12
mengalami defisiensi, terutama pada bagian posterior maksila. Sinus Lifting juga merupakan prosedur pembedahan yang relatif aman dan memiliki prevalensi komplikasi yang cukup rendah serta relatif mudah dilakukan dengan hasil yang bisa diprediksi.2,3,4
BAB 2 IMPLAN
Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah membuka banyak kesempatan bagi para pasien yang kehilangan satu gigi atau beberapa gigi. Dental implan memiliki arti bahwa pasien-pasien yang telah kehilangan satu gigi atau lebih masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengganti gigi geligi mereka yang sama seperti yang mereka miliki dulu, dengan demikian, dental implan dapat meningkatkan kembali kualitas hidup mereka. 1 Pasien yang mengalami kehilangan gigi abutmen posterior, yang biasanya memerlukan perpanjangan basis dari gigi tiruan sebagian lepasan, kini sudah bisa menikmati kenyamanan dari keuntungan gigi tiruan yang cekat seperti implan. Begitu pula bagi pasien yang mengalami kehilangan gigi geligi dan kehilangan tinggi atau lebar tulang akibat trauma. Bahkan bagi pasien yang hanya kehilangan satu gigi juga dapat menerima restorasi implan. Hal ini menggambarkan keuntungan dari dental
13
implan dan merupakan pilihan yang mudah dilakukan pada kasus kehilangan gigi geligi yang pada saat ini telah menjadi standar perawatan bagi dokter gigi.3
2.1 Pengertian Dental implan adalah suatu alat atau benda yang diletakkan di antara gusi dan tulang alveolar (pada maksila atau mandibula), yang dapat dipasangkan secara permanen atau sebagai gigi tiruan untuk mendukung rekonstruksi prostetik yang dapat dilepaskan satu per satu atau keseluruhan. Dental implan merupakan pilihan yang ideal bagi mereka dengan keadaan rongga mulut yang sehat namun kehilangan satu gigi atau lebih yang disebabkan oleh penyakit periodontal, terluka atau kecelakaan, atau alasan-alasan lainnya. Secara umum, hanya ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam dental implan, yaitu fungsi dan estetik dari gigi geligi pasien. Maka dari itu, perkembangan dental implan tidak dapat dipisahkan dari sejarah dari ilmu kedokteran gigi yang mengutamakan fungsi dan estetik dari gigi geligi pasien. 1,2,5 2.2 Tujuan Implan Implan digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang. Hal ini ditemukan pertama kali oleh seorang ahli arkeolog yang menemukan bahwa rakyat Mesir kuno dan peradaban Amerika Selatan telah bereksperimen dalam hal mengganti gigi yang telah hilang dengan gading yang dipahat atau bahkan dengan kayu. Pada abad ke-18
14
juga telah diusahakan menanamkan kembali gigi yang telah dicabut dari seorang pendonor untuk menggantikan gigi yang telah hilang.2 Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan tentang implan, maka tujuan atau fungsi implan pun berkembang, bukan hanya sekedar menggantikan gigi yang hilang melainkan sebagai jangkar yang ditanamkan ke dalam tulang rahang sebagai tempat berdirinya gigi tiruan yang akan dipasangkan dan agar gigi tiruan tersebut tetap berada pada tempatnya serta memberi dukungan bagi gigi tiruan agar terasa lebih nyaman seperti gigi asli.5,6 2.3 Pembagian Implan Dental implan mulai berkembang dan banyak digunakan pada pertengahan abad ke-20. Sejak beberapa waktu yang lalu, beberapa konsep lain dari dental implan telah berkembang dan telah menjadi dasar dari implantologi modern. Dental implan yang digunakan sekarang ini bervariasi dalam beberapa aspek, seperti dari bentuk, tempat penjangkaran (di dalam tulang atau di atas tulang), lapisan dan komposisi dari bahan yang digunakan.1,2 Pembagian dental implan pertama kali didasari pada kondisi tulang rahang yang akan diletakan implan tersebut, apakah bisa diletakkan di atas tulang atau di dalam tulang. Maka dari itu, dental implan dapat dikategorikan menjadi tiga kategori besar, yaitu : 2,5,7 1. Implan Subperiosteal Implan subperiosteal terdiri dari kerangka logam yang melebar yang diletakkan di atas tulang rahang tapi di bawah gingiva, dengan sebuah logam yang
15
dipasangkan sedikit menonjol dari gusi untuk mempertahankan protesa yang akan dipasangkan. Implan jenis ini dapat digunakan pada rahang atas ataupun pada rahang bawah. Namun, lebih sering pada rahang bawah. Implan jenis ini dibuat secara individu dengan kerangka logam yang telah dimodifikasi sedemikian rupa berdasarkan anatomi rahang pasien dan dimasukkan ke dalam jaringan periodonsium secara operasi. Implan subperiosteal dipasangkan pada pasien yang memiliki tulang rahang yang mengalami resobsi sehingga memiliki ketinggian atau kelebaran tulang yang tidak adekuat untuk meletakkan bahan implan di atasnya.
