BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat (Depkes, 2000). Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku, yaitu upaya untuk memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki
masyarakat
kesehatannya.
Istilah
agar dan
mereka
mampu
pengertian
memelihara
promosi
dan
kesehatan
meningkatkan ini
merupakan
pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Menurut Notoatmodjo (2005) Promosi Kesehatan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. 2.2 Pendidikan Kesehatan Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi menjadi mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri. Selanjutnya dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok yang saling berkaitan yaitu: (Natoatmodjo, 2004)
Universitas Sumatera Utara
1) Persoalan masukan (input) yang menyangkut sasaran belajar itu sendiri dengan latar belakangnya, 2) Proses (process) yaitu mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan pada diri subyek belajar, dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar, metode dan teknik belajar, alat bantu belajar dan materi yang dipelajari, 3) Keluaran (out put) adalah merupakan hasil belajar. Pendidikan kesehatan pada dasarnya ialah suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan lainya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan yang setelah diolah dengan teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya cara mengubah perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan pengetahuan setiap individu (Sarwono, 2004). Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan, dan merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas. Menurut Green & Keruter (2000), pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi kesehatan dengan praktek kesehatan. Cara penyampaian informasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dengan melibatkan ilmu lain termasuk psikologi sosial yang diperlukan ketika melakukan promosi (Kemm and Close, 1995).
Universitas Sumatera Utara
Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi yang disampaikan kepada remaja adalah untuk memberikan informasi tentang fungsi organ reproduksi yang mengalami perubahan secara fisik dan juga perubahan psikologis sesuai dengan kehidupan di lingkungan sosial budayanya. Hal ini dilakukan agar pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi meningkat, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku. Adanya pendidikan kesehatan reproduksi yang disampaikan di sekolah sangat diharapkan oleh remaja (Devy dkk, 2001). Dengan pengetahuan tentang reproduksi yang cukup, diharapkan remaja tidak mengalami penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya. Sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupannya, diharapkan remaja dapat lebih bertanggung jawab terhadap perilakunya. Sebagai indikator yang dapat diperoleh dalam mencapai keberhasilan suatu proses pendidikan kesehatan adalah adanya peningkatan pengetahuan dan sikap individu yang diaplikasikan dalam perilaku (Sadiman, 2002). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi kepada remaja, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi. 2.3. Media Pendidikan Kesehatan Dalam proses belajar, pengetahuan seseorang akan diterima dengan melibatkan semua panca indera. Semakin banyak panca indera yang dilibatkan dalam menerima sesuatu, semakin kompleks pengetahuan yang didapatkan. Untuk mendapatkan pengetahuan yang kompleks dalam proses belajar diperlukan penggunaan media sebagai alat bantu yang disebut media komunikasi (Arsyad, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan dalam bidang kesehatan yang tersedia secara tepat, baik dalam jumlah maupun mutu yang sangat membantu kelancaran dan keberhasilan tingkat proses pendidikan (Mudyahardjo, 2001). Media pendidikan merupakan material data dalam berbagai bentuk yang dapat dipergunakan dalam penyampaian pesan yang berupa kertas, transparansi, disc, pita perekam dan sebagainya (Greenwood, 2004). Menurut Arsyad (2005), apabila penggunaan media benar-benar dipahami, akan mendukung peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai. Selain itu media dapat digunakan dalam proses pendidikan dan dibutuhan untuk meminimalkan hambatan serta kesulitan dalam pelaksanaan proses pendidikan, termasuk hambatan kultural (Sadiman dkk, 2002). Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pendidikan perlu adanya perencanaan dalam pembuatan media. Suleman (1998) menjelaskan bahwa penulisan media yang baik dilakukan melalui beberapa tahaan yaitu: 1) Menetapkan dan menganalisa target sasaran. 2) Menetapkan masalah dan topic pesan. 3) Menentukan tujuan. 4) Menetapkan jenis dan strategi pesan. 5) Penulisan dan evaluasi sebagai langkah terakhir perencanaan media. Dengan demikian penggunaan media dapat memberikan andil dalam pencapaian tujuan komunikasi berupa perubahan sikap (attitude change), pendapat (opinion change), perilaku (behavior change) dan perubahan sosial (social change) (Suleman, 1998).
Universitas Sumatera Utara
2.4 Media Booklet Booklet merupakan media termasuk dalam kategori media lini bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, ringkas, menggunakan huruf besar dan tebal. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang digunakan ekonomis (Suleman, 1998). Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat bantu, sarana dan sumber daya pendukungnya untuk menyampaikan pesan harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan. Menurut Kemm dan Close (1995) booklet memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1. Dapat dipelajari setiap saat, karena disain berbentuk buku. 2.
