BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Data Data data yang diperoleh melalui : •
Wawancara dengan Dokter gigi
•
Survei Lapangan
•
Data data dari internet
2.1.1 Wawancara dengan Dokter Gigi Penyakit gigi dan mulut akan sering dialami oleh balita dan anak-anak bila perawatannya tidak dilakukan dengan baik. Contoh penyakit gigi dan mulut yaitu caries (lubang pada permukaan gigi), ginggivitis (radang pada gusi), dan sariawan. Sehabis mengonsumsi makanan yang manis (seperti coklat) dan lengket (seperti dodol), jika tidak segera disikat akan tertinggal dan menyebabkan kerusakan pada gigi. Selain itu, minuman seperti teh, kopi, minuman ringan, serta rokok juga dapat menimbulkan lapisan tipis di gigi yang disebut dengan stain sehingga warna gigi menjadi kusam dan kecoklatan. Lapisan stain yang kasar itu mudah ditempeli oleh sisa makanan dan kuman yang akhirnya membentuk plak, dan jika tidak dibersihkan akan mengeras dan membentuk karang gigi (calculus) yang dapat merambat ke akar gigi. Akibatnya gusi mudah berdarah, gigi gampang goyah, dan mudah tanggal.
4
5 menurut Drg. Rosa Damayanty dari Charinta Dental Clinic, anak seharusnya sudah akrab dengan dokter gigi, agar berbagai masalah dapat diatasi sejak dini. "Sejak gigi anak mulai tumbuh, sebaiknya orangtua rajin membawa anak melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi, minimal 6 bulan sekali. Bisa lebih sering jika ditemukan banyak masalah di giginya."
Ada dua tindakan yang penting dilakukan sejak gigi anak mulai tumbuh, yaitu tindakan preventif atau pencegahan, dan tindakan kuratif atau pengobatan. Tindakan pencegahan bisa berupa banyak hal. Yang paling dasar, memotivasi dan mendorong anak agar bergaya hidup bersih
2.1.2 Survei Lapangan
Survei dilakukan pada 175 siswa SD di berbagai SD di Jakarta barat dan Utara
2.1.3 Data – data dari internet Sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka.
6 Di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi. Angka itu diduga lebih parah di daerah serta anak-anak dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
Pertumbuhan gigi dimulai dengan tumbuhnya dua gigi seri rahang bawah pada saat bayi berusia 6-9 bulan disusul dengan gigi seri rahang atas. Pada usia 7-10 bulan tumbuh dua gigi seri depan kedua (di samping gigi seri pertama) rahang atas maupun bawah. Kadang gigi seri kedua di rahang bawah tumbuh lebih dulu sebelum gigi seri kedua rahang atas.
Lalu, satu gigi geraham depan tumbuh pada usia 16-20 bulan. Gigi taring juga mulai muncul pada usia yang sama. Gigi geraham kedua tumbuh pada usia 23-30 bulan. Biasanya, anak akan punya gigi susu lengkap (20) pada usia 3 tahun. Lalu, satu per satu gigi susu itu tanggal dan digantikan gigi permanen yang jumlahnya 32 buah, yang dimulai saat anak berusia 5-6 tahun sampai gigi geraham bungsu muncul pada usia 19-22 tahun.
Mulai tumbuhnya gigi merupakan proses penting dari pertumbuhan seorang anak. Orang tua harus mengetahui cara merawat gigi anaknya tersebut, dan orang tua juga harus mengajari anaknya cara merawat gigi yang baik. Walaupun masih memiliki gigi susu, seorang anak harus mendapatkan perhatian serius dari orang tua. Sebab, kondisi gigi susu akan menentukan pertumbuhan gigi tetap si anak nanti.
Salah satu fungsi gigi susu yang dianggap penting ialah perkembangan fungsi bicara. Kemampuan menggunakan gigi-geligi untuk pengucapan didapatkan seluruhnya dengan bantuan gigi susu. Gigi susu juga berperan dalam fungsi
7 kosmetik dengan perkembangan penampilan anak. Secara tidak langsung cara bicara anak dapat dipengaruhi jika terdapat kesadaran pada dirinya akan kerusakan pada gigi, dan hal ini akan membuatnya malu ketika membuka mulut saat bicara.
