BAB 1V HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN 4.1
Gambaran Umum Program Kenapa Ya Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai Strategi
dalam editing program ”Kenapa Ya” di MNC TV untuk meningkatkan rating dan share periode Maret 2010. Data tersebut diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan Andri Febriantoro selaku produser, Edward Chandra selaku Pimpinan Produksi, dan Tofani Wicaksono sebagai penyunting gambar, di MNC pictures, Kompleks MNC tower, gedung High End Lt3, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya,bahwa strategi komunikasi menurut Prof. Drs.Onong Uchjana (Ilmu teori dan filsafat komunikasi), berarti (planning) komunikasi dan management (pelaksanaan) komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan strategi editing merupakan tahapan untuk membuat suatu tayangan, setelah semuanya telah dipersiapkan dengan matang baik dari gambar dan suara, untuk menghasilkan suatu tayangan yang menarik bagi pemirsa dan memperoleh rating dan share yang maksimal. PT. MNC Pictures merupakan anak perusahaan dari PT MNC yaitu salah media terbesar yang menaungi RCTI, MNC TV, Global TV, Trijaya Network,
56
57
ARH Global, seputar Indonesia dan sebagainya. PT. MNC Pictures merupakan bagian dari MNC group yang dipimpin oleh Bapak Harry Tanusoedibyo, dan ditahun 2005 resmi melakukan produksi perdana. MNC pictures mempunyai misi menjadi production house terdepan yang mengandalkan kualitas serta selalu inovatif dalam membuat programnya, baik itu drama, non drama, serta film. Gambar logo MNC Pictures
Gambar.01 4.1.1. Program Kenapa Ya di MNC TV Program ”Kenapa Ya” dibuat awal tahun 2010, tepatnya pada bulan Januari 2010. Program yang berjenis feature ini dibuat sebagai tayangan informasi yang menyuguhkan tampilan berbeda. Kurangnya tayangan anak dimedia televisi yang mendidik menjadi dasar dari pembuatan tayangan ini. Maka jadilah program Kenapa Ya dengan visi misi memberikan informasi tentang dunia anak dan dinamikanya. Seperti yang disampaikan oleh Andri Febriantoro, Produser berikut ini : ”Konsep awalnya dari program Kenapa Ya ini adalah sangat sederhana yaitu ingin memberi warna baru dalam tayangan anak. Karena kebanyakan program anak yang tayang saat ini kurang begitu mendidik. Sementara program yang kami suguhkan selain mendidik dan tidak bersifat menggurui tapi dikemas secara menarik. Selain itu disini kami berusaha mengenalkan pada anak bagaimana membuat belajar itu sebagai
58
hal yang menarik dan bukan yang membosankan. Program Kenapa Ya ditayangkan setiap hari pukul 06:30 – 07:00 WIB.”50
Selain memberikan informasi tentang pendidikan untuk anak serta dinamikanya, program ini juga mengajarkan bagaimana berprilaku yang baik dilingkungan sosial serta tips – tips seputar aktifitas anak.
Gambar logo Kenapa Ya
Gambar. 02 Ditayangkan setiap senin sampai jumat pukul 06:30 wib memiliki segmentasi anak – anak dengan rentang usia 5-10 tahun. Sedangkan waktu penanyangannya merujuk kepada waktu kebiasaan anak– anak dalam menonton televisi sebelum mereka memulai aktivitas sekolah. Dalam setiap penanyangannya rating Kenapa Ya tidak terlalu bagus, paling tinggi pernah mencapi 0,8 dan sharenya 9,7. Walalupun demikian yang menarik dari program ini adalah informasi mengenai tentang pendidikan anak serta dinamika didalamnya. Tak ketinggalan seputar tips serta memberi contoh mana prilaku yang baik dan tidak.
50
Hasil wawancara dengan Andri Febriantoro, 9 November 2010
59
Informasi yang diberikan oleh ”Kenapa Ya” terbilang sesuai dengan apa yang anak – anak butuhkan yaitu seputar pelajaran disekolah,mulai dari IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris.