Memuat informasi relatif lebih banyak dibandingkan dengan poster. Menurut Ewles (1994) Media booklet memiliki keunggulan sebagai berikut :
1. Klien dapat menyesuaikan dari belajar mandiri. 2. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai. 3. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman. 4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan. 5. Mengurangi kebutuhan mencatat. 6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah. 7. Awet 8. Daya tampung lebih luas
Universitas Sumatera Utara
9. Dapat diarahkan pada segmen tertentu. Manfaat booklet sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah : 1.
Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2.
Membantu di dalam mengatasi banyak hambatan.
3.
Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
4. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain. 5.
Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan.
6.
Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.
7. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. 8.
Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Booklet umumnya digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang isu-isu kesehatan, karena booklet memberikan informasi dengan spesifik, dan banyak digunakan sebagai media alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang menghendakinya. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut perlu dilakukan suatu proses pendidikan kesehatan dengan menggunakan media karena keberhasilan proses pendidikan kesehatan yang dilakukan tergantung pada beberapa faktor, di antaranya: kurikulum, sumber bahan ajar, termasuk sarana dan prasarana (Mudjiono, 1989). `
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa booklet dapat
digunakan untuk proses pembelajaran secara mandiri. Penggunaan booklet tentang
Universitas Sumatera Utara
pendidikan
kesehatan
reproduksi
remaja
diharapkan
dapat
meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku remaja. 2.5 Perubahan Perilaku Individu Implisit dari proses perubahan perilaku adalah adanya sesuatu ide atau gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan diharapkan untuk diterima/dipakai oleh individu tersebut (Liliweri, 2007). Menurut Rogers (1971) dalam teori Innovation Decision Process, yang diartikan sebagai proses kejiwaan yang dialami oleh seorang individu, sejak menerima informasi/pengetahuan tentang suatu hal yang baru, sampai pada saat dia menerima atau menolak ide baru itu. Menurut Shoemaker (1971), proses adopsi innovasi itu melalui lima tahap, yaitu : 1) mengetahui/menyadari tentang adanya ide baru itu (awareness); 2) menaruh perhatian terhadap ide itu (interest); 3) memberikan penilaian (evaluation); 4) mencoba memakainya (trial), dan kalau menyukainya; 5) menerima ide baru (adoption). Menurut Rogers dan Shoemaker (1971), proses adopsi ini tidak berhenti segera setelah suatu inovasi diterima/ditolak. Situasi ini kelak dapat berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungannya. Proses pembuatan keputusan tentang innovasi ini menjadi empat tahap: 1) individu menerima informasi dan pengetahuan berkaitan dengan suatu ide baru (tahap knowledge). Pengetahuan ini menimbulkan minatnya untuk mengenal lebih jauh tentang objek tersebut, dan kemudian petugas kesehatan mulai membujuk atau meningkatkan motivasinya guna bersedia menerima objek/topik yang dianjurkan; 2) persuasion (pendekatan), yaitu tahap dimana individu membentuk suatu sikap kurang baik atau yang baik terhadap inovasi; 3) tahap
Universitas Sumatera Utara
Decision, yaitu tahap dimana individu mengambil keputusan untuk menerima konsep baru yang ditawarkan petugas kesehatan; 4) tahap Implementation, yaitu tahap penggunaan, yaitu individu menempatkan inovasi tersebut untuk dimanfaatkan atau diadopsi; 5) tahap Confirmation, yaitu tahap penguatan, dimana individu meminta dukungan dari lingkungannya atas keputusan yang diambilnya 2.6. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni melalui mata dan telinga. Pada dasarnya pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang disampaikan kepadanya dari buku, teman, orang tua, guru, radio, televisi, foster majalah dan surat kabar. Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2003). Menurut Notoatmodjo (2003), domain kognitif pengetahuan mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu : 1. Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
Universitas Sumatera Utara