Merawat gigi sejak dini juga menghindari proses kerusakan gigi, seperti gigi berlubang, keropos, dan pembengkakan pada gusi. Harus dibiasakan untuk periksa secara rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Jangan anggap remeh kesehatan gigi dan mulut anak. Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Maka dari itu, betapa penting perhatian orangtua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak, terutama anak-anak yang masih balita. Sebab, kondisi gigi susu akan menentukan pertumbuhan gigi tetap si anak.
Selain itu, bila anak memiliki gigi yang tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan sehingga proses pertumbuhan si anak akan terganggu. Akibatnya, anak akan mudah terserang penyakit. Setiap orangtua sebaiknya menanamkan suatu prinsip dalam dirinya bahwa anak-anak harus bebas dari rasa sakit gigi dan memberi mereka awal kehidupan yang baik sehingga mereka mampu bersaing di masa depan.
Orangtua dapat mencoba cara mengenalkan dokter gigi kepada anak, yaitu dengan mengajak anak ikut serta saat ibu atau ayahnya memeriksakan gigi. Cara ini juga mengenalkan anak pada suasana ruangan dokter gigi, suara-suara mesin, dan peralatan yang digunakan dokter. Anak juga dapat melihat bagaimana ibu atau ayahnya tetap tenang saat dokter gigi melakukan perawatan.
8 Tak kalah penting ialah memilih dokter gigi anak yang memahami dan mendapat pendidikan bagaimana membuat anak-anak nyaman saat ke dokter gigi. Misalnya, dokter yang menyediakan ruang tunggu berisi buku dan mainan, serta mengisi dinding ruangan dengan gambar-gambar yang menarik dan disukai anak-anak.
sekolah maupun keluarga seharusnya memberikan dukungan optimal pada upaya menjaga kesehatan mulut dan anak. Karena justru pada usia belia upaya edukasi dan pencegahan lebih efektif.
Sekolah maupun keluarga, lanjut Tri, sebagai lingkungan terdekat anak, sejak dini harus mendidik anak untuk disiplin menggosok gigi minimal dua kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur. Anak pun harus dibiasakan memeriksakan giginya setiap enam bulan.
Sayangnya, kendati sebagian besar sekolah di Indonesia telah memiliki program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang didalamnya meliputi Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG), namun kegiatan itu belum terlaksana optimal. Hal itu terkait dengan keterbatasan fasilitas serta kurangnya pengetahuan pihak sekolah.
kondisi itulah, yang diperparah dengan minimnya dukungan yang keluarga, membuat kesehatan gigi anak makin tak terpehatikan. Padahal, solusi yang dapat ditempuh terbilang sederhana. Guru dan orang tua secara teratur memeriksa kesehatan gigi anak, memberikan sosialisasi dan jika ada masalah, segera mengkonsultasikannya pada dokter gigi. Upaya itu juga termasuk program pemeriksaan ke dokter gigi enam bulan sekali.
9 2.2. Data Produk
(Lift The Flap Book), “Mama, Gigiku Hilang ?!” adalah judul yang diberikan untuk buku yang membahas mengenai Kesehatan Gigi dan mulut pada anak – anak dengan pendekatan lift the flap.
Spesifikasi
Berikut adalah spesifikasi untuk buku “GIGI”
Nama
: (Lift The Flap Book), “Mama, Gigiku Hilang ?!”
Jenis
: Buku berjendela mengenai Gigi
Ukuran
: 22.5 cm x 22.5 cm
Jumlah Halaman
: 13 halaman
Bahasa
: Indonesia
Buku ini dirancang khusus agar menumbuhkan minat baca anak – anak yang duduk di bangku sekolah dasar khususnya pada umur 4 – 9 tahun. Dengan ilustrasi yang menarik, dengan pendekatan lift the flap dan pewarnaan yang cerah, buku ini bukan hanya ditujukan untuk menambah minat baca anak – anak, namun juga untuk menambah kreatifitas dan pengetahuan anak.