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan (planning) Peneliti mengacu pada kerangka pemikiran dalam strategi atau manajemen suatu program tayangan. Perencanaan merupakan awal konsep sebelum melakukan sesuatu, guna arahan suatu kinerja, agar berjalan dengan baik dan lancar. Hal seperti inilah yang dilakukan ”Kenapa Ya” dalam merencanakan kinerja mulai dari awal konsep. Dalam menguraikan hasil penelitian, program ”Kenapa Ya” melakukan hal sebagai berikut : Tujuan penyuntingan gambar, tahapan-tahapan perencanaan penyuntingan gambar. 1. Tujuan Penyuntingan Gambar Menurut Andri Febriantoro selaku Produser, penyuntingan gambar program ”Kenapa Ya” memiliki tujuan untuk menghasilkan sebuah tayangan yang baik secara keseluruhan baik dari gambar dan kemasan program itu sendiri sehingga dapat menarik perhatian pemirsa dan pemasang iklan. Selain itu dalam penyuntingan gambar program ”Kenapa Ya” ada hal – hal yang masih harus diperhatikan tidak hanya pada gambar saja, namun efek audio dan video yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan. Seperti yang disampaikan oleh Tofani Wicaksono, editor ”Kenapa Ya”. ”Pertama kali lihat terlebih dahulu hasil dari syutingan gambar dilapangan. Kedua perhatikan rundown dan narasi yang ada. Ketiga penggunaan efek visual dan
60
audio termasuk transisi itu diperbolehkan tapi jangan berlebihan karena juga bisa membuat orang enggan menonton.”51
Dalam periode Maret 2010 program Kenapa Ya yang dilakukan tidak hanya sebatas memberikan tampilan gambar yang indah dan bagus. Namun juga membuat alur cerita menurut narasi yang telah ada dalam bentuk paket informasi. Hal ini memang sulit dilakukan bila dalam proses penyuntingan gambar hanya sebatas mengandalkan kreatifitas belaka. Tetapi untuk menyampaikan informasi yang memiliki alur cerita maka penyunting gambar harus memiliki logika dalam melakukan penyuntingan gambar. Yang pasti tujuan akhirnya adalah agar program ”Kenapa Ya” ini bisa dinikmati oleh pemirsa, karena itu tanggung jawab kita untuk memberikan informasi yang sejelas- jelasnya kepada masyarakat.
2. Tahapan – Tahapan Perencanaan Penyuntingan Gambar Pada periode Maret 2010 yaitu episode 30 sampai dengan 51, kegiatan dalam penyuntingan gambar program Kenapa Ya dilakukan sangat matang dan terencana, tentunya dengan tujuan untuk memperoleh hasil penyuntingan gambar yang memuaskan agar tidak ada tahapan-tahapan dalam proses penyuntingan gambar yang terlewat sedikitpun. Juga agar proses penyuntingan gambar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Proses penyuntingan gambar pada program Kenapa Ya menggunakan sistem editing non-linear dengan menggunakan Avid Media Composer 3.0. Tofani Wicaksono selaku penyunting gambar Kenapa Ya dalam wawancaranya dengan 51
Hasil wawancara dengan Tofani Wicaksono, 5 November 2010
61
penulis mengatakan bahwa kenapa menggunakan software Avid Media Composer 3.0, karena rilis terbaru tersebut sudah support dengan file data maupun plug-in yang melengkapi dari rilis terdahulu. Andri Febriantoro selaku produser yang bertanggung jawab terhadap program Kenapa Ya dalam wawancaranya dengan penulis menjelaskan bahwa sebelum penyuntingan gambar, tim produksi Kenapa Ya memiliki tahapan yang harus mereka lakukan. Seperti memlihat secara keseluruhan (preview) materi gambar yang telah disyuting, setelah itu mencatat timecode untuk di loading, semua itu dlakukan oleh pimpinan produksi. Seperti yang disampaikan oleh Andri Febriantoro, produser ”Kenapa Ya”. ”Tahapan awalnya adalah pimpinan produksi mempreview atau mengecek kembali kaset hasil shooting dimonitor sambil mencatat time code shot yang dibutuhkan. Baru kemudian proses capture and digitizing kekomputer. Seperti program magazine dan feature lainnya, editing program Kenapa Ya bersifat dinamis, dimana pergantian gambar yang variatif dan hanya beberapa tales. Selain itu narasi yang kita buat harus berkesinambungan dengan gambar. Pemilihan scoring musik, stressing, serta penambahan grafis juga sangat detail.”52
Dalam tahap perencanaan penyuntingan gambar program Kenapa Ya editor diberi kebebasan dalam menentukan jenis scoring musik yang digunakan serta penambahan efek audio nya. Penggunaan efek visual, efek audio, serta angle-angle yang digunakan yang akan dipakai dalam program ini juga harus dipikirkan pada saat perencanaan penyuntingan gambar. Hal itu diperlukan agar dalam tahapan editing lebih terkonsep, dan waktu yang dipakai lebih efisien.