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat diukur dari kemampuan orang tersebut menyebutkannya, menguraikan, dan mendefenisikan; 2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, terhadap objek yang dipelajari; 3. Aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lain; 4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain; 5. Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formalisasi dari formulasi-formulasi yang telah ada; 6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur. Pengetahuan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan jenis kuesioner yang bersifat self administrated questioner yaitu jawaban diisi sendiri oleh responden. Dan bentuk pertanyaannya berupa pilihan berganda, dimana hanya ada satu jawaban yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penilaian yang bersifat subyektif. 2.7. Sikap Menurut Notoatmodjo (2003) sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Dengan kata lain sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Ahmadi (2004) sikap dibedakan menjadi : a) sikap positif , yaitu : sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan menerima, menyetujui terhadap norma -norma yang berlaku dimana individu itu beda; b) sikap negatif, yaitu : menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-normayang berlaku dimana individu itu berbeda. Menurut Alport (1954) dalam Achmadi (2004) sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek; 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek; 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Universitas Sumatera Utara
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan, yakni (Notoatmodjo, 2003) : 1. receiving ( menerima), bila seseorang atau subyek mau memperhatikan stimulus yang diberikan obyek; 2. responding (merespon), yaitu apabila ditanya memberikan jawaban, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Ini adalah suatu indikasi dari sikap; 3. valuing (menghargai), bila seseorang atau mendiskusikan suatu masalah. Ini adalah indikasi dari sikap tingkat tiga; 4. bertanggung jawab (reponsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Ini adalah tingkatan sikap yang paling tinggi. Menurut Sax (1980) dalam Saifuddin (2008), bahwa beberapa dimensi dari sikap yaitu arah, intensitas, keluasaan, konsistensi, dan spontanitasnya. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan pendapat atau pernyataan respon terhadap suatu objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan – pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. 2.8. Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi (KR) secara umum didefenisikan sebagai kondisi sehat dari sistem, fungsi dan proses alat reproduksi yang kita miliki. Pengertian sehat tersebut tidak semata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial-kultural. Ada beberapa hal yang harus diketahui
Universitas Sumatera Utara
dalam perkembangan kesehatan reproduksi remaja, antara lain : Pengenalan sistem, proses dan fungsi alat reproduksi. 2.8.1. Organ Reproduksi Organ reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang menjalankan fungsi reproduksi. Organ-organ reproduksi itu juga bisa disebut dengan organ seks. Baik remaja laki-laki maupun perempuan mempunyai organ seks bagian luar dan bagian dalam. A. Organ Reproduksi Laki-laki 1. Zakar/Penis, Penis mempunyai beberapa fungsi yaitu untuk melakukan sanggama, untuk mengeluarkan air kencing dan sebagai alat reproduksi ketika mengeluarkan sperma. Penis akan menegang dan membesar karena terisi darah, bila terangsang (disebut ereksi) 2. Kepala Zakar/penis, adalah bagian ujung penis yang mempunyai lubang untuk menyalurkan air kencing dan sperma. Kepala penis merupakan bagian yang sangat sensitif dan bagian yang paling mulah terangsang karena mengandung banyak pembuluh darah dan syaraf. 3. Kantong Pelir, Testis dan Sperma. Kantung pelir adalah tempat dua biji pelir atau testis. Testis berfungsi memproduksi sperma setiap hari degan bantuan hormon testosteron. Sperma, adalah set yang berbentuk seperti berudu berekor. Sperma dapat membua sel telur yang matang dalam tubuh perempuan dan menyebabkan perempuan tersebut hamil.
Universitas Sumatera Utara
4.
Saluran kemih, berfungsi untuk menyalurkan cairan kencing dan juga saluran air mani yang mngandung sperma. Keluarnya kencing dan air mani diatur olehj sebuah katub sehingga tidak bisa keluar secarar bersamaan.
5.
Epididimis, berfungsi mematang sperma yang dihasilkan oleh testis . Setelah matang, sperma akan masuk dalam saluran sperma. Epididimis berbentuk saluran yang lebih besar dan berkelok-kelok
6.
Saluran sperma, berfungsi untuk menyalurkan spema dari testis menuju ke prostat. Kelenjar prostat, berfungsi untuk menghasilkan caian mulai yang ikut mempengaruhi kesuburan sperma.