Gambar 1. Implan subperiosteal. (Anonymous. Subperiosteal implant. (20 Nov 2011).
2. Implan Endoseous Implan endoseous merupakan jenis implan yang paling sering digunakan. Implan jenis ini ditanamkan ke dalam tulang rahang secara langsung untuk menggantikan satu atau lebih akar gigi yang telah hilang dengan tujuan untuk
16
mendukung mahkota dari gigi tiruan yang akan dipasangkan atau implan jembatan ( bridge ). Implan endoseous dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok, yaitu : •
Root -form implants
Implan tipe ini merupakan tipe yang paling umum dipakai dan paling terkenal diantara semua tipe-tipe implan yang ada. Tipe ini berbentuk kerucut atau seperti sekrup sehingga menyerupai bentuk akar yang asli yang didesain agar dapat ditanamkan ke dalam tulang rahang. Root-form implants dapat digunakan sebagai basis dari suatu restorasi, satu atau seluruh lengkung gigi, dimana hanya jika tulang rahang memiliki ketinggian, ketebalan, dan struktur yang adekuat. Namun, bila tidak terdapatnya ketinggian dan kelebaran tulang yang adekuat, implan tipe ini harus disertai dengan pencangkokan tulang dengan tujuan untuk meningkatkan kembali ketinggian dan kelebaran tulang rahang yang akan dipasangkan implan.
17
Gambar 2. Root form implant. (Anonymous. Root form implant. (20 Nov 2011).
•
Implan bilah ( blade/plate implants )
Pertama kali diperkenalkan oleh Linkow di akhir 1960. Implan tipe ini sudah jarang digunakan sekarang, dimana hanya digunakan ketika tulang rahangnya sangat sempit sehingga tidak memadai untuk root-form implants dan area yang diperlukan tidak memungkinkan untuk dilakukan pencangkokan tulang. Implan ini terdiri dari sebuah plat datar dan panjang yang akan dipasangkan secara vertical pada tulang rahang yang sempit sebagai jangkar untuk restorasi akhir.
Gambar 3. Implan bilah. (Anonymous. Blade implants. (20 Nov 2011).
•
Implan oseointegrasi (osseointegrated implants )
Generasi kedua dari dental implan adalah implan osseointegrasi. Pada tahun 1960-an telah dikembangkan suatu modifikasi implan yang merupakan sekrup yang terbuat dari titanium. Sejak awal tahun 1980-an konsep dari osseointegrasi ini
18
telah bekembang sangat pesat, dengan material yang berbeda seperti aluminiun oksida, titanium murni, atau campuran titanium, telah banyak digunakan pada pembuatan implan. Material ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat integrasi dari tulang rahang yang dipasangkan implan tersebut. 3. Implan Transoseous Implan transoseous didesain hanya untuk digunakan pada rahang bawah dan ditanamkan ke dalam tulang rahang; namun, akan terjadi penetrasi ke seluruh rahang. Dua buah sekrup panjang akan ditanamkan ke dalam tulang rahang dan muncul pada jaringan gingival. Tipe ini memerlukan teknik bedah ekstra oral dan biasanya perlu digunakan anastesi umum. Pada umumnya, implan transoseous ini termasuk ke dalam implan endoseous karena implan tipe ini ditanamkan ke dalam tulang rahang.
Gambar 4. Implan transoseous. (Anonymous. Transosseous implants. <medical-dictionary. thefreedictionary.com> (20 Nov 2011)
19
2.4 Indikasi dan Kontraindikasi Implan Dental implan digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang, yang mana sering menyebabkan masalah fungsional dan psikososial yang berhubungan dengan masalah estetis. Penggantian gigi yang telah hilang menjadi begitu penting untuk mempertahankan penampilan seseorang, fungsi dan kesehatan rongga mulut dengan mencegah berpindahnya gigi geligi tersebut. 95% dari hal yang diharapkan di atas dapat dicapai oleh dental implan.8 Namun begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika seorang dokter gigi memilih dental implan sebagai pilihannya untuk mendapatkan hasil fungsional dan estetis yang diharapkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi indikasi dari dental implan adalah sebagai berikut :
8,9
1. Riwayat medis Riwayat medis yang menjadi kontraindikasi untuk implan harus menjadi perhatian agar tidak menjadi penghalang bagi implan. Pasien harus dalam keadaan sehat. Pasien yang dalam keadaan menderita diabetes yang tidak terkontrol, pasien yang mengalami atypical pain dan dalam keadaan depresi bukanlah kandidat yang baik untuk implan. 2. Riwayat dental dan penyakit periodontal
20