Unsur lainnya yang terdapat dalam buku ini adalah kehadiran sebuah maskot yang berfungsi sebagai pemandu. Pemandu tersebut divisualkan sebagai Gigi,
10 icon gigi dipilih karena langsung mengena pada inti dari buku ini, selain itu bentuk gigi sendiri mudah dikenali oleh anak – anak.
Ilustrasi tokoh pemandu ini dibuat lebih hidup seperti tubuh anak – anak agar terasa lebih familiar dan menarik dimata anak – anak. Semua ini dibuat sedemikian rupa sehingga anak – anak dapat beriknteraksi dengan apa yang ada di dalam buku.
Dengan alasan bahwa buku ini ditujukan untuk anak – anak, maka isi dari buku ini disesuaikan dengan pengetahuan – pengetahuan umum mengenai gigi dan mulut pada anak – anak.
Topik – topik yang akan dibahas di dalam buku ini, antara lain :
* Mengenal mulut
Pengenalan terhadap bagian – bagian dari mulut,
* Mengenal gigi dan keluarganya
Pengenalan terhadap jenis – jenis gigi, yaitu Gigi Susu dan Gigi Tetap, Perbedaan Gigi Susu dan Gigi Tetap
* Bentuk – bentuk gigi
Pengenalan terhadap bagian- bagian dari gigi dan bentuk – bentuk gigi ( gigi taring, gigi seri, gigi geraham)
11 * Penyakit Gigi
Macam – macam penyakit Gigi antara lain ; Plak, Kerowok gigi (karies), Gusi berdarah, Sariawan, Kanker mulut, Mulut berbau,
* Cara merawat Kesehatan Gigi dan Mulut
Berbagai cara menjaga kesehatan mulut dan gigi pada anak – anak, mulai dari memilih sikat gigi yang benar,cara menggosok gigi yang benar, kebiasaan menggosok gigi secara teratur, mengurangi makanan – makanan manis, rutin ke dokter gigi.
2. 3 Sasaran
Terdapat 2 sasaran yaitu Target Audience dan Target Market.
2.3.1 Target Audience
Primer
Target
: Anak -anak
Demografi
: - Usia
Geografi
: 4 – 9 tahun
- Jenis kelamin
: Laki – laki dan Perempuan
- Strata sosial
: Menengah Keatas
: - Domisili
: Perkotaan (Jabodetabek)
12 - Kepadatan
Psikografi
: - Gaya hidup
- Kepribadian
: Pusat kota
: Modern
:Kreatif dan Imajinatif
Sekunder
Target
: Para orang tua
Demografi
: - Usia
: Para orang tua yang memiliki anak
usia 4 – 9 tahun
Geografi
- Jenis kelamin
: Laki – laki dan Perempuan
- Strata sosial
: Menengah Keatas
: - Domisili
- Kepadatan
Psikografi
: - Gaya hidup
- Kepribadian
: Perkotaan (Jabodetabek)
: Pusat kota
: Modern
:Kreatif, Imajinatif, Edukatif dan
Perduli pada anaknya.