B. Organ Reproduksi Perempuan 1. Indung Telur (Ovarium), berfungsi mengeluarkan sel telur satu bulan satu kali. Organ ini ada dalam rongga pinggul, terletak di kiri dan kanan rahim. 2. Saluran indung telur (tuba fallopi), berfungsi untuk menyalurkan sel telur setelah keluar dari indung telur (proses ovulast) dan tempat dimana terjadi pembuahan (konsepsi) atau bertemunya sel telur dan sperma. 3. Rahim (Uterus), berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentukny seperti buah alpukat denan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Dindingnya terdirid adari lapisan parametrium, lapisan metomtrium dan lapisan endometrium 4. Vagina/Liang Kemaluan, adalah lubang tempat masuknya penis saat bersanggama, vagina juga merupakan jalan keluar darah haid dan bayi yang dilahirkan. Dalam vagina terdapat mikro oganime yang sangat bermanfaat kalau keseimbangannya tidak terganggu. Keseimbangannya terganggu bila
Universitas Sumatera Utara
perempuan terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik, makan obat antibiotika yang membunuh kuman, atau terlalu sering berhubungana seks berganti pasangan. Keputihan adalah salah satu akibat dari terganggunnya keseimbangan organisme tersebut dalam vagina. 5. Selaput dara (Hymen) adalah lapisan tipis yang berada dalam liang kemaluan, tidak jauh dari mulut vagina. Ada selaput yang sangat tipis dan mudah robek dan ada selaput dara yang kaku dan tidak mudah robek. Selaput dara yang tipis tidak hanya akan robek karena hubungan seks, tetapi bisa robek karena hal lain seperti kecelakaan, jatuh, olah raga, dan lain-lain. 6. Bibir kemaluan (Labia), berada di bagian luar vagina. Ada yang disebut bibir besar dan bibir kecil. Bibir besar adalah bagian yang paling luar yang biasanya ditumbuhi bulu. Bibir kecil terletak di belakang bibir besar dan banyak mengandung saraf pembuluh darah. 7. Kelentit (Klitoris), berada di bagian atas di antara bibir kemaluan. Bentuknya seperti kacang. Kelentit mempunyai syaraf yang sangat banyak. 8. Saluran kemih, berguna untuk mengeluarkan air kencing, terletak di antara kelentit dan mulut vagina. 2.8.2. Pubertas dan Kematangan Seksual pada remaja Pubertas adalah situasi yang dialami remaja dalam masa peralihan dari anakanak menuju dewasa. Masa pubertas ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik yang cukup menyolok maupun perubahan perasaan, pergaulan, pikian dan perilaku. Masa pubertas berlangsung beberapa tahun. Selama itu remaja seringkali merasa bermasalah dengan dirinya sendiri maupun dengan orang sekitarnya. Bila orangtua
Universitas Sumatera Utara
dan dewasa bisa memahami pubertas yang sedang yang dialami remaja, maka hal itu bisa sangat membantu remaja menghadapi masalahnya. Pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai sekitar usia sembilan, sepuluh atau sebelah tahun sedangkan pada laki-laki dimulai pada usia sebelas atau dua belas tahun. Beberapa ciri pubertas pada laki-laki seperti perubahan fisik, yaitu : Otot menguat, dan pertumbuhan tinggi dan besar badan pesat, tumbuh jakun, tumbuh bulu di ketiak, kemaluan dan sekitar wajah atau dada, kulit berminyak dan mulai berjerawat, lebih banyak berkeringat dan mengeluarkan bau badan, suara menjadi besar. Sedangkan perubahan pada fungsi organ reproduksi yaitu : hormon Testosteron mulai lebih banyak berperan terhadap organ reproduksi, organ reproduksi mulai memproduksi sperma yang bisa keluar melalui ejakulasi dan mimpi basah, penis/zakar dan pelir membesar. Perubahan emosi/psikologis yang dialami seperti :timbul perhatian pada lawan jenis, ingin lebih diperhatikan dan diakui kedewasaanya mulai lebih banyak memperhatikan penampilan diri, relatif lebih mudah terangsang secara seksual dan lain-lain Pada perempuan juga terjadi ciri pubertas perubahan fisik seperti : tumbuh payudara/buah dada, puting mulai menonjol keluar, bentuk tubuh mulai berlekuk sekitar pinggal dan pinggul, tumbuh bulu diketiak dan sekitar kemaluan, kulit berminyak dan mudah berjerawat, lebih banyak berkeringat dan mengeluarkan bau badan. Sedangkan perubahan pada fungsi organ reproduksi antara lain : hormon estrogen dan progesteron mulai lebih banyak berperan terhadap organ reproduksi mulai mengalami haid menstrusi setiap bulan, indung telur membesar, dari vagina mulai keluar cairan putih bening agak kental. Pada perubahan emosi/psikologis
Universitas Sumatera Utara