52
Hasil wawancara dengan Andri Febriantoro, 9 November 2010
62
3. Rating dan Share MNC TV adalah televisi yang sasaran nya kalangan kelas menengah dan sasaran nya adalah keluarga Indonesia. Untukmengetahui apakah benar pemirsa yang diharapkan itu menonton televisinya atau tidak, juga seberapa banyak pemirsa yang menonton program acara tertentu, hal tersebut dapat dilihat melalui rating MNCTV, program ”Kenapa Ya” pada periode Maret 2010 sempat menyentuh rating 0,8 dengan share 9,7. Untuk tayangan pagi hari, dengan pencapain itu cukup lumayan walau tidak terlalu baik. Untuk sebagian besar TV nasioanl, rating dan share menjadi sebuah pertimbangan dalam menentukan keberlangsungan suatu program. Untuk itu upaya yang dilakukan agar rating dan share nya tetap stabil maka strategi yang dilakukan adalah selalu memberi sentuhan ide-ide baru yang dituangkan dalam bentuk penambahan grafis disetiap shot yang dianggap perlu. (hasil rating dan share program Kenapa Ya selama periode maret 2010 dapat dilihat dilampiran).
4.2.2 Pengorganisasian (organizing) Program Kenapa Ya di MNC TV berada dibawah departemen produksi di MNC pictures. Produser Eksekutif
: Didi Ardiansyah
Produser
: Andri Febriantoro
Pimpinan Produksi
: Edward Chandra
Penulis Naskah
: Tim penulis
Juru Kamera
: Revo Rurut
63
Host
: Ninda + Rana
Penyunting Gambar : Tofani Wicaksono Penata Grafis
: Tim Grafis
Suatu program dapat berjalan dengan baik, disebabkan karena terdapat suatu pengorganisasian yang baikpula. Tim produksi, merupakan sebuah organisasi yang kecil, meskidemikian perlu pengaturan yang baik pula demi kelancaran program. Produser dengan pimpinan produksi ada komunikasi yang terjalin, begitu pula editor dengan asistennya. Dalam program ini, tim program ”Kenapa Ya” terdiri dari satu orang Produser dan satu orang Pimpinan Produksi. Dalam program Kenapa Ya yang berperan dalam penyuntingan gambar ialah semua tim produksi, baik itu pimpinan produksi, kreatif, penulis naskah, editor, akan tetapi semua kontrol sepenuhnya ada ditangan produser. 1. Penerapan Fungsi dan wewenang masing-masing jabatan Sebuah organisasi dapat berjalan, bila didalamnya memiliki fungsi dan tugas tersendiri, sehingga segala tujuan dapat tercapai. Begitu pula ”Kenapa Ya”, merupakan tim produksi yang terdiri dari beberapa orang. ”Kenapa Ya” memiliki strukur organisasi yang terdiri dari satu orang Produser satu orang Pimpro. Masing- masing memilki perannya, namun satu sama lain harus bekerja secara simultan demi keberhasilan suatu program. Seperti yang disampaikan oleh Edward Chandra, pimpinan produksi Kenapa Ya berikut ini. ”Secara keseluruhan pimpinan produksi bertanggung jawab pada produser, yaitu membantu pekerjaan seorang Produser, tugas dan kewenangannya merupakan pelimpahan dari produser dalam memproduksi tayangan Kenapa Ya seperti pengambilan
64
gambar dilapangan. Didalam proses pra produksi, produksi serta pasca produksi, pimpro melakukan tugas-tugasnya berdasarkan pelimpahan dari produser.”53
Untuk menghasilkan sebuah tayangan yang baik antara tim produksi dengan camera person juga harus ada komunikasi, karena padaa saat pengambilan gambar dimana objek-objek visual yang akan digunakan pada saat editing harus sesuai dengan yang dibutuhkan baik dari angle, komposisi, warna juga untuk kesesuaian narasi dengan gambar. Dan semua itu tergantung bagaimana koordinasi antara pimpinan produksi dengan camera person pada saat pengambilan gambar. Seperti yang disampaikan Edward Chandra berikut ini. ”Biasanya jika kami menemukan kendala dilapangan seperti naskah yang belum selesai dan sebagainya, kami akan melakukan strategi dengan melihat isi dari materi wawancara dengan narasumber, dengan begitu kami tidak kekurangan stok gambar. Sementara untuk nilai estetika nya kami berkoordinasi dengan camera person, mengenai angle serta komposisi shot yang dibutuhkan.”54