13 2.3.2 Target Market
Primer : Para Orang tua
Sekunder : Anak -anak
2.4 Pemilihan Media Menurut Mayke S. Tedjasaputra dalam bukunya yang berjudul, “Bermain, Mainan dan Permainan” (Grasindo, 2001) : ada 3 media yang bisa dijadikan bahan bacaan anak- anak yaitu buku, surat kabar, dan majalah. Yang paling digemari anak adalah buku, sedangkan surat kabar menempati urutan terakhir. Atas dasar inilah penulis memilih buku sebagai media yang tepat untuk menyampaikan pengetahuan bagi anak – anak. Sedangkan ‘buku’ sendiri artinya adalah kumpulan dari lembaran kertas, perkamen, atau bahan lainnya yang dijadikan satu dalam balutan sampul. (Wikipedia , 2005, http://en.wikipedia.org)
2.5 Buku Cerita Anak Mengutip perkataan Cipanti Putri (Mata Baca, 2003) buku cerita anak (bergambar) secara umum adalah sebuah bentuk yang ilustrasinya berperan penting dalam keseluruhan suatu cerita. Berdasarakan pada pegangan tersebut dapat dibedakan beberapa genre buku cerita bergambar diantaranya adalah : •
Baby Books
•
Picture Books
•
Early Picture Books
14 •
Easy Riders
•
Transition Books
•
Chapter Books
•
Middle Grade
•
Young Adult Pengelompokan ini berdasarkan kategori usia, jumlah halaman buku, jumlah
kalimat dan isi buku secara umum. Menyesuaikan dengan keempat hal ini, penulis memilih Picture Books sebagai genre buku yang akan dibuat. Picture Books umumnya berbentuk buku setebal 32 halaman, untuk anak usia 4 – 8 tahun. Naskahnya bisa mencapai 1500 kata, dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita. Buku anak pada genre ini bisa menggunakan lebih dari 1500 kata, biasanya sebagai persiapan bagi pembaca yang memasuki masa – masa puncak dalam spektrum usianya. Buku genre ini sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan yang luas dan beragam. Cerita non – fiksi dalam format ini bisa mencapai usia 10 tahun,dengan tebal sampai 48 halaman dan berisi hingga 2.000 kata dalam teksnya. Walau demikian buku (Lift The Flap Book), “Mama, Gigiku Hilang ?!” tidak seutuhnya menggunakan konsep Picture Books ini. Seperti pada jumlah halaman yang tidak mencapai 32 – 48 halaman melainkan hanya 12 halaman karena pertimbangan adanya ‘flap / jendela’. Hal ini dengan pertimbangan karena pada usia ini anak – anak lebih suka dengan sesuatu yang bisa mereka mainkan.
15 Jenis buku bergambar (picture books) untuk anak-anak Pada prinsipnya tampilan atau perwujudan picture books berusaha menampilkan teks dan gambar yang mampu mempengaruhi anak-anak untuk terlibat, mengundang mereka untuk berpetualang di da lam gambarnya. Ada beberapa jenis buku bergambar: 1. Buku bergambar dengan teks panjang 2. Buku bergambar dengan teks pendek (WPB/wordless picture books). 3. Buku bergambar tanpa teks. 4. Buku bergambar berlubang 5. Buku bergambar pop ups 6. Buku bergambar berlipat 7. Buku bergambar bersampul tebal
.
8. Buku bergambar bersampul bantal (untuk bayi) / buku mainan. 9. Buku bergambar bertekstur 10. Buku bergambar karton.
Semua jenis-jenis tersebut bisa diminati dengan tema apapun apakah jenis buku fiksi maupun non fiksi, karena hanya bersifat medium. Sedikit perkecualian pada buku mainan, karena bagi bayi seluruh inderanya akan aktif dengan cara memegang, meraba, melihat, menggigit, membanting dll sehingga dibutuhkan buku yang multifungsi tak sekadar dilihat dan dibaca.
16 Pengetahuan Umum tentang Picture Book
1. Buku Cerita Bergambar jangan disebut Cergam, karena oleh awam biasanya disamakan dengan komik. Di toko buku seringkali kedua jenis buku ini dicampuradukkan.
2. Bahan ; kertas, karton tebal, plastik, kain.
3. Ukuran : Normal, Mini, Midi, dan Maxi.
4. Bentuk : Persegi (pada umumnya), bulat, oval, bermacam-macan bentuk seperti rumah, mainan, d.s.b. karena itu disebut sebagai toy books.
5. Bentuk-bentuk khusus : pop-up, flip-book, participation book.
6. Early readers, Chapter book.
Picture Book dan Picture Story Book
Picture Book : buku konsep, buku yang mengajarkan warna, hitungan, d.s.b.
Picture Story Book : mengandung cerita berkesinambungan.
Tema / Isi Cerita
Tema yang dianggap untuk anak pada umumnya.
17 Tema masa kini (dulu dianggap tabu); kematian; keterasingan ; penyakit ; perceraian ; pluralisme ; rasisme, peperangan ; konflik ; dan tema-tema lain berkaitan dengan masalah masa kini.
Non fiksi yang sangat canggih sehingga dapat menjadi pengetahuan awal untuk orang dewasa sekalipun (Informational Picture Book).
Cerita Rakyat / Sastra Tradisional.