seperti : menjadi lebih perasa/sensitif, ingin lebih diperhatikan, mulai lebih banyak memperhatikan penampilan diri, timbul perhatian pada lawan jenis, relatif lebih mudah terangsang secara seksual dan lain-lain. 2.8.3. Hormon Seks dan Peranannya Pada masa pubertas, otak memproduksi hormon khusus yang mengirim pesan kepada organ-organ reproduki untuk mulai memproduksi hormon seks. Hormon seks pada permepuan disebut hormon estrogen dan progestrone yang menghasilkan sel-sel telur. Hormon pada laki-laki adalah hormon testosteron yang menghasilkan sperma. Dengan bekerjanya hormon-hormon seks, pada masa pubertas ini beberapa kejadian khusus yang alamiah dan normal akan dialami oleh remaja, seperti : 1. Haid/Menstruasi/Datang Bulan pada remaja perempuan Masa pubertas pada perempuan ditandai dengan adanya haid satu bulan sekali. Hormon estrogenlah yang menyebabkan sel telur dan indung telur matang. Setiap bulan satu sel telur tersebut dilepaskan. Pelepasan sel telur disebut ovulasi yang berasal dari kata ovum artinya telur. Apabila dalam perjalanan di saluran indung telur, sel telur tidak bertemu dengan sperma, maka sel telur akan sampai di rahim tanpa dibuahi. Bersama lapisan dinding rahim, sel telur yang dibuahi akan pecah dan keluar bersama dengan darah yang berasal dari dinding rahim. Sel telur yang luruh bersama darah itulah yang disebut dengan haid. Masa haid biasanya berkisar kurang lebih 5-7 hari. Haid yang pertama kali pada remaja perempuan disebut Menarche. Sejak haid
Universitas Sumatera Utara
pertama, perempuan akan mengalami siklus haid sekitar satu buan sekali, berkisar antara 21 hari sekali sampai 28 hari sekali.. 2. Mimpi Basah pada remaja laki-laki Mimpi basah adalah suatu kejadian ketika remaja laki-laki bermimpi mengenai sesuatu yang menyenangkan sampai mengeluarkan cairan yang agak lengket dari penisnya tanpa disadarinya. Mimpi basah adalah tanda laki-laki memulai masa pubertasnya. Mimpi basah umumnya terjadi setiap 2-3 minggu sekali. Tetapi tidak perlu khawatir bila itu tidak terjadi. Cairan yang keluar dari penis disebut air mani yaitu campuran antara semen dengan sperma. Sperma adalah sel yang dihasilkan laki-laki di dalam testis atau pelirnya atas perintah hormon testosterone. Testosterone adalah hormon yang paling berperan dalam pertumbuhan tubuh lakilaki. Jumlah sperma yang ada di dalam testis laki-laki berjuta-juta. 2.8.4. Kebersihan dan Kesehatan Diri Setiap remaja pasti akan mengalami masa akil balig dan mengalami banyak perubahan, baik fisik, mental maupun sosial. Beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh selama akil balig, antara lain: keringat bertambah, mulai muncul yang namanya Bau Badan, rambut jadi lebih berminyak, muncul jerawat pada wajah, tumbuh bulubulu halus (di ketiak, kaki dan daerah kemaluan). Dengan memelihara kebersihan dan kesehatan diri, akan mencegah timbulnya penyakit dan meningkatkan kondisi kesehatan tubuh. Kebersihan dan kesehatan diri yang perlu diperhatikan remaja antara lain mencakup pemeliharaan: rambut, kulit, mandi dan menggosok gigi, merawat alat
Universitas Sumatera Utara
kelamin, kebersihan tangan dan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan di rumah dan tempat istirahat. Selain itu, untuk meningkatkan kondisi tubuh/ juga dengan cara berolahraga dan istirahat yang cukup. 2.8.5. Dampak Negatif Reproduksi 1. Kehamilan Tak Diinginkan dan Aborsi Hubungan seks pra nikah yang dilakukan remaja secara tidak bertanggung jawab terbukti telah banyak mengakibatkan Kehamilan Tidak Diharapkan (KTD). Banyak KTD diakhiri dengna aborsi. Aborsi selain dapat merusak organ reproduksi remaja perempuan, juga bisa menyebabkan kematian ibu. Menurut Prof. Biran Affandi, sekitar 2,1 – 2,4 juta perempun setiap tahun diperkirakan melakukan aborsi 30% diantarannya remaja. Aborsi di kalangan remaja seringkali dilakukan dengan cara-cara tidak aman seperti memijat, minum jamu dan memasukkan benda ke dalam jalan lahir. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan oleh remaja jika mengalami KTD: mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan (aborsi). 2. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS Hubungan seks di luar nikah yang dilakukan secara tidak aman juga terbukti telah menyebabkan infeksi/penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS yang mengakibatkan kematian. Sampai akhir Maret 2003, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia adalah 3.614 orang (sebagian besar ditularkan melalui jarum suntik), diantarannya remaja berusia 15-19 Tahun berjumlah 147 orang, terdiri dari 79 orang HIV dan 68 orang dengan AIDS (Sumber : Subdit PMS & AIDS Ditjen PPM & PL. Depkes RI).