4.2.3 Penggerakan (actuating) Dalam proses penyuntingan gambar program ”Kenapa Ya” terdapat beberapa tahapan yang harus dijalankan sebelum sebuah program tersebut siap ditayangkan. Seperti yang disampaikan oleh Tofani Wicaksono,editor Kenapa Ya berikut ini : ”Setelah mendapatkan materi dari lapangan, dan termasuk dengan catatan timecode yang sudah dilakukan pimpro sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan capture serta digitizing/recording. Setelah itu gambar disusun dalam satu timeline yang menjadi keastuan dalam satu sequence. Setelah gambar dilengkap dengan music scoring, sound effect, serta grafis, maka langkah selanjutnya adalah finishing, setelah itu trimming dengan produser, quality control (qc) baru kemudian melakukan printing ke kaset dan siap ditayangnkan.”55 53
Hasil wawancara dengan Edward Chandra, 7 November 2010
54
Hasil wawancara dengan Edward Chandra, 7 November 2010
55
Hasil wawancara dengan Tofani Wicaksono, 5 November 2010
65
Dalam proses penyuntingan gambar program ”Kenapa Ya” editor tidak bekerja sendiri
namun ditemani oleh Pimpinan Produksi yang bersangkutan
karena segala kebutuhan tentang materi gambar baik dari shooting dilapangan, materi dari media lainnya seperti gambar diam (Jpeg), Pimpinan Produksilah yang mengetahui apabila editor membutuhkan gambar-gambar tersebut. Didalam proses penyuntingan gambar program ”Kenapa Ya” harus melalui tahapantahapan yang harus dilalui. 1. Melihat secara keseluruan / preview gambar (logging) Tahap Pertama adalah pra-editing yaitu langkah yang diambil sebelum melakukan penyuntingan gambar dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses penyuntingan gambar. Langkah tersebut adalah dengan melakukan preview pada gambar yang telah dishooting oleh camera person dan yang terdapat dalam kaset, lalu di time code, setelah selesai diserahkan kepada asisten editor untuk di capture. Proses preview gambar sangat penting karena memudahkan editor dalam menentukan gambar mana saja yang akan dicapture dan digunakan dalam program.
2. Memasukkan gambar kedalam komputer (capture) Setelah tahapan pra-editing selesai barulah masuk ketahapan berikutunya yaitu melakukan proses capture atau memasukkan gambar yang akan dipergunakan melalui VTR kedalam komputer berupa file data. Proses ini cukup memakan waktu yang banyak, karena prosesnya real time. Untuk menghemat waktu dan juga kapasittas penyimpanan file didalam komputer maka proses
66
capture ini hanya dilakukan pada gambar-gambar yang dipilih pada saat tahapan preview. Caranya adalah time code gambar yang ingin dicapture dari kaset yang telah dicatat, dicari terlebih dahulu. Setelah itu barulah melakukan proses batch capture / digitize. Dan begitu seterusnya hingga semua gambar yang dibutuhkan selesai di batch capture.
3. Off - Line Editing Selesai melakukan capture baik gambar hasil shooting maupun dari materi lain serta voice over untuk narasi, setelah itu penyuntingan gambar program Kenapa Ya selanjutnya adalah melakuka off-line editing. Pada tahapan ini narasi yang telah dicapture, di cutting dan diberi jarak sesuai dengan narasi yang dibuat oleh script writer.
Kemudian narasi dan gambar dipadukan, pada tahap ini
gambar masih bersifat kasar / rough cut. Pada proses off-line editing pergantian dari gambar yang satu ke yang lain bersifat dinamis agar pemirsa tidakjenuh pada saat menonton. Seperti yang disampaikan oleh Tofani Wicaksono, editor Kenapa Ya berikut ini : ”Dalam proses editingnya dibuat sedinamis mungkin, dimana pergantian gambar tidak terlalu lama serta variasi shot yang harus dijaga. Tidak lupa juga memberikan efek audio yang sesuai kebutuhan, misalnya VT yang dijelaskan oleh host atau narasumber harus dikuatkan dengan materi naskah.”56
A. Kesesuaian Gambar dengan narasi Untuk kesesuai gambar dengan narasi sangat dibutuhkan karena untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasny kepada pemirsa dan menunjukaan keadaan gambaryang sebenar-benarnya.
