) wilayah perencanaan (planning region atau programming region). Menurut Arsyad (2010 : 373) suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi dan didalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut, antara lain tercermin dari segi pendapatan per kapitanya, sosial-budayanya, geografisnya, dan lain sebagainya. Daerah dalam definisi seperti ini disebut dengan daerah homogen. Sedangkan suatu daerah dianggap sebagai suatu ruang ekonomi yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam definisi seperti ini disebut dengan daerah nodal. Kemudian Arsyad (2010 : 374) juga menyebutkan suatu daerah adalah suatu ruang ekonomi yang berada dibawah satu administrasi tertentu, seperti satu Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan sebagainya. Jadi daerah disini didasarkan atas pembagian administratif suatu negara. Daerah dalam
40 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
definisi seperti ini disebut dengan daerah perencanaan atau daerah administratif. Adapun ketiga daerah tersebut memiliki kesamaan yakni sama-sama merupakan suatu ruang ekonomi, di mana terjadi suatu aktivitas ekonomi didalamnya.
Aktivitas
ekonomi
digolongkan
menjadi
kegiatan
menghasilkan produk barang dan jasa (produksi), kegiatan menyalurkan produk barang dan jasa (distribusi), dan kegiatan memakai
atau
menghabiskan suatu barang dan jasa (konsumsi). Menurut Abdurahman (2005:7) Wilayah adalah sebuah batasan ruang georafis tanpa batasan yang pasti, sedangkan region adalah ruang geografis yang menunjukkan keterlibatan ruang (spatial) dari beberapa daerah administratif, baik sebagian maupun seluruhnya. Pandangan lainnya tentang wilayah adalah wilayah sebagai kawasan pusat-pinggiran (CorePeriphery Areas), yang memandang wilayah sebagai rangkaian hubungan sosial ekonomi antara pusat-pusat perkotaan (core urban centers) dengan wilayah pedesaan (peripheral rural areas). Friedmann dalam Rondinelli (1985: 51) mengklasifikasikan wilayah dan kawasan di dalamnya dengan berbagai indikator yang menentukan hubungan di antara keduanya dalam ekonomi ruang (space-economy) yang lebih besar. Kawasan pusat (core area) merupakan kawasan yang memiliki potensi yang besar bagi pertumbuhan dan mendorong penyebaran inovasi pembangunan. Kawasan ini memiliki satu atau beberapa kota dan di sekitarnya merupakan wilayah pedesaan.
41 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Daerah pedesaan maupun perkotaan memiliki keterikatan satu sama lain, seperti adanya mobilitas penduduk, pergerakan informasi, pergerakan benda. Efek negatif dari adanya keterikatan manakala kota dijadikan ladang mencari pekerjaan sehingga arus urbanisasi semakin meningkat, disamping itu desa juga tidak jarang menjadi ladang sumberdaya alam untuk mencukupi pangan di daerah kota, hal ini disebabkan kota sudah semakin sempit areal pertaniannya, adanya peralihan lahan menjadi lahan industri dan perdagangan. Namun, efek positif dari adanya keterikatan tersebut yaitu adanya transfer teknologi, lapangan kerja baru semakin luas, dan lain sebagainya.