Universitas Sumatera Utara
Infeksi menular seksual adalah infeksi yang biasanya disebabkan oleh hubungan seksual dengan orang yang sudah terjangkit salah satu PMS. PMS dapat menular melalui cairan tubuh yaitu : cairan vagina, cairan sperma, dan cairan darah. Setiap orang bisa tertular IMS. Orang yang paling berisiko terkena IMS adalah orang yang suka berganti pasangan seksual. Kebanyakan yang terkena IMS berusia 15-29 tahun, tapi ada pula bayi yang lahir membawa IMS karena tertular dari ibunya. Bahaya infeksi menular seksual dapat mengakibatkan kemandulan, keguguran yang menimbulkan kanker leher rahim, merusak penglihatan, otak dan hati, bisa ditularkan kepada bayi, lebih mudah tertular HTV/AIDS, bisa menyebabkan kematian. Berikut ini merupakan jenis IMS dan gejala-gejalannya : 1. Clamidia, gejalanya pada laki-laki seperti nyeri saat kencing, keluar cairan lendir dan bening dari kemaluan, bewarna kuning kehijauan, dan bau, terasa gatal. Gejala pada perempuan nyeri pada kemaluan, tetapi kadang tidak ada keluhan, keputihan yang disertai nyeri pada saat kencing dan pendarahan setelah melakukan hubungan seksual. 2. Gonorhae/Kencing Nanah, gejalanya pada laki-laki seperti rasa sakit waktu buang air kecil atau ereksi, keluar nanah dari saluran kencing terutama waktu pagi hari, gejalanya timbul dalam waktu satu minggu. Pada perempuan muncul gejala seperti sering tanpa gejala apapun atau gejala sulit dilihat, nyeri di daerah perut bagian abwah, kadang-kadang disertai keputihan dan berbau, alat kelamin terasa sakit atau gatal, rasa sakit atau panas waktu kencing dan pendarahan waktu melakukan hubungan seksual. Nyeri saat kencing (tidak seberat pada pria)
Universitas Sumatera Utara
3. Sifilis/Raja Singa, gejala pada laki-laki seperti bintil-bintil berair seperti cacar disertai timbulnya luka yang terasa nyeri disekitar kelamin pada stadium lanjut akan nampak, seperti koreng berwarna merah (luka terbuka) kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu. Sedangkan gejala pada perempuan sama seperti pada laki-laki. 4.
Herpes Kelamin, gejala pada laki-laki seperti badan lemas, nyeri sendi pada daerah terinfeksi, dema. Tampak kelamin kulit yang berbenjol-benjol, bulat atau lonjong kecil, kadang-kadang ada rasa seperti terbakar atu gatal pada kelamin, diikuti timbulnya bintil-bintil berisi air di atas kulit dengan warna kemerahan. Sedangkan pada perempuan muncul gejala sama seperti pada laki-laki. Pada perempuan biasanya timbul di sekitar kelamin, dinding kemaluan dan kadangkadang di sekitar anus.
5. Jengger Ayam/kutil kelamin, gejala pada laki-laki seperti timbul kutil pada daerah terinfeksi, dalam kasus lanjut, kutil bergerombol, seperti jengger ayam di daerah kemaluan dan anus. Pada perempuan dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim, pada perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. 6. Hepatitis B dan C, gejala pada laki-laki tidak terlihat pada daerah kelamin, tetapi penularannya bisa lewat hubungan seksual, dengan tanda-tanda badan lemas, kurang gairah, kadang demam. Pada kasus parah tampak kulit selaput mata berwarna kuning. Sedangkan gejala pada perempuan sama seperti gejala pada laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
7. HIV/AIDS , Walaupun virus sudah ada di dalam darah, tidak tampak gejala sama sekali. Pada penderita yang sudah menunjukkan gejala (AIDS) nampak gejala yang sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium lanjut, sedangkan gejala pada perempuan sama seperti laki-laki. 2.9. Remaja Perkataan remaja merupakan terjemahan dari bahasa inggris. Menurut Sebald (1992) kata remaja berasal dari adolescence dan berasal dari kata latin, adolescere yang berarti tumbuh
menjadi dewasa atau perkembangan menuju kematangan.