Cerita fiksi sejarah
Puisi
Biografi
Fantasi Modern termasuk fiksi ilmiah
llustrasi
Berbagai media : acrilik, cat air, collage, cat poster, cukilan kayu, cukilan batu, crayon, d.l.I.
Berbagai gaya : realisme, naturalisme, kubus, surealis, d.l.I.
18 2.6 Struktur atau anatomi buku.
Buku terdiri dari :
Badan buku (the body of the book), Yaitu bagian dalam buku yang ditutup oleh sampul. Badan buku ini terdiri dari halaman-halaman berisi teks dan gambar. Cara mengatur teks dan gambar ini disebut lay-out (tata letak). Jumlah halaman selalu kelipatan dari empat untuk kepraktisan melipat dan mengiris kertas. Badan buku terbalut oleh kulit buku (cover), sedangkan untuk buku yang lebih mewah, kulit buku ini masih ditutup lagi oleh book jacket (sampul) dan dikemas lagi dalam book case (kotak buku).
Di kulit buku bagian dalam direkatkan kertas-kertas yang disebut endpapers, yaitu bagian buku yang sekedar berfungsi sebagai hiasan. Gambar pada endpapers ini biasanya bercorak dekoratif, yang mengingatkan kita pada isi buku yang akan dibaca. Selanjutnya pada buku anak yang lengkap halaman pertama ialah halaman half-title, yang hanya berisi kalimat judul, yang dicetak kecil. Kemudian di balik halaman ini diikuti oleh 2 halaman kiri kanan, berisi judul, dinamai title page (titel pagina) yang biasanya dihiasi gambar. Pengaturan semua unsur tersebut dilakukan oleh seorang book designer (perancang buku).
2.7 Definisi Edutainment Mengingat ditujukan bagi anak – anak, penulis memilih edutainment sebagai konsep dasar buku. Edutainment didefinisikan sebagai sebuah bentuk dari hiburan yang dirancang untuk mendidik dengan menyenangkan (Wikipedia,2005, Edutainment, http://en.wikipedia.org)
19 2.8 Data Penyelenggara 2.8.1 PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia)
PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) merupakan satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di Indonesia. PDGI didirikan pada tanggal 22 Januari 1950 di Bandung, atau kini telah berusia lebih dari 50 tahun.
Pengurus Besar PDGI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta dan saat ini memiliki 12 Pengurus Wilayah dan 119 Cabang PDGI di seluruh Indonesia. (terlampir)
Pada Kongres PDGI XXI tahun 2002 dilaporkan bahwa jumlah total anggota PDGI yang tercatat di seluruh cabang adalah sebesar + 7000 anggota, atau merupakan 60% dari jumlah dokter gigi se-Indonesia. Belum semua lulusan dokter gigi terdaftar sebagai anggota PDGI, tetapi dengan akan diterapkannya sistem registrasi dokter gigi melalui Konsil Kedokteran Gigi Indonesia (KKGI) diharapkan jumlah anggota PDGI akan bertambah.
Ditingkat Internasional PDGI merupakan “country member” pada berbagai organisasi antara lain: 1. APDF/APRO (Asia Pacific Dental Federation/Asia Pacific Regional
20 Organizations) – Organisasi Dokter Gigi Regional 2. FDI (Federation Dentaire Internationale) – Organisasi Dokter Gigi se-dunia
Sejarah Singkat PDGI Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) atau Indonesian Dental Association (IDA) merupakan satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di Indonesia. PDGI didirikan pada tanggal 22 Januari 1950 di Hotel Savoy Homann Bandung.
2.8.2 Data Penerbit
Penerbit Gramedia mulai menerbitkan buku sejak tahun 1974. Buku pertama yang diterbitkan adalah novel Karmila, karya Marga T. Sedangkan untuk buku non-fiksi pertama adalah Hanya Satu Bumi, yang ditulis oleh Barbara Ward dan René Dubois (diterbitkan bekerjasama dengan Yayasan Obor). Yang kemudian disusul oleh buku seri anak-anak pertama Cerita dari Lima Benua, dan kemudian seri-seri yang lain.