56
Hasil wawancara dengan Tofani Wicaksono, 5 November 2010
67
Pada saat penyuntingan gambar, narasi yang dibuat oleh penulis naskah terkadang tidak sesuai dengan gambar hasil shooting dilapangan,dalam hal ini pimpinan produksi memberitahu Produser mengenai langkah apa yang akan diambil, seperti yang disampaikan oleh Edward Chandra, Pimpinan Produksi Kenapa Ya berikut ini : ”Menurut saya selama gambar masih terlihat sesuai dengan narasi yang ada hal itu bukan suatu masalah akan tetapi jika sudah keluar dari narasi maka solusinya kita mencari stok shot gambar di internet atau bank data yang ada distudio atau solusi yang lain dengan memotong narasi nya.”57
B. Penggunaan shot-shot gambar yang sesuai Program Kenapa Ya yang bertujuan memberi informasi pendidikan untuk anak-anak. Pada saat pengambilan gambar, tim produksi Kenapa Ya memberikan tampilan gambar yang menarik sehingga menimbulkan kesan pemirsa untuk menyaksikannya. Seperti yang disampaikan oleh Edward Chandra, pimpinan produksi Kenapa Ya berikut ini: ”Dalam pengambilan gambar, kami selalu mem-breakdown nya sebelum dilakukan proses shooting, sehingga dari shot list yang kita butuhkan dapat dieksekusi dengan baik dilapangan.”58
Dalam menentukan angle maupun komposisi shot, tim produksi Kenapa Ya selalu berusaha memberikan gambar yang baik. Misalnya ketika dalam suatu episode mengenai wahana air atau kolam renang, maka diusahakan set yang ada tidak terlihat biasa dengan pengolahan pengambilan gambar. 4. Online Editing
57
Hasil wawancara dengan Edward Chandra, 7 November 2010
58
Hasil wawancara dengan Edward Chandra, 7 November 2010
68
Proses on-line editing dilakukan setelah gambar dan narasi sudah terisi semua yang juga disertai ilustrasi musik. Disini peran editor mengkoreksi shot satu persatu, jika ada gambar yang baik dari komposisi dan pencahayaannya yang kurang maka dilakukan teknik grading color atau yang disebut color correction. Penggunaan transisi gambar juga dilakukan disini apabila ada perpindahan gambar yang kurang enak dilihat maupun untuk memperindah perpindahan itu sendiri. a. Kesesuaian penggunaan efek audio Tofani Wicaksono menjelaskan bahwa efek audio adalah efek suara yang gunanya untuk mendukung tampilan gambar serta memberi stressing suatu shot. Dalam program Kenapa Ya editor diberi kebebasan dalam menentukan scoring musik ilustrasi serta efek audio yang dibutuhkan. Kenapa hal ini dilakukan karena editor yang membangun mood suatu tayangan sehingga pada akhirnya setelah berkoordinasi dengan produser maka diharapkan akan memberikan hasil yang baikpula. Musik ilustrasi yang digunakan diprogram ini biasanya adalah musik yang bersifat instrument atau minus one atau tidak menutup kemungkinan dengan musik dari suatu lagu yang bit nya sesuai dengan kebutuhan. Seperti yang disampaikan oleh Tofani Wicaksono , editor Kenapa Ya berikut ini : ”Dalam memilih jenis musik ilustrasi serta sound effect, yang saya lakukan adalah melihat dari susunan suatu scene yaitu berupa gambar serta narasi yang ada. Misalnya ketika suatu secene bertutur tentang perjalanan maka saya akan menempel musik yang ceria dan bernuansa up beat yang dapat mendukung dari isi keseluruhan scene tersebut.”59
59
Hasil wawancara dengan Tofani Wicaksono, 5 November 2010
69
Dengan memberikan musik ilustrasi dalam program ”Kenapa Ya” maka akan memberikan suatu mood tersendiri bagi pemirsa sehingga tidak terpaku dengan narasi dan gambar saja. Dengan menampilkan beragam musik yang dinamis program ”Kenapa Ya” jadi begitu melekat buat pemirsanya.
b. Kesesuaian penggunaan efek Video Efek visual yang digunakan dalam program ”Kenapa Ya” pada periode Maret 2010 ini bertujuan untuk memperindah dan memberi daya tarik sendiri buat pemirsa. Seeperti yang disampaikan oleh Tofani Wicaksono, editor ”Kenapa Ya” berikut ini: ”efek video adalah suatu efek suara yang gunanya untuk mendukung tampilan gambar uuntuk terlihat lebih jelas dan memperindah gambar, misalnya grading color.”60
Memperjelas informasi pada program ”Kenapa Ya” dilakukan dengan cara memberikan title pada gambar. Title ini berisikan informasi-informasi yang dirasa sangat penting misalnya keterangan lokasi, tentang pelajaran yang dibahas dan sebagainya. Selain memberikan title pada gambar, editor juga mencoba memberikan keterangan pada saat narasumber memberikan keterangan, tentang apa yang dibicarakan sehingga pemirsa khususnya adik-adik dapat mengerti mengenai materi tayangan. Seperti yang disampaikan oleh Tofani Wicaksono, editor Kenapa Ya berikut ini:
60
Hasil wawancara dengan Tofani Wicaksono, 5 November 2010
70
” Dengan adanya efek visual, selain dapat menerangkan hal yang tidak dapat terwakili gambar hasil shooting, juga dapat membuat materi tayangan lebih menarik. Kita dapat melihat gambar hasil shooting dilapangan, dan sari sanalah kita dapat menemukan ide bagaimana efek visual dapat digunakan sesuai yang dibutuhkan.61