Dalam arti yang lebih luas lagi, Piaget (1969) mengatakan pengertian remaja mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Ahmadi, 2002). Rice (1999) mendefinisikan remaja sebagai suatu periode antara masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Pandangan serupa dikemukakan Lerner dan Hultsch (1983) bahwa perkembangan remaja
adalah
periode diantara
rentang
waktu dimana saat ia dianggap masa anak-anak menuju ke masa dewasa. Dimasa remaja terjadi proses perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional. Perubahan fisik
dan perkembangan
seksual yang terjadi secara
cepat
juga
disertai
bertambahnya tuntutan masyarakat. (Ahmadi, 2002) Dari beberapa
definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa masa remaja
merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dan dalam prosesnya
terjadi perkembangan
kematangan
fisik,
psikis
dan sosial serta
bertambahnya tuntutan masyarakat. Remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial budaya.
Universitas Sumatera Utara
Cirinya adalah alat-alat reproduksi mulai berfungsi, libido mulai muncul, inteligensi mencapai puncak perkembangannya, emosi sangat labil, kesetiakawanan yang kuat terhadap teman sebaya dan belum menikah. Kondisinya yang belum menikah ini menyebabkan remaja secara sosial budaya (termasuk agama) dianggap belum berhak atas informasi dan edukasi, apalagi pelayanan medis untuk kesehatan reproduksi. Sementara itu dalam kondisi tertentu (perkotaan, kelas sosial ekonomi menengah ke atas) rentang masa remaja bisa mencapai belasan tahun dan dalam masa yang panjang itu remaja dihadapkan pada paparan media massa yang merangsang libido. Dampaknya adalah makin aktifnya perilaku seksual pranikah yang disertai ketidaktahuan yang pada gilirannya bisa membahayakan kesehatan reproduksi remaja (dalam hal KIE dan pelayanan kesehatan reproduksi) dengan orang-orang dewasa lain karena kedua kelompok usia itu sama-sama sudah beraktivitas seksual. Kendala sosial budaya (termasuk agama) perlu diatasi melalui upaya-upaya sosialisasi masalahmasalah kesehatan reproduksi remaja dan penanggulangannya (Ahmadi, 2002). Usia remaja sering disebut sebagai periode peralihan, yaitu periode peralihan antara anak-anak dengan masa dewasa yang penuh gejolak. Gejolak ditimbulkan baik oleh fungsi sosial remaja dalam mempersiapkan diri menuju kedewasaan (mencari indetitas diri, memantapkan posisi dalam masyarakat tersebut dsb.) maupun oleh pertumbuhan fisik (perkembangan tanda-tanda seksual sekunder, pertumbuhan tubuh yang tidak proporsional) dan perubahan emosi lebih peka, lebih cepat marah, agresif dsb, serta perkembangan inteligensinya makin tajam bernalar, makin kritis (Ahmadi,1998).
Universitas Sumatera Utara
Usia remaja berbeda-beda panjangnya dari waktu dan dari tempat ke tempat lain. Di lingkungan masyarakat yang masih sederhana (primitif), kurun usia remaja ini bisa sangat singkat, beberapa hari sehingga 1-2 tahun, karena begitu anak menunjukkan tanda-tanda akil balig, dilakukan upacara inisiasi tertentu dan setelah itu, anak itu langsung berstatus sosial dewasa (menikah bekerja, berburu, menjadi prajurit, diundang kenduri, wanitanya langsung hamil, mempunyai anak dan mengerjakan perkerjaan-pekerjaan rumah tangga). Hal ini dimungkinkan karena di lingkungan masyarakat yang sederhana, persyaratan untuk menjadi dewasa pun tidak terlalu berat (cukup asal sudah bisa membantu ayah di sawah atau membantu ibu di dapur). Di kalangan masyarakat yang sudah lebih canggih (masyarakat modern, kalangan menengah ke atas) kurun usia remaja bisa lebih panjang, bisa mencapai belasan tahun (di Indonesia antara 11-24 tahun). Penyebabnya adalah makin awalnya tanda-tanda akil balig (karena gizi yang baik, rangsangan dari lingkungan dsb.) Sementara persyaratan untuk menjadi dewasa justru semakin berat (harus sekolah dulu, punya pekerjaan dulu), sehingga memerlukan waktu yang makin lama (usia rata-rata perkawinan meningkat dari usia 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria dalam UU Perkawinan 1974 sampai mendekati umur 26 tahun bagi wanita dan 30 tahun bagi laki laki (Ahmadi, 2002). 2.9.1 Pembagian dan Batasan Usia Remaja Berbagai batasan usia dan pembagian masa remaja yang telah dikemukakan para ahli. Stone dan Church (1973) membagi masa remaja menjadi remaja awal, remaja akhir dan dewasa muda. Remaja awal adalah suatu periode dari mulainya