2. Konsep Perwilayahan Konsep
wilayah
merupakan
proses
perencanaan
dengan
mempertimbangkan wilayah berdasarkan kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut. Sifat dari wilayah tersebut bisa bersifat alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu direncanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan. Glasson (1978:37) mengemukakan konsep tentang wilayah melalui dua fase metode pengklasifikasian yang berbeda dan mencerminkan kemajuan ekonomi dari perekonomian sederhana ke sistem industri yang kompleks. Pada fase pertama memperlihatkan wilayah formal, berkenaan dengan keseragaman dan didefinisikan menurut homogenitas. Sedangkan fase yang kedua memperlihatkan perkembangan wilayah fungsional yaitu
42 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
berkenaan dengan interdependensi, saling hubungan antara bagian-bagian dan didefinisikan menurut koherensi fungsional. Menurut Richardson (1979: 19), wilayah formal terbentuk karena adanya kesamaan (homogenitas) secara ekonomi, keadaan geografi, dan sosial politik. Konsep wilayah homogen, hubungan wilayah yang didasari oleh keterkaitan ekonomi, lebih penting dari pada perbedaan intraregional. Sedangkan wilayah nodal (polarized) tersusun dari kota besar, kota kecil dan desa yang berkaitan secara fungsional berdasar pada aktivitas ekonomi wilayah. Konsep wilayah nodal menurut Rustiadi at al (2004: 11-10) merupakan bagian dari konsep wilayah fungsional/sistem didasarkan atas asumsi bahwa suatu wilayah diumpamakan sebagai suatu “sel hidup” yang mempunyai plasma dan inti. Inti (pusat simpul) adalah pusat-pusat pelayanan dan atau permukiman yang dikelilingi oleh beberapa inti kecil dari
sub
wilayah,
sedangkan
plasma
adalah
daerah
belakang
(periphery/hinterland) yang mengelilingi wilayah inti utama dan inti sub wilayah, dengan sifat-sifat dan hubungan fungsional tertentu. Konsep wilayah perencanaan menurut Arsyad (2010 : 374) menyebutkan bahwa suatu ruang ekonomi yang berada dibawah satu administrasi tertentu, seperti satu Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan sebagainya. Jadi daerah disini didasarkan atas pembagian administratif suatu negara.
43 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3. Perencanaan Wilayah Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan fasilitas publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan
nilai
sumberdaya
swasta
secara
bertanggung
jawab.
Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang lebih teliti mengenai penggunaan fasilitas publik dan potensi swasta : petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses perencanaan. Ada tiga (3) impilikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah: Pertama, perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut. Kedua, sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah dan sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional. Ketiga, Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut, oleh karena itu perencanaan daerah yang efektif harus bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan sumber daya
44 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan obyek perencanaan. (Arsyad, 1999 : 25).
2.2.8 Teori Input-Output Input-Output adalah suatu teknik pengukuran ekonomi daerah (regional). Teknik ini, diperkenalkan oleh Vassily Leontief (1951), biasanya teknik analisis ini digunakan untuk melihat keterkaitan (linkages) antarindustri dalam upaya untuk memahami kompleksitas perekonomian serta kondisi yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Teknik ini sering juga dikenal sebagai analisis antarindustri (interindustry analysis) (Arsyad, 2010 : 397). Analisis input-output digunakan untuk melihat sektor prioritas suatu wilayah, dengan melihat keterkaitan kedepan maupun ke belakang dari tiap sektor ekonomi, perhitungannya menggunakan matrik invers leontief. Adanya keterkaitan yang besar menunjukkan setiap sektor ekonomi mampu menjadi input sektor lain atau sektor tersebut mampu menarik sektor lain tumbuh. Perhitungan keterkaitan pada akhirnya akan menimbulkan multiplier effect bagi output, pendapatan maupun tenaga kerja. Menurut BPS (2000) pengertian Tabel Input-Output (Tabel I-O) adalah suatu Tabel yang yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa
45 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
matrik. Isian sepanjang baris Tabel I-O menunjukkan pengalokasian output yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, dan pada baris nilai tambah yang menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral, sedangkan isian sepanjang kolomnya menunjukkan struktur penciptaan input yang digunakan oleh setiap sektor dalam proses produksi, baik yang berupa input antara maupun input primer. Teknis analisis input-output (I-O) dapat digunakan dalam melakukan tinjauan multi sektoral tersebut dalam perkembangannya, metode ini cenderung semakin sering dipergunakan dalam perencanaan ekonomi nasional maupun wilayah. Biasanya data yang tersedia untuk menerapkan model I-O ini hanya ada pada tingkat nasional, namun mengingat manfaat yang diperoleh dari hasil analisis I-O maka usaha dilakukan untuk menurunkan data tingkat nasional ke tingkat wilayah. (Jhingan, 2004 : 592). Analisis input output merupakan analisis yang bertujuan mencari hubungan maupun ketergantungan antar sektor ekonomi, input suatu sektor merupakan output sektor lainnya dan sebaliknya, sehingga hubungan antar sektor tersebut membawa ke arah keseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam perekonomian secara keseluruhan. Adanya hubungan antar sektor tersebut memungkinkan terjadinya multiplier effect, kemudian dapat diketahui sektor unggulan atau sektor prioritas dari suatu daerah tersebut.