Gambar. 03
Gambar. 05
Gambar. 04
Gambar. 06
c. Penggunaan efek trasisi audio Dalam wawancaranya bersama penulis Tofani Wicaksono mengatakan transisi ialah sbeuah cara yang biasa digunakan untukmenjembatani antara footage yang satu dengan yang lain atau audio yang satu dengan audio berikutnya agar perpindahannya halus. Sedangkan transisi audio ialah transis yang digunakan 61
Hasil wawancara dengan Tofani Wicaksono, 5 November 2010
71
untuk perpindahan audio ataupun untuk memperhalus besar kecilnya suara yang dihasilkan. Seeperti yang disampaikan oleh Tofani Wicasono, editor ”Kenapa Ya” ”Transisi audio sebagai perpindahan antara audio satu dengan audio berikut agar terdengar halus misalnya pergantian baksound musik agar tidak patah kedengarannya maka diberi transisi audio. Selain itu transisi audio juga dapat digunakan pada perbedaan audio yang secara mendadak.”62
d. Penggunaan efek transisi visual Tofani Wicaksono selaku penyunting gambar program Kenapa Ya dalam wawancaranya dengan penulis menjelaskan bahwa transisi visual adalah cara menjembatani antara footage yag satu dengan yang lain. Selain itu juga transisi visual memiliki tujuan yang lainnya. ”Transisi visual ialah perpindahan antara gambar yang satu dengan gambar berikutnya misalnya shot tampak luar ruangan kemudian berganti shot tampak dalam ruangan agar tidak kaget pergantiannya diberi transisi video, menjelaskan perubahan sequence atau scene.”
Penggunaan transisi visual pada program ”KenapaYa” lebih banyak bertujuan untuk menjelaskan perpindahan tempat dan menghindari jumping shot. Selain itu juga berfungsi untuk perubahan sequence maupun scene. Untuk perpindahan tempat, perpindahan waktu, dan menghindari jumping shot maka penyunting gambar menggunakan transisi visual berjenis dissolve. Transisi ini memiliki ciri membuat dua buah footage berubah secara perlahan-lahan menghilang sedangkan footage brikutnya perlahan-lahan muncul. Proses on-line sudah selesai semua maka langkah terakhir ialah mixing audio, dimana proses ini untuk mengatur besar kecilnya suara agar seimbang, sehingga tidak ada suara yang levelnya diluar standar penayangan. Setelah proses 62
Hasil wawancara dengan Tofani Wicaksono, 5 November 2010
72
mixing selesai maka programKenapa Ya yang selesai diedit bisa langsung di print to tape / transfer kaset betacam.
4.2.4 Pengawasan (controlling) Proses penyuntingan gambar ialah proses terakhir dalam produksi suatu tayangan. Biasanya produser memiliki kewenangan penuh dalam hal ini, karena produser akan bertanggung jawab pula pada atasannya. Hasil tayangan yang baik dan berkualitas dapat dibantu pula dalam proses editing dan disini produser ”Kenapa Ya” sangat memberikan kebebasan dalam memunculkan ide atau kreatifitas dalam program ini. Seperti yang disampaikan oleh Andri Febriantoro ”Tentu saja editor diberi kebebasan dalam berkereatifitas akan tetapi kontrol utama tayangan ini ada ditangan produser. Disini editor memberi input dan mengakomodir keinginan Produser.”63
Dalam pengawasan penyuntingan gambar program Kenapa Ya, produser sangat memperhatikan dari awal sampai akhir acara, yang gunanya untuk memperkecil kesalahan, baik penempatn gambar yang harus sesuai dengan narasai atau dalam memberi keterangan tentang materi program. Pada saat finishing program, editor, produser, dan pimpinan produksi terlibat karena untuk menghindari kesalahan pada saat editing dan untuk menghasilkan program dengan baik dan menraik perhatian pemirsa. Hasil dari evaluasi menjadi dasar perbaikan untuk diepisode selanjutnya, evaluasi itu tidak hanya dari detil pengambilan gambar atau proses penyuntingan gambar tetapi evaluasi itu menjadi dasar untuk ide-ide pada tema berikutnya. 63
Hasil wawancara dengan Tofani Wicaksono, 5 November 2010
73
4.3
Pembahasan Setelah menghimpun semua data-data yang ada pada hasil penelitian,
maka penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan kerangka pemikiran dan teori-teori yang diguinakan sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada. Target audien program Kenapa Ya adalah sesuai dengan target audien MNC TV yaitu CDE dengan target semua kalangan. Sehingga pemilihan penayangan program Kenapa Ya setiap hari pukul 06:30 wib cukup beralasan dengan target penontonnya yang menjangkau hampir semua kalangan. Manajamen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen semua usaha akan sia – sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit, dalam karangan Hani Handoko, Manajemen (edisi kedua) dijelaskan ada tiga alasan utama yang diperlukan dalam manajemen. 1. Untuk mencapai tujuan . 2. Untuk mencapai keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Dalam penyuntingan gambar program Kenapa Ya sangat berpengaruh pada hasil tayangan program yang baik agar supaya menarik perhatian pemirsa sehingga dapat menghasilkan rating dan share yang tinggi. Berarti di dalam strategi penyuntingan gambar ”Kenapa Ya”, memerlukan manajemen, baik untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan dan mencapai efisiensi dan efektifitas. Hal tersebut terdapat pada strategi editing program Kenapa Ya di MNC TV dalam