Universitas Sumatera Utara
masa pubertas hingga kurang lebih satu tahun sesudah pubertas yaitu pada saat pola fisiologis berfungsi dengan stabil. Remaja akhir adalah periode sesudahnya dari remaja awal hingga usia yang dibolehkan untuk ikut pemilu, menyetir kendaraan atau saat mulai masuk kuliah. Dewasa muda adalah periode dari permulaan kuliah hingga usia awal duapuluhan (Ahmadi, 1998). Menurut Hurlock (1980) secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa remaja dan akhir masa remaja. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun hingga 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 tahun atau 17 tahun hingga usia 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Santrock (2001) juga membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Hanya saja, Santrock (2001) mengatakan usia remaja awal sekitar 10-13 tahun dan usia remaja akhir berkisar antara 18-22 tahun. Monks, dkk (2001) beranggapan bahwa usia remaja berlangsung antara umur 12 tahun dan 21 tahun dan terbagi atas tiga bagian, yaitu masa remaja awal antara 12-15 tahun, masa remaja pertengahan antara 15-18 tahun dan masa remaja akhir antara 18-21 tahun. 2.9.2 Perkembangan Masa Remaja Berbagai perkembangan pada masa remaja dapat dilihat dari berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan fisik
Universitas Sumatera Utara
Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja merupakan gejala utama dari perkembangan remaja karena ada hubungannya dengan aspek lain dari perkembangan remaja. 2. Perkembangan kognitif Piaget dalam Turner dan Helms (1995) menyebutkan perkembangan kognitif remaja ke dalam tahap formal operasional yaitu saat pemikirannya menjadi semakin rasional. Pada tahap ini remaja mulai mengembangkan pemikiran yang bersifat abstrak, hipotesis serta mampu melihat berbagai kemungkinan dalam pemecahan masalah yang dihadapi serta mulai memikirkan bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya. 3. Perkembangan kepribadian Pada tahap ini terjadi suatu konflik yang disebut konflik antara identity vs role confusion (Morgan, dkk, 1986). Dimasa ini remaja sedang dalam proses pembentukan identitas diri yang merupakan masa dimana individu berharap dapat mengatakan siapa dirinya saat ini dan apa yang dikehendakinya di masa mendatang. Ciri-ciri yang mencolok dari tahap ini adalah adanya sublimasi dari perasaan-perasaan oedipal melalui ekspresi libido, yaitu dengan cara jatuh cinta dengan lawan jenis. 4. Perkembangan emosi Secara tradisional, pada masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik
dan
kelenjar (Hurlock, 1980). Pada masa
perkembangan emosi terjadi ketidakstabilan
emosi
dimana individu
Universitas Sumatera Utara
mengalami perasaan-perasaan yang kontradiktif sifatnya (Pikunas, 1976), seperti sinis terhadap orang lain maupun terhadap kejadian tertentu, benci, perasaan cinta, apatis, peduli dan sebagainya (Ahmadi, 1998). 5. Perkembangan sosial Salah satu tugas perkembangan
masa remaja yang tersulit adalah yang
berhubungan dengan penyesuaian sosial (Hurlock, 1980). Diterangkan Greenberger, dkk (1975) bahwa upaya yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh
kelompok sebaya,
perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan ataupun dukungan dan penolakan sosial serta seleksi pemimpin. Karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai suatu kelompok, maka pengaruh teman sebaya lebih besar daripada pengaruh keluarga (Ahmadi,1998).
Universitas Sumatera Utara
2.9. Kerangka Konsep Kerangka konsep ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah pengaruh media booklet terhadap pengetahuan dan sikap santri tentang kesehatan reproduksi, namun untuk mengetahui pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan intervensi diukur dengan pretest dan untuk melihat sejauh mana pengaruh metode tersebut diukur dengan postest.
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Media Pendidikan Kesehatan (Booklet) Tentang Kesehatan Reproduksi
PRE-TEST
Pengetahuan dan Sikap Santri Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
POST-TEST
Pengetahuan dan Sikap Santri Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Universitas Sumatera Utara