Pasien yang mengalami kehilangan gigi geligi mereka karena penyakit periodontal ataupun karena kecelakaan merupakan pasien yang dapat dipasangkan implan. 3. Gigi yang dijadikan abutmen tidak dapat direstorasi lagi 4. Gigi yang dijadikan abutmen terlalu lemah atau tidak kuat sehingga diperlukannya implan sebagai penjangkar untuk memasangkan gigi tiruan 5. Hilangnya gigi posterior dan tidak adanya gigi abutmen pada bagian distal 6. Terjadinya resopsi tulang yang hebat pada tulang rahang Tulang rahang yang akan dibuatkan gigi tiruan terlalu kecil akibat resobsi tulang yang terjadi setelah pencabutan gigi sehingga tidak terdapatnya ketinggian dan kelebaran tulang yang adekuat. Secara umum, implan merupakan pilihan yang baik untuk mengatasi kehilangan gigi geligi. Namun, ada beberapa hal yang menjadi kontraindikasi untuk pemasangan implan, yaitu : 1. Pasien yang tidak termotivasi Pasien yang tidak termotivasi akan sadarnya pentingnya mengganti gigi geligi yang telah hilang tidak dapat dipasangkan implan. Hal ini dikarenakan perlunya kerja sama antara dokter gigi dengan pasien. 2. Adanya penyakit sistemik Pasien dengan penyakit sistemik merupakan kontraindikasi untuk pemasangan implan seperti penderita Diabetes Mellitus atau Hypotiroidsm harus menjadi
21
perhatian bagi dokter gigi dalam hal proses penyembuhan bagi pasien penderita penyakit sistemik. 3. Adanya kelainan pada tulang Adanya kelainan pada tulang seperti Paget’s Disease atau Fibrous Dyplasia bukanlah kandidat yang baik untuk pemasangan implan karena tingginya kemungkinan gagal pada pemasangan implan dan tidak dapat terjadinya osseointegrasi. 4. Oral higiene yang buruk Pasien yang tidak memiliki kebersihan rongga mulut yang baik tidak dapat dipasangkan implan. Hal ini dikarenakan implan tetap memerlukan perawatan lebih dibandingkan dengan gigi asli untuk mencegah rusaknya badan implan akibat debrisdebris yang masih tertinggal di badan implan. 5. Kebiasaan buruk Kebiasaan buruk seperti bruksism dan parafungsional menjadi kontraindikasi pada pemasangan implan dan memiliki tingkat keberhasilan yang relatif rendah. Hal ini dikarenakan implan akan menerima beban yang terlalu besar akibat kebiasaan buruk tersebut. 2.5 Keuntungan dan Kerugian Implan Dental implan dikatakan sebagai solusi yang lebih baik untuk menggantikan gigi geligi yang hilang karena dental implan memiliki beberapa keunggulan, yaitu : 5,12
1. Estetis
22
Dental implan dibuat menyerupai gigi asli dan ditanamkan ke dalam tulang sehingga dapat mencegah kehilangan tulang dan resesi gingiva. Maka, tidak akan ada yang mengetahui bahwa seseorang memakai gigi tiruan. 2. Psikososial Dengan dental implan, kita akan mendapatkan kembali senyum dan dapat makan dengan nyaman. Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri sehingga dapat meningkatkan kembali kualitas hidup seseorang. 3. Fonetik Dental implan memberikan kenyamanan dalam berbicara tanpa harus mengkhawatirkan lepasnya gigi tiruan lepasan atau sebagainya. 4. Tahan lama Dental implan lebih tahan lama jika dibandingkan dengan gigi tiruan jembatan dan lepasan karena dental implan langsung ditanamkan pada tulang rahang. 5. Meningkatkan kebersihan rongga mulut Karena dental implan berdiri sendiri, berbeda dengan gigi tiruan jembatan, sehingga akses di antara gigi geligi lebih mudah terjangkau sehingga dapat meningkatkan kebersihan rongga mulut. Salah satu kerugian yang paling utama pada pemasangan implan adalah harganya yang mahal jika dibandingkan perawatan gigi tiruan lainnya. Kerugian lain dari dental implan adalah waktu pembuatan yang lama sampai dengan pemasangannya. Waktu yang dibutuhkan bisa bervariasi mulai dari tiga bulan hingga enam bulan. Hal ini bergantung pada area dimana implan akan diletakkan, prosedur-
23
prosedur yang diperlukan seperti perlunya pencangkokan tulang atau tidak, kualitas dan kuantitas dari tulang yang masih sehat dan semua keadaan kesehatan dari pasien yang akan dipasangkan implan. Berikut beberapa kerugian dari pemasangan implan : 1. Membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pemasangan implan. 2. Memerlukan waktu yang lama atau panjang dalam pembuatannya. 3. Bukan merupakan solusi yang cukup baik bagi pasien dengan tingkat penyembuhan yang rendah dan mereka yang sangat sensitif pada rasa sakit. Implan merupakan solusi terbaik bagi mereka yang kehilangan satu-satu gigi atau keseluruhan gigi geligi mereka, dan dapat disesuaikan berdasarkan indikasiindikasi dan kontraindikasi per individu pasien. Dengan keuntungan dan kerugian yang
terdapat
keberhasilannya.
pada
pemasangan
implan,
dapat
pula
diprediksi
tingkat