74
upaya
meningkatkan
rating
dan
share
yang
meliputi:
Perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan. Yang dimaksud perencanaan adalah usaha- usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain demikian dikatakan oleh George R Terry. Tahap perencanaan editing dilakukan untuk menentukan apa-apa saja yang ingin dilakukan dalam prose editing program ”Kenapa Ya”. Merencanakan sebuah kegiatan dalam editing harus sangat matang dan jelas tentunya dengan tujuan untuk memperoleh hasil editing yang memuaskan agar tidak ada tahapan-tahapan dalam proses editing yang terlewat sedikitpun. Juga agar proses editing sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan . Dalam editing program ”Kenapa Ya” diawali dengan pemilihan gambar yang dilakukan oleh pimpinan produksi setelah melakukan syuting dilapangan, setelah itu memilih jenis ilustrasi musik apa yang akan digunakan dalam episode kali ini, tidak lupa efek atau tambahan grafis yang akan digunakan dalam program ”Kenapa Ya” pada episode ini agar menarik perhatian pemirsa. Program ”Kenapa Ya” berisi informasi mengenai pendidikan untuk anak baik materi pelajaran disekolah maupun mengenai pengetahuan lingkungan. Berkaitan dengan program ”Kenapa Ya” di MNC TV berarti dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai pendidikan untuk anak, dan ini berhubungan dengan fungsi televisi yang ditulis dalam karangan Effendy, Onong Uchjana ”ilmu komunikasi dan praktek”
75
Tentu jelas fungsi televisi diantaranya”64 1. Sebagai penerangan 2. Sebagai pendidikan 3. Sebagai hiburan Dari hasil penjabaran diatas bahwa program ”Kenapa Ya” mengacu pada fungsi media itu sendiri bahwa unsur penting program ”Kenapa Ya” adalah memberikan informasi melalui tayangan sebagai refrensi bagi pemirsa yang ingin mengetahui tentang dunia pendidikan anak. Bahwa setelah mengamatai secara seksama, program ”Kenapa Ya” berjalan sesuai dengan tahapan – tahapan yang telah disepakati bersama oleh tim produksi ”Kenapa Ya” dimana didalamnya terdapat produser, pimpinan produksi, penulis naskah pada saat proses editing. Pengorganisasian menurut George R Terry adalah menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja yang tersusun rapi, sehingga setiap bagian merupakan satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi. Pada tahap ini tim Kenapa Ya sudah mulai bergerak untuk bekerja berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Andri Febriantoro selaku produser Kenapa Ya selalu berkomunikasi baik dengan pimpinan produksi maupun dengan editor pada saaat penyuntingan gambar. Dan disini Produser bereperan sebagai pengambil keputusan pada saat editing mengenai soundbite narasumber yang akan dipakai dan hal-hal yang tidak perlu dimasukkan kedalam program contohnya narasi yang tidak sesuai dengan tema. Dan penulis mengamati
64
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,1984, hal27-30.
76
bahwa Andri Febfriantoro selaku produser program ”Kenapa Ya” memberikan kebebasan kepada pimpro seperti pada saat pengambilan gambar dilapangan. Dan editor diberi kesempatan untuk berkreatifitas, namun tetap produser mengontrol itu semua. Dan disini penulis mengamati peran pimpro pada saat proses editing sangat membantu editor yang bersagkutan. Apabila editor membutuhkan gambar yang diperlukan, Edward Chandra selaku Pimpro selalu siap untuk membantu. Penulis mengamati untuk strategi editing program Kenapa Ya yang dilakukan editor sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh produser pada saat koordinasi sebelumnya. Tahap pertama dalam proses editing program Kenapa Ya adalah praediting, yaitu langkah yang diambil sebelum melakukan editing dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses editing. Langkah tersebut adalah dengan melihat secara keseluruhan (preview) pada hasil materi syuting yang terdapat didalam kaset lalu di timecode yang nantinya diserahkan kepada editor untuk dicapture dan digitizing. Pada saat pra-editing penulis mengamati peran pimpro sangat membantu sekali editor karena hasil syutingan telah di timecode semua sehingga mempermudah pekerjaan editor dalam merekam gambar kedalam komputer dan sekaligus mengefisiensikan waktu pengerjaan dan penggunaan hardisk. Setelah proses capture/digitizing selesai, proses selanjutnya adalah off-line editing. Pada proses ini pergantian gambar dibuat secara dinamis namun sesuai kebutuhan, ini merupakan salah satu strategi editing program Kenapa Ya dengan tujuan agar penonton dapat menikmati dan tidak cepat bosan dalam menonton.