Dengan misi “Ikut mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa serta masyarakat Indonesia” , Gramedia Pustaka Utama berusaha keras untuk menjadi agen pembaruan bagi bangsa ini dengan memilih dan memproduksi buku-buku yang berkualitas, yang memperluas wawasan, memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir.
21
Melalui pengalaman jatuh-bangun dan melihat kebutuhan pasar, Gramedia Pustaka Utama akhirnya mengkonsentrasikan diri untuk menggarap dua bidang utama, yakni fiksi dan non-fiksi. Bidang fiksi dibagi menjadi fiksi anak-anak dan pra-remaja, remaja, dewasa. Bidang non-fiksi dibagi menjadi humaniora, pengembangan diri, bahasa dan sastra Indonesia, bahasa Inggris/ELT, kamus dan referensi, sains dan teknologi, kesehatan, kewanitaan (masakan, busana), dsb.
2.9 Data Buku Pembanding Setelah mencari di berbagai toko buku besar di jakarta, sampai saat ini penulis belum menemukan buku serupa sebagai pembanding. Serupa dalam arti kata : sama – sama buku yang membahas tentang Gigi dan kesehatan mulut pada anak – anak, ditujukan untuk anak – anak dan dalam format flap book yang menarik khususnya secara visual. Walau demikian penulis memasukkan 2 buku sebagai referensi pembandingnya : 1. ‘HIU’, Lift The Flap Book
Buku ini dijadikan buku referensi pembanding oleh penulis karena konsepnya yang sama – sama edutainment (menghibur sekaligus mendidik) bagi anak –
22 anak. Buku ini memberikan pengetahuan baru bagi pembacanya mengenai seluk beluk ikan Hiu
2. WOODLAND , HUTAN, Lift the flaps – 60 flaps
Buku ini referensi pembanding oleh penulis karena konsepnya yang sama – sama edutainment (menghibur sekaligus mendidik) bagi anak – anak. Buku ini memberikan pengetahuan baru bagi pembacanya mengenai Hutan dan makhluk hidup yang terdapat di Hutan. 3. Brush Your Teeth Please Pop-Up (Hardcover)
Buku ini sebagai buku pembanding oleh penulis karena memiliki topik / tema yang sama yaitu mengenai Gigi. Buku ini berbentuk pop up dan ditujukan untuk anak – anak berumur 4 – 8 tahun
23 4. Brushing My Teeth! (Board book)
Buku ini ditujukan untuk anak – anak berusia 4 – 8 tahun dan berisi tentang bagaimana memiliki gigi sehat dan senyum yang cemerlang, seberapa sering anak- anak harus menyikat gigi dan bagaimana cara yang benar untuk menyikat gigi dan beberapa informasi lainnya. 5. How Many Teeth
Buku ini digunakan sebagai referensi dalam membuat naskah Tugas akhir ini karena mempunyai topik yang sama namun berbeda media penyampaiannya.
2.10 Karakteristik Produk Karakterisitik Produk : •
Edukatif / Mendidik : melalui informasi – informasi yang dipaparkan
•
Menghibur : melalui flap flap (jendela) yang bisa dibuka,cara penuturan informasi, serta visual yang penuh ilustrasi – ilustrasi menarik dalam nuansa ceria dan format buku yang unik.
24 2.11 Analisa S.W.O.T
Strength
o Dengan menampilkan ilustrasi yang menarik, diharapkan anakanak dapat terus membacanya dan melihat isi buku tanpa bosan. o Buku dengan jendela (lift the flap) sebagai bentuk interaksi pada anak – anak o Dapat berfungsi sebagai alat permainan o Dapat digunakan sendiri maupun bersama teman o Informasi yang mudah dimengerti
Weakness
o Harganya yang sedikit mahal o Isi buku terdapat bagian – bagian yang memungkinkan interaksi, bagian – bagian tersebut mungkin dapat lepas sehingga mudah hilang
Opportunitty
o Pangsa pasar masih terbuka lebar o Buku jenis serupa dengan terbitan asli Indonesia masih jarang ditemukan.
o Kompetitor buku sejenis belum ada, dan jikalau ada merupakan buku import dengan bahasa Inggris.
25 Threat
o Kompetitor buku – buku luar negeri yang sudah lebih banyak beredar