46 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Asumsi analisis input output adalah sebagai berikut : 1.
Keseluruhan perekonomian di bagi ke dalam dua sektor yaitu “sektor antar industri” dan sektor permintaan akhir, yang masing-masing dapat dibagi-bagi ke dalam subsektor
2.
Output
total
tiap
sektor
antarindustri
pada
umumnya
dapat
dipergunakan sebagai input oleh sektor antar industri lain, oleh sektor itu sendiri dan oleh sektor permintaan akhir 3.
Masing-masing industri hanya memproduksi satu produk homogen
4.
Harga, permintaan konsumen dan persediaan faktor adalah tertentu (given)
5.
Perbandingan antara hasil dan skala (Return to Scale) bersifat konstan
6.
Di dalam produksi tidak terdapat ekonomi dan di sektor ekonomi eksternal
7.
Kombinasi input diterapkan dalam proporsi yang ditetapkan secara ketat. Proporsi input terhadap output senantiasa konstan (Jhingan, 2004 : 593). Keunggulan analisis input output dibandingkan analisis lainnya
adalah : 1.
Kemampuannya untuk melihat sektor demi sektor dalam perekonomian secara rinci sehingga membuat analisis IO cocok bagi proses perencanaan
2.
Kemampuan menganalisis keterkaitan dan hubungan antarsektor dalam suatu perekonomian.
47 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kelemahan analisis input-output dibandingkan dengan analisis lainnya : 1.
Terkait dengan analisis kuantitatif input-output memiliki keterbatasan bahwa koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap (konstan) selama periode analisis atau proyeksi. Dengan demikian teknologi yang digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksipun dianggap konstan. Akibatnya, perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output
2.
Input output tidak mampu menjelaskan masalah distribusi pendapatan dalam suatu perekonomian. Hal tersebut disebabkan dalam model input- output tidak terdapat elemen yang dapat mencerminkan distribusi pendapatan
3.
I-O hanya mampu menjawab pertanyaan mengenai apakah daerah mempunyai sumber daya yang cukup untuk mencapai target yang ingin dicapai namun tidak dapat menjawab pertanyaan metode apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan dihadapkan pada kendala sumber daya. (Widodo, 2006 : 169-170). Keunggulan maupun kelemahan dari analisis input-output tersebut
dapat dijadikan acuan dalam melakukan serangkaian kajian atau penulisan. Sebab, analisis input-output memberikan gambaran perencanaan suatu wilayah, keterkaitan antar sektor perekonomian suatu wilayah, sehingga dapat dijadikan acuan planning region dalam mengambil langkah terbaik untuk welfare society.
48 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut Widodo, (2006 : 184) Penggunaan model input-output dalam perencanaan daerah dapat dilakukan dengan mengikuti langkahlangkah sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1 dibawah ini. Keterkaitan : 1. Kedepan 2. Ke belakang Tabel I-O Jumlah tenaga kerja
Model I-O Regional
Angka pengganda : 1. Output 2. Pendapatan 3. Ketenagakerjaan
Sektor Unggulan
1. Sektor pemicu pertumbuhan ekonomi 2. Sektor pemicu pendapatan 3. Sektor
Gambar 2.1 SKEMA MODEL INPUT-OUTPUT UNTUK PERENCANAAN EKONOMI Sumber : Widodo, 2006 : 184
49 Tesis
ANALISIS SEKTOR PRIORITAS .....
KHOIRUL IFA