77
Menurut Zettl dalam buku “Television Production Handbook” menggabungkan bagian-bagian shot , ini merupakan pekerjaan editing yang paling sederhana, yaitu dengan cara mengaitkan gambar-gambar atau video yang bervariasi bersama-sama kedalam sequence yang tepat. Ini artinya didalam editing kita dapat memilih shot mana saja yang sekiranya sesuai untuk saling digabungkan satu dengan berikutnya. Program
“Kenapa
Ya”
yang bertujuan
menginformasikan
dunia
pendidikan anak saat ini. Dalam pengerjaan editing “Kenapa Ya” selain narasi yang harus sesuai dengan gambar agar tidak membingungkan pemirsa, disini tim produksi Kenapa Ya juga memberikan tampilan shot maupun angle yang menarik sehingga menimbulkan minat pemirsa untuk melihatnya. Ketika narasi sudah terisi gambar semua disertai dengan ilustrasi musik, langkah selanjutnya ialah online editing. Gambar yang telah telah rapi diperiksa satu persatu apabila ada gambar yang gelap bisa diterangi dengan color grading. Apabila ada gambar maupun audio yang kurang enak, dapat diperhalus dengan transisi. Penulis mengamati pada saat pemberian efek dan transisi terutama pada visual yang dilakukan oleh editor sudah sesuai yang diinginkan oleh produser. Dan untuk pemilihan ilustrasi musik yang gunanya untuk mendukung tampilan gambar sudah sesuai dengan tema yang diangkat. Langkah terakhir ialah mixing audio, dimana proses ini untuk mengatur besar kecilnya suara agar seimbang, sehingga tidak ada suara yang levelnya diatas normal atau dibawah normal.
78
Menurut M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S dalam bukunya ”Bikin film indie itu mudah” tahapan-tahapan dari penyuntingan gambar yang terdiri dari logging, capture,off-line, on-line dan mixing. Penulis mengamati bahwa strategi editing program Kenapa Ya sudah sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada. Menurut George R Terry Pengawasan adalah tugas untuk mencocokan sampai dimanakah program atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan sebagaimanan mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang dikehendaki. Pengawasan dilakukan untuk melihat seberapa jauh kinerja dan efektifitas tim produksi ”Kenapa Ya” yang bertujuan agara tidak terjadi hambatan dalam proses editing program ”Kenapa Ya”. Dan apabila terjadi hambatan, melalui pengawasan dapat memperkecil dampak kesalahan yang terjadi. Dalam strategi editing program Kenapa Ya pengawasan dilakukan terhadap pemilihan shot agar berkesinambungan dengan narasi serta dalam penggunaan efek dan transisi baik untuk visual maupun audio. Menurut M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S dalam bukunya ”Bikin film indie itu mudah” untuk mengontrol hasil editing dilihat dari shot menurut fungsinya ialah: 1. Fungsional (shot difungsikan secara jelas) 2. Struktural (berkaitan dengan ketepatan posisi sebuah shot) 3. Proporsional (berkaitan dengan panjang-pendeknya durasi sebuah shot) Penulis mengamati bahwa strategi editing Kenapa Ya menitik beratkan pada shot gambar yang harus sesuai dengan narasi ditambah dengan penggunaan efek dan transisi serta grafis yang sesuai dengan kebutuhan.
79
Dari hasil pengamatan penulis terhadap hasil rating dan share program Kenapa Ya dalam periode Maret 2010 episode 30 sampai dengan episode 51 adalah mengalami peningkatan dalam setiap episodenya, rata-rata program tersebut mendapat rating 0,4 – 0,8 sedangkan share rata – rata 4,0 sampai 9,7 . Dan penulis melihat bagaimana strategi editing program Kenapa Ya” yang meliputi pemilihan ilustrasi musik, pengambilan shot, adanya tambahan grafis, serta kesesuain antara narasi dan gambar pada periode Maret 2010 semakin membaik. Walaupun perolehan rating nya naik turun, namun program Kenapa Ya bisa dikatakan mencapai cukup baik karena dibanding acara sejenis pada jam tersebut, program ini bisa dibilang stabil. Planning (perencanaan) Organizing (pengorganisasian) Strategi Editing
Actuating (penggerakan) Controlling (pengawasan)
Target Rating 0,8 – 2,5
Tercapai Bagan.01